2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Sebuah karya persembahan para mahasiswa berprestasi untuk bangsa, Universitas Indonesia, dan mapres selanjutnya st
1
edition
Book of MAPRES
2010
Pendahuluan
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI Book of Mapres: Sebuah Hadiah Bagi Para Pemimpi Oleh Wahyu Awaludin
Suatu hari di bulan Oktober 2009, Muhammad Ilman Akbar (Fasilkom angkatan 2005), Avina Nadhila Widharsa (FISIP angkatan 2008), Refaldo Fanther (FT angkatan 2008), dan saya sendiri (FIB angkatan 2008) membentuk sebuah komunitas yang kami namakan For-UI (Forum Anak UI). Ini adalah sebuah forum bentukan anakUI.com yang bertujuan untuk mendiskusikan hal-hal yang dirasa berguna untuk anak-anak UI. Suatu sore di bulan November 2009, For-UI mengundang Muchdlir Jauhary (Johar-FE06), Mapres Nasional 2009, untuk berbagi kisah tentang seluk-beluk kompetisi Mapres di UI. Salah satu hal yang saya ingat adalah sebuah fakta bahwa dia sudah tahu tentang kompetisi Mapres sejak semester pertama. Pun suatu sore di bulan Juli 2010, saat saya mewawancarai Tantia Dian Permata Indah (TantiaFE06), Mapres Nasional 2010, ada satu hal yang sampai sekarang saya ingat: Tantia mengetahui tentang kompetisi Mapres sejak semester pertama. Rupanya, wahai sahabat, para juara adalah mereka yang berhasil mempertemukan antara persiapan dengan kesempatan. Maka, berawal dari diskusi tengah malam ILDP (Indonesian Leadership Development Program) di puncak, kesepakatan pun didapat. Erika Hapsari, kadiv P&K BEM UI 2010, dan saya, mulai menyusun cetak biru project ini. Kami menyebutnya Book of Mapres. Sebuah ebook yang berisi tulisan-tulisan Mapres se-UI tentang pengalaman mereka menembus kompetisi mapres, tips-trik, juga keuntungan mengikuti kompetisi mapres. Kami percaya bahwa tulisan ini akan sangat berguna bagi teman-teman yang mempunyai mimpi untuk naik ke podium kehormatan mahasiswa berprestasi. Tujuannya jelas: pertama, kami ingin menginspirasi teman-teman UI secara umum dan maba 2010 secara khusus. Kedua, kami ingin menciptakan jejaring persahabatan bagi para pemimpi. Karena kami yakin, sinergisasi antara para pemimpi akan melahirkan sebuah semangat yang dahsyat. Kami pun mulai menghubungi para mapres dari tiap fakultas, meminta mereka untuk menulis tentang ini. Satu persatu tulisan mulai berdatangan. Kami pun mulai menyusun dan merekrut tim baru. Akhirnya, setelah berbagai dinamika, di sinilah kami, mencoba menyuguhkan persiapan yang kami mampu untukmu, sahabat...persiapan untuk membantumu menembus kompetisi Mapres.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
Pendahuluan
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI Seorang mahasiswa berprestasi, menurut Big Zaman, mapres kedua Fasilkom, adalah seseorang yang berprestasi untuk dirinya sendiri dan berprestasi bagi orang lain. Ia bukan seorang yang individualistis, bukan CV-man, bukan orang yang mengabdi demi sertifikat. Sebaliknya, mahasiswa berprestasi adalah orang yang mampu menginspirasi kawan-kawannya agar berprestasi. Dengan memahami filosofi di atas, mahasiswa berprestasi bukanlah sekadar mahasiswa yang memenangkan kompetisi mapres. Ia adalah mahasiswa yang bermanfaat dan dinanti manfaatnya. Terakhir, sebagai penutup, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada tim yang hebat ini. Erika Hapsari, terima kasih atas ide-ide kreatifmu dan hasil kerjamu yang oke. Liza Yudhita Widiastuti, terima kasih atas lontaran pemikiranmu yang brilian dan kemampuanmu untuk mengorganisasi temanteman. Eries Septiani, terima kasih atas koreksi-koreksianmu yang begitu teliti atas EYD buku ini. Bani Bacan, terima kasih atas hasil desainmu yang bagus. Januardi Imam Nugroho, terima kasih mau menjadi penanggung jawab project ini. Terima kasih untuk mas Pipin Sopian, IMRI, sebagai PO ILDP. Akhirnya, puji syukur kepada Allah Ta'ala yang mengizinkan Book of Mapres ini selesai.
Wahyu Awaludin Pimpinan Redaksi
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
Daftar Isi
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Pendahuluan Daftar Isi Pengalaman + tips and trick menjadi MAPRES Alur Pemilihan MAPRES Susunan Panitia
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Pengalaman + tips and trick menjadi MAPRES
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Felix Chikita Fredy Fakultas Kedokteran 2007 MAPRES UTAMA FK UI 2010 MAPRES 3 UI 2010
st
1
edition
Book of MAPRES
Menjadi MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
D
apat dikatakan bahwa menjadi mapres merupakan pencapaian tertinggi dari seorang “mahasiswa”. Mapres adalah suatu predikat yang akan terus menempel pada dirimu di saat sekali saja kamu mendapatkannya. Menjadi mapres tentunya akan membawa kebanggaan bagi dirimu, orang tuamu, sahabat-sahabatmu, dan semua orang di sekitarmu. Kamu akan menjadi tokoh dan panutan bagi rekan sejawat dan junior-junior. Perkenalkan, nama saya Felix Chikita Fredy, mapres FKUI tahun 2010 sekaligus mapres III UI tahun 2010. Mendapat predikat tersebut sama sekali bukan proses yang sukar, namun ternyata amat sukar. Sukar di sini bukan berarti susah untuk diwujudkan, melainkan dituntut semangat tinggi, daya juang tinggi, perngorbanan yang besar, selalu memberikan yang maksimal, dan konsistensi. Adalah hal yang sukar membagi waktu untuk kegiatan perkuliahan (kuliah, praktikum, LTM/tugas, ujian) dengan waktu untuk kegiatan mapres (sekolah mapres, mengumpulkan CV beserta bukti-buktinya,mempersiapkan debat bahasa Inggris, membuat karya tulis). Namun, “sukar” bukan sama dengan “tidak bisa”. Saya menjadi mapres FKUI melalui berbagai tahapan. Pertama, saya diwajibkan mengikuti sekolah mapres sebanyak 2-3 kali pertemuan. Kegiatan sekolah mapres ini biasanya diselenggarakan hari sabtu atau minggu. Sekolah mapres berisi pembekalan materi untuk tahap-tahap selanjutnya. Di sekolah mapres ini, saya diwajibkan untuk selalu aktif bertanya pada narasumber. Selain itu, terdapat pre- dan post-test yang nilainya diperhitungkan. Di akhir sekolah mapres, sekitar setengah peserta biasanya gugur. Entah mengundurkan diri ataupun nilainya tidak mencukupi. Tahap selanjutnya adalah tahap paling ribet, yaitu membuat CV dan mengumpulkan bukti-bukti sertifikat. Di sini kepanikan biasanya terjadi. Sering kali apa yang tertulis di CV-mu tidak ada bukti autentiknya. Pada kasus seperti ini, kita diperbolehkan membuat bukti dengan cara membuat surat pernyataan yang ditandatangani oleh ketua organisasi atau dekanat terkait. Perlu usaha yang ulet untuk mendata CV, mengingat-ingat CV, dan yang terpenting “membujuk” rekan/kakak kelas/dekanat untuk menandatangani surat pernyataan kita. Setelah tahap pengumpulan CV selanjutnya adalah tahap debat bahasa Inggris. Sistem yang diterapkan di FKUI bak sistem Putri Indonesia atau ajang sejenisnya, yakni tema yang akan dibawakan baru diketahui sesaat sebelum tampil. Tahap ini lah yang paling mencemaskan bagi saya. Saya maju di urutan ke 5. Ketika nama saya dipanggil, saya maju dan mengambil kocokan kertas yang berisi sebuah tema yang harus saya bawakan. Setelah membawakannya sekitar 6 menit, akan ada dua orang oponen yang melawan pendapat kita. Di sini kita dituntut konsistensinya, namun tetap terbuka terhadap pendapat orang lain. Lolos dari tahap CV dan debat bahasa Inggris, saya masuk ke tahap selanjutnya yaitu pembuatan karya tulis. Di tahap ini hanya terdapat 10 peserta bertahan dengan akumulasi nilai tertinggi. Namun,
st
1
edition
Book of MAPRES
Menjadi MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI selama proses tak satupun nilai yang diberitahukan kepada kami. Bagi saya, bagian tersulit dari proses ini adalah menentukan tema karya tulis. Saat itu, saya sempat 3 kali mengganti temayang saya pakai dan baru tercetus sekitar H-3 deadline. Disini saya 3 hari berturut-turut tidur hanya 3 jam karena saya mengingkan karya tulis yang saya buat sesempurna mungkin, baik dari isi maupun tata bahasa. Selanjutnya makalah akan diniliai oleh 3 orang juri. Lalu nilainya diakumulasikan dengan nilai tahap-tahap sebelumnya. Lima nilai tertinggi akan melanjutkan ke babak final, yakni presentasi karya tulis. Tahap presentasi karya tulis ini merupakan babak yang paling rileks bagi saya. Hal yang dibutuhkan pada tahap ini ialah bagaimana kita membuat orang mudah mengerti dengan isi karya tulis kita dan meyakinkan orang betapa pentingnya masalah yang kita angkat. Strateginya ialah dengan mengemas presentasi semenarik mungkin dan menggunakan bahasa sesederhana mungkin. Setelah melalui proses yang panjang tersebut, akhirnya saya berhasil mendapatkan gelar Mapres FKUI 2010. Namun, perjuangan tidak terhenti di sana. Menjadi mapres utama FKUI berarti menjadi wakil FKUI dalam ajang pemilihan mahasiswa berprestasi UI tahun 2010. Tanggung jawab menjadi agak aemakin berat mengingat FKUI yang menjadi tuan rumah. Tahapan seleksi mapres UI yang dilalui kurang lebih sama pada tahap seleksi di fakultas yaitu pengumpulan CV, debat bahasa inggris, dan presentasi karya tulis. Hal yang menantang saya ialah bagaimana saya menyampaikan isi karya tulis saya yang berbau kedokteran kepada orang awam. Namun, semua dapat dilalui dan saya mendapatkan predikat Pemakalah Terbaik dan Mapres III UI tahun 2010. Dari pemaparan singkat perjalanan mapres di atas, dapat dilihat bahwa untuk memenangkan predikat bergengsi tersebut dibutuhkan kerja keras dan konsistensi yang tidak sedikit. Prosesnya panjang dan sering kali yang membuat peserta gugur ialah kurangnya motivasi dan kekonsistensian. Jadi hal terpenting yang harus dipupuk sebelum memutuskan ikut ajang mapres adalah kuatkan motivasi, tekat, dan terus jaga konsistensi kerjamu. Tips lain terutama bagi mahasiswa tingkat I atau II yang memiliki keinginan untuk menjadi mapres ialah mulailah mengejar CV. Mengejar CV bukan berarti ambisius, melainkan memanfaatkan dan mengambil setiap peluang yang ada. Selain itu, sikap selalu ingin mengembangkan diri adalah salah satu sikap yang dibutuhkan untuk menjadi mapres. Tentunya sikap ini harus diimbangkan dengan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar. Berikanlah upaya yang maksimal di setiap tahap. Misalnya adalah kemaslah presentasimu dengan semenarik mungkin. Satu hal yang terpenting dari semua tulisan ini ialah selalu berdoa. Pusatkan tujuanmu pada kepentingan sosial bukan semata menjadi mapres untuk diri sendiri. Terakhir, jangan lupa untuk meminta restu dari kedua orang tua.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Teguh Iman Maulana Fakultas Ekonomi 2007 MAPRES 2 FE UI 2010
st
1
edition
Book of MAPRES
Menjadi MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
M
APRES!! Wah, awalnya saya sendiri tidak terpikirkan bahkan mengetahui apa itu MAPRES alias Mahasiswa Berprestasi. Pertama kali saya berkenalan dengan kata MAPRES adalah saat duduk di tahun pertama, tepatnya semester ke-2. Suatu hari saya tertarik untuk menghadiri acara final Pemilihan Mapres FEUI tahun 2007. Ketika itu di antara 10 finalis, beberapa orang memang saya mengenalnya. Sempat terpercik dalam pikiran saya, “Wah, keren yah menjadi mahasiswa yang bisa berdiri di depan sana”, terutama setelah membaca CV mereka yang masih terpampang di papan pengumuman sampai beberapa hari setelahnya. Tanpa berbekas, semangat itu hilang terbawa waktu. Tahun berikutnya pun, saya sempat menghadiri prosesi penganugerahan Mapres FEUI, dan yah sama seperti sebelumnya semangat itu hanya bertahan maksimal satu bulan setelah acara berlangsung. Keseriusan saya muncul saat tahun ketiga dan kali ini saya tidak hadir di final Mapres FEUI. Tetapi pada tahun ini saya ”ditampar” oleh ucapan seorang finalis Mapres tahun 2009 yang menyebutkan sebuah ayat Alquran yang isinya kurang lebih “Kalian adalah umat terbaik di antara manusia untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran”. Mendengar hal tersebut, saya menjadi malu kepada diri saya sendiri, lingkungan sekitar saya, dan terutama kepada Allah Swt. Bertolak dari hal inilah saya mendapatkan dorongan kuat untuk tahun berikutnya mengambil bagian dalam pemilihan Mapres di fakultas. Tujuan saya tidak lain ialah untuk membuktikan ayat tersebut sebagai kewajiban saya yang mengimaninya. Hal pertama yang saya lakukan adalah menganalisis sejauh mana potensi yang saya miliki dan hal apa saja yang telah saya lakukan selama berada di kampus ini. Saya sering berdiskusi dengan MapresMapres tahun sebelumnya mengenai hal yang perlu ditingkatkan dari kapasitas saya saat itu. Cukup beruntung, karena saya senang dan aktif dalam berbagai kegiatan di kampus, saya hanya cukup merapikan dokumentasi kegiatan-kegiatan tersebut. Saya berusaha mem-positioning-kan diri saya sebagai mahasiswa yang memiliki keseimbangan dalam berbagai hal terutama saya kaitkan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi (akademis, penelitian, dan pengabdian masyarakat). Lebih jauh lagi, saya menggunakan prinsip keseimbangan kehidupan yaitu intellectual, spiritual, financial, physical, dan social. Saya berusaha mengkapitalisasi seluruh kegiatan yang saya lakukan selama masih berhubungan dengan prinsip-prinsip tersebut. Mendekati masa pemilihan Mapres FEUI, saya termasuk orang yang secara diam-diam mendaftar. Cara ini efektif untuk mengurangi tekanan pada diri saya dibandingkan sejak awal banyak orang telah mengetahui saya akan ikut berpartisipasi. Dalam proses pemilihan, tahap yang harus diperhatikan adalah memastikan formulir terisi dengan optimal serta memilih topik karya tulis ilmiah dengan baik karena keduanya memiliki bobot yang besar. Untuk karya tulis ilmiah, saya berusaha mengangkat topik yang sederhana, aplikatif, dan memiliki manfaat besar bagi masyarakat.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI Secara keseluruhan proses pendaftaran berjalan dengan lancar. Untuk tahap-tahap berikutnya pun saya tidak menghadapi masalah berarti karena saya berusaha untuk selalu tenang dan meluruskan niat dalam mengikuti proses ini. Hanya saja yang sedikit saya sesalkan ketika tahap presentasi karya tulis yang dirasakan kurang optimal. Saya tidak lancar dalam menyampaikan presentasi dan overtime. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi saya untuk penampilan pada kesempatan-kesempatan lainnya. Setelah menjadi Mapres ada konsekuensi yang harus diperhatikan, antara lain: 1. Menjadi kebanggaan bagi diri sendiri, keluarga, peer group, organisasi, dan lingkungan. 2. Memiliki pengaruh yang cukup didengar dan harus digunakan seoptimal mungkin untuk memotivasi orang agar dapat meraih prestasi yang lebih baik. 3. Bila ada acara-acara tertentu biasanya Mapreslah yang diutamakan untuk mengikutinya terlebih dahulu dan saat ini Universitas Indonesia memiliki ILDP (Indonesian Leadership Development Program) yang sangat baik untuk pengembangan diri. 4. Pragmatisnya alias materi. Lumayan lah menambah uang jajan ^^v.
1. 2. 3.
4. 5. 6. 7.
Beberapa tips dan trick bagi rekan-rekan yang berkeinginan untuk menjadi Mapres. Persiapkan dan rencanakan sejak dini untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Kapitalisasi seluruh kegiatan melalui pendokumentasian (sertifikat, piagam, SK). Bobot penilaian karya tulis cukup besar sehingga sebaiknya memilih tema yang aplikatif dan dapat menjadi solusi permasalahan di masyarakat. Serta, saat presentasi buatlah semenarik mungkin dan coba berpikir out of the box dalam penyajiannya. Berusahalah menjadi mahasiswa yang berimbang di berbagai bidang dan seoptimal mungkin memanfaatkan masa kuliah ini dengan berbagai kegiatan. Jangan jadikan Mapres itu sebagai tujuan (goal) tapi jadikan Mapres sebagai alat (tool) untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Berusahalah menjadi pribadi yang genuine karena hal tersebut akan lebih menarik dibandingkan pribadi yang dibuat-buat. Kalau dibuat-buat akan terlihat saat wawancara kepribadian. Sejak dini pastikan menguasai Bahasa Inggris (mutlak), lebih baik lagi kalau menguasai bahasa asing lainnya.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Lewi Aga Basoeki Alumnus Fakultas Hukum 2006 MAPRES 2 FH UI 2010
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
MAPRES : Bukan Sekedar Gelar
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
M
enjadi Mahasiswa berprestasi bagi saya merupakan anugerah dari Tuhan. Mengapa? Alasannya
adalah karena sebenarnya segala pencapaian yang saya raih selama empat tahun berkuliah di
Fakultas Hukum adalah dari Tuhan, oleh Tuhan, dan kepada Tuhan. Saya merasa bahwa gelar
“Mahasiswa Berprestasi” ini adalah amanah yang bukan untuk disombongkan atau diagung-agungkan, namun justru amanah untuk bisa berbuat lebih baik lagi. Bukan hanya untuk kemajuan diri sendiri tetapi juga untuk kemajuan lingkungan sekitar hingga bangsa dan negara ini. Mahasiswa berprestasi adalah gelar yang membuktikan bahwa seorang mahasiswa memang cerdas secara akademis maupun non-akademis. Gelar ini tidak akan pernah bisa diraih apabila seorang mahasiswa sejak awal tidak memberanikan diri untuk menggali ilmu lebih dalam lagi dan memiliki kegiatan-kegiatan yang mengasah kemampuan non-akademisnya. Persiapan menjadi seorang Mahasiswa Berprestasi justru bukan pada saat berkompetisi selama 1 bulan tetapi sejak menjadi Mahasiswa Baru! Di FH UI, kompetisi ini dapat diikuti oleh mahasiswa tingkat 3 dan tingkat 4. Hal ini berarti
setiap
mahasiswa berkesempatan untuk mengikuti kompetisi ini ketika dia berada di tingkat 3 ataupun tingkat 4. Namun dengan catatan, IPKnya harus 3,00. Kalau syarat ini terpenuhi maka yang harus dilakukan adalah mengisi formulir pendaftaran dan memberanikan diri untuk mengumpulkannya kembali ke panitia. Satu hal yang saya rasakan ketika mengisi formulir adalah saya diajak untuk bercermin karena setiap tabel isian yang ada di formulir tersebut menggambarkan pencapaian apa yang sudah pernah dilakukan selama kuliah di Fakultas Hukum. Bagi saya, hal ini merupakan suatu tantangan tersendiri sekaligus beban karena ketakutan jika saya ternyata tidak terlalu pintar atau tidak terlalu aktif. Namun akhirnya saya berhasil mengatasi ketakutan tersebut dan berhasil mengumpulkannya tepat waktu. Tahapan berikutnya adalah seleksi administrasi berdasarkan formulir tersebut oleh dewan juri. Mereka akan menilai apakah calon-calon ini memiliki track record yang baik atau justru buruk ketika menjadi mahasiswa. Inilah yang cukup rumit karena setiap dosen punya penilaiannya sendiri-sendiri. Bersyukurnya, saya tidak memiliki masalah apapun dengan staff pengajar di FH UI. Jadi saya lolos ke tahap berikutnya. Tahapan yang cukup menyita waktu dan tenaga adalah ketika saya harus membuat makalah di dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan tema yang sama. Setiap calon juga harus memiliki pembimbing makalah. Karena saya sedang menulis skripsi, saya pada akhirnya mengambil tema yang variabelnya tidak jauh-jauh dari skripsi saya dan pembimbing makalah saya itu adalah pembimbing skripsi saya , Mbak Tiurma M.P. Allagan. Biasanya, di bagian ini ada beberapa calon yang mengundurkan diri karena tidak siap dengan deadline yang diberikan oleh panitia. Jadi, hal yang harus dilakukan adalah mengatur jadwal dengan baik yang terdiri dari pencarian tema, riset, wawancara narasumber, pembuatan makalah, bimbingan, dan sebagainya. Pembuatan makalah ini sebenarnya menguji seorang calon untuk bisa mengatur waktu dengan baik dan menempatkan prioritas. Kunci terpenting di dalam membuat makalah ini adalah kemampuan riset seorang calon. Makalah tidak
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI informasinya yang banyak (tidak hanya satu atau dua bahan rujukan). Setelah makalah dikumpulkan kepada panitia, tahapan berikutnya adalah presentasi di hadapan dewan juri. Presentasi dilakukan dua kali yaitu presentasi di dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tahap ini menurut saya paling menyenangkan karena kita bisa belajar dari calon-calon lainnya sekaligus belajar dari dewan juri. Dewan juri akan menanyakan berbagai macam pertanyaan yang berhubungan dengan makalah yang kita buat. Sejujurnya, saya merindukan masa-masa itu karena saya ditempa habis-habisan oleh pertanyaan dari dewan juri maupun sanggahan dari calon-calon lainnya. Setelah presentasi selesai, setelah itu calon-calon tinggal menunggu hasil dari keputusan Dewan Juri. Banyak hal yang bisa dipelajari ketika saya mengikuti kompetisi ini sekaligus setelah menyandang predikat sebagai Juara II Mahasiswa Berprestasi Utama Fakultas Hukum 2010. Saya belajar untuk selalu rendah hati dan mau belajar dari orang lain. Sesekali memang terbersit pemikiran bahwa saya “lebih baik” dibandingkan orang lain tetapi setelah saya pikir-pikir, tidak ada yang perlu dibanggakan dari gelar ini karena justru saya harus berbuat lebih banyak untuk membuat sekitar saya menjadi lebih berprestasi bahkan lebih baik dibandingkan saya. Gelar ini pasti akan bertahan satu tahun, sampai ada mahasiswa berprestasi tahun berikutnya. Namun yang pasti, kontribusi kepada sekitar tentu tidak akan selesai sampai di situ. Gelar ini justru teruji ketika berada di tengah-tengah masyarakat saat seorang mahasiswa berprestasi sanggup mencegah pembusukan di negeri ini dengan cara menjadi garam ataupun menjadi lilin di tengah-tengah bagian negeri ini yang gelap. Selamat berjuang rekan-rekan yang ingin menjadi mahasiswa berprestasi! Gelar ini bukan untuk membanggakan dirimu sendiri tetapi justru untuk membuatmu bisa berdiri memandu bangsa ini keluar dari keterpurukannya! Salam perjuangan!
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Alfi Syahriyani Fakultas Ilmu Budaya 2007 MAPRES 2 FIB UI 2010
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
Mari Meracik Secangkir Kopi (Catatan Perjalanan Mapres)
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI Secangkir kopi yang dengan tenang menunggu kau minum itu tidak pernah mengusut kenapa kau bisa membedakan aromanya dari asap yang setiap hari kau hirup ketika berangkat dan pulang kerja di kota yang semakin tidak bisa mengerti kenapa mesti ada secangkir kopi yang tersedia di atas meja setiap pagi (Sapardi Djoko Damono)
P
embaca, anggaplah bahwa saat ini Anda sedang berada di warung kopi. Saya hendak berbagi kepada
Pembaca semua tentang sedikit perjalanan hidup saya. Setidaknya, untuk mengingatkan kembali
bahwa di balik kekuatan besar akan selalu tersimpan tanggung jawab yang juga besar. Nah, mari ikut
saya menikmati ruap, manis, getir, dan terjaganya mata selama kompetisi MAPRES. Proses ini bagi saya adalah perpaduan antara aroma yang menenangkan dan cafein yang menusuk-nusuk saraf Sediakan sendok dan gelas “Kami yakin bahwa tabir yang memisahkan antara kami dan keberhasilan hanyalah keputusasaan, jika harapan itu kuat, maka atas izin Allah kami akan memperoleh banyak kebaikan” (Hassan al-Banna) Kompetisi MAPRES. Satu ajang (yang katanya) bergengsi di kampus. Tidak banyak orang yang berani mengambil keputusan untuk mengikuti ajang ini. Bisa jadi mereka merasa tidak percaya diri, tidak pantas, malu, minder, atau perasaan negatif yang membuat langkah surut. Membaca tebalnya formulir pasti akan membuat mual, berjaga beberapa hari dengan buku dan jurnal bisa jadi membuat kantung mata kita semakin tebal, berkenalan dengan bahasa asing mungkin juga membuat kacamata retak sebelah. Tapi, membaca kesempatan yang tidak semua orang mampu lakukan adalah anugerah yang tidak ternilai. Kompetisi MAPRES. Satu ajang yang sempat membuat saya (bahasa anak mudanya) “galau”, hehe. Merasa bahwa sebetulnya banyak yang jauh lebih hebat dari saya, namun belum berkesempatan ikut karena terbentur prioritas. Akan tetapi, saya percaya, bahwa setiap orang punya orbitnya sendiri-sendiri, lahannya sendiri-sendiri, dan saya memilih kompetisi ini sebagai ladang amal. This is one of the ways to inspire others! Nah, belajar dari kesalahan saya—yang mendaftar dua hari menjelang pendaftaran ditutup—maka bersyukurlah kalian yang bisa mempersiapkannya jauh-jauh hari. Perencanaan yang matang dan keyakinan diri. Ini menjadi pelajaran pertama.
Masukkan kopi dan gula secukupnya “Apa yang ada dalam benakmu, Nak” “Mimpi, Bu” Februari 2010 ini adalah bulan yang menentukan. Setelah melalui seleksi penyisihan, dari 36 peserta yang mendaftar di FIB, 12 di antaranya berkesempatan untuk melakukan penelitian lapangan ke Indramayu selama lima hari. Waktu itu temanya sangat menarik, tentang “Budaya Bahari”. Tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya yang terbiasa melakukan penelitian teks. Bersosialisasi dengan paranormal, nelayan miskin, juragan kapal, dan aktivis nelayan, membuat empati saya terhadap mereka meluap.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI Setelah itu, saya dan 11 orang lainnya harus jungkir balik menyelesaikan makalah dalam waktu dan tempo jang sesingkat-singkatnya :p. Di sinilah petualangan saya bersama “kopi” dimulai. Tidak dengan meminum secangkir dua cangkir karena sungguh saya tidak suka minum kopi. Hanya saja, menjadikan “makalah” penelitian sebagai bantal guling selama satu minggu sudah cukup membuat saya sadar bahwa mimpi itu bisa diraih dengan kerja keras. Saya yakin, pembaca juga termasuk orang yang terbiasa dengan segudang agenda. Tapi, tunggu dulu. Selama ini mungkin kita terlalu sering menuntut benefit tanpa tahu cost yang harus dibayar. Itu yang terjadi dengan saya dulu. Saya sakit, dan itu adalah konsekuensi. Pelajaran kedua untuk pembaca, ketika sadar bahwa segala sesuatu butuh kerja keras, maka kesehatan mental dan fisik harus terus dijaga. Ok? Tuangkan air panas Aroma kopi yang khas mulai tercium ketika tahu-tahu saja saya sudah berada di deretan finalis. Dari 12 peserta, setelah mempresentasikan makalah, juga ALL OUT di panggung karena menyuguhkan pentas seni yang membuat urat malu kami putus, hehe, akhirnya terpilihlah 6 besar. Kami diminta untuk debat bahasa Inggris, dan (lagi-lagi) mempersembahkan pentas seni untuk kali kedua. Tidak ada latihan debat bahasa Inggris karena saya lebih repot mengurusi pentas seni. Maka ketika berada di panggung, saya merasa kurang maksimal. Ini menjadi evaluasi tersendiri bagi saya. Ah ya, saya tak hendak menyuguhkan yang enak-enak pada pembaca, karena kompetisi ini serius, dan seseorang bisa jadi tergelincir karena batu kerikil. Di titik inilah doa orangtua, dosen, dan kawan-kawan memainkan perannya. Ini menjadi pelajaran ketiga, bahwa segala sesuatu memang butuh persiapan. Kita tidak berjuang sendirian kan, banyak tangan yang terus membantu: tangan orangtua, tangan dosen, tangan teman-teman, dan tangan....Tuhan. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari Nikmati getir-manisnya Syukur alhamdulillah, akhirnya saya berhasil menempati posisi Runner-Up di fakultas, setelah dua bulan menikmati proses yang melelahkan sekaligus menyenangkan. Akhirnya, sembilan bulan sudah terlewati, saya merasa bahwa perjalanan akan jauh lebih mendaki. Bagi saya, kompetisi MAPRES seperti meminum secangkir kopi hangat; rasakan saja aroma, kental, gurih, pahit, manis, ruap dan ampasampas setelahnya, tanggung jawab setelahnya, persahabatan setelahnya, juga kenangan-kenangan setelahnya. Jikalah tebalnya CV akan berlalu pada akhirnya, mengapa mesti dinikmati sendiri, sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna. Demikianlah, ini sedikit cerita yang bisa saya bagi di warung kopi. Setelah ini, biarkan saya mendengar cerita Pembaca di tempat yang sama, dalam waktu yang berbeda. Saya tunggu partisipasinya(*).
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Dristy Winta Septiani Fakultas Ilmu Budaya 2007 MAPRES 3 FIB UI 2010
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
Pengalaman Menjadi MAPRES
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
M
enjadi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) 3 FIB UI tahun 2010 menjadi salah satu pengalaman yang luar biasa berharga bagi saya. Tidak pernah terbersit sedikit pun di pikiran saya untuk mengikuti pemilihan Mapres atau bahkan terpilih menjadi pemenang ke-3. Seperti yang kita ketahui, sebagian besar orang berpendapat bahwa seorang Mapres pastilah mahasiswa/i yang memiliki nilai akademis yang sangat baik ditunjang dengan pengalaman organisasi dan kemampuan berbahasa asing yang juga sangat memuaskan. Oleh karena itu, seorang Mapres tentu merupakan orangorang yang sangat terpilih. Awal mula saya mengikuti pemilihan Mapres juga tidak direncanakan. Pada saat itu, saya menjadi salah satu perwakilan Program Studi Prancis (Program Studi yang saya jalani saat ini) untuk mengikuti pemilihan ini. Saya pun sedikit terkejut mendengar hal tersebut karena saya mengetahui betul kemampuan yang saya miliki dan kemampuan tersebut saya rasa masih jauh dengan apa yang seharusnya dimiliki oleh seorang Mapres. Namun, didasari keinginan untuk menambah pengalaman baru dan mengukur potensi diri, saya kemudian tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Sejak tahap seleksi pertama, saya hanya berusaha untuk memberikan yang terbaik, tanpa adanya niat maupun ambisi untuk memenangkanya. Namun, tanpa disangka, seluruh tahapan seleksi tersebut dapat saya lalui, hingga akhirnya saya terpilih menjadi Mapres 3 FIB UI tahun 2010. Pencapaian tersebut tentu tidak dicapai dengan mudah. Ada berbagai suka dan duka selama saya mengikuti pemilihan ini. Pembuatan karya tulis dan rentetan acara pemilihan yang berlangsung bersamaan dengan kegiatan perkuliahan, cukup menyita waktu hingga terkadang waktu kuliah harus dikorbankan. Namun, hal tersebut tidak ternilai dengan begitu banyaknya pengalaman menarik, pengetahuan, dan teman-teman baru yang saya dapat selama mengikuti pemilihan ini. Salah satu pengalaman menarik tersebut adalah ketika saya harus melakukan penelitian lapangan di Indramayu, Jawa Barat, bersama kesebelas semifinalis lainnya. Pada saat itu kedekatan antar semifinalis mulai terjalin dengan erat. Satu sama lain saling mendukung dan memberikan masukan terhadap penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, merupakan pengalaman tersendiri ketika saya dapat berinteraksi langsung dengan penduduk setempat di Indramayu dan mengetahui betapa beratnya realita kehidupan mereka. Pengalaman menarik lainnya adalah ketika saya harus mempresentasikan hasil penelitian saya di depan publik. Pada saat itu, saya merasakan bahwa kemampuan berargumen, public speaking, dan berbahasa asing benar-benar dipertaruhkan untuk dapat lolos ke tahap selanjutnya. Kreativitas peserta juga diasah ketika diharuskan untuk mempersembahkan sebuah pertunjukan seni yang menarik. Berbagai pengalaman tidak hanya saya dapatkan dalam proses pemilihan Mapres, namun ada lebih banyak lagi pengalaman dan kesempatan yang menghampiri setelah saya terpilih menjadi Mapres 3 FIB UI tahun 2010. Dengan menjadi Mapres 3 FIB UI tahun 2010, saya mendapatkan hadiah uang tunai dan
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI beasiswa selama dua semester. Selain itu, saya dapat tergabung dengan ILDP (Indonesia Leadership Development Program), sebuah pelatihan kepemimpinan yang beranggotakan 36 Mapres (tiga orang Mapres dari tiap-tiap fakultas) Universitas Indonesia. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya dapat bergabung dengan program ini karena saya dapat bertemu dengan teman-teman yang sangat berprestasi dengan berbagai kemampuan yang luar biasa. Selain itu, program ini juga memungkinkan saya untuk dapat bertemu dengan berbagai orang-orang ternama di negri ini, seperti Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Bima Arya (Politisi), Andri Djarot (Presenter TvOne), dan lain-lain untuk membahas berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini. Tidak hanya sebatas hal tersebut, program ini juga menawarkan beasiswa senilai tiga juta rupiah selama tiga bulan. Dengan melihat pengalaman saya selama menjadi Mapres di atas, saya ingin mengatakan bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Meskipun pada awalnya saya tidak yakin dengan kemampuan yang saya miliki, ternyata kemampuan diri tidak dapat dinilai oleh diri sendiri. Mengikuti sebuah ajang pemilihan dapat menjadi salah satu cara untuk mengetahui dan mengasah potensi dalam diri kita. Oleh karena itu, saya ingin mengatakan kepada para mahasiswa baru untuk berprestasi sebanyak-banyaknya selama kalian menjadi mahasiswa. Menjadi mahasiswa tidak hanya sekedar menghabiskan sks dan kemudian lulus, namun ada banyak sekali kesempatan, pengalaman, dan pelajaran yang akan sangat disayangkan untuk dilewatkan. Oleh karena itu, jangan pernah takut untuk mencoba hal baru yang positif karena kita tidak akan tahu apa yang akan kita capai tanpa mencoba. Kemudian, raihlah nilai akademis yang baik dan ditunjang dengan pengalaman beorganisasi. Selain itu, kemampuan berbahasa asing juga sangat diperlukan di era globalisasi ini. Kemampuan non akademis seperti bermain piano, menyanyi, menari, dan lain-lain juga akan lebih baik jika dimiliki. Dengan demikian, menurut saya pemilihan Mapres ini dapat menjadi salah satu sarana pengembangan diri yang menawarkan kesempatan, pengalaman, dan prestasi tersebut.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Big Zaman Fakultas Ilmu Komputer 2007 MAPRES 2 FASILKOM UI 2010
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
MAPRES : One Step To Change !
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
M
enjadi salah seorang dari barisan mahasiswa berprestasi Fakultas Ilmu Komputer sama sekali tidak pernah terbesit sedikitpun di pikiran saya. Sadar diri saja, seorang Big Zaman yang biasa-biasa mana mungkin bisa mengejar gelar prestisius itu. Ya, siapa saya ? Hanya seorang anak daerah, yatim, yang dulu terlunta-lunta masuk ke UI, yang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja masih harus berjibaku siang dan malam serta masih mengandalkan beasiswa. Satusatunya hal yang paling membanggakan –itupun bila bisa dianggap membanggakan- yaitu aktifnya saya di beberapa organisasi intrakampus dan ekstrakampus. Pengalaman tersebut didapat dari menjadi ketua angkatan 2007 di Fasilkom, LDK SALAM UI, LDF FUKI Fasilkom, BEM Fasilkom, Forum Angkatan Asrama, BEM UI, dan beberapa organisasi lain. Ya, hanya terhenti sampai di situ. Sisanya hanya seorang mahasiswa dengan IPK pas-pasan, minim prestasi, bahasa Inggris 'medok', dan patah-patah, sama sekali tidak ada bagus-bagusnya. Menjadi mapres ? Tentu saja itu bukan takdir saya. Sambil menghibur diri, cukuplah saya berjuang di ranah-ranah amanah saya yaitu di asrama dan di Departemen Adkesma (red: Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa) BEM. Memperjuangkan nasib calon mapres-mapres UI jauh lebih membutuhkan curahan energi dibandingkan memikirkan mimpi itu.. Niatan untuk menjadi mapres baru saja muncul ketika, Andreas Senjaya, sparring partner abadi saya, mulai di asrama, Fasilkom, dan di PPSDMS tampak selalu sibuk di depan komputernya mengerjakan sesuatu. “Lagi ngapain Jay?” “Nyiapin karya tulis Big buat mapres..”, ujar Si Jay. Besoknya lagi tanya lagi si Jay yang lagi lari-larian, “Oh..lagi ngurusin bukti buat CV Big..”, esoknya lagi waktu si Jay pulang, “Abis dari perpus Big, nyari data buat karya tulis.” Buset ni bocah..benar-benar serius. Saya baru menyadari ternyata Jay sudah mempersiapkan hampir semuanya. Mulai dari semester ini cuma mengambil 15 sks, terus dalam beberapa kurun waktu terakhir rajin sekali ikut lomba atau kompetisi. Tapi itulah satu hal yang paling melekat dalam dirinya, tipikal orang yang selalu menampilkan high performance. “Kenapa gak ikut nyoba juga Big?” ujar Jay suatu hari. “Haha..gak ada potongan lah Jay, masak orang kayak saya jadi mapres.” jawaban saya sambil nyengir. Jay yang uda mantap aja persiapannya luar biasa, lalu saya? Uda gak memenuhi requirement, gak ada persiapan lagi. Beberapa hari menjelang deadline, perasaan itu kembali berkecamuk. Ya, tiba-tiba serasa ada yang berbisik, “Setidaknya lakukan untuk PPSDMS.” Tiba-tiba sesuatu yang disebut mapres ini dikaitkan dengan salah satu hal emosional saya, PPSDMS, keluarga besar ku disini. “Setidaknya lakukan itu untuk para pemberi beasiswamu, lakukan itu untuk ibu mu, lakukan itu untuk membuat Ayah mu tersenyum diatas sana, lakukan itu untuk orang-orang di sekitarmu yang menyayangimu..” Hati kecil saya tergetar, haruskah? Dan, bisakah?
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI H-3 menjelang deadline, saya pikir belum terlalu terlambat. Bismillah..man jadda wajada! Mulailah bergerilya mencari ide buat karya tulis, 'ngejemberengin' CV yang mana aja yang mau dikeluarin. Ya, minimal itulah CV dan karya tulis, dua syarat utama yang harus dikumpulkan tiga hari lagi. Tentang CV, alhamdulillah tidak terlalu sulit bagi saya mengisi, walaupun ada banyak kolom prestasi yang harus dilompati, tapi saya cukup pede karena bisa mengisi penuh beberapa kolom organisasi, seminar, dan pelatihan. Satu hal yang ingin saya syukuri adalah ketika mengisi kolom CV ini, saya merasakan sebuah kenikmatan yang luarbiasa. Ya, betapa tidak, semua hal yang pernah saya berikan, saya korbankan, ternyata semua kembali pada saat yang dibutuhkan. Karena memang dulu gak pernah ngimpi jadi mapres, jadi ya dari setiap ikut seminar, kepanitiaan, organisasi gak terlalu aware dengan sertifikat-sertifikatnya, atau penghargaan lainnya, tapi saya ikut karena saya ingin mengikutinya. Dan subhanallah..semua sangat membantu dalam proses ini. Berbeda dengan proses pengerjaan karya tulis yang sangat ngoyo, namun tetap saja tidak maksimal. Karya tulis saya saat itu tentang usulan akan adanya materi perkuliahan tentang entrepreneur kepada mahasiswa IT. Setelah begadang sedemikian rupa, membolos –jangan ditiru ya,hehe- beberapa mata kuliah, akhirnya satu jam menjelang deadline proses pengerjaan baru selesai. Tapi semua masih belum selesai karena belum beres dengan formatting untuk daftar isi serta judul. Ya, JUDUL ! Setelah bertapa beberapa saat, akhirnya saya memutuskan menggunakan judul yang kontroversial agar bisa menarik perhatian juri. Mau tahu judulnya ? “IT Preneur, Tranformasi Mahasiswa TI, dari “Kuli Koding” menjadi Enterpreneur Cing !” Ya, sama sekali tidak ilmiah untuk sebuah kompetisi karya tulis yang sangat formal. Begitulah nasib deadliner, selalu tidak akan pernah maksimal dalam apapun yang ia kerjakan. Fakta nyata saat itu, karya tulis saya dikumpulkan dengan kondisi judul yang brutal dan banyak sekali kesalahan formatting. Hingga sekarang pun saya masih terheran-heran bagaimana ceritanya saya bisa menjadi salah satu dari deretan orang-orang berprestasi itu. Karya tulis ancur-ancuran, CV gak maksimal dalam mencari buktinya, apalagi bahasa Inggris sama sekali tidak ada harapan. Tapi Allah punya rencana yang berbeda, saya mendapatkannya. Nomor dua, satu strip dibawah sparring partner saya, Jay, sebuah pencapaian yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Dan semua keistimewaan itupun saya dapatkan, beberapa bulan diawal mendapatkan beasiswa satu juta perbulan, pelatihan kepemimpinan yang menginspirasi, kesempatan beasiswa dan exchange yang luar biasa, diundang disana sini menjadi pembicara, bahkan masuk televisi.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI “Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan?” (Ar Rahman : 15) Nikmat pun akan selalu beriringan cobaannya. Ya, ujian itu bernama ekspektasi orang lain. o Ekspektasi orang terhadap diri yang lemah ini tiba-tiba berbalik 180 ! Saat itu, mulai muncul penyakit suka meributkan anggapan orang, takut pandangan orang tentang dirinya jadi turun. Padahal, anggapan orang lain itu sama sekali tidak menambah maupun mengurangi kemuliaan kita kan? Disitulah, kapasitas ini diuji. Ya, 'mapres' ini bukanlah sebuah pemberian gratis, justru ini merupakan amanah baru. Sebuah batu loncatan awal, menjadi Big Zaman yang lebih kuat, lebih peduli, dan lebih berkontribusi nyata untuk umat, untuk negeri tercinta. One step to change ! Satu langkah lebih dekat untuk merengkuh ridha-Nya.. “Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan?” (Ar Rahman : 15) Nikmat pun akan selalu beriringan cobaannya. Ya, ujian itu bernama ekspektasi orang lain. o Ekspektasi orang terhadap diri yang lemah ini tiba-tiba berbalik 180 ! Saat itu, mulai muncul penyakit suka meributkan anggapan orang, takut pandangan orang tentang dirinya jadi turun. Padahal, anggapan orang lain itu sama sekali tidak menambah maupun mengurangi kemuliaan kita kan? Disitulah, kapasitas ini diuji. Ya, 'mapres' ini bukanlah sebuah pemberian gratis, justru ini merupakan amanah baru. Sebuah batu loncatan awal, menjadi Big Zaman yang lebih kuat, lebih peduli, dan lebih berkontribusi nyata untuk umat, untuk negeri tercinta. One step to change ! Satu langkah lebih dekat untuk merengkuh ridha-Nya..
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Yovita Salysa Aulia Fakultas Kesehatan Masyarakat 2007 MAPRES 3 FKM UI 2010
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
A Great Leader
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI “A Great leader: It's not only about me, but it starts from me to influence people…”
K
alimat di atas merupakan kalimat yang keluar dalam hati saya sehingga saya memutuskan untuk bergerak lebih cepat dan lebih keras menuju pencapaian yang saya cita-citakan selama tiga tahun menjadi mahasiswa. Mahasiswa Berprestasi (Mapres), itulah cita-cita saya dengan satu tahun persiapannya. Sebuah pencapaian yang bagi saya tak main-main dan benarbenar membutuhkan motivasi yang kuat dengan niat yang lurus. Saya seorang yang cukup dominan. Karena itu, saya sadar ketika saya harus memimpin orang banyak, saya harus memulainya dari diri sendiri dulu: mengubah diri sendiri untuk terus melakukan yang terbaik. Dan Mapreslah yang menarik saya untuk menjadikannya tahap awal dalam meraih keterbaikan selanjutnya. Menjadi mahasiswa sebenarnya merupakan sarana yang efektif dalam menjadikan diri kita sebagai yang terbaik. Banyak pengalaman dan motivasi yang didapat, prestasi yang diraih, serta persaingan berkualitas yang dirasakan. Tidak cukup jika mahasiswa hanya mengunggulkan nilai akademisnya saja atau prestasi organisasinya semata. Semua itu butuh sinergi untuk mencapai kesempurnaan. Dan alat untuk menyinergikan keduanya adalah Mapres. Di setiap fakultas, persyaratan yang dibutuhkan hampir sama. Hanya ada sedikit perbedaan dalam proses penyeleksiannya. Yang pasti, syarat wajib untuk menjadi Mapres adalah memiliki IPK >3,0 dan sedang menduduki jabatan organisasi. Jadi, jika ada yang ingin menjadi Mapres dan akhirnya memutuskan untuk tidak berorganisasi, itu SALAH BESAR. Di fakultas saya yang sangat ungu, yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), seleksi Mapres tahun ini agak sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya seleksi dilakukan hanya sekali, yaitu langsung memilih juara 1, 2, dan 3; pada tahun 2010 seleksi dilakukan sebanyak dua kali. Yang pertama adalah seleksi untuk mendapatkan 8 besar dan yang kedua seleksi untuk mendapatkan 3 besar sekaligus (juara 1 – 3). Jika beberapa fakultas menerapkan seleksi berkas, pihak Mahalum FKM justru sangat membantu para calon Mapres dalam melengkapi berkas-berkasnya. Bahkan, mereka pun memberikan perpanjangan waktu untuk melengkapi segala yang belum terpenuhi. Pada seleksi 8 besar, para calon Mapres melakukan presentasi singkat dan semiformal kepada para panelis. Presentasi pada tahap ini bersifat tertutup dan tidak ada sesi tanya jawab berbahasa Inggris. Walaupun semi formal, penilaian awal penyeleksian 8 besar ada di sini. Terdapat 12 calon Mapres FKM UI 2010 yang mengikuti tahap ini. Di tahap tersebut, para calon Mapres akan mendapatkan masukanmasukan yang dapat menjadi bahan perbaikan karya tulis mereka jika lolos ke tahap berikutnya. Setelah mendapatkan 8 besar finalis Mapres, tahap berikutnya adalah presentasi formal yang dapat ditonton
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI oleh seluruh sivitas akademik yang terdiri dari presentasi berbahasa Indonesia atau Inggris (jika mau), dengan sesi tanya jawab berbahasa Inggris dari para panelis. Jawaban yang dijelaskan pun harus dalam bahasa Inggris. Sesi bahasa Inggris ini dimaksudkan untuk menilai seberapa baik dan aktifkah bahasa tersebut dikuasai oleh finalis Mapres. Kemampuan yang satu ini menyumbang poin yang lumayan besar, selain poin karya tulis dan CV. Total dari nilai CV ditambah dengan nilai karya tulis dan presentasi serta kemampuan berbahasa Inggris, menghasilkan total nilai tiap finalis yang nantinya dapat diurutkan sebagai urutan 1 sampai 8 berdasarkan tinggi-rendahnya nilai tersebut. Akhirnya seorang Yovita dapat menjadi Mapres pun antara percaya dan tidak. Walaupun besar harapan saya menjadi Mapres utama, itu tidak mengurangi rasa syukur saya dalam menerima hadiah luar biasa dari Allah swt. Terlebih lagi, hari pengumuman juara merupakan hari ketika ayah saya dirawat di rumah sakit karena lambung akut. Senang sekali rasanya melihat beliau tersenyum senang dan justru menghibur saya ketika saya kecewa tidak bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga. Yang terpenting ketika kita ingin mencapai sesuatu, apa pun itu adalah kerjakan dengan cara yang baik. Proses yang baik nantinya juga akan membuahkan hasil yang baik. Di luar dari tercapai atau tidaknya harapan kita, tetaplah yakin bahwa itu yang terbaik dari Yang Maha Mengetahui. Selain itu, pastikan bahwa kita memiliki niat yang lurus, bukan untuk pamer atau terkenal, bahkan disanjung banyak orang. Mempunyai sebutan Mahasiswa Berprestasi merupakan amanah baru tanpa bawahan, namun sangat berat. Ketika kita menyandang nama tersebut, akan banyak orang secara tidak sadar menjadikan diri kita sebagai parameter mahasiswa yang berhasil, terutama adik-adik di fakultas kita. Mereka bukan sekadar bawahan, melainkan kader. Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang dapat melahirkan pemimpin baru yang lebih baik karena bimbingannya. Oleh karena itu, sangatlah menyedihkan jika ada yang ingin mendapatkan popularitas semata dari Mapres. Popularitas itu justru dapat menjadi boomerang terhadap pemilik sebutan tersebut jika terlena dengan prestasinya. Terlebih lagi, arti dari mahasiswa berprestasi adalah bagaimana kita berkontribusi nyata kepada lingkungan dengan prestasi yang kita dapatkan dan bagaimana akhirnya kata “prestasi” selaras dengan kata “kerja keras dan kontribusi”. Tidaklah berlebihan jika demi ajang Mapres nantinya para calon Mapres sampai satu bulan mengisi waktu liburan untuk menuntut ilmu di luar kota, karena itulah yang sudah saya lakukan. Selalu maksimalkan usaha dan doa karena tidak ada yang sia-sia dari sebuah harapan yang sudah diikhtiarkan. “Jika pernikahan dapat menyempurnakan separuh agama, maka Mapres merupakan langkah untuk menyempurnakan peran mahasiswa.”
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Rahma Muthia Fakultas Teknik 2007 MAPRES 2 FT UI 2010
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
Satu Cerita Tentang MAPRES
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
J
adi Mapres 2010? Iya, enggak, iya, enggak, iya, enggak.. Iya enggak ya? Yang pasti, aku membutuhkan waktu cukup lama untuk mendapatkan sebuah pernyataan untuk pertanyaan tersebut. Dan jawabannya baru aku temukan dua minggu sebelum deadline pengumpulan berkas seleksi Mapres FTUI tahun 2010. Ya iyalah, wong pertanyaannya baru kepikiran tiga minggu sebelum deadline, itu pun muncul dari lontaran omongan salah seorang temanku saat bareng-bareng nge-lab di lantai tiga Departemen Teknik Kimia. Aku sempat ragu untuk mencalonkan diri sebagai kandidat Mapres FTUI 2010. Bukannya apa-apa, aku hanya berusaha mengukur bayang-bayang sepanjang badan. Aku hanya satu dari 900-an mahasiswa FTUI angkatan 2007 yang punya peluang sama untuk menjadi seorang Mapres. Aku hanya mahasiswa biasa. Tak ada yang istimewa. Aku bukanlah seorang pelajar yang suka melancong ke sana sini, ke belahan negeri lain dalam rangka kunjungan akademik atau konferensi. Aku bukan tangan besi yang selamanya mampu menjadi panutan dalam berorganisasi. Aku bukan pula sang orator yang mampu menaklukkan massa dengan kharismanya saat menuturkan kata-kata. Yang aku tahu, aku suka melakukan banyak hal, seperti olahraga, seni musik, seni tari, tulis-menulis, organisasi, dan akademik. Aku suka melakukan semuanya dan aku ingin melakukan semuanya. Hanya itu. (Makanya pas presentasi final Mapres, gue udah siap mau taekwondo, nari salsa, poco-poco. Kali aja dewan juri minta gue nampilin bakat apa yang gue bisa, hehe.) Omong-omong soal keberhasilan, aku memegang suatu prinsip. Simpel, ini prinsip yang selama ini aku pegang: aku tidak ingin menilai seberapa besar kesuksesan yang aku raih dengan melihat seberapa hebat tepuk tangan dari orang lain. Besarnya kesuksesan itu baru bisa aku definisikan saat aku merasakan seberapa besar kepuasan yang diperoleh. Maka dari itu, terjadilah dilema saat harus menjawab pertanyaan “Jadi Mapres 2010?” di saat deadline pengumpulan berkas seleksi sudah di depan mata. Aku takut bila yang aku dapatkan nanti berupa prestise belaka. Aku ingin pengalaman dan aku butuh kepuasan untuk pencapaian hal tersebut. Tapi rasanya sayang untuk melewatkan kompetisi akbar ini. Tok, tok, tok! Palu penentu keputusan di dalam pikiranku sudah diketuk. Bismillah, aku akan maju menjadi calon Mapres 2010. Sekali pengambilan keputusan, artinya aku berkomitmen untuk totalitas dalam persiapan berkas (dan inilah salah satu esensinya: jangan pernah setengah-setengah Bung dalam melakukan segala hal!). Luruskan niat, sempurnakan usaha dan doa . Well, hasilnya lumayan, posisi kedua Mapres. Persiapan dua minggu sebanding dengan pencapaian Runner-Up Mapres? Tentu saja tidak. Menggapai suatu hal yang besar tentunya juga membutuhkan perjalanan dan usaha yang besar. Apa yang sebenarnya ingin aku sampaikan adalah meskipun aku tidak menyadari adanya persiapan khusus untuk menjadi seorang Mapres, mentalitas
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI Mapres terbentuk saat aku menjalani setiap proses apa pun dengan sungguh-sungguh semenjak mahasiswa baru. Jangan lihat hadiah dan penghargaannya, Bung. Lihat pengalaman yang diperoleh. Tahun ini tampaknya kami para mapres UI sedikit lebih beruntung tinimbang tahun-tahun sebelumnya. Mulai tahun 2010 ditetapkan sebuah program pembinaan Mapres UI yang terdiri atas tiga Mapres dari tiap fakultas. Namanya ILDP : Indonesian Leadership Development Program. Ini dia pengalaman yang aku maksud. Mengenal teman-teman Mapres lain, mendapatkan motivasi dan semangat baru saat bergaul bersama mereka, mendapatkan pelatihan dasar kepemimpinan, menghadiri banyak acara, mengadakan proyek sosial di Bantargebang adalah beberapa contoh aktivitas ILDP selama dua bulan. Jadi Mapres? Kenapa tidak? Luruskan niat dan tidak perlu ragu untuk menampilkan keunikan dari diri sendiri. Just be your self and keep moving on .
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Sri Wulandah Fitriani Fakultas MIPA 2007 MAPRES 3 FMIPA UI 2010
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
Kertas Mimpi Magis
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
“
Masa sih?” hanya itu yang terlintas dalam benak saya ketika seorang teman memberi selamat. Pasalnya, keikutsertaan saya dalam ajang mahasiswa berprestasi ini adalah bukan
sesuatu yang dipersiapkan secara matang seperti finalis lainnya. Rasa heran segera
berganti dengan kebahagiaan teriring syukur atas predikat Juara Ketiga Mahasiswa Berprestasi FMIPA UI yang saya peroleh. Sejak saat itu saya percaya akan magisnya kertas mimpi, begitu saya menyebutnya. Enam bulan sebelumnya, saat sedang berkumpul bersama teman-teman semasa SMP, salah satu teman menceritakan pengalaman seniornya yang telah berhasil mencapai puncak Fujiyama. Tak ada yang luar biasa bagi saya. Semua terdengar wajar hingga saya tahu keberhasilannya dimulai dari secarik kertas. Di awal semester enam, saya melakukan hal yang sama. Menulis seratus mimpi saya di atas kertas. Mimpi sebagai Mapres pun turut hadir di antara daftar mimpi saya yang lain meski saat itu saya belum mengetahui bagaimana cara untuk menjadi seorang mapres. Pada pertengahan semester, pendaftaran menjadi Mapres pun dibuka. Mengetahui itu, saya langsung bersemangat untuk mendaftar demi merampungkan satu mimpi saya. Pendaftaran dilanjutkan dengan pengumpulan berkas-berkas dan tahapan seleksi, mulai dari karya tulis, riwayat hidup, dan pidato bahasa Inggris. Memang prosesnya sangat panjang, melelahkan, dan menyita waktu yang cukup besar, namun adanya kertas mimpi menjadi kekuatan tersendiri bagi saya. Ditambah lagi adanya rasa saling menyemangati di antara para finalis. Bangga dan bahagia cukup merepresentasikan apa yang saya rasakan saat ini. Bukan karena sanjungan dari berbagai pihak ataupun keuntungan materi yang saya dapatkan, namun karena ilmu dan pengalaman yang saya dapat di tengah keluarga baru Indonesian Leadership Development Program (ILDP) UI. Mulai dari ilmu-ilmu dahsyat kepemimpinan setiap minggunya yang dijelaskan oleh Arief Munandar, salah seorang motivator hebat yang dimiliki Indonesia, diskusi singkat dengan pakar-pakar di bidangnya, hingga bincang-bincang dengan orang nomor satu di Universitas Indonesia, Prof. Gumilar.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI Belum lagi nuansa akrab dan kekeluargaan yang terbangun dari ke-36 finalis mahasiswa berprestasi dari keduabelas fakultas. Kamu pasti bisa jadi Mapres selanjutnya. Yang perlu kamu lakukan hanya Tiga B, yaitu Berani mengambil keputusan, Bertekad Kuat untuk menghadapi segala tantangan, dan Berdoa akan yang terbaik. Jika anda berpikir saya mahasiswa dengan IPK 3,5, nilai TOEFL di atas 500, dan isi diktat di luar kepala, anda salah. Saya hanyalah seorang mahasiswa yang berani dan percaya pada mimpi. Jadi, tunggu apa lagi?!
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
David Immanuel Sihombing Fakultas Teknik 2007 MAPRES 3 FT UI 2010
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
Catatan Menarik Perjalanan Menuju & Setelah MAPRES
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
B
anyak orang berpikir bahwa predikat “Mahasiswa Berprestasi” (MAPRES) hanya untuk mereka yang memiliki IP/IPK tinggi hingga mendekati angka 4,00 dan dengan prestasi gemilang sehingga dibutuhkan ruangan khusus bernama gudang untuk meletakkan pialapiala yang telah banyak dikoleksi. Ada pula yang berpikir kompetisi “Mahasiswa Berprestasi” itu tidak jauh beda dengan ajang pamer kelebihan fisik. Ini serius lho, ada mahasiswa baru angkatan 2010 yang tiba-tiba menanyakan hal ini ke saya, “Kak, jadi MAPRES harus ganteng ya?” Oke, pertanyaan ini sebenarnya lebih cenderung menghina saya dibanding mempertanyakan keabsahan penilaian MAPRES di Fakultas Teknik (FT). Alasannya karena setelah saya jawab, “Siapa bilang ? Nggak kok.”, dia membalas, “Eh, iya juga, buktinya Kakak keterima ya?” Perlu diingat bahwa menjadi MAPRES harus memiliki brain dan behavior yang baik. Oleh karena itu saya tidak segera mengambil bangku dan menimpanya langsung ke arah dia, namun berusaha untuk sabar, berjiwa pemenang, dan memaafkan dia setelah sebelumnya mencengkram bahunya hingga dia teriak minta ampun. Hahahaha… Well, the thing I'd like to say is… MAPRES di UI, khususnya Fakultas Teknik, jelas berbeda. Di awal seleksi, bagi seluruh mahasiswa FTUI tingkat 3 dan di atasnya, wajib untuk menyerahkan riwayat hidup atau lebih dikenal dengan sebutan Curriculum Vitae (CV) sesuai dengan format dari pihak panitia beserta bukti pendukung, karya tulis, dan transkrip nilai. Di tahun 2010, seleksi MAPRES FTUI agak sedikit berbeda sebab seleksi pertama yang dilakukan ialah seleksi CV di mana diberikan bobot minimum untuk memilih kandidat yang berhak maju ke babak final, yaitu babak presentasi karya tulis. Dengan mengejutkan, saya terpilih ke babak selanjutnya, yaitu presentasi karya tulis. Di tahap ini, terpilih tiga orang bersama saya untuk mempresentasikan karya tulis yang sudah kami buat sebelumnya. Bobot penilaian yang diberikan di tahap ini tidak hanya untuk karya tulis dan presentasi saja, namun juga untuk IPK paling akhir. Bobot untuk IPK memang cukup tinggi dalam seleksi MAPRES FTUI, berbeda dengan fakultas lainnya yang tidak memberikan bobot penilaian terhadap IPK kandidat, namun hanya menjadikan IPK sebagai syarat untuk mengikuti seleksi MAPRES saja di mana standarnya ialah tidak di bawah 3,00. Di tahun ini, saya dinobatkan sebagai “Mahasiswa Istimewa Berprestasi” III. Bagi saya, ini sudah menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa. Sebab, setelah menjadi MAPRES di FTUI, saya mendapatkan banyak pengalaman yang berharga. Salah satunya ialah beasiswa dari University of Tubingen Jerman bekerjasama dengan Universitas Indonesia yang diberikan kepada saya untuk menjadi wakil Indonesia di sebuah ajang simposium internasional. Di sini, saya diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil riset terkait pengembangan energi terbarukan melalui teknologi hijau dan menjelaskan mengenai
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI kegiatan berwawasan lingkungan yang pernah saya lakukan di kampus. Melalui program ini, pandangan yang saya miliki tak lagi dalam ranah lokal saja, melainkan mengembang luas hingga level global. Tidak hanya beasiswa ke Jerman, selepas mengikuti program MAPRES, saya mendapatkan beasiswa ke negara-negara lainnya. Melalui program DENSO for Youth Earth Action 2010, saya mendapatkan beasiswa penuh untuk mengikuti pelatihan berskala global mengenai isu lingkungan di Vietnam dan Jepang. Sebelum mengikuti program ini, saya juga terpilih menjadi delegasi Indonesia untuk berpartisipasi dalam acara World Youth Congress 2010 di Turki dan mendapatkan dukungan penuh dari Universitas Indonesia berupa pembiayaan tiket penerbangan. Selain itu, menjadi MAPRES memberikan kepercayaan bagi orang lain. Selain aktif berorganisasi dan memimpin sebuah lembaga nonformal bernama GARUDA Youth Community, saya juga aktif menjadi kontributor di Media Indonesia, The Jakarta Post dan beberapa media lainnya. Salah satu prestasi lainnya yang saya dapatkan setelah menjadi MAPRES ialah penghargaan “Pahlawan Nasional Muda” yang diberikan oleh majalah HAI kepada saya. Saya muncul sebagai profil khusus di dalam majalah khusus anak muda tersebut. Berkat menjadi MAPRES, sejumlah tawaran menjadi pembicara juga banyak datang untuk saya. Di sini, saya tidak berbicara mengenai komisi yang saya dapatkan menjadi pembicara, namun lebih kepada apreasiasi besar dari orang lain yang saya dapatkan. Saya bersyukur walau mungkin saya bukan orang dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) gemilang, saya masih mampu menorehkan prestasi, membanggakan almamater, dan menabur motivasi serta inspirasi bagi anak muda lainnya. Kesempatan ini tidak datang sendiri, melainkan berkat usaha keras yang saya lakukan dan melalui perjuangan saat saya mengikuti kompetisi MAPRES. Menjadi kesimpulan dari penjelasan di atas, MAPRES bukan ajang pamer otak atau prestasi, walau memang IPK dan prestasi menjadi bobot penilaian. Bagi saya, MAPRES adalah wadah yang tepat untuk semakin aktif berkontribusi untuk masyarakat dan lingkungan, selain tentunya kamu akan mendapatkan banyak pengalaman hebat setelah menjadi satu di antara tiga besar MAPRES.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Erika Hapsari Fakultas Psikologi 2007 MAPRES UTAMA FPSI UI 2010
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
Seleksi MAPRES : Ajang Menghitung Tabungan
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI “One learns by doing the thing, for though you think you know it, you have no certainty until you try it”. -Sophocles. ernyataan di atas tampaknya sangat sesuai untuk menggambarkan apa yang saya pikirkan ketika akhirnya saya mengambil keputusan untuk mengikuti Seleksi Mahasiswa Berprestasi Fakultas Psikologi UI. Sejak pertama kali melihat pengumuman pendaftaran seleksi Mahasiswa Berprestasi, di benak saya selalu terlintas pertanyaan, “Apakah saya dapat disebut sebagai mahasiswa berprestasi?” Ya, pertanyaan itu muncul dengan pertanyaan-pertanyaan lain yang kemudian menyusul, “Apakah keikutsertaan saya dalam beberapa organisasi, kepanitiaan, atau mungkin penelitian sudah cukup membuat saya pantas disebut mahasiswa berprestasi?” Pertanyaan-pertanyaan tersebut terus muncul dalam benak saya tanpa saya tahu bagaimana cara menjawabnya. Hingga akhirnya, saya mengambil sebuah keputusan yang menurut saya dapat membantu saya menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, yaitu keputusan untuk mengikuti seleksi Mahasiswa Berprestasi. Ya, seperti pernyataan di atas, kita tidak akan pernah yakin akan kemampuan kita sebelum kita mencobanya. Jujur, saya tidak memiliki persiapan yang matang dalam mengikuti seleksi ini. Saya hanya melakukan persiapan dalam hal pengumpulan CV (Curriculum Vitae), itu pun hanya tiga hari menjelang deadline pengumpulan. Bahkan, satu hari menjelang presentasi karya tulis, saya sempat pergi ke Bandung hingga akhirnya saya baru bisa membuat PPT untuk presentasi di pagi hari sedangkan presentasi akan diadakan siangnya. Berbeda dengan finalis lain yang sempat melakukan latihan presentasi terlebih dahulu, saya pun maju presentasi hanya bermodalkan nekat karena tidak sempat latihan. Sama halnya ketika saya memutuskan untuk mengikuti seleksi MAPRES, modalnya hanya nekat. Presentasi pun selesai dan itu berarti tahap seleksi pemilihan MAPRES Fakultas Psikologi telah saya lalui semua. MAPRES terpilih baru akan diumumkan beberapa hari kemudian saat Dies Natalis Fakultas Psikologi. Perasaan yang aneh, masa-masa menunggu pengumuman saya justru merasa bahagia dan excited karena saya yakin bahwa saya akan gagal. Lantas kenapa saya malah bahagia dan excited? Ya, karena sebenarnya selama ini saya tidak pernah gagal. Saya tidak tahu bagaimana rasanya “jatuh” dan saya rasa ini adalah kesempatan yang tepat untuk saya merasakan kegagalan, apalagi kalau mengingat kurangnya persiapan saya dari awal seleksi ini dan juga bagusnya kualitas para finalis lain. Saya masih ingat, ketika itu adalah hari diumumkannya MAPRES terpilih, saat sedang bersiap-siap berangkat ke kampus, saya sengaja berlama-lama di kamar dan bahkan sempat-sempatnya saya berbicara di depan cermin, mengatakan pada diri sendiri, “Erika…akhirnya hari ini kamu akan merasakan bagaimana
P
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI Pak Lilik, dari pihak Mahalum sudah berulang kali menelpon saya meminta saya segera hadir ke acara tersebut. Mungkin pembaca akan bertanya-tanya heran kenapa orang seperti saya bisa-bisanya terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi Utama Fakultas Psikologi UI. Saya pun sempat heran ketika akhirnya saya menjadi juara satu dalam pemilihan MAPRES ini. Namun, salah seorang teman saya mengatakan bahwa walaupun persiapan saya sangat ala kadarnya selama proses pemilihan MAPRES ini, saya bisa menang dan mendapatkan juara satu karena tabungan saya selama ini sudah banyak. Melalui pengalaman saya ini, saya pun menyimpulkan bahwa seleksi MAPRES yang sebenarnya bukanlah seleksi selama satu minggu sampai dua minggu yang isinya seleksi berkas atau CV, karya tulis, presentasi, hingga seleksi bahasa Inggris karena seleksi MAPRES sudah dimulai sejak pertama kali kita resmi menjadi mahasiswa. Keaktifan kita mengikuti berbagai jenis organisasi, kepanitiaan, penelitian, kegiatan pengabdian masyarakat, dan juga berbagai kompetisi akademis maupun nonakademis dari awal menjadi mahasiswa hingga seleksi ini dibuka secara resmi memang akan dinilai melalui CV. Namun, secara tidak langsung apa yang kita dapatkan dari keaktifan kita mengikuti berbagai kegiatan tersebut juga akan terepresentasi dalam seleksi lainnya. Misalnya, kemampuan kita dalam berpikir out of the box, kreatif, dan solutif yang dapat dilihat ketika kita membuat karya tulis, atau kemampuan berkomunikasi yang dapat dilihat ketika kita presentasi. Dan pada akhirnya, seleksi MAPRES adalah ajang untuk menghitung tabungan pencapaian kita selama menjadi mahasiswa. Dari pengalaman saya tersebut, beberapa tips yang bisa saya berikan untuk teman-teman yang ingin manjadi MAPRES adalah persiapkan dirimu dari sekarang, karena seperti apa yang sudah saya katakan di atas bahwa seleksi mahasiswa berperstasi yang sebenarnya sudah dimulai sejak kita resmi menjadi mahasiswa. Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru karena justru pengalaman baru itulah kita bisa belajar lebih banyak lagi. Dan, teruslah menggunakan waktu kalian untuk hal-hal yang bermanfaat karena untuk kita yang ingin menjadi mahasiswa berprestasi, waktu adalah prestasi. Terakhir dan yang paling penting, ikuti seleksi MAPRES! Hal terakhir yang ingin saya tulis adalah mengenai keuntungan dan konsekuensi menjadi MAPRES. Menurut saya, keuntungan terbesar yang saya dapatkan ketika menjadi MAPRES adalah kepercayaan. Namun, ini seperti pisau bermata dua jika kita harus menuliskan apa konsekuensi menjadi MAPRES karena kepercayaan berbanding lurus dengan tanggung jawab. Jadi, semakin kita dipercaya maka akan semakin besar tanggung jawab kita. Kepercayaan yang lebih serta tanggung jawab yang juga lebih menurut saya wajar didapatkan oleh seorang MAPRES karena gelar MAPRES yang hanya bisa disandang oleh segelintir mahasiswa melalui seleksi yang cukup ketat membuat orang percaya dengan kualitasnya.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI Namun, kepercayaan itu tentu tidak diberikan tanpa konsekuensi karena kecenderungan manusia akan memiliki harapan yang lebih besar pada seseorang yang memang memiliki kualitas di atas rata-rata, dan dalam hal ini MAPRES. Jadi, jangan heran kalau nanti teman-teman menjadi MAPRES dan mendapaatkan tanggung jawab serta tuntutan yang lebih besar dibanding teman-teman lainnya. Tinggal kita yang memilih, mau menjadikan kepercayaan serta tanggung jawab yang lebih sebagai alat agar dapat lebih bermanfaat untuk orang lain atau menjadikannya beban yang mengikuti gelar MAPRES.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Alur pemilihan Mapres tingkat fakultas
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
Fakultas Psikologi
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Pendaftaran peserta dan pengambilan form untuk CV
Pengumuman pemenang MAPRES Fakultas
Pengumpulan CV serta bukti-bukti pendukung
Presentasi karya tulis dan tes Bahasa Inggris*
Pengumuman 5 peserta dengan CV terbaik yang lanjut ke babak berikutnya.
Penulisan karya tulis (waktu +/- 10 hari)
*tes dilakukan melalui abstrak karya tulis yang ditulis dalam bahasa inggris serta proses tanya jawab oleh salah satu juri yang diajukan dalam bahasa inggris.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
Fakultas Teknik
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
Fakultas MIPA
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Penilaian Mapres tingkat Fakultas MIPA meliputi beberapa hal: - Penilaian karya ilmiah dan presentasi - Presentasi Bahasa Inggris - Penilaian CV Persentasi makalah ilmiah berlangsung selama 2 hari berturut-turut. Kemudian presentasi bahasa Inggris yang juga berlangsung selama 2 hari dengan beberapa tema yang telah di-floorkan sebelumnya. Setiap peserta mendapatkan 1 tema yang telah diunti dan diberi waktu beberapaa menit untuk mempersiapkan diri sebelum mempresentasikannya di depan dewan juri.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI Seleksi Tahap 1 : Seleksi di tingkat Program Studi Terpilih 3 orang untuk mewakili Program Studi Prancis. Seleksi dilakukan dengan membuat sebuah karya tulis sesuai dengan tema yang diberikan oleh universitas yaitu mengenai “Budaya Bahari” Seleksi Tahap 2 : Seleksi di tingkat fakultas Masing-masing program studi mengirimkan tiga orang untuk mewakili program studi masing-masing (Namun pada kenyataannya, ada program studi yang mengirimkan lebih dari 3 perwakilan atau ada pula program studi yang tidak mengirimkan perwakilannya sama sekali). Seleksi dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu presentasi karya tulis, wawancara bahasa Inggris, dan prestatif, serta kepribadian. Dari seleksi ini, terpilih sekitar 12 orang untuk menjadi semifinalis. Seleksi Tahap 3 : Seleksi ini dilakukan untuk mencari 6 finalis dari para semifinalis. Pada tahap ini, keduabelas semifinalis diharuskan melakukan penelitian langsung di daerah Indramayu, Jawa Barat. Indramayu dipilih oleh fakultas sebagai daerah penelitian karena daerah ini dianggap memiliki cukup potensi bahari untuk diteliti dan dinilai tidak terlalu sulit dicapai. Setelah melakukan penelitian yang dilakukan selama empat hari, para semifinalis harus membuat laporan penelitian yang kemudian akan dipresentasikan. Para semifinalis hanya diberikan waktu selama 30 menit untuk mempresentasikan laporannya dan tanya jawab dengan dewan juri, penonton, maupun sesama semifinalis sendiri. Selain itu, pada tahap ini, para semifinalis juga diharuskan untuk menampilkan sebuah pertunjukkan seni, seperti menari, bermain musik, menyanyi, dll. Pertunjukkan ini dapat dibuka untuk umum. Seleksi Tahap 4 : Setelah berhasil mendapatkan enam finalis. Selanjutnya adalah seleksi babak final. Pada tahap ini, keenam finalis akan memberikan pendapat dan argumennya sesuai dengan pertanyaan yang didapat. Kelima finalis lainnya juga dapat memberikan pertanyaan, pendapat lain atau pun sanggahan. Pada babak final ini, keenam finalis juga masih harus menampilkan sebuah pertunjukkan seni. Tahap ini adalah tahap akhir untuk mendapatkan Mapres Utama FIB, Mapres kedua, ketiga, harapan I, harapan II, dan harapan III.
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI
Susunan Panitia Book of Mapres
st
1
edition
Book of MAPRES
2010 Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM UI Pimpinan Redaksi: Wahyu Awaludin Sastra Indonesia, FIB 2008 Bidang I (Konten): Erika Hapsari Fakultas Psikologi 2007 Bidang II (Edit dan Desain): 1. Liza Yudhita Widyastuti Fakultas Psikologi 2009 2. Eries Septiani Sastra Indonesia, FIB 2008 3. Bani Bacan Hacantya Yudanagara Fakultas Psikologi 2009 4. Anisa Purwo Lestari Kimia, FMIPA 2009
st
1
edition
Book of MAPRES