Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
i
Hak Cipta © 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN
Penulis Penyunting Materi Penyunting bahasa
: Muhajir dan Budi Santosa : Sismadiyanto : Badan Bahasa
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan / Kementerian Pendidikan dan Ke¬budayaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. vi, 272 hlm. : ilus. ; 25 cm. Untuk SMALB Tunadaksa Kelas XI ISBN 978-602-358-436-9 (jilid lengkap) ISBN 978-602-358-438-3 (jilid 2) 1. Olahraga — Studi dan Pengajaran II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Cetakan Ke-1, 2016 Disusun dengan huruf Bookman Old Style, 12 pt
I. Judul
Kata Pengantar
P
endidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Melalui proses pembelajaran yang dilakukan, diharapkan siswa terampil dalam mengelola keterbatasan yang dimiliki untuk melakukan aktivitas berolahraga. Terampil dalam mengelola keterbatasan aktivitas berolahraga bukan berarti siswa dituntut untuk menguasai cabang olahraga dan permainan tertentu, melainkan mengutamakan proses perkembangan gerak siswa dari waktu ke waktu. Dalam aktivitasnya, siswa dibawa dalam suasana gembira, sehingga dapat berekplorasi dan menemukan sesuatu secara tidak langsung. Untuk mengaktualisasikan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan seperti ini, siswa harus dijadikan sebagai subyek didik. Dengan keterbatasan yang dimiliki oleh siswa, seperti: bagian-bagian tubuh (kaki, tangan, pinggang) guru pendidikan jasmani diharapkan dalam mengelola pembelajaran, “kekurangan yang dimiliki siswa dijadikan kelebihan”. Harapan penulis semoga buku ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan pendidikan, khususnya Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Tunadaksa. Jakarta, Mei 2016 Penulis Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
iii
Daftar Isi Kata Pengantar....................................................................... iii Daftar Isi................................................................................ v Bab 1 Pendahuluan................................................................. A. Latar Belakang............................................................. B. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah ................................................................... C. Konsep Dasar Pembelajaran.........................................
1 1
Bab 2 Aktivitas Pembelajaran Permainan Bola Besar............... A. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Sepakbola................................................... B. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Bolavoli....................................................... C. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Bolabasket.................................................. D. Penilaian Pembelajaran................................................ E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut................................... F. Instrumen Remidial dan Pengayaan ............................
29
3 4
29 41 52 60 73 73
Bab 3 Aktivitas Pembelajaran Permainan Bola Kecil............... 75 A. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Rounders.................................................... 75 B. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Tenis Meja.................................................. 94 C. Penilaian Pembelajaran................................................ 110 D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut . ................................ 118 E. Instrumen Remidial dan Pengayaan ............................ 119 Bab 4 Aktivitas Pembelajaran Atletik...................................... 121 A. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Melompat.. 121 B. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Melempar.. 128 C. Penilaian Pembelajaran................................................ 139 D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut . ................................ 147 E. Instrumen Remidial dan Pengayaan ............................ 147 Bab 5 Aktivitas Latihan Kebugaran Jasmani........................... 149 A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi.................................................................. 149 iv
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
B. C. D. E. F. G. H. I.
Langkah-langkah Pembelajaran.................................... 150 Metode Pembelajaran.................................................... 151 Media dan Alat Pembelajaran....................................... 152 Aktivitas Pembelajaran................................................. 152 Materi Pembelajaran..................................................... 153 Penilaian Pembelajaran................................................ 170 Umpan Balik dan Tindak Lanjut . ................................ 174 Instrumen Remidial dan Pengayaan ............................ 174
Bab 6 Aktivitas Pembelajaran Gerak Berirama........................ 177 A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi.................................................................. 177 B. Langkah-langkah Pembelajaran.................................... 178 C. Metode Pembelajaran.................................................... 179 D. Media dan Alat Pembelajaran....................................... 180 E. Aktivitas Pembelajaran................................................. 180 F. Materi Pembelajaran..................................................... 181 G. Penilaian Pembelajaran................................................ 193 H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut . ................................ 196 I. Instrumen Remidial dan Pengayaan ............................ 196 Bab 7 Aktivitas Pembelajaran di Air........................................ 199 A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi.................................................................. 199 B. Langkah-langkah Pembelajaran.................................... 200 C. Metode Pembelajaran.................................................... 202 D. Media dan Alat Pembelajaran....................................... 202 E. Aktivitas Pembelajaran................................................. 202 F. Materi Pembelajaran..................................................... 203 G. Penilaian Pembelajaran................................................ 217 H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut . ................................ 221 I. Instrumen Remidial dan Pengayaan ............................ 222 Bab 8 Pencegahan Bahaya Pergaulan Bebas............................. 225 A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi.................................................................. 225 B. Langkah-langkah Pembelajaran.................................... 226 C. Metode Pembelajaran.................................................... 227 D. Media dan Alat Pembelajaran....................................... 228 E. Aktivitas Pembelajaran................................................. 228 Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
v
F. G. H. I.
Materi Pembelajaran..................................................... 229 Penilaian Pembelajaran................................................ 244 Umpan Balik dan Tindak Lanjut................................... 248 Instrumen Remidial dan Pengayaan.............................. 248
Daftar Pustaka........................................................................ 251 Glosarium............................................................................... 253 Kunci Jawaban....................................................................... 266 Biodata................................................................................... 268
vi
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (selanjutnya disingkat PJOK) pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Sebagai mata pelajaran, PJPK merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikapmental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Kurikulum 2013 menekankan bahwa mata pelajaran PJOK memiliki konten yang unik untuk memberi warna pada pendidikan karakter bangsa, di samping diarahkan untuk mengembangkan kompetensi gerak dan gaya hidup sehat. Muatan kearifan lokal dari Kurikulum 2013 diharapkan mampu mengembangkan apresiasi terhadap kekhasan multikultural dengan mengenalkan permainan dan olahraga tradisional yang berakar dari budaya suku bangsa Indonesia. Sesuai dengan penjelasan tersebut William H Freeman (2007:27-28) menyatakan bahwa pendidikan jasmani menggunakan aktivitas jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara menyeluruh terhadap kualitas fisik, mental, dan emosional siswa. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap siswa sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak lagi menganggap individu sebagai pemilik jiwa dan raga yang terpisah, sehingga di antaranya dianggap dapat saling mempengaruhi. Pendidikan jasmani merupakan bidang kajian yang luas yang sangat menarik dengan titik berat pada peningkatan pergerakan manusia (human movement). Pendidikan jasmani menggunakan aktivitas jasmani sebagai wahana untuk mengembangkan setiap individu secara menyeluruh, mengembangkan pikiran, tubuh, dan jiwa menjadi satu
kesatuan, hingga secara konotatif dapat disampaikan bahwa penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa”. Sementara itu, Marilyn M. Buck dan kawan-kawan (2007:15) menerjemahkan pendidikan jasmani sebagai kajian, praktik, dan apresiasi atas seni dan ilmu gerak manusia (human movement). Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan umum. Gerak merupakan sifat alamiah dan merupakan ciri dasar eksistensi manusia sebagai mahluk hidup. Pendidikan jasmani bukan merupakan bidang kajian yang tertutup. Perubahan yang terjadi di masyarakat, perubahan teknologi, pemeliharaan kesehatan, dan pendidikan secara umum membawa dampak bagi kualitas program pendidikan jasmani. Hakikat tujuan PJOK diberikan di sekolah adalah untuk membentuk “insan yang terdidik secara jasmaniah (physicallyeducated person)”. National Association for Sport and Physical Education (NASPE) sebagaimana yang dikutip oleh Michel W. Metzler (2005:14) menggambarkan bahwa sosok “insan yang terdidik secara jasmaniah” ini memiliki ciri sebagai berikut: 1) Mendemonstrasikan kemampuan keterampilan motorik dan pola gerak yang diperlukan untuk menampilkan berbagai aktivitas fisik; 2) Mendemonstrasikan pemahaman akan konsep gerak, prinsipprinsip, strategi, dan taktik sebagaimana yang mereka terapkan dalam pembelajaran dan kinerja berbagai aktivitas fisik; 3) Berpartisipasi secara regular dalam aktivitas fisik; 4) Mencapai dan memelihara peningkatan kesehatan dan derajat kebugaran; 5) Menunjukkan tanggung jawab personal dan sosial berupa respek terhadap diri sendiri dan orang lain dalam suasana aktivitas fisik, dan 6) Menghargai aktivitas fisik untuk kesehatan, kesenangan, tantangan, ekspresi diri, dan atau interaksi sosial. Berangkat dari pandangan yuridis dan akademis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa PJOK merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Untuk mengusung tujuan yang demikian komprehensif di atas, mata pelajaran PJOK tentu perlu disesuaikan dengan dasar paradigma 2
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
perubahan Kurikulum 2013 yang menekankan pada penyempurnaan pola pikir, berikut ini. 1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama. 2. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-siswa) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif antara guru, siswa, masyarakat, lingkungan alam, dan sumber/media lainnya). 3. Pola pembelajaran yang terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (siswa dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia; 7. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap siswa; 8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
B. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undangundang. Atas dasar amanat tersebut telah diterbitkan UndangUndang Nomor 20 Pasal 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
3
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa yang harus dipenuhi atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kompetensi Lulusan SMALB memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan Permendikbud No. 54 tahun 2013 berikut ini. Dimensi
Kualifikasi Kemampuan
Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
C. Konsep Dasar Pembelajaran 1. Karakterisktik Pembelajaran PJOK Pembelajaran merupakan proses yang interaktif antara guru dengan siswa. Pembelajaran melibatkan multi pendekatan dengan menggunakan teknologi yang akan membantu memecahkan permasalahan faktual/riil di dalam kelas. Ada tiga komponen dalam 4
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
definisi pembelajaran, yaitu: pertama, pembelajaran adalah suatu proses, bukan sebuah produk, sehingga nilai tes dan tugas adalah ukuran pembelajaran, tetapi bukan proses pembelajaran. Kedua, pembelajaran adalah perubahan dalam pengetahuan, keyakinan, perilaku/sikap. Perubahan ini memerlukan waktu, terutama ketika pembentukan keyakinan, perilaku dan sikap. Guru tidak boleh menafsirkan kekurangan siswa dalam pemahaman sebagai kekurangan dalam pembelajaran, karena mereka memerlukan waktu untuk mengalami perubahan. Ketiga, Pembelajaran bukan sesuatu yang dilakukan kepada siswa, tetapi sesuatu yang mereka kerjakan sendiri. Kualitas pembelajaran PJOK dipengaruhi oleh empat komponen: peluang untuk belajar, konten yang sesuai, intruksi yang tepat, serta penilaian siswa dan pembelajaran. Pendidikan Jasmani mengandung makna pendidikan menggunakan aktivitas jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara menyeluruh terhadap kualitas fisik mental dan emosional siswa. Kata aktivitas jasmani mengandung makna bahwa pembelajaran berbasis pada aktivitas fisik. Kata olahraga mengandung makna aktivitas jasmani yang dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Sementara kualitas fisik, mental dan emosional disini bermakna bahwa pembelajaran PJOK membuat siswa memiliki kesehatan yang baik, kemampuan fisik, memiliki pemahaman yang benar, memiliki sikap yang baik tentang aktivitas fisik, sehingga sepanjang hidupnya mereka akan memiliki gaya hidup sehat dan aktif. Berdasarkan uraian tersebut, secara substansi PJOK mengandung aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Dimana tujuan utama PJOK adalah meningkatkan life-long physical activity dan mendorong perkembangan fisik, psikologis dan sosial siswa. Jika ditelaah lebih lanjut, tujuan ini mendorong perkembangan motivasi diri untuk melakukan aktivitas fisik, memperkuat konsep diri, belajar bertanggung jawab dan keterampian kerja sama. Siswa akan belajar mandiri, mengambil keputusan dalam proses pembelajaran, belajar bertanggung jawab dengan diri dan orang lain. Dan proses menuju memiliki rasa tanggung jawab ini setahap demi setahap beralih dari guru kepada siswa. Mata pelajaran PJOK selalu terkait dengan konsep aktivitas jasmani (physical activities), bermain (play), olahraga (sport), rekreasi, dan dansa. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
5
Aktivitas Jasmani adalah seluruh gerak tubuh yang dihasilkan oleh konstraksi otot-otot rangka yang secara nyata meningkatkan pengeluaran energi (energy expenditure) di atas level kebutuhan dasar (Wuest and Bucher; 2009; hal. 11). Secara sederhana aktivitas jasmani dapat pula diartikan sebagai seluruh gerak tubuh yang melibatkan kelompok otot besar dan memerlukan suplai energi. Artinya, ketika anak diinstruksikan begerak, gerak yang mereka lakukan harusnya melibatkan kelompok otot besar dan menyebabkan mereka mengolah energi melalui metabolisme otot yang terlibat. Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya. Dari kata bermain lalu lahir kata benda Permainan, yang dengan tetap mengelompokkannya ke dalam garis lurus yang bersifat fisikal, permainan diartikan sebagai “aktivitas fisik yang di dalamnya sudah mengandung unsur-unsur yang menyenangkan.” Unsur ini dapat berupa kompetisi, imaginasi atau fantasi, termasuk adanya modifikasi aturan, dan sebagainya. Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif (Freeman, 2001). Olahraga adalah aktivitas jasmani yang sudah benar-benar terorganisir dan tingkat kompetisinya tinggi serta didukung oleh peraturan yang mengaturnya. Peraturan menetapkan standar-standar kompetisi dan situasi sehingga individu atlet dapat bertanding secara fair dan mencapai sasaran yang spesifik. Olahraga juga menyediakan kesempatan untuk mendemostrasikan kompetensi seseorang dan menantang batas-batas kemampuan maksimal. Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentukbentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama. Di pihak lain, rekreasi adalah aktivitas untuk mengisi waktu senggang. Rekreasi dapat pula memenuhi salah satu definisi “penggunaan berharga dari waktu luang.” Dalam pandangan itu, aktivitas diseleksi oleh individu sebagai fungsi memperbaharui ulang kondisi fisik dan jiwa, sehingga tidak berarti hanya membuang6
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
buang waktu atau membunuh waktu. Rekreasi adalah aktivitas yang menyehatkan pada aspek fisik, mental dan sosial. Dalam pendidikan jasmani, rekreasi tidak bisa lepas dari pelajaran rekreasi secara aktif dengan memanfaatkan cabang-cabang olahraga yang sudah dipelajari. Penekanan dari rekreasi adalah nuansa “mencipta kembali” (re-creation). Apa yang dicipta kembali itu, meliputi upaya revitalisasi tubuh dan jiwa yang terwujud karena ‘menjauh’ dari aktivitas rutin dan kondisi yang menekan dalam kehidupan sehari-hari. Landasan kependidikan dari rekreasi karenanya kini diangkat kembali, sehingga sering diistilahkan dengan pendidikan rekreasi, yang tujuan utamanya adalah mendidik orang dalam bagaimana memanfaatkan waktu senggang mereka. Rekreasi memungkinkan individu anak terlibat dalam aktivitas yang dipilih secara bebas, termasuk aktivitas fisik yang menghasilkan manfaat kesehatan. Oleh karenanya penting bahwa guru Penjas mampu memberi kesadaran tentang gaya hidup aktif, membekali dan meningkatkan keterampilan-keterampilan waktu luang (leisure skills) dan mengintegrasikan individu ke dalam kegiatan rekreasional di komunitas lingkungan anak tinggal. Dansa adalah aktivitas gerak ritmis yang biasanya dilakukan dengan iringan musik, kadang dipandang sebagai sebuah alat ungkap atau ekspresi dari suatu lingkup budaya tertentu, yang pada perkembangannya digunakan untuk hiburan dan memperoleh kesenangan, di samping sebagai alat untuk menjalin komunikasi dan pergaulan, di samping sebagai kegiatan yang menyehatkan. Dansa sering digunakan untuk mengkomunikasikan gagasan dan perasaan serta dikelompokkan sebagai suatu bentuk seni. Namun begitu, dansa juga harus menjadi bagian integral dari pengalaman kependidikan bagi anak. Sebagai bentuk rekreasi, dansa menyediakan kesempatan untuk kesenangan, ekspresi diri, dan relaksasi. Bahkan dansa juga dapat digunakan sebagai bentuk terapi, menghilangkan dan mengatasi stress, dan belakangan dansa juga banyak digunakan untuk meningkatkan kebugaran. 2. Petunjuk Khusus dan Sistematika Pembelajaran a. Petunjuk Khusus Tunadaksa 1) Pengertian tunadaksa Secara etiologis, gambaran seseorang yang diidentifikasi mengalami ketunadaksaan, yaitu seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
7
Secara definitif, pengertian kelainan fungsi anggota tubuh (tunadaksa) adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal, akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna sehingga untuk kepentingan pembelajarannya perlu layanan secara khusus (Suroyo & Kneedler dalam Efendi, 2006). Menyimak keadaan fisik yang tampak pada anak tunadaksa ortopedi dan tunadaksa saraf tidak terdapat perbedaaan yang mencolok, sebab secara fisik kedua jenis anak tunadaksa memiliki kesamaan, terutama pada fungsionalisasi anggota tubuh namun, apabila dicermati secara seksama untuk memanfaatkan fungsi tubuhnya akan tampak perbedaan. Konsidi ketunadaksaan dikaitkan dengan masalah sosial ekonomi dapat dikelompokkan: a) Penderita tunadaksa yang hanya memerlukan pertolongan dalam menempatkan pada pekerjaan yang cocok. b) Penderita tunadaksa karena kelainannya sehingga memerlukan latihan kerja (vocational training) untuk dapat ditempatkan dalam jabatan-jabatan biasa (open employment) c) Penderita tunadaksa setelah diberi pertolongan rehabilitasi dan latihan-latihan dapat dipekerjaan dengan perlindungan khusus (sheltered employment). d) Penderita tunadaksa yang sedemikian beratnya sehingga memerlukan perawatan secara terus menerus dan tidak mungkin dapat produktif. 2) Karakteristik Anak Tunadaksa Karakteristik anak tunadaksa ditinjau dari beberapa segi, antara lain: a) Karakteristik Kognitif Implikasi dalam konteks perkembangan kognitif menurut Gunarsa dalam Efendi (2006:124) ada empat aspek yang turut mewarnai, yaitu: (1) Kematangan, kematangan merupakan perkembangan susunan saraf misalnya mendengar yang diakibatkan kematangan susunan sarat tersebut. (2) Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungan dan dunianya. (3) Transmisi sosial, yaitu pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial. (4) Ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan yang mengatur dalam diri anak. 8
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Untuk mengembangkan fungsi kognitif sebagai alat adaptasi terhadap lingkungan, dapat dilakukan melalui dua proses yang saling memengaruhi. Proses tersebut yakni asimilasi (integritas elemen-elemen dari luar terhadap struktur yang sudah lengkap pada organism) dan akomodasi (proses dimana terjadi perubahan pada subjek agar bisa menyesuaikan terhadap objek yang ada di luar dirinya). Tunadaksa dibagi menjadi dua yaitu tunadaksa ortopedi dan tunadaksa saraf, meski keduanya termasuk dalam tunadaksa yang memiliki gejala kesulitan yang sama, namun jika ditelaah lebih lanjut terdapat perbedaan yang mendasar. Dari segi kognitif misalnya, wujud konkretnya dapat dilihat dari angka indeks kecerdasan (IQ). Kondisi ketunadaksaan pada anak sebagian besar menimbulkan kesulitan belajar dan perkembangan kognitif. Khususnya anak cerebral palsy, selain mengalami kesulitan dalam belajar dan perkembangan fungsi kognitifnya, mereka pun seringkali mengalami kesulitan dalam komunikasi, presepsi, maupun control geraknya, bahkan beberapa penelitian sebagian besar diketahui terbelakang mental (tunagrahita). b) Karakteristik Intelegensi Tunadaksa Untuk mengetahui tingkat intelegensi anak tunadaksa dapat digunakan tes yang telah dimodifikasi agar sesuai dengan anak tunadaksa. Tes tersebut antara lain Hausserman Test (untuk anak tunadaksa ringan), Illinois Test (The Psycholinguistis Ability), dan Peabody Picture Vocabulary Test. Lee dalam Soemantri (2007:129) mengungkapkan hasil penelitian yang menggunakan tes Binet untuk mengukur tingkat intelegensi anak tunadaksa yang berumur antara 3 sampai 6 tahun berikut ini. (1) IQ tunadaksa berkisar antara 35-138. (2) Rata-rata mereka adalah IQ 57. (3) Klasifikasi tunadaksa yang lain yaitu: (4) Anak polio mempunyai rata-rata intelegensi yang tinggi yaitu IQ 92. (5) Anak yang TBC tulang rata-rata IQ 88 (6) Anak yang cacat konginetal rata-rata IQ 61 (7) Anak yang sapstik rata-rata IQ 69 (8) Anak cacat pada pusat syaraf rata-rata IQ 74 Pada anak cerebral palsy, kelainan yang mereka derita secara langsung menimbulkan kesulitan belajar dan perkembangan intelegensi. Mereka lebih banyak mengalami kesulitan daripada anak Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
9
tunadaksa pada umumnya. Mereka banyak mengalami kesulitan baik dalam komunikasi, persepsi, maupun kontrol gerak. Hasil pengukuran intelegensi anak cerebral palsy tidak menunjukkan kurva normal, semakin tinggi IQ semakin sedikit jumlahnya. c) Karakteristik Kepribadian Anak Tunadaksa Terdapat hal yang tidak menguntungkan bagi perkembangan kepribadian anak tunadaksa, antara lain: (1) Terhambatnya aktivitas normal sehingga menimbulkan perasaan frustasi (2) Timbulnya kekhawatiran orang tua yang berlebihan yang justru akan menghambat terhadap perkembangan kepribadian anak karena orang tua biasanya cenderung over protective. (3) Perlakuan orang sekitar yang membedakan terhadap anak tunadaksa menyebabkan anak merasa bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. Hal-hal sebagaimana dijelaskan diatas, efek tidak langsung akibat ketunadaksaan yang dialami seseorang dapat menimbulkan sifat hargadiri rendah, kurang percaya diri, kurang memiliki inisiatif, atau mematikan kreatifitasnya. Faktor dominan yang memengaruhi perkembangan kepribadian atau emosi anak adalah lingkungan. Atas dasar itulah presepsi sosial yang dapat menjatuhkan perasaan anak tunadaksa akan berpengaruh terhadap self conceptnya. Hal ini disebabkan sikap belaskasihan dari orang lain sering digunakan oleh tunadaksa. Hal lain yang menjadi problem penyesuaian anak tunadaksa adalah perasaan bahwa orang lain terlalu membesar-besarkan ketidakmampuannya. Ketiadaan kesempatan untuk berpartisipasi praktis menyebabkan anak tunadaksa sukar untuk mengadakan penyesuaian sosial yang baik. Demikian juga sikap masyarakat, secara langsung atau tidak langsung memiliki pengaruh yang besar terhadap penyesuaian anak tunadaksa. Sikap masyarakat terhadap anak kondisi ketunaan yang dialami anak tunadaksa seringkali bertentangan dengan penilaian penderita sendiri. Konfrontasi antara sikap masyarakat dengan penilaian anak sendiri terhadap ketunaan, dalam mencari penyelesaiannya terdapat kemungkinankemungkinan berikut ini. a) Anak tunadaksa mungkin sekali menolak respons lingkungan terhadap dirinya. b) Mungkin pula anak tunadaksa meninggalakan sama sekali penilaian terhadap dirinya. 10
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
c) Atau mungkin pula anak tunadaksa mencari jalan tengah antara kedua respons di atas. Berdasarkan latar belakang anak tunadaksa yang mengalami kesulitan dalam proses penyesuaian sosialnya, berikut ini beberapa petunjuk yang dapat digunakan anak tunadaksa dalam mencapai proses penyesuaian sosial yang sehat antara lain: a) Hendaknya penderita menghadapi kenyataan secara objektif b) Menyadari masalah yang dihadapi di dalam interaksi sosial c) Mengusahakan mendapatkan pengobatan atau terapi semaksimal mungkin d) Mencari alat bantu atau prothese yang akan membantu meringankan hambatan yang dialaminya e) Berusaha mendapatkan pendidikan f) Berupaya memberikan bimbingan dan penyuluhan g) Berusaha memusatkan perhatian pada kemampuan yang dimiliki d) Karakteristik fisik Aspek fisik merupakan potensi yang berkembang dan harus dikembangkan oleh individu. Pada anak tunadaksa, potensi itu tidak utuh karena ada bagian tubuh yang tidak sempurna. Potensi itu tidak utuh karena ada bagian Secara umum perkembangan fisik anak tunadaksa dapat dikatakan hampir sama dengan anak normal kecuali bagian-bagian tubuh yang mengalami kerusakan atau bagian-bagian tubuh lain yang terpengaruh oleh kerusakan tersebut. e) Karakteristik bahasa/bicara anak tunadaksa Setiap manusia memiliki potensi untuk berbahasa, potensi tersebut akan berkembang menjadi kecakapan berbahasa melalui proses yang berlangsung sejalan dengan kesiapan dan kematangan sensori motoriknya. Pada anak tunadaksa jenis polio, perkembangan bahasa/bicaranya tidak begitu normal, lain halnya dengan anak cerebral palsy. Terjadinya kelainan bicara pada anak cerbral palsy disebabkan oleh ketidakmampuan dalam kondisi motorik organ bicaranya akibat kerusakan atau kelainan sistem neumotor. Gangguan bicara pada anak cerebral palsy biasanya berupa kesulitan artikulasi, phonasi, dan sistem respirasi. Adanya gangguan bicara pada anak cerebral palsy mengakibatkan mereka mengalami problem psikologis yang disebabkan kesulitan dalam mengungkapkan pikiran, keinginan, atau kehendaknya. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
11
Mereka biasanya menjadi mudah tersinggung, tidak memberikan perhatian yang lama terhadap sesuatu, merasa terasing dari keluarga dan temannya. f) Perkembangan emosi anak tunadaksa Banyak masalah yang muncul sehubungan dengan sikap dan perlakuan anak-anak normal yang berinteraksi dengan anak-anak tunadaksa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa usia ketika ketunadaksaan mulai terjadi turut mempengaruhi perkembangan emosi anak tersebut. Anak tunadaksa sejak kecil mengalami perkembangan emosi sebagai tunadaksa secara bertahap. Sedangkan anak yang mengalami ketunadaksaan setelah besar mengalaminya sebagai suatu hal yang mendadak, disamping anak yang bersangkutan pernah menjalani kehidupan sebagai orang yang normal sehingga keadaan tunadaksa dianggap sebagai suatu kemunduran dan sulit untuk diterima oleh anak yang bersangkutan. Dukungan orang tua dan orang-orang di sekelilingnya merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan emosi anak tunadaksa. Orang tua anak tunadaksa sering memperlakukan anakanak mereka dengan sikap terlalu melindungi, misalnya dengan memenuhi segala keinginannya dan memenuhi secara berlebihan. Di samping itu ada juga orang tua yang menyebabkan anak-anak tunadaksa merasakan ketergantungan sehingga merasa takut serta cemas dalam menghadapi lingkungan yang tidak dikenalnya. g) Perkembangan sosial anak tunadaksa Keanekaragaman pengaruh perkembangan yang bersifat negatif menimbulkan resiko bertambah besarnya kemungkinan munculnya kesulitan dalam penyesuaian diri pada anak tunadaksa. Sebenarnya kondisi sosial yang positif menunjukkan kecenderungan untuk menetralisasi akibat keadaan tunadaksa tersebut. Nampak atau tidak nampaknya keadaan tunadaksa itu merupakan faktor yang penting dalam penyesuaian diri anak tunadaksa dengan lingkungannya, karena hal itu sangat berpengaruh terhadap sikap dan perlakuan anak-anak normal terhadap anak-anak tunadaksa. Sikap orang tua, keluarga, teman sebaya, teman sekolah, dan masyarakat pada umumnya sangat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri anak tunadaksa. Dengan demikian akan mempengaruhi respon sebagian terhadap lingkungannya. Ejekan dan gangguan anak-anak normal terhadap anak tunadaksa akan menimbulkan kepekaan efektif pada anak tunadaksa yang 12
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
tidak jarang mengakibatkan timbulnya perasaan negatif pada diri mereka terhadap lingkungan sosialnya. Keadaan ini menyebabkan hambatan pergaulan sosial anak tunadaksa. Di jaman yang sudah demikian maju seperti sekarang ini, keberhasilan seseorang sering diukur dari prestasinya dan di dalam masyarakat dikenal norma tertentu bagi prestasi individu. Keterbatasan kemampuan anak tunadaksa seringkali menyebabkan mereka menarik diri dari pergaulan masyarakat yang mempunyai prestasi yang jauh di luar jangkauannya. Secara umum anak-anak normal menunjukkan sikap yang berbeda terhadap anak-anak tunadaksa bila dibandingkan dengan sikap mereka terhadap anak-anak normal. Demikian pula hanya sikap guru. Perbedaan perlakuan ini nampaknya berkaitan dengan refrence group yang berbeda antara anak normal dan anak tunadaksa. 3) Tujuan Pendidikan Anak Tunadaksa Tujuan utama pendidikan anak tunadaksa adalah terbentuknya kemandirian dan keutuhan pribadi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sekurang-kurangnya tujuh aspek yang perlu dikembangkan melalui pendidikan pada anak tunadaksa, yaitu: a) Pengembangan intelektual dan akademik b) Membantu perkembangan fisik c) Meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak d) Mematangkan moral dan spiritual e) Meningkatkan ekspresi diri f) Mempersiapkan masa depan anak 4) Perkembangan-perkembangan Anak Tunadaksa a) Perkembangan fisik anak tunadaksa (1) Secara umum dapat dikatakan hampir sama dengan anak normal kecuali bagian tubuh yang mengalami kerusakan atau bagian tubuh lain yang terpengaruh oleh kerusakan itu. (2) Dalam mengaktualisasikan diri secara utuh, anak tunadaksa biasanya dikompensasikan oleh bagian tubuh yang lain. Contoh bila ada kerusakan pada tangan kanan, sebagai kompensasinya tangan kiri akan lebih berkembang. b) Perkembangan kognitif anak tunadaksa (1) Proses adaptasi induvidu terdiri dari asimilasi dan akomodasi (2) Keadaan anak tunadaksa menyebabkan gangguan dan hambatan dalam keterampilan motorik. (3) Keterbatasan ini sangat membatasi ruang gerak (motorik) kehidupan anak tersebut. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
13
(4) Anak tidak mampu memperoleh skema baru dalam beradaptasi. (5) Hal inilah yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak. c) Perkembangan bahasa atau bicara anak tunadaksa (1) Pada anak jenis polio perkembangan bahasa tidak begitu berbeda dengan anak normal (2) Pada anak cerebral palsy terjadi gangguan bicara karena ketidakmampuan dalam koordinasi motorik organ bicara karena kelainan system neuromotor. (3) Akibatnya sulit mengungkapkan pikiran dan keinginan serta kehendaknya. (4) Mereka mudah tersinggung merasa terasing dari keluarga dan teman-temannya. d) Perkembangan emosi anak tunadaksa (1) Anak yang tunadaksa sejak kecil mengalami perkembangan emosi secara bertahap sebagi anak tunadaksa. (2) Anakyang tunadaksa setelah besar mengalaminya sebagai suatu hal yang mendadak dan sulit diterima anak karena itu suatu kemunduran. (3) Dukungan orang tua sangat mempengaruhi perkembangan emosi anak. e) Perkembangan sosial anak tunadaksa (1) Sikap lingkungan sekitar berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri anak tunadaksa. Dengan demikian akan mempengaruhi respon sebagian terhadap lingkungannya. (2) Jika masyarakat menganggapnya tidak berdaya maka ia akan merasa dirinya tidak berguna. (3) Keterbatasan kemampuan anak tunadaksa menyebabkan mereka menarik diri dari pergaulan masyarakat. f) Perkembangan Kepribadian Anak Tunadaksa Dalam hal ini anak-anak tunadaksa memiliki beberapa hambatan : (1) Masalah penyesuaian diri dan mempertahankan konsep diri. (2) Hambatan yang terletak antara tujuan (goal) dan keinginan untuk mencapai tujuan tersebut. 5) Tunadaksa dalam kaitannya dengan Pendidikan Jasmani a) Pendidikan jasmani adaptif bagi anak tunadaksa Pada kenyataannya, para siswa penyandang kelainan memiliki kebutuhan yang lebih besar akan gerak, seperti diakui oleh para ahli, justru pendidikan jasmani harus merupakan program utama 14
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
dari program Pendidikan Luar Biasa secara keseluruhan, karena menjadi dasar atau fondasi bagi peningkatan fungsi tubuh yang sangat diperlukan oleh anak-anak berkebutuhan khusus. Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan yang sangat bermakna kepada siswa berkebutuhan khusus termasuk tunadaksa. Agar sumbangan tersebut dapat diwujudkan, berarti bahwa kurikulum harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan individual siswa. Program pendidikan jasmani bagi anak tunadaksa harus spesifik dan keterampilan gerak harus diajarkan dalam pola-pola yang baik, yang bermula dari gerak yang paling sederhana dan bertahap maju ke keterampilan yang lebih kompleks. Guru sebelum memberikan pengajaran dan pelayanan bagi anak tunadaksa harus diperhatikan hal sebagai berikut: (1) Segi medisnya: apakah anak memiliki kelainan khusus seperti kencing manis, atau pernah dioperasi, masalah lain seperti harus minum obat dan sebagainya. (2) Bagaimana kemampuan gerak apakah anak ke sekolah menggunakan transportasi, alat bantu, dan sebagainya. Ini berhubungan dengan lingkungan yang harus dipersiapkan. (3) Bagaimana komunikasinya: apakah anak mengalami kelainan dalam berkomunikasi, dan alat komunikasi apa yang digunakan, dan sebagainya. (4) Bagaimana perawatan dirinya: apakah anak dapat melakukan perawatan diri di dalam aktivitas kegiatan sehari-hari. (5) Bagaimana posisinya: di sini dimaksudkan tentang bagaimana posisi anak tersebut di dalam menggunakan alat bantu, posisi duduk dalam menerima pelajaran, waktu istirahat, waktu ke kamar kecil (toilet), makan, dan sebagainya. Dalam hal ini Physical Therapis sangat diperlukan. Dalam pendidikan jasmani adaptif bagi anak tunadaksa guru perlu mengakui bahwa aspek psikologis dari situasi kelas sama dan bahkan lebih penting dari pada tujuan-tujuan substantif pendidikan jasmani. Di samping itu, untuk mampu menjaga motivasi anak tetap tinggi, guru perlu memiliki cara-cara kreatif dalam pengajaran. Guru pendidikan jasmani harus menanamkan pada dirinya sendiri tujuan dan keinginan untuk membantu siswa dalam mengembangkan citra diri positif, mengembangkan hubungan interpersonal yang efektif, mengoreksi kondisi fisik khusus yang Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
15
masih mungkin diperbaiki, mengembangkan suatu kesadaran keselamatan dan menjadikan anak-anak bugar secara fisik sesuai dengan kapasitasnya. b) Meningkatkan potensi anak tunadaksa melalui pendidikan jasmani adaptif Pada dasarnya anak tunadaksa mempunyai potensi-potensi tertentu di balik keterbatasan yang mereka miliki. Termasuk kemampuan atau potensi fisik yang mereka milikipun sesungguhnya tidak kalah dengan anak-anak normal, sehingga anak tunadaksapun dapat melakukan pendidikan jasmani adaptif dengan keadaan fisik yang masih mereka miliki, bahkan kemampuan merekapun dapat dikembangkan menjadi suatu prestasi yang dapat membanggakan. Anak tunadaksa yang tidak memiliki kedua tangan dan kedua kaki dapat dilatih menjadi perenang yang hebat. Begitu juga anak tunadaksa yang tidak mempunyai kedua tangan, masih dapat melakukan kegiatan olahraga lain seperti lompat jauh atau lompat tinggi jika dilatih dengan baik. Contoh lain anak tunadaksa yang tidak mempunyai kedua kaki dapat bermain basket meskipun dengan kursi roda. Potensi yang bisa dikembangkan dari diri anak tunadaksa yang berhubungan dengan olahraga yang begitu dekat dengan pendidikan jasmani adaptif sesungguhnya sangat banyak, dan semuanya hanya dapat diperoleh dengan berbagai latihan melalui pendidikan jasmani adaptif. Sehingga anak tunadaksa dapat memahami dan menghargai macam olahraga yang dapat diminatinya sebagai penonton atau bahkan mereka sendiri yang sebagai pelaku dalam olahraga tersebut. Namun sebenarnya anak tunadaksa tidak hanya memiliki potensi di bidang olahraga saja, karena sejatinya banyak di antara anak tunadaksa yang memiliki IQ rata-rata anak normal bahkan ada yang di atas rata-rata, sehingga potensi akademik dan potensi sosialpun dapat dikembangkan. Sebagai contoh, meski dengan keterbatasan fisiknya anak tunadaksa dapat dilatih untuk bersosialisasi dan melakukan penyesuaian sosial dengan pendidikan jasmani adaptif, karena dalam pendidikan jasmani anak tuna daksa dapat tetap bermain dan berolahraga bersama teman-temannya yang normal. Hanya saja mereka menggunakan aturan yang berbeda. Kebersamaan anak tunadaksa dengan anak normal inilah tempat untuk mengasah kemampuan dan potensi sosial yang mereka miliki. Apalagi dengan IQ yang normal anak tunadaksa akan lebih mudah menjalani kehidupannya meski dengan keterbatasan kondisi fisiknya. 16
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Dengan kemampuan sosial dan inteligensi yang normal anak dapat menjadi seorang public relation, atau juga dapat menjadi seorang motivator yang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan seperti apa yang dia lakukan sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam hidupnya. Banyak juga sisi-sisi kehidupan dan lapangan pekerjaan lain yang memerlukan kemampuan bersosialisasi, dengan potensi ini anak tunadaksapun dapat mengambil bagian di dalam lapangan tersebut. Kondisi fisik yang terbatas diharapkan dapat dikoreksi, dikembalikan atau ditambah fungsinya melalui pendidikan jasmani adaptif ini. Dengan pendidikan jasmani adaptif ini anak akan dilatih bagaimana melindungi diri dari kondisi yang memperburuk keadaannya, sehingga dengan tercapainya tujuan pendidikan jasmani adaptif anak tunadaksa dapat mencapai potensi terbaik yang dimiliki dan dapat diberikan terlepas dari semua keterbatasan kondisi fisiknya. b. Sistematika Pembelajaran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2013 Tentang Buku teks pelajaran dan buku guru untuk pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa buku teks dan buku guru adalah sarana untuk menunjang keterlaksanaan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan buku pegangan guru untuk mengelola pembelajaran, terutama dalam memfasilitasi siswa untuk memahami materi dan mengamalkannya. Materi ajar yang ada pada buku teks pelajaran PJOK akan diajarkan selama satu tahun ajaran, yang dibagi dalam dua semester. Sesuai dengan desain waktu dan materi setiap bab, maka setiap Bab akan diselesaikan dalam waktu 4 minggu pembelajaran. Agar pembelajaran itu lebih efektif dan terarah, maka setiap minggu rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang yang minimal meliputi (1) Tujuan Pembelajaran, (2) Materi dan Proses Pembelajaran, (3) Penilaian, (4) Pengayaan, dan (Remedial), ditambah Interaksi Guru dan Orang Tua. Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada pemahaman tentang KI dan KD. Guru PJOK yang mengajarkan materi tersebut hendaknya: 1) Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya memberikan motivasi dan mendorong siswa secara aktif (active learning) untuk mencari sumber dan contoh-contoh konkrit dari lingkungan sekitar. Guru harus mengkondisikan situasi belajar yang memungkinkan siswa melakukan observasi dan refleksi observasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya membaca buku dengan kritis, menganalisis dan mengevaluasi sumber-sumber. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
17
2) Siswa harus dirangsang untuk berpikir kritis dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mengajukan pertanyaan disetiap pembelajaran. 3) Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya dilakukan secara perorangan, berpasangan, dan berkelompok, dengan formasi berbanjar atau lingkaran. 4) Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya dilakukan dengan frekuensi pengulangan gerak yang cukup untuk setiap siswa. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru PJOK dalam kegiatan pembelajaran PJOK berikut ini. 1) Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. a) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada siswa. b) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. c) Guru harus memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan bila kedapatan siswa menderita penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus. d) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum. e) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu. f) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. 2) Kegiatan Inti a) Model Saintifik Kegiatan inti dengan menggunakan model saintifik yang harus dilakukan oleh siswa antara lain berikut ini. (1) Siswa menyimak informasi dan peragaan materi tentang variasi gerak memegang peluru, awalan, menolak peluru, gerak lanjutan secara individual, berpasangan atau berkelompok. (2) Siswa mencoba dan melakukan variasi gerak memegang peluru, awalan, menolak peluru, gerak lanjutan secara individual, berpasangan atau berkelompok. (3) Siswa mendapatkan umpan balik dari diri sendiri, teman dalam kelompok, dan guru. (4) Siswa Memperagakan hasil belajar variasi gerak spesifik tolak peluru dilandasi nilai-nilai disiplin, sportifitas, kerja sama, dan tanggung jawab. (5) Hasil belajar siswa dinilai selama proses dan di akhir pembelajaran. 18
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
b) Model Komando Kegiatan inti dengan menggunakan model komando yang harus dilakukan oleh siswa antara lain sebagai berikut. (1) Siswa menyimak informasi dan peragaan materi tentang berbagai latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan (komposisi tubuh, daya tahan jantung dan paru-paru (cardivascular), daya tahan otot, kelentukan, dan kekuatan), serta pengukurannya. (2) Siswa mencoba latihan dan pengukuran kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan yang telah diperagakan oleh guru. (3) Siswa mempraktikkan secara berulang berbagai latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan dan pengukurannya sesuai dengan komando dan giliran yang diberikan oleh guru. (4) Siswa menerima umpan balik secara langsung maupun tertunda dari guru secara klasikal. (5) Hasil belajar siswa dinilai selama proses dan di akhir pembelajaran. c) Model Resiprokal (Timbal Balik) Kegiatan inti dengan menggunakan model resiprokal (Timbal Balik) yang harus dilakukan oleh siswa antara lain berikut ini. (1) Siswa mendapatkan pasangan sesuai dengan yang ditentukan guru melalui permainan. (2) Siswa bersama pasangan menerima dan mempelajari lembar kerja (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator tugas gerak (melempar, menangkap, menggiring, menembak, dan me-rebound bola dengan berbagai posisi baik tanpa awalan maupun dengan awalan). (3) Siswa berbagi tugas siapa yang pertama kali menjadi “pelaku” dan siapa yang menjadi “pengamat”. Pelaku melakukan tugas gerak satu persatu dan pengamat mengamati, serta memberikan masukan jika terjadi kesalahan (tidak sesuai dengan lembar kerja). (4) Siswa berganti peran setelah mendapatkan aba-aba dari guru. (5) Siswa mencoba tugas gerak spesifik permainan bolabasket ke dalam permainan yang dimodifikasi dilandasi nilai-nilai disiplin, sportif, kerja sama, dan tanggung jawab. (6) Hasil belajar siswa dinilai selama proses dan di akhir pembelajaran.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
19
d) Model kooperatif Kegiatan inti dengan menggunakan model kooperatif yang harus dilakukan oleh siswa antara lain berikut ini. (1) Siswa menyimak informasi dan peragaan materi tentang gerak spesifik dalam tenis meja (memegang bet, posisi berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, servis forehand, servis backhand, pukulan forehand, pukulan backhand, dan smes). (2) Siswa membagi diri ke dalam delapan (8) kelompok sesuai dengan materi (materi menjadi nama kelompok, contoh kelompok stance, kelompok servis forehand, dan seterusnya). Di dalam kelompok ini setiap siswa secara berulang-ulang mempraktikkan gerak sesuai dengan nama kelompoknya. (3) Setiap anggota kelompok berkunjung ke kelompok lain untuk mempelajari dan “mengajari” materi dari dan ke kelompok lain setelah mendapatkan aba-aba dari guru. (4) Setiap anggota kelompok kembali ke kelompok masing-masing untuk mempelajari dan “mengajari” materi dari dan ke kelompoknya sendiri setelah mendapatkan aba-aba dari guru. (5) Siswa menerima umpan balik secara individual maupun klasikal dari guru. (6) Siswa mencoba tugas gerak spesifik permainan tenismeja ke dalam permainan dilandasi nilai-nilai disiplin, percaya diri, dan tanggung jawab. (7) Hasil belajar siswa dinilai selama proses dan di akhir pembelajaran. 3) Kegiatan Penutup Kegiatan penutup yang harus dilakukan oleh guru berikut ini. 1) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan materi pembelajaran yang telah diberikan. 2) Guru melakukan kegiatan refleksi dan tindak lanjut dari materi pembelajaran yang telah diberikan. 3) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan aktivitas fisik/olahraga yaitu agar dapat melemaskan otot dan tubuh tetap bugar (segar). 4) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3. Penggunaan Pendekatan Ilmiah (Scientific) Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah 20
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(scientific approach). Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa tahu tentang ‘’mengapa’’. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa tahu tentang ‘’bagaimana’’. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang meliputi aspek kompetensii sikap, keterampilan dan pengetahuan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah apabila memenuhi 7 (tujuh) kriteria pembelajaran berikut; pertama, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Kedua, penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. Ketiga, mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Keempat, mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan sama lain dari materi pembalajaran. Kelima, mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. Keenam, berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan. Ketujuh, tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran meliputi antara lain: a. Mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti menentukan objek apa yang akan diobservasi, membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas data apa yang Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
21
perlu diobservasi baik primer maupun sekunder, menentukan/letak objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar, menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi seperti menggunakan buku catatan-kameratape recorder-video perekam dan alat tulis lainnya. b. Menanya. Guru yang efektif mampu menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu pesertadidiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan siswanya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yangbaik. Kriteria pertanyaan yang baik adalah singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberikan kesempatan siswa untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif dan merangsang proses interaksi. c. Mencoba. Dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata antara lain: 1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum, 2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan, 3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil eksperimen sebelumnya, 4) melakukan dan mengamati percobaan, 5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data, menarik simpulan atas hasil percobaan dan membuat laporan. d. Menalar. Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan siswa merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi siswa harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Jadi, menalar secara induktif adalah proses penarikan simpulan dari kasus-kasus yang berisifat nyata secara individual atau spesifik menjadi simpulan yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada 22
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
observasi inderawi atau pengamatan empirik. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme (kategorial, hipotesis dan alternatif). e. Komunikasi yaitu: mengkomunikasikan hasil percobaan. Khusus dalam pelajaran PJOK, tahapan di atas tentu tidak dapat dan tidak selalu harus dilaksanakan secara hirarkis (berurutan). Hal itu tergantung pada materi ajar dan episode pembelajaran apa yang sedang dilakukan. Bahkan, dalam pandangan para ahli Penjas, jika pendekatan ilmiah ini dilaksanakan secara kaku dengan mengikuti urutan kegiatan sebagai tahapannya, dikhawatirkan bahwa pelajaran Penjas akan kehilangan ciri uniknya, yaitu kekayaan aktivitas geraknya yang bermanfaat langsung pada pengembangan keterampilan motorik dan kebugaran jasmani. Scientific approach bukanlah sebuah model pembelajaran yang karenanya tidak dapat diartikan sebagai model yang harus diikuti sesuai tahapannya. Arti “pendekatan” hanyalah menunjuk pada misi dan tujuan akhir dari sebuah kegiatan yang bermakna kepada produk apa yang harus dicapai. Misalnya, istilah “pendekatan ilmiah” bukan merupakan sebuah urutan kegiatan belajar, tetapi lebih bermakna semacam “sifat” bahwa pelajaran PJOK (atau pelajaran apapun) harus mampu mengembangkan kemampuan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Dengan pendekatan ilmiah, para guru dapat memilih model pembelajaran yang dipandang mampu mengusung pencapaiannya seperti model problem-based learning, model projectbased learning, contextual learning, guided discovery learning, sampai model problem based learning. Khusus dalam pembelajaran PJOK, model pembelajaran yang sudah dikembangkan oleh para ahli justru lebih banyak dan bahkan lebih kontekstual. Beberapa di antaranya ada model movement education, model pengembangan tanggung jawab (Hellison’s model), model petualangan (adventure education model), model kebugaran (fitness education model), model perkembangan (developmental model), bahkan termasuk model Teaching Games for Understanding (TGfU model) serta model kooperatif (cooperative model). Sedangkan dalam wilayah pendekatan pembelajarannya, Penjas pun mengenal berbagai pendekatan seperti pendekatan pola gerak dominan, pendekatan taktis, pendekatan konsep, dan sebagainya. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
23
4. Penyiapan Sarana dan Prasarana Pembelajaran PJOK memerlukan sarana dan prasana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga tercapai tujuan pembelajaran PJOK secara aman, efektif dan efisien. Penyediaan sumber data fisik yang memadai termasuk fasilitas, peralatan dan pemeliharaan dapat membantu dalam mempengaruhi sikap dan menunjang keberhasilan program. Dalam pembelajaran PJOK, fasilitas yang harus tersedia bagi siswa yang terlibat dalam aktivitas otot besar yang melibatkan memanjat, melompat, melompat-lompat, menendang, melempar, melompat dan menangkap, dan mereka juga terlibat dalam kegiatan keterampilan motorik dan permainan lainnya. Guru sebagai salah satu sumber pembelajaran juga dapat menggunakan berbagai sumber pembelajaran lain untuk menambah wawasan siswa dalam pembelajaran. Buku terutama buku panduan guru dan siswa PJOK SMLB kelas XI. Selain itu, guru juga dapat menggunakan sumber pembelajaran dari video, media cetak, media elektronik, atau internet.
Secara ideal, aktivitas pembelajaran menggunakan sarana dan prasarana yang sesuai. Akan tetapi, jika sekolah tidak memiliki dan menyediakan sarana dan prasarana, kreativitas guru sangat diperlukan untuk memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran PJOK. Demikian juga, guru dapat menyesuaikan aktivitas yang dipilih, sesuai dengan ketersediaan sarana dan prasarana, dan tetap melakukan pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Apabila sekolah telah memiliki sarana yang standar dan lengkap, diharapkan juga guru dapat memodifikasi sarana tersebut untuk menyesuaikan dengan siswa yang memiliki kemampuan kurang atau dibawah rata-rata.
Keamanan dan keselamatan dalam pembelajaran hal terpenting dalam pembelajaran PJOK adalah terpenuhinya aspek dalam prosedur keamanan dan keselamatan. Siswa harus dapat melakukan atau unjuk kerja dengan aman dan selamat, sesuai kompetensi yang diharapkan, dan terjadi peningkatan keterampilan sesuai dengan tantangan melakukan unjuk kerja gerak. Untuk menilai kerja yang mereka lakukan dan juga menilai rekannya. Selain itu siswa juga harus mampu beradaptasi memodifikasi dan meningkatkan kemampuannya. Karena itu perlu diketahui prosedur keamanan dan keselamatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, yang memiliki tujuan prosedur keamanan dan keselamatan pembelajaran penjas adalah untuk memastikan siswa melakukan 24
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
aktivitas pendidikan jasmani dan olahraga dengan aman dan selamat. Keamanan dan keselamatan dalam pembelajaran meliputi keamanan dan keselamatan penggunaan sarana dan prasarana dan melakukan suatu gerakan/keterampilan tertentu. Dalam pembelajaran PJOK, Kepala sekolah dan guru harus menjamin: a. Sekolah memiliki standar pencegahan dan penjagaan keselamatan untuk meminimalkan resiko dalam pembelajaran PJOK. b. Seluruh alat yang dipergunakan dalam pembelajaran PJOK adalah aman, secara rutin diperiksa, diperbaiki dan dirawat. c. Memiliki catatan perawatan dan perbaikan alat. d. Guru harus memiliki kualifikasi dan pengalaman sebagai guru pendidikan jasmani. e. Segala hal yang berpotensi untuk mengganggu dan menimbulkan resiko diidentifikasi dalam manajemen resiko. f. Guru memiliki pengetahuan dan keterampilan P3K. 5. Pengayaan dan Remedial Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi kegiatan remedial adalah: (1) memperbaiki cara belajar siswa, (2) meningkatkan siswa terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya, (3) menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa, (4) mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, (5) membantu mengatasi kesulitan dalam aspek sosial dan pribadi siswa. Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan (preventif), setelah kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar (kuratif), atau selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan remedial adalah: (1) analisis hasil diagnosis kesulitan belajar, (2) menemukan penyebab kesulitan, (3) menyusun rencana kegiatan remedial, (4) melaksanakan kegiatan remedial, dan (5) menilai kegiatan remedial. Kegiatan pengayaan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
25
sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal. Tugas yang dapat diberikan guru pada siswa yang mengikuti kegiatan pengayaan di antaranya adalah memberikan kesempatan menjadi tutor sebaya, mengembangkan latihan praktis dari materi yang sedang dibahas, membuat hasil karya, melakukan suatu proyek, membahas masalah, atau mengerjakan permainan yang harus diselesaikan siswa. Apapun kegiatan yang dipilih guru, hendaknya kegiatan pengayaan tersebut menyenangkan dan mengembangkan kemampuan kognitif tinggi sehingga mendorong siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru harus memperhatikan (1) faktor siswa, baik faktor minat maupun faktor psikologis lainnya, (2) faktor manfaat edukatif, dan (3) faktor waktu. 6. Penilaian Penilaian oleh pendidik merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi siswa, pengolahan, dan pemanfaatan informasi tentang pencapaian kompetensi siswa. Penilaian tersebut dilakukan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian projek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya siswa (portfolio), dan penilaian diri. Penilaian pencapaian kompetensi baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Pencapaian kompetensi seorang siswa dalam periode waktu tertentu dibandingkan dengan hasil yang dimiliki siswa tersebut sebelumnya dan tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan siswa lainnya. Dengan demikian siswa tidak merasa dihakimi oleh pendidik tetapi dibantu untuk mencapai kompetensi atau indikator yang diharapkan. Penilaian hasil belajar siswa mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap siswa terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berikut ini.
26
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
a. Penilaian kompetensi sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh siswa dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarsiswa adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. 1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. 2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. 3) Penilaian antarsiswa merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarsiswa. 4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. 1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. 2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. 3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. c. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. 1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
27
2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas siswa dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian siswa terhadap lingkungannya.
28
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Bab 2 Aktivitas Pembelajaran Permainan Bola Besar A. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifi k Permainan Sepakbola 1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan faktual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/ [mendengar/melihat/memtulis/isyarat) yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya baca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sedirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan hat, dan dalam tindakan yang benda-benda yang dijumpaimencerminkan perilaku anak nya di rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kompetensi petensi 3.1 Memahami prosedur variasi 4.1 Mempraktikkan variasi gerak spesifik dalam berbagai pergerak spesifik dalam berbagai mainan perorangan dan bepermainan perorangan dan regu sederhana, tradisional, beregu sederhana, tradisional, atau rekreatif *) atau rekreatif *) 3.1.1. Mengidentifikasikan 4.1.1. Melakukan variasi gerak spesifik menenprosedur berbagai variasi gerak spesifik medang, menahan dan menggiring bola pernendang, menahan dan menggiring bola mainan sepakbola. permainan sepakbola.
3.1.2. Menjelaskan prosedur berbagai variasi gerak spesifik menendang, menahan dan menggiring bola permainan sepakbola. 3.1.3. Menjelaskan prosedur cara melakukan variasi gerak spesifik me nendang, menahan dan menggiring bola permainan sepakbola.
4.1.2. Menggunakan variasi gerak spesifik menendang, menahan dan menggiring bola dalam bentuk permainan se pakbola yang dimodifikasi.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini. a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada siswa. 2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus. 4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum. 5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu. 6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk memperhatikan dan mengamatinya. 2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan. 3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau 30
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
4) 5) 6) 7) 8) 9)
berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin, sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Menemukan hubungan aktivitas gerak spesifik permainan sepakbola. Menerapkan berbagai aktivitas gerak spesifik permainan sepakbola secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, sportivitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama. Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang santun. Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat. Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa. Dalam mengajarkan materi permainan bola besar menggunakan sepakbola guru dapat memodifikasi alat (misalnya penggunaan bola plastik), peraturan dan lapangan permainan.
c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan dengan materi aktivitas yang telah diberikan. 2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik. 3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran yang telah diberikan. 4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan aktivitas fisik/olahraga. 5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan materi aktivitas yang telah dipelajari. 6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
31
3. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas variasi gerak spesifik pemainan sepakbola antara lain berikut ini. a. Inclusive (cakupan). b. Komando. c. Kooperatif. d. Demonstrasi. e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan). f. Pendekatan Scientific. 4. Media dan Alat Pembelajaran a. Media: Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. 1) Gambar variasi gerak spesifik menendang, menahan dan menggiring bola permainan sepakbola. 2) Video pembelajaran variasi gerak spesifik menendang, menahan dan menggiring bola permainan sepakbola. 3) Model siswa atau guru yang memperagakan variasi gerak spesifik menendang, menahan dan menggiring bola permainan sepakbola. b. Alat dan Bahan: Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. 1) Lapangan permainan sepakbola atau lapangan sejenisnya (lapangan bolavoli, halaman sekolah atau lapangan terbuka). 2) Sepakbola atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet, dll). 3) Beberapa gawang dan bola yang dimodifikasi. 4) Bendera (corong) atau sejenisnya (kursi atau bilah bambu). 5) Peluit dan Stopwatch. 6) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa). 5. Aktivitas Pembelajaran Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara variasi gerak spesifik permainan sepakbola sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran gerak spesifik dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk mempelajari variasi gerak spesifik, hingga 32
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan gerak variasi bola besar menggunakan permainan sepakbola. Akhir dari pembelajaran aktivitas permainan bola besar menggunakan permainan sepakbola yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut. a. Memiliki keterampilan variasi gerak spesifik permainan sepakbola. b. Memiliki pengetahuan tentang variasi gerak spesifik menggunakan permainan sepakbola, memahami karakter bola yang digunakan, mengenal konsep ruang dan waktu. c. Permainan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang berubahubah. d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, sportifitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain. 6. Materi Pembelajaran a. Aktivitas Bermain Sepakbola Dimodifikasi Sebelum siswa mempelajari variasi gerak spesifik permainan sepakbola, siswa diminta untuk bermain sepakbola yang dimodifikasi. Dalam bermain, siswa diharapkan dapat menunjukkan nilai-nilai sikap seperti: disiplin, sportifitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama. Sambil bermain siswa diminta untuk mengamati dan merasakan menendang bola dengan kaki yang mana mudah dilakukan. Cara bermain sepakbola yang dimodifikasi berikut ini. 1) Jumlah pemain 12 orang (untuk dua tim) masing-masing 6 pemain untuk satu tim. 2) Pada garis lapangan dipasang gawang atau tiang bendera kecil. 3) Lapangan yang dapat digunakan adalah lapangan basket atau bolavoli yang memiliki garis tengah. 4) Tiap tim menempatkan 3 pemain penyerang pada daerah lapangan lawan dan 2 pemain bertahan pada daerah lapangan sendiri. 5) Setiap pemain berusaha mempertahankan gawangnya dan melakukan serangan. 6) Pemain bertahan dan penyerang hanya boleh bergerak di daerah yang ditempatinya. 7) Bila pemain bertahan dapat merebut bola segera berikan operan pada temannya yang ada di daerah lawan. 8) Tim dianggap menang apabila dapat memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin. 9) Waktu permainan untuk setiap tim 5–10 menit. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
33
Gambar 2.1 Aktivitas pembelajaran bermain sepakbola yang dimodifikasi.
Setelah Siswa bermain sepakbola yang dimodifikasi, selanjutnya Siswa mempelajari teknik gerakan variasi permainan sepakbola yang benar. Pembelajaran variasi gerak spesifik permainan sepakbola tersebut akan diuraikan sebagai berikut. b. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Sepakbola Permainan sepakbola adalah permainan beregu. Dalam bermain dibutuhkan kerjasama yang baik dan kompak. Kekompakkan merupakan modal utama dalam permainan. Di samping itu, seorang pemain dituntut untuk menguasai variasi gerak spesifik permainan sepakbola. Variasi gerak spesifik permainan sepakbola meliputi: variasi gerak spesifik menendang, menahan/mengontrol bola, menggiring bola, menyundul bola, gerak tipu, dan variasi gerak spesifik penjaga gawang. Variasi-variasi gerak spesifik permainan sepakbola tersebut berikut ini. 1) Aktivitas pembelajaran variasi gerakan koordinasi menggiring dan menendang bola menggunakan satu/dua kali sentuhan Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan variasi gerakan koordinasi menggiring dan menendang bola dengan satu/dua kali sentuhan berikut ini. a) Berdiri tegak berpasangan dan saling berhadap-hadapan b) Siswa berpasangan sambil berjalan, jogging dan dilanjutkan dengan berlari c) Arah gerakan maju dengan posisi menyamping d) Pembelajaran dilakukan berulang-ulang menempuh jarak 15– 25 meter 34
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Gambar 2.2 Aktivitas pembelajaran variasi gerakan koordinasi menggiring dan menendang bola.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan variasi gerakan koordinasi menggiring dan menendang bola dengan satu/dua kali sentuhan hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 2) Aktivitas pembelajaran variasi gerakan koordinasi menendang dan menyundul bola pada lapangan segiempat Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan variasi gerakan koordinasi menendang dan menyundul bola pada lapangan segiempat berikut ini. a) Siswa berkelompok empat atau lima orang b) Kemudian menendang dan menyundul bola pada lapangan segiempat c) Usahakan bola tidak terjatuh ke tanah d) Siswa yang mengeluarkan bola dari lapangan, dikenai hukuman squat-jump atau push-up Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
35
Gambar 2.3 Aktivitas pembelajaran variasi gerakan koordinasi menendang dan menyundul bola.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan variasi gerakan koordinasi menendang dan menyundul bola pada lapangan segiempat hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 3) Aktivitas pembelajaran variasi gerakan koordinasi mengumpan dan menendang bola ke arah sasaran gawang Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan variasi gerakan koordinasi mengumpan dan menendang bola ke arah sasaran gawang berikut ini. a) Siswa berkelompok tiga orang b) Pemain pertama sebagai pengumpan c) Pemain kedua sebagai penendang ke gawang d) Pemain ketiga sebagai penjaga gawang e) Gerakan ini dilakukan secara bergantian sebagai penendang, pengumpan dan penjaga gawang. 36
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Gambar 2.4 Aktivitas pembelajaran variasi gerakan koordinasi mengumpan dan menendang bola ke arah sasaran gawang.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan variasi gerakan koordinasi mengumpan dan menendang bola ke arah sasaran gawang hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 4) Aktivitas bermain sepakbola pada lapangan kecil menggunakan dua gawang kecil Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan bermain sepakbola pada lapangan kecil menggunakan dua gawang kecil berikut ini. a) Siswa berkelompok lima orang b) Tahap pertama, setiap pemain hanya boleh memainkan bola dengan empat kali sentuhan bola c) Tahap kedua tiga kali sentuhan bola d) Tahap ketiga dua kali sentuhan bola e) Tahap keempat satu kali sentuhan bola Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
37
Gambar 2.5 Aktivitas pembelajaran bermain sepakbola pada lapangan kecil menggunakan dua gawang kecil.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan bermain sepakbola pada lapangan kecil menggunakan dua gawang kecil hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. c. Aktivitas Bermain Sepakbola Menggunakan Peraturan Dimodifikasi 1) Aktivitas pembelajaran bermain mengumpan pada 4 bidang Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan bermain mengumpan pada 4 bidang berikut ini. a) Tempatkan 3 orang pemain pada setiap bidang masing-masing (1) regu A, 3 pemain pada bidang 1 (2) regu B, 3 pemain pada bidang 2 38
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
b) c) d) e) f) g)
(3) regu C, 3 pemain pada bidang 3 (4) regu D, 3 pemain pada bidang 4 Setiap regu berusaha menendang/mengumpan bola pada teman satu regu dan lawan regu berusaha untuk menghadangnya. Setiap regu diberi bola (membawa bola) 1 buah. Setiap regu tidak boleh keluar dari bidangnya masing-masing. Regu mendapatkan 1 angka bila umpan bolanya lolos ke rekannya di bidang lain. Regu dianggap menang bila memperoleh angka terbanyak. Permainan dilakukan selama 10–15 menit.
Gambar 2.6 Aktivitas pembelajaran bermain sepakbola dengan menggunakan 4 bidang.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan bermain mengumpan pada 4 bidang hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
39
2) Aktivitas pembelajaran bermain mengumpan dan menerima bola untuk mencetak gol melalui gawang kecil (bendera kecil) Siswa diminta untuk mengomunikasikan cara melakukan gerakan bermain mengumpan dan menerima bola untuk mencetak gol melalui gawang kecil (bendera kecil) berikut ini. a) Persiapkan 5 buah gawang selebar 2–3 meter dan diletakkan secara bebas pada lapangan. b) Regu dibedakan dengan warna kostum. c) Permainan menggunakan satu buah bola dan untuk memulai permainan dilakukan dengan tendangan pada lapangan. d) Setiap regu berusaha melakukan umpan melewati gawang dan berusaha menjaga (mempertahankan) gawang bagi regu yang tidak menguasai bola. e) Setiap regu tidak boleh mengumpan melalui gawang yang sama dua kali berturut-turut. f) Setiap regu dapat mengumpan melalui gawang dan dapat diterima oleh teman satu regu dengan baik mendapat 1 angka. g) Regu yang mengumpulkan angka terbanyak selama 10 menit bermain dinyatakan sebagai pemenangnya.
Gambar 2.7 Aktivitas pembelajaran bermain mengumpan dan menerima bola untuk mencetak gol melalui gawang kecil (bendera kecil).
Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan tentang materi pembelajaran permainan sepakbola yang telah dipelajari dalam buku catatannya. 40
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
B. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Bolavoli 1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan faktual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/tu[mendengar/melihat/memlis/isyarat) yang jelas, sistebaca] dan menanya berdasarmatis dan logis, dalam karya kan rasa ingin tahu tentang yang estetis, dalam gerakan dirinya, makhluk ciptaan yang mencerminkan anak seTuhan dan kegiatannya, dan hat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak benda-benda yang dijumpai beriman dan berakhlak mulia. nya di rumah dan di sekolah. Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kompetensi petensi 3.1 Memahami prosedur variasi 4.1 Mempraktikkan variasi gerak gerak spesifik dalam berbagai spesifik dalam berbagai perpermainan perorangan dan mainan perorangan dan beberegu sederhana, tradisional regu sederhana, tradisional atau rekreatif *) atau rekreatif *) 3.1.1. M engidentifikasikan 4.1.1. Melakukan variasi speberbagai variasi gerak sifik gerak Passing Passing bawah dan bawah dan servis bawah servis bawah permainpermainan bolavoli. an bolavoli. 4.1.2. Menggunakan variasi 3.1.2. Menjelaskan variasi gerak spesifik Passgerak Passing bawah ing bawah dan servis dan servis bawah perbawah dalam bentuk mainan bolavoli. permainan bolavoli 3.1.3. Menjelaskan cara me yang dimodifikasi. lakukan variasi gerak Passing bawah dan servis bawah permainan bolavoli.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
41
2. Langkah-langkah Pembelajaran Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini. a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada siswa. 2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus. 4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum. 5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu. 6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk memperhatikan dan mengamatinya. 2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan. 3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin, sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. 4) Menemukan hubungan aktivitas variasi gerak spesifik permainan bolaboli. 5) Menerapkan berbagai aktivitas variasi gerak spesifik permainan bolaboli secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, sportivitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama. 6) Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang santun. 7) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat. 42
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
8) Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa. 9) Dalam mengajarkan materi permainan bola besar menggunakan bolaboli guru dapat memodifikasi alat (misalnya penggunaan bola plastik), peraturan dan lapangan permainan. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan dengan materi aktivitas yang telah diberikan. 2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik. 3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran yang telah diberikan. 4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan aktivitas fisik/olahraga. 5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan materi aktivitas yang telah dipelajari. 6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas variasi gerak spesifik pemainan bolaboli antara lain berikut ini. a. Inclusive (cakupan). b. Komando. c. Kooperatif. d. Demonstrasi. e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan). f. Pendekatan Scientific. 4. Media dan Alat Pembelajaran a. Media: Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
43
1) Gambar variasi gerak spesifik Passing bawah dan servis bawah permainan bolavoli. 2) Video pembelajaran variasi gerak spesifik Passing bawah dan servis bawah permainan bolavoli. 3) Model siswa atau guru yang memperagakan variasi gerak spesifik Passing bawah dan servis bawah permainan bolavoli. b. Alat dan Bahan: Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. 1) Lapangan permainan bolavoli atau lapangan sejenisnya (lapangan bolavoli, halaman sekolah atau lapangan terbuka). 2) Bolavoli atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet, dll). 3) Jaring/net bolavoli atau sejenisnya (tali plastik). 4) Peluit dan Stopwatch. 5) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa). 5. Aktivitas Pembelajaran Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara variasi gerak spesifik permainan bolavoli sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran variasi gerak spesifik dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk mempelajari variasi gerak spesifik, hingga dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan gerak variasi dan kombinasi bola besar menggunakan permainan bolavoli. Akhir dari pembelajaran aktivitas permainan bola besar menggunakan permainan bolavoli yang dilakukan siswa adalah sebagai berikut. a. Memiliki keterampilan variasi gerak spesifik permainan bolavoli. b. Memiliki pengetahuan tentang variasi gerak spesifik menggunakan permainan bolavoli, memahami karakter bola yang digunakan, mengenal konsep ruang dan waktu. c. Permainan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang berubahubah. d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, sportifitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain.
44
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
6. Materi Pembelajaran a. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Servis Atas Permainan Bolavoli Servis adalah tindakan memukul bola oleh seorang pemain belakang kanan yang dilakukan dari daerah servis, langsung ke lapangan lawan. Servis merupakan aksi untuk melakukan bola ke dalam permainan. Keberhasilan suatu servis tergantung pada kecepatan bola, jalan dan perputaran bola dan penempatan bola ke tempat kosong kepada pemain ke garis belakang kepada pemain yang melakukan perpindahan tempat. Servis atas adalah jenis servis dimana jalannya bola dari hasil pukulan servis itu tidak mengandung putaran (bola berjalan mengapung atau mengambang). Dari sekian banyak macam variasi gerak spesifik servis, pada saat ini yang paling popoler adalah “Floating service” terutama yang dilakukan dari overhead atau overhand. Kesulitan lawan dalam menerima servis float terletak pada sifat jalannya bola yang mengapung dan tidak berjalan dalam satu lintasan lurus, kecepatannya yang tidak teratur, bola sering melayang ke kiri dan ke kanan atau ke atas dan ke bawah, sehingga menimbulkan kesulitan untuk memprediksi arah datangnya bola secara tepat. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik servis atas permainan bolavoli berikut ini.
Gambar 2.8 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik servis atas bolavoli.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik servis atas permainan bolavoli hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
45
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. b. Bentuk-Bentuk Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Servis Atas 1) Aktivitas Pembelajaran gerakan memukul-mukul bola ke lantai Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan memukulmukul bola ke lantai berikut ini. a) Sikap awal berdiri tegak, badan sedikit dibungkukan b) Kemudian pukul bola ke lantai menggunakan telapak tangan secara berulang-ulang c) Tahap pertama dilakukan di tempat d) Tahap kedua dilakukan sambil berjalan
Gambar 2.9 Aktivitas pembelajaran gerakan memukulmukul bola ke lantai.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan memukul-mukul bola ke lantai permainan bolavoli hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 2) Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola ke depan bawah bola dioperkan teman Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan memukul bola ke depan bawah bola dioperkan teman berikut ini. a) Sikap awak berdiri menghadap bola yang dipegang teman di depan atas b) Kemudian bola dipukul dengan telapak tangan ke depan bawah c) Pukulan dengan mengaktifkan pergelangan tangan 46
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Gambar 2.10 Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola ke depan bawah bola dioperkan teman.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan memukul bola ke depan bawah bola dioperkan teman permainan bolavoli hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 3) Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola ke depan bawah bola dilambungkan Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan memukul bola ke depan bawah bola dilambungkan berikut ini. a) Sikap awal berdiri dan bola dipegang dengan tangan kiri b) Kemudian lambungkan bola ke atas dengan tangan kiri c) Lalu pukul bola dengan tangan kanan d) Saat bola turun sebatas jangkauan lengan di atas depan kepala e) Arahkan pukulan ke lantai dengan mengaktifkan pergelangan tangan f) Bola memantul tepat pada teman yang didepannya Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
47
Gambar 2.11 Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola ke depan bawah bola dilambungkan.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan memukul bola ke depan bawah bola dilambungkan permainan bolavoli hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 4) Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola ke depan atas bola dilambungkan sendiri Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan memukul bola ke depan atas bola dilambungkan sendiri berikut ini. a) Sikap awal berdiri saling berhadapan b) Kemudian lambungkan bola ke atas dengan tangan kiri c) Saat bola turun sebatas jangkauan tangan di atas kepala, pukul dengan tangan kanan ke depan ke atas teman di depannya d) Lakukan latihan ini secara bergantian
48
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Gambar 2.12 Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola ke depan atas bola dilambungkan sendiri.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan memukul bola ke depan atas bola dilambungkan sendiri permainan bolavoli hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 5) Aktivitas pembelajaran teknik gerakan memukul bola melewati atas net/tali Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan memukul bola melewati atas net/tali berikut ini. a) Sikap awal berdiri menghadap net/tali b) Kemudian lambungkan bola dengan tangan kiri c) Pukul bola dengan tangan kanan melewati atas net/tali d) Bila memukul bola sudah dilakukan dari garis serang lapangan, pindah ke belakang garis lapangan untuk siap memukul lagi dan sebaliknya e) Lakukan gerakan ini secara bergantian
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
49
Gambar 2.13 Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola melewati atas net/tali.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan memukul bola melewati atas net/tali permainan bolavoli hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 50
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
c. Aktivitas Pembelajaran Bermain Bolavoli dengan Peraturan Sederhana Tujuan pembelajaran bermain bolavoli secara sederhana adalah untuk mengkombinasikan gerakan-gerakan yang telah dipelajari. Dalam melakukan permainan bolavoli secara sederhana, Siswa diharapkan dapat menunjukkan nilai-nilai sikap seperti: sportifitas, kerja sama, tanggung jawab, dan disiplin. Siswa diminta untuk mengomunikasikan cara melakukan bermain bolavoli dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi berikut ini.
Gambar 2.14 Aktivitas pembelajaran bermain bolavoli dengan sederhana.
Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan tentang materi pembelajaran permainan bolavoli yang telah dipelajari dalam buku catatannya.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
51
C. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Bolabasket 1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan faktual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/tu[mendengar/melihat/memlis/isyarat) yang jelas, sistebaca] dan menanya berdasarmatis dan logis, dalam karya kan rasa ingin tahu tentang yang estetis, dalam gerakan dirinya, makhluk ciptaan yang mencerminkan anak seTuhan dan kegiatannya, dan hat, dan dalam tindakan yang benda-benda yang dijumpai mencerminkan perilaku anak nya di rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kompetensi petensi 3.1 Memahami prosedur variasi 4.1 Mempraktikkan variasi ge gerak spesifik dalam berbagai rak spesifik dalam berbagai permainan perorangan dan permainan perorangan dan beregu sederhana, tradisional beregu sederhana, tradisi atau rekreatif *) onal atau rekreatif *) 3.1.1. Mengidentifikasikan 4.1.1. Melakukan variasi gerberbagai variasi ge ak spesifik melempar, rak spesifik melempar, menangkap, dan mengmenangkap, dan menggiring bola permainan giring bola permainan bolabasket. bolabasket. 4.1.2. Menggunakan variasi 3.1.2. Menjelaskan variasi ge gerak spesifik melem rak spesifik melempar, par, menangkap, dan menangkap, dan mengmenggiring bola pergiring bola permainan mainan bolabasket da bolabasket. lam bentuk permainan 3.1.3. Menjelaskan cara me sederhana dengan perlakukan variasi gerak aturan yang dimodi spesifik melempar, me fikasi. nangkap, dan menggiring bola permainan bolabasket. 52
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
2. Langkah-langkah Pembelajaran Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini. a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada siswa. 2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus. 4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum. 5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu. 6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk memperhatikan dan mengamatinya. 2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan. 3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin, sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. 4) Menemukan hubungan aktivitas variasi gerak spesifik permainan bolabasket. 5) Menerapkan berbagai aktivitas variasi gerak spesifik permainan bolabasket secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, sportivitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama. 6) Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang santun. 7) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat. 8) Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
53
9) Dalam mengajarkan materi permainan bola besar menggunakan bolabasket guru dapat memodifikasi alat (misalnya penggunaan bola plastik), peraturan dan lapangan permainan. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan dengan materi aktivitas yang telah diberikan. 2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik. 3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran yang telah diberikan. 4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan aktivitas fisik/olahraga. 5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan materi aktivitas yang telah dipelajari. 6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas variasi gerak spesifik pemainan bolabasket antara lain berikut ini. a. Inclusive (cakupan). b. Komando. c. Kooperatif. d. Demonstrasi. e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan). f. Pendekatan Scientific. 4. Media dan Alat Pembelajaran a. Media: Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. 1) Gambar variasi gerak spesifik melempar, menangkap, menggiring bola permainan bolabasket. 54
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
dan
2) Video pembelajaran variasi gerak spesifik melempar, menangkap, dan menggiring bola permainan bolabasket. 3) Model siswa atau guru yang memperagakan variasi gerak spesifik melempar, menangkap, dan menggiring bola permainan bolabasket. b. Alat dan Bahan: Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. 1) Bolabasket atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet, dll). 2) Lapangan permainan bolabasket atau lapangan sejenisnya (lapangan bolavoli, halaman sekolah atau lapangan terbuka). 3) Ring basket atau sejenisnya (keranjang yang digantung). 4) Peluit dan Stopwatch. 5) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa). 5. Aktivitas Pembelajaran Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara variasi gerak spesifik permainan bolabasket sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran variasi gerak spesifik dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk mempelajari variasi gerak spesifik, hingga dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan gerak variasi bola besar menggunakan permainan bolabasket. Akhir dari pembelajaran aktivitas permainan bola besar menggunakan permainan bolabasket yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut. a. Memiliki keterampilan variasi gerak spesifik permainan bolabasket. b. Memiliki pengetahuan tentang variasi gerak spesifik menggunakan permainan bolabasket, memahami karakter bola yang digunakan, mengenal konsep ruang dan waktu. c. Permainan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang berubah-ubah. d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, sportifitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
55
6. Materi Pembelajaran a. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Menggiring Bola Menggiring bola adalah upaya membawa bola dengan cara memantulkan bola di tempat, memantulkan bola sambil berjalan dan memantulkan bola sambil berlari. Menggiring bola merupakan suatu usaha untuk membawa bola menuju ke depan/ke lapangan lawan. Cara menggiring bola yang dibenarkan adalah dengan satu tangan (kiri/kanan). Kegunaan menggiring bola adalah untuk mencari peluang serangan, menerobos pertahanan lawan, dan memperlambat tempo permainan. 1) cara menggiring bola di tempat 2) cara menggiring bola sambil berjalan 3) cara menggiring bola sambil berlari Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan variasi gerak spesifik mengiring bolabasket dengan berbagai variasi berikut ini.
Gambar 2.15 Aktivitas pembelajaran gerakan menggiring bola.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan variasi gerak spesifik menggiring bolabasket hasil pengamatannya dengan cara: 1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. 2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. 3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. 4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. b. Aktivitas Bermain Bolabasket Menggunakan Peraturan Dimodifikasi Ada beberapa tujuan dari kegiatan bermain bolabasket yang dimodifikasi, diantaranya adalah: 56
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
a) untuk menerapkan teknik-teknik dasar yang telah dipelajari. b) agar siswa dapat menentukan posisi dalam regu sesuai dengan keterampilannya masing-masing. c) agar siswa menggunakan taktik dan strategi dalam bermain bolabasket. d) agar siswa dapat mengidentifikasikan saat yang tepat untuk melakukan penyerangan dan pertahanan. Bentuk-bentuk bermain dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi adalah sebagai berikut: 1) Aktivitas pembelajaran bermain bolabasket dengan menggunakan gawang kecil yang mengutamakan gerak menggiring, menangkap dan Passing Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan bermain bolabasket dengan menggunakan gawang kecil yang mengutamakan gerak menggiring, menangkap dan passing berikut ini. a) Siswa dibagi dua regu, masing-masing regu terdiri dari 5 pemain. b) Cara memainkan bola, bola digiring dengan satu tangan (kiri/ kanan). c) Bola dapat digiring tidak lebih dari 3 langkah. d) Bola dapat dibawa tidak lebih dari 2 langkah.
Gambar 2.16 Aktivitas pembelajaran bermain lempar tangkap bola.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
57
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan bermain bolabasket dengan menggunakan gawang kecil hasil pengamatannya dengan cara: 1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. 2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. 3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. 4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 2) Pembelajaran bermain bolabasket menggunakan setengah lapangan, Jumlah pemain adalah 2 lawan 3 dilanjutkan dengan 4 lawan 3 atau 5 lawan 4, yaitu: Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan bermain bolabasket menggunakan setengah lapangan, Jumlah pemain adalah 2 lawan 3 dilanjutkan dengan 4 lawan 3 atau 5 lawan 4 berikut ini. a) 2 pemain penyerang dan bertahan 3 pemain. b) 4 pemain penyerang dan bertahan 3 pemain. c) 5 pemain penyerang dan bertahan 4 pemain.
Gambar 2.17 Aktivitas pembelajaran bermain bolabasket menggunakan setengah lapangan.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan bermain bolabasket dengan menggunakan setengah lapangan hasil pengamatannya dengan cara: 1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. 2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. 58
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. 4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 3) Aktivitas pembelajaran bermain bolabasket menggunakan satu lapangan dan dibagi dua bidang, yaitu bidang A lapangan untuk regu A dan bidang B lapangan untuk regu B Siswa diminta untuk mengomunikasikan cara melakukan bermain bolabasket menggunakan satu lapangan dan dibagi dua bidang, yaitu bidang A lapangan untuk regu A dan bidang B lapangan untuk regu B berikut ini. a) Regu A menempatkan pemainnya di lapangan B sebanyak 2 orang pemain, begitu juga regu B menempatkan 2 pemain di lapangan A. b) Para pemain boleh mengiring, melempar, dan menembak bola. c) Saat menggiring bola pemain yang berada pada lapangan A dan B tidak boleh melewati garis tengah. d) Jadi yang berhak melakukan serangan pada lapangan lawan hanya 2 orang pemain. e) Regu pemenang adalah regu yang dapat memasukkan bola ke ring basket lebih banyak. f) Lama permainan 5–10 menit.
Gambar 2.18 Aktivitas pembelajaran bermain menggunakan satu lapangan dibagi dua bidang.
Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan tentang materi pembelajaran permainan bolabasket yang telah dipelajari dalam buku catatannya.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
59
D. Penilaian Pembelajaran Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Permainan Sepakbola 1. Penilaian Pengetahuan a. Teknik penilaian Ujian tulis b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Soal ujian tulis Nama : ........................................................... Kelas : ........................................................... No 1. 2.
1. 2.
1. 2.
Aspek dan Soal Uji Tulis
Jawaban
Fakta Sebutkan berbagai variasi gerak spesifik menendang dan menahan bola permainan sepakbola. Sebutkan berbagai variasi gerak spesifik menggiring bola permainan sepakbola. Konsep Jelaskan berbagai variasi gerak spesifik menendang dan menahan bola permainan sepakbola. Jelaskan berbagai variasi gerak spesifik menggiring bola permainan sepakbola. Prosedur Jelaskan cara melakukan berbagai variasi gerak spesifik menendang dan menahan bola permainan sepakbola. Jelaskan cara melakukan berbagai variasi gerak spesifik menggiring bola permainan sepakbola.
c. Pedoman penskoran 1) Penskoran a) Soal nomor 1 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap b) Soal nomor 2 (1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
60
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap c) Soal nomor 3 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap d) Soal nomor 4 (1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan tidak lengkap. 2) Pengolahan skor Skor maksimum: 24 Skor perolehan siswa: SP Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 100 2. Penilaian Keterampilan a. Lembar pengamatan proses variasi gerak spesifik menendang, menahan dan menggiring bola permainan sepakbola 1) Teknik penilaian Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam permainan) 2) Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Siswa diminta untuk melakukan variasi gerak spesifik menendang, menahan dan menggiring bola permainan sepakbola yang dilakukan berpasangan, berkelompok atau dalam bentuk bermain. Nama : ......................................................... Kelas : ......................................................... Petugas Pengamatan : ......................................................... a) Petunjuk Penilaian Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa menunjukkan atau menampilkan gerak yang diharapkan. b) Rubrik penilaian keterampilan variasi gerak spesifik
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
61
No.
Indikator Penilaian
Hasil Penilaian Baik Cukup Kurang (3) (2) (1)
Sikap awalan melakukan gerakan 2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan 3. Sikap akhir melakukan gerakan Skor Maksimal (9) 1.
3) Pedoman penskoran a) Penskoran (1) Sikap awalan melakukan gerakan Skor Baik jika: (a) sikap berdiri menghadap arah bola. (b) letakkan kaki tumpu di samping bola dengan sikap lutut agak tertekuk. (c) sikap kedua lengan di samping badan agak terentang. Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar. (2) Sikap pelaksanaan melakukan gerakan Skor Baik jika: (a) badan menghadap ke arah sasaran. Kemudian jemputlah bola yang meluncur agar mudah mengontrolnya. (b) putarlah tungkai yang akan digunakan untuk menerima bola yang datang. Dengan sedikit mengangkat kaki, kaki bagian dalam mengenai bola hingga gerakan terhenti. (c) badan agak membungkuk, lengan mengimbangi badan. (d) pandangan mengarah ke bola.
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir melakukan gerakan Skor Baik jika: (a) pandangan mata ke arah lepasnya/dorongan bola. 62
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(b) badan sedikit dicondongkan ke depan dan beratnya terletak di antara kedua kaki (c) kaki yang menyepak bola berada di depan menghadap ke bawah dengan posisi badan rileks.
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor Skor maksimum: 9 Skor perolehan siswa: SP Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 100 b. Lembar pengamatan penilaian hasil variasi gerak spesifik menendang, menahan dan menggiring bola permainan sepakbola. 1) Penilaian hasil variasi gerak spesifik menendang dan menahan bola a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk keterampilan variasi gerak spesifik menendang dan menahan bola dilakukan siswa selama 30 detik dengan dengan cara : (1) Mula-mula siswa berdiri ditengan-tengah antara papan pantul. (2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” siswa mulai menendang dan menahan bola secara bergantian ke kiri dan ke kanan. (3) Petugas menghitung ulangan/pantulan bola yang dapat dilakukan oleh siswa. (4) Jumlah ulangan/pantulan bola yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. b) Konversi jumlah ulangan dengan skor Perolehan Nilai Putera Puteri …… ≥ 20 kali 17 – 19 kali 14 – 16 kali ........ ≤ 13 kali
…… ≥ 15 kali 12 – 14 kali 9 – 11 kali ........ ≤ 8 kali
Predikat Nilai
Klasifikasi Nilai
86 - 100 71 - 85 56 - 70 ........ ≤ 55
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
63
2) Penilaian hasil variasi gerak spesifik menggiring bola a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk variasi gerak spesifik menendang dan menahan bola dilakukan siswa selama 30 detik dengan dengan cara: (1) Mula-mula siswa berdiri dibelakang garis start. (2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” siswa mulai menggiring bola melewati rintangan (corong atau kursi yang dipasang secara zig-zag) sebanyak 10 rintangan. (3) Petugas menghitung ulangan/rintangan yang dilewati yang dapat dilakukan oleh siswa. (4) Jumlah ulangan/rintangan yang dilalui yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. b) Konversi jumlah ulangan dengan skor Perolehan Nilai Putera Puteri … ≥ 12 rintangan … ≥ 10 rintangan 10–11 rintangan 8 – 9 rintangan 8–9 rintangan 6 – 7 rintangan ... ≤ 7 rintangan ... ≤ 5 rintangan
Predikat Nilai
Klasifikasi Nilai
86 – 100 71 – 85 56 – 70 ... ≤ 55
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Permainan Bolavoli 1. Penilaian Pengetahuan a. Teknik penilaian
Ujian tulis
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
No 1. 2.
64
Soal ujian tulis Nama : ........................................................... Kelas : ........................................................... Aspek dan Soal Uji Tulis
Fakta Sebutkan berbagai variasi gerak spesifik Passing bawah permainan bolavoli. Sebutkan berbagai variasi gerak spesifik servis bawah permainan bolavoli.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Jawaban
1. 2.
1. 2.
Konsep Jelaskan berbagai variasi gerak spesifik Passing bawah permainan bolavoli. Jelaskan berbagai variasi gerak spesifik servis bawah permainan bolavoli. Prosedur Jelaskan cara melakukan berbagai variasi gerak spesifik Passing bawah permainan bolavoli. Jelaskan cara melakukan berbagai variasi gerak spesifik servis bawah permainan bolavoli.
c. Pedoman penskoran 1) Penskoran a) Soal nomor 1 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap b) Soal nomor 2 (1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap c) Soal nomor 3 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap d) Soal nomor 4 (1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan tidak lengkap. e) Pengolahan skor Skor maksimum: 24 Skor perolehan siswa: SP Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 100
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
65
2. Penilaian Keterampilan a. Lembar pengamatan proses variasi gerak spesifik Passing bawah dan servis bawah permainan bolavoli. 1) Teknik penilaian Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam permainan) 2) Instrumen penilaian dan pedoman penskoran Siswa diminta untuk melakukan variasi gerak spesifik Passing bawah dan servis bawah permainan bolavoli yang dilakukan berpasangan, berkelompok atau dalam bentuk bermain. Nama : ......................................................... Kelas : ......................................................... Petugas Pengamatan : ......................................................... 3) Petunjuk Penilaian Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa menunjukkan atau menampilkan gerak yang diharapkan. 4) Rubrik penilaian keterampilan variasi gerak spesifik
No.
Indikator Penilaian
Hasil Penilaian Baik Cukup Kurang (3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan 2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan 3. Sikap akhir melakukan gerakan Skor Maksimal (9) 5) Pedoman penskoran a) Penskoran (1) Sikap awalan melakukan gerakan Skor Baik jika: (a) ambil posisi sikap siap normal. (b) pada saat tangan akan dikenakan pada bola, segera tangan dan juga lengan diturunkan. (c) tangan dan lengan dalam keadaan terjulur ke bawah depan dan lurus.
66
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(2) Sikap pelaksanaan melakukan gerakan Skor Baik jika: (a) berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan lutut direndahkan (b) rapatkan dan luruskan kedua lengan di depan badan (c) dorongkan kedua lengan ke arah datangnya bola (d) perkenaan bola yang baik tepat pada pergelangan tangan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir melakukan gerakan Skor Baik jika: (a) pandangan mata ke arah lepasnya/dorongan bola. (b) badan sedikit dicondongkan ke depan dan beratnya terletak di antara kedua kaki (c) lengan yang memPassing bola berada di depan dengan posisi badan rileks.
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor Skor maksimum: 9 Skor perolehan siswa: SP Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 4 b. Lembar pengamatan penilaian hasil variasi gerak spesifik Passing bawah dan servis bawah bola permainan bolavoli. 1) Penilaian hasil gerak Passing bawah a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk variasi gerak spesifik Passing bawah dilakukan siswa selama 30 detik dengan dengan cara: (1) Mula-mula siswa berdiri dengan memegang bola. (2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” siswa mulai mempasingkan bola setinggi 242 centimeter. (3) Petugas menghitung ulangan/pantulan bola yang dapat dilakukan oleh siswa. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
67
(4) Jumlah ulangan/pantulan bola yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. b) Konversi jumlah ulangan dengan skor Perolehan Nilai Putera Puteri …… ≥ 17 kali …… ≥ 15 kali 14 – 16 kali 12 – 14 kali 11 – 13 kali 9 – 11 kali ........ ≤ 10 kali ........ ≤ 8 kali
Predikat Nilai
Klasifikasi Nilai
86 - 100 71 - 85 56 - 70 ........ ≤ 55
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
2) Penilaian hasil variasi gerak spesifik servis bawah a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk variasi gerak spesifik servis bawah dilakukan siswa selama 30 detik dengan dengan cara: (1) Mula-mula siswa berdiri di belakang lapangan dengan memegang bola. (2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” siswa mulai servis bawah sebanyak enam kali servis. (3) Petugas menghitung bola yang dapat melewati net yang dilakukan oleh siswa. (4) Jumlah bola yang dapat melewati net yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. b) Konversi jumlah ulangan dengan skor Perolehan Nilai Putera Puteri … ≥ 18 angka … ≥ 15 angka 15 – 17 angka 12 – 14 angka 12 – 14 angka 9 – 11 angka ... ≤ 11 angka ... ≤ 8 angka
Predikat Nilai
Klasifikasi Nilai
86 - 100 71 - 85 56 - 70 ... ≤ 55
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Permainan Bolabasket 1. Penilaian Pengetahuan a. Teknik penilaian Ujian tulis 68
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Soal ujian tulis Nama : ........................................................... Kelas : ........................................................... No
1. 2.
1. 2.
1. 2.
Aspek dan Soal Uji Tulis
Jawaban
Fakta Sebutkan berbagai variasi gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan bolabasket. Sebutkan berbagai variasi gerak spesifik menggiring bola permainan bolabasket. Konsep Jelaskan berbagai variasi gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan bolabasket. Jelaskan berbagai variasi gerak spesifik menggiring bola permainan bolabasket. Prosedur Jelaskan cara melakukan berbagai variasi gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan bolabasket. Jelaskan cara melakukan berbagai variasi gerak spesifik menggiring bola permainan bolabasket. c. Pedoman penskoran 1) Penskoran a) Soal nomor 1 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap b) Soal nomor 2 (1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap c) Soal nomor 3 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
69
d) Soal nomor 4 (1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan tidak lengkap. 2) Pengolahan skor Skor maksimum: 24 Skor perolehan siswa: SP Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 100 2. Penilaian Keterampilan a. Lembar pengamatan proses variasi gerak spesifik melempar, menangkap, dan menggiring permainan bolabasket. 1) Teknik penilaian Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam permainan) 2) Instrumen penilaian dan pedoman penskoran Siswa diminta untuk melakukan variasi gerak spesifik melempar, menangkap, dan menggiring permainan bolabasket yang dilakukan berpasangan, berkelompok atau dalam bentuk bermain. Nama : ......................................................... Kelas : ......................................................... Petugas Pengamatan : ......................................................... a) Petunjuk Penilaian Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa menunjukkan atau menampilkan keterampilan variasi gerak spesifik yang diharapkan. b) Rubrik penilaian keterampilan variasi gerak spesifik
No.
Indikator Penilaian
Hasil Penilaian Baik Cukup Kurang (3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan 2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan 3. Sikap akhir melakukan gerakan Skor Maksimal (9) 70
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3) Pedoman penskoran a) Penskoran (1) Sikap awalan melakukan gerakan Skor Baik jika: (a) pandangan mata ke arah datangnya bola (b) badan sedikit dicondongkan ke depan dan berat badan terletak di antara kedua kaki. (c) lutut ditekuk, badan condong ke depan dan jaga keseimbangan Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar. (2) Sikap pelaksanaan melakukan gerakan Skor Baik jika: (a) bola didorong dari depan (b) kedua lengan lurus ke depan (c) badan dicondongkan ke depan (d) pandangan mata tertuju pada lepasnya bola
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir melakukan gerakan Skor Baik jika : (a) badan tetap condong ke depan (b) pandangan mata tertuju pada lepasnya bola (c) kaki kiri ke depan dan kaki kanan di belakang
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor Skor maksimum: 9 Skor perolehan siswa: SP Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 100 b. Lembar pengamatan penilaian hasil variasi gerak spesifik melempar, menangkap, dan menggiring permainan bolabasket. 1) Penilaian hasil variasi gerak spesifik melempar dan menangkap bola Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
71
a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk variasi gerak spesifik melempar dan menangkap bola dilakukan siswa selama 30 detik dengan dengan cara: (1) Mula-mula siswa berdiri dengan memegang bola. (2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” siswa mulai melempar dan menangkap bola ke tembok dengan jarak 3 meter. (3) Petugas menghitung ulangan/pantulan bola yang dapat dilakukan oleh siswa. (4) Jumlah ulangan/pantulan bola yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. b) Konversi jumlah ulangan dengan skor Perolehan Nilai Putera Puteri …… ≥ 20 kali …… ≥ 15 kali 17 – 19 kali 12 – 14 kali 14 – 16 kali 9 – 11 kali ........ ≤ 13 kali ........ ≤ 8 kali
Predikat Nilai
Klasifikasi Nilai
86 - 100 71 - 85 56 - 70 ........ ≤ 55
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
2) Penilaian hasil gerak spesifik menggiring bola a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk variasi gerak spesifik menggiring bola dilakukan siswa selama 30 detik dengan dengan cara: (1) Mula-mula siswa berdiri dengan memegang bola. (2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” siswa mulai menggiring bola melewati rintangan (corong atau kursi yang dipasang secara zig-zag) sebanyak 10 rintangan. (3) Petugas menghitung ulangan/rintangan yang dilewati yang dapat dilakukan oleh siswa. (4) Jumlah ulangan/rintangan bola yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. b) Konversi jumlah ulangan dengan skor
72
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Perolehan Nilai Putera Puteri … ≥ 17 rintangan … ≥ 15 rintangan 14 – 16 rintangan 12 – 14 rintangan 11 – 13 rintangan 9 – 11 rintangan ... ≤ 10 rintangan ... ≤ 8 rintangan
Predikat Nilai
Klasifikasi Nilai
86 – 100 71 – 85 56 – 70 ........ ≤ 55
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran permainan bola besar antara lain: permainan sepakbola, bolavoli, dan bolabasket memperkuat pemahaman dan penerapan gerak spesifik permainan bola besar. Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut untuk menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan prosedur serta dapat mempraktikan variasi gerak spesifik permainan bola besar sebagai materi pembelajaran Penjasorkes. Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu yang diharapkan. Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.
F. Instrumen Remidial dan Pengayaan Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format remidial terhadap lima siswa.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
73
1. Format Remidial No
Siswa
Target KI
Aspek
Materi
Indikator
KD
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
Remidial
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
2. Format Pengayaan Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format pengayaan terhadap lima siswa. No
Siswa
Target KI
Aspek
KD
Materi
Indikator
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
74
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Remidial
Bab 3 Aktivitas Pembelajaran Permainan Bola Kecil A. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifi k Permainan Rounders 1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa (lisan/tutual dengan cara mengamati [mendengar/melihat/memlis/isyarat) yang jelas, sistebaca] dan menanya berdasarmatis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan kan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainmencerminkan perilaku anak ya di rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kompetensi petensi 3.1 Memahami prosedur variasi 4.1 Mempraktikkan variasi gerak spesifik dalam berbagai gerak spesifik dalam berbagai permainan perorangan dan permainan perorangan dan beregu sederhana, tradisional beregu sederhana, tradisional atau rekreatif *) atau rekreatif *) 4.1.1 Melakukan berbagai 3.1.1 Mengidentifikasikan prosedur berbagai gegerak spesifik melempar, menangkap, dan rak spesifik melempar, menangkap, dan mememukul bola permainan rounders. mukul bola permainan rounders.
3.1.2 Menjelaskan prosedur berbagai gerak spesifik melempar, menangkap, dan memukul bola permainan rounders. 3.1.3 Menjelaskan cara me lakukan prosedur ber bagai gerak spesifik melempar, menangkap, dan memukul bola permainan rounders.
4.1.2 Menggunakan berbagai gerak spesifik melempar, menangkap, dan memukul bola dalam bentuk permainan rounders yang dimodifikasi.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini. a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi
kepada siswa. 2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus. 4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum. 5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu. 6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk memperhatikan dan mengamatinya. 2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan. 3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin, sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. 76
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
4) Menemukan hubungan aktivitas gerak spesifik permainan rounders. 5) Menerapkan berbagai aktivitas gerak spesifik permainan rounders secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, sportivitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama. 6) Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang santun. 7) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat. 8) Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa. 9) Dalam mengajarkan materi permainan bola kecil menggunakan rounders guru dapat memodifikasi alat (misalnya penggunaan bola plastik), peraturan dan lapangan permainan. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan dengan materi aktivitas yang telah diberikan. 2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik. 3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran yang telah diberikan. 4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan aktivitas fisik/olahraga. 5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan materi aktivitas yang telah dipelajari. 6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas gerak spesifik pemainan rounders antara lain berikut ini. a. Inclusive (cakupan). b. Komando. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
77
c. d. e. f.
Kooperatif. Demonstrasi. Part and Whole (bagian dan keseluruhan). Pendekatan Scientific.
4. Media dan Alat Pembelajaran a. Media: Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. 1) Gambar gerak spesifik melempar, menangkap, memukul bola, berlari menuju base, dan sliding permainan rounders. 2) Video pembelajaran gerak spesifik melempar, menangkap, memukul bola, berlari menuju base, dan sliding permainan rounders. 3) Model siswa atau guru yang memperagakan gerak spesifik melempar, menangkap, memukul bola, berlari menuju base, dan sliding permainan rounders. b. Alat dan Bahan: Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. 1) Lapangan permainan rounders atau lapangan sejenisnya (lapangan rounders atau halaman sekolah). 2) Bola rounders atau bola sejenisnya (bola terbuat dari karet, dll). 3) Tiang pancang atau sejenisnya. 4) Peluit dan Stopwatch. 5) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa). 5. Aktivitas Pembelajaran Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara gerak spesifik permainan rounders sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran gerak spesifik dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk mempelajari gerak spesifik, hingga dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan gerak variasi dan kombinasi bola besar menggunakan permainan rounders. Akhir dari pembelajaran aktivitas permainan bola kecil menggunakan permainan rounders yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut. 78
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
a. Memiliki keterampilan gerak spesifik permainan rounders. b. Memiliki pengetahuan tentang gerak spesifik menggunakan permainan rounders, memahami karakter bola yang digunakan, mengenal konsep ruang dan waktu. c. Permainan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang berubahubah. d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, sportifitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama, dapat memahami budaya orang lain. 6. Materi Pembelajaran a. Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Permainan Rounders Rounders adalah cabang olahraga yang hampir sama dengan base ball dan softball. Disini pemain setelah memukul bola berlari mengelilingi lapangan dengan ditandai dengan tiang sebagai “Rounders”. Regu yang dapat mengelilingi lapangan lebih banyak keluar sebagai pemenang. Olahraga ini berasal dari Inggris bersamaan dengan base ball dan softball. Cara memainkannya adalah dengan cara memukul bola dengan menggunakan alat pemukul (Stick) yang dilemparkan oleh pelambung. Cara pelambung melemparkan bola dengan menggunakan lemparan dari bawah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setiap regu permainan rounders terdiri dari 9 orang pemain. Lamanya bermain adalah 7 inning, yaitu masing-masing regu mendapat giliran menjadi penyerang sebanyak 7 kali dan menjadi regu bertahan sebanyak 7 kali. Terjadinya pergantian antara regu penyerang dan regu bertahan apabila pihak bertahan telah berhasil mematikan pemain-pemain regu penyerang sebanyak 3 orang pemain. Cara memperoleh nilai adalah apabila pemukul (batter), baik atas pukulannya sendiri maupun pukulan temannya berhasil kembali ke home-plate dengan selamat. Pemain tersebut memperoleh nilai satu (1). Gerak spesifik yang terdapat dalam permainan rounders berkaitan erat dengan taktik dan strategi pertahanan dan penyerangan. Gerak spesifik yang harus dikuasai oleh pemain rounders adalah melempar, menangkap, memukul bola, lari mengelilingi lapangan (base running). Lapangan permainan segi-empat, ditandai dengan empat tiang tegak lurus yang masing-masing panjangnya 1,20 meter dan di pasang setiap sudut. Jarak antara pemukul bola dengan tiang pertama 12 Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
79
meter (jarak sama sampai dengan tiang ketiga). Dari tiang ketiga ke tiang keempat 8,50 meter. Jarak antara pemukul dengan pelontar bola 7,50 meter. Arena pelontar bola 2,50 x 2,50 meter dan arena pemukul bola 2 x 2 meter. Stick (pemukul bola) berbentuk bulat dan terbuat dari kayu dengan ukuran panjang ± 46 cm dan berat 370 gram. Bola bergaris tengah 19 cm dengan berat 70–85 gram.
Gambar 3.1 Lapangan dan perlengkapan permainan rounders.
b. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Rounders Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik permainan rounders antara lain berikut ini. 1) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Melempar Bola Kecakapan melempar merupakan faktor yang penting dalam permainan rounders, yaitu pada waktu regunya menjaga regu lapangan. Apabila setiap anggota regu itu dapat melempar dengan kecepatan yang cukup besar dan ketepatan yang baik, maka regu tersebut akan menjadi regu yang kuat dalam pertahanan. Gerak spesifik melempar bola berikut ini.
80
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
a) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Melempar Bola Melambung (Parabola) Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan melempar bola melambung (parabola) dalam permainan rounders berikut ini. a) Bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan, di antara jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. b) Ketiganya saling memegang, sedangkan jari kelingking dan ibu jari mengontrol bola agar tidak terjatuh. c) Ketika melempar, biasanya menggunakan tangan kanan dengan kaki kiri berada di depan. d) Setelah bola lepas dari tangan, maka kaki kanan mengikuti atau melangkah ke depan. e) Pandangan mata menuju ke arah sasaran lemparan.
Gambar 3.2 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar bola melambung.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan melempar bola melambung (parabola) dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
81
b) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Melempar Bola Mendatar Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan melempar bola mendatar dalam permainan rounders berikut ini. a) Lemparan umumnya dilaku-kan dengan tangan kanan. b) Posisi badan tidak terlalu condong ke belakang. c) Pada saat melempar mendatar gerakan lengan diayun dari belakang ke depan dan tidak melebihi kepala. d) Lintasan bola ke arah dada sasaran yang dituju, sehingga bola muda ditangkap.
Gambar 3.3 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar bola mendatar.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan melempar bola mendatar dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
c) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Melempar Bola Menyusur Tanah Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan melempar bola menyusur tanah dalam permainan rounders berikut ini. a) Bola dilemparkan menyusur tanah, posisi kaki ditekuk dan badan condong ke depan. b) Lengan pelempar memegang bola, kemudian tarik tangan ke belakang. c) Ayunkan tangan ke depan mengarah ke bawah dan lemparkan bola. 82
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Gambar 3.4 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar bola menyusur tanah.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan melempar bola menyusur tanah dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara: a) Rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) Membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) Siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) Siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
d) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Melempar Bola Bagi Pelambung (Pitcher) Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan melempar bola bagi pelambung (pitcher) dalam permainan rounders berikut ini. Pitcher adalah pemain yang pertama dapat mematikan lawan. Lemparannya yang keras dan cepat akan menyulitkan bagi pemukul, sehingga ia dengan mudah dapat mematikan regu pemukul. a) Berdiri tegak, kaki kanan berada di depan. b) Bola dipegang dengan tangan kanan di depan paha kaki kanan. c) Condongkan badan ke depan. d) Putar lengan tangan kanan yang memegang bola 360°. e) Bersamaan dengan itu langkahkan kaki kiri ke depan dan lepaskan bola saat bola berada di samping paha kaki kanan yang disertai lecutan pergelangan tangan. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
83
Gambar 3.5 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar bola untuk pelambung (pitcher).
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan melempar bola bagi pelambung (pitcher) dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 2) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Menangkap Bola Kecakapan menangkap bola menen tukan pula keberhasilan dari regunya, karena hal ini merupakan salah satu unsur yang penting dalam pertahanan. Dilihat dari sudut datangnya bola, maka menangkap bola dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu berikut ini. a) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Menangkap Bola Melambung Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan menangkap bola melambung dalam permainan rounders berikut ini. 84
Gambar 3.6 Aktivitas pembelajaran gerakan menangkap bola melambung.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(1) Sikap badan dan posisi tangan tergantung dengan datangnya bola. (2) Menangkap bola dapat dilakukan dengan cara membentuk kantong. (3) Pada saat bola masuk ke dalam kantong, jari-jari segera dikatubkan dan cepat ditarik ke arah badan. Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan menangkap bola melambung dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. b) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Menangkap Bola Mendatar Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan menangkap bola mendatar dalam permainan rounders berikut ini. (1) Bila bola datang mendatar dan tepat di depan badan, maka bola dapat ditangkap seperti me nangkap bola yang datangnya melambung. (2) Bila bola datang mendatar di samping kanan atau kiri badan, maka cara menangkapnya dengan menjulurkan lengan ke samping Gambar 3.7 Aktivitas pembelajaran kanan atau kiri badan. gerakan menangkap (3) Bila sudah mahir, maka dapat bola datar. dilakukan dengan satu tangan. Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan menangkap bola mendatar dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara:
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
85
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. c) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Menangkap Bola Menyusur Tanah Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan menangkap bola menyusur tanah dalam permainan rounders berikut ini. (1) Dengan sikap membungkuk, kedua lutut ditekuk, dan kedua lengan lurus ke bawah. (2) Dengan sikap duduk berlutut, kemudian menangkap bola.
Gambar 3.8 Aktivitas pembelajaran gerakan menangkap bola menyusur tanah.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan menangkap bola menyusur tanah dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Memukul Bola Kecakapan memukul dalam permainan rounders merupakan unsur yang penting untuk mendapatkan nilai. Oleh karena itu teknik memukul hendaklah mendapat perhatian yang sungguh-
86
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
sungguh. Untuk dapat menjadi seorang pemukul yang baik haruslah dipelajari teknik memukul secara keseluruhan, yaitu mulai dari cara memegang kayu pemukul sampai akhir ayunan. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik memukul bola dalam permainan rounders berikut ini. a) Pegang alat pemukul di bagian yang lebih kecil dengan kedua tangan. b) Tangan kanan berada di atas tangan kiri. Gambar 3.9 Aktivitas c) Kemudian berdiri menyamping, sehingga pembelajaran gerakan pitcher/pelambung berada di samping memukul kiri pemukul. bola. d) Kedua kaki dibuka selebar badan. e) Letakkan alat pemukul di atas bahu sebelah kanan dengan menekuk kedua siku tangan. f) Pandangan diarahkan ke arah pitcher/pelambung. g) Ayunkan pemukul mendatar dengan meluruskan kedua siku tangan disertai lecutan pergelangan kedua tangan saat bola dalam jangkauan pukulan. h) Pada saat memukul diusahakan sambil melangkahkan kaki kiri ke arah kiri agar pukulan lebih keras. Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik memukul bola dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 4) Aktivitas Pembelajaran Kombinasi Gerakan Permainan Rounders a) Aktivitas pembelajaran lempar tangkap bola di tempat dan dilanjutkan sambil bergerak maju dengan bola dilambungkan sendiri Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan lempar tangkap bola di tempat dan dilanutkan sambil bergerak maju dengan bola dilambungkan sendiri dalam permainan rounders berikut ini. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
87
Gambar 3.10 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar dan menangkap bola perorangan.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan lempar tangkap bola di tempat dan dilanutkan sambil bergerak maju dengan bola dilambungkan sendiri dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. b) Aktivitas pembelajaran gerakan lempar tangkap bola dengan lecutan tangan berpasangan di tempat, dilanjutkan dengan gerak maju mundur Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan lempar tangkap bola dengan lecutan tangan berpasangan di tempat, dilanjutkan dengan gerak maju mundur dalam permainan rounders berikut ini.
Gambar 3.11 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar dan menangkap bola berpasangan.
88
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan lempar tangkap bola dengan lecutan tangan berpasangan di tempat, dilanjutkan dengan gerak maju mundur dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. c) Aktivitas pembelajaran gerakan lempar tangkap bola dengan ayunan atas, ayunan samping, dan bawah. menangkap bola lurus serta bola guling tanah, dilakukan di tempat dilanjutkan dengan gerak maju mundur jalan atau lari jogging secara berpasangan Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan lempar tangkap bola dengan teknik ayunan atas, ayunan samping, dan bawah. Menangkap dengan gerakan menangkap bola lurus serta bola guling tanah, dilakukan di tempat dilanjutkan dengan gerak maju mundur jalan atau lari jogging secara berpasangan dalam permainan rounders berikut ini.
Gambar 3.12 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar dan menangkap bola berkelompok.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan lempar tangkap bola Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
89
dengan teknik ayunan atas, ayunan samping, dan bawah dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. d) Aktivitas pembelajaran gerakan lempar tangkap bola dengan lemparan ayunan atas, ayunan samping, bawah. menangkap bola lurus serta bola guling rendah, dilakukan di tempat dalam formasi berbanjar dan berkelompok dalam pemain bergerak lari setelah melakukan lemparan Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan lempar tangkap bola dengan lemparan ayunan atas, ayunan samping, bawah. Menangkap bola lurus serta bola guling rendah, dilakukan di tempat dalam formasi berbanjar dan berkelompok dalam pemain bergerak lari setelah melakukan lemparan dalam permainan rounders berikut ini.
Gambar 3.13 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar dan menangkap bola berkelompok formasi berbanjar.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan lempar tangkap 90
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
bola dengan lemparan ayunan atas, ayunan samping, bawah dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. e) Aktivitas pembelajaran gerakan melambungkan dan menangkap bola berpasangan dan berhadapan secara bergantian Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan melambungkan dan menangkap bola berpasangan dan berhadapan secara bergantian dalam permainan rounders berikut ini.
Gambar 3.14 Aktivitas pembelajaran cara melambungkan bola berpasangan.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan melambungkan dan menangkap bola berpasangan dan berhadapan secara bergantian dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. f) Aktivitas Bermain dengan Gerakan Bola Lambung Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan bermain dengan gerakan bola lambung dalam permainan rounders berikut ini. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
91
(1) Permainan dilakukan 2 regu masing-masing regu 7–10 orang (A–B) (2) Bila regu A melakukan lambungan, maka regu B melakukan jaga. (3) Bola dilambungkan regu A yang tidak tertangkap oleh penjaga regu B, maka anggota regu yang melakukan lambungan berhak lari ke base I, II, III atau IV. Bila lambungan tertangkap regu B, yang melakukan lambungan mati (dianggap gugur.ke luar) dan seterusnya. (4) Lambungan bola yang tertangkap skor satu untuk regu yang menangkap bola. (5) Lambungan bola yang tidak tertangkap skor satu untuk regu pelambung.
Gambar 3.15 Aktivitas pembelajaran bermain dengan bola lambung.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan bermain dengan gerakan bola lambung dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 92
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
c. Aktivitas Pembelajaran Bermain Rounders Menggunakan Peraturan yang Dimodifikasi Siswa diminta untuk mengomunikasikan cara bermain rounders dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi berikut ini. 1) Setiap regu dibagi dua kelompok sama banyak antara laki-laki dan perempuan. 2) Regu penyerang (giliran memukul bola) berusaha mendapatkan angka sebanyak-banyaknya dari hasil pukulan bola dan lari menuju tiang hinggap. 3) Regu bertahan (giliran penjaga) berusaha mematikan lawan dengan cara melempar bola ke base (tempat hinggap). 4) Waktu bermain 15–20 menit. 5) Regu yang paling banyak mengumpulkan angka dinyatakan sebagai pemenang.
Gambar 3.16 Aktivitas bermain rounders menggunakan peraturan dimodifikasi.
Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan tentang materi pembelajaran permainan rounders yang telah dipelajari dalam buku catatannya. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
93
B. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Tenis Meja 1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan faktual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/tulis/isyarat) yang jelas, siste[mendengar/melihat/membaca] dan menanya berdasarmatis dan logis, dalam karya kan rasa ingin tahu tentang yang estetis, dalam gerakan dirinya, makhluk ciptaan yang mencerminkan anak seTuhan dan kegiatannya, dan hat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak benda-benda yang dijumpainberiman dan berakhlak mulia. ya di rumah dan di sekolah. Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kompetensi petensi 3.1 Memahami prosedur variasi 4.1 Mempraktikkan gerak spesigerak spesifik dalam berbagai fik dalam berbagai permainan permainan perorangan dan perorangan dan beregu sederberegu sederhana, tradisional hana, tradisional atau rek atau rekreatif *) reatif *) 3.1.1 Mengidentifikasikan 4.1.1 Melakukan berbagai prosedur berbagai gergerak spesifik pukulan ak spesifik pukulan perpermainan tenis meja. mainan tenis meja. 4.1.2 Menggunakan berbagai 3.1.2 Menjelaskan prosedur gerak spesifik pukulan berbagai gerak spesifik permainan tenis meja pukulan permainan teyang dimodifikasi. nis meja. 3.1.3 Menjelaskan cara me lakukan prosedur berbagai gerak spesifik pukulan permainan tenis meja.
94
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
2. Langkah-langkah Pembelajaran Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini. a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada siswa. 2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus. 4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum. 5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu. 6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk memperhatikan dan mengamatinya. 2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan. 3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin, sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. 4) Menemukan hubungan aktivitas gerak spesifik permainan tenis meja. 5) Menerapkan berbagai aktivitas gerak spesifik permainan tenis meja secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, sportivitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama. 6) Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang santun. 7) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat. 8) Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
95
9) Dalam mengajarkan materi permainan bola kecil menggunakan tenis meja guru dapat memodifikasi alat (misalnya penggunaan raket dari kayu), peraturan dan lapangan permainan. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan dengan materi aktivitas yang telah diberikan. 2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik. 3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran yang telah diberikan. 4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan aktivitas fisik/olahraga. 5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan materi aktivitas yang telah dipelajari. 6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas gerak spesifik pemainan tenis meja antara lain berikut ini. a. Inclusive (cakupan). b. Komando. c. Kooperatif. d. Demonstrasi. e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan). f. Pendekatan Scientific. 4. Media dan Alat Pembelajaran a. Media: Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. 1) Gambar berbagai gerak spesifik melempar memukul permainan tenis meja. 2) Model siswa atau guru yang memperagakan berbagai gerak spesifik melempar memukul permainan tenis meja. 96
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
b. Alat dan Bahan: Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. 1) Bola pingpong atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet, dll). 2) Meja permainan tenis meja atau lapangan sejenisnya (meja belajar yang dijajarkan). 3) Peluit dan Stopwatch. 4) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa). 5. Aktivitas Pembelajaran Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara gerak spesifik permainan tenis meja sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran gerak spesifik dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk mempelajari gerak spesifik, hingga dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan gerak variasi dan kombinasi bola kecil menggunakan permainan tenis meja. Akhir dari pembelajaran aktivitas permainan bola kecil menggunakan permainan tenis meja yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut. a. Memiliki keterampilan gerak spesifik permainan tenis meja. b. Memiliki pengetahuan tentang gerak spesifik menggunakan permainan tenis meja, memahami karakter raket yang digunakan, mengenal konsep ruang dan waktu. c. Permainan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang berubahubah. d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, sportifitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain. 6. Materi Pembelajaran a. Pengertian dan Asal-Usul Permainan Tenis Meja Siswa diminta untuk membaca tentang pengertian dan asal-usul permainan tenis meja berikut ini. Tenis meja merupakan cabang olahraga yang dimainkan di dalam gedung (indoor game) oleh dua pemain atau empat pemain. Cara memainkannya dengan menggunakan raket yang dilapisi karet untuk Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
97
memukul bola celluloid melewati jaring yang tergantung di atas meja yang dikaitkan pada dua tiang jaring. Permainan tenis meja atau lebih dikenal dengan istilah lain, yaitu “Ping Pong” adalah merupakan suatu cabang olahraga yang unik dan bersifat rekreatif. Tenis meja berasal dari Eropa, pada abad pertengahan sebagai kombinasi daripada permainan tenis kuno, lawan tenis dan badminton. Mulai populer di Inggris pada pertengahan abad ke-19 dengan beberapa nama seperti “pingpong”, “gossima” dan “whiff-whaff” dikreasikan sebagai permainan hiburan setelah makan malam, lengkap dengan berbusana bagi penggemarnya. Permainan ini mendapatkan wadah resmi yang mengatur pertenismejaan dunia pada tanggal 15 Januari 1926 atas prakarsa Dr. Goerge Lehman dari Jerman. Tenis meja masuk ke Indonesia pada sekitar tahun 1930-an dan hanya dilakukan di batal-batal pertemuan umum orang Belanda, yang dikenal dengan nama societeit. Sekitar tahun 1940-an, sudah mulai masuk ke masyarakat Indonesia melalui golongan pamong dan ambtenaar-ambtenaar (pegawai negeri) Indonesia. Pada tahun yang sama PTMSI menjadi anggota dari Table Tennis Federation of Asia, disingkat TTFA. Beberapa kejuaraan Asia yang diselenggarakan oleh TTFA telah diikuti oleh PTMSI, terutama yang diselenggarakan di Singapura dan Manila. Pada tahun 1961 PTMSI resmi menjadi anggota International Table Tennis Federation, disingkat ITTF, sebagai negara anggota ke-73. Sebagai anggota ITTF, dibandingkan dengan keanggotaan pada TTFA, sebaliknya PTMSI tidak pernah absen di dalam kejuaraankejuaraan dunia yang diselenggarakan sejak tahun 1963, dimanapun penyelenggaraannya dilaksanakan. Partisipasi pertama bagi PTMSI adalah di Praha pada tahun 1963, yang diikuti oleh baik putra maupun putri dengan hasil peringkat ke-34 bagi putra dan ke-31 bagi putri. b. Perlengkapan dan Lapangan Permainan Tenis Meja 1) Raket/bet Permainan Tenis Meja a) Ukuran berat, bentuk raket, tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar dan kaku. b) Ketebalan daun raket, minimal 85% harus terbuat dari kayu alam; dapat dilapisi dengan bahan perekat yang berserat seperti fiber karbon atau fiber glass atau dari bahan kertas yang dipadatkan, bahan tersebut tidak lebih dari 7,5% dari total ketebalan 0,35 mm, adalah merupakan bagian yang sangat sedikit/tipis. 98
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
c) Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola, harus ditutupi oleh karet berbintik biasa, atau karet berbintik yang menonjol keluar; namun memiliki ketebalan termasuk lapisan lem perekat tidak lebih dari 2 mm, atau karet datar (bukan berbintik ke luar) dengan karet berbintik ke dalam harus memiliki ketebalan tidak melebihi dari 4 mm termasuk lem perekat. 2) Lapangan Permainan Tenis Meja
Gambar 3.17 Lapangan/meja permainan tenis meja.
c. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Tenis Meja Pada dasarnya gerak permainan tenis meja dapat dibagi menjadi empat, yaitu: (1) memegang bet (grip), (2) siap sedia (stance), (3) gerakan kaki (footwork), dan (4) pukulan (stroke). 1) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Memegang Bet (Grip) Gerak memegang bet merupakan faktor yang sangat penting dalam permainan tenis meja. Secara garis besar pegangan dapat dibedakan menjadi dua macam. a) Aktivitas pembelajaran pegangan seperti berjabatan tangan (shakehand grip) Pegangan shakehand sangat populer terutama di negera-negara Eropa atau dunia Barat. Dengan pegangan ini seorang pemain dapat menggunakan kedua sisi bet. Siswa diminta untuk mengamati cara memegang bet seperti berjabat tangan berikut ini. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
99
Gambar 3.18 Pegangan shakehand sisi forehand.
Gambar 3.19 Pegangan shakehand sisi backhand.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan cara memegang bet seperti berjabat tangan permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. b) Aktivitas pembelajaran pegangan seperti memegang tangkai pena (penhold grip) Penhold grip atau pegangan tangkai pena dikenal pula dengan pegangan Asia, walaupun akhirnya kebanyakan pemain Asia banyak menggunakan pegangan shakehand. Pada pegangan ini hanya satu sisi bet yang dapat digunakan. Siswa diminta untuk mengamati cara memegang bet seperti memegang tangkai pena berikut ini.
Gambar 3.20 Pegangan penhold dilihat dari depan.
100
Gambar 3.21 Pegangan penhold dilihat dari belakang.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan cara memegang bet seperti memegang tangkai pena permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Siap Sedia (Stance) Stance di sini berarti: Posisi kaki, badan dan tangan pada saat siap menunggu bola atau pada saat memukul bola. Ada dua bentuk stance utama yang biasa digunakan dalam permainan tenis meja, yaitu: a) Square Stance Square stance adalah posisi badan menghadap penuh kemeja, biasanya posisi ini digunakan untuk siap menerima servis dari lawan atau siap kembali setelah mengembalikan pukulan dari lawan. b) Side Stance Side Stance berarti posisi badan menyamping, baik ke samping kiri maupun ke samping kanan. Pada side stance, jarak antara bahu ke meja atau ke net harus ada yang lebih dekat. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan sikap siap dalam permainan tenis meja berikut ini.
Gambar 3.22 Posisi menghadap penuh ke meja square stance.
Gambar 3.23 Side stance untuk pukulan backhand.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
101
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan sikap siap permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Kaki (Footwork) Footwork dalam tenis meja pada garis besarnya dibedakan untuk nomor tunggal dan nomor ganda. Footwork yang digunakan dalam permainan tunggal sudah otomatis digunakan dalam permainan ganda. Jika dilihat dari banyaknya langkah footwork, untuk tunggal dapat dibedakan: satu langkah, dua langkah dan tiga langkah atau lebih. Arah pergerakannya bisa ke depan, ke belakang, ke samping kiri, ke samping kanan atau diagonal. 4) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Pukulan (Stroke) Terdapat beberapa gerak pukulan dasar dalam permainan tenis meja antara lain: (1) Push, (2) drive, (3) block, (4) chop, dan (5) service. Kelima gerak pukulan tersebut dapat dijelaskan satu-persatu berikut ini. a) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan push Push adalah gerak memukul bola dengan gerakan mendorong dan sikap bet terbuka. Push biasanya digunakan untuk mengembalikan pukulan-pukulan push itu sendiri dan pukulan-pukulan chop. Gambar berikut adalah gerakan forehand dan backhand push. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan push permainan tenis meja berikut ini.
Gambar 3.24 Gerakan forehand push.
102
Gambar 3.25 Gerakan backhand push.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan push permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
b) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan drive Drive adalah gerak pukulan yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serong ke atas dan sikap bet tertutup. Besarnya sudut yang diakibatkan oleh gerakan kemiringan bet bervariasi sesuai dengan arah jatuhnya bola, putaran bola yang datang dari lawan dan tujuan pemukul itu sendiri. Drive dapat digunakan sebagai pukulan serangan atau dapat juga kita kontrol sesuai dengan keinginan. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan drive permainan tenis meja berikut ini.
Gambar 3.26 Gerakan forehand drive.
Gambar 3.27 Gerakan backhand drive.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan drive permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
103
c) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan block Block adalah gerak memukul bola dengan gerakan menghentikan atau membendung bola dengan sikap bet tertutup. Block biasanya digunakan untuk mengembalikan bola-bola drive atau bola-bola dengan putaran atas (top spin). Gambar berikut adalah pukulan forehand block dan backhand block. d) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan chop Chop adalah gerak memukul bola dengan gerakan seperti menebang pohon dengan kapak atau disebut juga gerakan membacok. Pukulan chop dapat digunakan untuk mengembalikan pukulan bola yang bermacam-macam. Gambar berikut adalah pukulan forehand chop dan backhand chop. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan block dan chop permainan tenis meja berikut ini.
Gambar 3.28 Gerakan forehand chop.
Gambar 3.29 Gerakan backhand chop.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan block dan chop permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. e) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan service Service adalah gerak memukul bola untuk menyajikan bola pertama ke dalam permainan dengan cara memantulkan terlebih dahulu bola tersebut ke meja penyaji, kemudian dipukul, dan bola 104
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
harus melewati atas net dan akhirnya memantul di meja lawan. Gerakan atau putaran yang diberikan pada bola bisa bermacammacam. Gambar berikut merupakan contoh rangkaian gerakan forehand chop service. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan rangkaian gerakan forehand chop service permainan tenis meja berikut ini.
Gambar 3.30 Aktivitas pembelajaran gerakan forehand chop service.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan rangkaian forehand chop service permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 5) Bentuk-bentuk Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Pukulan (Stroke) Permainan Tenis Meja Tujuan pembelajaran memukul bola adalah untuk mengombinasikan gerakan-gerakan memukul bola yang telah dipelajari. Gerakan memukul bola dapat dilakukan dengan cara: berpasangan dan berkelompok. Bentuk-bentuk pembelajaran Gerak Spesifik memukul bola antara lain sebagai berikut. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
105
a) Aktivitas pembelajaran 1: Melambung-lambungkan bola dengan gerak dasar forehand di tempat, dilanjutkan sambil berjalan, maju-mundur dan bergerak menyamping, secara perorangan, berpasangan atau kelompokeran. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan pembelajaran 1 melambung-lambungkan bola dengan pukulan forehand di tempat, dilanjutkan sambil berjalan, maju-mundur dan bergerak menyamping, secara perorangan, berpasangan atau kelompok berikut ini.
Gambar 3.31 Aktivitas pembelajaran 1 bentuk-bentuk pembelajaran permainan tenis meja.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan pembelajaran 1 melambung-lambungkan bola dengan pukulan forehand di tempat permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. b) Aktivitas pembelajaran: Melambung bola dan memukulnya ke arah meja menggunakan gerak pukulan forehand, di tempat, dan bergerak ke kanan-kiri, dilakukan secara berpasangan dan bergantian. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan pembelajaran 2 melambung bola dan memukulnya ke arah meja menggunakan pukulan forehand, di tempat, dan bergerak ke kanankiri, dilakukan secara berpasangan dan bergantian berikut ini. 106
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Gambar 3.32 Aktivitas pembelajaran 2 bentuk-bentuk pembelajaran permainan tenis meja.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan pembelajaran 2 melambung bola dan memukulnya ke arah meja menggunakan pukulan forehand permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. c) Aktivitas pembelajaran 3: Memukul bola yang dilambungkan teman dari depan dengan gerak pukulan forehand dalam posisi di tempat, dan bergerak ke kanan-kiri, dilakukan secara berpasangan dan bergantian. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan pembelajaran 3 memukul bola yang dilambungkan teman dari depan dengan pukulan forehand dalam posisi di tempat, dan bergerak ke kanan-kiri, dilakukan secara berpasangan dan bergantian berikut ini.
Gambar 3.33 Aktivitas pembelajaran 3 bentuk-bentuk pembelajaran permainan tenis meja.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
107
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan pembelajaran 3 memukul bola yang dilambungkan teman dari depan dengan pukulan forehand dalam posisi di tempat permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. d) Aktivitas pembelajaran 4: Bermain 1 lawan 1 dilanjutkan 2 lawan 1 menggunakan gerak pukulan backhand. Pihak yang bolanya banyak mati diangap kalah. Lakukan pembelajaran ini ± 4 – 5 menit secara bergantian. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan pembelajaran 4 bermain 1 lawan 1 dilanjutkan 2 lawan 1 menggunakan pukulan backhand. Pihak yang bolanya banyak mati diangap kalah. Lakukan pembelajaran ini ± 4 – 5 menit secara bergantian berikut ini.
Gambar 3.34 Aktivitas pembelajaran 4 bentuk-bentuk pembelajaran permainan tenis meja.
108
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan pembelajaran 4 bermain 1 lawan 1 dilanjutkan 2 lawan 1 menggunakan pukulan backhand permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. e) Aktivitas pembelajaran 5: Bermain 1 lawan 1 dilanjutkan 2 lawan 1 menggunakan gerak pukulan backhand. Pihak yang bolanya banyak mati dianggap kalah. Lakukan pembelajaran ini ± 4–5 menit secara bergantian. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan pembelajaran 5 Bermain 1 lawan 1 dilanjutkan 2 lawan 1 menggunakan pukulan backhand. Pihak yang bolanya banyak mati dianggap kalah. Lakukan pembelajaran ini ± 4 – 5 menit secara bergantian berikut ini.
Gambar 3.35 Aktivitas pembelajaran 5 bentuk-bentuk pembelajaran permainan tenis meja.
Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan tentang materi pembelajaran permainan tenis meja yang telah dipelajari dalam buku catatannya.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
109
C.
Penilaian Pembelajaran
Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Permainan Rounders 1. Penilaian Pengetahuan a. Teknik penilaian Ujian tulis b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Soal ujian tulis Nama Kelas No
: ........................................................... : ........................................................... Aspek dan Soal Uji Tulis
Jawaban
Fakta Sebutkan berbagai gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan rounders. Sebutkan berbagai gerak spesifik memukul bola permainan rounders. Konsep Jelaskan berbagai gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan rounders. Jelaskan berbagai gerak spesifik memukul bola permainan rounders. Prosedur Jelaskan cara melakukan berbagai gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan rounders. Jelaskan cara melakukan berbagai gerak spesifik memukul bola permainan rounders.
1. 2.
1. 2.
1. 2.
c. Pedoman penskoran 1) Penskoran a) Soal nomor 1 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap b) Soal nomor 2 (1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap 110
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap c) Soal nomor 3 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap d) Soal nomor 4 (1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan tidak lengkap. 2) Pengolahan skor Skor maksimum: 24 Skor perolehan siswa: SP Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 100 2. Penilaian Keterampilan a. Lembar pengamatan proses variasi dan kombinasi gerak spesifik melempar, menangkap, dan memukul bola permainan rounders. 1) Jenis/teknik penilaian Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam permainan) 2) Bentuk Instrumen dan instrumen Siswa diminta untuk melakukan variasi dan kombinasi gerak spesifik melempar, menangkap, dan memukul bola permainan rounders yang dilakukan berpasangan, berkelompok dalam bentuk bermain. Nama : ......................................................... Kelas : ......................................................... Petugas Pengamatan : ......................................................... a) Petunjuk Penilaian Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa menunjukkan atau menampilkan gerak spesifik yang diharapkan. b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak Spesifik
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
111
No. Indikator Penilaian
Hasil Penilaian Baik Cukup Kurang (3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan 2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan 3. Sikap akhir melakukan gerakan Skor Maksimal (9) 3) Pedoman penskoran a) Penskoran (1) Sikap awalan melakukan gerakan Skor Baik jika: (a) pandangan mata ke arah datangnya bola (b) badan sedikit dicondongkan ke depan dan berat badan terletak di antara kedua kaki. (c) lutut ditekuk, badan condong ke depan dan jaga keseimbangan
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
(2) Sikap pelaksanaan melakukan gerakan Skor Baik jika: (a) bola didorong dari depan (b) kedua lengan lurus ke depan (c) badan dicondongkan ke depan (d) pandangan mata tertuju pada lepasnya bola
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir melakukan gerakan Skor Baik jika: (a) badan tetap condong ke depan (b) pandangan mata tertuju pada lepasnya bola (c) kaki kiri ke depan dan kaki kanan di belakang
112
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor Skor maksimum: 9 Skor perolehan siswa: SP Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 100 Rentang nilai keterampilan: b. Lembar pengamatan penilaian hasil variasi dan kombinasi gerak spesifik melempar, menangkap, dan memukul bola permainan rounders. 1) Penilaian hasil gerak spesifik melempar dan menangkap bola a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk gerak spesifik melempar dan menangkap bola dilakukan siswa selama 30 detik dengan dengan cara: (1) Mula-mula siswa berdiri dengan memegang bola. (2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” siswa mulai melempar dan menangkap bola ke tembok dengan jarak 5 meter. (3) Petugas menghitung ulangan/pantulan bola yang dapat dilakukan oleh siswa. (4) Jumlah ulangan/pantulan bola yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. b) Konversi jumlah ulangan dengan skor Perolehan Nilai Putera Puteri …… ≥ 25 kali …… ≥ 20 kali 20 – 24 kali 16 – 19 kali 15 – 19 kali 12 – 15 kali ........ ≤ 14 kali ........ ≤ 11 kali
Predikat Nilai
Klasifikasi Nilai
86 - 100 71 - 85 56 - 70 ........ ≤ 55
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
2) Penilaian hasil gerak spesifik memukul bola a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk gerak spesifik memukul bola dilakukan siswa sebanyak 6 kali pukulan dengan cara: Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
113
(1) Mula-mula siswa berdiri dengan memegang penukul. (2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” siswa mulai memukul bola yang dilambungkan oleh teman sebanyak 6 kali pukulan. (3) Petugas menghitung hasil pukulan yang dapat dilakukan oleh siswa. (4) Jumlah pukulan yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. b) Konversi jumlah ulangan dengan skor Perolehan Nilai Putera
Puteri
…… ≥ Angka 30 …… ≥ Angka 25
Predikat Nilai
Klasifikasi Nilai
86 - 100
Sangat Baik
Angka 25 – 29
Angka 20 – 24
71 - 85
Baik
Angka 20 – 24
Angka 15 – 19
56 - 70
Cukup
..... ≤ Angka 19
..... ≤ Angka 14
...... ≤ 55
Kurang
Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Permainan Tenis meja 1. Penilaian Pengetahuan a. Teknik penilaian Ujian tulis b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Soal ujian tulis Nama Kelas No 1. 2. 3.
114
: ........................................................... : ........................................................... Aspek dan Soal Uji Tulis
Fakta Sebutkan berbagai cara memegang bet permainan tenis meja. Sebutkan berbagai gerak spesifik servis permainan tenis meja. Sebutkan berbagai gerak spesifik pukulan permainan tenis meja.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Jawaban
1. 2. 3.
1. 2. 3.
Konsep Jelaskan berbagai cara memegang bet permainan tenis meja. Jelaskan berbagai gerak spesifik servis permainan tenis meja. Jelaskan berbagai gerak spesifik pukulan permainan tenis meja. Prosedur Jelaskan cara melakukan berbagai cara memegang bet permainan tenis meja. Jelaskan cara melakukan berbagai gerak spesifik servis permainan tenis meja. Jelaskan cara melakukan berbagai gerak spesifik pukulan permainan tenis meja. c. Pedoman penskoran 1) Penskoran a) Soal nomor 1 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap b) Soal nomor 2 (1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap c) Soal nomor 3 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap d) Soal nomor 4 (1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan tidak lengkap. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
115
2) Pengolahan skor Skor maksimum: 24 Skor perolehan siswa: SP Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 4 2. Penilaian Keterampilan a. Lembar pengamatan proses keterampilan gerak pukulan forehand dan backhand permainan tenis meja. 1) Teknik penilaian Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam permainan) 2) Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Siswa diminta untuk melakukan keterampilan gerak pukulan forehand dan backhand permainan tenis meja yang dilakukan berpasangan, berkelompok dalam bentuk bermain. Nama : ......................................................... Kelas : ......................................................... Petugas Pengamatan : ......................................................... a) Petunjuk Penilaian Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan. b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak
No.
Indikator Penilaian
Hasil Penilaian Baik Cukup Kurang (3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan 2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan 3. Sikap akhir melakukan gerakan Skor Maksimal (9) 3) Pedoman penskoran a) Penskoran (1) Sikap awalan melakukan gerakan Skor Baik jika : (a) pandangan mata ke arah datangnya bola (b) badan sedikit dicondongkan ke depan dan berat badan terletak di antara kedua kaki. 116
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(c) lutut ditekuk, badan condong ke depan dan jaga keseimbangan
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
(2) Sikap pelaksanaan melakukan gerakan Skor Baik jika : (a) pandangan mata ke arah lajunya bola (b) badan sedikit dicondongkan ke depan dan beratnya terletak di antara dua kaki. (c) kedua lengan diayun kearah depan, sehingga arah gerak bola membentuk lintasan lurus. (d) salah satu kaki kemudian kedua tungkai diluruskan hingga kaki jingjit bersamaan dengan memukul bola.
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir melakukan gerakan Skor Baik jika : (a) badan sedikit dicondongkan ke depan dan beratnya terletak di antara kedua kaki (b) kedua telapak tangan beraga di depan menghadap ke bawah dengan lengan diluruskan ke depan secara rileks. (c) kedua tungkai sedikit ditekuk dengan lutut tetap menghadap ke depan dan di buka selebar bahu.
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar. b) Pengolahan skor Skor maksimum: 9 Skor perolehan siswa: SP Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 4 b. Lembar pengamatan penilaian hasil gerak spesifik pukulan forehand dan backhand permainan tenis meja. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
117
1) Penilaian hasil gerak spesifik pukulan forehand dan backhand a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk gerak spesifik pukulan forehand dan backhand yang dilakukan siswa selama 30 detik dengan dengan cara : (1) Mula-mula siswa berdiri dengan memegang bet dan bola. (2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” siswa mulai memukul bola dengan pukulan forehand maupun backhand ke meja tenis meja yang dipasang tegak. (3) Petugas menghitung ulangan/pantulan bola yang dapat dilakukan oleh siswa. (4) Jumlah ulangan/pantulan bola yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. b) Konversi jumlah ulangan dengan skor Perolehan Nilai Putera Puteri …… > 20 kali …… > 15 kali 17 – 19 kali 12 – 14 kali 14 – 16 kali 9 – 11 kali ........ < 13 kali ........ < 8 kali
Kriteria Pengskoran
Klasifikasi Nilai
100% 90% 80% 70%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran permainan bola kecil antara lain: permainan rounders dan tenis meja memperkuat pemahaman dan penerapan gerak spesifik permainan bola kecil. Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut untuk menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan prosedur serta dapat mempraktikan gerak spesifik permainan bola kecil sebagai materi pembelajaran Penjasorkes. Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan 118
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu yang diharapkan. Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.
E. Instrumen Remidial dan Pengayaan Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format remidial terhadap lima siswa. 1. Format Remidial No
Siswa
Target KI
Aspek
Materi
Indikator
KD
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
Remidial
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
2. Format Pengayaan Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format pengayaan terhadap lima siswa. No
Siswa
Target KI
Aspek
KD
Materi
Indikator
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
Remidial
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
119
Bab 4 Aktivitas Pembelajaran Atletik A. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifi k Melompat 1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar/melihat/membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) dan Indikator Pencapaian Kompetensi 3.1 Memahami prosedur gerak spesifik jalan, lari, lompat, dan lempar dalam berbagai permainan sederhana dan atau tradisional. 3.2.1 Mengidentifikasikan berbagai prosedur gerak spesifik melompat. 3.2.2 Menjelaskan berbagai prosedur gerak spesifik melompat. 3.2.3 Menjelaskan cara melakukan prosedur gerak spesifik melompat.
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa (lisan/tulis/isyarat) yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) dan Indikator Pencapaian Kompetensi 4.1 Mempraktikkan gerak spesifik jalan, lari, lompat, dan lempar dalam berbagai permainan sederhana dan atau tradisional. 4.2.1 Melakukan berbagai gerak spesifik melompat. 4.2.2 Menggunakan berbagai gerak spesifik melompat dalam bentuk perlombaan lompat yang dimodifikasi.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini. a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini.
1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada siswa. 2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus. 4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum. 5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu. 6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk memperhatikan dan mengamatinya. 2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan. 3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin, sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. 4) Menemukan hubungan aktivitas gerak spesifik lompat. 5) Menerapkan berbagai aktivitas gerak spesifik lompat secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, sungguhsungguh, dan kerja sama. 6) Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang santun. 7) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat. 8) Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa.
122
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
9) Dalam mengajarkan materi aktivitas gerak spesifik melompat guru dapat memodifikasi alat peraturan dan lapangan perlombaan. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan dengan materi aktivitas yang telah diberikan. 2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik. 3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran yang telah diberikan. 4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan aktivitas fisik/olahraga. 5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan materi aktivitas yang telah dipelajari. 6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas gerak spesifik melompat antara lain berikut ini. a. Inclusive (cakupan). b. Komando. c. Kooperatif. d. Demonstrasi. e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan). f. Pendekatan Scientific. 4. Media dan Alat Pembelajaran a. Media: Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. 1) Gambar keterampilan lompat jauh tanpa awalan dan menggunakan awalan. 2) Model siswa atau guru yang memperagakan keterampilan gerak lompat jauh tanpa awalan dan menggunakan awalan. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
123
b. Alat dan Bahan: Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. 1) Kardus atau bahan sejenisnya. 2) Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah). 3) Tali pembatas 4) Peluit dan Stopwatch. 5) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa). 5. Aktivitas Pembelajaran Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara gerak spesifik melompat sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran gerak spesifik dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk mempelajari gerak spesifik, hingga dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan gerak variasi dan kombinasi atletik menggunakan gerak spesifik melompat. Akhir dari pembelajaran aktivitas atletik menggunakan gerak spesifik melompat yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut. a. Memiliki keterampilan gerak spesifik melompat. b. Memiliki pengetahuan tentang gerak spesifik melompat, memahami karakter gerakan yang digunakan, mengenal konsep ruang dan waktu. c. Aktivitas gerakan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang berubah-ubah. d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, percaya diri, sungguh-sungguh, dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain. 6. Materi Pembelajaran a. Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Melompat dan Meloncat Melompat dan meloncat merupakan gerakan yang ditandai gerakan badan melayang di udara dengan menggunakan tumpuan satu kaki ataupun dua kaki. Agar dapat melakukan lompatan dan loncatan yang benar, siswa perlu mempelajari keterampilan dasar melompat dan meloncat antara lain: 124
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
1) Aktivitas pembelajaran gerakan melompat tanpa awalan Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan melompat tanpa awalan berikut ini. a) Berdiri pada sisi bak pasir dengan menggunakan tumpuan kaki kiri b) Tekuk lutut kaki kirimu, badan sedikit condong ke depan c) Kedua lengan ke belakang dengan siku sedikit ditekuk d) Selanjutnya melompat ke depan-atas dengan cara menolakkan kaki tumpu sekuat-kuatnya disertai dengan mengayunkan kedua lengan di depan-atas e) Ketika badan di udara, ayunkan kaki kanan ke depan disusul dengan kaki kiri dengan posisi lutut sedikit ditekuk f) Setelah kedua kaki menyentuh bak pasir, segera condongkan badan ke depan untuk menahan agar badanmu tidak terjatuh ke belakang.
Gambar 4.1 Aktivitas pembelajaran melompat tanpa awalan.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan melompat tanpa awalan hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 2) Aktivitas pembelajaran meloncat tanpa awalan Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan meloncat tanpa awalan berikut ini. a) Berdiri pada sisi bak pasir dengan bertumpu pada kedua kaki b) Kedua lutut sedikit ditekuk, badan sedikit condong ke depan Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
125
c) Kedua lengan di samping-belakang pinggul dan pandangan ke arah bak pasir d) Selanjutnya tekuklah kedua lutut lebih dalam untuk melakukan tolakan dengan disertai gerakan mengayun kedua lengan ke arah depan-atas e) Pada saat badan di udara, kedua kaki diayunkan ke depan dengan lutut sedikit ditekuk f) Setelah kedua kaki menyentuh pasir rebahkan badan ke depan
Gambar 4.2 Aktivitas pembelajaran meloncat tanpa awalan
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan meloncat tanpa awalan hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. b. Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Kombinasi Jalan, Lari dan Lompat Tanpa Alat Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik kombinasi jalan, lari dan lompat tanpa awalan berikut ini. 1) Ambil tiga bendera berwarna hijau, kuning dan merah 2) Tancapkan bendera merah dengan jarak 1 meter di belakang bak lompat, tancapkan bendera kuning 10 meter di belakang bendera merah, dan tancapkan bendera hijau 5 meter di belakang bendera kuning 3) Berdiri di samping bendera hijau kemudian berjalan cepat ke arah bendera kuning 126
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
4) Setelah sampai pada bendera kuning segera berlari cepat ke arah bendera merah 5) Setelah sampai pada bendera merah, segera melompat ke depan (bak lompat) kemudian mendarat di bak lompat 6) Pembelajaran ini harus dilakukan dengan koordinasi dan kelangsungan gerak yang teratur dan tidak terputus-putus
Gambar 4.3 Aktivitas pembelajaran kombinasi berjalan, berlari dan meloncat tanpa awalan
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik kombinasi jalan, lari dan lompat tanpa awalan hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. c. Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Kombinasi Jalan, Lari dan Lompat dengan Awalan Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik kombinasi jalan, lari dan lompat dengan awalan berikut ini. 1) Temanmu berdiri di sisi bak lompat dalam posisi saling berhadapan dan membentangkan jalinan karet gelang setinggi pinggang 2) Gunakan pembagian jarak (bendera-bendera) seperti lompatan tanpa menggunakan alat 3) Lakukan rangkaian jalan, lari dan lompat sesuai dengan rentang jarak yang telah ditentukan 4) Saat badan di udara, berusahalah agar anggota badan tidak menyentuh rintangan yang dibentangi temanmu. 5) Setelah mendarat segera gantikan posisi salah seorang temanmu yang memegang rintangan Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
127
Gambar 4.4 Aktivitas pembelajaran kombinasi jalan, lari dan lompat dengan alat.
Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan tentang materi pembelajaran jalan cepat yang telah dipelajari dalam buku catatannya.
B. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Melempar 1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4 (PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) 3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa (lisan/tutual dengan cara mengamati [mendengar/melihat/mem lis/isyarat) yang jelas, sistebaca] dan menanya berdasarmatis dan logis, dalam karya kan rasa ingin tahu tentang yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan sehat, dan dalam tindakan benda-benda yang dijumpai yang mencerminkan perilaku nya di rumah dan di sekolah. anak beriman dan berakhlak mulia.
128
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) dan Indikator Pencapaian Kompetensi 3.2 Memahami prosedur gerak spesifik jalan, lari, lompat, dan lempar dalam berbagai permainan sederhana dan atau tradisional. 3.2.1 Mengidentifikasikan berbagai prosedur ge rak spesifik melempar. 3.2 Menjelaskan berbagai prosedur gerak spesifik melempar. 3.2.3 Menjelaskan cara me lakukan berbagai pro sedur gerak spesifik melempar.
Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) dan Indikator Pencapaian Kompetensi 4.2 Mempraktikkan gerak spesifik jalan, lari, lompat, dan lempar dalam berbagai permainan sederhana dan atau tradisional. 4.2.1 Melakukan berbagai ge rak spesifik melempar. 4.2.2 Menggunakan berbagai gerak spesifik melempar dalam bentuk perlombaan melempar yang dimodifikasi.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini. a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada siswa. 2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus. 4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum. 5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu. 6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk memperhatikan dan mengamatinya. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
129
2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan. 3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin, sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. 4) Menemukan hubungan aktivitas gerak spesifik melempar. 5) Menerapkan berbagai aktivitas gerak spesifik melempar secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, sungguhsungguh, dan kerja sama. 6) Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang santun. 7) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat. 8) Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa. 9) Dalam mengajarkan materi aktivitas melempar guru dapat memodifikasi alat peraturan dan lapangan perlombaan. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. 1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan dengan materi aktivitas yang telah diberikan. 2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik. 3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran yang telah diberikan. 4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan aktivitas fisik/olahraga. 5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan materi aktivitas yang telah dipelajari. 130
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. 3. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas gerak spesifik melempar antara lain berikut ini. a. Inclusive (cakupan). b. Komando. c. Kooperatif. d. Demonstrasi. e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan). f. Pendekatan Scientific. 4. Media dan Alat Pembelajaran a. Media: Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. 1) Gambar variasi dan kombinasi keterampilan gerak melempar bola rounders. 2) Model siswa atau guru yang memperagakan variasi dan kombinasi keterampilan gerak melempar bola rounders. b. Alat dan Bahan: Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. 1) Bola rounders atau bola sejenisnya. 2) Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah). 3) Tali pembatas 4) Peluit dan Stopwatch. 5) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa). 5. Aktivitas Pembelajaran Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara gerak spesifik melompat sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran gerak spesifik dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk mempelajari gerak spesifik, hingga dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan gerak spesifik atletik menggunakan melompat. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
131
Akhir dari pembelajaran aktivitas atletik menggunakan melompat yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut. a. Memiliki keterampilan gerak spesifik melompat. b. Memiliki pengetahuan tentang gerak spesifik melompat, memahami karakter gerakan yang digunakan, mengenal konsep ruang dan waktu. c. Aktivitas gerakan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang berubah-ubah. d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, percaya diri, sungguh-sungguh, dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain. 6. Materi Pembelajaran a. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Melempar Bola Rounders 1) Aktivitas pembelajaran gerakan berlari pelan dan melompat, mengambil bola, kemudian melempar ke atas Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan berlari pelan dan melompat, mengambik bola, kemudian melempar ke atas berikut ini. a) Para siswa berbaris empat bersyaf dengan rapi. b) Dimulai dari barisan pertama, lakukan lari pelan-pelan lalu meloncat. c) Mulailah melangkah dengan kaki kiri dan melompatlah dengan kedua kaki. d) Setelah itu, mengambil bola yang telah disediakan dan dilempar ke atas sekuat-kuatnya. e) Mengambil bola dengan tangan kanan. f) Pada waktu melempar bola, posisi kaki kiri di depan. g) Bola yang digunakan jangan terlalu besar, dapat dipilih bola rounders.
Gambar 4.5 Aktivitas pembelajaran berlari pelan dan melompat, mengambil bola, kemudian melempar ke atas.
132
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan berlari pelan dan melompat, mengambik bola, kemudian melempar ke atas hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas pembelajaran gerakan kombinasi berjalan kemudian melempar bola sejauh-jauhnya (bentuk perlombaan) Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan kombinasi berjalan kemudian melempar bola sejauh-jauhnya dalam bentuk perlombaan berikut ini. a) Para akan berlomba melempar bola sejauh-jauhnya. b) Siswa laki-laki melawan siswa laki-laki dan siswa perempuan melawan siswa perempuan. c) Bola rounders dapat digunakan pada latihan ini. d) Lomba ini diawali dengan jalan terlebih dahulu, kemudian digenggam di tangan kanan. e) Berjalan dimulai dengan langkah kaki kiri diikuti gerakan tangan kanan. f) Pada waktu melempar bola dengan tangan kanan, posisi kaki kiri berada di depan. g) Lemparkan bola sejauh-jauhnya ke arah depan. Lakukan latihan ini satu per satu secara bergantian. Siswa yang paling jauh melempar dinyatakan sebagai juara. h) Setiap siswa melakukan lemparan sebanyak tiga kali lemparan bola, kemudian diambil jarak yang terjauh sebagai hasilnya. i) Lemparan tidak boleh melewati garis batas yang sudah ditentukan. Kalau melewati garis batas, lemparan itu tidak sah.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
133
Gambar 4.6 Aktivitas pembelajaran kombinasi berjalan dilanjutkan melempar sejauh-jauhnya.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan kombinasi berjalan kemudian melempar bola sejauh-jauhnya dalam bentuk perlombaan hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 3) Aktivitas pembelajaran memegang, awalan, melempar dan gerak lanjutan a) Aktivitas pembelajaran 1: Melempar menggunakan bola kecil dari posisi berdiri menghadap arah gerakan Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan melempar bola menggunakan bola dari posisi berdiri menghadap arah gerakan berikut ini. (1) Dilakukan berpasangan/kelompok (2) Lemparan melalui atas tali yang dipasang melintang
134
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Gambar 4.7 Aktivitas pembelajaran melempar lembing menggunakan bola kecil dari posisi berdiri menghadap arah gerakan.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan melempar bola menggunakan bola kasti dari posisi berdiri menghadap arah gerakan hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. b) Aktivitas pembelajaran 2: Melempar menggunakan bola kecil dari posisi menyamping arah gerakan Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan melempar bola kecil dari posisi menyamping arah gerakan berikut ini. (1) Dilakukan berpasangan/kelompok (2) Lemparan melalui atas tali yang dipasang melintang
Gambar 4.8 Aktivitas pembelajaran melempar lembing menggunakan bola kecil dari posisi menyamping arah gerakan.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
135
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan melempar bola menggunakan bola kasti dari posisi menyamping arah gerakan hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. c) Aktivitas pembelajaran 3: Melempar menggunakan bola kecil dari posisi menyamping Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan melempar menggunakan bola kecil dari posisi menyamping berikut ini. (1) Diawali dengan gerak menyilang satu kali kaki kanan ke belakang kaki kiri. (2) Untuk tahap berikutnya dua kali dan tiga kali. (3) Gerakan ini dilakukan berpasangan/kelompok. (4) Lemparan melalui atas tali yang dipasang melintang.
Gambar 4.9 Aktivitas pembelajaran melempar bola kasti menggunakan bola kecil dari posisi menyamping.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan melempar bola menggunakan bola kasti dari posisi menyamping arah gerakan hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. 136
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. d) Aktivitas pembelajaran 4: Melempar menggunakan bola kecil, dari posisi menghadap arah lemparan Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan melempar menggunakan bola kecil dari posisi menghadap arah lemparan berikut ini. (1) Gerakan diawali dua kali langkah ke depan dan gerak menyilang kaki kanan di belakang kaki kiri satu kali. (2) Untuk tahap berikutnya, dua kali, tiga kali, dan dua kali serta tiga kali silang kaki kanan di belakang kaki kiri. (3) Gerakan ini dilakukan berpasangan/kelompok. (4) Lemparan melalui atas tali yang dipasang melintang.
Gambar 4.10 Aktivitas pembelajaran melempar bola kasti menggunakan bola kecil, dari posisi menghadap arah lemparan.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan melempar bola menggunakan bola kasti dari posisi menghadap arah lemparan hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
137
e) Aktivitas pembelajaran 5: Melempar menggunakan bola kecil, diawali awalan lari dengan 4–6 meter Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan melempar bola menggunakan bola diawali awalan lari dengan 4-6 meter berikut ini. (1) Dilanjutkan dengan gerak menyilang kaki kanan tiga kali di belakang kaki kiri serta gerak melempar. (2) Gerakan ini dilakukan berpasangan/kelompok. (3) Lemparan melalui atas tali yang dipasang melintang.
Gambar 4.11 Aktivitas pembelajaran melempar bola kasti menggunakan bola kecil, diawali awalan lari dengan 4–6 meter.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan melempar bola kasti diawali awalan lari dengan 4-6 meter hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. b. Aktivitas Perlombaan Melempar dengan Peraturan Dimodifikasi Siswa diminta untuk mengomunikasikan perlombaan gerak dasar melempar dengan peraturan dimodifikasi sebagai berikut. 1) Siswa melempar lembing menggunakan bola kecil ke arah sasaran dari jarak 8–10 meter. 2) Jumlah peserta perkelompok 4–6 orang. 3) Setiap lemparan anggota kelompok tepat mengenai sasaran mendapat angka 1. 138
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
4) Arah lemparan harus melalui atas tali yang dipasang melintang. 5) Kemenangan regu ditentukan oleh jumlah angka yang diperoleh setiap regu.
Gambar 4.12 Aktivitas perlombaan melempar dengan peraturan dimodifikasi.
Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan tentang materi pembelajaran atletik (jalan, lari, lompat, dan lempar) yang telah dipelajari dalam buku catatannya. C. Penilaian Pembelajaran Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Melompat 1. Penilaian Pengetahuan a. Teknik penilaian Ujian tulis b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Soal ujian tulis Nama Kelas No 1. 2.
: ........................................................... : ........................................................... Aspek dan Soal Uji Tulis
Jawaban
Fakta Sebutkan gerak spesifik lompat jauh tanpa awalan dan menggunakan awalan. Sebutkan variasi dan kombinasi gerak spesifik lompat jauh tanpa awalan dan menggunakan awalan.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
139
1. 2.
1. 2.
Konsep Jelaskan gerak spesifik lompat jauh tanpa awalan dan menggunakan awalan. Jelaskan variasi dan kombinasi gerak spesifik lompat jauh tanpa awalan dan menggunakan awalan. Prosedur Jelaskan cara melakukan gerak spesifik lompat jauh tanpa awalan dan menggunakan awalan. Jelaskan cara melakukan variasi dan kombinasi gerak spesifik lompat jauh tanpa awalan dan menggunakan awalan.
c. Pedoman penskoran 1) Penskoran a) Soal nomor 1 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap b) Soal nomor 2 (1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap c) Soal nomor 3 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap d) Soal nomor 4 (1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan tidak lengkap. 2) Pengolahan skor Skor maksimum: 24 Skor perolehan siswa: SP Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 4 140
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
2. Penilaian Keterampilan a. Lembar pengamatan proses variasi dan kombinasi keterampilan gerak lompat jauh. 1) Teknik penilaian Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam perlombaan) 2) Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Siswa diminta untuk melakukan variasi dan kombinasi keterampilan gerak lompat jauh yang dilakukan berkelompok dalam bentuk perlombaan. Nama : ......................................................... Kelas : ......................................................... Petugas Pengamatan : ......................................................... a) Petunjuk Penilaian Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan. b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak
No.
Indikator Penilaian
Hasil Penilaian Baik Cukup Kurang (3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan 2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan 3. Sikap akhir melakukan gerakan Skor Maksimal (9) 3) Pedoman penskoran a) Penskoran (1) Sikap gerakan kaki Skor Baik jika : (a) berdiri di belakang bak lompat (b) kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang (c) badan condongkan ke depan (d) pandangan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
141
(2) Sikap gerakan lengan Skor Baik jika : (a) pada saat badan di udara, kedua kaki diayunkan ke depan dengan lutut sedikit ditekuk (b) lengan diayun ke depan secara bergantian (c) badan dicondongkan ke depan (d) pandangan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap posisi badan Skor Baik jika : (a) mendarat dengan kedua lutut mengeper (b) kedua lengan diacungkan ke depan (c) badan dicondongkan ke depan (d) pandangan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor Skor maksimum: 9 Skor perolehan siswa: SP Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 4 b. Lembar pengamatan penilaian hasil gerak spesifik lompat jauh. 1) Penilaian hasil keterampilan gerak lompat jauh a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk gerak spesifik lompat jauh yang dilakukan siswa dengan cara : (1) Mula-mula siswa berdiri di belakang papan tumpuan. (2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” siswa mulai melakukan lompatan sejauh-jauhnya. (3) Petugas menghitung jarak yang dicapai yang dapat dilakukan oleh siswa. (4) Jumlah jarak yang dicapai yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. 142
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
b) Konversi jumlah waktu tempuh dengan skor Perolehan Nilai Putera Puteri ….. > 2.50 meter ….. > 2.25 meter 2.25 – 2.49 meter 2.00 – 2.24 meter 2.00 – 2.24 meter 1.75 – 1.99 meter …… < 1.99 meter …… < 1.74 meter
Kriteria Pengskoran
Klasifikasi Nilai
100% 90% 80% 70%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Melempar 3. Penilaian Pengetahuan a. Teknik penilaian Ujian tulis b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Soal ujian tulis Nama Kelas No 1. 2. 1. 2. 1. 2.
: ........................................................... : ........................................................... Aspek dan Soal Uji Tulis
Jawaban
Fakta Sebutkan gerak spesifik melempar bola. Sebutkan variasi dan kombinasi gerak spesifik melempar bola. Konsep Jelaskan gerak spesifik melempar bola. Jelaskan variasi dan kombinasi gerak spesifik melempar bola. Prosedur Jelaskan cara melakukan gerak spesifik melempar bola. Jelaskan cara melakukan variasi dan kombinasi gerak spesifik melempar bola.
c. Pedoman penskoran 1) Penskoran a) Soal nomor 1 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
143
b) Soal nomor 2 (1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap c) Soal nomor 3 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap d) Soal nomor 4 (1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan tidak lengkap. 2) Pengolahan skor Skor maksimum: 24 Skor perolehan siswa: SP Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 4 2. Penilaian Keterampilan a. Lembar pengamatan proses variasi dan kombinasi gerak spesifik melempar bola. 1) Teknik penilaian Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam perlombaan) 2) Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Siswa diminta untuk melakukan variasi dan kombinasi gerak spesifik melempar bola yang dilakukan berkelompok dalam bentuk perlombaan. Nama : ......................................................... Kelas : ......................................................... Petugas Pengamatan : ......................................................... a) Petunjuk Penilaian Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan. 144
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak No.
Indikator Penilaian
Hasil Penilaian Baik Cukup Kurang (3) (2) (1)
1. Sikap gerakan kaki 2. Sikap gerakan ayunan lengan 3. Sikap posisi badan Skor Maksimal (9) 3) Pedoman penskoran a) Penskoran (1) Sikap gerakan kaki Skor Baik jika : (a) berdiri tegak kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang (b) lutut sedikit ditekuk (c) lutut ditekuk secara wajar agar paha mudah terayun ke depan (d) pandangan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
(2) Sikap gerakan lengan Skor Baik jika : (a) bola dilemparkan dengan mengayunkan lengan dari belakang ke depan (b) kaki yang berada di depan (kaki kiri) sebagai tumpuan (c) badan dicondongkan ke depan (d) pandangan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap posisi badan Skor Baik jika : (a) setelah melempar jaga keseimbangan badan (b) badan dicondongkan ke depan Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
145
(c) tangan yang digunakan untuk melempar bola ikut menjaga keseimbangan (d) pandangan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor Skor maksimum: 9 Skor perolehan siswa: SP Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 4 b. Lembar pengamatan penilaian hasil keterampilan gerak variasi dan kombinasi gerak spesifik melempar bola. 1) Penilaian hasil keterampilan gerak variasi dan kombinasi gerak spesifik melempar bola a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk keterampilan gerak variasi dan kombinasi gerak spesifik melempar bola dengan dengan cara : (1) Mula-mula siswa berdiri menghadap sasaran lemparan. (2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” siswa mulai melempar bola rounders sejauh-jauhnya. (3) Petugas menghitung jarak hasil lemparan yang dapat dilakukan oleh siswa. (4) Jumlah hasil lemparan yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. b) Konversi jumlah waktu tempuh dengan skor Perolehan Nilai Putera Puteri ….. > 17 meter ….. > 15 meter 15 – 16 meter 13 – 14 meter 13 – 14 meter 11 – 12 meter …… < 12 meter …… < 10 meter
146
Kriteria Pengskoran
Klasifikasi Nilai
100% 90% 80% 70%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Penjelasan secara rinci mengenai aktivitas pembelajaran atletik antara lain: melompat dan melempar memperkuat pemahaman dan penerapan gerak spesifik aktivitas atletik. Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut untuk menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan prosedur serta dapat mempraktikan gerak aktivitas atletik sebagai materi pembelajaran Penjasorkes. Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu yang diharapkan. Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.
E. Instrumen Remidial dan Pengayaan Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format remidial terhadap lima siswa. 1. Format Remidial No
Siswa
Target KI
Aspek
KD
Materi
Indikator
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
Remidial
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
147
2. Format Pengayaan Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format pengayaan terhadap lima siswa. No
Siswa
Target KI
Aspek
KD
Materi
Indikator
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
148
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Remidial
Bab 5 Aktivitas Latihan Kebugaran Jasmani A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar/melihat/membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) dan Indikator Pencapaian Kompetensi 3.3 Memahami prosedur latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan. 3.3.1 Mengidentifikasikan prosedur berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan. 3.3.2 Menjelaskan prosedur berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan.
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa (lisan/tulis/isyarat) yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) dan Indikator Pencapaian Kompetensi 4.3 Mempraktikkan latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan. 4.3.1 Melakukan berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan. 4.3.2 Menggunakan berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan dalam bentuk sirkuit training.
3.3.3 Menjelaskan cara me lakukan prosedur ber bagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan kete rampilan.
B. Langkah-langkah Pembelajaran Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini. 1. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. a. Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada siswa. b. Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. c. Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus. d. Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum. e. Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu. f. Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. 2. Kegiatan Inti Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. a. Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk memperhatikan dan mengamatinya. b. Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan. c. Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin, sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. d. Menemukan hubungan aktivitas kebugaran jasmani dengan kesehatan. e. Menerapkan berbagai aktivitas kebugaran jasmani secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, sungguhsungguh, dan kerja sama. 150
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
f. Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang santun. g. Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat. h. Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa. i. Dalam mengajarkan materi aktivitas kebugaran jasmani guru dapat memodifikasi alat dan lapangan pembelajaran. 3. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. a. Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan dengan materi aktivitas yang telah diberikan. b. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik. c. Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran yang telah diberikan. d. Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan aktivitas fisik/olahraga. e. Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan materi aktivitas yang telah dipelajari. f. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman.
C. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas kebugaran jasmani antara lain berikut ini. 1. Inclusive (cakupan). 2. Komando. 3. Kooperatif. 4. Demonstrasi. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
151
5. Part and Whole (bagian dan keseluruhan). 6. Pendekatan Scientific.
D. Media dan Alat Pembelajaran 1. Media: Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. a. Gambar berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan. b. Video pembelajaran berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan. c. Model siswa atau guru yang memperagakan berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan. 2. Alat dan Bahan: Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. a. Lapangan olahraga atau halaman sekolah. b. Palang tunggal. c. Matras. d. Peluit dan Stopwatch. e. Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).
E. Aktivitas Pembelajaran Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara melakukan aktivitas kebugaran jasmani sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran kebugaran jasmani dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk mempelajari latihan kebugaran jasmani, hingga dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan aktivitas kebugaran jasmani. Akhir dari pembelajaran aktivitas kebugaran jasmani yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut. 1. Memiliki keterampilan aktivitas kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan. 2. Memiliki pengetahuan tentang aktivitas kebugaran jasmani, memahami karakter gerakan yang digunakan, mengenal konsep ruang dan waktu. 152
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3. Aktivitas gerakan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang berubah-ubah. 4. Memiliki sikap, seperti: disiplin, percaya diri, sungguh-sungguh, dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain.
F. Materi Pembelajaran 1. Manfaat Latihan Kebugaran Jasmani Sekarang siswa diminta untuk membaca tentang manfaat latihan kebugaran jasmani berikut ini. Masyarakat maju yang kaya dan makmur dengan kenyamanan dan kemudahan yang didukung oleh mesin atau alat-alat otomatis, telah mengalami derita yang diakibatkan kemajuan tersebut. Kini ancaman yang dihadapi mereka adalah penyakit yang diakibatkan oleh kurang gerak. Sebagai akibatnya, yaitu penyakit degeneratif, seperti: penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, diabetes melitus, dan lainnya yang meningkat sehingga berpengaruh terhadap mutu kehidupan mereka. Di Belanda biaya perawatan kesehatan meningkat hingga 2,5%, di Kanada 6%, dan di Amerika Serikat mencapai 8 %, sebagai akibat warga masyarakat kurang melakukan aktivitas jasmani. Secara ekonomi, keadaan tersebut dianggap sebagai ancaman yang merugikan. Selain produktivitas dapat menurun, biaya perawatan kesehatan juga meningkat. Di Indonesia sendiri, keadaan tersebut juga telah berkembang dalam jangkauan yang luas. Keadaan itu terjadi terutama di Kota, dan bahkan kini sudah sampai ke desa. Persoalannya berakar pada perubahan dalam gaya hidup, termasuk pola makan yang tidak sehat, yang biasanya berurusan dengan faktor resiko. Faktor resiko adalah faktor yang dapat membangkitkan ancaman terhadap kesehatan. Hal ini misalnya merokok, makan-makanan mengandung lemak jenuh (minyak kepala, lemak hewan), dan kurang melakukan aktivitas jasmani, terutama di kalangan masyarakat yang mampu secara ekonomi dan tinggal di kota besar. Hampir 20 juta warga Indonesia menderita diabetes melitus atau penyakit kencing manis yang sukar diobati. Penyakit tersebut berkaitan dengan gejala kegemukan atau kelebihan berat badan. Penyakit jantung sudah bukan lagi menopoli orang dewasa, tetapi juga telah dialami oleh anak-anak. Penyakit ini merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
153
Gejala kemorosotan kebugaran jasmani di kalangan anak-anak di seluruh dunia sudah merupakan gejala umum. Penyebab utama adalah karena mereka kurang aktif bergerak, yang diakibatkan oleh bertambah sedikitnya waktu untuk melaksanakan latihan jasmani. Anak-anak begitu asyik bermain permaian di komputer disertai dengan pola makan yang tidak sehat, seperti senang menyantap makanan siap hidang (Mc. Doland atau goreng ayam plus kentang) dalam susunan menu yang tidak seimbang. Keadaan ini sudah terjadi di Indonesia. Oleh karena itu sungguh beralasan untuk memperhatikan pembinaan kebugaran jasmani sebagai upaya untuk mrningkatkan kesehatan, dan selanjutnya untuk kesejahteraan hidup. Di samping pengembangan keterampilan yang kelak terpakai dalam aneka kegiatan, pengembangan kebugaran juga perlu menjadi prioritas utama dalam program pendidikan jasmani. Kebiasaan kurang aktif dan gizi yang buruk merupakan penyebab kematian yang banyak memakan korban, setelah mengisap rokok. Sekitar 30 % anak remaja di Inggris meninggal karena tembakau/ nikotin. Latihan kebugaran jasmani secara teratur dan terukur akan mendatangkan manfaat berikut ini. a. Terbangun kekuatan dan daya tahan otot, seperti: kekuatan tulang dan persendian, selain mendukung penampilan baik dalam olahraga maupun kegiatan non-olahraga. b. Meningkatkan daya tahan aerobik. c. Meningkatkan fkelsibilitas. d. Membakar kalori yang memungkinkan tubuh terhindar dari kegemukan. e. Mengurangi stres. f. Meningkatkan rasa kebahagiaan. 2. Program Pengembangan Aktivitas Kebugaran Jasmani yang Terkait dengan Keterampilan Komponen-komponen kebugaran jasmani adalah faktor penentu derajat kondisi setiap individu. Seseorang dikatakan bugar jika mampu melakukan segala aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa mengalami hambatan yang berarti, dan dapat melakukan tugas berikutnya dengan segera. Menurut Rusli Lutan (2011:63) kebugaran jasmani memiliki dua komponen utama, yaitu: komponen kebugaran yang berkaitan dengan 154
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
kesehatan antara lain: kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan aerobik, dan fleksibilitas; serta komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan antara lain: koordinasi, agilitas, kecepatan gerak, power dan keseimbangan. Pada buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan kelas X telah diuraikan tentang komponen kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan. Pada buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan kelas XI ini akan dibahas tentang komponen kebugaran yang berkaitan dengan keterampilan. Komponen kebugaran yang berkaitan dengan keterampilan antara lain: koordinasi, agilitas, kecepatan gerak, power dan keseimbangan. Bentuk-bentuk latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan tersebut diuraikan berikut ini. a. Latihan Kelincahan (Agility) Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki. Kelincahan sangat penting fungsinya untuk meningkatkan prestasi maksimal dalam cabang olahraga atau meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Kelincahan umum ataupun kelincahan khusus dapat diperoleh dengan hasil latihan dan ada pula dari pembawaan (potensi) sejak lahir. Bentuk-bentuk latihan kelincahan, antara lain : lari bolak-balik (shuttle-run), lari belak-belok (zig-zag), dan jongkok-berdiri (Squat thrust). Bentuk-bentuk latihan peningkatan kelincahan berikut ini. 1) Aktivitas Latihan Mengubah Gerak Tubuh Arah Lurus (Shuttle Run) Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan mengubah gerak tubuh arah lurus (shuttle run) untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini. a) Lari bolak-balik dilakukan secepat mungkin sebanyak 6–8 kali (jarak 4–5 meter). b) Setiap kali sampai pada suatu titik sebagai batas, si pelaku harus secepatnya berusaha mengubah arah untuk berlari menuju titik larinya. c) Perlu diperhatikan bahwa jarak antara kedua titik tidak terlalu jauh serta jumlah ulangan tidak terlampau banyak sehingga menyebabkan kelelahan bagi si pelaku. d) Dalam latihan ini yang diperhatikan ialah kemampuan mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
155
Gambar 5.1 Latihan mengubah gerak tubuh arah lurus (Shuttle).
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan mengubah gerak tubuh arah lurus (shuttle run) untuk meningkatkan kebugaran jasmani hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas Latihan Lari Bolak Belok (Zig-Zag) Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan lari bolak belok (zig-zag) untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini. a) Dalam melakukan latihan ini dimana si pelaku berlari bolakbalik dengan cepat sebanyak 2 – 3 kali di antara beberapa titik (misalnya 4 – 5 titik). b) Jarak setiap titik sekitar dua meter.
Gambar 5.2 Latihan lari berbelak-belok (zig-zag).
156
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan lari bolak belok (zig-zag) untuk meningkatkan kebugaran jasmani hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas Latihan Mengubah Posisi Tubuh Jongkok-Berdiri (Squat-Thrust) Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan mengubah posisi tubuh jongkok-berdiri (squat-thrust) untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini. a) Jongkok sambil menumpukan kedua lengan di lantai. b) Pandangan ke arah depan. c) Lemparkan kedua kaki belakang sampai lurus dengan sikap badan telungkup dalam keadaan terangkat. d) Kemudian dengan serentak, kedua kaki ditarik ke depan, kemudian kembali ke tempat semula. e) Latihan ini dilakukan berulang-ulang dengan gerakan yang sama.
Gambar 5.3 Latihan mengubah posisi tubuh (Squat).
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan mengubah posisi tubuh jongkok-berdiri (squat-thrust) untuk meningkatkan kebugaran jasmani hasil pengamatannya dengan cara:
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
157
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 4) Aktivitas Latihan Gerakan Bereaksi Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan gerakan bereaksi untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini. a) Berdiri dengan sikap ancang-ancang. Kedua lengan di samping badan dengan siku bengkok, perhatikan aba-aba peluit. b) Bunyi peluit pertama, lari ke depan secepat-cepatnya. c) Bunyi peluit kedua, lari mundur secepat-cepatnya. d) Bunyi peluit ketiga, lari ke samping kiri secepat-cepatnya . e) Bunyi peluit keempat, lari kesamping kanan secepat-cepatnya. f) Latihan ini dilakukan terus-menerus secara berangkai tanpa berhenti dahulu.
Gambar 5.4 Latihan kelincahan gerakan bereaksi
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan gerakan bereaksi untuk meningkatkan kebugaran jasmani hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 158
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
b. Aktivitas Latihan Kecepatan (Speed) Kecepatan adalah kemampuan organisme seseorang untuk melakukan gerakan dengan waktu yang relatif singkat agar mencapai hasil yang sebaik mungkin. Kecepatan merupakan unsur gerak dasar yang berguna untuk mencapai prestasi yang maksimal. Kecepatan seseorang yang tinggi tergantung potensi sejak lahir dan merupakan hasil latihan secara teratur, cermat dengan perencanaan yang tepat. 1) Manfaat Pembelajaran Kecepatan Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan perpindahan tempat dari satu tempat ke tempat yang lainnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Perpindahan tempat ini, bisa berlaku untuk tubuh secara keseluruhan bisa juga hanya bagian tubuh tertentu, misalnya, lari sprint. Laju gerak atau perpindahan tempat banyak ditentukan oleh faktor-faktor lain, seperti: kelentukan, kekuatan, waktu reaksi, serta tipe tubuh. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kemampuan kecepatan harus melibatkan pula peningkatan dalam kelentukan dan kekuatan serta waktu reaksi. 2) Macam-macam Bentuk Pembelajaran Kecepatan Bentuk-bentuk kecepatan ada tiga macam, antara lain berikut ini. a) Kecepatan sprint (Sprinting speed) Kecepatan sprint adalah kemampuan seseorang bergerak ke depan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Cara pengembangan kecepatan sprint dapat dilakukan dengan interval running dengan volume beban latihan: 5–10 kali giliran lari, jarak: 30–80 meter, intensitas Pembelajaran lari : 80%–100%. b) Kecepatan reaksi (Reaction speed) Kecepatan reaksi adalah kemampuan seseorang untuk menjawab rangsangan secepat mungkin dalam mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Hampir semua cabang olahraga memerlukan kecepatan reaksi di dalam pertandingan. Untuk mengembangkan kecepatan reaksi dapat dilakukan dengan metode pertandingan, untuk mencapai waktu yang secepat-cepatnya dalam mereaksi suatu rangsangan. c) Kecepatan bergerak (Speed of movement) Kecepatan bergerak adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secepat mungkin dalam satu gerakan yang tidak terputus. Seperti gerakan melompat, melempar, salto dan lain-lain. Cara mengembangkan Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
159
peningkatan kemampuan kecepatan bergerak dilakukan dengan metode Weight Training. Volume beban Pembelajaran : 4–6 kali giliran, intensitas: 40%–60%, recovery : 2–3 menit. Bentuk-bentuk Pembelajaran untuk meningkatkan kecepatan antara lain sebagai berikut : (1) Lari cepat dengan jarak 40 dan 60 meter, (2) Lari dengan mengubah-ubah kecepatan (mulai lambat makin lama makin cepat), (3) Lari naik bukit, (4) Lari menuruni bukit, dan (5) Lari menaiki tangga gedung. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan kecepatan bergerak untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.
Gambar 5.5 Latihan kecepatan menempuh jarak 60.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan kecepatan bergerak untuk meningkatkan kebugaran jasmani hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
c. Aktivitas Latihan Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam memelihara posisi tubuh yang statis (tidak bergerak) atau dalam keadaan posisi badan yang dinamis (bergerak). Latihan keseimbangan ini dapat 160
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
dilakukan dengan jalan mengurangi atau memperkecil bidang tumpuan. Latihan keseimbangan adalah bentuk/sikap badan dalam keadaan seimbang baik pada sikap berdiri, duduk, maupun jongkok. Keseimbangan adalah bentuk sikap badan dalam keadaan seimbang, baik pada saat berdiri, duduk, maupun jongkok. Macammacam bentuk latihan keseimbangan tubuh adalah berikut ini. 1) Aktivitas Latihan Keseimbangan Berdiri Bangau Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan keseimbangan berdiri bangau untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini. a) Sikap permulaan berdiri tegak rileks. b) Salah satu kaki diangkat dengan posisi tangan dipegang secara berlawanan (jika yang diangkat kaki kanan tangan kiri yang memegang) di belakang pantat. c) Tangan kanan diluruskan ke samping. d) Lakukan latihan ini 8 kalio hitungan dan kembali ke seikap awal.
Gambar 5.6 Latihan keseimbangan berdiri bangau.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan keseimbangan berdiri bangau untuk meningkatkan kebugaran jasmani hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
161
2) Aktivitas Latihan Keseimbangan dalam Sikap Kapal Terbang Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan keseimbangan dalam sikap kapal terbang untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini. a) Berdiri tegak rileks dengan psosi kaki dirapatkan dan kedua tangan direntangkan lurus ke samping. b) Kemudian bungkukkan badan sambil meluruskan salah satu kaki kiri atau kanan ke arah belakang. c) Arah pandangan lurus ke depan dan pertahankan gerakan ini selama 8 kali hitungan.
Gambar 5.7 Latihan keseimbangan sikap kapal terbang.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan keseimbangan dalam sikap kapal terbang untuk meningkatkan kebugaran jasmani hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas Latihan Keseimbangan dalam Berbagai Sikap dan Gerak Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan keseimbangan dalam berbagai sikap dan gerak untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini. a) Latihan keseimbangan dari sikap berdiri, dilakukan dengan cara mengangkat salah satu kaki ke samping menggunakan tangan, tangan yang lainnya direntangkan sejajar bahu dan tahan sampai 8 hitungan. Lakukan latihan ini secara bergantian. 162
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
b) Latihan keseimbangan berikutnya sama dengan latihan satu, tetapi bagian kaki yang dipegang adalah bagian pergelangannya dan tangan yang lainnya diangkat ke atas. Lakukan latihan secara bergantian. c) Latihan keseimbangan ketiga prinsipnya sama dengan latihan kedua. Akan tetapi, salah satu kaki diangkat menekuk di depan panggul dan kedua tangan direntangkan ke samping. Lakukan latihan ini secara bergantian.
Gambar 5.8 Latihan keseimbangan dalam berbagai sikap dan gerak.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan keseimbangan dalam berbagai sikap dan gerak untuk meningkatkan kebugaran jasmani hasil pengamatannya dengan cara: 1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. 2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. 3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. 4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. d. Aktivitas Latihan Peningkatan Power Power adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan. Power ini menunjukkan kemampuan untuk melakukan suatu kerja dengan cepat. Kekuatan adalah kemampuan untuk melaksanakan kerja dan kecepatan mengukur kecepatan pengerjaannya. Ketika kedua komponen ini digabungkan, terjadilah satu komponen fisik yang disebut power. Power adalah salah satu komponen fisik yang paling dominan dalam banyak cabang olahraga. Sebagian besar, keterampilan dalam Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
163
cabang-cabang olahraga tertentu bergantung pada kualitas fisik power. Artinya, olahragawan tersebut harus menggerakkan tubuh atau bagian tubuhnya secara cepat dan kuat, sehingga diperlukan kekuatan dan kecepatan dalam waktu yang bersamaan. Tenaga ledak otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kerja secara eksplosif yang dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Dalam kehidupan sehari-hari, daya ledak ini diperlukan untuk memindahkan benda ke tempat lain yang dilakukan pada suatu saat dan secara tiba-tiba. Dalam bidang olahraga misalnya, melempar lembing, cakram, bolabasket, dan sebagainya. Untuk bisa melatih power, prosesnya sebenarnya hampir sama dengan proses latihan kekuatan. Jika latihan tersebut memakai beban, bebannya harus lebih ringan agar bisa digerakkan dengan cepat dalam repetisi yang cukup banyak. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan peningkatan power untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.
Gambar 5.9 Latihan keseimbangan dalam berbagai sikap dan gerak.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan peningkatan power untuk meningkatkan kebugaran jasmani hasil pengamatannya dengan cara: 1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. 2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
164
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. 4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. e. Aktivitas Latihan Peningkatan Koordinasi Koordinasi adalah satu pola gerak yang terbentuk dari gabungan beberapa fungsi komponen kesegaran jasmani. Salah satu cara untuk melatih koordinasi adalah lompat tali (skiping). Lompat tali ini bertujuan melatih kelincahan, kecepatan, daya tahan, dan kekuatan otot kaki atau tumit. Bentuk-bentuk latihan koordinasi untuk meningkatankan kebugaran jasmani antara lain berikut ini. 1) Aktivitas Latihan Lompat Tali Perorangan Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan peningkatan koordinasi menggunakan latihan lompat tali perorangan berikut ini. a) Berdiri tegak dengan memegang seutas tali. b) Putar tali dari belakang, atas, depan, bawah, belakang dan seterusnya. c) Meloncat sebelum tali menyentuh tanah. d) Lakukan latihan ini berulang-ulang. e) Kemudian coba tali diputar ke arah belakang.
Gambar 5.10 Aktivitas latihan lompat tali perorangan.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan peningkatan koordinasi menggunakan latihan lompat tali perorangan hasil pengamatannya dengan cara:
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
165
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 2) Aktivitas Latihan Lompat Tali Berteman Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan peningkatan koordinasi menggunakan latihan lompat tali berteman berikut ini. a) Dua orang teman memegang ujung tali. b) Siswa yang lain berbaris di samping. c) Kemudian tali diputar perlahan-lahan. d) Siswa satu per satu mencoba masuk ke dalam putaran tali itu. e) Apabila dapat dilakukan dengan baik, cobalah dengan dua atau tiga teman bersama-sama. f) Semakin lama, putaran tali dipercepat.
Gambar 5.11 Aktivitas latihan lompat tali berteman.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan peningkatan koordinasi menggunakan latihan lompat tali berteman hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 166
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3) Aktivitas Latihan Mengayunkan Simpai Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan peningkatan koordinasi menggunakan latihan mengayunkan simpai berikut ini. a) Berdiri dengan kaki kanan, kaki kiri berdiri dengan ujung jari di belakang, pegang simpai dengan tangan kanan, di depan badan. b) Ayunkan simpai di samping kiri badan. c) Bersamaan dengan kaki kiri diayunkan ke depan. d) Kembali ke sikap semula. e) Lakukan latihan ini dengan simpai dipegang tangan kiri, begitu seterusnya latihan secara bergantian. Ulangi latihan ini beberapa kali.
Gambar 5.12 Aktivitas latihan mengayunkan simpai.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan latihan peningkatan koordinasi menggunakan latihan mengayunkan simpai hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 3. Program Pengembangan Aktivitas Kebugaran Jasmani Menggunakan Sirkuit Training Bentuk-bentuk latihan dalam sirkuit adalah kombinasi dari semua unsur fisik. Latihan-latihannya bisa berupa lari naik-turun tangga, lari ke samping, ke belakang, melempar bola, memukul bola dengan raket, lompat-lompat, berbagai bentuk latihan beban, dan sebagainya. Bentuk-bentuk latihannya biasanya disusun dalam lingkaran. Karena itu nama latihan ini disebut circuit training. Dengan sedikit kecerdikan Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
167
dan kreativitas pelatih/pembina akan dapat mendesain suatu sirkuit yang paling cocok untuk cabang olahraga tertentu. Circuit training didasarkan pada asumsi bahwa seorang atlet akan dapat memperkembang kekuatannya, daya tahannya, kelincahannya, total fitnessnya dengan cara: 1) Melakukan sebanyak mungkin pekerjaan dalam suatu jangka waktu tertentu. 2) Melakukan suatu jumlah pekerjaan atau latihan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. a. Aktivitas Latihan Sirkuit Aktivitas latihan sirkuit berikut ini. 1) Dalam suatu daerah atau area tertentu ditentukan beberapa pos atau stasion, misalnya 10 pos. 2) Di setiap pos atlet diharuskan melakukan suatu bentuk latihan tertentu. 3) Latihan-latihannya biasanya berbentuk latihan-latihan kondisi fisik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, dan sebagainya. 4) Latihan dapat dilakukan tanpa atau dengan menggunakan bobot/ beban. 5) Bentuk-bentuk latihan pada setiap pos adalah : lari zig-zag, pullups, lempar bola medicine, squat jumps, naik turun tambang, press, squat thrust, rowing, dan lari 200 meter secepatnya. Dalam melakukan setiap bentuk latihan sirkuit pelatih dapat menentukan variasi-variasi berikut ini. 1) Harus dilakukan sekian repetisi. 2) Harus melakukan sebanyak mungkin repetisi dalam waktu misalnya 15 detik. 3) Demikian pula dapat ditetapkan apakah setelah setiap bentuk latihan masa ada istirahat (misalnya 15 detik) atau tidak. b. Langkah-Langkah Melakukan Latihan Sirkuit Langkah-langkah melakukan latihan sirkuit berikut ini. 1) Persiapkan lapangan dan alat-alat yang akan dipergunakan untuk circuit training. Setiap atlet diberi penjelasan mengenai bagaimana setiap bentuk latihan di setiap pos harus dilakukan. Demikian pula berapa ulangan atau berapa kali setiap bentuk latihan tersebut harus dilakukan. 2) Kemudian setiap atlet disuruh mencoba melakukan setiap bentuk latihan tersebut di setiap pos, agar dengan demikian mereka lebih mengenal setiap bentuk latihan. Sehingga kesalahan atau kekhilafan dalam melaksanakannya nanti dapat dihindari atau ditekan sekecil mungkin. 168
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3) Atlet mulai melakukan circuit training tersebut dan berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan circuit dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Waktu yang diambil untuk menentukan berapa lama yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu circuit. 4) Selesai melakukan sirkuit, waktunya dicatat dengan teliti hingga seper-sepuluhan detik, berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan satu sirkuit tersebut. Waktu ini disebut “Initial trial time” atau waktu yang dicatat pertama kali ia menyelesaikan tugas tersebut. 5) Atas dasar initial trial time ini kemudian ditetapkan suatu target time, yaitu waktu sasaran yang harus dicapainya kelak. Target time ini biasanya ditetapkan 1/3 lebih singkat dari initial trial timenya. Contohnya : apabila initial trial time adalah 5 menit 30 detik atau 330 detik, maka target time adalah 330 – 1/3 x 330 detik = 220 detik atau 3 menit 40 detik. Untuk mencapai target time ini memang berat dan dibutuhkan waktu yang lama. Mungkin pula target time ini tidak akan pernah tercapai oleh atlet. Akan tetapi dengan perbaikan waktu pada setiap kali, atlet melakukan circuit training tersebut, dapatlah kita perkirakan bahwa kondisi fisiknya, daya tahannya, kecepatannya, powernya, dan sebagainya sudah meningkat. c. Bentuk-Bentuk Latihan Sirkuit Bentuk-bentuk latihan sirkuit berikut ini. 1) Pos 1 : Lari bolak-balik (shuttle-run) 2) Pos 2 : Push-up 3) Pos 3 : Sit-up 4) Pos 4 : Back-lift 5) Pos 5 : squat-thrust
Gambar 5.13 Bentuk-bentuk latihan sirkuit.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
169
G. Penilaian Pembelajaran 1. Penilaian Pengetahuan a. Teknik penilaian Ujian tulis b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Soal ujian tulis Nama Kelas No 1. 2. 3.
1. 2. 3. 1. 2. 3.
: ........................................................... : ........................................................... Aspek dan Soal Uji Tulis
Jawaban
Fakta Sebutkan macam-macam bentuk latihan untuk meningkatkan kecepatan. Sebutkan macam-macam bentuk latihan untuk meningkatkan kelincahan. Sebutkan macam-macam bentuk latihan untuk meningkatkan keseimbangan. Konsep Jelaskan yang dimaksud dengan kecepatan. Jelaskan yang dimaksud dengan kelincahan. Jelaskan yang dimaksud dengan keseimbangan. Prosedur Jelaskan cara melakukan macam-macam bentuk latihan untuk meningkatkan kecepatan. Jelaskan cara melakukan macam-macam bentuk latihan untuk meningkatkan kelincahan. Jelaskan cara melakukan macam-macam bentuk latihan untuk meningkatkan keseimbangan.
c. Pedoman penskoran 1) Penskoran a) Soal nomor 1 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap b) Soal nomor 2 (1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap 170
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap c) Soal nomor 3 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap d) Soal nomor 4 (1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan tidak lengkap. 2) Pengolahan skor Skor maksimum: 24 Skor perolehan siswa: SP Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 100 2. Penilaian Keterampilan a. Lembar pengamatan proses latihan kecepatan, kelincahan, dan keseimbangan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. 1) Teknik penilaian Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam sirkuit training) 2) Bentuk Instrumen dan instrumen Siswa diminta untuk melakukan latihan kecepatan, kelincahan, dan keseimbangan untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang dilakukan berpasangan, berkelompok dalam bentuk sirkuit training. Nama : ......................................................... Kelas : ......................................................... Petugas Pengamatan : ......................................................... a) Petunjuk Penilaian Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan. b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
171
No.
Indikator Penilaian
Hasil Penilaian Baik Cukup Kurang (3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan 2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan 3. Sikap akhir melakukan gerakan Skor Maksimal (9) 3) Pedoman penskoran a) Penskoran (1) Sikap awal Skor Baik jika: (1) sikap baring terlentang (2) kedua lutut ditekuk dan dirapatkan (3) kedua tangan menopang leher bagian belakang
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
(2) Sikap pelaksanaan Skor Baik jika: (1) angkat badan ke atas sampai mencium lutut (2) kemudian turunkan lagi badan sampai posisi berbaring (3) kedua tangan tetap memegang leher (4) pandangan mata tetap ke atas
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir Skor Baik jika: (1) posisi badan tidur terlentang dan tetap rileks (2) kedua tangan tetap memegang leher bagian belakang (3) kedua tungkai diluruskan dan dibuka selebar bahu 172
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor Skor maksimum: 9 Skor perolehan siswa: SP Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 100 Rentang nilai keterampilan: b. Lembar pengamatan penilaian hasil gerak latihan kecepatan, kelincahan, dan keseimbangan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. 1) Penilaian hasil keterampilan gerak latihan kecepatan, kelincahan, dan keseimbangan. a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk keterampilan gerak latihan kecepatan, kelincahan, dan keseimbangan yang dilakukan siswa dengan cara : (1) Mula-mula siswa tidur terlentang dengan kedua tangan menempel pada leher. (2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” siswa mulai melakukan latihan daya tahan tubuh, kekuatan otot, kelenturan, kecepatan, kelincahan dan keseimbangan yang dilakukan dengan menggunakan sirkuit training. (3) Petugas menghitung ulangan yang dapat dilakukan oleh siswa. (4) Jumlah ulangan yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. b) Konversi jumlah ulangan dengan skor Penilaian produk tes kebugaran jasmani siswa Putera SMALB Lari 60 m
Gantung/ Angkat tubuh
Baring duduk
Loncat tegak
Lari 1.200 m
Kriteria Pengskoran
Klasifikasi Nilai
... < 7.2 dtk
... > 19 kali
... > 41 kali
... > 73
... < 3.14 mnt
100%
Sangat Baik
7.3 – 8.3 dtk
14 – 18 kali
30 – 40 kali
60 – 72
3.15 – 4.25 mnt
90%
Baik
8.4 – 9.6 dtk
9 – 13 kali
21 – 29 kali
50 – 59
4.26 – 5.12 mnt
80%
Cukup
9.7–11.0 dtk
5 – 8 kali
10 – 20 kali
39 – 49
5.13 – 6.33 mnt
70%
Kurang
... > 11 dtk
... < 5 kali
... < 10 kali
... < 39
... > 6.33 mnt
60%
Kurang Sekali
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
173
Lari 60 m
Penilaian produk tes kebugaran jasmani siswa Puteri SMALB Gantung/ Siku tekuk
Baring duduk
Loncat tegak
Lari 1.200 m
Kriteria Pengskoran
Klasifikasi Nilai
... < 8.4 dtk
... > 41 kali
... > 28 kali
... > 50
... < 3.52 mnt
100%
Sangat Baik
8.5 – 9.8 dtk
22 – 40 kali
20 – 28 kali
39 – 49
3.53 – 4.56 mnt
90%
Baik
9.9 – 11.4 dtk
10 – 21 kali
10 – 19 kali
31 – 38
4.57 – 5.58 mnt
80%
Cukup
11.5–13.4 dtk
3 – 9 kali
3 – 9 kali
23 – 30
5.59 – 7.23 mnt
70%
Kurang
... > 13.4 dtk
….. < 3 kali
... < 3 kali
... < 23
... > 7.23 mnt
60%
Kurang Sekali
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran aktivitas kebugaran jasmani memperkuat pemahaman dan penerapan aktivitas untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut untuk menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan prosedur serta dapat mempraktikan aktivitas kebugaran jasmani sebagai materi pembelajaran Penjasorkes. Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu yang diharapkan. Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.
I. Instrumen Remidial dan Pengayaan Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format remidial terhadap lima siswa.
174
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
1. Format Remidial No
Siswa
Target KI
Aspek
Materi
Indikator
KD
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
Remidial
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
2. Format Pengayaan Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format pengayaan terhadap lima siswa. No
Siswa
Target KI
Aspek
KD
Materi
Indikator
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
Remidial
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
175
Bab 6 Aktivitas Pembelajaran Gerak Berirama A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar/melihat/membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) dan Indikator Pencapaian Kompetensi 3.4 Memahami prosedur variasi dan kombinasi gerak berbentuk rangkaian langkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak berirama. 3.4.1 Menjelaskan prosedur variasi dan kombinasi gerakan langkah kaki aktivitas gerak berirama.
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa (lisan/tulis/isyarat) yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) dan Indikator Pencapaian Kompetensi 4.4 Mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak berbentuk rangkaian langkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak berirama. 4.4.1 Melakukan variasi dan kombinasi gerakan langkah kaki aktivitas gerak berirama.
3.4.2 Menjelaskan prosedur variasi dan kombinasi gerakan ayunan lengan aktivitas gerak ber irama. 3.4.3 Menjelaskan prosedur variasi dan kombinasi langkah kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama.
4.4.2 Melakukan variasi dan kombinasi gerakan ayunan lengan aktivitas gerak berirama. 4.4.3 Melakukan variasi dan kombinasi langkah kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama.
B. Langkah-langkah Pembelajaran Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini. 1. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. a. Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada siswa. b. Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. c. Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus. d. Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum. e. Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu. f. Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. 2. Kegiatan Inti Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. a. Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk memperhatikan dan mengamatinya. b. Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan. c. Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin, sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. 178
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
d. Menemukan hubungan aktivitas gerak berirama dengan kesehatan. e. Menerapkan berbagai aktivitas gerak berirama secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, sungguh-sungguh, dan kerja sama. f. Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang santun. g. Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat. h. Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa. i. Dalam mengajarkan materi aktivitas gerak berirama guru dapat memodifikasi alat dan lapangan pembelajaran. 3. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. a. Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan dengan materi aktivitas gerak berirama yang telah diberikan. b. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan aktivitas gerak berirama pembelajaran dengan baik. c. Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran yang telah diberikan. d. Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan aktivitas fisik/olahraga. e. Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan materi aktivitas yang telah dipelajari. f. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman.
C. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas gerak berirama antara lain berikut ini. 1. Inclusive (cakupan). 2. Komando. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
179
3. 4. 5. 6.
Kooperatif. Demonstrasi. Part and Whole (bagian dan keseluruhan). Pendekatan Scientific.
D. Media dan Alat Pembelajaran 1. Media: Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. a. Gambar gerakan langkah kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama. b. Video pembelajaran gerakan langkah kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama. c. Model siswa atau guru yang memperagakan gerakan langkah kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama. 2. Alat dan Bahan: Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. a. Lapangan olahraga atau halaman sekolah. b. Tipe recorder c. Kaset aktivitas berirama d. Peluit dan Stopwatch e. Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).
E. Aktivitas Pembelajaran Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara melakukan aktivitas gerak berirama sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran gerak berirama dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk mempelajari aktivitas gerak berirama, hingga dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan aktivitas gerak berirama. Akhir dari pembelajaran aktivitas gerak berirama yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut. 1. Memiliki keterampilan gerakan aktivitas gerak berirama. 2. Memiliki pengetahuan tentang gerakan aktivitas gerak berirama, memahami karakter gerakan yang digunakan, mengenal konsep ruang dan waktu. 180
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3. Aktivitas gerak berirama yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak motorik, menggunakannya pada situasi aktivitas gerakan yang berubah-ubah. 4. Memiliki sikap, seperti: disiplin, percaya diri, sungguh-sungguh, dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain.
F. Materi Pembelajaran 1. Aktivitas Pembelajaran Gerak Berirama Cha-Cha Siswa diminta untuk membaca tentang pengertian dan asal-usul aktivitas gerak berirama berikut ini. Senam irama atau disebut juga senam berirama adalah gerakan senam yang dilakukan dalam irama musik, atau pembelajaran bebas yang dilakukan secara berirama. Aktivitas gerak berirama dapat dilakukan dengan menggunakan alat ataupun tidak menggunakan alat. Alat yang sering digunakan adalah gada, simpai, tongkat, bola, pita, topi dan lainlain sebagainya. Senam irama merupakan senam yang dilakukan untuk menyalurkan rasa seni atau rasa keindahan atau untuk membina dan meningkatkan seni gerak. Secara prinsip antara senam biasa dengan senam irama tidak ada perbedaan, hanya saja pada senam irama ditambahkan irama (ritme). Senam irama termasuk kedalam jenis olahraga senam umum karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) mudah diikuti b) tidak membutuhkan biaya yang mahal c) diiringi musik atau nyanyian d) melibatkan banyak peserta e) bermanfaat untuk kesehatan tubuh Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan bentuk-bentuk gerakan langkah dasar irama Cha-cha berikut ini. a Aktivitas Pembelajaran Gerakan Langkah Dasar Irama Cha-Cha Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara melakukan langkah dasar irama cha-cha sebagai berikut. a) Sikap Awal Berdiri dengan sikap sempurna, badan tegap, pandangan ke depan, kedua tangan rileks di samping paha. b) Hitungan ke-1 Langkahkan kaki kiri satu langkah ke depan serta tangan kanan diayunkan ke depan. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
181
c) Hitungan ke-2 Langkahkan kaki kanan satu langkah ke depan melewati kaki kiri serta tangan kiri diayunkan ke depan. d) Gerakan Cha ke-1 Langkahkan kaki kiri satu langkah ke depan melewati kaki kanan. Kaki kanan diangkat ke atas, berat badan pada kaki kiri, dan tangan menepuk. e) Gerakan Cha ke-2 Letakkan kaki kanan pada tempat semula, kaki kiri diangkat ke atas, dan berat badan dipindahkan di kaki kanan sertai tangan menepuk. f) Gerakan Cha ke-3 Letakkan kaki kiri di tempat semula, berat badan dipindahkan ke kaki kanan disertai tangan menepuk. g) Hitungan ke-4 Langkahkan kaki kanan ke depan satu langkah dan tangan kiri diayunkan ke depan. h) Hitungan ke-5 Langkahkan kaki kiri ke depan satu langkah, melewati kaki kanan, dan tangan kanan diayunkan ke depan. i) Gerakan Cha ke-6 Langkahkan kaki kanan ke depan melewati kaki kiri, berat badan dipindahkan pada kaki kiri disertai menepuk tangan. j) Gerakan Cha ke-7 Angkatlah kaki kiri dan letakkan kembali pada tempat semula disertai memindahkan berat badan pada kaki kanan dan menepuk tangan. k) Gerakan Cha ke-8 Letakkan kaki kanan pada tempat semula dengan memindahkan berat badan pada kaki kiri disertai menepuk tangan.
Gambar 6.1 Aktivitas pembelajaran gerakan langkah dasar irama cha-cha.
182
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Lakukan gerakan tersebut berulang-ulang bersama dengan temanmu. Pembelajaran dapat dikembangkan dengan melakukan gerakan langkah dasar irama cha-cha sambil menyanyikan lagu berirama mars atau cha-cha. Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan bentuk-bentuk gerakan langkah dasar irama Cha-cha hasil pengamatannya dengan cara: 1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. 2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. 3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. 4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. b Aktivitas Pembelajaran Gerakan Rangkaian Senam Irama ChaCha ke Belakang Prinsip gerakan langkah dasar irama cha-cha ke belakang pelaksanaannya sama dengan langkah dasar irama cha-cha ke depan, perbedaannya hanyalh terletak pada arah langkah saja. 1) Aktivitas pembelajaran gerakan rangkaian senam berirama menggunakan irama cha-cha ria Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan rangkaian aktivitas gerak berirama menggunakan irama Cha-cha ria berikut ini. 1) Aktivitas pembelajaran gerakan I (3 x 8 Hitungan) Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan langkahlangkah dalam gerakan 1 aktivitas gerak berirama berikut ini. (a) Sikap Awal Berdiri tegak kedua kaki sejajar, kedua tangan di samping paha, dan siku ditekuk. (b) Hitungan ke-1 Langkahkan kaki kiri ke depan. Berat badan pada kaki kiri, sedangkan kaki kanan terlepas dari lantai dan tangan kanan diayunkan ke depan. (c) Hitungan ke-2 Letakkan kaki kanan pada tempat semula. Berat badan pada kaki kanan dan kaki kiri terangkat dari lantai. (d) Gerakan Cha ke-1 Langkahkan kaki kiri ke belakang melewati kaki kanan dan berat badan berada pada kaki kiri disertai tepuk tangan Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
183
(e) Gerakan Cha ke-2 Angkat kaki kanan dan berat badan pada kaki kanan disertai tepuk tangan. (f) Gerakan Cha ke-3 Angkat kaki kiri, berat badan pada kaki kiri disertai tepuk tangan. (g) Hitungan ke-5 Langkahkan kaki kanan ke belakang melewati kaki kiri. Berat badan pada kaki kanan, kaki kiri terangkat dari lantai, dan tangan kanan diayunkan ke depan. (h) Hitungan ke-6 Letakkan kaki kiri pada tempat semula. Berat badan pada kaki kiri. (i) Gerakan Cha ke-1 Langkahkan kaki kanan ke depan melewati kaki kiri. Berat badan pada kaki kanan disertai tepuk tangan. (j) Gerakan Cha ke-2 Angkat kaki kiri, kemudian letakkan kembali pada tempaatnya. Berat badan pada kaki kiri disertai tepuk tangan. (k) Gerakan Cha ke-3 Angkat kaki kanan dan letakkan kembali. Berat badan pada kaki kanan disertai tepuk tangan.
Gambar 6.2 Aktivitas pembelajaran gerakan 1 rangkaian gerakan senam irama Cha-Cha.
184
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan langkahlangkah dalam gerakan 1 aktivitas gerak berirama hasil pengamatannya dengan cara: 1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. 2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. 3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. 4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 2) Aktivitas pembelajaran gerakan II (3 x 8 Hitungan) Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan langkah-langkah dalam gerakan 2 aktivitas gerak berirama berikut ini. (a) Hitungan ke-1 Langkahkan kaki kiri ke depan dan tangan kanan diayunkan ke depan. (b) Hitungan ke-2 Letakkan kaki kanan ke depan melewati kaki kiri dan tangan kiri diayunkan ke depan. (c) Gerakan Cha ke-1 Langkahkan kaki kiri ke depan melewati kaki kanan, kaki kanan terangkat, dan berat badan pada kaki kiri disertai tepuk tangan. (d) Gerakan Cha ke-2 Letakkan kaki kanan pada tempat semula, berat badan pada kaki kanan disertai tepuk tangan. (e) Gerakan Cha ke-3 Letakkan kaki kiri pada tempat semula, berat badan kaki kiri disertai tepuk tangan. (f) Hitungan ke-5 Langkahkan kaki kanan ke depan dan tangan kiri diayunkan ke depan. (g) Hitungan ke-6 Langkahkan kaki kiri ke depan melewati kaki kanan dan tangan diayunkan ke depan. (h) Gerakan Cha ke-1 Langkahkan kaki kanan ke depan melewati kaki kiri. Berat badan pada kaki kanan, kaki kiri terangkat dari lantai disertai tepuk tangan. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
185
(i) Gerakan Cha ke-2 Letakkan kaki kiri pada tempatnya, berat badan pada kaki kiri, kaki kanan terangkat disertai tepuk tangan. (j) Gerakan Cha ke-3 Letakkan kaki kanan pada lantai, berat badan pada kaki kanan disertai tepuk tangan.
Gambar 6.3 Aktivitas pembelajaran gerakan 2 rangkaian gerakan senam irama Cha-Cha.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan langkahlangkah dalam gerakan 2 aktivitas gerak berirama hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 3) Aktivitas pembelajaran gerakan III (3 x 8 Hitungan) Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan langkahlangkah dalam gerakan 3 aktivitas gerak berirama berikut ini. (a) Hitungan ke-1 Langkahkan kaki kiri ke belakang dan tangan kiri diayunkan ke depan. (b) Hitungan ke-2 Langkahkan kaki kanan ke belakang melewati kaki kiri dan tangan kanan diayunkan ke depan. 186
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(c) Gerakan Cha ke-1 Langkahkan kaki kiri ke belakang melewati kaki kanan, berat badan pada kaki kiri, kaki kanan terangkat disertai tepuk tangan. (d) Gerakan Cha ke-2 Letakkan kaki kanan pada tempat semula, berat badan pada kaki kanan disertai tepuk tangan. (e) Gerakan Cha ke-3 Letakkan kaki kiri pada tempat semula, berat badan kaki kiri disertai tepuk tangan. (f) Hitungan ke-5 Langkahkan kaki kanan ke belakang dan tangan tangan diayunkan ke depan. (g) Hitungan ke-6 Langkahkan kaki kiri ke belakang melewati kaki kanan dan tangan kiri diayunkan ke depan. (h) Gerakan Cha ke-1 Langkahkan kaki kanan ke depan melewati kaki kiri. Berat badan pada kaki kanan, kaki kiri terangkat dari lantai disertai tepuk tangan. (i) Gerakan Cha ke-2 Letakkan kaki kiri pada tempatnya, berat badan pada kaki kiri, kaki kanan terangkat disertai tepuk tangan. (j) Gerakan Cha ke-3 Letakkan kaki kanan pada lantai, berat badan pada kaki kanan disertai tepuk tangan.
Gambar 6.4 Aktivitas pembelajaran gerakan 3 rangkaian gerakan senam irama Cha-Cha.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
187
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan langkah-langkah dalam gerakan 3 aktivitas gerak berirama hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 2. Aktivitas Pembelajaran Gerak Berirama Poco-Poco a Aktivitas Pembelajaran Gerakan Senam Poco-poco 1) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Tahap Pelaksanaan Senam Poco-Poco Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan tahap-tahap dalam melakukan senam poco-poco aktivitas gerak berirama berikut ini. 1) Lakukan gerakan pemanasan 5–10 menit. 2) Lakukan gerakan senam poco-poco yang diulang selama ± 30– 40 menit. Dengan demikian, badan beraktivitas mengeluarkan energi sehingga memberikan kesegaran jasmani. Hal itu sangat berguna bagi kesehatan dan diharapkan akan mengubah suasana hati menjadi gembira. Dengan demikian, kita tidak perlu mencari tempat lain. 3) Setelah berpoco-poco, lakukan gerakan penutup, yaitu pendinginan selama ± 5 menit, antara lain sebagai berikut: a) Gerakan lambat, santai, dan relaks seperti mengibas-ngibaskan jari-jari kedua tangan. b) Merelaks kaki yang dilakukan dengan menendang-nendang kea rah depan. c) Melakukan pernafasan dengan mengambil nafas dari hidung, kemudian menghembuskan melewati mulut (minimal 8 x 2). 2) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Senam Poco-Poco 1) Aktivitas pembelajaran hitungan ke- 1 – 8 , 1 – 6 Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan senam poco-poco hitungan ke 1-8, 1-2 aktivitas gerak berirama berikut ini. 188
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
a) Hitungan ke- 1–8 Melangkah dua kali ke kanan dan saat hitungan ke-4 tepuk tangan 1 kali. Selanjutnya, melangkah dua kali ke kiri dan pada saat hitungan ke-8 tepuk tangan 1 kali. b) Hitungan ke- 1–6 Pada hitungana ke- 1–4 melangkah dua kali serong ke kanan belakang dan pada saat hitungan ke-4 tepuk tangan. Selanjutnya, pada hitungan ke-5 melangkah ke arah kiri serta pada hitungan ke-6 memutar badan menghadap ke arah kiri.
Gambar 6.5 Aktivitas pembelajaran gerakan senam poco-poco.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan senam poco-poco hitungan ke 1–8, 1–6 aktivitas gerak berirama hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas pembelajaran hitungan ke-1-8, 1-2 Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan senam poco-poco hitungan ke 1-8, 1-2 aktivitas gerak berirama berikut ini. a) Hitungan ke- 1–8 Mengulang gerakan ke- 1–8 pertama. b) Hitungan ke- 1–8 Pada hitungana ke- 1–4 kaki kanan melangkah serong ke belakang kanan. Pada hitungan ke-4 tepuk tangan. Pada hitungan ke-5 kaki kiri melangkah ke depan. Pada hitungan ke-6 kaki kanan Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
189
menutup ke kaki kiri diiringi ayunan kedua tangan k atas. Pada hitungan ke-7 kaki kanan melangkah mundur dan pada hitungan ke-8 kaki kiri menutup ke kaki kanan (diiringi ayunan kedua tangan ke depan belakang) c) Hitungan ke- 1–2 Pada hitungan ke-1 melangkah ke arah kiri. Pada hitungan ke-2 kaki kanan memutar badan menghadap ke arah kiri.
Gambar 6.6 Aktivitas pembelajaran gerakan senam poco-poco.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan senam poco-poco hitungan ke 1-8, 1-2 aktivitas gerak berirama hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 3) Aktivitas pembelajaran hitungan ke- 1 – 8 , 1 – 8 Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan senam poco-poco hitungan ke 1-8, 1-8 aktivitas gerak berirama berikut ini. a) Hitungan ke- 1–8 Mengulangi gerakan ke- 1–8 pertama. b) Hitungan ke- 1–8 Mengulang gerakan ke- 1–4 kedua. Pada bagian ke-5 pinggul digoyang ke depan, pada hitungan ke-6 posisi kaki tetap hanya goyang pinggul ke belakang. Pada hitungan ke-7 goyang pinggul ke depan lagi. Pada hitungan ke-8 badan diputar ke arah kiri. 190
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Gambar 6.7 Aktivitas pembelajaran gerakan senam poco-poco.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan senam poco-poco hitungan ke 1–8, 1–8 aktivitas gerak berirama hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 4) Aktivitas pembelajaran hitungan ke- 1 – 8 , 1 – 8 Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan senam poco-poco hitungan ke 1–8, 1–8 aktivitas gerak berirama berikut ini. a) Hitungan ke- 1–8 Mengulangi gerakan ke- 1–8 pertama. b) Hitungan ke- 1–8 Melangkah zig-zag melangkah mundur ke kanan pada hitungan ke- 1–2, ke kiri pada hitungan ke- 3–4, dan pada hitungan ke-5 kaki kanan melangkah ke kanan. Pada hitungan ke-6 memutar badan 180° menghadap ke belakang, pada hitungan ke-7 kaki kiri jatuh di lantai dan pada hitungan ke-8 kaki kanan ditutup ke kaki kiri.
Gambar 6.8 Aktivitas pembelajaran gerakan senam poco-poco.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
191
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan senam poco-poco hitungan ke 1-8, 1-8 aktivitas gerak berirama hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
5) Aktivitas pembelajaran hitungan ke- 1 – 8 , 1 – 8, 1 – 8 , 1 – 4 Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan senam poco-poco hitungan ke 1-8, 1-8, 1-4 aktivitas gerak berirama berikut ini. a) Hitungan ke- 1–8 Gerakan sama dengan gerakan pada hitungan ke-2. b) Hitungan ke- 1–8 Gerakan sama dengan gerakan pada hitungan ke-2. c) Hitungan ke- 1–8 Gerakan sama dengan gerakan pada hitungan ke- 1–8. d) Hitungan ke- 1–4 Hitungan ke- 1–3 sama dengan gerakan ketiga goyang tiga kali dan pada hitungan ke-4 badan memutar kea rah kiri. 6) Aktivitas pembelajaran hitungan ke- 1 – 8 , 1 – 8, 1 – 8 , 1 – 8 a) Hitungan ke- 1–8 Mengulangi gerakan 1–8 pertama. b) Hitungan ke- 1–8 Hitungan ke- 1–4 kaki kanan mundur dahulu, saat hitungan ke-4 kaki kiri diangkat dan ditekuk sambil bertepuk tangan satu kali. Pada hitungan ke-5 kaki kiri yang dijatuhkan ke lantai, hitungan ke-6 kaki kanan menutup kaki kiri. Pada hitungan ke-7 kaki kanan membuka ke samping kanan dan hitungan ke-8 kaki kanan ditarik kembali. c) Hitungan ke- 1–8 Pada hitungan 1–4 kaki kanan melangkah mundur. Pada saat hitungan ke-4 kaki kiri diangkat sambil tepuk tangan satu kali. Pada hitungan ke-5 kaki kiri dijatuhkan ke lantai. Pada hitungan ke-6 kaki kanan menendang ke depan. Pada hitungan ke- 7–8 kaki kanan digerakkan cepat. 192
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
d) Hitungan ke- 1–8 Pada hitungan 1–2 serong kanan, hitungan ke 3–4 serong kiri, dan pada hitungan 5–6 serong kanan lagi. Pada hitungan ke-7 kaki kiri serong kiri dan pada hitungan ke-8 memutar badan hadap kanan. Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan tentang materi pembelajaran aktivitas gerak berirama yang telah dipelajari dalam buku catatan. G. Penilaian Pembelajaran 1. Penilaian Pengetahuan a. Teknik penilaian Ujian tulis b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Soal ujian tulis Nama Kelas No 1. 2.
1. 2.
1. 2.
: ........................................................... : ........................................................... Aspek dan Soal Uji Tulis
Jawaban
Fakta Sebutkan macam-macam gerakan langkah kaki aktivitas gerak berirama. Sebutkan macam-macam gerakan ayunan lengan aktivitas gerak berirama. Konsep Jelaskan macam-macam gerakan langkah kaki aktivitas gerak berirama. Jelaskan macam-macam gerakan ayunan lengan aktivitas gerak berirama. Prosedur Jelaskan cara melakukan macam-macam gerakan langkah kaki aktivitas gerak berirama. Jelaskan cara melakukan macam-macam gerakan ayunan lengan aktivitas gerak berirama.
c. Pedoman penskoran 1) Penskoran Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
193
a) Soal nomor 1 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap b) Soal nomor 2 (1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap c) Soal nomor 3 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap d) Soal nomor 4 (1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan tidak lengkap. 2) Pengolahan skor Skor maksimum: 12 Skor perolehan siswa: SP Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/12 X 100 2. Penilaian Keterampilan a. Lembar pengamatan proses gerak rangkaian langkah kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama. 1) Jenis/teknik penilaian Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam perlombaan) 2) Bentuk Instrumen dan instrumen Siswa diminta untuk melakukan rangkaian langkah kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama yang dilakukan secara berkelompok atau dalam bentuk perlombaan. Nama : .......................................................... Kelas : .......................................................... Petugas Pengamatan : .......................................................... 194
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
a) Petunjuk Penilaian Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa menunjukkan atau menampilkan gerak yang diharapkan. b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak
No.
Indikator Penilaian
1.
Sikap awalan melakukan gerakan
2.
Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
3.
Sikap akhir melakukan gerakan
Hasil Penilaian Baik Cukup Kurang (3) (2) (1)
Skor Maksimal (9) 3) Pedoman penskoran a) Penskoran (1) Sikap awal Skor Baik jika: (a) berdiri tegak kedua kaki sejajar (b) kedua tangan di samping paha (c) siku ditekuk sikap berdiri tegak
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
(2) Sikap pelaksanaan Skor Baik jika: (a) langkahkan kaki kiri ke depan (b) berat badan pada kaki kiri (c) kaki kanan terlepas dari lantai (d) tangan kanan diayunkan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
195
(3) Sikap akhir Skor Baik jika: (a) badan condong ke depan (b) kedua tangan dilipat di depan (c) berdiri sikap sempurna
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor Skor maksimum: 9 Skor perolehan siswa: SP Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 100 H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran aktivitas gerak berirama memperkuat pemahaman dan penerapan aktivitas gerak berirama. Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut untuk menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan prosedur serta dapat mempraktikan aktivitas gerak berirama sebagai materi pembelajaran Penjasorkes. Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu yang diharapkan. Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa. I. Instrumen Remidial dan Pengayaan Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format remidial terhadap lima siswa. 196
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
1. Format Remidial No
Siswa
Target KI
Aspek
Materi
Indikator
KD
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
Remidial
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
2. Format Pengayaan Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format pengayaan terhadap lima siswa. No
Siswa
Target KI
Aspek
KD
Materi
Indikator
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
Remidial
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
197
Bab 7 Aktivitas Pembelajaran di Air A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4 (PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN) 3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa (lisan/tutual dengan cara mengamati [mendengar/melihat/membalis/isyarat) yang jelas, sisteca] dan menanya berdasarkan matis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan rasa ingin tahu tentang diryang mencerminkan anak seinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan bendahat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kompetensi petensi 3.5 Memahami prosedur gerak 4.5 Mempraktikkan gerak spesifik salah satu gaya renang spesifik salah satu gaya redengan koordinasi yang baik nang dengan koordinasi yang **). baik **). 4.5.1 Melakukan gerakan 3.5.1 Mengidentifikasikan prosedur gerakan kaki, tungkai, gerakan lengan, mengambil napas, gerakan lengan, mengambil napas, dan kodan koordinasi gerakan renang gaya bebas. ordinasi gerakan renang gaya bebas.
3.5.2 Menjelaskan prosedur gerakan kaki, gerakan lengan, mengambil na pas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas. 3.5.3 Menjelaskan cara me lakukan prosedur gerakan kaki, gerakan lengan, mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas.
4.5.2 Menggunakan gerakan gerakan kaki, gerakan lengan, mengambil na pas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas dalam bentuk perlombaan.
B. Langkah-langkah Pembelajaran Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini. 1. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini a. Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada siswa. b. Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. c. Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus. d. Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum. e. Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu. f. Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. 2. Kegiatan Inti Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. a. Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk memperhatikan dan mengamatinya. b. Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan.
200
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
c. Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin, sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. d. Menemukan hubungan aktivitas renang dengan kesehatan. e. Menerapkan berbagai aktivitas renang secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, keberanian, dan kerja sama. f. Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang santun. g. Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat. h. Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa. i. Dalam mengajarkan materi aktivitas renang guru dapat memodifikasi alat dan lapangan pembelajaran. 3. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. a. Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan dengan materi aktivitas renang yang telah diberikan. b. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan aktivitas renang pembelajaran dengan baik. c. Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan aktivitas pembelajaran yang telah diberikan. d. Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan aktivitas fisik/olahraga. e. Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan materi aktivitas yang telah dipelajari. f. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
201
C. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas renang antara lain berikut ini. 1. Komando. 2. Demonstrasi. 3. Part and Whole (bagian dan keseluruhan). 4. Pendekatan Scientific.
D. Media dan Alat Pembelajaran 1. Media: Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. a. Gambar gerakan kaki, gerakan lengan, mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas. b. Video pembelajaran gerakan kaki, gerakan lengan, mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas. c. Model siswa atau guru yang memperagakan gerakan kaki, gerakan lengan, mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas. 2. Alat dan Bahan: Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. a. Kolam renang b. Pelampung renang c. Kaca mata renang d. Peluit dan Stopwatch e. Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).
E. Aktivitas Pembelajaran Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara melakukan aktivitas renang sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran aktivitas renang dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk mempelajari aktivitas renang, hingga dalam penguasaan kompetensi 202
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan aktivitas renang. Akhir dari pembelajaran aktivitas renang yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut. 1. Memiliki keterampilan gerakan aktivitas renang. 2. Memiliki pengetahuan tentang gerakan aktivitas renang, memahami karakter gerakan yang digunakan, mengenal konsep ruang dan waktu. 3. Aktivitas renang yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak motorik, menggunakannya pada situasi aktivitas gerakan yang berubah-ubah. 4. Memiliki sikap, seperti: disiplin, percaya diri, keberanian, dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain.
F. Materi Pembelajaran Siswa diminta untuk membaca tentang gerak spesifik renang gaya bebas berikut ini. 1. Pengertian dan Asal-Usul Renang Olahraga renang dimulai sejak abad 19 di London. Sekitar tahun 1837, hanya terdapat 6 kolam renang di kota itu. Populeritas renang terus membaik dan pada tahun 1869 beberapa asosiasi mulai muncul. Sedangkan di Amerika baru tahun 1888 mulai berkembang, dan tahun 1920 berhasil merajai perlombaan renang internasional. Pada mulanya nomor yang dipertandingkan hanya gaya bebas. Gaya baru yang pertama adalah “Side Arm Stroke atau Side Stroke” yang merupakan gaya ganti dimana sisi perenang berada dalam air. Dorongan kaki dirubah dari gaya katak menjadi gaya gunting. Gaya ini akhirnya dikenal dengan nama “Over Arm Side Stroke”. Pada tahun 1902, Richard Cavill perenang Australia membuat rekor baru, yaitu berenang sejauh 100 meter dalam waktu 48,6 detik. Cavill menggunakan Arm Stroke, akan tetapi merubah tendangan kaki dari guntingan menjadi kipasan ke atas dan ke bawah. Gaya ini selanjutnya dikenal dengan nama Australia Crawl. Pada Olympiade tahun 1908, orang-orang telah berani mengarungi lautan dan menyeberangi sungai-sungai yang besar hanya dengan rakit. Kemudian lambat laun berkembang ke seluruh pelosok tanah air. Dan berdirilah kolam renang yang pertama kali di Indonesia yaitu di Cihampelas, Bandung pada tahun 1904. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
203
Tanggal 24 Maret 1951 berdirilah Pereserikatan Berenang Seluruh Indonesia yang disingkat PBSI dengan ketuanya Poerwosoedarmo. Kemudian pada tahun 1952 PBSI diterima menjadi anggota FINA (organisasi renang dunia). Tahun 1957 PBSI diubah namanya menjadi PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia). (sumber: www. pbprsi.org). 2. Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Renang Gaya Bebas Renang gaya bebas popular pada tahun 1875 oleh perenang Inggris Metthew Webb. Metthew adalah orang pertama yang merenangi teluk Channel (kanal) dengan menggunakan gaya bebas. Gerakan renang gaya menyerupai katak yang sedang berenang, sehingga gaya ini sering disebut dengan gaya katak. Renang gaya bebas pada dasarnya dapat ditinjau dari: posisi tubuh, gerakan kaki, gerakan lengan, gerakan pernapasan, dan koordinasi gerakan. Tanpa penguasaan gerak dasar tersebut kamu tidak mungkin dapat berenang dengan baik pula. Sekarang coba kamu baca berbagai gerak spesifik renang gaya bebas dengan cermat, kemudian lakukan bersama-sama temantemanmu untuk mempraktikkan berbagai jenis keterampilan yang ada dalam buku ini, kemudian diskusikan cara berenang yang baik. Yakinlah kamu “kamu bisa menjadi apapun yang kamu inginkan, dengan catatan kamu serius dan sepenuh hati melakukannya”. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik renang gaya bebas berikut ini. a. Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Posisi Tubuh (Body Position) Renang Gaya Bebas Ada dua macam posisi tubuh renang gaya bebas pada saat meluncur atau saat kedua tangan lurus ke depan, yaitu : Menurut versi Amerika Utara dan versi Eropa Timur. 1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik posisi badan Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik posisi badan renang gaya bebas berikut ini. a) Posisi badan beserta seluruh anggota badan rileks b) Badan harus sehorizontal mungkin c) Gerakan dimulai dengan persiapan kaki d) Tumit ditarik mendekati pinggul sekaligus membuka lutut ke luar e) Dorong kedua kaki ke belakang secaar serempak f) Rapatkan kembali kedua kaki seperti sikap pertama g) Lakukan Pembelajaran dengan jarak 5–7 meter 204
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Gambar 7.1 Aktivitas pembelajaran gerakan posisi badan renang gaya bebas.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik posisi badan renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan tungkai (kicking) renang gaya bebas Gerak spesifik gerakan kaki renang gaya bebas saat ini cenderung membentuk gerakan kaki dolphin (Whip kick), dimana pada saat istirahat, yaitu fase ketika kedua tungkai bagian bawah ditarik serentak mendekati pinggul dan kemudian setelah fase itu dilakukan pergelangan kedua kaki diputar mengarah ke luar hingga membentuk sudut ± 50°. Kemudian dari posisi ini kedua kaki melakukan gerakan menginjak dan diakhiri dengan menendang sehingga kedua kaki bertemu lurus di belakang. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik gerakan kaki renang gaya bebas berikut ini. a) Diawali sikap berdiri pada kolam dangkal pegang papan pelampung dengan kedua lengan di depan bebas. b) Luruskan kedua tungkai ke belakang hingga badan terapung di atas permukaan air. c) Lakukan gerakan tungkai renang gaya bebas berulang-ulang.
Gambar 7.2 Aktivitas pembelajaran gerakan tungkai renang gaya bebas.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
205
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik gerakan kaki renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 3) Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerakan tungkai badan telentang Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan kaki badan telentang renang gaya bebas berikut ini. a) Belajar gerak dasar tungkai gaya bebas sambil duduk dipinggir kolam. b) Belajar gerak dasar tungkai gaya bebas sambil berdiri dipinggir menghadap kolam. c) Belajar gerak dasar tungkai gaya bebas sambil berdiri dipinggir menghadap kolam, namun sambil dipegang sebagai bebannya. d) Belajar gerak dasar tungkai gaya bebas sambil terapung telentang dan memegang pelampung di kolam.
Gambar 7.3 Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerakan tungkai badan terlentang renang gaya bebas.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan tungkai badan telentang renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara: 206
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 4) Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerakan tungkai di tempat Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan tungkai di tempat renang gaya bebas berikut ini. a) Pembelajaran gerakan tungkai gaya bebas sambil memegang dinding kolam. b) Pembelajaran gerakan tungkai gaya bebas dengan menggunakan pelampung sirif kaki (kick-board). c) Pembelajaran koordinasi gerakan tungkai dan tangan sambil meluncur, lebih baik menggunakan alat pernapasan. d) Pembelajaran koordinasi gaya bebas secara lengkap (gerak tungkai, lengan, dan gerak mengambil napas). e) Pembelajaran gaya bebas dengan orientasi pada jarak hasil setiap kayuhan.
Gambar 7.4 Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerakan tungkai di tempat renang gaya bebas.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan tungkai di tempat renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
207
5) Aktivitas pembelajaran gerakan tungkai di tempat Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan kaki di tempat renang gaya bebas berikut ini. a) Posisi telungkup, kedua tungkai lurus ke belakang dan kedua tangan memegang parit kolam. b) Kemudian tarik kedua tungkai secara serentak mendekati pinggul hingga lutut membentuk sudut dan kedua paha agak membuka. c) Bersamaan dengan itu, pergelangan tungkai diputar menghadap ke luar dan siap mendorong. d) Langkah selanjutnya, gerakan kedua Gambar 7.5 Bentuk-bentuk aktivitas pembe tungkai ke belakang agak menyamping lajaran gerakan hingga membentuk setengah lingkaran tungkai di di bawah permukaan air, bersamaan tempat renang gaya bebas. kedua telapak kaki diputar. Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan tungkai di tempat renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
6) Aktivitas pembelajaran gerakan tungkai dengan kedua tangan dipegang Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan tungkai dengan Gambar 7.6 Bentuk-bentuk kedua tangan dipegang renang gaya aktivitas pembe lajaran gerakan bebas berikut ini. tungkai dengan a) Sikap telungkup, kedua tangan lurus kedua kaki ke depan dipegang teman dan kedua dipegang renang tungkai lurus ke belakang. gaya bebas. 208
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
b) Kemudian lakukan gerakan tungkai gaya bebas seperti pembelajaran pertama. c) Lakukan pembelajaran dalam jarak 8– 10 meter dengan ulangan 2–3 kali. Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan tungkai dengan kedua tangan dipegang renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
7) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik rotasi lengan (hand rotation) Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik rotasi tangan renang gaya bebas berikut ini. a) Fase istirahat (recovery), saat kedua lengan lurus di depan. b) Fase membuka ke luar (outward), saat kedua tangan membuka ke luar hingga lebih lebar dari perpanjangan garis bahu. c) Fase menangkap (catch), fase ini dilakukan setelah akhir dari melakukan fase membuka, dimana saat mengerjakan fase ini usahakan siku tinggi (high elbow) untuk memutar pergelangan lengan.
Gambar 7.7 Aktivitas pembelajaran gerakan rotasi tangan versi Eropa Timur renang gaya bebas.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik rotasi lengan renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara: Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
209
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik lengan renang gaya bebas Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik lengan renang gaya bebas berikut ini. a) Berdiri pada kolam dangkal, dipinggir kolam, kedua paha mengepit papan pelampung. b) Luruskan kedua lengan ke depan dan kedua kaki ke belakang hingga badan terapung di atas permukaan air. c) Lakukan gerakan tangan renang gaya bebas berulang-ulang.
Gambar 7.8 Aktivitas pembelajaran gerakan lengan renang gaya bebas.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik lengan renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 3) Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerakan lengan a) Aktivitas pembelajaran gerakan lengan di darat Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan lengan di darat renang gaya bebas berikut ini. 210
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(1) Berdiri tegak, kedua lutut ditekuk. (2) Kedua tangan lurus di depan. (3) Pandangan ke depan. (4) Kemudian putar kedua telapak tangan dengan menekan ke bawah sampai dagu. (5) Lalu luruskan kembali kedua lengan ke depan, sikap telapak tangan menghadap bawah. (6) Lakukan pembelajaran ini berulang-ulang.
Gambar 7.9 Aktivitas pembelajaran gerakan lengan di darat renang gaya bebas.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan lengan di darat renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. b) Aktivitas pembelajaran gerakan lengan di air Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan lengan di air renang gaya bebas berikut ini. (1) Bentuk pembelajarannya sama dengan pembelajaran di darat. (2) Sekarang pembelajarannya di air yang dangkal. (3) Kemudian sedikit-demi sedikit gerakannya maju ke depan. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
211
Gambar 7.10 Aktivitas pembelajaran gerakan lengan di air renang gaya bebas.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan lengan di air renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
c) Aktivitas pembelajaran gerakan lengan dipegang teman Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan lengan dipegang teman renang gaya bebas berikut ini. (1) Posisi badan terlentang (2) Lalu temanmu memegang kakimu (3) Hingga posisi badanmu lurus (4) Kedua tangan lurus ke depan Gambar 7.11 Aktivitas (5) Kepala agak sedikit di atas air pembelajaran (6) Lakukan Pembelajaran ini dalam gerakan lengan jarak 8–10 meter dengan di pegang (7) Pembelajaran ini diulangi 2–3 kali. renang gaya bebas. Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan lengan dipegang teman renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:
212
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. d) Aktivitas pembelajaran gerakan lengan dengan mengepit pelampung Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan lengan dengan mengepit pelampung renang gaya bebas berikut ini. (1) Berdiri pada kolam dangkal, dipinggir kolam. (2) Kedua paha mengepit papan pelampung. (3) Luruskan kedua lengan ke depan. (4) Kedua kaki ke belakang. (5) Hingga badan terapung di atas permukaan air. (6) Lakukan Pembelajaran ini Gambar 7.12 Aktivitas pembelajaran dalam jarak 8–10 meter. gerakan lengan dengan mengepit pelampung (7) Pembelajaran ini diulangi renang gaya bebas. 2–3 kali. Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan lengan dengan mengepit pelampung renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara: (1) rasakan gerakan yang siswa lakukan. (2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. (3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. (4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 4) Aktivitas pembelajaran gerakan tangan dan pengambilan napas Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan tangan dan pengambilan napas renang gaya bebas berikut ini.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
213
a) Sikap telungkup dengan kedua kaki lurus ke belakang dipegangi oleh teman dan kedua tangan lurus ke depan. b) Lakukan gerakan yang dimulai dengan kedua telapak tangan dibuka ke samping, dilanjutkan siku membentuk sudut di bawah bebas. c) Putar kedua telapak tangan bersamaan dengan menekan ke bawah permukaan air dan akhir putarannya di bawah dagu. d) Gerakan selanjutnya, kembali pada sikap pertama. Lakukan Pembelajaran dalam jarak 8 – 10 meter dengan ulangan 2 – 3 kali.
Gambar 7.13 Aktivitas pembelajaran gerakan tangan dan mengambil napas renang gaya bebas.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan tangan dan pengambilan napas renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 8) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Mengambil Napas (Breathing) Gerakan pengambilan napas yaitu suatu proses antara menghirup udara. Menghirup udara dilakukan pada akhir pull dari gerakan lengan, yaitu pada saat tangan siap didorong ke depan, kepala diangkat sampai batas mulut ke luar permukaan air dan segera menghirup udara melalui mulut dan hidung. Pada saat menghirup udara, badan harus tetap diusahakan pada posisi horizontal dan bahu jangan sampai keluar dari permukaan air. 214
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Mengeluarkan udara (napas) dilakukan pada saat recovery lengan, yaitu pada saat tangan didorong ke depan lurus, mulut dan hidung masuk ke permukaan air. Segera setelah itu udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut dan hidung. Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik mengambil napas renang gaya bebas berikut ini.
Gambar 7.14 Pembelajaran gerakan mengambil napas renang gaya bebas.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik mengambil napas renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara: a) rasakan gerakan yang siswa lakukan. b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya. c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila ada kesulitan. d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki. 9) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Koordinasi (Gerakan Kaki, Tangan, dan Pernapasan) Siswa diminta untuk mengomunikasikan gerakan koordinasi gerakan kaki, tangan, dan pernapasan renang gaya bebas berikut ini. a) Kaki lurus kebelakang, lengan lurus ke depan, dengan telapak tangan miring ke luar dan kepala kira-kira 80% masuk dalam air. b) Kaki masih ke belakang, ke dua tangan mulai dibuka ke samping selebar bahu. c) Kaki tetap lurus, kedua tangan mulai menarik. Jarak antar kedua tangan sudah lebih lebara dari pada bahu dan telapak tangan menghadap ke belakang. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
215
d) Siku-siku mulai dibengkokkkan dan lengan atas berputar, tangan menarik dengan kuat. e) Seperti aktivitas pembelajaran di atas, telapak tangan diputar kedalam dan kepala mulai terangkat sedikit. f) Mengambil nafas dilakukan pada saat tangan siap didorong ke depan.
Gambar 7.15 Aktivitas pembelajaran gerakan koordinasi (gerakan kaki, tangan, dan pernapasan) renang gaya bebas.
Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan tentang materi pembelajaran aktivitas gerakan renang gaya bebas yang telah dipelajari dalam buku catatannya. 3. Tata Tertib di Kolam Renang a. Hal-Hal yang harus dilakukan sebelum Berenang Melakukan pemanasan untuk mencegah terjadinya kejang otot di waktu berenang. Otot-otot yang harus diregangkan antara lain berikut ini. 1) Peregangan otot-otot lengan 2) Peregangan otot-otot leher 3) Peregangan otot pinggang 4) Peregangan otot punggung dan perut 5) Peregangan otot-otot kaki 6) Setelah itu mandilah pada air pancuran yang disediakan sebelum masuk ke kolam renang. 7) Latihlah irama kaki terlebih dahulu, sebelum bentuk-bentuk Pembelajaran lainnya. 8) Berjalan-jalan di dasar kolam dengan kedalaman yang cocok merupakan kesenangan yang menarik. b. Hal-hal yang harus dilakukan setelah Berenang Setelah pembelajaran renang gaya bebas dilakukan, agar biasakan hal-hal berikut ini. 1) Basuhlah mata agar jauh dari kotoran. 2) Jika telinga kemasukan air, sambil meloncat-loncat agar diusahakan air bisa keluar. 216
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3) Keringkan pakaian renang di tempat yang teduh (tidak panas). 4) Istirahat yang cukup. 5) Makan yang cukup. c. Hal-hal yang harus diperhatikan Untuk menghindarkan kecelakaan di kolam renang, sebaiknya tidak melakukan hal-hal berikut ini. 1) Dilarang mendorong teman-teman dari pinggir kolam. 2) Tidak berenang di tempat dalam sebelum menguasai renangan. 3) Dilarang meloncat dari pinggir kolam di tempat-tempat ramai orang berkumpul. 4) Dilarang meloncat di daerah kolam yang dangkal dengan posisi menukik. 5) Dilarang membasuh muka di pinggir kolam, hingga memungkinkan tergelincir ke dalamnya.
G. Penilaian Pembelajaran 1. Penilaian Pengetahuan a. Teknik penilaian Ujian tulis b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Soal ujian tulis Nama Kelas No 1. 2. 3.
1. 2. 3.
: ........................................................... : ........................................................... Aspek dan Soal Uji Tulis
Jawaban
Fakta Sebutkan macam-macam gerakan kaki aktivitas renang gaya bebas. Sebutkan macam-macam gerakan lengan aktivitas renang gaya bebas. Sebutkan macam-macam gerakan mengambil napas aktivitas renang gaya bebas. Konsep Jelaskan macam-macam gerakan kaki aktivitas renang gaya bebas. Jelaskan macam-macam gerakan lengan aktivitas renang gaya bebas. Jelaskan macam-macam gerakan mengambil napas aktivitas renang gaya bebas. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
217
1. 2. 3.
Prosedur Jelaskan cara melakukan gerakan kaki aktivitas renang gaya bebas. Jelaskan cara melakukan gerakan lengan aktivitas renang gaya bebas. Jelaskan cara melakukan gerakan mengambil napas aktivitas renang gaya bebas.
c. Pedoman penskoran 1) Penskoran a) Soal nomor 1 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap b) Soal nomor 2 (1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap c) Soal nomor 3 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap d) Soal nomor 4 (1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan tidak lengkap. 2) Pengolahan skor Skor maksimum: 12 Skor perolehan siswa: SP Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/12 X 100 4. Penilaian Keterampilan a. Lembar pengamatan proses rangkaian gerakan kaki, lengan, mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas. 218
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
1) Jenis/teknik penilaian Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam perlombaan) 2) Bentuk Instrumen dan instrumen Siswa diminta untuk melakukan rangkaian gerakan kaki, lengan, mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas yang dilakukan secara berpasangan dan berkelompok dalam bentuk perlombaan. Nama : .......................................................... Kelas : .......................................................... Petugas Pengamatan : .......................................................... a) Petunjuk Penilaian Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan. b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak No.
Indikator Penilaian
Hasil Penilaian Baik Cukup Kurang (3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan 2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan 3. Sikap akhir melakukan gerakan Skor Maksimal (9) 3) Pedoman penskoran a) Penskoran (1) Gerakan kaki Skor Baik jika: (a) bila ada aba-aba “Siap” siswa mengangkat kedua kakinya ke atas ke arah permukaan air bersamasama badan, sehingga badan dan kaki lurus pada permukaan air dengan sikap terlentang. (b) pada aba-aba “Ya” siswa menggerakkan atau menyepak-nyepakkan kedua kaki bergantian ke atas dan ke bawah. (c) gerakan kaki dimulai dari pangkal paha, lutut sedikit dibengkokkan dan berakhir dengan kibasan ujung kaki. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
219
(d) gerakannya harus lemas dan tidak kaku, gerakan yang ke atas lebih kuat daripada gerakan yang ke bawah.
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu atau dua kriteria yang dilakukan secara benar.
(2) Gerakan lengan Skor Baik jika: (a) sikap badan terlentang, muka menghadap ke atas dengan dagu agak ditarik dan kedua lengan di sisi badan. (b) lengan secara bergantian diayunkan ke atas air melampaui kepala dan masuk ke air dalam di depan kepala agak ke samping. (c) setelah tangan masuk ke dalam air, maka dimulailah gerakan menekan dan mendorong air dengan kuat sehingga lengan lurus di sisi badan. (d) untuk memperoleh hasil yang lebih baik hendaknya jari-jari tangan dirapatkan.
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
(3) Koordinasi gerakan Skor Baik jika: (a) posisi tubuh terlentang, sejajar dengan permukaan air dan posisi kaki sedikit di bawah permukaan air. (b) posisi kepala dan wajah menghadap ke depan atas, sehingga pandangan membentuk arah diagonal dengan kaki. (c) wajah berada sedikit di atas permukaan air, sehingga mata, hidung dan mulut tidak terendam air dan dapat bernapas dengan leluasa. (d) bebas, bahu dan panggul terendam air dan tetap sejajar dengan permukaan air.
220
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
b)
Pengolahan skor Skor maksimum: 9 Skor perolehan siswa: SP Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 100 Rentang nilai keterampilan:
b. Lembar pengamatan penilaian hasil gerak rangkaian gerakan kaki, lengan, mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas. 1) Penilaian hasil gerak renang gaya bebas (menempuh jarak 15–20 meter) a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk gerak rangkaian gerakan kaki, lengan, mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas yang dilakukan siswa menempuh jarak 50 meter dengan cara: (1) Mula-mula siswa berada dipinggir kolam renang. (2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” siswa mulai melakukan rangkaian renang gaya bebas (gerakan kaki, lengan, mengambil napas, dan koordinasi gerakan). (3) Petugas menghitung waktu yang ditempuh oleh siswa. (4) Jumlah waktu yang dutempuh yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. b) Konversi waktu tempuh dengan skor Perolehan Nilai Putera Puteri ....... ≤ 15 detik ....... ≤ 20 detik 16 – 20 detik 21 – 25 detik 21 – 25 detik 26 – 30 detik …… ≥ 26 detik …… ≥ 31 detik
Predikat Nilai
Klasifikasi Nilai
86 - 100 71 - 85 56 - 70 ........ ≤ 55
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran aktivitas renang gaya bebas memperkuat pemahaman dan penerapan aktivitas renang. Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
221
maka siswa dituntut untuk menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan prosedur serta dapat mempraktikan aktivitas air sebagai materi pembelajaran Penjasorkes. Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu yang diharapkan. Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.
I. Instrumen Remidial dan Pengayaan Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format remidial terhadap lima siswa. 1. Format Remidial No
Siswa
Target KI
Aspek
KD
Materi
Indikator
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
Remidial
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
2. Format Pengayaan Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format pengayaan terhadap lima siswa. 222
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
No
Siswa
Target KI
Aspek
KD
Materi
Indikator
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
Remidial
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
223
Bab 8 Pencegahan Bahaya Pergaulan Bebas A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar/melihat/membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) dan Indikator Pencapaian Kompetensi 3.6 Memahami perlunya pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas”. 3.6.1 Mengidentifikasikan pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas.
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa (lisan/tulis/isyarat) yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) dan Indikator Pencapaian Kompetensi 4.6 Memaparkan perlunya pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas”. 4.6.1 Mendiskusikan prinsip-prinsip pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas.
3.6.2 Menjelaskan pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas. 3.6.3 Menjelaskan cara me nerapkan pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas.
4.6.2 Mendiskusikan cara menerapkan pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas.
B. Langkah-langkah Pembelajaran Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan sebagai berikut. 1. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. a. Siswa duduk dengan tertib dan tenang, ucapkan salam atau selamat pagi kepada siswa. b. Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. c. Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan penyakit kronis lainnya harus diperlakukan secara khusus. d. Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum. e. Berdoa sebelum pelajaran dimulai yang dipimpin oleh salah seorang siswa. f. Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
226
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
2. Kegiatan Inti Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. a. Setelah mendapat penjelasan dari guru, siswa secara berkelompok melakukan diskusi kelompok yang membahas materi tentang pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas. b. Pada saat siswa melakukan diskusi, guru dapat mengawasi dan memperbaiki jawaban-jawaban yang diutarakan oleh siswa. c. Dalam memahami materi pembelajaran pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas setiap siswa di instruksikan untuk aktif dalam mengambil peran dalam diskusi kelompok tersebut. d. Dalam diskusi kelompok semua siswa diperbolehkan mengajukan permasalahan/pertanyaan dan mengutarakan pernyataan terhadap pertanyaan dan permasalahan yang dilontarkan oleh teman yang lain. e. Siswa diperbolehkan membawa dan menggunakan alat peraga dalam mengajukan atau mengutarakan pendapat. f. Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati serta siswa diminta untuk mengamati dan berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang santun. 3. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini. a. Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan materi pembelajaran yang telah diberikan. b. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman.
C. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam pembelajaran pencegahan terhadap ”bahaya pergaulan bebas” antara lain berikut ini. 1. Diskusi. 2. Ceramah. 3. Tanya-jawab. 4. Pendekatan Scientific.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
227
D. Media dan Alat Pembelajaran 1. Media: Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. a. Gambar/poster tentang pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas. b. Video pembelajaran tentang pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas. 2. Alat dan Bahan: Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini. a. Ruang kelas b. Laktop c. Poster d. Vidio pembelajaran e. Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).
E. Aktivitas Pembelajaran Untuk mempelajari prinsip-prinsip pencegahan terhadap ”bahaya pergaulan bebas” sebagai alat pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran pergaulan sehat dan pergaulan tidak sehat bagi remaja dilakukan dari yang sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan prinsip pembelajaran yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk mempelajari prinsip-prinsip pencegahan terhadap ”bahaya pergaulan bebas” hingga dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan penerapan Budaya Hidup Sehat. Akhir dari pembelajaran pencegahan terhadap ”bahaya pergaulan bebas” siswa, adalah sebagai berikut : 1. Memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” sesuai kemampuan dengan benar. 2. Memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” sesuai kemampuan dengan benar. 3. Memiliki keterampilan tentang pencegahan dan penanggulangan terhadap “bahaya pergaulan bebas” sesuai kemampuan dengan benar. 228
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
4. Memiliki pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan terhadap “bahaya pergaulan bebas” sesuai kemampuan dengan benar. 5. Memiliki sikap, seperti : disiplin, sungguh-sungguh, tanggung jawan, dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain.
F. Materi Pembelajaran Siswa diminta untuk membaca tentang materi pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas berikut ini. 1. Pengertian Pergaulan Bebas Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Seks berarti jenis kelamin, yaitu suatu sifat atau ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan. Seksual berarti yang ada hubungannnya dengan seks atau yang muncul dari seks, misalnya pelecehan seksual yaitu menunjuk kepada jenis kelamin yang dilecehkan. Perilaku seksual adalah segala bentuk perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan seksual. Hubungan seks mempunyai arti hubungan kelamin sebagai salah satu bentuk kegiatan penyaluran dorongan seksual. 2. Faktor-faktor Penyebab Seks Bebas Faktor penyebab seks bebas yang dialami remaja dapat dikategorikan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal berikut ini. a. Faktor Internal Faktor internal atau lebih lazimnya dari dalam diri seseorang remaja itu. Keinginan untuk dimengerti lebih dari orang lain bisa menjadi penyebab remaja melakukan tindakan penyimpangan, sikap yang terlalu merendahkan diri sendiri atau selalu meninggikan diri sendiri, jikalau terlalu merendahkan diri sendiri orang remaja lebih mencari jalan pintas untuk menyelesaikan sesuatu dia beranggapan jika saya tidak begini saya bisa dianggap orang lain tidak gaul, tidak mengikuti perkembangan zaman. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
229
b. Faktor Eksternal Faktor eksternal/faktor dari luar pribadi seseorang remaja. Faktor paling terbesar memberi terjadinya prilaku menyimpang seseorang remaja yaitu lingkungan dan sahabat. Seseorang sahabat yang sering berkumpul bersama dalam satu geng, otomatis dia akan tertular oleh sikap dan sifat kawannya tersebut. Kasih sayang dan perhatian orang tua tidak sepenuhnya tercurahkan, membuat seorang anak tidak betah berada di dalam rumah tersebut, mereka lebih senang untuk berada di luar bersama kawan-kawannya. Selain faktor internal dan eksternal, ada juga faktor lain yang secara umum dapat menyebabkan terjadinya seks bebas. Jelas tidak ada faktor tunggal tetapi jelas bahwa penyebabnya bukan kondom. 1) Faktor pertama: pergaulan Kita tahu pergaulan punya pengaruh besar terhadap perilaku kita. Maka jika seseorang mempunyai lingkungan pergaulan dari kalangan teman-teman yang suka melakukan seks bebas, maka dia juga bisa terpengaruh dan akhirnya ikut melakukan seks bebas. 2) Faktor kedua: pengaruh materi pornografi (film, video, internet) Jika seseorang berulang kali mengakses materi pornografi, maka ini bisa mendorong terjadinya perilaku seks bebas. 3) Faktor ketiga: pengaruh obat/narkoba dan alkohol Seseorang yang bebas dari pengaruh narkoba dan alkohol bisa berfikir jernih dan ini mencegah dia melakukan perilaku berisiko. Dalam keadaan dipengaruhi oleh narkoba dan alkohol, maka pemikiran jernih bisa menurun dan ini bisa mendorong terjadinya perilaku seks bebas. 4) Faktor keempat: kualitas hubungan suami-isteri (buat yang sudah menikah) Jika ada masalah dalam hubungan suami-isteri, maka ini bisa mendorong yang bersangkutan melakukan hubungan seks bebas. 3. Pengaruh Negatif Penyimpangan Sex Terhadap Pelakunya Penyimpangan sex selain mempunyai hukum haram juga mempunyai pengaruh yang negatif pada pelakunya, diantaranya: a. Pengaruh terhadap jiwa adalah goncangan batin yang ada pada diri seorang yang melakukan penympangan sex, bila ia merasakan kelainan-kelainan insting sexnya. b. Pengaruh terhadap daya fikir atau kerja otak, sehingga tidak dapat berfikir secara abstrak, minat terhadap sesuatu amat kurang sehingga membuat lemahnya otak. 230
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
c. Pengaruh terhadap mental yakni terjadinya sesuatu syndrome mental disebut “Neurasthenia” (penyakit lemah syahwat). Juga depresi mental, akibat suka menyendiri serta mudah tersinggung, sehingga tidak dapat merasakan bahagianya hidup. Pengaruh Terhadap Akhlaq yaitu apabila seseorang melakukan penyimpangan sex jelas telah rusak akhlaqnya, sebab ia melanggar sesuatu yang diharamkan agamanya. Dan kerusakan akhlaq dan bejadnya moral agama merupakan suatu penyakit jiwa yang berbahaya. Seseorang yang keranjingan penyimpangan sex homosex misalnya sudah pasti gelap mata, sehingga tidak dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. 4. Penyebab Seks Bebas Penyebab perilaku seks bebas sangat beragam. Pemicunya bisa karena pengaruh lingkungan, sosial budaya, penghayatan keagamaan, penerapan nilai-nilai, faktor psikologis hingga faktor ekonomi. Faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya perilaku seks bebas antara lain berikut ini. a. Usia Makin dewasa seseorang, makin besar kemungkinan remaja untuk melakukan hubungan seks bebas. Hal ini dikarenakan pada usia ini adalah potensial aktif bagi mereka untuk melakukan perilaku seks bebas. b. Usia yang muda saat berhubungan seksual pertama Semakin muda usia pada hubungan seksual yang pertama cenderung untuk lebih permisif daripada mereka yang lebih dewasa pada hubungan seksualnya yang pertama. c. Usia saat menstruasi pertama Makin muda saat usia menstruasi pertama, makin mungkin terjadinya hubungan seks pada remaja. Perubahan pada hormon yang terjadi seiring dengan menstruasi berkontribusi pada meningkatkatnya keterlibatan seksual pada sikap dan hubungan dengan lawan jenis. d. Agama Kereligiusan dan rendahnya sikap serba boleh dalam perilaku seks berjalan sejajar seiringan. e. Pacar Remaja yang memiliki pacar lebih mungkin untuk melakukan seks bebas daripada remaja yang belum memiliki pacar. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
231
f. Kencan yang lebih awal Remaja yang memiliki kencan lebih awal atau cepat dari remaja yang seumurannya memiliki kemungkinan untuk bersikap permisif dalam hubungan seks bebas. Untuk menjadi lebih aktif secara seksual dan untuk memiliki hubungan dengan lebih banyak pasangan daripada mereka yang mulai pacaran pada usia yang lebih lanjut. g. Pengalaman pacaran/kencan (hubungan afeksi) Individu yang menjalin hubungan pacaran dari umur yang lebih dini, cenderung lebih permisif terhadap perilaku seks bebas begitu juga halnya dengan individu yang telah lebih banyak berpacaran dari individu yang berusia sebaya dengannya. h. Orang Tua Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak tidak terbuka pada anak, malah cenderung membuat jarak pada anak mengenai masalah seks. i. Teman sebaya (peers group) Remaja cenderung untuk membuat standar seksual sesuai dengan standar teman sebaya secara umum. Remaja cenderung untuk menjadi lebih aktif secara seksual apabila memiliki kelompok teman sebaya. Apabila mereka mempercayai bahwa teman sebayanya aktif secara seksual pengaruh kelompok teman sebaya pada aktivitas seksual remaja terjadi melalui dua cara yang berbeda. j. Kebebasan Kebebasan sosial dan seksual yang tinggi berkorelasi dengan sikap permisif dalam seks yang tinggi. k. Daya tarik seksual Mereka yang merasa paling menarik secara seksual dan sosial ternyata memiliki tingkat yang paling tinggi dalam sikap permisif dalam melakukan seks bebas. l. Standar orang tua vs standar teman Remaja yang orangtuanya konservatif dan menjadikan orangtua sebagai acuan yang utama lebih kurang kemungkinannya untuk melakukan seks bebas daripada mereka yang menjadikan teman sebaya sebagai acuan utama. m. Saudara kandung Remaja, secara khusus remaja puteri dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku saudara kandung dengan jenis kelamin yang sama. 232
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
n. Gender Remaja puteri cenderung bersikap permisif dalam hal seksual daripada remaja pria. Remaja puteri lebih menekankan pada kualitas hubungan yang sedang dijalin sebelum terjadinya seks bebas. o. Ketidakhadiran ayah Remaja secara khusus yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga tanpa ayah lebih mungkin untuk mencari hubungan seks bebas sebagai alat untuk menemukan persetujuan sosial daripada remaja yang tumbuh dengan adanya ayah. p. Ketidakhadiran orang tua Jika ada remaja yang berperilaku seks bebas, itu hanya bebasnya pergaulan, dan mungkin penyebabnya dari faktor bimbingan dan pola asuh dari orangtua di rumah yang tidak peduli atau tidak terbuka untuk membicarakan masalah seks pada anaknya, padahal disaat ini dunia remaja semakin bebas. q. Kecenderungan pergaulan yang makin bebas Di pihak lain, tidak dapat dipungkiri adanya kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita makin sejajar dengan pria. r. Penyebaran Informasi Melalui Media Massa Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang dengan adanya tekhnologi yang semakin berkembang (video kaset, foto kopi, vcd, hp, internet) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari media massa. 5. Perilaku Seksual yang Menyimpang pada Remaja Berbagai perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan seksual secara wajar antara lain dikenal berikut ini. a. Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi. b. Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhansentuhan seks yang pada dasarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
233
c. Berbagai kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual yang pada dasarnya menunjukkan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikannya dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya masih dapat dikerjakan. 6. Dampak Pergaulan Bebas a. Resiko Terhadap Pergaulan Bebas Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Hal ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi. Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas. Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar Bali menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual. Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual. Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada usia remaja. Melakukan hubungan seks secara bebas merupakan akibat pertama dari pergaulan bebas yang merupakan lingkaran setan yang tidak ada putusnya dengan berbagai akibat di berbagai bidang antara lain di bidang sosial, agama dan kesehatan berikut ini. 1) Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan yakni berkurangnya iman si penzina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa, buruk kepribadian dan hilangnya rasa cemburu. 2) Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita. 234
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3) Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap. 4) Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya. 5) Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya. 6) Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia. 7) Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan matanya liar dan tidak terjaga. 8) Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan tidak percaya. 9) Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orangorang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya. 10) Apa yang didapatkan para pelaku seks bebas dalam kehidupan ini adalah sebaliknya dari apa yang diinginkannya. Ini adalah karena, orang yang mencari kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat maka Tuhan akan memberikan yang sebaliknya dari apa yang dia inginkan, dan Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan. 11) Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, durhaka kepada orang tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan boleh membawa kepada pertumpahan darah dan perdukunan serta dosa-dosa besar yang lain. Seks bebas biasanya berkait dengan dosa dan maksiat yang lain sebelum atau bila berlakunya dan selepas itu biasanya akan melahirkan kemaksiatan yang lain pula. 12) Seks bebas menghilangkan harga diri pelakunya dan merusakkan masa depannya di samping meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. b. Bahaya Pergaulan Bebas Untuk remaja Barat hubungan pra-nikah bahkan gonta-ganti pasangan “free sex” adalah hal yang biasa. Namun di negara Timur terutama Indonesia yang masih menjunjung tinggi norma agama, hal seperti itu adalah aib dan mengganggu ketentraman hidup selanjutnya. Untuk itu, sebelum terlanjur ada baiknya para remaja bisa mengenal bahaya akibat bahaya hubungan pra-nikah. Bahaya seks pra-nikah dan “free sex” mencangkup bahaya bagi perkembangan mental (psikhis), fisik dan masa depan remaja itu sendiri. Ada lima bahaya utama terhadap bahaya seks pra-nikah dan seks bebas (free sex) antara lain berikut ini. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
235
1) Menciptakan kenangan buruk Masih dikatakan “untung” jika hubungan pra-nikah itu tidak ada yang mengekspos. Si gadis atau si jejaka terlepas dari aib dan cemohan masyarakat. Tapi jika ternyata diketahui masyarakat, tentu yang malu bukan saja dirinya sendiri melainkan keluarganya sendiri dan peristiwa ini tidak akan pernah terlupakan oleh masyarakat sekitar. Hal ini tentu menjadi beban mental yang berat. Sekalipun mungkin masyarakat tidak mengetahuinya, ia mungkin tidak bisa tenang. Mentalnya terganggu kenangan buruk masa lalu terlebih lagi jika terjadi ternyata memiliki suami yang bukan pasangannya dulu. Suasana perkawinannya akan terasa hambar terlebih lagi jika ternyata suaminya tahu ia tidak perawan lagi, tentu sulit menerima kenyataan ini. Dan banyak kasus perceraian akibat masalah ini. Jika ini terjadi, si wanita akan lebih tertekan lagi mentalnya. 2) Kehamilan dan akibatnya Kehamilan yang terjadi akibat seks pra-nikah bukan saja mendatangkan malapetaka bagi bayi yang dikandungnya juga menjadi beban mental yang sangat berat bagi ibunya mengingat kandungannya tidak bisa disembunyikan. Bagaimana jika nanti keluarga dan masyarakat mempertanyakan? Dalam keadaan kalut seperti ini biasanya terjadi depresi, terlebih lagi jika sang pacar kemudian pergi dan tidak mau kembali lagi. Bagi bayi sendiri jika lahir nanti mungkin akan mempertanyakan, siapa ayahnya? Jika ternyata setelah besar ia mengetahui kelakuan ibunya dulu, tentu menjadi beban mental juga. Alhasil hubungan pra-nikah menimbulkan malapetaka bagi diri sendiri dan keturunanya nanti. 3) Pengguguran kandungan dan pembunuhan bayi Banyak kasus bayi mungil yang baru lahir dibunuh ibunya. Sebagian bayi itu dibungkus plastik hidup-hidup, dibuang di kali, dilempar di tong sampah, dan lain-lain. Ini suatu akibat dari perilaku binatang yang perna dilakukannya. Kasus pengguguran kandungan baik secara tradisional maupun modern kini semakin menjamur terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa. Tentu saja hal ini akibat hubungan setan pra-nikah. Sementara pengguguran itu sendiri bagi rahim wanita banyak efek samping yang serius, bisa berakibat kanker rahim, kemandulan dan penyakit rahim lainnya. 236
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
4) Penyebaran penyakit Wanita atau pria yang dulu pernah melakukan hubungan pranikah waktu pacaran lalu putus, cenderung berkeinginan melakukan hubungan serupa dengan lelaki atau wanita lain mengingat seks sifatnya adiktif atau memiliki kadar ketergantungan, suatu waktu ia akan merasa “lapar” untuk melakukan hubungan intim dengan pasangan lain. Jika hal ini terus dilakukan, maka bukan hal mustahil akan terjangkit penyakit kelamin. Terlebih lagi jika ternyata pasangan itu telah mengidap penyakit kelamin sebelumnya. 5) Keterlanjuran dan timbul rasa kurang hormat Prilaku seks bebas (free sex) menimbulkan suatu keterlibatn emosi dalam diri seorang pria dan wanita. Semakin sering hal itu dilakukan, semakin mendalam rasa ingin mengulangi sekalipun sebelumnya ada rasa sesal. Terlebih lagi bagi wanita, setiap ajakan sang pacar sangat sulit untuk ditolak karena takut ditinggalkan atau diputuskan. Sementara itu bagi seorang laki-laki, melihat pasangan begitu mudah diajak, akan terus berkurang rasa hormat dan rasa cintanya. Semakin sering laki-laki melakukan maka hubungan batinnya pun akan semakin renggang. Lain lagi dengan wanita, ia akan merasa tertekan dan tidak mau berpisah karena pada dasarnya ia telah kotor dan tidak ada yang mesti dibanggakan lagi, kehormatannya telah dirampas oleh lelaki tadi. Karena itu, apa pun alasannya, zina merupakan perbuatan terkutuk yang akibatnya bukan hanya dapat dirasakan nanti di akhirat, di dunia pun pelakunya sudah mendapatkan siksaan yang hebat. Pantas jika Allah SWT, menempatkan zina atau free seks dosa terbesar ketiga setelah menyekutukan Allah dan dosa mendurhakai orang tua. Menjamurnya prilaku seks bebas di kalangan remaja adalah sebuah malapetaka hebat. Bangsa ini akan ditimpa kemalangan besar berupa generasi yang terlaknat. Na’udzubillah. c. Pelanggaran Terhadap Pergaulan Bebas 1) Risiko Aborsi Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ”tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang“. Hal ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
237
menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis. Dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah : a) Kematian mendadak karena pendarahan hebat. b) Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal. c) Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan. d) Rahim yang sobek (Uterine Perforation). e) Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya. f) Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita). g) Kanker indung telur (Ovarian Cancer). h) Kanker leher rahim (Cervical Cancer). i) Kanker hati (Liver Cancer). j) Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya. k) Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy). l) Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease). m) Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis) Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ” Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review. Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin.
238
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
2) Bertentangan dengan nilai Pancasila Sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan riset Internasional Synovate atas nama DKT Indonesia melakukan penelitian terhadap perilaku seksual remaja berusia 14–24 tahun. Penelitian dilakukan terhadap 450 remaja dari Medan, Jakarta, Bandung dan Surabaya. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 64% remaja mengakui secara sadar melakukan hubungan seks pranikah dan telah melanggar nilai-nilai dan norma agama. Tetapi, kesadaran itu ternyata tidak mempengaruhi perbuatan dan prilaku seksual mereka. Alasan para remaja melakukan hubungan seksual tersebut adalah karena semua itu terjadi begitu saja tanpa direncanakan. Hasil penelitian juga memaparkan para remaja tersebut tidak memiliki pengetahuan khusus serta komprehensif mengenai seks. Informasi tentang seks (65%) mereka dapatkan melalui teman, Film Porno (35%), sekolah (19%), dan orangtua (5%). Dari persentase ini dapat dilihat bahwa informasi dari teman lebih dominan dibandingkan orangtua dan guru, padahal teman sendiri tidak begitu mengerti dengan permasalahan seks ini, karena dia juga mentransformasi dari teman yang lainnya. Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek akal) jika menghadapi hal seperti ini. Pada zaman modren sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem nilai yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama. Seperti model pakaian (fasion), model pergaulan dan film-film yang begitu intensif remaja mengadopsi kedalam gaya pergaulan hidup mereka termasuk soal hubungan seks di luar nikah dianggap suatu kewajaran. Bebera faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu; Pertama, Faktor agama dan iman. Kedua, Faktor Lingkungan seperti orangtua, teman, tetangga dan media. Ketiga, Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan. Keempat, Perubahan Zaman. 3) Bertentangan dengan nilai agama Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya belum Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
239
memadai, kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan kandungannya. Padahal ayat tersebut telah jelas menerangkan bahwa rezeki adalah urusan Allah sedangkan manusia diperintahkan untuk berusaha. Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang. 4) Bertentangan dengan nilai yuridis/hukum Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia Bab XIV tentang kejahatan terhadap kesusilaan pasal 229 ayat (1) dikatakan bahwa perbuatan aborsi yang disengaja atas perbuatan sendiri atau meminta bantuan pada orang lain dianggap sebagai tindakan pidana yang diancam dengan hukuman paling lama 4 tahun penjara atau denda paling banyak tiga ribu rupiah. Ayat (2) pasal 299 tersebut melanjutkan bahwa apabila yang bersalah dalam aborsi tersebut adalah pihak luar ( bukan ibu yang hamil ) dan perbuatan itu dilakukan untuk tujuan ekonomi, sebagai mata pencarian, maka hukumannya dapat ditambah sepertiga hukuman pada ayat (1) dia atas. Apabila selama ini perbuatan itu dilakukan sebagai mata pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan mata pencarian tersebut. Kemudian pada pasal 346 dikatakan bahwa wanita yang dengan sengaja menggugurkan kandungannya atau meyuruh orang lain untuk melakukan hal itu diancam hukuman penjara paling lama empat tahun. Pada pasal 347 ayat (1) disebutkan orang yang menggugurkan atau mematikan kehamilan seorang wanita tanpa persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 12 tahun penjara, dan selanjutnya ayat (2) menyebutkan jika dalam menggugurkan kandungan tersebut berakibat pada hilangnya nyawa wanita yang mengandung itu, maka pihak pelaku dikenakan hukuman penjara paling lama 15 tahun. Dalam pasal 348 ayat (1) disebutkan bahwa orang yang dengan sengaja menggugurkan kandungan seorang wanita atas persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 15 tahun penjara, dan ayat (2) melanjutkan, jika dalam perbuatan itu menyebabkan wanita itu meninggal, maka pelaku diancam hukuman paling lama 17 tahun penjara. Dengan demikian, perbuatan aborsi di Indonesia termasuk tindakan kejahatan yang diancam dengan hukuman yang jelas dan tegas.
240
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
d. Pencegahan Pergaulan Bebas 1) Solusi Mencegah Seks Bebas Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Selain daripada solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut berikut ini. a) Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif. b) Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif. c) Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri. d) Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita. e) Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
241
Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya. Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja. 2) Cara Menghindari Seks Bebas Menghindari sex bebas tidak semudah yang kita bayangkan. Meskipun terlihat tidak mudah, tapi sebagai pemilik kehormatan diri tentu akan berjuang keras untuk mengindarinya. Untuk menghindari seks bebas, perlu dilakukan pendidikan seks kepada anak-anak di keluarga. Cara menghindari seks bebas adalah berikut ini. a) Pondasi keimanan yang kuat dan sehat. Apapun agama kita, menjadi pribadi dengan karakter iman yang kuat dan sehat akan membentengi kita dari pergaulan bebas. Memperkuat iman sangat penting, karena dengan norma agama membantu kita saat kita dalam kelalaian. b) Memilih teman pergaulan. Mau tidak mau, memang ini kenyatan. Anda yang sekarang bergaul dengan teman suka merokok, Anda juga terkena asapnya bukan, padahal Anda tidak merokok. Seperti itulah gambarannya. Hindari dekat dengan orang yang cenderung berbuat sex bebas. c) Menjaga hubungan baik dengan kedua orang tua. Banyak remaja ABG yang suka menentang orang tua hanya karena dinasehati. Orang tua tentu sangat berpengaruh pada pembentukan karakter anak. Jika kamu menemui orang tua adalah orangorang baik, maka bertahanlah dengan mereka. Jika orang tua kamu termasuk contoh yang kurang baik, kamu dituntut untuk berjuang lebih keras guna menjaga hubungan keluarga. d) Hindari menonton film berbau seks. Kamu mungkin tidak sadar, beberapa cuplikan film akan tertanam di pikiran bawah sadar Anda saat melihat film tersebut. Adegan-adegan syur bisa muncul kapan saja. Bisa memancing hasrat saat bertemu pasangan, dan ada kecenderungan untuk meniru secara sadar maupun tidak. e) Hindari pembicaraan yang mengarah kepada bumbu-bumbu seksual. Bercanda tentang sex akan membawa suasana 242
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
memunculkan hasrat. Lekas hindari dan ambil topik lain yang lebih baik untuk dibicarakan. f) Untuk orang yang sudah mampu dan memiliki hasrat sex, segera saja menikah dengan pasangan yang sudah cocok. Jika belum ada pasangan yang cocok, harus selalu menahan hasrat sex bagaimanapun juga. 3) Cara Pergaulan yang Baik Pergaulan yang baik sebenarnya gampang-gampang susah, yang jelas tergantung dari tingkah laku kita sendiri. Kamu harus banyak berkomunikasi dengan orang-orang yang kamu percayai atau keluarga kamu sendiri. Dalam bergaul yang paling sangat mempengaruhi adalah lingkungan kita sendiri. Ada pepatah mengatakan “masuk kekandang kambing, tapi jangan seperti kambing. Begitu juga dengan bergaul kamu harus melihat yang ada disekeliling kamu. Cara melakukan pergaulan yang baik antara lain sebagai berikut:
a) Adanya kesadaran beragama bagi remaja Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman, serta ketaatan terhadap ajaran-ajaran agama. Dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan, bahwa anakanak remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama. Oleh karena itu, kita harus memiliki kesadaran beragama agar tidak terjerumusdalam pergaulan yang tidak sehat. b) Memiliki rasa setia kawan Agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang baik, peranan rasa setia kawan sangat dibutuhkan. Sebab kesadaran inilah yang dapat membuat kehidupan remaja masyarakatmenjadi tentram. c) Memilih teman Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi agar kita tidak terpengaruhdengan sifat yang tidak baik/sehat. Walaupun begitu, tapi teman yang pegaulannya buruk tidak harus kita asingkan. Melainkan kita tetap berteman dengannya tapi harus menjagajarak. Jangan terlalu dekat dengan dia. d) Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan yang buruk (misalnya novel/komik seks), maka hal itu akan berbahaya, dan dapat menghalang mereka untuk berbuat baik. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
243
Maka dari itu, jika ada waktu senggang kita harus mengisinya dengan hal-hal yang positif. Misalnya menulis cerpen, menggambar, atau lainnya. e) Laki-laki dan perempuan memiliki batasan-batasan tertentu Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya remaja harus menjaga jarak dengan lawan jenisnya. Misalnya, jangan duduk terlalu berdekatan karena dapatmenimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. f) Menstabilkan emosi Jika memiliki masalah, kita tidak boleh emosi. Harus sabar dengan cara menenangkandiri. Harus menyelesaikan masalah dengan komunikasi, bukan amarah/ emosi.
G. Penilaian Pembelajaran 1. Penilaian Pengetahuan a. Teknik penilaian Ujian tulis b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Soal ujian tulis Nama Kelas No 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2.
244
: ........................................................... : ........................................................... Aspek dan Soal Uji Tulis
Fakta Sebutkan hakekat pergaulan bebas. Sebutkan dampak pergaulan bebas. Sebutkan pencegahan pergaulan bebas. Konsep Jelaskan yang dimaksud dengan pergaulan bebas. Jelaskan dampak pergaulan bebas. Jelaskan cara melakukan pencegahan bebas. Prosedur Jelaskan cara menerapkan prinsip-prinsip pencegahan bahaya pergaulan bebas. Jelaskan cara pencegahan terhadap dampak pergaulan bebas.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Jawaban
c. Pedoman penskoran 1) Penskoran a) Soal nomor 1 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap b) Soal nomor 2 (1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap c) Soal nomor 3 (1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap (2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap (3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap d) Soal nomor 4 (1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap (2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap (3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang lengkap (4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan tidak lengkap. 2) Pengolahan skor Skor maksimum: 48 Skor perolehan siswa: SP Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/48 X 4 2. Penilaian Keterampilan a. Lembar pengamatan proses diskusi tentang cara menerapkan prinsip-prinsip pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas. 1) Teknik penilaian Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam diskusi) 2) Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran Siswa diminta untuk mendiskusikan tentang prinsip-prinsip pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang dilakukan secara berkelompok atau dalam bentuk diskusi. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
245
Nama : ......................................................... Kelas : ......................................................... Petugas Pengamatan : ......................................................... a) Petunjuk Penilaian Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap siswa menunjukkan atau menampilkan keterampilan berdiskusi yang diharapkan. b) Rubrik Penilaian Keterampilan Diskusi Hasil Penilaian No.
Indikator Penilaian
Baik (3)
Cukup Kurang (2) (1)
1.
Persiapan awal menyiapkan materi diskusi 2. Pelaksanaan melakukan diskusi 3. Menyimpulkan hasil diskusi Skor Maksimal (9) b. Pedoman penskoran a) Penskoran (1) Persiapan awal menyiapkan materi diskusi Skor Baik jika : (1) mempersiapkan bahan diskusi (2) melengkapi materi materi diskusi (3) sistimatika penyusunan materi diskusi
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
(2) Pelaksanaan melakukan diskusi Skor Baik jika : (1) membuka diskusi (2) menyampaikan materi dengan sistimatis (3) ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan runtun
246
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(3) Menyimpulkan hasil diskusi Skor Baik jika : (1) menyimpulkan hasil diskusi (2) menyusun laporan secara sistimatis (3) kelengkapan laporan hasil diskusi
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar. Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor Skor maksimum: 9 Skor perolehan siswa: SP Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 4 c. Lembar pengamatan penilaian hasil penyajian tentang prinsipprinsip pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas”. 1) Penilaian hasil penyajian tentang prinsip-prinsip pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas”. a) Tahap pelaksanaan pengukuran Penilaian hasil/produk penyajian prinsip-prinsip pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” dengan cara : (1) Siswa diminta untuk membuat makalah tentang prinsipprinsip pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas”. (2) Kemudian makalah tersebut dipresentasikan oleh siswa di depan kelas secara berkelompok. (3) Petugas menilai kelengkapan materi, sistematika materi, dan kerapihan materi, dan ketepatan melakukan diskusi yang dilakukan oleh siswa. (4) Ketepatan diskusi yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor. b) Konversi ketepatan melakukan diskusi dengan skor No.
Jenis Gerakan
1. Kelengkapan materi 2. Sistematika penyusunan materi 3. Ketepatan dalam penyusunan materi 4. Ketepatan dalam menyampaikan materi 5. Ketepatan dalam menyusun laporan diskusi Jumlah Skor Maksimal
Kriteria Pengskoran 3 3 3 3 3 15
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
247
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran budaya hidup sehat antara lain: pemahaman tentang penerapan prinsip-prinsip pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” memperkuat pemahaman dan penerapan budaya hidup sehat. Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut untuk menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan prosedur serta dapat mempraktikan budaya hidup sehat sebagai materi pembelajaran Penjasorkes. Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa agar membawa sikap religius, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu yang diharapkan. Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.
I. Instrumen Remidial dan Pengayaan Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format remidial terhadap lima siswa. 1. Format Remidial No
Siswa
Target KI
Aspek
KD
Materi
Indikator
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
248
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Remidial
2. Format Pengayaan Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format pengayaan terhadap lima siswa. No
Siswa
Target KI
Aspek
KD
Materi
Indikator
KBM/ KKM
Bentuk Remidial
Nilai Keterangan Awal
Remidial
1. 2. 3. 4. 5. dst Komentar Orang Tua Siswa:
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
249
Daftar Pustaka Cooper, K.H. 1994. Antioxidant Revolution. Nashville-Atlanta-LondonVancouver: Thomas Nelson Publishers. Depdiknas. 2013. Standar Isi Kurikulum 2013, Untuk Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud. Djumidar, Mochamad. 2004. Belajar Berlatih Gerak-gerak Dasar Atletik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Fathonah, Siti. 2005. Higiene dan Sanitasi Makanan. Semarang: UNNES Press. Hardinge, Mervyn. 2005. Kiat Keluarga Sehat. Bandung: Indonesia Publishing House. Harlina, Lydia, dkk. 2006. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Kompetensi. Jakarta: Balai Pustaka. Hudaya, Danu. 2004. Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Bola Basket, Konsep dan Metode. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga. Ibrahim, Marwan. 2004. Terapi Seksual dalam Islam. Press.
Bandung: Mujahid
Kartasapoetra dan Marsetyo. 2005. Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Lutan, Rusli dan Hartoto. 2004. Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan di Sepanjang Hayat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga. Lynne, Brick. 2005. Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Mahendra, Agus. 2004. Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga. Ma`mun, Amung dan Subroto, Toto. 2004. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Permainan Bolavoli: Konsep dan Metode Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
251
Mudzakir, Arief. 2006. Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap Global. Semarang: CV. Aneka Ilmu. Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP kelas VII. Bogor: Yudhistira. Murni, Muhammad. 2005. Renang. Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. 1999. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Remaja Umur 16–19 Tahun. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI. Santoso, Soegeng dan Ranti, Anne. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suherman, Adang dan Suryatna, Ermat. 2004. Renang Kompetitif Alternatif untuk SLTP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga. Sulaeman, Idik. 2004. Petunjuk Praktis Berkemah. Jakarta: PT. Gramedia. Sunarto dan Hartono. 2006. Perkembangan Siswa. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Syafei, Sahlan. 2006. Bagaimana Anda Mendidik Anak. Bogor: Ghalia Indonesia. Tim penyusunan Bahan Ajar. 2010. Buku Bahan Ajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Bogor: PPPPTK Penjas & BK.
252
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Glosarium a aktivtas air aktivitas gerak berirama aktifitas gerak ritmik
atletik
athetic
ayunan lengan
b backhand
: rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam air. : bentuk gerakan senam yang menekankan pada mat dan irama, kelentukan tubuh dalam gerakan dan kontinuitas gerakan. : rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semat-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik. : berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Athlon atau Athlum” artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, atau perjuangan. Orang yang melakukannya dinamakan “Athleta (atlet). : dalam bahasa Inggris dan atletik dalam bahasa Jerman mempunyai pengertian yang luas meliputi berbagai cabang olahraga yang bersifat perlombaan atau pertandingan, termasuk renang, bolabasket, tenis, sepakbola, senam dan lain-lain. : sikap permulaan berdiri tegak, melangkah, kedua lengan lurus ke depan. Hitungan 1: ayun lengan kiri ke belakang diikuti kedua lutut mengeper. Hitungan 2: ayunkan kembali tangan kiri ke depan. Hitungan 3-4: sama dengan hitungan 1 – 2 hanya dilakukan dengan tangan kanan. : pukulan dalam permainan bola kecil (bulutangkis, tenis meja) dengan posisi lengan membelakangi arah gerakan.
berbanjar berenang
: formasi barisan memnjang kebelakang. : gerakan yang dilakukan oleh manusia atau hewan sewaktu bergerak di air, dan biasanya tanpa perlengkapan buatan.
berjalan biasa
: berjalan dengan menggunakan tumit terlebih dahulu. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
253
berjalan cepat berjinjit berlari bermainan bola besar bermainan bola kecil
: berjalan dengan tumit dan seluruh telapak kaki. : berdiri atau berjalan dengan ujung jari kaki saja yang berjejak; berjengket. : bergerak melangkah ada saat melayang. : bola yang digunakan dalam aktivitas bermain bola yang berukuran besar, seperti bola sepak, bolavoli atau bola basket. : bola yang digunakan dalam aktivitas bermain bola yang berukuran kesar, seperti bola kasti, softball, bulutangkis atau tenis meja.
bermain bolavoli : mengombinasikan teknik gerakan-gerakan yang secara sederhana telah dipelajari. bolavoli : suatu cabang olahraga berbentuk mem-volley bola di udara hilir mudik di atas jaring atau net, dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan dalam bermain. bolabasket : memasukkan bola ke keranjang lawan dan menjaga keranjang sendiri agar tidak kemasukkan bola. block bulutangkis
c cara memegang raket circuit training
254
: menghalangi gerak lawan atau arah serangan lawan atau arah bola dari serangan lawan. : cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan. Permainan bulutangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar lapangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. : suatu cara untuk menerima dan mengembalikan segala macam pukulan dengan mudah dan bebas. : latihan-latihannya biasanya berbentuk latihanlatihan kondisi fisik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, dan sebagainya. Latihan dapat dilakukan tanpa atau dengan menggunakan bobot/beban. Bentuk-bentuk latihan pada setiap pos adalah : lari zig-zag, pullups, lempar bola medicine, squat jumps, naik turun tambang, press, squat thrust, rowing, dan lari 200 meter secepatnya.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
d daya tahan daya tahan otot f finish forehand frekuensi latihan
: kemampuan dari otot-otot kerangka badan untuk menggunakan kekuatan (tidak maksimal), dalam jangka waktu tertentu. : kemampuan otot-otot untuk melakukan tugas gerak yang membebani otot dalam waktu yang cukup lama. : titik akhir dari pergerakan. : pukulan dalam permainan bola kecil (bulutangkis, tenis meja,tenis) dengan posisi lengan menghadap arah gerakan : jumlah pengulangan latihan yang dilakukan untuk mencapai tingkat kebugaran jasmani dalam satu minggu, misalnya 2, 3, 4 atau 5 kali dalam seminggu.
g gerak fundamental
: gerak dasar, meliputi : melangkah, berjalan, berlari, melompat, mendarat, menangkap, melempar, mengayun, berguling, memukul, merayap, menggendong, menarik, memutar, meliuk. gerak ikutan : gerakan yang dilakukan untuk menjaga keseimbangan badan setelah melakukan gerakan utama, seperti setelah melakukan tolak peluru, lempar cakram dan lembing. gerak permainan : cara memainkan bola dengan efisien dan efektif bolavoli sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. gerak spesifik permainan kasti
: melambungkan bola, menangkap bola, melempar bola, berlari, taktik dan strategi, dan peraturan permainan.
gerak spesifik lari : mengombinasikan teknik gerakan-gerakan teknik jarak pendek dasar lari jarak pendek yang telah dipelajari. gerak spesifik : pukulan service, pukulan lob, pukulan drop shot, memukul bola pukulan smash, dan pukulan drive. dalam permainan bulutangkis Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
255
gerak spesifik memukul
: cara-cara melakukan pada permainan bulutangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan.
gerakan variasi : mengombinasikan teknik gerakan-gerakan langkah kaki dan gerakan variasi langkah kaki dan ayunan lengan ayunan lengan senam ritmik yang telah dipelajari. senam ritmik gerakan : suatu proses antara menghirup udara. Menghirup mengambil napas udara dilakukan pada akhir pull dari gerakan renang gaya dada lengan, yaitu pada saat tangan siap didorong ke depan, kepala diangkat sampai batas mulut ke luar permukaan air dan segera menghirup udara melalui mulut dan hidung. Pada saat menghirup udara, badan harus tetap diusahakan pada posisi horizontal dan bahu jangan sampai keluar dari permukaan air. i indikator : kemampuan yang dapat diukur dan/atau pencapaian diobservasi untuk disimpulkan sebagai kompetensi pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti. intensitas latihan : kualitas latihan yang dilakukan dalam satu sesi latihan secara terus menerus”. istirahat
: berhenti sebentar untuk melepas lelah.
interval training
: suatu sistem latihan yang diselingi oleh intervalinterval yang berupa masa-masa intirahat.
j jalan cepat k kebugaran jasmani
256
: gerak maju langkah kaki yang dilakukan sedemikian rupa sehingga kontak dengan tanah tetap terpelihara dan tidak terputus. : salah satu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (total fitness). Kesanggupan seseorang untuk melakukan pekerjaan produktif sehari-hari tanpa adanya kelelahan berlebihan dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dengan baik maupun melakukan pekerjaan yang mendadak.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
kebugaran : komponen kebugaran yang berkaitan dengan jasmani berkaitan kesehatan antara lain: kekuatan otot, daya dengan kesehatan tahan otot, daya tahan aerobik, dan fleksibilitas. kebugaran jasmani: komponen kebugaran yang berkaitan dengan berkaitan dengan keterampilan antara lain: koordinasi, agilitas, keterampilan kecepatan gerak, power dan keseimbangan. kasti
: olahraga permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu. Masing-masing regu terdiri dari 12 orang pemain.
kecepatan
: merupakan kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu sesingkatsingkatnya.
kelenturan (Fleksibiliy)
: luas gerak persendian atau kemampuan seseorang untuk menggerakkan anggota badan pada luas gerak tertentu pada suatu persendian.
kekuatan
: ketegangan yang terjadi atau kemampuan otot untuk suatu ketahanan akibat suatu beban. Beban tersebut dapat dari bobot badan sendiri atau dari luar (external resistance).
kelincahan
: kemampuan seseorang untuk mengubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki
kecepatan
: kemampuan organisme seseorang untuk melakukan gerakan dengan waktu yang relatif singkat agar mencapai hasil yang sebaik mungkin.
keseimbangan
: kemampuan seseorang dalam memelihara posisi tubuh yang statis (tidak bergerak) atau dalam keadaan posisi badan yang dinamis (bergerak).
kombinasi
: melakukan beberapa teknik gerakan dalam satu rangkaian gerak.
kiper
: penjaga gawang (pada permainan sepak bola dsb).
komposisi tubuh
: presentase lemak badan dari berat badan tanpa lemak
koordinasi
: satu pola gerak yang terbentuk dari gabungan beberapa fungsi komponen kesegaran jasmani. Salah satu cara untuk melatih koordinasi adalah lompat tali (skiping). Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
257
l langkah biasa
: berdiri dengan sikap tegak rileks. langkahkan kaki kiri ke depan dan kedua lengan di samping badan. langkahkan kaki kanan ke depan dan jatuhkan pada tumit. langkah rapat : berdiri dengan sikap tegak rileks. Langkahkan kaki kanan di depan kaki kiri. Kemudian, melangkahkan kaki kiri di depan kaki kanan. langkah : berdiri dengan sikap tegak rileks. Hitungan 1: keseimbangan langkahkan kaki kiri ke depan. Hitungan 2: kaki kanan menyusul melangkah ke depan. Ketika tumit kaki kanan masih terangkat, kaki kiri mundur diikuti kaki kanan mundur merapat. langkah depan : berdiri dengan sikap anjur kiri. hitungan 1: silangkan kaki kiri di muka kaki kanan. Hitungan 2: kaki kiri menyusul dan bersama-sama kaki kanan menyusul lagi (satu hep dua). Selanjutnya, langkahkan kaki kiri, disusul kanan, kemudian diikuti langkah kiri. langkah silang : berdiri dengan sikap anjur kiri. Hitungan 1: silangkan kaki kiri di muka kaki kanan. Kruispas dapat pula dilakukan ke belakang. Langkah silang ini dilakukan dengan irama 2/4. lari cepat : lari yang diperlombakan dengan cara berlari secepat-cepatnya (sprint) yang dilaksanakan di dalam lintasan lari menempuh jarak 100 m, 200 m dan 400 m. latihan kebugaran : merupakan salah satu syarat yang sangat jasmani diperlukan dalam usaha peningkatan kebugaran jasmani seseorang, dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat diabaikan. latihan kelenturan : senam ketangkasan dasar-dasar yang didahului dengan latihan pemanasan (warming-up). Bentukbentuk latihan kelenturan ada dua bentuk, yaitu: peregangan dinamis dan peregangan statis. lay-up shoot : memasukan bola ke arah ring basket dengan menghantarkan bola ke arah ring dalam posisi badan melayang. lob : pukulan melambung tinggi. 258
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
lompat jauh
lompat tali m melayang melempar melempar bola mengover bola basket meluncur pada aktivitas air memukul bola
menggiring bola sepak menggiring bola basket menalar/ mengasosiasi
menangkap bola menanya
menendang bola
: salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik. Tujuan lompat jauh ialah melakukan lompatan sejauh mungkin dengan teknik dan prosedur yang telah ditetapkan. : melompati anyaman karet dengan ketinggian tertentu. : di udara posisi tubuh saat berada di udara. : gerakan yang dilakukan tangan jauh dari pusat berat badan, seperti lempar cakram, lembing dan lontar martil. membuang bola jauh-jauh. : salah satu usaha dari seorang pemain untuk membagi atau memberi bola kepada temannya agar dapat memasukkan bola ke keranjang lawan. : gerak maju ke depan,posisi. kedua kaki, lengan dan badan lurus ke depan. : salah satu teknik dalam permainan kasti/ softball/baseball yang dilakukan oleh regu penyerang dengan melakukan pukulan terhadap bola yang dilemparkan oleh pelambung. : mengombinasikan teknik gerakan-gerakan menen dang dan menahan bola yang telah dipelajari. : upaya membawa bola dengan cara memantulkan bola di tempat, memantulkan bola sambil berjalan dan memantulkan bola sambil berlari. : mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/ informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan. : suatu usaha yang dilakukan oleh pemain untukdapat menguasai bola dengan tangan dan hasil pukulan ataupun lemparan teman. : membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi. : menyepak; mendepak (dengan kaki). Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
259
menendang dan menahan bola mengamati
: mengombinasikan teknik gerakan-gerakan menen dang dan menahan bola yang telah dipelajari. : mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat. mengayun : menggerakkan lengan dan/atau tungkai ke depan, belakang, dan/atau ke samping. mengomunikasikan : menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan; dan melakukan permainan sederhana. mengoper bola : memindahkan, mengirim bola. mengumpulkan : mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, men informasi/ demonstrasikan, meniru bentuk/gerak, mencoba melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/mengembangkan. menolak : gerakan yang dilakukan tangan tidak jauh dari pusat berat badan, seperti tolak peluru. o operan dari atas : operan ini dilakukan dengan dua tangan dan kepala bola berada di atas kepala agak ke belakang. operan pantulan : operan pantulan dilakukan dengan dua tangan dalam posisi bola di depan dada. operan kaitan : senjata yang ampuh untuk pemain berpostur pendek, tetapi ingin mencoba mengoperkan bola melewati di atas pemain lawan yang jauh lebih tinggi. operan dari : lemparan ini sangat baik dilakukan untuk bawah operan jarak dekat terutama sekali bila lawan melakukan penjagaan satu lawan satu. p passing : mengoperkan bola kepada teman seregunya dengan gerakan teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. pemanasan : persiapan tubuh untuk melakukan gerakan yang sesungguhnya. 260
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
pembelajaran
: proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. pendidikan : suatu proses pembelajaran melalui aktivitias jasmani jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif, kecerdasan emosi. pendinginan : menurunkan suhu tubuh secara perlahan, mem persiapkan tubuh untuk melakukan aktifitas lain pergaulan : merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. pergaulan bebas : salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. perilaku seks : menimbulkan suatu keterlibatn emosi dalam bebas (free sex) diri seorang pria dan wanita. Semakin sering hal itu dilakukan, semakin mendalam rasa ingin mengulangi sekalipun sebelumnya ada rasa sesal. permainan : permainan olahraga yang disederhanakan, sederhana penyederhanaan aturan main, jumlah pemain, lapangan permainan atau alat. poco-poco : Sejenis tarian beramai-ramai yang berbentuk aerobik dan populer sebagai aktifitas senam masal pola gerak dominan : seri aksi gerak yang memiliki fungsi luas yang dinamis ditampilkan dengan tuntutan ketepatan yang rendah dalam keadaan bergerak atau seimbang, misalnya berguling atau berputar posisi badan : posisi badan beserta seluruh anggota badan renang gaya dada rileks. Badan harus sehorizontal mungkin. Gerakan dimulai dengan persiapan kaki. Tumit ditarik mendekati pinggul sekaligus membuka lutut ke luar. Dorong kedua kaki ke belakang secaar serempak. Rapatkan kembali kedua kaki seperti sikap pertama. Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
261
posisi kaki renang : gerak spesifik gerakan kaki renang gaya dada gaya dada saat ini cenderung membentuk gerakan kaki dolphin (Whip kick), dimana pada saat istirahat, yaitu fase ketika kedua tungkai kaki bagian bawah ditarik serentak mendekati pinggul dan kemudian setelah fase itu dilakukan pergelangan kedua kaki diputar mengarah ke luar hingga membentuk sudut ± 50°. pola gerak : seri aksi gerak yang memiliki fungsi luas yang dominan statis ditampilkan dengan tuntutan ketepatan yang rendah dalam keadaan diam atau seimbang, misalnya berdiri dengan tangan (handstand) power : kombinasi dari kekuatan dan kecepatan. Power ini menunjukkan kemampuan untuk melakukan suatu kerja dengan cepat pukulan servis : merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lain secara diagonal dan bertujuan sebagai pembuka permainan dan merupakan suatu pukulan yang penting dalam permainan bulutangkis. pukulan lob : suatu pukulan dalam permainan bulutangkis yang dilakukan dengan tujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis lapangan. r remaja
: generasi penerus yang akan membangun bangsa kearah yang lebih baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.
renang gaya bebas : gaya yang dilakukan perenang selain dari gaya dada, gaya kupu-kupu, gaya punggung. rotasi lengan : fase istirahat (recovery), saat kedua lengan lurus renang gaya dada di depan. Fase membuka ke luar (outward), saat kedua tangan membuka ke luar hingga lebih lebar dari perpanjangan garis bahu. Fase menangkap (catch), fase ini dilakukan setelah akhir dari melakukan fase membuka, dimana saat mengerjakan fase ini usahakan siku tinggi (high elbow) untuk memutar pergelangan tangan. 262
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
rounders adalah
: cabang olahraga yang hampir sama dengan base ball dan softball.
s sehat
: suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya. Secara sederhana, sehat sinonim dengan kondisi tidak sakit. sehat menurut : suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental WHO dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. sehat menurut UU : keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang No. 23/1992 memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya seseorang dikatakan sehat jika tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya berjalan dengan normal dan sebagaimana mestinya. sikap mengambil : sikap telungkup dengan kedua kaki lurus ke napas renang gaya belakang dipegangi oleh teman dan kedua tangan dada lurus ke depan. Lakukan gerakan yang dimulai dengan kedua telapak tangan dibuka ke samping, dilanjutkan siku membentuk sudut di bawah dada. Putar kedua telapak tangan bersamaan dengan menekan ke bawah permukaan air dan akhir putarannya di bawah dagu. sepakbola : bola kian-kemari untuk diperebutkan di antara pemain-pemain, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukkan bola. senam : gerak badan dengan gerakan tertentu, seperti menggeliat, menggerakkan, dan meregangkan anggota badan senam fantasi : permainan imajinasi yang diciptakan sendiri oleh anak dalam dunianya. (dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak) senam irama : rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semat-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
263
senam irama : gerakan senam yang dilakukan dalam irama atau disebut juga musik, atau pembelajaran bebas yang dilakukan senam ritmik secara berirama. Senam ritmik dapat dilakukan dengan menggunakan alat ataupun tidak meng gunakan alat. servis : Servis adalah tindakan memukul bola oleh seorang pemain belakang kanan yang dilakukan dari daerah servis, langsung ke lapangan lawan. Servis merupakan aksi untuk melakukan bola ke dalam permainan servis atas : jenis servis dimana jalannya bola dari hasil pukulan servis itu tidak mengandung putaran (bola berjalan mengapung atau mengambang). shooting menembak ke arah gawang (sepak bola), ke arah ring basket (bola basket) sikap Kapal : mengangkat salah satu kaki sambil men terbang condongkan badan ke depan diikuti tangan lurus ke samping sebagai penyeimbang sikap lilin : merupakan salah satu bentuk latihan keseimbangan pada senam dasar dengan posisi bada lurus dan kedua kaki rapat dan lurus ke atas dengan bertumpu pada pundak (seperti lilin pada posisi berdiri) sikap melayang : merupakan salah satu bentuk latihan keseim bangan pada senam dasar dengan posisi badan dan kaki lurus ke belakang sedangkan kedua lengan terentang ke samping dan tumpuan menggunakan salah satu kaki sliding : upaya menyentuh base dengan menjulurkan salah satu kaki ke depan dan kaki yang satunya dilipat ke belakang smash : pukulan yang menukik dan tajam serta mematikan lawan main sportif : bersifat kesatria, jujur, dsb start : titik awal untuk memuali bergerak start jalan cepat : gerakan permulaan sebelum pejalan cepat melakukan perlombaan jalan cepat yang dilakukan dengan start berdiri.
264
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
t tangkisan
: usaha pembelaan dalam pencaksilat dengan cara mengadakan kontak langsung dengan serangan teknik dasar : cara yang harus dikuasai untuk melakukan suatu gerakan topspin : pukulan bola pada bagian atas bola tenaga ledak otot : kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kerja secara eksplosif yang dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi otot tujuan : mengombinasikan gerak spesifik melempar pembelajaran dan menangkap bola yang telah dipelajari mengombinasikan gerak spesifik melempar dan melempar dan menangkap bola yang telah dipelajari. menangkap bola : mengombinasikan gerak spesifik melempar, tujuan memukul dan menangkap bola yang telah pembelajaran dipelajari. melempar, memukul dan menangkap bola v variasi : melakukan satu teknik gerakan dengan berbagai cara volley : memainkan bola sebelum menyentuh tanah/ lantai volume Latihan : lamanya waktu yang digunakan berlatih untuk mencapai tingkat kebugaran jasmani, misalnya lama waktu yang digunakan untuk berlatih bukan atlit minimal 20 menit z zig - zag : garis berliku-liku atau gerakan berliku-liku
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
265
Kunci Jawaban 1. Penilaian Pembelajaran 1: Permainan Bola Besar 1
D
6
C
11
A
16
A
21
A
26
B
2
A
7
B
12
A
17
B
22
A
27
D
3
C
8
A
13
D
18
B
23
B
28
B
4
A
9
A
14
B
19
C
24
A
29
C
5
D
10
A
15
A
20
D
25
C
30
B
2. Penilaian Pembelajaran 2: Permainan Bola Kecil 1
D
6
D
11
C
16
B
2
B
7
C
12
B
17
C
3
D
8
C
13
A
18
D
4
B
9
D
14
D
19
C
5
C
10
B
15
A
20
B
3. Penilaian Pembelajaran 3: Aktivitas Atletik 1
B
6
A
2
D
7
B
3
D
8
A
4
B
9
B
5
C
10
C
4. Penilaian Pembelajaran 4: Aktivitas Kebugaran Jasmani
266
1
A
6
D
2
C
7
A
3
D
8
A
4
D
9
A
5
D
10
B
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
5. Penilaian Pembelajaran 5 : Aktivitas Senam Berirama 1
B
6
A
2
C
7
D
3
D
8
A
4
C
9
C
5
B
10
C
6. Penilaian Pembelajaran 6 : Aktivitas Air 1
B
6
C
2
D
7
A
3
D
8
A
4
B
9
B
5
C
10
D
7. Penilaian Pembelajaran 7 : Pencegahan Bahaya Pergaulan Bebas 1
A
6
B
2
B
7
C
3
C
8
B
4
D
9
A
5
A
10
B
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
267
Biodata Penulis Nama Lengkap : Drs. Muhajir, M.Pd Telp Kantor/HP : 08122465832 E-mail
:
[email protected]
Alamat Kantor : SMP Negeri 2 Talaga Jl. Raya Lampuyang No. 21 Kec. Talaga Kabupaten Majalengka Bidang Keahlian : Olahraga Riwayat Pekerjaan/Profesi 10 Tahun Terakhir: 1. Guru Penjasorkes SMPN 2 Talaga Majalengka (Tahun 1998 Sekarang) 2. Guru Penjasorkes SMA Unggulan Darul Hikam Kota Bandung (Tahun 2007-2010) 3. Guru Penjasorkes SMEA Insan Cinta Bangsa Kota Bandung (Tahun 2007-2012) 4. Guru Penjasorkes SMIP Insan Cinta Bangsa Kota Bandung (Tahun 2007-2010) Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar: 1. S2 Program Studi Kurikulum Pendidikan Pasca Sarjana IKIP Bandung (Masuk 1997 dan Lulus 2000). 2. S1 Fakultas Olahraga dan Kesehatan/Pendidikan Kepelatihan Olahraga IKIP Bandung (Masuk 1989 dan Lulus 1994.) Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Buku PJOK SD Kelas I Berdasarkan KTSP (Penerbit Ganeca Exact, 2006) 2. Buku PJOK SD Kelas II Berdasarkan KTSP (Penerbit Ganeca Exact, 2006) 3. Buku PJOK SD Kelas III Berdasarkan KTSP (Penerbit Ganeca Exact, 2006) 4. Buku PJOK SD Kelas IV Berdasarkan KTSP (Penerbit Ganeca Exact, 2006) 268
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
5. Buku PJOK SD Kelas V Berdasarkan KTSP (Penerbit Ganeca Exact, 2006) 6. Buku PJOK SD Kelas VI Berdasarkan KTSP (Penerbit Ganeca Exact, 2006) 7. Buku PJOK SMP Kelas VII Berdasarkan KTSP (Penerbit Yudhistira, 2006) 8. Buku PJOK SMP Kelas VIII Berdasarkan KTSP (Penerbit Yudhistira, 2006) 9. Buku PJOK SMP Kelas IX Berdasarkan KTSP (Penerbit Yudhistira, 2006) 10. Buku PJOK SMA Kelas X Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006) 11. Buku PJOK SMA Kelas XI Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006) 12. Buku PJOK SMA Kelas XII Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006) 13. Buku PJOK SMK Kelas X Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006) 14. Buku PJOK SMK Kelas XI Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006) 15. Buku PJOK SMK Kelas XII Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006) 16. Buku PJOK SMP Kelas VII Berdasarkan K13 (Penerbit Yudhistira, 2014) 17. Buku PJOK SMP Kelas VIII Berdasarkan K13 (Penerbit Yudhistira, 2014) 18. Buku PJOK SMP Kelas IX Berdasarkan K13 (Penerbit Yudhistira, 2014) 19. Buku PJOK SMA Kelas X Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014) 20. Buku PJOK SMA Kelas XI Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014) 21. Buku PJOK SMA Kelas XII Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014) 22. Buku PJOK SMK Kelas X Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014) 23. Buku PJOK SMK Kelas XI Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014) 24. Buku PJOK SMK Kelas XII Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014) 25. Buku Siswa PJOK SMP Kelas VII Berdasarkan K13 (Kemdikbud, 2014) 26. Buku Guru PJOK SMP Kelas VII Berdasarkan K13 (Kemdikbud, 2014) 27. Buku Siswa PJOK SMALB Tunadaksa Kelas X Berdasarkan K13 (Kemdikbud, 2015) 28. Buku Guru PJOK SMALB Tunadaksa Kelas X Berdasarkan K13 (Kemdikbud, 2015) 29. Buku Siswa PJOK SMALB Tunadaksa Kelas XI Berdasarkan K13 (Kemdikbud, 2015) 30. Buku Guru PJOK SMALB Tunadaksa Kelas XI Berdasarkan K13 (Kemdikbud, 2015)
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
269
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir): 1. Keberhasilan Pembelajaran dengan Menggunakan Model Bermain Bentuk Sirkuit dan Modifikasi Permainan dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Permainan Bolabasket pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Talaga. 2. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Permainan Bolabasket dengan Menggunakan Model Permainan Sederhana (Low Organized Games) pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Talaga. 3. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lompat Menggunakan Media Kardus dan Ban Motor Bekas pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 2 Talaga Majalengka Jawa Barat. 4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru dan Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus pada SMA Negeri di Kabupaten Majalengka).
270
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Biodata Penyunting Materi Nama Lengkap : Drs. Sismadiyanto, M.Pd Telp Kantor/HP : 081215952430 E-mail
:
[email protected]
Alamat Kantor : FIK Universitas Negeri Yogyakarta Jl. Colombo No. 1 Depok Sleman DI. Yogyakarta
Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa
271