SOAL LATIHAN UJIAN MID APB 1. Bagi Suprapto Adi Deputy Director Sales Marketing Otomotif PT ABC perbaikan kinerja dalam proses bisnis merupakan sesuatu yang sangat penting. Dalam sebuah pertemuan tahunan PT ABC melakukan tinjauan terhadap kinerja mereka dalam 3 tahun terakhir. Fakta yang cukup mengejutkan dalam pertemuan tersebut adalah ternyata perusahaan mengalami penurunan kinerja dibandingkan dengan kompetitor mereka. Penjualan menurun dan kondisi finansial perusahaan memburuk. Oleh karena itu, rapat memutuskan bahwa mereka perlu segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah-masalah ini. Tapi pertanyaan yang langsung mengemuka adalah, dari mana perusahaan harus mulai? Berikan gambaran secara umum, langkah-langkah apa yang harus dilakukan perusahaan ABC dalam melakukan proyek peningkatan kinerja? 2. You can’t manage what you can’t measure, ada 5 sistem pengukuran kinerja yaitu: waktu, kualitas, biaya, fleksibilitas dan reliabilitas. Berikan contoh ukuran kinerja seorang administrasi kantor yang memegang sistem informasi data perusahaan, mengacu pada 5 sistem pengukuran kinerja tersebut! 3. PT. Sumber Laras adalah perusahaan yang bergerak di bidang pangan, salah satunya adalah minuman jelly. Permasalahan yang terjadi adalah target produk tidak standar produk jelly sebesar 0.05 % dari produk total tiap bulannya sedangkan rata-rata produk tidak standar untuk tiap bulannya adalah sebesar 1.6 % dari produk total. Hal ini menunjukkan bahwa target produk tidak standar hampir tidak pernah terpenuhi. Data jenis cacat dapat dilihat pada Tabel berikut: No Jenis Cacat Jumlah Cacat 1 2 3 4 5
Cacat seal
4.373
Kemasan berkerut
3.475
Terdapat gelembung udara Pengisian larutan jelly kurang penuh Terdapat kotoran di dalam jelly Jumlah
3.157 2.105 1.215 14.325
Berapa besar prosentase masing-masing jenis cacat? kemudian buatlah ke dalam bentuk diagram pareto! Dan bagaimana usaha yang bisa dilakukan agar cacat produk jelly tersebut dapat diminimalisasi?
Pareto Diagram: Pengertian, Tujuan, Manfaat, Prinsip, Cara Membuat, dan Contoh Pareto Diagram (Diagram Pareto) Pengertian dan Tujuan Diagram Pareto Diagram Pareto dikembangkan oleh Vilfredo Frederigo Samoso pada akhir abad ke-19
merupakan pendekatan logic dari tahap awal pada proses perbaikan suatu situasi yang
digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal sebagai konsep vital few and the trivial
many untuk mendapatkan menyebab utamanya. Diagram Pareto telah digunakan secara luas
dalam kegiatan kendali mutu untuk menangani kerangka proyek; proses program; kombinasi pelatihan, proyek dan proses, sehingga sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi para pekerja dalam meningkatkan mutu pekerjaan.
Manfaat Diagram Pareto Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu untuk mendapatkan
hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan lagi pula dianggap sebagai suatu
pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja tidak terlalu terdidik, serta sebagai
perangkat pemecahan dalam bidang yang cukup kompleks. Diagram Pareto merupakan suatu
gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan
(ranking terendah). Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk mem¬bandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses
Diagram Pareto dibuat berdasarkan data statistik dan prinsip bahwa 20% penyebab
bertanggungjawab terhadap 80% masalah yang muncul atau sebaliknya. Kedua aksioma
tersebut menegaskan bahwa lebih mudah mengurangi bagian lajur yang terletak di bagian kiri
diagram Pareto daripada mencoba untuk menghilangkan secara sistematik lajur yang terletak di sebelah kanan diagram. Hal ini dapat diartikan bahwa diagram Pareto dapat menghasilkan
sedikit sebab penting untuk meningkatkan mutu produk atau jasa. Keberhasilan penggunaan diagram Pareto sangat ditentukan oleh partisipasi personel terhadap situasi yang diamati,
dampak keuangan yang terlihat pada proses perbaikan situasi dan penetapan tujuan secara
tepat. Faktor lain yang perlu dihindari adalah jangan membuat persoalan terlalu kompleks dan juga jangan terlalu mencari penyederhanaan pemecahan.
Tahapan penggunaan dari Diagram Pareto adalah mencari fakta dari data ciri gugus
kendali mutu yang diukur, menentukan penyebab masalah dari tahapan sebelumnya dan
mengelompokkan sesuai dengan periodenya, membentuk histogram evaluasi dari kondisi awal
permasalahan yang ditemui, melakukan rencana dan pelaksanaan perbaikan dari evaluasi awal
permasalahan yang ditemui, melakukan standarisasi dari hasil perbaikan yang telah ditetapkan dan menentukan tema selanjutnya.
Pareto chart sangat tepat digunakan jika menginginkan hal-hal berikut ini: 1.
Menentukan prioritas karena keterbatasan sumberdaya
3.
Menghasilkan consensus atau keputusan akhir
2. 4.
Menggunakan kearifan tim secara kolektif
Menempatkan keputusan pada data kuantitatif
Prinsip Diagram Pareto Prinsip Pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dengan melakukan 20% dari pekerjaan bisa menghasilkan 80% manfaat dari pekerjaan itu. Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal, seperti:
* 80% dari keluhan pelanggan timbul 20% dari produk atau jasa.
* 80% dari keterlambatan jadwal timbul 20% dari kemungkinan penyebab penundaan. * 20% dari produk atau account untuk layanan, 80% dari keuntungan Anda.
* 20% dari-tenaga penjualan menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan Anda. * 20% dari cacat sistem penyebab 80% masalah nya.
Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah mengingatkan untuk fokus pada 20%
hal-hal yang materi, tetapi tidak mengabaikan 80% masalah. Berikut Hukum Pareto dalam bentuk visual:
Umumnya Diagram Pareto merupakan diagram batang tempat batang tersebut diurutkan
mulai dari yang terbanyak sampai terkecil. Diagram Pareto memiliki banyak aplikasi dalam bisnis dan pekerjaan. Demikian halnya Diagram Pareto dapat diaplikasikan dalam kontrol
kualitas. Ini adalah dasar bagi diagram Pareto, dan salah satu alat utama yang digunakan dalam pengendalian kualitas total dan Six Sigma.Satu persatu masalah di breakdown berdasarkan kategori masing – masing. item Diagram Pareto yaitu : •
Apa (what). Apa saja yang menjadi penyebab masalah tersebut?
•
Di mana (where).Dimana masalah tersebut paling sering muncul?
• • •
Kapan (when).Kapan masalah tersebut paling sering muncul
Siapa (who).Siapa orang atau kelompok yang mengalami paling banyak masalah?
Mengapa (why). Mengapa masalah tersebut banyak terjadi?
•
Bagaimana (how).Bagaimana masalah tersebut bisa terjadi?
•
Masalah mana yang biayanya paling besar? / atau berapa besar biasa yang sudah
•
Berapa biayanya (how much).
ditimbulkan?
Cara Membuat Diagram Pareto Ada delapan tahap yang tercakup dalam pembuatan diagram Pareto, seperti :
a) Kumpulkanlah sebanyak mungkin data yang menunjukkan sifat dan frekuensi peristiwa tersebut.
b) tentukan kategori yang akan digunakan untuk menganilisa data tersebut. c) alokasikan frekuensi peristiwa menjadi kategori yang berbeda. d) hitunglah frekuensi tersebut ke dalam prosentase. e) buatlah diagram batang.
f) kemudian urutkanlah diagram batang tersebut mulai dari yang terbanyak. g) ceklah dampak pareto dalam diagram batang tersebut.
h) apabila dampak pareto jelas, ambil tindakan pada item / fakto yang paling umum. Penyusunan Diagram Pareto dapat juga menggunakan enam langkah berikut ini: 1. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
2. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya.
3. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
4. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yaang terbesar hingga yang terkecil.
5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan.
6. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing- masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian.
Contoh Diagram Pareto
Di atas adalah contoh sederhana dari sebuah diagram pareto dengan menggunakan sampel
data frekuensi relatif dari penyebab IP rendah. Ini memungkinkan kita untuk melihat 20% dari kasus yang menyebabkan 80% dari masalah dan di mana upaya kita harus difokuskan untuk mencapai peningkatan terbesar.