BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M KG
Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 )
Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net
Tromol Pos. 7019 / Jks KL email :
[email protected]
TANGERANG, 26 OKTOBER 2010
ANALISIS CUACA EKSTRIM WILAYAH JAKARTA TANGGAL 25 OKTOBER 2010
Oleh : Stasiun Klimatologi Pondok Betung – Tangerang 1 PENDAHULUAN Pada Tanggal 25 Oktober 2010 telah terjadi hujan lebat mulai pukul 15.00 WIB sampai denga 17.00 WIB, hujan tersebut menurut catatan penakar hujan Hillman di pondok betung berawal dari hujan ringan mulai pukul 13.00 kemudian diikuti dengan kondisi lebat pada pukul 15.00 s/d 16.00 WIB, hujan lebat tersebut disertai dengan petir dan angin kencang. Kejadian hujan ini dilaporkan menyebabkan berbagai genangan air berupa banjir disemua kawasan di wilayah Jabodetabek, hanya di wilayah bogor dan depok saja yang tidak terdapat laporan yang terlalu parah. Pada ruas-ruas jalan protokol di wilayah Jakarta genangan tersebut menimbulkan menimbulkan kemacetan lalu lintas yang cukup parah. Pantauan Kompas.com melaporkan , kesemrawutan terjadi di setiap persimpangan di Jalan Ahmad Yani dan DI Panjaitan. Di jalan arteri tol Cawang-Tanjung Priok itu, lampu lalu lintas tidak sanggup mengatur arus kendaraan dari berbagai arah. Beberapa simpang itu, antara lain Rawasari, Rawamangun, Kebon Nanas dan Kalimalang. Kemudian hujan tersebut juga mengakibatkan adanya banjir di beberapa kawasan, Banjir yang melanda Kota Tangerang Selatan, mengakibatkan enam perumahan di Pondok Aren, Bintaro, air dilaporkan setinggi 50 cm. Berikut berbagai data kejadian genangan, kemacetan dan pohon tumbang sebagai berikut : Tabel 1. Laporan berbagai kejadian akibat hujan wilayah Jakarta 25 Oktober 2010 Banjir/Genangan Air
Kemacetan
Pohon Tumbang
1. Jl Raya Teluk Gong 40 cm
1. Jl Ahmad Yani
1. Pakubuwono
2. Muara Baru 20 cm
2. Tol Cawang-Priuk
2. TB Simatupang
3. Pos Pol Polker 50 cm
3. Rawa mangun
3. Pal Merah
4. Jembatan Semanggi 8 cm
4. Kebon Nanas
5. Pos Pol Pancoran 15 cm
5. MT Haryono
6. RS Duren Sawit 20 cm
6. Tol Bintaro-Serpong
7. Depan Walikota Jaktim 30 cm 8. Cempaka Putih 15 cm 9. Pondok Aren, Bintaro 50 cm Sumber : www.detiknews.com, dan berbagai sumber lainnya, 26 Oktober 2010
1
Pada laporan ini kami coba untuk menganalisis kejadian cuaca ekstrim di wilayah Jabodetabek yang terjadi pada tanggal 25 Oktober 2010 yang terjadi antara pukul 15.00 s/d 17.00 WIB. Pada akhirnya akan diuraikan prospek cuaca untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta untuk tiga hari kedepan.
2
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Satelit Cuaca
Gambar 1. Analisis Satelit Cuaca Tanggal 25 Oktober 2010 Sumber : www.bmkg.go.id dan www.bom.gov.au
Berdasarkan gambar satelit cuaca di atas pada tanggal 25 Oktober 2010 pada pukul 16.00 WIB terlihat bahwa sebaran awan-awan hujan hampir menutupi wilayah Jawa dan Sumatera, khususnya Jabodetabek. Awan-awan tersebut merupakan awan-awan hujan seperti Cumulus, Cumulunimbus (Cb), sehingga hujan yang terjadi berasal dari pertumbuhan awan yang cepat sehingga memiliki durasi hujan yang cukup pendek serta di sertai memiliki potensi petir dan angin kencang (±1 Jam). Hasil analisis gambar streamline terlihat terdapat Tropical Depression (TD) di wilayah perairan Filipina yang menyebabkan adanya konvergensi sepanjang Kalimantan hingga Sumatera Selatan dan Jawa Barat. Hasil dari konvergensi atau wilayah yang konfluen tersebut menyebabkan berkumpulnya awanawan hujan di sepanjang wilayah tersebut. Wilayah Shear atau pembelokan angin terjadi di wilayah selat sunda dan laut Jawa, hal ini menambah konsentrasi awan-awan hujan tersebut.
2
Gambar 2. Satelit MT-SAT Tanggal 25 Oktober 2010 Mulai 13.00-21.00 WIB Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Berdasarkan gambar satelit MT-SAT dengan menggunakan fasilitas Software SATAID dengan menggunakan menu EIR-C dan memilih empat spektrum warna tertinggi yang mengindikasikan awan-awan hujan yang sifatnya konvektf seperti Cumulunimbus (Cb) berturut-turut mulai dari intensitas warna tertinggi yaitu putih, biru muda, ungu dan hijau muda memperlihatkan sebaran konsentrasi awan konvektif mulai timbul pada pukul 14.00 di wilayah bekasi dan menyebar cepat menjadi satu sel awan Cumulunimbus yang solid pada pukul 15.00 ke wilayah Jakarta Selatan, kemudian pada pukul 17.00 s/d 18.00 kumpulan awan tersebut, merata hampir di wilayah Jabodetabek dan menghilang pada pukul 20.00 WIB. B. Data Curah Hujan B.1 Intensitas Curah Hujan Intensitas curah hujan tertinggi yang diolah dari pias hujan Hillman yang dicatat Stasiun Pondok Betung tanggal 25 Oktober 2010 untuk periode waktu sangat signifikan terdapat pada periode 30 menit sebesar 44.0 mm, 45 menit 60.0 mm dan 60 menit 71.3 mm termasuk kategori sangat lebat (Tabel 2).
3
Tabel 2. Curah Hujan Periode Waktu Staklim Pondok Betung 25 Oktober 2010 Periode
5
10
15
30
45
60
120
3
6
12
Waktu
Menit
Menit
Menit
Menit
Menit
Menit
Menit
Jam
Jam
Jam
15.0
20.0
30.0
44.0
60.0
71.3
92.6
94.0
98.3
100.0
CH (mm)
Sumber : Staklim Pondok Betung, 2010
Sedangkan berdasarkan pengolahan hujan jam-jam an, hujan dimulai pada pukul 13.00-15.00 WIB dengan akumulasi jumlah intensitas 7.5 mm (kategori ringan), kemudian dilanjutkan pada jam 15.00-16.00 WIB sebesar 66.5 mm (kategori sangat lebat). Kemudian berturut-turut mulai ringan kembali, sehingga jumlah total 24 jam menurut pias hujan Hillman menjadi 100.0 mm/hari (Tabel 3) Tabel 3. Curah Hujan periode Jam-Jam an Tanggal 25 Oktober 2010 Periode
07-
.....
13 -
Jam
08
.....
14
0
0
CH (mm)
14 -
15 -
16 -
17 -
18 -
19 -
......
06 -
Jumlah
15
16
17
18
19
20
.....
07
24 Jam
4.0
66.5
17.4
2.3
3.6
2.7
0
0
100.0
3.5
Sumber : Staklim Pondok Betung, 2010
Dalam grafik intensitas jam-jam an dibawah ini terlihat intensitas jam-jam an curah hujan staklim pondok betung yang terjadi tanggal 25 Oktober 2010 mulai pukul 07.00 WIB sampai tanggal 26 Oktober 2010 pukul 07.00 WIB. (gambar 3)
Gambar 3. Grafik Intensitas Curah Hujan Jam-Jam an Staklim Pondok Betung Tanggal 25 sampai 26 Oktober 2010 Intensitas Hujan Staklim Pondok Betung Tanggal 25 pukul 07.00 WIB sampai pukul 07.00 WIB 26 Oktober 2010 70
66.5
Curah Hujan (mm)
60
50
40
30
17.4
20
10
3.5
4
2.3 3.6 2.7
08 .0 0 09 .0 0 10 .0 0 11 .0 0 12 .0 0 13 .0 0 14 .0 0 15 .0 0 16 .0 0 17 .0 0 18 .0 0 19 .0 0 20 .0 0 21 .0 0 22 .0 0 23 .0 0 24 .0 0 01 .0 0 02 .0 0 03 .0 0 04 .0 0 05 -0 6 06 -0 7
0
Jam (WIB)
Sumber : Staklim Pondok Betung
4
B.2 Sebaran Curah Hujan Berdasarkan pengukuran curah hujan menggunakan penakar hujan tipe obs yang tersebar di wilayah DKI Jakarta dan sebagian Tangerang baik yang ada di Stasiun BMKG wilayah Banten dan DKI dan pos hujan kerjasama dapat terlihat dalam Tabel 4, sebagai berikut : Tabel 4. Data Curah Hujan Stasiun BMKG dan Pos Hujan Tanggal 25 Oktober 2010 No
Pos Hujan
Curah Hujan (mm)
1
Staklim Pondok Betung
103.6
2
Stamar Tanjung Priuk
51.0
3
Stamet Kemayoran
93.0
4
Stamet Cengkareng
67.0
5
BMG Balai II Ciputat
100.0
6
Stageof tangerang
50.0
7
Pos Pakubuwono
116.0
8
Pos Pasar Minggu
155.5
9
Pos Kedoya Selatan
167.0
10
Pos Angke hulu
70.0
11
Pos Istana
105.0
12
Pos Karet PA
95.0
13
Pos Lebak Bulus
83.2
14
Pos Manggarai
114.0
15
Pos Ragunan
65.5
16
Pos Setibudi Timur
111.0
17
Pos Sunter Hulu
81.0
18
Pos Sunter Kodamar
98.0
19
Pos Tomang
63.5
20
Pos Waduk Melati
96.0
Sumber : Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Berdasarkan data diatas maka curah hujan tanggal 25 Okrober 2010 yang paling besar (> 100 mm/hari) yaitu yang tercatat di wilayah Pondok Betung, Balai II Ciputat, Pakubuwono, Pasar Minggu, Kedoya Selatan, Istana, Manngarai dan Setiabudi Timur. Secara keseluruhan, curah hujan yang tercatat memiliki curah hujan antara 50-100 mm/hari menandakan curah hujan yang terjadi pada intensitas yang lebat dan sangat lebat.
5
Gambar 4. Sebaran Spasial Curah Hujan Wilayah DKI Jakarta Sumber : Staklim Pondok Betung Berdasarkan sebaran spasial dari gambaran distribusi curah hujan wilayah DKI Jakarta tanggal 25 Oktober 2010 terlihat wilayah yang terjadi hujan sangat lebat (> 100 mm/hari) berada diwilayah Jakarta Selatan, sebagian Jakarta Timur, Jaakrta Pusat, dan Jakarta Barat. Sedangkan secara keseluruhan pada umumnya sebaran curah hujan memiliki curah hujan yang lebat (50 – 100 mm/hari), sedangkan yang ringan hanya di sebagian kecil wilayah Jakarta Utara. 3
PROSPEK CUACA BANTEN DAN DKI JAKARTA HINGGA 29 OKTOBER 2010
A. Pertimbangan Dinamika Secara Umum Posisi Matahari per tanggal 25 Oktober 2010 berada pada posisi 12°01’ LS dan posisinya berada pada wilayah belahan selatan ekuator, dan posisi semunya akan terus bergerak ke arat selatan sampai posisi maksimumnya di 23,5 °LS. Wilayah yang dilewatinya saat ini berada disekitar perairan Indonesia, sehingga pemanasan maksimum masih berada pada sekitar wilayah Indonesia. Konsekuensi dari hal tersebut adalah sehingga masih dimungkinkan pada terjadinya penguapan yang mendukung terbentuknya awan-awan konvektif yang cepat yang mengakibatkan terjadinya hujan. Berbagai bentuk vortek berupa pusat tekanan rendah mulai terbentuk di perairan Indonesia yang disebabkan akibat dari suhu muka laut yang menghangat di wilayah tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penumpukkan massa udara basah yang menyebabkan konsentrasi awan banyak tersebar di sepanjang wilayah Indonesia. Pusat tekanan rendah pada minggu ini diprakirakan akan tumbuh di wilayah sekitar Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera seiring masih menghangatnya suhu muka laut di wilayah tersebut.
6
B. Pertimbangan Dinamika Atmosfer Global Wilayah letak terjadinya penguapan maksimum yang dilihat dari Phase MJO (Madden Julian Oscillation) diprakirakan berada pada phase 5 (Perairan Pasifik Barat). Suhu muka laut per tanggal 24 Oktober 2010 mengalami anomali yang positif secara signifikan di wilayah perairan Indonesia, khususnya di perairan sebelah barat daya lampung hingga perairan Jawa Barat bagian selatan dan dampaknya secara langsung banyaknya uap air disekitar wilayah-wilayah tersebut. Perairan Samudera Pasifik Tengah yang diindikasikan dengan nilai pada indek nino3.4 masih mengalami pendinginan suhu (Nino 3.4), dimana memiliki nilai anomali yang negatif mencapai -3.5 °C, disatu si si nilai Dipole Mode juga memiliki nilai yang negatif dan cenderung bergerak konstan ke arah negatifnya. C. Prospek cuaca Melalui kedua pertimbangan dinamika atmosfer diatas maka wilayah Banten dan DKI Jakarta dalam satu minggu ke depan secara umum didominasi oleh potensi terjadinya cuaca yang yang didominasi oleh keadaan berawan serta hujan seiring mulai masuknya musim hujan yang diprakirakan pada bulan ini dan berangsur-angsur akan masuk musim hujan ke wilayah DKI Jakarta pada bulan Oktober-Nopember dengan sifat musim rata-rata di Atas Normal (AN), kondisi cerah berawan mendominasi mulai pagi hingga menjelang siang hari dan berubah cepat menjadi hujan ringan-sedang pada siang hari hingga sore hari, terkadang akan terjadi hujan dengan intensitas sampai lebat, tetapi masih dimungkinkan terdapat potensi pemanasan maksimum pada pagi hingga siang hari menyebabkan cuaca berubah cepat dari kondisi cerah berawan menjadi hujan. 4
KESIMPULAN DAN PENUTUP Hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang terjadi pada tanggal 25 Oktober
2010 terjadi secara merata dan masuk dalam kategori lebat dan sangat lebat, hal tersebut adalah akibat adanya beberapa faktor yaitu masih berkaitan dengan suhu muka laut yang saat ini di perairan Indonesia masih hangat, kemudian di wilayah samudera hindia sebelah barat Sumatera hingga Afrika (wilayah Dipole Mode) juga masih hangat, kemudian di satu sisi di wilayah pasifik (Nino 3.4) mengidikasikan adanya penurunan suhu muka laut yang sangat signifikan. Anomali iklim yang terjadi merupakan dampak dari Lanina yang diprakirakan BMKG hingga akhir tahun ini berada pada kondisi Moderate-Strong (SedangKuat), sehingga menyebabkan kumpulan uap air yang menumbuhkan awan-awan hujan yang sifatnya konvektif diwilayah Indonesia pada umumnya. Kondisi Lanina ini diprakirakan akan berlangsung hingga bulan Maret 2011 serta akan mempengaruhi musim hujan di wilayah Banten dan DKI Jakarta hingga masuk dalam kategori Atas Normal (AN).
7
Intensitas curah hujan harian menunjukkan curah hujan terjadi sangat signifikan masih < 100 mm/hari, apabila dilihat berdasarkan intensitas jam-jam an yang di olah di Stasiun Klimatologi Pondok Betung menunjukkan curah hujan periode 30 menit mencapai sebesar 44,0 mm menunjukkan hujan yang terjadi pada 25 Oktober 2010 memiliki durasi yang cukup singkat dengan intensitas yang masuk dalam kategori Sangat Lebat , hal tersebut jika dibandingkan dengan kejadian pada 06 dan 24 Oktober 2010 memiliki intensitas hujan yang menguat dan perlu di waspadai. Pengolahan
Satelit
Cuaca
yang
optimal
menggunakan
software
SATAID
menggunakan data citra satelit MTSAT secara jam-jam an yang saat ini dikembangkan oleh BMKG bisa dijadikan suatu alat pendeteksian secara dini apabila di daerah tersebut tidak memiliki data Citra Radar. Apabila dilakukan pengamatan yang kontinue dan terus-menerus maka peringatan dini akan bisa lebih cepat diberikan kepada masyarakat. Demikianlah Analisis Keadaan Cuaca Wilayah DKI Jakarta ini kami buat berdasarkan kejadian hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada tanggal 25 Oktober 2010.
Tangerang, 26 Oktober 2010 Kepala Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang TTD
Ir. Zubaidah Sri Handayani NIP.195710191979102001
8