BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M KG
Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 )
Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net
Tromol Pos. 7019 / Jks KL email :
[email protected]
TANGERANG, 15 MARET 2010
ANALISIS CUACA EKSTRIM WILAYAH DKI JAKARTA TANGGAL 14 SEPTEMBER 2010
Oleh : Stasiun Klimatologi Pondok Betung – Tangerang 1 PENDAHULUAN Pada Tanggal 14 September 2010 telah terjadi hujan yang cukup lebat disertai petir di DKI Jakarta khususnya wilayah Jakarta Selatan. Hujan yang lebat disertai petir tersebut menyebabkan berbagai kerusakan. Di wilayah Jakarta Selatan dilaporkan terjadi kerusakan berupa amblesnya tanah dipinggir sungai Banjir Kanal Timur yang berada di Jalan Sultan Agung Jakarta Selatan (Kompas), disamping itu terjadi genangan air di berbagai titik salah satunya di wilayah Kodam Bintaro Jakarta Selatan tepatnya di sekitar Stasiun Klimatologi Pondok Betung. Pada laporan ini kami coba untuk menganalisis penyebab kejadian hujan lebat disertai petir yang terjadi di Jakarta Selatan pada tanggal 14 September 2010 yang terjadi antara pukul 16.00 s/d 19.00 WIB. Pada akhirnya akan diuraikan prospek cuaca untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta untuk satu minggu kedepan. 2
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Satelit Cuaca dan TLAPS
Gambar 1. Analisis Satelit Cuaca Tanggal 14 September 2010 Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Berdasarkan gambar satelit cuaca di atas pada tanggal 14 September 2010 mulai pukul 16.00 sampai 19.00 WIB terlihat bahwa sebaran awan-awan hujan dimulai dari sekitar Wilayah Selatan DKI Jakarta yaitu wilayah Bogor dan Depok kemudian menyebar cepat menutupi seluruh Jakarta hingga Banten pada pukul 18.00 s/d 19.00 WIB. Awan-awan tersebut merupakan awan-awan hujan seperti Cumulunimbus (Cb) serta Alto Stratus (As),
1
sehingga hujan yang terjadi memiliki sifat hujan yang sifatnya cepat pertumbuhan awannya dan memiliki durasi yang cukup cepat.
Gambar 2. Analisis Stream Line dan Satelit Global Sumber : www.bmkg.go.id dan www.bom.gov.au Hasil Analisis TLAPS (Tropical Limited Area Prediction System) berupa gambar Stream Line dan Satelit Infra Merah Global terlihat terdapat palung tekanan yang memanjang dari Australia hingga Pulau Jawa sehingga membentuk pumpunan awan yang memanjang
sepanjang
wilayah
tersebut.
Palung
Tekanan
(Through)
tersebut
mengindikasikan bahwa sebaran atau kumpulan uap air pembentuk terjadinya hujan akan berada pada area-area tersebut. B. Intensitas Curah Hujan Berdasarkan fakta yang terjadi di sekitar Stasiun Klimatologi Pondok Betung didapatkan kejadian genangan air akibat hujan yang lebat pada tanggal 14 September 2010 antara pukul 16.00 s/d 19.00 WIB dilaporkan adanya luapan sungai di wilayah Pondok Aren sehingga menimbulkan genangan di sekitarnya , disamping ada beberapa kejadian lainnya di sekitar jakarta selatan seperti amblesnya tanah di pinggir sungai Banjir Kanal Timur (BKT) yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Melihat kejadian hujan lebat di wilayah Jakarta Selatan tersebut maka dapat dilihat data curah hujan yang tercatat di Stasiun BMKG dan Pos Curah Hujan di wilayah DKI Jakarta sebagai berikut :
2
Tabel 1. Data Curah Hujan Stasiun BMKG dan Pos Hujan Tanggal 14 September 2010 No
Pos Hujan
Curah Hujan (mm)
1 Staklim Pondok Betung 108.9 2 Stamet Serang 7.0 3 Stamar Tanjung Priuk 0 4 Stamet Kemayoran 4.0 5 Stamet Cengkareng 14.0 6 Pos Istana 2.0 7 Pos Krukut Hulu 19.0 8 Pos Lebak Bulus 62.5 9 Pos Pasar Minggu 114.0 10 Pos Pesanggrahan 14.0 11 Pos Ragunan 60.8 12 Pos Rorotan 0 13 Pos Setiabudi 37.5 14 Pos Sunter Hulu 45.0 15 Pos Sunter Kodamar 0 16 Pos Waduk Melati 21.0 Sumber : Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Berdasarkan data diatas maka curah hujan tanggal 14 September 2010 yang paling ekstrim (> 100 mm/hari) yaitu yang tercatat di wilayah Pasar Minggu sebesar 114.0 mm dan Pondok Betung sebesar 108.9 mm. Sedangkan yang memiliki kategori lebat yaitu diwilayah Lebak Bulus (62.5 mm), Ragunan (60.8 mm), Sunter Hulu (45.0 mm) dan Setiabudi (37.5 mm).
Gambar 3. Sebaran Spasial Curah Hujan Wilayah DKI Jakarta Sumber : Staklim Pondok Betung
3
Berdasarkan sebaran spasial dari gambaran distribusi curah hujan wilayah DKI Jakarta tanggal 14 September 2010 terlihat wilayah yang terjadi hujan lebat (> 50 mm/hari) berada diwilayah Jakarta Selatan dan bagian selatan Jakarta Timur, sedangkan wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat memiliki curah hujan yang ringan-sedangf (0 – 40 mm/hari) 3
PROSPEK CUACA MINGGUAN 13 s/d 19 SEPTEMBER 2010
A. Pertimbangan Dinamika Secara Umum Posisi Matahari per tanggal 13 September 2010 berada pada posisi 03°45’ LU dan posisinya hampir berada pada ekuator, diprakirakan pada tanggal 22/23 September posisinya akan tepat berada pada ekuator. Wilayah yang dilewatinya saat ini sudah masuk disekitar perairan Indonesia di wilayah ekuator, sehingga pemanasan maksimum masih berada pada sekitar wilayah Indonesia. Konsekuensi dari hal tersebut adalah masih dimungkinkan terhadap terjadinya penguapan yang mendukung terbentuknya awan-awan konvektif yang cepat yang mengakibatkan terjadinya hujan. Berbagai bentuk vortek berupa pusat tekanan rendah mulai terbentuk di perairan Indonesia yang disebabkan akibat dari suhu muka laut yang menghangat di wilayah tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penumpukkan massa udara basah yang menyebabkan konsentrasi awan banyak tersebar di sepanjang wilayah Indonesia. Pusat tekanan rendah pada minggu ini diprakirakan akan tumbuh di wilayah sekitar Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera hingga selatan Nusa Tenggara seiring masih menghangatnya suhu muka laut di wilayah tersebut. B. Pertimbangan Dinamika Atmosfer Global Wilayah letak terjadinya penguapan maksimum yang dilihat dari Phase MJO (Madden Julian Oscillation) diprakirakan berada pada phase kuadran 4 dan cenderung bergerak ke arah kuadran 5 (masih berada di wilayah maritime continent atau sekitar Samudera Hindia). Suhu muka laut per tanggal 12 September 2010 mengalami anomali yang positif secara signifikan di wilayah perairan Indonesia, khususnya di perairan Laut Jawa dan perairan selatan Jawa hingga Laut Banda di wilayah timur Indonesia dan dampaknya secara langsung banyaknya uap air disekitar wilayah-wilayah tersebut. Perairan Samudera Pasifik Tengah yang diindikasikan dengan nilai pada indek nino3.4 masih mengalami pendinginan suhu (Nino 3.4), dimana memiliki nilai yang negatif antara -1.0 s/d -2.0, disatu sisi nilai Dipole Mode juga memiliki nilai yang sedikit negatif dan cenderung bergerak konstan masih dalam batas nilai normalnya (0 – 0.4).
4
C. Prospek Cuaca Mingguan Melalui kedua pertimbangan dinamika atmosfer diatas maka wilayah Banten dan DKI Jakarta dalam satu minggu ke depan secara umum didominasi oleh potensi terjadinya cuaca dengan keadaan hujan seiring sudah masuknya musim hujan yang diprakirakan mulai bulan September untuk wilayah Banten dan berangsur-angsur wilayah Jakarta pada bulan Oktober-Nopember dengan intensitas yang bervariasi mulai ringan-sedang, hujan kadangkadang turun mulai pagi hingga siang hari dan berawan pada sore hingga malam hari. Sesekali dimungkinkan terjadi hujan dengan intensitas sedang kadang lebat dalam waktu yang singkat, tetapi masih dimungkinkan terdapat potensi pemanasan maksimum pada pagi hingga siang hari menyebabkan cuaca berubah cepat dari kondisi cerah menjadi hujan. 4
KESIMPULAN DAN PENUTUP Hujan lebat disertai petir yang terjadi pada tanggal 14 September 2010 adalah akibat
adanya pola tekanan yang disebut sebagai palung tekanan rendah (Through) yang memanjang mulai dari konfluen sepanjang wilayah Australia hingga Pulau Jawa, sehingga menyebabkan kumpulan uap air yang menumbuhkan awan-awan hujan yang sifatnya konvektif diwilayah tersebut yang cepat tumbuh dan hilang di sekitar wilayah Banten dan DKI Jakarta. Diprakirakan hujan tersebut akan masih berpotensi terjadi, seiring sudah mulai masuknya musim hujan diwilayah tersebut. Wilayah Banten dan DKI Jakarta pada umumnya diprakirakan akan memasuki musim hujan pada bulan September-Oktober-Nopember 2010. Sehingga curah hujan di wilayah Banten dan DKI Jakarta akan mengalami peningkatan dalam bulan-bulan tersebut. Kejadian Lanina (anomali iklim) yang menyebabkan musim kemarau tahun 2010 menjadi bersifat basah serta menyebabkan musim hujan tahun ini akan mulai lebih cepat daripada normalnya, kejadian Lanina ini terjadi diprakirakan akan berlangsung hingga Maret 2011. Demikianlah Analisis Keadaan Cuaca Wilayah DKI Jakarta ini kami buat berdasarkan kejadian hujan lebat disertai petir pada tanggal 14 September 2010.
Tangerang, 15 September 2010 Kepala Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang
Ir. Zubaidah Sri Handayani NIP.195710191979102001
5