Analisis dan Pembahasan
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1
Analisis Kebijakan dan Organisasi K3 Manajemen puncak merupakan pembuat kebijakan utama dalam hal
menyangkut penerapan SMK3 di INALUM. Mereka juga mempunyai hak dan wewenang untuk menetapkan dan mengubah kebijakan SMK3 yang telah diterapkan di dalam perusahaannya. Berikut adalah kebijakan-kebijakan mengenai sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang telah diterapkan di PT INALUM Smelting Plant, antara lain : • Komitmen dari manajemen puncak yang tertuang di dalam Kebijakan dan Sasaran PT INALUM • Adanya Seksi Pengontrol Keselamatan Kerja dan Lingkungan yang dikenal dengan ISE (INALUM Safety & Environmental) • Adanya Seksi Kesehatan Kerja, yang dikenal dengan SOH (Safety Occupational Health) • Dibentuknya Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) • Adanya personil K3 di INALUM Smelting Plant • Safety Promotor di masing-masing departemen/seksi
5.1.1
Kebijakan K3 Kebijakan PT. INALUM Smelting Plant mengenai K3 dimuat pada :
•
Peraturan Perusahaan tentang K3 (IIC-IM-007/1) 3 Januari 2005
•
Peraturan Perusahaan tentang Pemberian Penghargaan dan Sanksi K3 (No: SGA-001/REG/2006/0)
•
Peraturan Kantor Tentang Sanksi Pelanggaran Ketentuan K3 Bagi Kontraktor dan Rekanan (No: ISE-001/OREG/2004/0)
V‐1
Analisis dan Pembahasan
5.2
Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja
5.2.1
Kecelakaan Kerja Dari pencatatan data kecelakaan kerja di PT INALUM Smelting Plant
tahun 2005-2007, kecelakaan kerja di PT INALUM Smelting Plant dibagi 2 jenis yaitu cidera (injury) dan hampir celaka (nearmiss). Kecelakaan kerja di PT INALUM Smelting Plant dikelompokkan berdasarkan jenis kecelakaan dan frekuensi terjadinya seperti dalam Tabel 5.1-5.2. Berdasarkan data kecelakaan kerja di seksi Casting PT INALUM Smelting Plant di atas, maka dapat dilihat frekuensi cidera yang timbul antara tahun 20052007 berdasarkan jejasnya di Tabel 5.1.
Tabel 5.1
Frekuensi Cidera Seksi Casting berdasarkan Jejas Tahun 20052007 Bagian Tubuh
Jenis Jejas
Frekuensi
Tangan dan ibu jari
Luka bakar
2
Mata
Perih/iritasi
2
Dagu
Luka memar
1
Lutut dan tulang kering
Luka memar & lecet
1
Kepala dan pelipis mata
Luka memar
1
Sementara frekuensi jenis kecelakaan hampir celaka (nearmiss) yang timbul antara tahun 2005-2007 di seksi Casting dapat dilihat berdasarkan potensi akibat yang akan ditimbulkan.
V‐2
Analisis dan Pembahasan
Tabel 5.2
Frekuensi Hampir Celaka di Seksi Casting berdasarkan Potensi Akibat yang Ditimbulkan
Potensi Akibat yang Ditimbulkan Kebakaran Muka & tangan luka bakar Kecelakaan mobil transportasi pengangkut molten cair Gangguan produksi (minor)
Frekuensi 3 1 2 2
Melalui Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa frekuensi kecelakaan yang terjadi di seksi kerja Casting selama tahun 2005-2007 sedikit. Di seksi kerja Casting, selama tahun 2005 jumlah total cidera (injury) ada terdapat 4 kasus dan hampir cidera (nearmiss) ada 3 kasus. Tahun 2006 ada 1 kasus cidera (injury) tanpa ada kasus hampir celaka (nearmiss). Untuk tahun 2007 ada terdapat 2 kasus cidera dan 5 kasus hampir celaka. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah total cidera (injury) selama tahun 2005 adalah 15 kasus, sementara jumlah total hampir celaka adalah 8 kasus. Di tahun 2006, jumlah total cidera adalah 9 kasus dan jumlah total hampir celaka (nearmiss) adalah 9 kasus. Untuk tahun 2007, ada terdapat 5 kasus cidera (injury) dan 9 kasus hampir cidera (nearmiss). 6
Frekuensi
5 4 cidera
3
ham pir celaka
2 1 0 2005
2006
2007
Tahun
Gambar 5.1 Grafik Frekuensi Kecelakaan dan Nearmiss di Casting Tahun 2005-2007
V‐3
Analisis dan Pembahasan
Dari Gambar 5.2 dapat dilihat persentase cidera untuk tahun 2005-2007 seksi Casting. Seksi Casting memberikan kontribusi 24% dari total keseluruhan untuk kecelakaan jenis cidera. 7(24%)
Casting Seksi Kerja lainnya 22( 76%)
Gambar 5.2 Grafik Persentase Cidera di Casting tahun 2005-2007
Gambar 5.3 memperlihatkan bahwa hampir celaka (nearmiss) di seksi kerja Casting memberikan kontribusi persentase 31 % untuk jenis kecelakaan hampir celaka (nearmiss) total di PT. INALUM Smelting Plant untuk tahun 20052007. Persentase hampir celaka ini cukup besar yaitu hampir sepertiga dari jumlah total frekuensi hampir celaka. Namun, tidak adanya terdapat hampir celaka di tahun 2006 menunjukkan bahwa penerapan SMK3 sudah berusaha diterapkan lebih baik walaupun dibutuhkan komitmen yang lebih besar lagi dari pihak manajemen dan pekerja dalam pelaksanaan SMK3 agar terjadi konsistensi penerapan SMK3 khususnya di seksi Casting . Selain itu, kejujuran dan sikap terbuka pelaporan kecelakaan oleh pekerja dibutuhkan agar dapat ditelaah lebih lanjut kebijakan SMK3 yang telah diaplikasikan.
8 (31%) Casting Seksi Kerja lainnya 18 (69%)
Gambar 5.3 Grafik Persentase Hampir Celaka di Casting tahun 2005-2007
V‐4
Analisis dan Pembahasan
Ditinjau dari penyebab kecelakaan, lokasi terjadinya kecelakaan, dan penyebab kecelakaan di seksi Casting, maka berdasarkan wawancara dengan officer ISE, hasil patrol K3, dan beberapa pekerja di seksi Casting, serta pengamatan di lapangan, penyebab utama kecelakaan-kecelakaan di seksi Casting hampir sebagian besar disebabkan oleh disobedience of procedure atau tidak mematuhi prosedur yang telah ditetapkan. Faktor lain penyebab kecelakaan adalah unskilled worker atau pekerja yang tidak ahli/mahir dan abnormal equipment atau peralatan yang sudah dalam keadaan tidak normal. Secara detail, untuk jenis kecelakaan cidera dan kerusakan alat paling banyak disebabkan oleh disobedience of procedure. Hampir celaka lebih banyak disebabkan abnormal equipment dan disobedience of properties. Sementara lokasi terjadinya kecelakaan di seksi Casting paling banyak berada di dapur pelebur (furnace). Untuk jenis kecelakaan kerja cidera, lokasi utama terjadinya kecelakaan kerja adalah berada di furnace dan special car. Jenis kecelakaan kerusakan alat sering terjadi pada special car dan mesin-mesin produksi (machineries), serta jenis kecelakaan hampir celaka paling sering terjadi di special car. Bird (1985), mengatakan bahwa perbandingan antara kecelakaan fatal (serious/major injury), luka/cidera ringan (minor injury), kerusakan alat (property damage), dan hampir celaka (nearmiss) adalah 1: 10: 30: 600. Namun hasil penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel data kecelakaan di industri diikuti oleh 297 perusahaan dan 1.759.000 tenaga kerja di Amerika Serikat dan dikenal dengan teori “Total Loss Control”.
1
Kecelakaan Fatal (Serious/Major Injury)
10
Luka/Cidera Ringan (Minor Injury)
30 600
Kerusakan Alat (Property Damage) Hampir Celaka (Nearmiss)
Gambar 5.4 Total Loss Control, Bird (1985)
V‐5
Analisis dan Pembahasan
Bila dibandingkan dengan data kecelakaan seksi kerja Casting, maka teori ini tidak relevan karena hanya melibatkan 1 perusahaan dengan 200 pekerja di seksi Casting . Hasil perbandingan antara cidera dengan hampir celaka di seksi Casting adalah 1: 0,75 (tahun 2005), 1: 0 (tahun 2006), dan 1: 2,5 (tahun 2007). Sedangkan untuk Injury Frequency Rate (E) di seksi Casting mulai 20052007 berturut-turut adalah 6,85; 1,71; 3,42 seperti dalam Gambar 5.5.
Gambar 5.5 Grafik Injury Frequency Rate (E) seksi Casting tahun 2005-2007 Nilai Injury Severity Rate seksi (C) Casting untuk tahun 2005-2007 berturut-turut adalah 0,0069; 0,0017; dan 0,0034 terlihat dalam Gambar 5.6.
Gambar 5.6 Grafik Injury Severity Rate (C) seksi Casting tahun 20052007
V‐6
Analisis dan Pembahasan
Nilai probability (P) kecelakaan kerja di seksi Casting tahun 2005-2007 berturut-turut adalah 0,011; 0,0028; 0,0055 (Gambar 5.7).
Gambar 5.7 Grafik Probability (P) seksi Casting tahun 2005-2007 Penurunan nilai Injury Frequency Rate, Injury Severity Rate, dan Probability pada tahun 2006 dan 2007 (Gambar 5.5-5.7) dibanding dengan tahun 2005 adalah disebabkan karena menurunnya angka kecelakaan kerja dan hari hilang di seksi Casting. Pada tahun 2005 terdapat 4 kasus, 2006 ada 1 kasus, dan tahun 2007 ada 2 kasus kecelakaan kerja.
5.2.2 Penyakit Kerja Salah satu hambatan dalam proses kerja adalah adanya penyakit. Penyakit dapat membuat pekerja tidak dapat bekerja dengan optimal sehingga akan timbul kerugian bagi perusahaan dari segi waktu dan biaya. Di PT INALUM Smelting Plant, berdasarkan wawancara dengan pihak ISE, sejauh ini belum ditemukan adanya penyakit akibat kerja, termasuk di dalam seksi Casting. Beberapa seksi kerja yang mempunyai potensi terkena penyakit akibat kerja dalam proses produksi di PT INALUM Smelting Plant adalah seksi Reduksi, seksi Carbon dan seksi Casting. Ketiga seksi kerja ini berhubungan dengan penggunaan alat-alat berat, panas (heat) yang sangat tinggi, penggunaan
V‐7
Analisis dan Pembahasan
zat kimia, bising, dan pemakaian dinding asbes. Kemungkinan penyakit yang timbul dengan konsisi kerja seperti ini adalah penyakit yang berhubungan dengan pernafasan dan paru-paru seperti radang paru-paru, gangguan pernafasan, dan pneumoconiosis. Penyakit akibat kerja ini dapat dihindari karena adanya pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yang sudah baik. APD yang digunakan dalam proses kerja Casting adalah pelindung kepala, pelindung mata, pelindung pendengaran, pelindung wajah, pelindung lengan, body protector, sarung tangan pengaman, pakaian kerja, foot cover, sepatu pengaman. Hal ini sesuai dengan JSA perusahaan, meskipun pada prakteknya setiap pekerja sudah melakukannya.
5.3
Pemeliharaan Keadaan Lingkungan Kerja yang Aman
5.3.1
Alat Pelindung Diri (APD) Dalam rangka menjaga dan memelihara keadaan lingkungan kerja yang
aman, maka hal utama yang dibutuhkan adalah pengadaaan APD. Saat ini di seksi kerja Casting, APD yang wajib digunakan apabila masuk ke lokasi kerja Casting adalah sebagai berikut : •
Pelindung Kepala (Helmet Safety)
•
Pelindung Mata
•
Pelindung Pendengaran
•
Pelindung Pernafasan
•
Pelindung Wajah
•
Pelindung Lengan
•
Body Protector
•
Sarung Tangan Pengaman
•
Pakaian Kerja
•
Foot Cover
•
Sepatu Safety Penyediaan APD di seksi Casting memperlihatkan kondisi yang sudah
lengkap. Namun, dibutuhkan pemantauan dan inspeksi terhadap pemakaian APD
V‐8
Analisis dan Pembahasan
untuk memantau apakah APD yang telah tersedia telah sesuai dan fungsinya maksimal terhadap pengendalian potensi bahaya yang ada. Selain itu dibutuhkan juga pengadaan poster-poster/slogan tanda bahaya dan slogan-slogan motivasi K3 yang dapat memotivasi pekerja dalam menerapkan tingkah laku yang aman dalam bekerja. Meskipun telah disediakan APD yang baik dan slogan tanda bahaya serta slogan motivasi K3, namun pada prakteknya masih ada pekerja yang tidak mengenakan salah satu alat standar APD yang digunakan di seksi kerja Casting.
5.3.2 Lingkungan Kerja Dalam seksi kerja Casting, penyakit yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja sangat jarang ditemukan, baik pada bagian furnace, casting machine, stacking machine, bundling, dross room, flux treatment maupun transportasi. Di seksi kerja Casting, kondisi yang dapat dikategorikan dalam kecelakaan kerja adalah terbentur furnace, terbentur forklift, terlicin akibat tumpahan air aki atau air pembersihan, terlicin akibat dross di lantai, pekerja menghirup dross, pekerja terpapar radiasi panas dari molten panas, terkena percikan air aki, tertimpa dan tersandung tools berat yang dipakai di Casting, memegang ingot panas, dan lainlain. Biasanya kecelakaan kerja yang terjadi di seksi kerja Casting terjadi akibat tidak mematuhi prosedur kerja yang ditetapkan (disobedence of procedure) dan unskilled worker (pekerja tidak mahir). Kadangkala juga kecelakaan kerja disebabkan oleh kelalaian pekerja. Kondisi bahaya tersebut datang pada saat pekerja tidak sadar atau waspada. Selain itu faktor psikologis juga turut mempengaruhi terjadinya kecelakaan, misalnya ada masalah di luar lingkungan kerja seperti pekerja yang sakit atau baru pulih dari sakit, masalah keluarga, kondisi kesehatan pekerja yang menurun dan berbagai masalah lainnya. Manajemen puncak PT INALUM Smelting Plant sangat memberikan perhatian yang begitu besar untuk pencegahan kecelakaan. Hal ini sesuai dengan tujuan SMK3 yaitu memperhatikan semua hal yang berkaitan dengan kecelakaan.
V‐9
5.4
Analisis dan Pembahasan
Motivasi Penerapan SMK3 Motivasi penerapan SMK3 di perusahaan merupakan tonggak utama
dalam upaya meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja. Namun apabila perusahaan memiliki anggapan bahwa SMK3 tidak memberikan dampak yang besar dan pengelolaan K3 tidak terintegrasi dengan visi perusahaan, maka hal ini akan menjadi suatu masalah. Padahal, dengan adanya rasa aman, nyaman, sehat dalam bekerja, maka pekerja akan dapat bekerja dengan optimal. Pekerja yang terjamin keselamatan dan kesehatannya akan bekerja lebih optimal dan tentunya akan memberikan dampak positif bagi perusahaan dengan produktivitas kerja yang tinggi. Hal ini akan memberikan profit yang besar bagi perusahaan. Namun tentunya penerapan SMK3 harus dibarengi dan diimbangi dengan kemampuan finansial perusahaan. Perusahaan kecil akan mengalami kesulitan dalam hal dana dan sumber daya apabila menerapkan SMK3 secara terintegrasi. Akan lebih menguntungkan bagi perusahaan besar untuk menerapkan SMK3 karena dari segi finansial mampu dan sumber daya yang dimiliki juga baik sehingga nantinya akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pekerja dan output akhir memberikan profit yang lebih kepada perusahaan itu sendiri. Dari hasil identifikasi bahaya, maka pihak manajemen PT INALUM Smelting Plant dapat mengetahui sumber dan jenis bahaya apa saja yang terdapat pada tiap plant, proses produksi dan peralatan produksi di seksi kerja Casting. Manajemen juga dapat mengetahui potensi kecelakaan yang mungkin terjadi, serta seberapa besar risiko yang dihadapi oleh para pekerjanya sehingga diharapkan hal ini dapat memotivasi dan meningkatkan kesadaran dari seluruh pihak, terutama pihak manajemen, bahwa dengan begitu besarnya potensi bahaya dan risiko di tempat kerja, maka sangatlah dibutuhkan upaya secara menyeluruh untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu, pihak manajemen perlu lebih meningkatkan lagi
penerapan SMK3 yang telah
dilaksanakan untuk menciptakan tempat kerja yang aman dan efisien khususnya di seksi kerja Casting.
V‐10
5.5
Analisis dan Pembahasan
Identifikasi Bahaya dan Penentuan Faktor Bahaya Identifikasi bahaya bertujuan untuk melihat keadaan bahaya suatu
ruangan, sehingga dapat diperhitungkan variabel yang berpotensi menimbulkan bahaya kecelakaan. Faktor bahaya dapat ditimbulkan oleh hampir semua kegiatan. Faktor bahaya ini dapat ditentukan dengan melihat beberapa parameter.
5.5.1 Lingkungan Kerja Tempat atau kondisi di mana seseorang melakukan aktivitas kerja sangat berpengaruh pada faktor bahaya yang ada dan bahaya yang dapat ditimbulkan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa parameter, yaitu: 1. Akses Keluar Masuk Di PT INALUM Smelting Plant seksi Casting, akses keluar masuk ruangan sudah baik sehingga tidak ada faktor bahaya yang ditimbulkan karena hal ini. Terdapat 2 pintu akses keluar masuk dalam ruangan ini, yaitu pintu utara dan pintu selatan. Akses keluar masuk suatu ruangan ini harus diperhatikan dengan baik pada saat awal perancangan bangunan atau pada saat penempatan interior dan perangkat kerja, agar orang-orang yang berada pada ruangan tersebut dapat mudah dan cepat keluar ruangan bila terjadi kondisi bahaya. 2. Luas Ruangan Luas ruangan harus diperhitungkan secara seksama dengan memperhatikan jumlah pekerja yang bekerja di ruangan tersebut, sehingga pekerja tidak berdesakdesakan dan tidak membatasi ruang gerak pekerja. Terdapat beberapa ruangan yang dirasa tidak sesuai dengan keadaan ini. Pada ruangan tersebut, luas ruangan yang ada sudah cukup besar untuk pekerja bebas bergerak, namun tidak didukung dengan peletakan alat-alat yang ada. Kondisi ini memungkinkan tersenggolnya pekerja atau terjadinya tumpahan, konsleting, dan lain-lain. 3. Temperatur Di seksi Casting, beberapa kegiatan proses kerja pekerja berhadapan dengan temperatur sekitar 7600C terutama operator yang bekerja pada bagian furnace dan kontak dengan metal panas di beberapa lokasi dan kegiatan seperti kegiatan pengadukan metal panas. Adanya ventilasi udara terbuka dari alam mengurangi suhu panas dalam ruangan ini. Namun akibatnya adalah abu dross beterbangan
V‐11
Analisis dan Pembahasan
setiap kali udara terbuka dari alam masuk ke dalam ruangan sehingga mengganggu kenyamanan pekerja. Efisiensi kerja sangat dipengaruhi oleh kondisi udara ruangan. Suhu nyaman adalah sekitar 24-260C pada kelembaban 55 %. Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot. Suhu panas mengakibatkan menurunnya prestasi kerja pikir. Suhu panas mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordianasi syaraf perasa dan motoris, serta memudahkan untuk dirangsang. 4. Pencahayaan Ruangan membutuhkan tingkat pencahayaan yang baik agar dapat memberi penerangan bagi ruangan sehingga pekerja dapat bekerja secara maksimal. Penerangan yang baik memungkinkan pekerja melihat objekobjek yang dikerjakan secara jelas dan cepat. Lebih dari itu, penerangan yang memadai memberi kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan. Upaya mata yang melelahkan menjadi sebab kelelahan mental. Gejala-gejalanya meliputi sakit kepala, penurunan kemampuan intelektual, daya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Lebih dari itu, bila pekerja mencoba mendekatkan matanya terhadap objek untuk memperbesar ukuran benda, maka akomodasi lebih dipaksa dan mungkin terjadi penglihatan rangkap atau kabur. Kejadian akhir ini disertai pula perasaan sakit kepala di daerah atas mata. Pencahayaan di seksi Casting sudah cukup baik dengan banyaknya lampu-lampu yang dipasang di masing-masing lokasi kerja dan ditambah pencahayaan dari luar (sinar matahari). 5. Stress/Mental Pekerja Kondisi sosial pekerja adalah suatu hal yang harus diperhatikan dalam kelangsungan proses pekerjaan yang baik. Keadaan ini dapat dilihat dari: - Interaksi sesama pekerja - Keamanan di tempat kerja - Adanya shift kerja. Interaksi sesama pekerja di lingkungan seksi Casting terlihat cukup baik. Tidak nampak persaingan yang bersifat tidak sehat, sehingga dapat dikatakan kondisi sosial pekerja di PT INALUM Smelting Plant baik. Shift kerja hanya berlaku
V‐12
Analisis dan Pembahasan
untuk bagian petugas operator bagian transportasi, treatment, casting machine, dan bundling saja ketika proses kerja sedang beroperasi. Pembagian shift kerja sudah cukup baik, yaitu dengan porsi 8 jam kerja per shift sehingga stamina dan kondisi kesehatan pekerja tetap terjaga dengan baik.
5.5.2
Energi Segala macam hal yang berkaitan dengan energi patut diperhitungkan
sebagai salah satu gejala faktor bahaya. Hal-hal yang berkaitan dengan keadaan tersebut adalah: 1. Listrik Listrik merupakan sumber energi utama bagi alat-alat ataupun mesin-mesin di tempat kerja. Bahaya yang ditimbulkan dapat berupa: • Kontak dengan kabel-kabel yang tidak terisolasi dengan baik • Kontak dengan tegangan tinggi. Keadaan ini dapat dijumpai pada ruang Operasi Casting. Mesin-mesin servo arm, konveyor, stacking machine, mould, mesin nomor lot di dalam ruangan yang menggunakan alat-alat listrik dan arus listrik sehingga terdapat banyak kabel dengan tata yang tidak rapi. Hal ini merupakan potensi bahaya dan menyebabkan kondisi yang sangat rawan dari segi faktor keselamatan kerja. 2. Gravitasi Pengaruh yang disebabkan oleh gaya tarik bumi, dapat berupa: • Pekerja yang jatuh, terpeleset, atau tersandung • Benda-benda yang jatuh. Keadaan seperti ini dapat terjadi kapanpun dan dimanapun, hanya kemungkinan terjadinya sangat jarang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti pekerja dalam keadaan terburu-buru atau tidak berkonsentrasinya pekerja dalam bekerja. Di seksi Casting, pekerja dapat terjatuh biasanya disebabkan oleh tumpahan air dari water jacket. Pekerja tersandung adalah disebabkan peletakan tools yang tidak rapi. Sedangkan potensi bahaya terkena benda-benda jatuh dapat disebabkan adanya tools-tools yang dipakai dalam proses casting terlepas atau jatuh dari crane.
V‐13
Analisis dan Pembahasan
3. Energi Kinetik Merupakan pengaruh akibat momentum yang dihasilkan oleh suatu pergerakan, dapat berupa: • Dengan sengaja memukulkan bagian tubuh kepada suatu benda • Tertabrak oleh benda-benda yang bergerak. Keadaan ini jarang dijumpai di seksi Casting, namun ada kemungkinan terjadinya bahaya karena faktor ini dan biasanya disebabkan ketidaksengajaan ataupun kelalaian dari pekerja. 4. Radiasi Radiasi yang ada di tempat kerja dan mempunyai pengaruh terhadap pekerja dan pekerjaannya, terdiri dari: a. Radiasi Elektromagnetis, yaitu: gelombang-gelombang mikro, radiasi panas, sinar infra merah, sinar ultraviolet, sinar X dan sinar γ. Di seksi Casting, kegiatan yang berhubungan langsung dengan molten cair panas biasanya akan terpapar radiasi panas. Radiasi dari sinar aluminium cair yang panas terutama pekerja yang ada dalam kegiatan treatment akan mengalami radiasi panas dari aluminium cair dan dapat mengakibatkan kelelahan, dehidrasi, dan iritasi. Sedangkan paparan dan kontak yang lama dengan sinar pembakaran aluminium cair panas akan dapat menyebabkan gangguan pada indera penglihatan. b. Radiasi radioaktif, yaitu: sinar-sinar dari bahan radioaktif. Di PT INALUM Smelting Plant umumnya dan di seksi Casting khususnya tidak ada satu proses pekerjaanpun yang menggunakan zat radioaktif sehingga dapat dipastikan tidak ada radiasi radioaktif di proses kerja ini. 5. Getaran Mekanis Getaran mekanis dihasilkan oleh mesin-mesin atau alat kerja mekanis lainnya yang dijalankan dengan motor. Getaran mekanis tersebut disalurkan ke lingkungan. Pada umumnya getaran mekanis tidak dikehendaki. Oleh karena itu, perlu diketahui batasan-batasan yang aman bagi pekerja. Tiga tingkat efek getaran mekanis, yaitu: a. Gangguan kenyamanan, dimana pengaruh getaran hanya terbatas pada terganggunya kenyamanan kerja.
V‐14
Analisis dan Pembahasan
b. Gangguan terhadap tugas karena getaran berpengaruh terhadap peningkatan kelelahan. c. Gangguan terhadap kesehatan. Getaran mekanis dibedakan menjadi : • Getaran pada seluruh badan (whole body vibration) • Getaran alat-lengan (tool-hand vibration). Faktor bahaya getaran mekanis yang berkaitan dengan bagian pekerjaan di seksi Casting tidak ada. Tindakan pengendalian yang dapat dilakukan adalah membatasi waktu kerja yang menggunakan alat tersebut dalam jangka waktu tertentu. 6. Kebisingan Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan. Pengaruh utama dari kebisingan terhadap kesehatan adalah kerusakan pada indra pendengaran yang dapat menyebabkan ketulian progresif. Dengan kemampuan hygiene perusahaan kesehatan kerja akibat-akibat buruk ini dapat dicegah. Kebisingan mempunyai efek merugikan kepada daya kerja. Pengaruh-pengaruh negatif demikian adalah sebagai berikut: a. Gangguan Kebisingan bernada tinggi sangat mengganggu, terutama kebisingan datang secara tiba-tiba dan tak terduga. Pengaruhnya akan sangat terasa apabila sumber kebisingan tidak diketahui. b. Komunikasi pembicaraan Risiko potensial kepada pendengaran terjadi apabila komunikasi pembicaraan harus dijalankan dengan berteriak. Gangguan komunikasi ini menyebabkan gangguan, bahkan mungkin sampai terjadi kesalahan dalam pekerjaan. Gangguan terbesar sering dirasakan oleh para pekerja baru . c. Efek pada pekerjaan Kebisingan dapat mengganggu konsentrasi. Di seksi Casting, faktor kebisingan berasal dari suara alat hammering device pada pencetakan ingot dan suara mesinmesin lainnya. Namun, faktor kebisingan ini masih dalam ambang batas suara yaitu 77 dB (data pengukuran ISE PT INALUM Smelting Plant tahun 2007).
V‐15
Analisis dan Pembahasan
7. Pekerjaan Manual Pekerjaan manual adalah pekerjaan yang dilakukan tanpa bantuan mesin atau alat. Jenis pekerja seperti ini berhubungan erat dengan: a. Ketegangan pada otot, dapat berupa: • Ketegangan pada otot yang terjadi saat mengangkat, memikul, atau meletakkan suatu benda • Ketegangan pada otot pada saat melakukan pekerjaan pada benda selain diatas • Ketegangan pada otot yang terjadi pada saat tidak melakukan pekerjaan terhadap benda • Gerakan berulang-ulang yang mengakibatkan otot mengalami kontraksi terusmenerus. Di seksi Casting, kecelakaan akibat faktor di atas sering dijumpai, karena kesan yang diambil dari faktor tersebut adalah adanya kesalahan atau keletihan pada tubuh akibat kerja, sehingga semua jenis pekerjaan bisa menyebabkan kelelahan (penyakit). b. Ergonomi Maksud dari ergonomi adalah perencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliputi tata kerja dan peralatannya. Ergonomi dapat mengurangi beban kerja. Ergonomi dapat menghasilkan: • Berkurangnya tingkat kelelahan • Berkurangnya ketegangan dan kesalahan akibat desain ruang kerja yang baik. Keergonomian suatu alat sudah dirancang dengan baik di seksi Casting, walaupun masih ada beberapa alat yang masih kurang baik keadaannya sehingga dapat menimbulkan bahaya. Untuk mengatasi keadaan yang seperti ini sudah ada pengajuan rancangan baru, namun masih terhambat oleh faktor biaya, sehingga belum dapat direalisasikan.
5.5.3
Kontak dengan zat kimia Kontak dengan zat kimia meliputi:
o Kontak tunggal dengan zat kimia o Kontak jangka panjang dengan zat kimia o Gigitan atau sengatan serangga dan laba-laba
V‐16
Analisis dan Pembahasan
o Kontak-kontak tidak spesifik lainnya dengan zat kimia o Ledakan dan api. Penggunaan bahan kimia di seksi Casting cukup tinggi terutama pada kegiatan stirring, marking dan painting, penyimpanan dan penyediaan flux, penyediaan gas LPG. Keadaan ini menyebabkan faktor bahaya dan kemungkinan terjadinya kecelakaan menjadi besar. Penyebaran zat kimia ini dapat melalui: a. Udara • Debu, contoh: kayu, asbes, silika • Gas, contoh: karbon monoksida • Uap, contoh: uap dari pelarut. Pemakaian dinding berbahan asbes di Dross Cooling Room dapat menyebabkan operator yang ada di dalam ruangan ini terpapar zat asbes dan dalam jangka waktu yang lama akan penyebabkan penyakit kerja. b. Kontak kulit • Penyerapan, contoh: pestisida • Korosif, contoh: asam, alkali.
5.5.4
Mikrobiologi Faktor bahaya mikrobiologi meliputi:
• Bakteri • Jamur • Virus • Parasit. Di PT INALUM Smelting Plant umumnya dan seksi Casting khususnya faktor bahaya mikrobiologi dapat terjadi, namun hanya bernilai kecil. Ruangan dan peralatan terawat dengan baik, sehingga kemungkinan adanya penyebaran parasit, mikroorganisme, dan virus kecil.
5.5.5 Penempatan Penempatan secara mekanik yang mengacu kepada keadaan pada saat terjebak diantara, ditabrak oleh atau ditabrakkan kepada, antara lain adalah sebagai berikut:
V‐17
Analisis dan Pembahasan
o Kendaraan dan mesin yang sedang bergerak maupun yang tidak bergerak. o Alat-alat elektronik. o Alat-alat non elektronik. Penggunaan MTC dan forklift yang keluar masuk ruangan ini dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Di ruangan-ruangan yang ada di dalam seksi kerja ini juga sering dijumpai peletakan tools yang dipakai untuk proses kerja yang tidak tersimpan dengan baik sehingga memungkinkan terjadi suatu kecelakaan.
5.6
Operating Hazard Analysis (OHA) Potensi-potensi bahaya di seksi Casting PT INALUM Smelting Plant
diidentifikasi dan dianalisis berdasarkan Operating Hazard Analysis (OHA). Tujuan OHA adalah mengidentifikasi bahaya yang berkaitan dengan pekerja dan prosedur pada berbagai kegiatan di industri (http://transitsafety.volpe.dot.gov). OHA dilakukan pada tiap tindakan dan kegiatan yang dilakukan pekerja dalam melakukan pekerjaannya, termasuk kelalaian dan kesalahan pekerja. Identifikasi bahaya ini juga dilakukan dengan mempertimbangkan hasil pengamatan, intuisi, studi literatur, analisis kebijakan, organisasi, dan program manajemen, terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan di perusahaan. Hasil dari OHA ini harus ditelaah oleh manajemen puncak atau seksi kerja yang bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dalam perusahaan untuk selanjutnya ditentukan tindakan pengendalian yang paling efektif dan efisien untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya. Pada tiap bidang yang berhubungan dengan produksi di seksi Casting seperti treatment, operasi Casting, bundling, terdapat bermacam-macam kegiatan yang dapat berpotensi menimbulkan bahaya terhadap keselamatan tenaga kerja, begitu pula dengan bidang kerja lainnya seperti maintenance maupun transportasi dan yang tidak berhubungan langsung dengan bahan-bahan produksi. Bahaya yang ditimbulkan pada tiap pekerjaan tergantung dari jenis kegiatan yang dilakukan, cara bekerja, dan peralatan serta bahan yang digunakan dalam bidang kerja tersebut.
V‐18
Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan identifikasi bahaya yang dilakukan dan nilai rata-rata yang diperoleh untuk skor risiko metode Modifikasi Standar Australia, maka lokasi dan kegiatan yang memiliki potensi bahaya paling tinggi di tiap plant adalah: ¾ Transportasi Kegiatan memberi aba-aba dari atas dapur dengan lokasi di atas furnace (skor risiko rata-rata metode Modifikasi Standar Australia 3,1) ¾ Treatment Kegiatan stirring, charging aluminium cair dan flux treatment, dan pembersihan dapur (spearing). Skor risiko rata-rata dengan menggunakan metode Modifikasi Standar Australia adalah 2,4. ¾ Operasi Casting Kegiatan penyediaan flux di lokasi penyimpanan flux (skor risiko rata-rata metode Modifikasi Standar Australia adalah 2,3). ¾ Bundling (Pengikatan) Kegiatan mengikat di lokasi bundling house merupakan kegiatan yang memiliki skor risiko paling tinggi dengan nilai skor risiko rata-rata metode Modifikasi Standar Australia 2,3. ¾ Maintenance Kegiatan breaking castable, setting castable, mengganti pouring di lokasi pouring device; breaking castable, setting castable, mengganti castable di lokasi lounder furnace; monthly inspection dan mengganti impeller di lokasi DPE; cleaning di lokasi pencucian MTC dan forklift; dan mengisi air aki. Nilai skor risiko masing-masing kegiatan tersebut adalah 2,4. ¾ Fasilitas Khusus/Tambahan Kegiatan pendinginan dross, lokasi peralatan persediaan LPG merupakan kegiatan yang memiliki skor tertinggi dengan masing-masing skor risiko metode Modifikasi Standar Australia 4,0. Identifikasi bahaya selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.3.
V‐19
Analisis dan Pembahasan Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar LOKASI
TRANSPORTASI
Areal Parkir MT Car
PLANT
KEGIATAN
Pemeriksaan Metal Transportation Car sebelum dan sesudah dioperasikan
KONDISI BAHAYA
PENYEBAB
Pengendalian
Metode RSC
Australia Peluang
Akibat
RS
C
P
E
RS
C
P
E
RS
Pekerja terbentur MTC
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Motivasi
dan
D
X2
1,0
2
3
3
18
Min
UP
Occ
8
Pekerja
Alat pencucian yg digunakan
Kepala, tubuh terluka
komunikasi perilaku
D
X2
1,0
2
3
3
18
Min
UP
Occ
8
terkena
jatuhan
Rata-rata
benda
peletakannya sembarangan
Pekerja terjepit/tertimpa ladle
Posisi parkir MTC terlalu rapat
Tangan terluka
pemakaian
APD
D
X2
1,0
2
3
3
18
Min
UP
Occ
8
Pekerja terkena semburan air
Mesin MTC terlalu panas
Muka luka bakar
(terutama kacamata,
B
X2
3,0
5
6
6
180
S
QP
Co
375
D
X2
1,0
2
3
3
18
Min
UP
Occ
8
kerja aman,
radiator
safety shoes, helm,
Tangan pekerja tergores saat
Saat pencucian, tangan pekerja
check-up MTC
menjangkau/menyentuh bagian
Tangan terluka
Pekerja menginjak tumpahan
pelindung
1,9
wajah&lengan, body
tajam dari MTC&FL Pekerja terjatuh
protector), Cidera tubuh
Goodhousekeeping
B
X3
3,0
5
6
3
90
S
QP
Occ
100
Kaki terluka
Prosedur kerja yang
B
X2
3,0
1
6
6
36
Min
QP
F
30
air pencucian Pekerja
tersandung
saat
check-up MTC
Naik
Depan Furnace
AKIBAT
turun
Peletakan ember, selang dan alat pencucian lain tidak rapi
Pekerja terbentur MTC
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Komunikasi perilaku
D
X2
1,0
2
3
3
18
Min
RP
Occ
5
Pekerja
Tools terjatuh dan mengenai
Kepala, tubuh terluka
kerja aman,
E
X3
2,0
5
3
2
30
S
UP
IF
30
A
X1
3,0
2
10
6
120
Sub
AC
F
125
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
125 300
terkena
jatuhan
benda
pekerja
Pekerja terpapar temperatur
Terpapar temperatur tinggi
tangga MT Car
metal panas
memeriksa
Pekerja
lubang nozzle
metal panas
discharge,
Mata-hidung
terkena
percikan
Semburan metal panas saat
Luka bakar/melepuh
dituangkan pekerja
Dross tertiup angin
Pekerja terkena radiasi sinar
Kontak antara mata dengan
metal panas
metal panas terlalu lama
Pekerja
Penggunaan Dehidrasi, iritasi
menghisap
gas
Tidak menggunakan masker
Penggunaan
lantai
2,6
basah yang diberi uap minimasi
A
X2
3,0
2
10
6
120
Sub
AC
Co
umum
B
X1
2,0
2
8
6
96
Sub
QP
F
80
dengan pemasangan
A
X1
3,0
2
10
6
120
Sub
AC
F
125
&
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
125
Peletakan tools yang
B
X3
3,0
5
8
6
240
S
AC
F
350
Iritasi mata
air
Gangguan pernafasan
ventilasi
Gangguan penglihatan
dan
Local Gangguan kesehatan
beracun kandungan metal Pekerja tersandung
APD
body protector dan goggles,
kemasukan abu dross Memeriksa lubang nozzle discharge dan pouring device
aman
Exhaust
Ventilation pendingin udara
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
rapi
V‐20
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (1) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar PLANT
LOKASI
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
PENYEBAB
AKIBAT
Peluang
Akibat
RS
C
P
E
RS
C
P
E
RS
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Prosedur kerja aman
E
X4
3,0
15
3
2
90
VS
UP
IF
70
Pekerja
Peletakan tools tidak rapi
Kepala, tubuh terluka
Peletakan tools yang
E
X3
3,0
8
3
2
48
S
RP
IF
12
terkena
jatuhan
Panas yang berasal dari metal
Di atas furnace
metal panas Pekerja
terkena
aba dari atas
metal panas
dapur
Mata-hidung
percikan
Semburan metal panas saat
Iritasi wajah, kulit
Penggunaan
APD
A
X3
4,0
6
10
6
360
Sub
AC
Co
300
Luka bakar/melepuh
(goggles,
body
B
X3
3,0
5
6
6
180
Sub
QP
Co
200
Cidera tubuh
protector,
leather
A
X3
4,0
10
10
6
600
S
AC
F
350
dituangkan pekerja
gloves)
Dross tertiup angin
kemasukan abu dross Pekerja terkena radiasi sinar
Jarak pandang pekerja dengan
metal panas
metal terlalu dekat
Pekerja
Rata-rata
rapi
Pekerja terpapar temperatur
TRANSPORTASI
Metode RSC
Australia
Pekerja terbentur furnace benda/tools
Memberi aba-
Pengendalian
menghisap
gas
Iritasi mata
Penggunaan
lantai
A
X2
3,0
3
10
6
180
Sub
AC
Co
300
Gangguan pernafasan
basah yang diberi uap
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
55
Gangguan penglihatan
air,
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
55
A
X2
3,0
2
10
6
120
Sub
AC
F
160
E
X3
2,0
5
3
3
45
Sub
UP
Occ
20
E
X1
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
E
X1
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
B
X2
3,0
3
8
6
96
Sub
AC
F
160
B
X2
3,0
2
8
6
96
S
QP
F
200
B
X1
2,0
2
8
6
96
S
QP
F
200
A
X2
3,0
3
10
6
180
Sub
AC
Co
300
ventilasi umum dgn.
Tidak menggunakan masker
Gangguan kesehatan
beracun kandungan metal Pekerja tersandung
minimasi
3,1
Local
Exhaust
Ventilation Kelelahan pada pekerja akibat
Kaki terluka
panas dari metal Pekerja
terkena
jatuhan
benda/tools
Salah
satu
tools
Kepala, tubuh terluka
terjatuh/terlepas&mengenai
Tools disusun dengan baik
pekerja Pekerja terkena garpu ingot
Charging Cold Metal
Kepala terluka
Pekerja terkena radiasi panas
Percikan aluminium cair panas diisikan
ke
Iritasi wajah, kulit
dapur
pekerja
Aluminium cair
Pekerja terkena radiasi panas
Temperatur panas dari metal
Pekerja terbentur
saat charging
Pekerja
terkena
benda/tools Flux treatment
jatuhan
treatment
terkena
Iritasi mata
Local
Gangguan pernafasan
Ventilation
Iritasi wajah, kulit
Penggunaan (body
Pekerja tidak konsentrasi** Pekerja
protector, goggles)
2,0
lantai
basah dengan uap air,
Dross tertiup angin
kemasukan abu dross Charging
APD
safety, body
Penggunaan
mengenai pekerja Mata-hidung
Penggunaan (helm
charger yang
Furnace
TREATMENT
Pekerja terbentur alat
tools
flux
Exhaust APD
protector,
Kepala terluka
leather gloves)
E
X1
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
Kepala, tubuh terluka
Tools disusun dengan
D
X3
3,0
5
3
3
45
Sub
UP
Occ
20
baik
V‐21
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (2) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar PLANT
LOKASI
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
Pekerja
memegang
PENYEBAB
benda
panas Pekerja Charging Aluminium cair
Flux treatment
AKIBAT
Pekerja tidak memakai sarung
Pengendalian
Luka bakar/melepuh
tangan terkena
percikan
metal pekerja
Dross tertiup angin
Pekerja terkena radiasi sinar
Jarak pandang pekerja dengan
metal
metal terlalu dekat
Pekerja tersandung
Perletakan
Cidera tubuh
Penggunaan
gas
Pekerja
terkena
benturan
tools berat Pekerja
jatuhan
Stirring
RS
C
P
E
RS
6
96
Sub
AC
F
160
body
D
X3
3,0
10
3
3
90
S
UP
Occ
50
tools
lantai
B
X2
3,0
2
8
6
96
S
QP
F
200
B
X1
2,0
1
8
6
48
Min
AC
F
60
Gangguan penglihatan
air,
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
flux
dan
E
X1
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
masker
A
X2
3,0
3
10
3
90
Sub
AC
Occ
75
Kaki terluka
pemasangan
minimasi
Tidak menggunakan masker
Local
2,5
Exhaust Ventilation Gangguan kesehatan
Penggunaan anti gas
Dross tertiup angin Peletakan tools stirring tidak
Iritasi mata
Penggunaan
lantai
A
X2
3,0
2
8
6
96
S
QP
F
200
Gangguan pernafasan
basah yg. diberi uap
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
Kepala terluka
air,
E
X1
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
Tools terlepas dari crane
E
X1
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
minimasi
ventilasi umum dgn. Kepala, tubuh terluka
Panas yang berasal dari metal
Dehidrasi, iritasi
pemasangan
Local
Tools disusun dengan
metal panas
baik
Pekerja terkena radiasi sinar
Jarak pandang pekerja dengan
metal panas
metal terlalu dekat
memegang
tools
Kelelahan pada pekerja
Gangguan penglihatan
Penggunaan
APD
2,4
(body Tangan melepuh
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
body
A
X3
4,0
10
6
6
360
S
QP
F
200
Tools disusun dengan
E
X2
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
B
X1
2,0
3
6
5
90
Min
QP
Occ
15
protector&goggles)
strring yang masih panas dan
Penggunaan
berat Pekerja
E
8
Exhaust Ventilation
Pekerja terpapar temperatur
Pekerja
P
2
basah yg. diberi uap
benda/tools (Pengadukan)
Rata-rata
Penggunaan
rapi terkena
C
3,0
ventilasi umum dgn.
kemasukan dross
Furnace
TREATMENT
pekerja
RS
X2
Gangguan pernafasan
beracun dari metal dan LPG
Mata-hidung
Akibat
B
Iritasi mata
charging tidak rapi menghirup
Peluang
protector & goggles
kemasukan abu dross
Pekerja
APD
(sarung tangan kulit)
Semburan metal panas saat dituangkan
Mata-hidung
Penggunaan
Metode RSC
Australia
sarung
tangan kulit terkena
percikan
Semburan metal panas saat
Cidera tubuh
metal panas
dituangkan
Pekerja tersandung oleh tools
Peletakan tools stirring tidak
stirring
rapi
Ketidaknyamanan pekerja
Desain tools stirring yang tidak
Kelelahan
ergonomis
punggung
Penggunaan protector
Kaki terluka
baik otot
Pengadaan tools yang ergonomis
dan
nyaman
V‐22
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (3) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar PLANT
LOKASI
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
PENYEBAB
AKIBAT
Pekerja terbentur forklift
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Pemisahan
Pekerja terkena jatuhan tools
Tools terlepas dari crane
Kepala/tubuh terluka
forklift dgn. pekerja
yang dipakai untuk proses
load
Mata-hidung
pekerja
(pengeluaran
kemasukan dross
Dross tertiup angin
Pekerja terpapar temperatur
Panas yang berasal dari metal
metal panas
(7600C)
Pekerja
terjepit/tertimpa tersandung
tools
C
P
E
RS
C
P
E
RS
2,0
Rata-rata
2
6
3
36
Sub
QP
Occ
35
E
X1
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
&
indicator
A
X2
3,0
2
10
6
120
S
QP
F
200
Penggunaan
lantai
A
X2
3,0
2
10
6
120
S
QP
F
200
Dehidrasi, iritasi
basah yg. diberi uap
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
E
X2
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
B
X3
3,0
5
6
3
90
Sub
QP
Occ
35
A
X2
3,0
1
6
10
60
Sub
QP
F
70
Kaki terluka
2,4
minimasi
ventilasi umum dgn. pemasangan
Local
Exhaust Ventilation Prosedur kerja aman
Kontak langsung dengan zat
Tidak
yang bercampur bahan kimia
tangan pada saat bekerja
menggunakan
sarung
Iritasi
Penggunaan
sarung
tangan kulit, masker,
(dross)
Furnace
TREATMENT
RS
X1
Gangguan pernafasan
skimming off
& goggles
Mata-hidung
pekerja
Dross tertiup angin
kemasukan dross Pekerja
Akibat
B
jaringan pengaman
Tangan-kaki terluka
Peletakan tools tidak rapi
Peluang
Iritasi mata
dross scratcher dan forklift Pekerja
jalur
air,
Kelelahan pada pekerja
Metode RSC
Australia
dilengkapi
Crane
skimming off Skimming off
dross)
Pengendalian
terkena
benturan
Peletakan tools tidak rapi
Iritasi mata
Penggunaan
lantai
B
X2
3,0
2
6
6
72
Sub
QP
F
70
Gangguan pernafasan
basah yg. diberi uap
A
X2
3,0
2
10
6
120
S
QP
F
200
Kepala terluka
air,
E
X1
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
E
X3
2,0
5
3
3
45
Sub
UP
Occ
20
tools berat
minimasi
ventilasi umum dgn.
Pekerja terpapar temperatur
Panas yang berasal dari metal
metal panas
(7600C)
Mengambil
Pekerja
sampel TPM
metal panas
terkena
percikan
Dehidrasi, iritasi
pemasangan
Local
Exhaust Ventilation
Semburan metal panas saat
Tangan-kaki terluka
dituangkan
Penggunaan
APD
2,2
body
Pekerja tersandung oleh tools
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
protector&goggles
E
X1
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
Pekerja
Tidak menggunakan masker
Gangguan kesehatan
Penggunaan
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
B
X1
2,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
B
Xi
2,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
kandungan
menghirup gas
beracun
masker
anti gas
dalam metal Pengambilan sampel yang
Alat
tidak efektif dan efisien
ergonomis/tidak memudahkan
yang
digunakan
tidak
Sampel
mengenai
pekerja/luka bakar
pengambilan sampel Terjadi tumpahan sampel
Kecerobohan konsentrasi
pekerja,
Isolasi
proses
pengambilan sampel tidak
Sampel
mengenai
pekerja/luka bakar
V‐23
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (4) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar PLANT
LOKASI
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
Pekerja
terkena
benturan
PENYEBAB
AKIBAT
Peletakan tools yang tidak rapi
Kepala terluka
tools berat Pekerja
terkena
jatuhan
Tools dari crane ada yang
benda dari bagian atas /crane
terjatuh
Mata-hidung
Dross tertiup angin
pekerja
Pekerja terpapar temperatur
Kepala, tubuh terluka
Panas yang berasal dari metal Kontak mata pekerja dengan
metal panas
metal panas terlalu lama
Dapur
Pekerja pembersihan dapur
Peletakan tools yang tidak rapi
(Spearing)
memegang tools yang masih
Furnace
TREATMENT
percikan
E
RS
C
P
E
RS
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
E
X1
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
A
X2
3,0
2
10
6
120
S
QP
F
200
lantai
C
X2
2,0
2
3
6
36
Sub
UP
F
45
Dehidrasi, iritasi
basah yg. diberi uap
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
Gangguan penglihatan
minimasi
ventilasi umum dgn. pemasangan
Tangan melepuh
Local
Exhaust Ventilation
2,4 Semburan metal panas
Cidera tubuh
Putusnya tali crane
Tangan-kaki terluka
APD C
X2
2,0
2
3
6
36
Sub
UP
F
45
B
X3
3,0
5
6
6
180
S
QP
F
200
C
X2
2,0
2
3
6
36
Sub
UP
F
45
tangan kulit
B
X3
3,0
3
6
3
54
Sub
QP
Occ
35
Tools dan crucible
E
X1
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
IF
12
E
X1
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
IF
12
APD
A
X2
3,0
2
10
6
120
S
QP
F
200
protector,
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
body Menggunakan crane tipe automatic safe
Kontak dengan bagian furnace
Tangan terluka
tersandung
tools
Tidak
konsentrasi,
kondisi
spearing
tubuh kurang sehat
Pekerja terbentur crucible,
Peletakan tools tidak rapi
terkena dari
jatuhan
bagian
Mata-hidung
load Penggunaan
Kaki terluka Kepala terluka
tertabrak forklift, tools berat
Equipment
P
2
Penggunaan
pembersihan dapur
Dross Process
Rata-rata
protector&goggles
Tangan pekerja tergores saat
(crane)
C
1,0
jaring pengaman
berat
Dross
RS
X1
&
indicator
Penggunaan terkena
Pekerja tertimpa oleh tools
benda
Akibat
E
Gangguan pernafasan
metal panas
Pekerja
Peluang
Iritasi mata
panas
Mengolah
dilengkapi
Crane
air,
Pekerja terkena radiasi sinar
Pekerja
Tools disusun dengan
load
metal panas
Pekerja
Metode RSC
Australia
baik
kemasukan dross
Pembersihan
Pengendalian
atas
sarung
disusun dengan baik Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
terjatuh
Crane
dilengkapi
load indicator&jaring pengaman
pekerja
Dross tertiup angin
kemasukan dross Pekerja terpapar temperatur
Panas yang berasal dari metal
2,0
Iritasi mata
Penggunaan
Gangguan pernafasan
body
Dehidrasi, iritasi
goggles
metal panas
V‐24
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (5) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar PLANT
LOKASI
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
Pekerja Mengolah Dross
terkena
percikan
PENYEBAB
Semburan metal panas saat
metal panas
dituangkan
Pekerja tertimpa oleh tools
Tali crane pengangkat tools
berat
putus
Tangan pekerja tergores
Sisi tajam tools pengolahan
AKIBAT
Cidera tubuh Tangan-kaki terluka Tangan terluka
Dross Room
TREATMENT
Scrap Metal
3,0
sarung
E
X1
1,0
crane
E
X1
Rata-rata
C
P
E
RS
C
P
E
RS
3
5
6
90
Sub
UP
F
45
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
1,0
2
3
2
12
Sub
UP
IF
12
protector&
goggles,
2,0
Penggunaan
tipe automatic safe
Pekerja tersandung tools
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
load
B
X1
2,0
2
6
3
36
Sub
QP
Occ
35
Pekerja
Peletakan tools yang tidak rapi
Kepala terluka
Tools disusun dengan
E
X1
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
E
X1
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
2
10
6
120
S
QP
F
200
1
10
6
60
Min
AC
F
60
terkena
benturan
Pekerja benda
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
baik terjatuh
Crane
dilengkapi
jaring pengaman dan
(crane) Mengutip
RS
X3
tangan kulit
crucible, forklift, tools berat
Dross
Akibat
B
APD
Metode RSC
Australia Peluang
Penggunaan body
dross (martil, pahat, sekop)
Menyebarkan
Pengendalian
load indicator
Mata-hidung
pekerja
Dross tertiup angin
kemasukan dross Pekerja tertimpa oleh tools
Tali crane pengangkut tools
berat
putus
Tangan pekerja tergores
Pengutipan scrap metal tidak
Iritasi mata
Penggunaan
lantai
A
X2
3,0
Gangguan pernafasan
basah yg. diberi uap
A
X1
3,0
Tangan-kaki terluka
air,
E
X1
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
E
X1
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
E
X1
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
E
X1
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
E
X1
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
APD
B
X2
3,0
2
6
6
72
Sub
QP
F
70
sarung
B
X1
2,0
1
6
6
36
Min
QP
F
30
E
X2
1,0
3
3
3
27
Sub
UP
Occ
20
B
X2
3,0
3
6
6
108
Sub
QP
F
70
ventilasi umum dgn. Tangan terluka
hati-hati Pekerja tersandung tools
Peletakan tools tidak rapi
minimasi
1,6
pemasangan
Local
Exhaust Ventilation Kaki terluka
Penggunaan
APD
sarung tangan kulit Pekerja
terkena
benturan
Peletakan tools yang tidak rapi
Kepala terluka
terkena
jatuhan
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
Scrap, Spec Out
tools berat Pekerja Persiapan Cold
benda
Metal
(crane) Mata
Tools disusun dengan baik
dari
bagian
atas
terjatuh
Pemasangan
jaring
pengaman&load indicator pada crane
&
hidung
pekerja
Dross tertiup angin
kemasukan dross
Iritasi mata
Pengunaan
Gangguan pernafasan
goggles,
tangan kulit, masker
Tangan pekerja tergores
Terkena tools scrap yg. tajam
Tangan terluka
Pekerja tersandung tools
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
1,8
V‐25
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (6) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar PLANT
LOKASI
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
Pekerja Menuang
benda
Metal dari
(crane)
terkena dari
bagian
Tali crane terputus
AKIBAT
Kepala, tubuh terluka
atas
Pengendalian
Penggunaan
crane
Metode RSC
Australia Peluang
Akibat
RS
C
P
E
RS
C
P
E
RS
D
X2
1,0
Rata-rata
2
3
2
12
Sub
UP
IF
12
tipe automatic safe load
Pouring
Mata-hidung
Device
kemasukan dross
Mengambil
jatuhan
PENYEBAB
pekerja
Dross tertiup angin
Iritasi mata
Penggunaan
APD
A
X2
3,0
2
10
6
120
Sub
AC
F
160
Gangguan pernafasan
goggles,
body
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
Dehidrasi, iritasi
protector,
sarung
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
C
X2
2,0
2
4
4
36
Sub
UP
Occ
20
tools
D
X2
1,0
2
4
3
24
Sub
UP
Occ
20
crane
D
X2
1,0
2
4
3
24
Sub
UP
Occ
20
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
Panas yang dihasilkan oleh
Mengalirkan molten panas di
pouring device
pouring device
Tangan pekerja tergores scum
Terkena tools scrap yg. tajam
Tangan terluka
Pekerja
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
2,2
tangan kulit
Scum tersandung
tools
Pekerja
Casting Machine
OPERASI CASTING
pengambil scum benda
terkena dari
dengan baik jatuhan
bagian
Tali crane terputus
Kepala, tubuh terluka
atas
Penggunaan
tipe automatic safe
(crane)
load
Mata-hidung Mencongkel
Peletakan
pekerja
Dross tertiup angin
kemasukan dross
Scrap di
Panas yang dihasilkan oleh
Mengalirkan molten panas di
Pouring
pouring device
pouring device
Device
Tangan pekerja terjepit di
Pekerja tidak konsentrasi**
Iritasi mata
Penggunaan
Gangguan pernafasan
basah yg. diberi uap
B
X1
2,0
1
8
6
48
Min
AC
F
60
Dehidrasi, iritasi
air,
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
lantai minimasi
ventilasi umum dgn. Tangan-kaki terluka
pouring device
2,1 C
X2
2,0
2
4
4
36
Sub
UP
Occ
20
APD
C
X2
2,0
2
4
4
36
Sub
UP
Occ
20
protector,
C
X2
2,0
2
4
4
36
Sub
UP
Occ
20
D
X2
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
C
X1
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
pemasangan
Local
Exhaust Ventilation
Tangan pekerja tergores scum
Terkena tools scrap yg. tajam
Tangan terluka
Penggunaan
Pekerja
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
body
tersandung
tools
pengcongkel scrap
sarung
goggles, tangan kulit
Pekerja Mould
benda
Cleaning
(crane)
terkena dari
bagian
Mata-hidung Menarik scum
jatuhan
kemasukan dross
atas
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
terjatuh
Crane
dilengkapi
jaring pengaman&load
pekerja
Dross tertiup angin
Iritasi mata
indicator
Gangguan pernafasan
Penggunaan
APD
goggles&masker
V‐26
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (7) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar PLANT
LOKASI
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
Paparan
bising
PENYEBAB
dari
pencetakan ingot
Menarik scum
yang
hammering
berasal device
dari
Gangguan pendengaran
saat
Tangan pekerja terjepit di
Mengeluarkan
mould
abnormal dari mould saat mesin
Tangan
pekerja
tergores
ingot
yg.
sedang berjalan
Penggunaan Tangan terluka Kaki terluka
baik
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
Crane
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
terjatuh
Casting Machine
RS
X1
2,0
C
X2
2,0
C
X1
Rata-rata
C
P
E
RS
C
P
E
RS
1
8
6
48
Min
AC
F
60
2
4
3
24
Sub
UP
Occ
20
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
1,7
dilengkapi
C
X2
2,0
2
3
2
12
Sub
UP
IF
12
D
X2
1,0
2
3
2
12
Sub
UP
IF
12
B
X1
2,0
1
8
6
48
Min
AC
F
60
C
X2
2,0
2
4
3
24
Sub
UP
Occ
20
jaring
(crane)
OPERASI CASTING
Akibat
B
Tools disusun dengan Peletakan tools tidak rapi
pengaman&load
Tangan pekerja tergores
Membersihkan water jacket
Tangan terluka
indicator Pemakaian
Cleaning Pekerja tersandung
Kabel-kabel listrik yang tidak
Memasang
Kaki terluka
rapi dari alat-alat listrik Paparan
bising
dari
alat
pencetak ingot
Suara
yang
hammering
berasal device
dari
Gangguan pendengaran
saat
Tumpahan air yang berasal dari Kabel-kabel listrik yang tidak
terkena
jatuhan
bagian
atas
Tools dari crane ada yang
1,8 B
X1
2,0
1
8
6
48
Min
AC
F
60
B
X1
2,0
1
8
6
48
Min
AC
F
60
aliran
B
X1
2,0
1
1
10
10
Min
UP
F
15
Tools disusun dengan
D
X2
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
C
X2
2,0
2
4
3
24
Sub
UP
Occ
20
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
dengan baik
plug Cidera tubuh
Goodhousekeeping Insulasi
Tersetrum
rapi dari alat-alat listrik dari
tangan kulit
Pemakaian APD ear
water jacket Korsleting
sarung
Kabel listrik disusun
melepaskan ingot dari cetakan Pekerja tergelincir
benda
Peluang
sarung
tangan kulit
Pekerja
Pekerja
APD
Prosedur kerja aman
Pekerja tersandung tools benda
No. Lot
Penggunaan
Metode RSC
Australia
plug Tangan-kaki terluka
mould
Water Jacket
Pengendalian
pelindung telinga/ear
melepaskan ingot dari cetakan
Mould Cleaning
Suara
AKIBAT
kabel
grounding
dan
listrik Kepala, tubuh terluka
terjatuh
baik&rapi
(crane) Mencongkel
Tangan pekerja terjepit, kaki
Terjepit mould, ingot panas
ingot panas
pekerja tertimpa
menimpa kaki pekerja saat
dari mould
Tangan-kaki terluka
tersandung
pencongkel ingot panas
tools
Peletakan tools tidak rapi
APD
1,3
safety shoes&sarung
ingot panas dicongkel Pekerja
Penggunaan tangan kulit
Kaki terluka
Pengadaan khusus
box
D
X2
1,0
menyimpan
tools
V‐27
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (8) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar PLANT
LOKASI
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
Pekerja
Casting Machine
benda
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
PENYEBAB
AKIBAT
Tools dari crane ada yang
Pengendalian
Kepala, tubuh terluka
terjatuh
Molten dari
pekerja
Dross tertiup angin
RS
C
P
E
RS
C
P
E
RS
X2
1,0
Rata-rata
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
kemasukan dross terkena
percikan
Penggunaan
lantai
A
X2
3,0
2
10
6
120
Sub
AC
F
160
Gangguan pernafasan
basah yg. diberi uap
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
Cidera tubuh
air,
C
X2
2,0
2
4
3
24
Sub
UP
Occ
20
Pouring
Pekerja
Device
metal panas
pouring device
Tangan pekerja terjepit
Terjepit pouring device
Tangan-kaki terluka
Ventilation
D
X2
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
Tangan pekerja tergores
Tergores pouring device
Tangan terluka
Pemakaian
APD
D
X2
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
sarung tangan kulit,
D
X2
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
C
X2
2,0
2
4
3
24
Sub
UP
Occ
20
D
X2
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
2
4
3
24
Sub
UP
Occ
20
5
3
3
45
S
UP
Occ
50
tersandung
tools
Semburan metal panas dari
Iritasi mata
1,7
Exhaust
body protector
Pekerja terbentur
Pekerja
tidak
terbentur Menarik ingot yang jatuh
pemasangan
Local
penimba molten
Stacking Machine
Akibat
D
pengaman
Mata-hidung
Pekerja
OPERASI CASTING
Peluang
load indicator&jaring
(crane) Menimba
dilengkapi
Crane
Metode RSC
Australia
konsentrasi&
receiving
arm
Kepala terluka
Prosedur kerja aman
Kepala, tubuh terluka
Crane
dilengkapi
load
indicator&
&
servo arm** Pekerja
tidak normal di
benda
Receiving Arm
(crane)
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
Tools dari crane ada yang terjatuh
jaring pengaman
Tangan pekerja tergores
Tergores ingot abnormal
Tangan terluka
Penggunaan
C
X2
2,0
Mengangkat
Tangan/kaki pekerja tertimpa
Ingot abnormal lepas dari servo
Tangan-Kaki terluka
sarung tangan kulit
D
X3
2,0
ingot dengan
ingot abnormal
arm Dehidrasi, iritasi
Pemasangan
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
C
X2
2,0
2
4
3
24
Sub
UP
Occ
20
B
X1
2,0
1
6
5
30
Min
QP
F
30
motivasi
D
X2
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
komunikasi
D
X2
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
Servo Arm
Temperatur panas
Tumpukan
yg.
ingot
baru
tercetak dan masih panas Pekerja tersandung
Ada
yg.
Ketidaknyamanan operator
tidak
Kaki terluka
antara servo arm dgn.
Machine
pekerja
Ketidakergonomisan
alat
Kelelahan
stacking
punggung
yg. ergonomis
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Prosedur,
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
dan
pengoperasian
2,0
barrier/pembatas
tersusun/terjatuh
Pengoperasian Stacking
ingot
APD
otot
Desain alat stacking
machine Pekerja terbentur Cooling
Pekerja
terkena
jatuhan
Chamber
benda dari bagian atas /crane
Cleaning
Tangan pekerja tergores
Tergores ingot abnormal
Tangan terluka
Pemakaian
Pekerja tersandung
Ada ingot yg. terjatuh dari
Kaki terluka
sarung tangan kulit
terjatuh
perilaku kerja aman APD
1,3 C
X2
2,0
2
4
3
24
Sub
UP
Occ
20
D
X2
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
tumpukannya
V‐28
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (9) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar PLANT
LOKASI
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
Pekerja terbentur benda
Penyimpanan Flux
OPERASI CASTING
Pekerja Penyediaan flux
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
PENYEBAB
AKIBAT
Pekerja tidak konsentrasi **
Kepala terluka
Prosedur kerja aman
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
Crane
terjatuh
(crane)
Parkir Forklift
Akibat
RS
C
P
E
RS
C
P
E
RS
C
X2
2,0
Rata-rata
2
4
3
24
Sub
UP
Occ
20
D
X2
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
200
A
X2
3,0
2
10
6
120
Sub
AC
F
APD
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
protector,
A
X2
3,0
2
10
6
120
Sub
AC
F
200
masker,
C
X2
2,0
2
4
4
32
Sub
UP
Occ
20
C
X2
2,0
2
4
4
32
S
RP
Occ
45
B
X1
2,0
1
6
5
30
Min
QP
F
30
D
X1
1,0
2
3
2
12
Sub
UP
IF
12
E
X1
1,0
1
3
2
6
Min
UP
IF
5
tubuh
Flux tertiup angin, penutup
Iritasi mata
indicator
pekerja terkena flux, kontak
kontainer flux tidak tertutup
Gangguan pernafasan
Penggunaan
langsung dgn. bahan kimia
rapat
Iritasi kulit
body
Pekerja tersandung tools
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
goggles,
Kontak
Tidak
Iritasi
sarung tangan kulit Desain sekop yang
langsung
dengan
menggunakan
sarung
bahan kimia (flux)
tangan pada saat bekerja
Ketidaknyamanan operator
Ketidakergonomisan
alat
Pekerja terbentur forklift
Pekerja tidak konsentrasi**
Pekerja
Ada
terkena
jatuhan
sisa-sisa
metal
yg.
benda sisa metal
tertinggal di forklift
Pekerja terjepit/tertimpa
Terjepit bagian forklift saat
Kelelahan
otot
punggung
aman dan nyaman
Kepala terluka
Pemisahan
Kepala, tubuh terluka
forklift dgn. pekerja
jalur
2,3
Good housekeeping Tangan-kaki terluka
Prosedur kerja aman
D
X2
1,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
Wajah luka bakar
Penggunaan
B
X3
3,0
5
8
6
240
S
AC
F
350
E
X2
1,0
2
3
2
12
Sub
UP
IF
12
B
X1
2,0
2
8
3
48
Sub
AC
Occ
75
check-up Pekerja terkena semburan air
Radiator terlalu panas
radiator
APD
body
Tangan pekerja tergores saat
Membuka tutup radiator yg
check-up forklift
panas tanpa memakai kain lap
Tangan terluka
protector&sarung
1,4
tangan kulit
sebagai alat bantu Pekerja
tersandung
saat
Peletakan
tools
check-up
check-up forklift
forklift tidak rapi
Pekerja terjatuh/tergelincir
Pekerja menginjak tumpahan
Kaki terluka
Tools disusun dengan baik
Cidera tubuh
Good housekeeping
E
X1
1,0
1
3
2
6
Min
UP
IF
5
E
X1
1,0
1
3
2
6
Min
UP
IF
5
E
X1
1,0
1
3
2
6
Min
UP
IF
5
1
3
2
6
Min
UP
IF
5
air radiator
Timbangan 2 ton
BUNDLING
sesudah dioperasikan
Peluang
pengaman&load
Mata-hidung-bagian
Pemeriksaan forklift
dilengkapi
Metode RSC
Australia
jaring
penyediaan flux (sekop)
sebelum dan
Pengendalian
Cross-check &
Pekerja terbentur timbangan
Tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Motivasi dan perilaku
Menimbang
Pekerja
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
kerja yang aman
ingot
benda
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
terjatuh
Crane
(crane) Pekerja terjepit/tertimpa
dilengkapi
jaring Terjepit saat menukar beberapa ingot yg. beratnya di luar batas
Tangan-kaki terluka
pengaman&load
1,3 E
X1
1,0
indicator
V‐29
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (10) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar
2 ton
LOKASI
Timbangan
PLANT
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
Penggunaan
Pekerja tersandung
Peletakan figure punch dan
Kaki terluka
sarung tangan kulit
Akibat
RS
C
P
E
RS
C
P
E
D
X2
1,0
Rata-rata
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
RS 20
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
1,3
Prosedur kerja aman
E
X1
1,0
1
3
2
6
Min
RP
IF
5
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Motivasi
B
X1
2,0
1
8
4
32
Min
AC
Occ
30
Tumpukan
Kepala, tubuh terluka
kerja aman
E
X1
1,0
1
3
2
6
Min
UP
IF
5
2
10
6
120
S
QP
F
200
2
10
6
120
S
QP
F
200
berada
di
atas
platform
timbangan terkena
jatuhan
benda
Cooling Yard
Peluang
Cidera tubuh
Pekerja tidak hati-hati saat
ingot
APD
Tools disusun baik
martil tidak rapi Pekerja terjatuh
Metode RSC
Australia
Luka bakar, melepuh
Pekerja
sempurna
yg.
tidak
tersentuh
dan
ingot
mengenai pekerja Kemasukan zat aerosol
Pekerja
terpapar
pembatas kandungan
Marking,
aerosol dari cat semprot (spray
Painting
paint) Tangan pekerja tergores
antara
Mata iritasi
tumpukan ingot dgn.
A
X2
3,0
Gangguan pernafasan
pekerja
A
X2
3,0
E
X1
1,0
1
3
2
6
Min
UP
IF
5
Penggunaan
Terkena bagian ingot yg. agak
Tangan terluka
tajam
semprot
1,7
cat yang
berbahan aman
Pekerja terjatuh
Kondisi tangga yg. tidak aman
Cidera tubuh
Desain tangga aman
E
X1
1,0
1
3
2
6
Min
UP
IF
5
Pekerja tersandung
Peletakan
Kaki terluka
Tools disusun dengan
E
X1
1,0
1
3
2
6
Min
UP
IF
5
E
X1
1,0
1
3
2
6
Min
UP
IF
5
E
X1
1,0
1
3
2
6
Min
UP
IF
5
A
X3
4,0
5
10
6
300
S
AC
F
350
Pekerja terbentur
tools
Strapping band tersangkut pada
baik Kepala terluka
roda FL dan tertarik sehingga terkena
jatuhan
dengan baik
Tools dari crane ada yang
benda
terjatuh
Tangan pekerja tergores
Penyusunan kembali ingot yang
Kepala, tubuh terluka
Tumpukan
Tangan terluka
ingot
tidak
Tangan-kaki terluka
Terkena strapping band dan Peletakan strapping band&seal
sarung
APD tangan
2,3 B
X3
3,0
3
8
6
144
Sub
AC
F
160
E
X3
2,0
5
2
3
30
S
RP
Occ
20
A
X2
3,0
2
10
3
60
Sub
AC
Occ
80
kulit&helm safety Kaki terluka
seal Pekerja tersandung
crane
load Penggunaan
sempurna Pekerja terpukul
Penggunaan
tipe automatic safe
melebihi batas berat Pekerja tertimpa/terjepit
Penyusunan strapping&seal band
membentur kaki petugas Pekerja Mengikat
perilaku
Pemasangan
marking&painting tidak rapi
Bundling House
Pengendalian
Menyentuh ingot panas
Pekerja terbentur
BUNDLING
AKIBAT
Ingot panas terjatuh Cross-check & Menimbang
PENYEBAB
Penyusunan strapping&seal band
Kaki terluka
dengan baik dan rapi
tidak rapi
V‐30
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (11) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar PLANT
LOKASI
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
Inspector terbentur MTC terkena
Inspector
jatuhan
PENYEBAB
AKIBAT
Tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Perilaku kerja aman
Peletakan tools tidak rapi
Kepala, tubuh terluka
Crane
Furnace (MF&HF)
benda/tools
Inspection & Repairing
dilengkapi
Metode RSC
Australia Peluang
Akibat
RS
C
P
E
RS
C
P
E
RS
C
X2
2,0
Rata-rata
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
D
X2
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
20
load
Mata-hidung Monthly
Pengendalian
inspector
Dross tertiup angin
kemasukan abu dross Inspector terpapar temperatur
Panas yang berasal dari metal
metal panas Inspector jatuh/terpeleset
Menginjak abu dross hingga
Iritasi mata
indicator&jaring
A
X2
3,0
2
10
6
120
S
QP
F
200
Gangguan pernafasan
pengaman
C
X2
2,0
1
6
6
36
Min
QP
F
30
Dehidrasi, iritasi
Penggunaan
lantai
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
Tubuh terpapar
basah yg. diberi uap
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
Cidera tubuh
air,
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
D
X2
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
B
X2
3,0
3
8
3
72
Sub
AC
Occ
80
terpeleset Inspector tersandung
Peletakan
minimasi
2,3
ventilasi umum dgn. alat
repairing
Kaki terluka
furnace tidak rapi
pemasangan
Local
Exhaust Ventilation
Pengoperasian forklift yg tidak
Kepala terluka
aman Pekerja benda
terkena dari
jatuhan
bagian
Tools dari crane ada yang
Monthly
Kepala, tubuh terluka
atas
terjatuh
dari
Suara dari hammering device
Gangguan
Inspection &
pencetakan ingot
saat pencetakan ingot
pendengaran
Tangan inspector terjepit di
Mengecek kondisi mould
Tangan terluka
Paparan
pengaman&load bising
10, 1 ton
ear
plug,
2,3
APD sarung
tangan kulit
Tangan inspector tergores
Sisa metal yg lengket di dalam
mould
mould
Inspector terjatuh
Sisa oli dari repairing casting
Tangan-kaki terluka Good housekeeping Cidera tubuh Tools disusun dengan
machine
Crane20/3,
indicator Penggunaaan
mould
Monthly
dilengkapi
Crane jaring
Repairing
Inspection
Prosedur kerja aman (safety drive)
(crane)
Casting Machine
MAINTENANCE
Tools disusun rapi Inspector terbentur/tertabrak
Inspector tersandung tools
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
baik dan rapi
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
Inspector terbentur
Tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Prosedur kerja aman
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
Penggunaan
D
X2
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
Inspector
terkena
benda dari crane
jatuhan
terjatuh
crane
tipe automatic safe load
V‐31
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (12) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar LOKASI
Cooling Tower
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
Mata-hidung Monthly
1 ton
Inspection
inspector
PENYEBAB
AKIBAT
Dross tertiup angin
Pengendalian
Iritasi mata
Penggunaan
Metode RSC
Australia Peluang
Akibat
RS
C
P
E
RS
C
P
E
RS
APD
A
X2
3,0
Rata-rata
2
10
6
120
Sub
AC
F
160
goggles,
60
Gangguan pernafasan
masker,
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
Tangan inspector terjepit
Pengecekan kondisi crane
Tangan-Kaki terluka
sarung tangan kulit
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
Inspector terjatuh
Tidak hati-hati saat berada di
Cidera tubuh
Goodhousekeeping&
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
kemasukan abu dross
2,3
perilaku kerja aman
crane Inspector tersandung tools
Peletakan alat repairing crane
Kaki terluka
Penggunaan khusus
tidak rapi
box
menyimpan
tools Inspector terbentur
Tidak konsentrasi**
Tangan inspector terjepit
Pengecekan
Monthly Inspection &
kondisi
cooling
Kepala terluka
Prosedur kerja aman
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
Tangan-Kaki terluka
Penggunaan
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
Inspector terjatuh
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
Sub
UP
Occ
20
Menginjak sisa air tumpahan
Cidera tubuh
Good housekeeping
B
X2
3,0
Kaki terluka
Penggunaan
C
X2
2,0
2
3
3
18
APD
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
safety helm, ear plug,
D
X2
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
Inspector tersandung tools
Peletakan alat cleaning tidak rapi dgn
Kepala terluka
saat
pouring
penggantian pouring Breaking
Pekerja
Castable,
benda/tools
terkena
Pouring
pekerja
Perletakan tools yg dipakai utk. Dross tertiup angin
kemasukan abu dross Paparan
bising
dari
Suara dari hammering device
pencetakan ingot
saat pencetakan ingot
Tangan pekerja terjepit di
Kepala, tubuh terluka
Penggantian pouring yg rusak
Peletakan tools yang
A
X2
3,0
2
10
6
120
Sub
AC
F
160
benar dan aman
C
X1
2,0
1
4
3
12
Min
UP
Occ
20
A
X1
3,0
2
10
6
120
Sub
AC
F
160
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
Iritasi mata
Penggunaan
Gangguan pernafasan
basah yg. diberi uap
Gangguan pendengaran
air,
lantai minimasi
2,4
ventilasi umum dgn. Tangan-Kaki terluka
pouring device Kaki pekerja terpukul
Penggunaan
sarung tangan kulit
setting castable sembarang
Mata-hidung
Mengganti
jatuhan
box
penyimpan tools
Posisi kepala pekerja terlalu dekat
Setting
2,3
hingga terpeleset
Cleaning
Castable,
APD
sarung tangan kulit
tower
Pekerja terbentur
Pouring Device
MAINTENANCE
Crane 20/3 ton, 10 ton,
PLANT
pemasangan
Local
Exhaust Ventilation device
Kaki terluka
Prosedur kerja aman
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
Perletakan tools penggantian
Kaki terluka
Penggunaan
C
X2
2,0
2
4
3
24
Sub
UP
Occ
20
Penggantian
pouring
dan setting castable Pekerja tersandung tools
pouring tidak rapi
box
penyimpan tools
V‐32
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (13) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar PLANT
LOKASI
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
Pekerja terbentur
PENYEBAB
AKIBAT
Posisi kepala pekerja terlalu
Kepala terluka
Lounder Furnace
Breaking
Pekerja
Castable,
benda/tools
terkena
Mata-hidung Setting Castable, Mengganti Castable
jatuhan
Perletakan tools yg dipakai utk.
Kepala, tubuh terluka
setting castable sembarang pekerja
Penggunaan
APD
Peletakan tools yg.
Dross tertiup angin
RS
C
P
E
RS
C
P
E
RS
X2
2,0
Rata-rata
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
D
X2
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
2
10
6
120
S
QP
F
200
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
Penggunaan
lantai
A
X2
3,0
Gangguan pernafasan
basah yg. diberi uap
C
X1
2,0
A
X1
3,0
1
10
10
100
Min
AC
Co
120
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
box
A
X1
3,0
1
10
6
60
Min
AC
F
60
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
APD
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
D
X2
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
Suara dari mesin furnace
Gangguan pendengaran
air,
Tangan pekerja terjepit di
Penggantian
Tangan-Kaki terluka
ventilasi umum dgn.
lounder furnace
furnace yg. rusak
Kaki pekerja terpukul
Penggantian
bagian
lounder
pemasangan
minimasi
Local
dan
Kaki terluka
Exhaust Ventilation
Pekerja tersandung tools
Perletakan tools penggantian
Kaki terluka
penyimpan tools
Pekerja terbentur MTC&FL
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Penggunaan
Pekerja
Perletakan
Kepala, tubuh terluka
safety helm
castable
Penggunaan
castable tidak rapi alat
Akibat
C
Iritasi mata
Paparan bising
jatuhan
Peluang
benar&aman
kemasukan abu dross
terkena
Metode RSC
Australia
safety helm, ear plug
setting castable
MT Car & Forklift
MAINTENANCE
dekat lounder furnace
Pengendalian
repairing
benda alat repairing
MTC&FL sembarangan
Pekerja terjepit/tertimpa
Pekerja tidak hati-hati
saat
repairing/penggantian
ban
Tangan-Kaki terluka
Peletakan
alat
repairing
yg.
B
X2
3,0
APD
B
X2
3,0
2,4
aman&rapi
MTC&FL Ganti Ban,
Tangan pekerja tergores
Membuka tutup radiator tanpa
Tangan terluka
memakai kain lap sebagai alat
sarung tangan kulit
bantu
Repairing Pekerja terkena semburan air
Radiator terlalu panas
Penggunaan Wajah luka bakar
radiator Pekerja tersandung saat ganti ban & repairing MTC&FL
Penggunaan
2,3
APD
body
A
X2
3,0
2
10
5
100
S
QP
F
200
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
protector&goggles Peletakan ban yg tidak rapi
Kaki terluka
Penyusunan ban dan tools dengan baik
V‐33
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (14) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar PLANT
LOKASI
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
Inspector/pekerja
terkena
PENYEBAB
AKIBAT
Peletakan tools tidak rapi
Kepala terluka
benturan crucible, forklift,
Crane
Inspector/pekerja
terkena
jatuhan benda dari bagian Monthly
atas (crane)
Inspection
Mata-hidung
Tools dari crane ada yang
DPE
C
P
E
RS
C
P
E
RS
2,0
Rata-rata
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
D
X2
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
Penggunaan
lantai
A
X2
3,0
2
10
6
120
S
QP
F
200
Gangguan pernafasan
basah yg. diberi uap
C
X2
2,0
2
4
3
24
Sub
UP
Occ
20
Tali crane pengangkut tools
berat
putus
Tangan-Kaki terluka
Penggantian impeller tidak hati-
Tangan terluka
Pekerja tergelincir
Pekerja
tersandung
tools
ventilasi umum dgn.
menginjak
oli
sisa
Tubuh terluka
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
Local
Exhaust Ventilation Penggunaan
penggantian impeller
2,4
minimasi
pemasangan
hati
APD
sarung tangan kulit, safety shoes
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
pengganti impeller
Pencucian MT Car & Forklift
RS
X2
indicator
Pekerja tertimpa oleh tools
Penggunaan
box
penyimpan tools
Pekerja terbentur MTC&FL
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Motivasi
Pekerja
Alat pencucian yg digunakan
Kepala, tubuh terluka
kerja aman
jatuhan
benda alat pencucian Mata&hidung
Akibat
C
dilengkapi
jaring
air,
terkena
Peluang
Iritasi mata
dross
Pekerja
tools
pengaman&load
Dross tertiup angin
Tangan pekerja tergores
MAINTENANCE
Kepala, tubuh terluka
terjatuh
inspector/pekerja kemasukan
Impeller
Penyusunan
Metode RSC
Australia
dengan baik dan rapi
tools berat
Mengganti
Pengendalian
peletakannya sembarangan pekerja
kemasukan debu
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
D
X2
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
Peletakan tools dgn.
Debu-debu yg menempel di
Iritasi mata
MTC&FL
Gangguan pernafasan
beterbangan
perilaku
saat
rapi dan benar
digosok Cleaning
Pekerja terjepit/tertimpa
Saat pencucian, tangan pekerja
Tangan-Kaki terluka
APD
goggles,
tanpa
wajah, sarung tangan
melihat
objek
yg
dicuci/dijangkau Tangan pekerja tergores
Penggunaan
menjangkau bagian MTC&FL
Saat pencucian, tangan pekerja
2,4
pelindung
kulit Tangan terluka
menjangkau/menyentuh bagian tajam dari MTC&FL
V‐34
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (15) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar PLANT
LOKASI
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
Forklift
Pencucian
MT Car &
Mengisi Air Aki
Proses Room
Cooling
Dross
Tubuh terluka
Minyak Berat
Penyedia Pompa)
Metode RSC
Australia Peluang
Akibat
RS
Rata-rata
C
P
E
RS
C
P
E
RS
Good Housekeeping
B
X2
3,0
2,4
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
Pekerja
tersandung
saat
Peletakan ember, selang dan
Kaki terluka
alat pencucian lain tidak rapi
Penggunaan
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
box
penyimpan tools
Pekerja terbentur MTC&FL
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
C
X2
2,0
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
Pekerja
MTC&FL blm dibersihkan dari
Kepala, tubuh terluka
D
X2
1,0
1
3
3
9
Min
UP
Occ
8
2
8
6
96
S
QP
F
160
2
3
3
18
Sub
UP
Occ
20
S
QP
F
200
terkena
jatuhan
benda dari MTC&FL Mata&hidung
sisa-sisa metal pekerja
Penggunaan
APD
Debu yg lengket di mesin dan
Iritasi mata
safety helm, goggles,
B
X2
3,0
kemasukan debu
aki tertiup angin
Gangguan pernafasan
body protector
C
X2
2,0
Terkena percikan air aki
Mengisi air aki tidak hati-hati
Gatal-gatal
A
X2
3,0
2
10
6
120
Iritasi kulit tersandung
saat
Peletakan tools yg dipakai saat
pengisian air aki MTC&FL
pengisian air aki tidak rapi
Pekerja terpapar zat asbes
Pemakaian dinding asbes
Kaki terluka
A
X2
3,0
2
10
6
120
S
QP
F
200
B
X2
3,0
2
8
6
96
Sub
AC
F
160
Subtitusi bahan asbes
B
X4
4,0
15
5
6
450
VS
QP
F
500
40
3
3
360
D
QP
F
500
50
5
3
750
C
QP
F
500
penyimpan tools Asbestosis
dgn bahan lain yg
dross
lebih baik Terjadi kebakaran
Kebocoran pompa pengisian
Cacat tubuh permanen
Inspeksi
peralatan, pipa
minyak berat
Kematian
Pelatihan
jaringan
Kebocoran
minyak berat
pengalir minyak berat
jaringan
2,4
box
Penggunaan
pendinginan
Penggantian Peralatan (Tangki
Pengendalian
air pencucian Cleaning
Pekerja
pipa
Produksi
tidak
berjalan
keadaan
4,0
rutin,
C
X3
3,0
persiapan
D
X4
4,0
tanggap
C
X4
4,0
50
5
3
750
D
QP
F
500
rutin,
C
X4
4,0
50
5
3
750
D
QP
F
500
persiapan
C
X4
4,0
50
5
3
750
D
QP
F
500
50
5
3
750
C
QP
F
500
3,6
darurat, maintenance Penggunaan
smoke
control&detector,
Persediaan LPG
portable fire fighting
Peralatan
FASILITAS TAMBAHAN
AKIBAT
Pekerja menginjak tumpahan
pencucian MTC&FL
FL & MT Car
MAINTENANCE
Pekerja tergelincir
PENYEBAB
Penggantian
Terjadi kebakaran
Kebocoran tabung LPG
Cacat tubuh permanen
Inspeksi
peralatan, pipa
Kontaminasi gas beracun
Jaringan pipa LPG bocor
Produksi
Pelatihan
tidak
jaringan
berjalan
keadaan
persediaan
Kematian
darurat, maintenance
LPG
Penggunaan
tanggap
4,0 D
X4
4,0
smoke
control&detector, portable fire fighting
V‐35
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (16) Tabel 5.3 OPERATING HAZARD ANALYSIS (IDENTIFIKASI BAHAYA, PERKIRAAN & PERHITUNGAN SKOR RISIKO, DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN) Metode Fine
Metode Modifikasi Standar
RS: Risk Score C: Consequence E: Exposure
Furnace, Pouring Device
Casting&Stacking
LOKASI
Machine, Lounder
PLANT
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA
PENYEBAB
Penggunaan
Kebocoran aliran listrik dgn
Insulasi dan penggunaan kabel
Electrical
Peralatan
tegangan
tidak tepat
ringan yang dialami
pengontrolan
Bertenaga
merambat ke panel, resistensi
pekerja
listrik,
Listrik,
pekerja besar
Penyalaan
Kebocoran aliran listrik dgn
Insulasi dan penggunaan kabel
Electrical shock berat
alat
panel listrik
tegangan
tidak tepat, kulit pekerja basah
yang dialami pekerja
penjadwalan
220-380V
dan
AKIBAT
Pengendalian
shock
Metode RSC
Australia
Program
Peluang
Akibat
RS
D
X3
2,0
Rata-rata
C
P
E
RS
C
P
E
RS
1
3
10
30
Min
QP
Co
100
1
3
10
30
Min
QP
Co
100
alat 2,0
grounding,
fasilitas osilator pada 220-380V,
resistensi pekerja kecil
listrik,
D
X3
2,0
maintenance
P: Probability S: Serious C: Catastrophe RP : Remote Possible Co: Continouos IF: InFrequent X1:Tidak Signifikan Min : Minor (Noticiable) VS: Very Serious PI: Practical Imposibble UP: Unusual but Possible F: Frequent R: Rare X2:Minor Sub: Substansial D: Disaster Cc : Concernable QP: Quite Possible Occ: Occasional VR: Very Rare X3:Moderate (Important) but very unlikely AC: Almost Certain >Risk Score dihitung berdasarkan perkiraan terhadap derajat keparahan, frekuensi kondisi bahaya, dan probabilitas kecelakaan yang telah terjadi **Tidak berkonsentrasinya pekerja dalam melakukan pekerjaannya dapat diakibatkan oleh kelelahan. Kelelahan ini dapat dipicu oleh adanya bahaya ergonomi sehingga diperlukan juga pengendalian terhadap bahaya ergonomi (misal: desain interaksi pekerja dengan alat kerja yang nyaman, penjadwalan kerja yang aman, pemeliharaan suasana kerja yang menyenangkan dll) selain itu, perlu ditelaah terdapatnya faktor-faktor lain yang dapat mengganggu konsentrasi pekerja, seperti faktor penggajian, hubungan dengan tenaga kerja lainnya, dll, dan dilakukan pemantauan dan pengendalian faktor-faktor tersebut. >Identifikasi bahaya ini dilakukan oleh penulis. Kegiatan identifikasi bahaya berikutnya hendaknya dilakukan oleh pihak perusahaan dengan melibatkan ahli K3, ahli mekanik, ahli elektrik, dan ahli medis
X4:Major X5:Katastropi A:Hampir Pasti B:Mungkin Terjadi
C:Moderate D:Kecil Kemungkinannya E:Jarang
V‐36
5.7
Analisis dan Pembahasan
Perbandingan Skor Risiko Hasil penentuan nilai skor risiko dengan menggunakan metode Modifikasi
Risk Management Standar Australia (AS/NZS 4360:1999) hampir selalu diperoleh skor risiko kategori D dan B. Hal ini disebabkan oleh penentuan nilai skor risiko di tiap lokasi dan kegiatan seksi Casting dengan menggunakan metode Modifikasi Risk Management Standar Australia hanya menggunakan 2 parameter yaitu peluang (probability) dan akibat (consequence) tanpa memperhitungkan parameter penting lainnya dalam penentuan skor risiko yaitu paparan (exposure). Namun, pada perbandingan hasil skor risiko metode Modifikasi Risk Management Standar Australia, analisis terhadap tindakan yang diambil dari potensi bahaya yang ada dapat dilihat lebih detail dan jelas tindakan apa yang harus diambil dari tiap-tiap potensi bahaya tersebut. Metode Fine diperoleh nilai bervariasi dengan nilai skor terendah adalah 9 dan nilai skor risiko tertinggi adalah 750. Sedangkan jika menggunakan metode RSC hampir selalu diperoleh nilai skor risiko pada selang 20-160. Ketiga hal ini menunjukkan perbedaan dalam bentuk tindakan yang harus diambil. Hasil yang diperoleh dari ketiga metode perhitungan skor risiko tersebut kemudian dibandingkan. Hasil perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.4.
V‐37
Analisis dan Pembahasan
Tabel 5.4
Perbandingan Hasil Skor Risiko
PLANT
LOKASI
KEGIATAN
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
Metode RSC
Skor
Tindakan
Skor
Tindakan
Skor
Pekerja terbentur MTC
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Tindakan
Pekerja terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
terjepit/tertimpa
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja terkena semburan
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
180
Lakukan tindakan saat itu juga
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Pekerja terjatuh
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
90
Tidak perlu tindakan dengan cepat
100
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung saat
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
36
Tidak perlu tindakan dengan cepat
30
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terbentur MTC
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja terkena jatuhan
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
30
Tidak perlu tindakan dengan cepat
30
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
125
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
125
Lakukan tindakan secepatnya
benda
Areal Parkir
Pemeriksaan Metal Transportation Car sebelum dan sesudah dioperasikan
MT Car
Pekerja ladle
375
Lakukan tindakan saat itu juga
air radiator Tangan pekerja tergores
Tidak perlu tindakan dengan cepat
TRANSPORTASI
saat check-up MTC
check-up MTC
benda
Depan Furnace
Naik turun tangga
Pekerja
MT Car memeriksa
temperatur metal panas
lubang
Pekerja terkena percikan
nozzle
terpapar
discharge
metal panas
Memeriksa lubang nozzle discharge dan pouring device
Mata-hidung
pekerja
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
300
Lakukan tindakan saat itu juga
kemasukan abu dross
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
96
Lakukan tindakan secepatnya
80
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja
radiasi
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
125
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja menghisap gas
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
125
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
240
Lakukan tindakan saat itu juga
350
Lakukan tindakan saat itu juga
terkena
sinar metal panas beracun kandungan metal Pekerja tersandung
V‐38
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (1) Tabel 5.4 PLANT
LOKASI
Perbandingan Hasil Skor Risiko KEGIATAN
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA Skor
Tindakan
Metode RSC
Skor
Tindakan
Skor
Pekerja terbentur furnace
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
90
Tidak perlu tindakan dengan cepat
70
Lakukan tindakan secepatnya
Tindakan
Pekerja terkena jatuhan
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
48
Tidak perlu tindakan dengan cepat
12
Lakukan tindakan secepatnya
benda/tools
TRANSPORTASI
Pekerja
Di atas
Memberi
furnace
dari atas dapur
aba-aba
terpapar
4.0
Lakukan tindakan dengan segera/kondisi darurat
360
Lakukan tindakan saat itu juga
300
Lakukan tindakan saat itu juga
temperatur metal panas
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
180
Lakukan tindakan saat itu juga
300
Lakukan tindakan saat itu juga
Pekerja terkena percikan
4.0
Lakukan tindakan dengan segera/kondisi darurat
600
Lakukan tindakan saat itu juga
350
Lakukan tindakan saat itu juga
metal panas Mata-hidung
pekerja
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
180
Lakukan tindakan saat itu juga
300
Lakukan tindakan saat itu juga
kemasukan abu dross
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
55
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja
radiasi
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
55
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja menghisap gas
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
45
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja terbentur alat
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja
radiasi
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
pekerja
terkena
sinar metal panas beracun kandungan metal
benda/tools
TREATMENT
Charging Metal
Cold terkena
panas Mata-hidung
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
kemasukan abu dross
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
96
Lakukan tindakan secepatnya
60
Lakukan tindakan secepatnya
Charging
Pekerja
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
180
Lakukan tindakan saat itu juga
300
Lakukan tindakan saat itu juga
Aluminium cair
panas
Flux treatment
Pekerja terbentur
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja terkena jatuhan
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
45
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Furnace
terkena
radiasi
benda/tools
V‐39
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (2) Tabel 5.4
PLANT
LOKASI
Perbandingan Hasil Skor Risiko
KEGIATAN
Skor Pekerja memegang benda
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
Tindakan
Skor
Tindakan
Metode RSC Skor
Tindakan
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
90
Tidak perlu tindakan dengan cepat
50
Lakukan tindakan secepatnya
Mata pekerja kemasukan
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
abu dross
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
48
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja menghirup gas
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
90
Tidak perlu tindakan dengan cepat
75
Lakukan tindakan secepatnya
panas Pekerja terkena percikan metal Charging Aluminium cair,
Pekerja
terkena
radiasi
sinar metal Flux treatment
TREATMENT
beracun dari metal dan LPG Mata-hidung Furnace
pekerja
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
kemasukan dross
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena benturan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
tools berat
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
radiasi
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja memegang tools
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
4.0
Lakukan tindakan dengan segera/kondisi darurat
360
Lakukan tindakan saat itu juga
200
Lakukan tindakan saat itu juga
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
90
Tidak perlu tindakan dengan cepat
15
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja
terpapar
temperatur metal panas Stirring / Pengadukan
Pekerja
terkena
sinar metal panas strring yang masih panas dan berat Pekerja terkena percikan metal panas Pekerja tersandung oleh tools stirring Ketidaknyamanan pekerja
V‐40
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (3) Tabel 5.4 PLANT
LOKASI
Perbandingan Hasil Skor Risiko KEGIATAN
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
Metode RSC
Skor
Tindakan
Skor
Tindakan
Skor
Tindakan
Pekerja terbentur forklift
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
36
Tidak perlu tindakan dengan cepat
35
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
90
Tidak perlu tindakan dengan cepat
35
Lakukan tindakan secepatnya
3,0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
70
Lakukan tindakan secepatnya
Mata pekerja kemasukan
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
72
Tidak perlu tindakan dengan cepat
70
Lakukan tindakan secepatnya
dross
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Pekerja terkena benturan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
45
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
tools yang dipakai untuk proses skimming off Mata-hidung
pekerja
Skimming off
kemasukan dross
(pengeluaran
Pekerja
dross)
terpapar
temperatur metal panas Pekerja dross
terjepit/tertimpa scratcher
dan
forklift Pekerja tersandung tools
TREATMENT
skimming off Furnace
Kontak langsung dengan zat yang bercampur bahan kimia (dross)
tools berat Pekerja
terpapar
Mengambil
temperatur metal panas
sampel TPM
Pekerja terkena percikan metal panas Pekerja tersandung oleh tools Pekerja
menghirup
kandungan gas beracun dalam metal Pengambilan sampel yang tidak efektif dan efisien Terjadi tumpahan sampel
V‐41
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (4) Tabel 5.4 PLANT
Perbandingan Hasil Skor Risiko
LOKASI
KEGIATAN
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
Metode RSC
Skor
Tindakan
Skor
Tindakan
Skor
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
36
Tidak perlu tindakan dengan cepat
45
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
radiasi
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
pembersihan
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
36
Tidak perlu tindakan dengan cepat
45
Lakukan tindakan secepatnya
oleh
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
180
Lakukan tindakan saat itu juga
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Tangan pekerja tergores
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
36
Tidak perlu tindakan dengan cepat
45
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
54
Tidak perlu tindakan dengan cepat
35
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
12
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
12
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena benturan
Tindakan
tools berat Pekerja terkena jatuhan benda dari bagian atas (crane) Mata-hidung
pekerja
kemasukan dross Pekerja
terpapar
temperatur metal panas Furnace
Pembersihan Dapur (Spearing)
Pekerja Pekerja dapur
TREATMENT
terkena
sinar metal panas memegang tools
yang masih panas Pekerja terkena percikan metal panas Pekerja
tertimpa
tools berat saat pembersihan dapur Pekerja tersandung tools spearing Pekerja
terbentur
crucible, tertabrak forklift, tools berat Dross Process Equipment
Mengolah Dross
Pekerja terkena jatuhan benda dari crane Mata-hidung
pekerja
kemasukan dross Pekerja
terpapar
temperatur metal panas
V‐42
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (5) Tabel 5.4 PLANT
Perbandingan Hasil Skor Risiko
LOKASI
KEGIATAN
Skor Pekerja terkena percikan
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
Tindakan
Skor
Tindakan
Metode RSC Skor
Tindakan
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
108
Lakukan tindakan secepatnya
45
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan pekerja tergores
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
12
Tidak perlu tindakan dengan cepat
12
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung tools
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
36
Tidak perlu tindakan dengan cepat
35
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena benturan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan pekerja tergores
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung tools
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena benturan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
metal panas Dross Process
Mengolah Dross
Pekerja
tertimpa
oleh
tools berat
Equipment
crucible,
forklift,
tools
berat Pekerja terkena jatuhan
TREATMENT
benda dari bagian atas Menyebarkan Dross Room
(crane) Mata-hidung
Dross Mengutip Scrap
Pekerja
Metal
pekerja
kemasukan dross tertimpa
oleh
tools berat
tools berat Pekerja terkena jatuhan benda dari bagian atas Scrap, Spec Out
Persiapan Metal
Cold
(crane) Mata-hidung
pekerja
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
72
Tidak perlu tindakan dengan cepat
70
Lakukan tindakan secepatnya
kemasukan dross
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
36
Tidak perlu tindakan dengan cepat
30
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan pekerja tergores
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
27
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung tools
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
108
Lakukan tindakan secepatnya
70
Lakukan tindakan secepatnya
V‐43
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (6) Tabel 5.4 PLANT
LOKASI
Perbandingan Hasil Skor Risiko KEGIATAN
Pekerja terkena jatuhan
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
Metode RSC
Skor
Tindakan
Skor
Tindakan
Skor
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
12
Tidak perlu tindakan dengan cepat
12
Lakukan tindakan secepatnya
Tindakan
benda dari bagian atas (crane) Menuang Metal dari Casting
Pouring Device
Machine Mengambil Scum
Mata-hidung
pekerja
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
kemasukan dross
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
Panas
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
36
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
24
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
24
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
yang
dihasilkan
oleh pouring device Tangan pekerja tergores scum Pekerja tersandung tools
OPERASI CASTING
pengambil scum Pekerja terkena jatuhan benda dari bagian atas (crane) 3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
kemasukan dross
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
48
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
Mencongkel Scrap
Panas
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
di Pouring Device
oleh pouring device 2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
36
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
36
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
36
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Mata-hidung yang
pekerja dihasilkan
Tangan pekerja terjepit di pouring device Tangan pekerja tergores scum Pekerja tersandung tools Casting
pengcongkel scrap
Machine
Pekerja terkena jatuhan benda dari bagian atas Mould Cleaning, Menarik scum
(crane) Mata-hidung kemasukan dross
pekerja
V‐44
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (7) Tabel 5.4 PLANT
LOKASI
Perbandingan Hasil Skor Risiko KEGIATAN
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
Metode RSC
Skor
Tindakan
Skor
Tindakan
Skor
dari
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
48
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan pekerja terjepit di
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
24
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
1,0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Paparan
bising
Tindakan
pencetakan ingot
Mould Cleaning, Menarik scum
mould Tangan pekerja tergores mould
Casting
Pekerja tersandung tools
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
12
Tidak perlu tindakan dengan cepat
12
Lakukan tindakan secepatnya
Machine
Pekerja terkena jatuhan
1,0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
12
Tidak perlu tindakan dengan cepat
12
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan pekerja tergores
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
48
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
24
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Paparan bising dari alat
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
48
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tergelincir
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
48
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
Korsleting
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
10
Tidak perlu tindakan dengan cepat
15
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
24
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
benda dari bagian atas
OPERASI CASTING
(crane)
Water Jacket Cleaning Memasang No. Lot
pencetak ingot
benda dari bagian atas (crane) Casting
Mencongkel ingot
Tangan pekerja terjepit,
Machine
panas dari mould
kaki pekerja tertimpa Pekerja tersandung tools pencongkel ingot panas
V‐45
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (8) Tabel 5.4 PLANT
LOKASI
Perbandingan Hasil Skor Risiko KEGIATAN
Pekerja terkena jatuhan
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
Metode RSC
Skor
Tindakan
Skor
Tindakan
Skor
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tindakan
benda dari bagian atas (crane) Mata-hidung
pekerja
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
kemasukan dross
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena percikan
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
24
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
metal panas
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan pekerja tergores
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung tools
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terbentur
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
24
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Menarik ingot yang
Pekerja terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
jatuh tidak normal di
benda dari bagian atas Tangan pekerja tergores
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
24
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan/kaki
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
45
Tidak perlu tindakan dengan cepat
50
Lakukan tindakan secepatnya
Temperatur panas
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
24
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Ketidaknyamanan
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
30
Tidak perlu tindakan dengan cepat
30
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terbentur
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan pekerja tergores
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
24
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Casting
Menimba Moulten
Machine
dari Pouring Device
Tangan pekerja terjepit
OPERASI CASTING
penimba molten
Receiving Arm
Mengangkat ingot dengan Servo Arm
Stacking Machine
Pengoperasian stacking machine
(crane) pekerja
tertimpa ingot abnormal
operator
benda dari bagian atas Cooling Chamber cleaning
(crane)
V‐46
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (9) Tabel 5.4 PLANT
LOKASI
Perbandingan Hasil Skor Risiko KEGIATAN
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
Metode RSC
Skor
Tindakan
Skor
Tindakan
Skor
Pekerja terbentur
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
24
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tindakan
Pekerja terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Mata-hidung-bagian
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
tubuh
terkena
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
langsung
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Pekerja tersandung tools
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
32
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Kontak langsung dengan
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
32
Tidak perlu tindakan dengan cepat
45
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terbentur forklift
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
12
Tidak perlu tindakan dengan cepat
12
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
6
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja terjepit/tertimpa
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
240
Lakukan tindakan saat itu juga
350
Lakukan tindakan saat itu juga
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
12
Tidak perlu tindakan dengan cepat
12
Lakukan tindakan secepatnya
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
48
Tidak perlu tindakan dengan cepat
75
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
6
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
terbentur
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
6
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
6
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
6
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
OPERASI CASTING
benda dari bagian atas Penyimpanan Flux
Penyediaan flux
(crane)
flux,
pekerja kontak
dengan bahan kimia
flux
benda sisa metal
Pemeriksaan Forklift
Pekerja terkena semburan
Parkir
sebelum dan sesudah
air radiator
Forklift
dioperasikan
Tangan pekerja tergores
BUNDLING
saat check-up forklift Pekerja tersandung saat check-up forklift Pekerja terjatuh/tergelincir Pekerja timbangan Timbangan
Cross-check &
Pekerja terkena jatuhan
2 ton
Menimbang ingot
benda dari bagian atas (crane) Pekerja terjepit/tertimpa
V‐47
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (10) Tabel 5.4 PLANT
LOKASI
Perbandingan Hasil Skor Risiko KEGIATAN
Pekerja Timbangan
Cross-check &
2 ton
Menimbang ingot
terkena
ingot
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
Metode RSC
Skor
Tindakan
Skor
Tindakan
Skor
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tindakan
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
panas Pekerja tersandung Pekerja terjatuh
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
6
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja terbentur
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
32
Tidak perlu tindakan dengan cepat
30
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
6
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Tangan pekerja tergores
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
6
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja terjatuh
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
6
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja tersandung
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
6
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja terbentur
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
6
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
6
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Tangan pekerja tergores
4.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
300
Lakukan tindakan saat itu juga
350
Lakukan tindakan saat itu juga
Pekerja tertimpa/terjepit
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
144
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Pekerja terpukul
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
30
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
80
Lakukan tindakan secepatnya
benda Kemasukan zat aerosol
BUNDLING
Cooling
Marking, Painting
Yard
benda Bundling House
Mengikat
V‐48
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (11) Tabel 5.4 PLANT
LOKASI
Perbandingan Hasil Skor Risiko KEGIATAN
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
Metode RSC
Skor
Tindakan
Skor
Tindakan
Skor
Inspector terbentur MTC
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tindakan
Inspector terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
36
Tidak perlu tindakan dengan cepat
30
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
temperatur metal panas
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Inspector jatuh/terpeleset
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Inspector tersandung
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Inspector
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
dari
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan inspector terjepit
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Inspector terjatuh
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
72
Tidak perlu tindakan dengan cepat
80
Lakukan tindakan secepatnya
benda/tools Mata-hidung
inspector
MAINTENANCE
kemasukan abu dross Furnace
Monthly Inspection
(MF&HF)
& Repairing
terpapar
Inspector
terbentur/tertabrak Pekerja terkena jatuhan benda dari bagian atas (crane) Paparan Casting
Monthly Inspection
Machine
& Repairing
bising
pencetakan ingot
di mould Tangan inspector tergores mould
Crane 20/3 ton, 10ton, 1 ton
Monthly Inspection
Inspector tersandung tools
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Inspector terbentur
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Inspector terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
benda dari bagian atas (crane)
V‐49
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (12) Tabel 5.4 PLANT
LOKASI
Perbandingan Hasil Skor Risiko KEGIATAN
Skor Mata-hidung
MAINTENANCE
Crane 20/3 ton, 10
inspector
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
Tindakan
Skor
Tindakan
Metode RSC Skor
Tindakan
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan saat itu juga
kemasukan abu dross
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
ton,
Tangan inspector terjepit
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
1 ton
Inspector terjatuh
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Inspector tersandung tools
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Inspector terbentur
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan inspector terjepit
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Inspector terjatuh
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Inspector tersandung tools
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terbentur
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
12
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
dari
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan pekerja terjepit di
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Kaki pekerja terpukul
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung tools
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
24
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Monthly Inspection
Cooling
Monthly Inspection
Tower
& Cleaning
Breaking Castable
benda/tools Mata-hidung
Pouring
Setting Castable
Paparan
Device Mengganti Pouring
pekerja
kemasukan abu dross bising
pencetakan ingot
pouring device
V‐50
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (13) Tabel 5.4 PLANT
LOKASI
Perbandingan Hasil Skor Risiko KEGIATAN
Breaking Castable
Setting Castable
Furnace Mengganti Castable
Metode RSC
Skor
Tindakan
Skor
Tindakan
Skor
Pekerja terbentur
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena jatuhan
Tindakan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
benda/tools Mata-hidung
Lounder
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
pekerja
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
kemasukan abu dross
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
Paparan bising
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
Tangan pekerja terjepit di
3.0
Kaki pekerja terpukul
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
100
Lakukan tindakan secepatnya
120
Lakukan tindakan secepatnya
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
60
Tidak perlu tindakan dengan cepat
60
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung tools
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja
terbentur
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja terjepit/tertimpa
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan pekerja tergores
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena semburan
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
100
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
9
MAINTENANCE
lounder furnace
MTC&FL benda alat repairing
Ganti Ban MT Car & Forklift
Repairing
air radiator Pekerja tersandung saat ganti ban & repairing MTC&FL
V‐51
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (14) Tabel 5.4 PLANT
LOKASI
Perbandingan Hasil Skor Risiko KEGIATAN
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA
Metode RSC
Skor
Tindakan
Skor
Tindakan
Skor
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
24
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Tidak perlu tindakan dengan cepat
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan pekerja tergores
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tergelincir
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung tools
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
terbentur
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena jatuhan
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Inspector/pekerja terkena
Tindakan
benturan crucible, forklift, tools berat Inspector/pekerja terkena jatuhan benda dari bagian Monthly Inspection DPE
atas (crane) Mata
Mengganti Impeller
inspector/pekerja
kemasukan dross Pekerja
tertimpa
oleh
MAINTENANCE
tools berat
pengganti impeller Pekerja MTC&FL benda alat pencucian Mata-hidung Pencucian MT Car & forklift
pekerja
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
kemasukan debu
2.0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terjepit/tertimpa
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan pekerja tergores
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Cleaning
V‐52
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (15) Tabel 5.4 PLANT
LOKASI
Perbandingan Hasil Skor Risiko KEGIATAN
Metode Fine
Metode Modifikasi Standar Australia
KONDISI BAHAYA Skor
Tindakan
Skor
Tindakan
Metode RSC Skor
Tindakan
Pekerja tergelincir
3,0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung saat
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
terbentur
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terkena jatuhan
1,0
Cukup ditangani dgn prosedur yg sudah berlaku
9
Tidak perlu tindakan dengan cepat
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pencucian MT Car &
Cleaning
pencucian MTC&FL
MAINTENANCE
Forklift
Pekerja MTC&FL
benda dari MTC&FL Mata-hidung FL & MT Car
Mengisi Air Aki
pekerja
3,0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
kemasukan debu
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
18
Tidak perlu tindakan dengan cepat
20
Lakukan tindakan secepatnya
Terkena percikan air aki
3,0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
3,0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
3,0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja terpapar zat asbes
4,0
Lakukan tindakan dengan segera/kondisi darurat
450
Lakukan tindakan saat itu juga
500
Lakukan tindakan saat itu juga
Terjadi kebakaran
3,0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
360
Lakukan tindakan saat itu juga
120
Lakukan tindakan saat itu juga
4,0
Lakukan tindakan dengan segera/kondisi darurat
750
Lakukan tindakan saat itu juga
500
Lakukan tindakan saat itu juga
4,0
Lakukan tindakan dengan segera/kondisi darurat
750
Lakukan tindakan saat itu juga
500
Lakukan tindakan saat itu juga
Terjadi kebakaran
4,0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
750
Lakukan tindakan saat itu juga
500
Lakukan tindakan saat itu juga
Kontaminasi gas beracun
4,0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
750
Lakukan tindakan saat itu juga
500
Lakukan tindakan saat itu juga
4,0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
750
Lakukan tindakan saat itu juga
500
Lakukan tindakan saat itu juga
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
30
Tidak perlu tindakan dengan cepat
100
Lakukan tindakan secepatnya
2,0
Sebaiknya segera ambil tindakan & penanganan
30
Tidak perlu tindakan dengan cepat
100
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung saat pengisian
air
aki
MTC&FL Proses pendinginan Dross Cooling
dross
FASILITAS TAMBAHAN
Room Penggantian Peralatan (Tangki
peralatan,
Penyedia Pompa)
jaringan
Minyak Berat Peralatan Persediaan LPG
pipa minyak
berat Penggantian peralatan,
pipa
jaringan persediaan LPG Penggunaan Peralatan Bertenaga Listrik, Penyalaan Panel Listrik
Penggunaan
Kebocoran aliran listrik
Peralatan Bertenaga
merambat ke panel
Listrik,
Kebocoran aliran listrik
Penyalaan
panel
listrik
V‐53
Analisis dan Pembahasan
Setelah mengetahui perbandingan hasil skor risiko beserta tindakan (action) pengendalian bahaya yang diambil, maka dapat dibandingkan tindakan yang diambil oleh masing-masing metode skor risiko. Dari tindakan yang diambil tersebut, maka dapat disimpulkan metode skor risiko mana yang lebih baik, safety, dan lebih ketat dalam pengambilan tindakan pengendalian bahaya. Agar lebih jelas, maka setiap plant yang memiliki skor risiko rata-rata tertinggi dilihat tindakan yang diambil oleh masing-masing metode skor risiko dan kemudian dibandingkan. 1.
Plant Transportasi Kegiatan memberi aba-aba dari atas furnace; lokasi di atas furnace
merupakan kegiatan yang memiliki skor risiko rata-rata tertinggi sebesar 3,1 dengan menggunakan metode Modifikasi Standar Australia. Hasil yang didapat dari ketiga metode tersebut dibandingkan. Sebagai contoh untuk kondisi bahaya menghisap gas kandungan metal, hasil dari perhitungan skor risiko dengan menggunakan metode Modifikasi Australia sebesar 3,0, yang berarti sebaiknya lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin. Sementara dengan menggunakan metode Fine, hasil skor risiko diperoleh sebesar 120, yang berarti harus dilakukan tindakan perbaikan secepat mungkin. Sedangkan dengan menggunakan metode RSC, hasil skor risiko diperoleh 200, yang berarti harus dilakukan tindakan perbaikan saat itu juga. Dari hasil perbandingan Tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa metode RSC bersifat lebih optimal karena lebih kritis dan cenderung lebih ketat dalam tindakan pengendalian bahaya, sehingga tindakan pencegahan bahaya cenderung harus dilakukan sesegera mungkin.
Tabel 5.5
Perbandingan hasil skor risiko dalam kegiatan memberi aba-aba dari dapur (furnace)
Kondisi Bahaya Pekerja terbentur
Metode Modifikasi Standar Australia
Metode Fine
RS
Action
RS
Action
RS
3.0
Lakukan tindakan perbaikan
90
Tidak perlu tindakan dengan
70
Lakukan tindakan secepatnya
terkena
jatuhan
12
Lakukan tindakan secepatnya
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
benda/tools
Action
cepat
secepat mungkin Pekerja
Metode RSC
48
Tidak perlu tindakan dengan cepat
V‐54
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan Tabel 5.5 Metode Modifikasi Standar Australia RS Action
Kondisi Bahaya Pekerja
terpapar
4.0
Metode Fine RS
Action
Metode RSC RS
Action
dengan
360
Lakukan tindakan saat itu juga
300
Lakukan tindakan saat itu juga
Lakukan tindakan perbaikan
180
Lakukan tindakan saat itu juga
300
Lakukan tindakan saat itu juga
dengan
600
Lakukan tindakan saat itu juga
350
Lakukan tindakan saat itu juga
Lakukan tindakan perbaikan
180
Lakukan tindakan secepatnya
300
Lakukan tindakan saat itu juga
60
Tidak perlu tindakan dengan
55
Lakukan tindakan secepatnya
55
Lakukan tindakan secepatnya Lakukan tindakan saat itu juga
Lakukan
tindakan
segera/kondisi darurat
temperatur metal panas Pekerja terkena percikan
3.0
secepatnya
metal panas Mata pekerja kemasukan
4,0
Lakukan
tindakan
segera/kondisi darurat
abu dross 3.0
secepat mungkin Pekerja
terkena
radiasi
3.0
Pekerja
Lakukan tindakan perbaikan
cepat
secepat mungkin
sinar metal panas menghisap
gas
3.0
Lakukan tindakan perbaikan
60
Pekerja tersandung
3.0
Tidak perlu tindakan dengan cepat
secepat mungkin
kandungan metal
Lakukan tindakan perbaikan
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
45
Tidak perlu tindakan dengan
20
secepat mungkin 2.0
Sebaiknya
segera
tindakan & penanganan
2.
ambil
Lakukan tindakan secepatnya
cepat
Treatment Untuk plant treatment, kegiatan stirring (pengadukan) merupakan salah
satu kegiatan yang memiliki skor rata-rata yang paling tinggi sebesar 2,4 berdasarkan metode Modifikasi Standar Australia sehingga dirasa dapat merepresentasikan plant ini dalam perbandingan pengambilan tindakan risiko. Sebagai contoh adalah potensi bahaya ketidaknyamanan pekerja. Hasil dari perhitungan skor risiko dengan menggunakan metode Modifikasi Australia sebesar 2,0, yang berarti sebaiknya segera ambil tindakan dan penanganan terhadap bahaya. Sementara dengan menggunakan metode Fine, hasil skor risiko diperoleh sebesar 90, yang berarti tidak perlu dilakukan tindakan perbaikan dengan cepat. Sedangkan dengan menggunakan metode RSC, hasil skor risiko diperoleh 15, yang berarti harus dilakukan tindakan perbaikan dengan cepat. Dari hasil perbandingan Tabel 5.6 dapat disimpulkan bahwa metode RSC bersifat lebih optimal karena lebih kritis dan cenderung lebih ketat dalam tindakan pengendalian bahaya, sehingga tindakan pencegahan bahaya cenderung harus dilakukan sesegera mungkin.
V‐55
Analisis dan Pembahasan
Tabel 5.6 Kondisi Bahaya Mata pekerja kemasukan
Perbandingan hasil skor risiko kegiatan stirring
Metode Modifikasi Standar Australia
Metode Fine
RS
Action
RS
3,0
Lakukan tindakan perbaikan
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
60
Tidak perlu tindakan dengan
60
Lakukan tindakan secepatnya
8
Tidak perlu tindakan dengan
Action
RS
Action
secepat mungkin
dross 3,0
Lakukan tindakan perbaikan
cepat
secepat mungkin Pekerja terkena benturan
1,0
Cukup ditangani dgn prosedur
9
Pekerja
terpapar
3,0
radiasi
3,0
Pekerja memegang tools
3,0
terkena
Lakukan tindakan perbaikan
60
Lakukan tindakan perbaikan
60
Lakukan tindakan perbaikan
60
Lakukan tindakan secepatnya
Tidak perlu tindakan dengan
60
Lakukan tindakan secepatnya
Tidak perlu tindakan dengan
60
Lakukan tindakan secepatnya
cepat
secepat mungkin
strring yang masih panas
cepat 60
cepat
secepat mungkin
sinar metal panas
Tidak perlu tindakan dengan cepat
secepat mungkin
temperatur metal panas
Tidak perlu tindakan dengan cepat
yg sudah berlaku
tools berat
Pekerja
Metode RSC
dan berat Pekerja terkena percikan
4,0
dengan
360
Lakukan tindakan saat itu juga
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Cukup ditangani dgn prosedur
18
Tidak perlu tindakan dengan
20
Lakukan tindakan secepatnya
15
Lakukan tindakan secepatnya
Lakukan
tindakan
segera/kondisi darurat
metal panas Pekerja tersandung oleh
1,0
cepat
yg sudah berlaku
tools stirring Ketidaknyamanan pekerja
2,0
Sebaiknya
segera
tindakan & penanganan
ambil
90
Tidak perlu tindakan dengan cepat
3. Operasi Casting Kegiatan di operasi casting yang memiliki skor risiko rata-rata tertinggi di plant operasi casting adalah kegiatan penyediaan flux; lokasi penyimpanan flux dengan skor risiko rata-rata metode Modifikasi Australia sebesar 2,3. Dari Tabel 5.7, sebagai contoh adalah memegang flux / kontak langsung dengan zat kimia. Hasil dari perhitungan skor risiko dengan menggunakan metode Modifikasi Australia sebesar 2,0, yang berarti sebaiknya segera ambil tindakan dan penanganan terhadap bahaya. Sementara dengan menggunakan metode Fine, hasil skor risiko diperoleh sebesar 32, yang berarti tidak perlu dilakukan tindakan perbaikan dengan cepat. Sedangkan dengan menggunakan metode RSC, hasil skor risiko diperoleh 45, yang berarti harus dilakukan tindakan perbaikan dengan cepat. Metode RSC bersifat lebih optimal karena lebih kritis dan cenderung lebih ketat dalam tindakan pengendalian bahaya, sehingga tindakan pencegahan bahaya cenderung harus dilakukan sesegera mungkin.
V‐56
Analisis dan Pembahasan
Tabel 5.7 Perbandingan hasil skor risiko kegiatan penyediaan flux Metode Modifikasi Standar Australia RS Action segera ambil 2,0 Sebaiknya
Kondisi Bahaya Pekerja terbentur
Metode Fine RS 24
terkena
jatuhan
1,0
Cukup ditangani dgn prosedur
18
Action Lakukan tindakan secepatnya
Tidak perlu tindakan dengan
20
Lakukan tindakan secepatnya
cepat
yg sudah berlaku
benda dari bagian atas
RS 20
cepat
tindakan & penanganan Pekerja
Action Tidak perlu tindakan dengan
Metode RSC
(crane) Mata-hidung-bagian tubuh pekerja
terkena
3,0
kontak langsung dengan
Lakukan tindakan perbaikan
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
60
Tidak perlu tindakan dengan
60
Lakukan tindakan secepatnya
secepat mungkin
flux, 3,0
Lakukan tindakan perbaikan
cepat
secepat mungkin
bahan kimia 3,0
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
ambil
32
Tidak perlu tindakan dengan
20
Lakukan tindakan secepatnya
ambil
32
45
Lakukan tindakan secepatnya
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
Pekerja tersandung tools
2,0
Memegang
2,0
Sebaiknya
segera
cepat
tindakan & penanganan langsung
flux/kontak dengan
bahan
Sebaiknya
segera
tindakan & penanganan
Tidak perlu tindakan dengan cepat
kimia
4. Bundling (Pengikatan) Kegiatan mengikat lokasi bundling house memiliki skor rata-rata dengan menggunakan metode Modifikasi Standar Australia sebesar 2,3. Dari Tabel 5.8, sebagai contoh adalah kondisi bahaya pekerja tertimpa/terjepit akibat tumpukan ingot. Hasil dari perhitungan skor risiko dengan menggunakan metode Modifikasi Australia sebesar 3,0, yang berarti lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin terhadap bahaya. Sementara dengan menggunakan metode Fine, hasil skor risiko diperoleh sebesar 144, yang berarti lakukan tindakan perbaikan secepatnya. Sedangkan dengan menggunakan metode RSC, hasil skor risiko diperoleh 200, yang berarti harus dilakukan tindakan perbaikan saat itu juga. Dari perbandingan tersebut, maka dapat diketahui Metode RSC bersifat lebih optimal karena lebih kritis dan cenderung lebih ketat dalam tindakan pengendalian bahaya, sehingga tindakan pencegahan bahaya cenderung harus dilakukan sesegera mungkin.
V‐57
Analisis dan Pembahasan
Tabel 5.8 Kondisi Bahaya Pekerja terbentur
Perbandingan hasil skor risiko kegiatan mengikat (bundling) Metode Modifikasi Standar Australia
Metode Fine
RS
Action
RS
Action
RS
Action
1,0
Cukup ditangani dgn prosedur
6
Tidak perlu tindakan dengan
5
Tidak perlu tindakan dengan
terkena
jatuhan
1,0
Cukup ditangani dgn prosedur
6
Tangan pekerja tergores
4,0
Pekerja tertimpa/terjepit
3,0
Pekerja terpukul
2,0
Pekerja tersandung
3,0
Tidak perlu tindakan dengan
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
cepat
yg sudah berlaku
benda
cepat
cepat
yg sudah berlaku Pekerja
Metode RSC
300
Lakukan tindakan saat itu juga
350
Lakukan tindakan saat itu juga
144
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
ambil
30
Tidak perlu tindakan dengan
20
Lakukan tindakan secepatnya
Lakukan tindakan perbaikan
60
80
Lakukan tindakan secepatnya
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin Sebaiknya
segera
cepat
tindakan & penanganan secepat mungkin
Tidak perlu tindakan dengan cepat
5. Maintenance Kegiatan monthly inspection dan mengganti impeller di lokasi DPE adalah salah satu kegiatan plant maintenance yang memiliki skor risiko rata-rata tinggi yaitu sebesar 2,4 berdasarkan metode Modifikasi Standar Australia. Dari Tabel 5.9, sebagai contoh adalah potensi bahaya dimana pekerja tergelincir karena tumpahan sisa oli repairing impeller di DPE. Hasil dari perhitungan skor risiko dengan menggunakan metode Modifikasi Australia sebesar 3,0, yang berarti lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin terhadap bahaya. Sementara dengan menggunakan metode Fine, hasil skor risiko diperoleh sebesar 96, yang berarti lakukan tindakan perbaikan secepatnya. Sedangkan dengan menggunakan metode RSC, hasil skor risiko diperoleh 200, yang berarti harus dilakukan tindakan perbaikan saat itu juga. Dari perbandingan tersebut, maka dapat diketahui Metode RSC bersifat lebih optimal karena lebih kritis dan cenderung lebih ketat dalam tindakan pengendalian bahaya, sehingga tindakan pencegahan bahaya cenderung harus dilakukan sesegera mungkin.
V‐58
Analisis dan Pembahasan
Tabel 5.9
Perbandingan hasil skor risiko kegiatan monthly inspection dan penggantian impeller di DPE
Kondisi Bahaya terkena
Inspector/pekerja
Metode Modifikasi Standar Australia RS 2.0
Action Sebaiknya
segera
ambil
Metode Fine RS
Action
RS
18
Tidak perlu tindakan dengan
20
Lakukan tindakan secepatnya
8
Tidak perlu tindakan dengan
Action
cepat
tindakan & penanganan
benturan crucible, forklift,
Metode RSC
tools berat terkena
Inspector/pekerja
1.0
Cukup ditangani dgn prosedur
9
Tidak perlu tindakan dengan
cepat
cepat
yg sudah berlaku
jatuhan benda dari bagian atas (crane) 3.0
Mata-hidung
Lakukan tindakan perbaikan
120
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
24
Tidak perlu tindakan dengan
20
Tidak perlu tindakan dengan
secepat mungkin
inspector/pekerja 2.0
kemasukan dross
Sebaiknya
segera
ambil
Pekerja tertimpa oleh tools
3.0
cepat
cepat
tindakan & penanganan Lakukan tindakan perbaikan
96
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
96
Lakukan tindakan secepatnya
160
Lakukan tindakan secepatnya
96
Lakukan tindakan secepatnya
200
Lakukan tindakan saat itu juga
18
Tidak perlu tindakan dengan
20
Lakukan tindakan secepatnya
secepat mungkin
berat Tangan pekerja tergores
3.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
Pekerja tergelincir
3.0
Pekerja tersandung tools
2.0
Lakukan tindakan perbaikan secepat mungkin
pengganti impeller
Sebaiknya
segera
ambil
tindakan & penanganan
cepat
6. Fasilitas Khusus / Tambahan Kegiatan pendinginan dross, penggantian peralatan pipa jaringan minyak berat dan LPG merupakan kegiatan yang memiliki skor risiko rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4,0 berdasarkan metode Modifikasi Standar Australia. Hal ini disebabkan karena kegiatan-kegiatan ini memiliki risiko tinggi. Dari Tabel 5.10, sebagai contoh adalah potensi bahaya dimana terjadi kebakaran akibat kebocoran jaringan pipa LPG. Hasil dari perhitungan skor risiko dengan menggunakan metode Modifikasi Australia sebesar 4,0, yang berarti lakukan tindakan dengan segera/kondisi darurat. Sementara dengan menggunakan metode Fine, hasil skor risiko diperoleh sebesar 750, yang berarti lakukan tindakan perbaikan saat itu juga. Sedangkan dengan menggunakan metode RSC, hasil skor risiko diperoleh 500, yang berarti harus dilakukan tindakan perbaikan saat itu juga. Dari ketiga perbandingan skor risiko tersebut, ketiga metode perhitungan skor risiko samasama memberikan tindakan perbaikan paling optimal.
V‐59
Analisis dan Pembahasan
Tabel 5.10
Perbandingan hasil skor risiko kegiatan pendinginan dross, penggantian pipa jaringan minyak berat dan LPG
Kondisi Bahaya Pekerja terpapar zat asbes
Metode Modifikasi Standar Australia RS 4,0
Lakukan
tindakan
Metode Fine RS
Action
Action
Metode RSC RS
Action
dengan
450
Lakukan tindakan saat itu juga
500
Lakukan tindakan saat itu juga
dengan
750
Lakukan tindakan saat itu juga
500
Lakukan tindakan saat itu juga
dengan
750
Lakukan tindakan saat itu juga
500
Lakukan tindakan saat itu juga
dengan
750
Lakukan tindakan saat itu juga
500
Lakukan tindakan saat itu juga
segera/kondisi darurat Terjadi kebakaran
4,0
Lakukan
tindakan
segera/kondisi darurat Kontaminasi gas beracun
4,0
Lakukan
tindakan
segera/kondisi darurat 4,0
Lakukan
tindakan
segera/kondisi darurat
Dari Tabel 5.3-5.10 maka dapat disimpulkan perhitungan skor risiko menggunakan metode RSC paling optimal dalam pengambilan tindakan perbaikan dan pengendalian bahaya. Sesuai dengan ruang lingkup Tugas Akhir ini, maka rekomendasi pengendalian bahaya selanjutnya akan menggunakan metode skor risiko yang paling baik yaitu metode Risk Score Calculator (RSC). Oleh karena itu, metode RSC memiliki tingkat keamanan yang tinggi walaupun membutuhkan biaya yang lebih besar. Biaya besar yang perlu dikeluarkan ini dapat dijadikan suatu biaya investasi. Hal ini lebih menguntungkan dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan setelah terjadinya kecelakaan. Untuk itu, PT INALUM Smelting Plant perlu menilai dan mempertimbangkan penggunaan metode RSC dalam melakukan perhitungan skor risiko dengan tujuan untuk menentukan tindakan perbaikan dalam pengendalian bahaya yang ada. Data pencatatan kecelakaan juga dapat digunakan untuk membantu menentukan nilai skor risiko.
5.8
Job Safety Analysis (JSA) Job Safety Analysis (atau dikenal juga dengan Job Hazard Analysis)
adalah sebuah teknik pencegahan kecelakaan yang digunakan sebagai penghubung antara pengembangan dari instruksi keselamatan kerja; sistem keselamatan kerja; dan pelatihan keselamatan kerja.
V‐60
Analisis dan Pembahasan
Pada dasarnya, penentuan JSA memiliki langkah-langkah yaitu memilih jenis pekerjaan yang akan dianalisis, mendeskripsikan jenis pekerjaan tersebut ke dalam bagian yang lebih spesifik, mengamati dan menguji komponen-komponen dari pekerjaan yang dipilih sehingga dapat ditentukan risiko kecelakaan kerja yang mungkin timbul, mengembangkan kontrol pengukuran untuk mengeliminasi datau mengurangi risiko kecelakaan yang timbul, serta memformulasikan sistem kerja yang aman untuk jenis pekerjaan tersebut. JSA memandang langkah-langkah yang dilakukan diatas sebagai langkah positif agar unsur keselamatan kerja dimasukkan ke dalam setiap jenis pekerjaan yang dilakukan sehingga dapat dianalisis bahaya apa saja yang mungkin timbul saat melaksanakan pekerjaan tersebut. Sebaiknya JSA dilakukan terhadap setiap jenis pekerjaan yang terdapat dalam industri yang dianalisis, namun jika hal ini tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka
pelaksanaan
JSA
dapat
dilakukan
secara
prioritas
dengan
mempertimbangkan faktor frekuensi kecelakaan, keparahan, potensi cidera, jenis pekerjaan yang jarang atau belum pernah dilakukan sebelumnya serta modifikasi pekerjaan. Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor prioritas dalam melakukan JSA, maka dalam penelitian tugas akhir ini dilakukan JSA terhadap kegiatan : ¾ Kegiatan memberi aba-aba dari atas dapur pelebur (furnace) Kegiatan memberi aba-aba dari atas dapur pelebur dilakukan di lokasi di atas dapur pelebur. Pertimbangan dalam pemilihan pekerjaan memberi aba-aba dari atas dapur pelebur adalah kegiatan ini memiliki potensi bahaya yang sangat besar bila terjadi kecelakaan. Potensi bahaya terbesar yang ada pada aktivitas ini adalah terkena percikan metal panas. Potensi bahaya lainnya adalah bahaya fisik dan kimia seperti mata-hidung pekerja kemasukan dross, terbentur furnace, menghisap kandungan gas dari metal, dan tersandung. ¾ Kegiatan pendinginan dross di ruang Dross Cooling Room Kegiatan pendinginan dross di dalam ruangan Dross Cooling Room sebenarnya mempunyai potensi bahaya yang kecil untuk bahaya fisik dan kimia. Namun, pemakaian dinding yang berbahan asbes membuat pekerja
V‐61
Analisis dan Pembahasan
yang melakukan kegiatan di dalam ruangan ini berpotensi terkena bahaya penyakit kerja pneumoconiosis. ¾ Kegiatan naik-turun tangga MT Car memeriksa lubang nozzle discharge dan pouring device Kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa lubang nozzle discharge dan pouring device sebelum molten cair yang dibawa oleh MT Car dari pabrik Reduksi dimasukkan ke dapur pelebur (furnace). Operator perlu memastikan dahulu apakah lubang pengisian molten cair ke dapur pelebur telah terbuka dan saluran penuangan juga dalam kondisi baik. Namun, karena lokasi kegiatan ini dilakukan tepat di depan dapur pelebur, maka potensi bahaya yang mungkin timbul sangat besar. Potensi bahaya yang ada adalah pekerja/operator menghisap gas dari molten cair, mata-hidung pekerja kemasukan dross, semburan metal panas. Potensi bahaya terbesar adalah apabila pekerja tersandung di tangga MT Car saat tepat di depan dapur pelebur sehingga jatuh. ¾ Kegiatan penggantian peralatan tangki dan pompa penyedia minyak berat serta peralatan persediaan LPG Peralatan tangki dan pompa penyedia minyak berat berfungsi untuk mengirimkan/mengalirkan minyak berat ke alat pembakaran minyak berat yang ada di pabrik Casting. Peralatan-peralatan ini termasuk tangki penyimpanan minyak berat, pompa pengisian, jaringan pipa-pipa, dan lainlain. Sedangkan peralatan persediaan LPG digunakan untuk mengirim LPG yang akan digunakan untuk memanaskan saluran tuang (pouring device). Peralatan ini terdiri dari tabung-tabung LPG, alat pengatur rekanan, jaringan pipa, dan sebagainya. Potensi bahaya terbesar pada kedua kegiatan penggantian peralatan minyak berat dan LPG ini berpotensi menyebabkan cacat tubuh permanen atau kematian.
V‐62
5.9
Analisis dan Pembahasan
Rekapitulasi Potensi Bahaya dan Skor Risiko Rekapitulasi potensi bahaya dan skor risiko dimaksudkan untuk menilai
apakah skor risiko yang diperoleh relevan atau saling berhubungan dengan potensi bahaya yang ada. Rekapitulasi didasarkan pada metode skor risiko yang terpilih yaitu metode Risk Score Calculator (RSC). Dalam rekapitulasi ini, ada 6 plant/kegiatan utama dalam seksi Casting yang ditinjau, yaitu : ¾ Transportasi ¾ Treatment ¾ Operasi Casting ¾ Bundling (pengikatan) ¾ Maintenance (perawatan) ¾ Fasilitas khusus/tambahan
5.9.1
Rekapitulasi Plant Transportasi Dari Tabel 5.11 dapat dilihat bahwa plant transportasi dengan lokasi di
atas dapur (furnace) dan jenis kegiatan memberi aba-aba dari atas dapur (furnace) memiliki potensi bahaya yang besar. Skor risiko terbesar adalah semburan metal panas 350 untuk metode RSC dan skor risiko 4,0 untuk metode Modifikasi Standar Australia. Bahaya potensial yang sangat mungkin terjadi adalah pekerja terkena percikan metal panas sehingga mengakibatkan cidera pada bagian tubuh pekerja. Cidera ini adalah luka bakar di sekujur tubuh/badan maupun menyebabkan cacat bagi pekerja yang terpapar. Namun pada perhitungan metode Fine, skor risiko yang diperoleh sangat besar yaitu 600. Dalam perhitungan metode Risk Score Calculator (RSC), ada tiga variabel yang berpengaruh yaitu kemungkinan, paparan dan akibat. Hal ini cukup relevan karena akibat bahaya yang ditimbulkan cukup besar bagi pekerja dan kemungkinan terkena juga besar bagi pekerja.
V‐63
Analisis dan Pembahasan
Tabel 5.11
Areal Parkir MT Car
Lokasi
Rekapitulasi potensi bahaya dan skor risiko plant transportasi
Kegiatan
Kondisi Bahaya
Akibat
Skor Risiko
Pekerja terbentur MTC
Kepala terluka
8
Pemeriksaan
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
8
Metal
Pekerja terjepit/tertimpa ladle
Tangan terluka
8
Transportation
Pekerja terkena semburan air
Muka luka bakar
Car
sebelum
radiator
dan
sesudah
Tangan pekerja tergores saat
dioperasikan
Tangan terluka
375 8
check-up MTC Pekerja terjatuh
Cidera tubuh
100
Pekerja tersandung saat check-
Kaki terluka
30
Pekerja terbentur MTC
Kepala terluka
5
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
30
Pekerja
Dehidrasi, iritasi
125
Luka bakar/melepuh
125
Iritasi mata
300
kemasukan abu dross
Gangguan pernafasan
80
Pekerja terkena radiasi sinar
Gangguan penglihatan
125
Gangguan kesehatan
125
Pekerja tersandung
Kaki terluka
350
Pekerja terbentur furnace
Kepala terluka
70
Pekerja
Kepala, tubuh terluka
12
Iritasi wajah, kulit
300
up MTC
Depan Furnace
Naik
turun
terpapar
temperatur
tangga MT Car
metal panas
memeriksa
Pekerja terkena percikan metal
lubang nozzle
panas
discharge,
Mata-hidung
Memeriksa lubang nozzle discharge dan pouring device
pekerja
metal panas Pekerja menghisap gas beracun kandungan metal
terkena
jatuhan
benda/tools
Di atas furnace
Pekerja
terpapar
temperatur
Memberi aba-
metal panas
Luka bakar/melepuh
300
aba dari atas
Pekerja terkena percikan metal
Cidera tubuh
350
dapur
panas Mata pekerja kemasukan abu
Iritasi mata
300
dross
Gangguan pernafasan
55
Pekerja terkena radiasi sinar
Gangguan penglihatan
55
metal panas
V‐64
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan Tabel 5.11 Lokasi
Kegiatan
Kondisi Bahaya
5.9.2
Furnace
Di atas
Pekerja Memberi abaaba dari atas
menghisap
Akibat gas
Skor Risiko
Gangguan kesehatan
160
Kaki terluka
20
kandungan metal Pekerja tersandung
dapur
Rekapitulasi Potensi Bahaya dan Skor Risiko Treatment Plant Potensi bahaya yang paling besar di Treatment plant adalah terkena
percikan metal panas (kegiatan pengadukan/stirring), pekerja tertimpa tools berat (kegiatan pembersihan dapur/spearing), dan mata-hidung pekerja kemasukan dross (kegiatan skimming-off/pengeluaran dross). Berdasarkan perhitungan metode Fine, skor risiko yang diperoleh untuk potensi bahaya terkena percikan metal panas adalah 360, dan untuk pekerja tertimpa tools berat adalah 180. Namun, berdasarkan metode RSC, kedua potensi bahaya tersebut mendapat skor risiko yang sama, yaitu 200. Potensi bahaya terkena percikan metal panas memberikan efek yang cukup parah bagi pekerja, sedangkan tertimpa tools berat dapat mengakibatkan tangan-kaki terluka. Tertimpa tools berat ini berasal dari tali crane yang kemungkinan dapat putus sehingga tools yang diangkat oleh crane jatuh ke lantai dan tools mengenai tangan atau kaki pekerja. Untuk penilaian skor risiko metode RSC, skor risiko cukup relevan karena akibat yang dihasilkan cukup besar bagi pekerja sehingga layak untuk mendapatkan skor risiko 200. Potensi bahaya mata-hidung pekerja kemasukan dross memberikan efek yang lumayan terutama dalam kegiatan skimming-off. Pengeluaran dross dari aluminium cair pada proses ini akan terasa lebih susah dan sangat mengganggu apabila saat proses ini dilakukan bersamaan dengan adanya angin kencang tertiup dari luar. Pekerja akan kesulitan melaksanakan proses skimming-off dan secara tidak sengaja mata pekerja akan kemasukan abu dross dan pekerja juga akan menghirup abu dross. Berdasarkan penilaian skor risiko metode RSC, potensi bahaya ini memperoleh skor risiko 160. Untuk metode Fine diperoleh skor risiko 120 dan dengan metode Modifikasi Standar Australia diperoleh skor risiko 3,0.
V‐65
Analisis dan Pembahasan
Untuk potensi bahaya pekerja terkena radiasi panas (kegiatan charging aluminium cair dan flux treatment) memberikan efek iritasi bagi wajah dan kulit. Selain itu, terkena panas juga dapat mengakibatkan kelelahan bagi pekerja karena terus-menerus terkena paparan radiasi panas saat memanaskan aluminium cair dan flux treatment. Berdasarkan metode RSC, potensi bahaya pekerja terkena radiasi mendapatkan skor risiko 300, sedangkan skor risiko metode Fine mendapat nilai 180. Skor risiko yang diperoleh cukup relevan karena potensi bahaya ini memiliki paparan, akibat dan probabilitas yang tinggi. Treatment plant pada prakteknya lebih didominasi oleh potensi bahaya dimana mata-hidung pekerja kemasukan dross. Kegiatan utama pada Treatment plant adalah pengolahan aluminium cair panas, menambahkan flux untuk memisahkan aluminium cair dari kotoran-kotoran (dross), menyisihkan aluminium cair panas dari dross yang mengapung di permukaan, pengadukan flux agar merata di seluruh aluminium cair panas. Dari semua kegiatan treatment ini, setiap kegiatan memiliki potensi mata pekerja kemasukan dross dan pekerja secara tak sengaja menghisap dross. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12 Lokasi
Rekapitulasi bahaya dan skor risiko treatment plant
Kegiatan
Kondisi Bahaya
Akibat
Skor Risiko
Kepala, tubuh terluka
8
Pekerja terbentur alat
Kepala terluka
8
Pekerja terkena radiasi panas
Iritasi wajah, kulit
160
Mata-hidung
Iritasi mata
200
kemasukan abu dross
Gangguan pernafasan
60
Charging aluminium cair
Pekerja terkena radiasi panas
Iritasi wajah, kulit
300
Pekerja terbentur
Kepala terluka
8
Flux treatment
Pekerja
Kepala, tubuh terluka
20
Pekerja memegang benda panas
Luka bakar/melepuh
160
Pekerja terkena percikan metal
Cidera tubuh
50
Mata-hidung
Iritasi mata
160
Gangguan pernafasan
60
Pekerja
terkena
jatuhan
benda/tools Charging Cold
Furnace
Metal
terkena
pekerja
jatuhan
benda/tools
kemasukan abu dross
pekerja
V‐66
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan Tabel 5.12 Lokasi
Kegiatan Charging aluminium cair Flux treatment Stirring/
Kondisi Bahaya
Akibat
Skor Risiko
Pekerja terkena radiasi sinar
Gangguan penglihatan
60
Pekerja tersandung
Kaki terluka
8
Pekerja menghirup gas
Gangguan kesehatan
75
Mata pekerja kemasukan dross
Iritasi mata
160
Gangguan pernafasan
60
Kepala terluka
8
Kepala, tubuh terluka
8
Dehidrasi, iritasi
60
Gangguan penglihatan
60
Tangan melepuh
60
Cidera tubuh
200
Kaki terluka
20
Kelelahan otot
15
metal
(Pengadukan) Pekerja terkena benturan tools berat Pekerja
terkena
jatuhan
benda/tools Pekerja
terpapar
temperatur
Furnace
metal panas Pekerja terkena radiasi sinar metal panas Pekerja memegang tools strring yang masih panas dan berat Pekerja terkena percikan metal panas Pekerja tersandung oleh tools stirring Ketidaknyamanan pekerja
punggung Skimming off
Pekerja terbentur forklift
Kepala terluka
35
Pekerja terkena jatuhan tools
Kepala/tubuh terluka
20
Iritasi mata
160
Gangguan pernafasan
160
Dehidrasi, iritasi
60
Tangan-Kaki terluka
20
Kaki terluka
35
yang
dipakai
untuk
proses
skimming off Mata pekerja kemasukan dross Pekerja
terpapar
temperatur
metal panas Pekerja terjepit/tertimpa dross scratcher dan forklift Pekerja
tersandung
tools
skimming off
V‐67
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan Tabel 5.12 Lokasi
Kegiatan
Kondisi Bahaya Pekerja
terbentur
Akibat
Skor Risiko
Kepala terluka
12
Kepala, tubuh terluka
12
Iritasi mata
200
Gangguan pernafasan
60
Dehidrasi, iritasi
60
Cidera tubuh
45
Tangan-Kaki terluka
20
Tangan pekerja tergores
Tangan terluka
12
Pekerja tersandung tools
Kaki terluka
35
Pekerja
Kepala terluka
20
Kepala, tubuh terluka
20
Iritasi mata
200
Gangguan pernafasan
60
Tangan-Kaki terluka
20
Tangan pekerja tergores
Tangan terluka
20
Pekerja tersandung tools
Kaki terluka
20
Pekerja terkena benturan tools
Kepala terluka
20
Kepala, tubuh terluka
20
Iritasi mata
70
kemasukan dross
Gangguan pernafasan
30
Tangan pekerja tergores
Tangan terluka
20
Pekerja tersandung tools
Kaki terluka
70
crucible,
forklift, tools berat Pekerja terkena jatuhan benda
Dross Process Equipment
Mengolah Dross
dari bagian atas (crane) Mata-hidung
pekerja
kemasukan dross Pekerja
terpapar
temperatur
metal panas Pekerja terkena percikan metal panas Pekerja tertimpa oleh tools berat
Menyebarkan Dross
terkena
benturan
crucible, forklift, tools berat Pekerja terkena jatuhan benda
Mengutip
dari bagian atas (crane) Mata pekerja kemasukan dross
Scrap Metal Pekerja tertimpa oleh tools
Scrap, Spec Out
berat
berat Pekerja terkena jatuhan benda Persiapan Cold Metal
dari bagian atas (crane) Mata
&
hidung
pekerja
V‐68
Analisis dan Pembahasan
5.9.3
Rekapitulasi Bahaya dan Skor Risiko Plant Operasi Casting Pada Tabel 5.13 dapat dilihat bahwa potensi bahaya terbesar adalah : ¾
Mata-hidung pekerja kemasukan dross
¾
Mata-hidung-bagian tubuh pekerja terkena flux
Kedua potensi bahaya ini memiliki bahaya yang besar walaupun efek yang ditimbulkan tidak terlalu besar. Mata-hidung pekerja kemasukan dross akan mengakibatkan kerja terganggu karena terjadi iritasi mata dan gangguan pernafasan pada pekerja. Hampir sama dengan potensi bahaya mata-hidungbagian tubuh pekerja terkena flux, flux juga berbentuk partikel-partikel halus seperti debu yang digunakan untuk menyempurnakan kualitas campuran aluminium cair. Flux ini ditaburkan ke dalam aluminium cair. Berdasarkan perhitungan metode Fine, kedua potensi bahaya ini memiliki skor risiko yang sama yaitu 120. Dengan metode Modifikasi Standar Australia diperoleh skor risiko 3,0, dan metode RSC didapat skor risiko 200. Nilai skor risiko yang diperoleh cukup relevan dengan potensi bahaya yang ada karena peluang terjadinya potensi bahaya ini sangat besar dalam plant operasi Casting dan paparan terkena potensi bahaya ini sangat sering terjadi meskipun dampak atau efek yang ditimbulkan tidak terlalu besar.
Tabel 5.13 Lokasi
Rekapitulasi potensi bahaya dan skor risiko plant operasi casting
Kegiatan
Kondisi Bahaya
Menuang
Pekerja terkena jatuhan benda
Metal dari
dari bagian atas (crane)
Pouring
Akibat Kepala, tubuh terluka
12
Iritasi mata
160
Gangguan pernafasan
60
Dehidrasi, iritasi
60
Tangan pekerja tergores scum
Tangan terluka
20
Pekerja
Kaki terluka
20
Kepala, tubuh terluka
20
Iritasi mata
160
Gangguan pernafasan
60
Mata pekerja kemasukan dross
Casting Machine
Device Panas yang dihasilkan oleh Mengambil Scum
Skor Risiko
pouring device tersandung
tools
pengambil scum Mencongkel
Pekerja terkena jatuhan benda
Scrap di
dari bagian atas (crane)
Pouring
Mata pekerja kemasukan dross
Device
V‐69
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan Tabel 5.13
Casting Machine
Lokasi
Kegiatan
Kondisi Bahaya
Akibat
Mencongkel
Panas yang dihasilkan oleh
Skor Risiko
Dehidrasi, iritasi
60
Tangan-Kaki terluka
20
Tangan pekerja tergores scum
Tangan terluka
20
Pekerja
Kaki terluka
20
Kepala, tubuh terluka
20
Iritasi mata
160
Gangguan pernafasan
20
Gangguan pendengaran
60
Tangan-Kaki terluka
20
Tangan pekerja tergores mould
Tangan terluka
20
Pekerja tersandung tools
Kaki terluka
12
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
12
Scrap di
pouring device
Pouring
Tangan
Device
pouring device
pekerja
terjepit
tersandung
di
tools
pengcongkel scrap Pekerja terkena jatuhan benda dari bagian atas (crane)
Mould Cleaning
Mata pekerja kemasukan dross Paparan bising dari pencetakan ingot Tangan
pekerja
terjepit
di
Casting Machine
Casting Machine
mould
Water Jacket
dari bagian atas (crane)
Cleaning
Tangan pekerja tergores
Tangan terluka
60
Pekerja tersandung kabel listrik
Kaki terluka
20
Paparan
Gangguan pendengaran
60
Pekerja tergelincir
Cidera tubuh
60
Korsleting
Tersetrum
15
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
20
Tangan-Kaki terluka
20
Kaki terluka
20
Kepala, tubuh terluka
20
Iritasi mata
160
Gangguan pernafasan
60
Memasang No. Lot
bising
dari
alat
pencetak ingot
Mencongkel
dari bagian atas (crane)
ingot panas
Tangan pekerja terjepit, kaki
dari Mould
pekerja tertimpa Pekerja
tersandung
tools
pencongkel ingot panas Menimba Moulten Pouring Device
Pekerja terkena jatuhan benda dari
dari bagian atas (crane) Mata pekerja kemasukan dross
V‐70
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan Tabel 5.13 Lokasi
Kegiatan Menimba Moulten
Kondisi Bahaya
Akibat
Pekerja terkena percikan metal dari
Skor Risiko
Cidera tubuh
20
panas
Pouring
Tangan pekerja terjepit
Tangan-Kaki terluka
20
Device
Tangan pekerja tergores
Tangan terluka
20
Kaki terluka
20
Pekerja terbentur
Kepala terluka
20
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
20
Pekerja
tersandung
tools
penimba moulten Menarik ingot
Stacking Machine
yang jatuh tidak normal di
dari bagian atas (crane)
Receiving Arm
Tangan pekerja tergores
Tangan terluka
20
Mengangkat
Tangan/kaki pekerja tertimpa
Tangan-Kaki terluka
50
ingot dengan
ingot abnormal
Servo Arm
Temperatur panas
Dehidrasi, iritasi
60
Pengoperasian
Pekerja tersandung
Kaki terluka
20
Ketidaknyamanan operator
Kelelahan
stacking
30
punggung
machine Pekerja terbentur
Kepala terluka
20
Cooling
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
20
Chamber
dari bagian atas (crane)
Cleaning
Tangan pekerja tergores
Tangan terluka
20
Pekerja tersandung
Kaki terluka
20
Pekerja terbentur
Kepala terluka
20
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
20
Iritasi mata
200
Gangguan pernafasan
60
Iritasi kulit
200
Pekerja tersandung tools
Kaki terluka
20
Kontak langsung dengan flux
Iritasi kulit
45
Penyediaan
Penyimpanan flux
otot
flux
dari bagian atas (crane) Mata-hidung-bagian
tubuh
pekerja terkena flux
V‐71
5.9.4
Analisis dan Pembahasan
Rekapitulasi Potensi Bahaya dan Skor Risiko Plant Bundling (Pengikatan) Setelah ingot selesai dicetak dan sudah dalam bentuk batangan, maka
proses selanjutnya adalah pengikatan/bundling. Di lokasi check-up forklift sebelum dioperasikan, potensi bahaya pekerja terkena semburan air radiator merupakan potensi bahaya yang menimbulkan efek paling besar. Berdasarkan perhitungan metode Fine, potensi bahaya ini memiliki skor risiko 240. Untuk perhitungan dengan metode Modifikasi Standar Australia, potensi bahaya ini mendapat skor risiko 3,0 dan dengan metode RSC, potensi bahaya ini mendapat skor risiko 350. Skor risiko yang diperoleh untuk potensi bahaya ini relevan karena memiliki peluang, paparan, dan akibat yang cukup besar. Check-up forklift adalah kegiatan wajib sebelum bundling dilakukan agar saat proses pengangkatan dan pemindahan ingot yang telah disusun dan diikat tidak terganggu sehingga dibutuhkan check-up forklift sebelum bundling dilakukan. Selain itu, potensi bahaya tangan pekerja tergores cukup besar peluang terjadinya. Berdasarkan perhitungan metode Fine, skor risiko yang diperoleh adalah 300, metode Modifikasi Standar Australia memperoleh skor risiko 4.0, dan untuk metode RSC mendapatkan skor risiko 350. Skor risiko yang diperoleh dari ketiga jenis metode perhitungan skor risiko ini cukup relevan karena peluang potensi bahaya tangan pekerja tergores sangat besar. Hampir semua proses bundling ini dilakukan menggunakan mesin penyusun ingot dan kendaraan forklift sehingga pelibatan pekerja hanya sebagian kecil saja. Namun, potensi bahaya tangan pekerja tergores timbul pada keadaaan dimana jika ada tumpukan ingot yang beratnya melebihi, tumpukan aluminium dikembalikan kepada grup operasi untuk dilakukan perbaikan dengan cara menukar bebarapa ingot dari tumpukan yang satu dengan ingot dari tumpukan yang lain sehingga hasil tumpukan ini masing-masing sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Saat melakukan penukaran beberapa ingot yang melebihi berat ini, sering terjadi tangan pekerja tergores karena sisi-sisi ingot yang tajam sehingga kegiatan ini diberikan skor risiko yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.14.
V‐72
Analisis dan Pembahasan
Tabel 5.14 Lokasi
Rekapitulasi potensi bahaya dan skor risiko plant bundling
Kegiatan
Kondisi Bahaya
Akibat
Skor Risiko
Pekerja terbentur fork lift
Kepala terluka
12
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
5
Pekerja terjepit/tertimpa
Tangan-Kaki terluka
20
Pekerja terkena semburan air
Wajah luka bakar
350
Tangan terluka
12
Kaki terluka
75
Pekerja terjatuh/tergelincir
Cidera tubuh
5
Pekerja terbentur timbangan
Kepala terluka
5
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
5
Parkir Forklift
sisa metal Pemeriksaan Forklift sebelum dan sesudah dioperasikan
radiator Tangan pekerja tergores saat check-up fork lift Pekerja tersandung saat check-
Bundling House
Cooling Yard
Timbangan 2 ton
up fork lift
Cross-check &
dari bagian atas (crane)
Menimbang
Pekerja terjepit/tertimpa
Tangan-Kaki terluka
5
Pekerja terkena ingot panas
Luka bakar, melepuh
20
Pekerja tersandung
Kaki terluka
160
Pekerja terjatuh
Cidera tubuh
5
Pekerja terbentur
Kepala terluka
30
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
5
Kemasukan zat aerosol
Mata iritasi
200
Gangguan pernafasan
200
ingot
Marking, Painting
Mengikat
Tangan pekerja tergores
Tangan terluka
5
Pekerja terjatuh
Cidera tubuh
5
Pekerja tersandung
Kaki terluka
5
Pekerja terbentur
Kepala terluka
5
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
5
Tangan pekerja tergores
Tangan terluka
350
Pekerja tertimpa/terjepit
Tangan-Kaki terluka
160
Pekerja terpukul
Kaki terluka
20
Pekerja tersandung
Kaki terluka
80
V‐73
Analisis dan Pembahasan
5.9.5
Rekapitulasi Potensi Bahaya dan Skor Risiko Plant Maintenance Dari Tabel 5.15, didapat potensi bahaya terbesar pada plant maintenance
adalah : ¾
Mata-hidung pekerja kemasukan dross (maintenance furnace)
¾
Terkena percikan air aki (maintenance MT Car & forklift)
Kedua potensi bahaya diatas memiliki skor risiko yang sama. Dengan metode Fine, diperoleh skor risiko 120, metode Modifikasi Standar Australia skor risikonya adalah 3,0, dan metode RSC diperoleh skor risiko 200. Saat dilakukan perawatan furnace baik perbaikan maupun penggantian komponen memiliki potensi bahaya terbesar dimana mata-hidung pekerja kemasukan dross karena di sekitar furnace banyak sekali terdapat dross yang akan mengganggu pekerja maupun inspector dalam melakukan penggantian dan perbaikan komponen furnace. Di maintenance MT Car dan forklift, potensi bahaya terbesar adalah terkena percikan air aki. Kadangkala operator tidak memakai atau lupa menggunakan alat pelindung wajah dan alat pelindung tangan sehingga saat dilakukan check-up atau penggantian komponen MT Car dan forklift terutama pengisian air aki, air aki akan mengenai pekerja yang dapat menyebabkan iritasi kulit dan gatal-gatal. Ketiga potensi bahaya dan skor risiko terbesar yang diperoleh di plant cukup relevan meskipun dampak yang ditimbulkan tidak besar, namun peluang terjadinya bahaya cukup besar dan paparan potensi bahaya sering terjadi.
Tabel 5.15 Lokasi
Rekapitulasi potensi bahaya dan skor risiko plant maintenance
Kegiatan
Inspector terbentur MTC
Furnace (MF&HF)
Monthly Inspection Repairing
Kondisi Bahaya
&
Akibat
Skor Risiko
Kepala terluka
20
Kepala, tubuh terluka
20
Iritasi mata
200
kemasukan abu dross
Gangguan pernafasan
30
Inspector terpapar temperatur
Dehidrasi, iritasi
60
metal panas
Tubuh terpapar
20
Inspector
terkena
jatuhan
benda/tools Mata-hidung
inspector
V‐74
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan Tabel 5.15
(MF&HF)
Furnace
Lokasi
Kegiatan Monthly
Kondisi Bahaya
Akibat
Skor Risiko
Inspector jatuh/terpeleset
Cidera tubuh
160
Inspector tersandung
Kaki terluka
20
Inspector terbentur
Kepala terluka
20
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
8
Inspection & Repairing
Casting Machine
dari bagian atas (crane) Paparan bising dari pencetakan
Gangguan pendengaran
160
Tangan terluka
160
Tangan-Kaki terluka
20
Inspector terjatuh
Cidera tubuh
80
Inspector tersandung tools
Kaki terluka
20
Inspector terbentur
Kepala terluka
20
Inspector terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
8
ingot Monthly
Tangan inspector terjepit di
Inspection &
mould
Repairing
Tangan
inspector
tergores
Monthly Inspection
Tower
Cooling
Crane 20/3, 10T,1T
mould
dari crane Mata inspector kemasukan abu
Iritasi mata
160
dross
Gangguan pernafasan
60
Tangan inspector terjepit
Tangan-Kaki terluka
20
Inspector terjatuh
Cidera tubuh
160
Inspector tersandung tools
Kaki terluka
20
Inspector terbentur
Kepala terluka
20
Tangan inspector terjepit
Tangan-Kaki terluka
20
Inspector terjatuh
Cidera tubuh
160
Cleaning
Inspector tersandung tools
Kaki terluka
20
Breaking
Pekerja terbentur
Kepala terluka
20
Castable,
Pekerja
Kepala, tubuh terluka
8
Monthly Inspection &
terkena
jatuhan
Device
Pouring
benda/tools Setting Castable, Mengganti Pouring
Mata pekerja kemasukan abu
Iritasi mata
160
dross
Gangguan pernafasan
20
Paparan bising dari pencetakan
Gangguan pendengaran
160
Tangan-Kaki terluka
160
ingot Tangan
pekerja
terjepit
di
pouring device
V‐75
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan Tabel 5.15 Lokasi
Kegiatan Breaking
Kondisi Bahaya
Akibat
Skor Risiko
Kaki pekerja terpukul
Kaki terluka
160
Pekerja tersandung tools
Kaki terluka
20
Pekerja terbentur
Kepala terluka
20
Kepala, tubuh terluka
8
Device
Pouring
Castable, Setting Castable, Mengganti Pouring
Lounder Furnace
Pekerja
jatuhan
Breaking
benda/tools
Castable,
Mata pekerja kemasukan abu
Iritasi mata
dross
Gangguan pernafasan
Paparan bising
Gangguan pendengaran
120
Tangan-Kaki terluka
60
Kaki pekerja terpukul
Kaki terluka
60
Pekerja tersandung tools
Kaki terluka
20
Pekerja terbentur MTC&FL
Kepala terluka
20
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
8
Pekerja terjepit/tertimpa
Tangan-Kaki terluka
160
Tangan pekerja tergores
Tangan terluka
160
Pekerja terkena semburan air
Wajah luka bakar
160
Kaki terluka
20
Kepala terluka
20
Kepala, tubuh terluka
8
Setting Castable,
Tangan
pekerja
terjepit
di
160 8
lounder furnace Mengganti Castable
MT Car & Forklift
terkena
alat repairing Ganti Ban
Repairing
radiator Pekerja tersandung saat ganti ban & repairing MTC&FL Inspector/Pekerja
terkena
benturan crucible, forklift, tools berat Inspector/Pekerja
terkena
DPE
jatuhan benda dari bagian atas Monthly Inspection Mengganti Impeller
(crane) Mata-hidung inspector/pekerja
Iritasi mata
200
kemasukan dross
Gangguan pernafasan
20
Pekerja tertimpa oleh tools
Tangan-Kaki terluka
160
Tangan terluka
16
berat Tangan pekerja tergores
V‐76
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan Tabel 5.15 Lokasi
Kegiatan
DPE
Monthly
Kondisi Bahaya
Akibat
Pekerja tergelincir
Skor Risiko
Tubuh terluka
160
Kaki terluka
20
Pekerja terbentur MTC&FL
Kepala terluka
20
Pekerja terkena jatuhan benda
Kepala, tubuh terluka
8
Inspection
Pekerja
tersandung
Mengganti
pengganti impeller
tools
Pencucian MT Car & Forklift
Impeller
alat pencucian Cleaning
Mata&hidung
pekerja
Iritasi mata
160
kemasukan debu
Gangguan pernafasan
20
Pekerja terjepit/tertimpa
Tangan-Kaki terluka
160
Tangan pekerja tergores
Tangan terluka
160
Pekerja tergelincir
Tubuh terluka
160
Kaki terluka
20
Kepala terluka
20
Kepala, tubuh terluka
8
Pekerja
tersandung
saat
pencucian MTC&FL Pekerja terbentur MTC&FL
FL & MT Car
Pekerja terkena jatuhan benda Mengisi Air
dari MTC&FL
Aki
Mata&hidung
pekerja
Iritasi mata
160
kemasukan debu
Gangguan pernafasan
20
Terkena percikan air aki
Gatal-gatal
200
Iritasi kulit
200
Kaki terluka
160
Pekerja
tersandung
saat
pengisian air aki MTC&FL
5.9.6 Rekapitulasi
Potensi
Bahaya
dan
Skor
Risiko
Fasilitas
Khusus/Tambahan Dari Tabel 5.16, dapat dilihat bahwa fasilitas khusus/tambahan ini memiliki potensi bahaya dan skor risiko yang cukup tinggi. Dross Cooling Room memiliki potensi bahaya terpapar zat asbes karena pemakaian dinding ruangan ini terbuat dari asbes. Pekerja yang berada di ruangan ini akan terpapar zat asbes setiap harinya jika tidak memakai peralatan APD terutama masker. Dengan metode Fine, skor risiko untuk potensi bahaya ini adalah 450, metode Modifikasi Standar Australia diperoleh skor risiko 4,0, dan metode RSC memiliki skor risiko
V‐77
Analisis dan Pembahasan
500. Nilai skor risiko yang didapat dan efek yang ditimbulkan bagi pekerja cukup relevan karena akan dapat mengakibatkan penyakit bagi pekerja. Potensi bahaya lainnya dalam plant ini adalah terjadinya kebakaran karena kebocoran pompa pengisian minyak berat, kebocoran jaringan pipa pengalir minyak berat, kebocoran tabung LPG, dan jaringan pipa LPG yang bocor. Jika keempat potensi bahaya ini terjadi, maka dampak terburuk akan terjadi seperti kematian atau cacat tubuh permanen akibat terjadinya kebakaran sehingga akan menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan karena kerusakan besar pada produksi dan alat-alat produksi. Berdasarkan perhitungan metode Fine, keempat potensi bahaya tersebut secara berturut-turut memperoleh skor risiko sebesar 360, 750, 750, 750. Metode Modifikasi Standar Australia diperoleh skor risiko 3,0, 4,0, 4,0, 4,0. Dan untuk metode RSC, didapat skor risiko 500, 500, 500, 500. Potensi bahaya dan skor risiko yang didapat dalam plant Fasilitas Khusus/Tambahan ini memang cukup besar karena dampak/efek yang ditimbulkan apabila bahaya tersebut terjadi akan sangat fatal dan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan. Namun, peluang terjadinya bahaya tersebut sangat kecil dan paparan yang terjadi juga sangat jarang.
Tabel 5.16
Rekapitulasi potensi bahaya dan skor risiko plant fasilitas khusus/tambahan
Lokasi
Kegiatan
Peralatan (Tangki Penyedia Pompa) Minyak Berat
Dross Cooling Room
Proses
Kondisi Bahaya
Akibat
Skor Risiko
Pekerja terpapar zat asbes
Asbestosis
500
Terjadi kebakaran
Cacat tubuh permanen
500
peralatan,
Kematian
500
pipa jaringan
Produksi tidak berjalan
500
pendinginan dross Penggantian
minyak berat
V‐78
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan Tabel 5.16
Casting&Stacking Machine, Lounder Furnace, Pouring Device
Peralatan Persediaan LPG
Lokasi
5.10
Kegiatan
Kondisi Bahaya
Akibat
Skor Risiko
Penggantian
Terjadi kebakaran
Cacat tubuh permanen
500
peralatan,
Kontaminasi gas beracun
Produksi tidak berjalan
500
Kematian
500
100
pipa jaringan persediaan LPG Penggunaan
Kebocoran aliran listrik dgn
Electrical shock ringan
Peralatan
tegangan
220-380V
yang dialami pekerja
Bertenaga
merambat
ke
Listrik,
resistensi pekerja besar
Penyalaan
Kebocoran aliran listrik dgn
Electrical shock berat
panel listrik
tegangan
yang dialami pekerja
dan panel,
220-380V,
100
resistensi pekerja kecil
Frekuensi Tingkat Risiko Setelah dilakukan identifikasi bahaya dan penilaian dan perhitungan skor
risiko dengan 3 (tiga) metode yang berbeda, maka dapat dibuat suatu ringkasan zona risiko dan potensinya (Tabel 5.17). Nilai frekuensi tingkat risiko diperoleh dari jumlah akumulasi potensi bahaya yang ada pada keenam plant atau aktivitas pekerjaan di seksi Casting. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui distribusi bahaya yang berpotensi mengenai pekerja.
Tabel 5.17
Potensi Tingkat Risiko
Tingkat Risiko Very High
High
Potensi Bahaya Jumlah Potensi Terkena semburan air radiator 1 Terkena percikan metal panas 1 Terpapar zat asbes 1 Kebocoran pompa pengisian minyak berat 1 Kebocoran jaringan pipa pengalir minyak 1 berat Kebocoran tabung LPG 1 Jaringan pipa LPG bocor 1 Tersandung 3 Terpapar temperatur panas 2
V‐79
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan Tabel 5.17 Tingkat Risiko High
Substansial
Moderate
Low
Potensi Bahaya Terkena flux Terkena percikan metal panas Mata-hidung pekerja kemasukan dross Tertimpa tools berat Kemasukan zat aerosol Terjatuh/terpeleset/tergelincir Paparan bising dari pencetakan ingot Tangan terjepit di pouring device Terpukul Tergores Terkena percikan air aki Menghirup kandungan gas dalam metal Kebocoran aliran tegangan listrik Kaki terpukul Tangan terjepit Paparan bising Menghirup dross Terjatuh/terpeleset/tergelincir Terpapar temperatur panas Tersandung Terbentur Menghirup flux Tergores Terkena percikan metal panas Memegang tools yang masih panas Radiasi sinar metal panas Menghirup kandungan gas metal Kebocoran aliran tegangan listrik Tersandung Terkena jatuhan benda/tools Terkena percikan metal panas Tersandung Menghirup abu dross Tangan/kaki tertimpa Terpukul Terkena jatuhan benda/tools Terbentur Tersandung/terjatuh/tergelincir
Jumlah Potensi 1 2 18 6 1 3 1 1 1 2 1 4 2 1 2 4 14 4 10 3 2 1 1 3 2 5 4 2 2 4 1 2 2 1 1 26 26 25
V‐80
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan Tabel 5.17 Tingkat Risiko Low
Potensi Bahaya Menghirup abu/dross Terjepit/tertimpa Terpapar temperatur metal panas Terkena ingot panas Terkena percikan metal panas
Jumlah Potensi 6 10 1 1 1
Dari hasil analisis rekapitulasi potensi bahaya dan skor risiko (Tabel 5.115.16), maka diperoleh gambaran mengenai level risiko keselamatan kerja dari masing-masing plant atau jenis pekerjaan yang ada di seksi Casting. Dari Tabel 5.17, dapat diketahui bahwa jumlah potensi terbanyak bahaya yang ada berdasarkan tingkat risikonya adalah : ¾ Very High Nilai jumlah potensi yang diperoleh besarnya sama yaitu 1 pada tiap potensi bahaya yang ada. Namun potensi kebakaran akibat kebocoran pipa LPG dan pengalir minyak berat dapat mengakibatkan dampak yang sangat parah mulai dari kebakaran pada instalasi furnace hingga menyebar ke seluruh lokasi Casting sampai dapat mengakibatkan kematian. LPG dan minyak berat diperlukan sebagai bahan bakar dalam pemanasan molten cair hingga treatment di dapur pelebur (furnace). Selain itu, pemakaian dinding berbahan asbes pada Dross Cooling Room dapat mengakibatkan pekerja terpapar zat asbestosis dan mengakibatkan penyakit pada pekerja. ¾ High Nilai jumlah potensi paling besar adalah pada potensi bahaya dimana mata pekerja kemasukan abu dross yaitu 17. Kondisi bahaya dimana mata pekerja berpeluang kemasukan abu dross memang sangat memungkinkan terjadi karena dross merupakan kotoran-kotoran yang berasal dari molten cair dan biasanya mengapung di permukaan molten cair yang telah panas dan siap dicetak menjadi ingot. ¾ Substantial Nilai jumlah potensi terbesar pada kategori Substantial adalah potensi bahaya dimana pekerja menghirup dross yaitu 15. Sebenarnya peluang terjadinya pekerja terkena/kemasukan abu dross dan menghirup dross adalah bersamaan V‐81
Analisis dan Pembahasan
karena dross merupakan kotoran-kotoran berupa oksida dan gas yang terdapat dalam aluminium cair dan berukuran seperti debu sehingga dapat mengenai pekerja pada dua kondisi yaitu masuk ke mata dan terhirup melalui hidung. Dross ini sering tertiup oleh angin sehingga sangat memungkinkan untuk mengenai pekerja. ¾ Moderate Terkena jatuhan benda atau tools yang berasal dari crane adalah jumlah potensi paling banyak yaitu 4. Efek atau akibat yang ditimbulkan tidak terlalu besar dan jarang kemungkinannya terjadi. ¾ Low Untuk kategori Low, frekuensi terbanyak berturut-turut adalah terkena jatuhan benda atau tools, terbentur, tersandung/terjatuh/tergelincir dengan nilai frekuensi 26, 26, 25. Ketiga jenis potensi bahaya ini merupakan potensi bahaya yang paling memungkinkan peluangnya mengenai para pekerja walaupun akibat yang ditimbulkan tidak besar. Jenis-jenis potensi bahaya pada tiap kategori biasanya ada yang sama, namun dapat berbeda dari segi kategori maupun skor risiko yang diperoleh. Hal ini disebabkan oleh : •
Perbedaan dalam hal plant/kegiatan, lokasi kerja dan kegitan meskipun di dalam satu seksi kerja yang sama yaitu Casting Misalnya : Jenis bahaya terkena percikan metal panas merupakan potensi bahaya yang dapat menyebabkan luka bakar dan cacat pada tubuh pekerja atau orang yang terkena. Namun, tidak semua bahaya Terkena percikan metal panas dikategorikan dalam kategori risiko yang sama sebab potensi untuk terkena percikan metal panas tidak sama kemungkinannya (probability) di lokasi dapur pelebur (furnace) dengan treatment plant dan kegiatan charging aluminium dibandingkan dengan terkena percikan metal panas di lokasi casting machine dengan plant operasi casting dan kegiatan menimba molten dari pouring device.
•
Faktor kemungkinan (probability), paparan (exposure), dan akibat yang ditimbulkan (consequence) sangat berpengaruh dalam penilaian skor risiko
V‐82
Analisis dan Pembahasan
sehingga dapat mempengaruhi kategori risiko yang diperoleh walaupun potensi bahaya sama. Meskipun paparan asbes hanya memungkinkan terjadi untuk pekerja di lokasi Dross Cooling Room, namun akibat yang ditimbulkan cukup besar. Menurut Suma’mur, asbestosis adalah salah satu jenis pneumoconiosis yang penyebabnya adalah debu asbes. Asbes adalah campuran dari berbagai silikat, tapi terpenting magnesium silikat. Pekerjaan-pekerjaan dengan bahaya penyakit tersebut adalah pengolahan asbes, penenunan dan pemintalan asbes, reparasi tekstil yang terbuat dari asbes, dan lain-lain penggunaan asbes untuk keperluan lainnya. Kelainan dalam paru-paru tidak berbentuk noduli yang terpisah satu dengan lainnya, melainkan kelainan fibreus yang diffus dan disertai penebalan pleura dan juga emphysema. Debu asbes yang dihirup masuk ke dalam paru-paru mengalami perubahan menjadi ‘badan-badan asbestos’ oleh pengendapan-pengendapan fibrin di sekitar serat-serat asbes tersebut, badan-badan ini pada pemeriksaan mikroskopis berupa batang-batang dengan panjang sampai 200 mikron. Gejala-gejala
asbestosis
adalah sesak
nafas,
batuk
dan
banyak
mengeluarkan riak. Tanda-tanda fisis adalah Cyanosis, pelebaran ujung jari-jari, dan krepitasi halus di dasar paru-paru pada auskultasi. Ludah mengandung badanbadan asbestos yang baru mengandung arti untuk diagnosis apabila terdapat dalam kelompok-kelompok. Cara pencegahan antara lain dengan usaha-usaha menurunkan kadar debu di udara. Harus ada ventilasi setempat atau pompa luar setempat. Dalam hal seorang pekerja harus memasuki ruang yang mengandung debu asbes, ia harus memakai alat pernafasan yang memungkinkannya bernafas udara segar. Pendidikan tentang kesehatan dan penerangan tentang bahaya penyakit kepada pekerja adalah hal-hal yang sangat membantu usaha pencegahan.
5.11
Relevansi Skor Risiko dengan Data Kecelakaan Dari data kecelakaan kerja seksi Casting yang diperoleh tahun 2005-2007,
ada terdapat 7 kasus kecelakaan kerja (dapat dilihat pada Lampiran B). Ada 2 kasus kecelakaan yang berhubungan dengan mata-hidung pekerja kemasukan dross, 2 kasus
V‐83
Analisis dan Pembahasan
kecelakaan kerja yang berhubungan dengan pemeriksaan MTC dan forklift sebelum dan sesudah dioperasikan (terkena semburan air radiator), keadaan tubuh yang kurang sehat, serta peletakan tools yang tidak rapi (strapping band dan dross scracher). Dalam identifikasi bahaya menggunakan teknik OHA (Tabel 5.3), potensi bahaya yang berhubungan dengan mata-hidung pekerja kemasukan dross diperoleh skor risiko metode RSC sebesar 200 (High). Nilai skor risiko ini cukup relevan jika dihubungkan dengan kecelakaan kerja yang terjadi di seksi Casting karena memiliki peluang yang cukup besar untuk terkena potensi bahaya ini dan paparan pekerja terhadap potensi bahaya ini terjadi setiap hari. Sementara untuk potensi bahaya terkena semburan air radiator, dalam identifikasi bahaya diperoleh skor risiko metode RSC sebesar 350 (Very High). Nilai skor risiko untuk potensi bahaya ini cukup relevan jika dihubungkan dengan kecelakaan kerja yang terjadi di seksi Casting karena memiliki peluang yang besar untuk terkena potensi bahaya ini, paparan pekerja terhadap potensi bahaya ini juga terjadi setiap hari dan akibat yang ditimbulkan jika terjadi kecelakaan ini cukup parah. Untuk skor risiko potensi bahaya tersandung strapping band dan dross scracher masing-masing diperoleh skor risiko sebesar 35 dan 80 (Substantial) dengan menggunakan metode RSC. Nilai skor risiko untuk potensi bahaya ini cukup relevan jika dihubungkan dengan kecelakaan kerja yang terjadi di seksi Casting karena akibat yang ditimbulkan jika mengalami kecelakaan jenis ini tidak parah dan hanya membuthkan pengobatan P3K, namun memiliki peluang yang besar untuk terkena potensi bahaya ini karena biasanya pekerja tidak merapikan tools yang telah dipakai, namun menunggu petugas pembersihan untuk membereskan dan merapikan tools yang telah digunakan, sedangkan paparan pekerja terhadap potensi bahaya ini terjadi sekali setiap hari.
5.12
Hubungan Antar Metode Skor Risiko yang Digunakan
5.12.1 Literatur Hubungan antara ketiga metode penilaian dan perhitungan skor risiko yang
digunakan
dalam
tugas
akhir
ini
memakai
kombinasi
dari
3
parameter/variabel utama dalam perhitungan skor risiko, yaitu peluang terjadinya suatu kecelakaan akibat bahaya (probability), frekuensi terjadinya peristiwa bahaya
(exposure), dan derajat keparahan (consequence).
V‐84
Analisis dan Pembahasan
Metode Fine dan metode Risk Score Calculator (RSC) menggunakan parameter peluang, paparan, dan derajat keparahan, sedangkan metode Modifikasi Standar Australia hanya menggunakan variabel peluang dan akibat/derajat keparahan. Penentuan skor risiko dengan Metode Fine dilakukan dengan menggunakan rumus Fine, metode RSC dilakukan dengan penggunaan Gambar Tie Line Risk Score Calculator dan metode Modifikasi Standar Australia dilakukan dengan menggunakan Matriks Penilaian Risiko. Ketiga metode penilaian dan perhitungan skor risiko ini juga sama-sama menghasilkan penilaian kuantitatif sehingga dapat diukur dan ditentukan tindakan (action) apa yang perlu diambil dalam meminimasi atau mencegah akibat dari potensi bahaya yang ada.
5.12.2 Metode Penentuan Skor Risiko yang Paling Baik Berdasarkan penilaian dan perhitungan skor risiko dengan 3 (tiga) metode skor risiko yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa metode penilaian dan perhitungan skor risiko metode Risk Score Calculator (RSC) lebih baik dari kedua metode penilaian dan perhitungan skor risiko lainnya yang digunakan dalam tugas akhir ini. Dari Tabel 5.4 dapat disimpulkan bahwa metode Risk Score Calculator (RSC) dan metode Modifikasi Standar Australia sebenarnya sama-sama bersifat lebih ketat dan kritis dalam mengambil tindakan pengendalian bahaya sehingga tindakan pencegahan bahaya cenderung harus dilakukan sesegera mungkin dan mengambil tindakan secepat mungkin. Namun metode RSC lebih baik dibandingkan dengan metode Modifikasi Standar Australia karena metode RSC melihat akibat (consequence) dari 4 faktor, yaitu tingkat keparahan, biaya, produktivitas, dan pengaruh kecelakaan terhadap lingkungan. Selain itu metode RSC menggunakan 3 variabel yaitu derajat keparahan (C), peluang (P), dan paparan (E). Kelemahan dari metode Modifikasi Standar Australia adalah metode skor risiko ini hanya menggunakan 2 variabel, yaitu peluang (P) dan akibat (C) sehingga meskipun metode Modifikasi Standar Australia dan metode RSC samasama lebih ketat dan kritis dalam mengambil tindakan pengendalian bahaya,
V‐85
Analisis dan Pembahasan
namun metode ini hanya melihat peluang (P) dan akibat (C) saja tanpa memperhatikan paparan (E) yang mungkin timbul. Sementara metode Fine bersifat lebih toleran dalam pengambilan tindakan pencegahan bahaya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam metode Fine hanya kegiatan dan faktor bahaya tertentu saja yang dirasa sangat berbahaya dan memiliki potensi kerugian produksi yang besar diberi tindakan sesegera mungkin. Perbedaan antara metode Fine dan RSC adalah jumlah faktor penentu nilai C (consequence) dan cara penentuan skor risiko. Pada penilaian skor risiko metode RSC, nilai C dilandaskan atas 4 (empat) faktor, yaitu tingkat keparahan, biaya, produktivitas, dan pengaruh kecelakaan terhadap lingkungan. Pada metode Fine, penilaian C hanya dilihat dari 2 (dua) faktor, yaitu tingkat keparahan dan besar biaya yang dikeluarkan, sedangkan pada metode Modifikasi Standar Australia hanya memandang C dari faktor tingkat keparahan saja.
5.12.3 Perlukah Dibuat Suatu Metode Baru Berdasarkan Operating Hazard Analysis (OHA) yang dilakukan, penentuan dan perhitungan skor risiko dengan 3 (tiga) metode yang berbeda yaitu metode Modifikasi Standar Australia, metode Fine, serta metode Risk Score Calculator, dan tindakan pencegahan bahaya yang diambil dari masing-masing metode skor risiko, maka dapat disimpulkan tidak perlu dilakukan atau dibuat suatu metode baru untuk menentukan dan menghitung skor risiko lagi karena dengan penentuan dan perhitungan skor risiko dengan 3 (tiga) metode diatas serta tindakan pencegahan bahaya yang diambil dirasa sudah cukup ketat dan kritis dalam hal pengambilan tindakan pencegahan bahaya. Selain itu, skor risiko yang dihasilkan dari tiap kegiatan dan potensi bahaya yang ada cukup relevan karena mempertimbangkan 3 parameter utama dalam penentuan skor risiko dan tindakan pencegahan bahaya yang diambil yaitu peluang (probability), paparan (exposure), dan akibat yang ditimbulkan (consequence) sehingga tidak diperlukan membuat suatu metode penentuan skor risiko yang baru lagi.
V‐86
5.13
Analisis dan Pembahasan
Prioritas Tindakan Perbaikan Penentuan nilai skor risiko bertujuan untuk dapat mengetahui kegiatan,
peralatan produksi, dan lokasi proses produksi mana yang memiliki skor risiko terbesar, sehingga pihak manajemen dapat segera melakukan tindakan perbaikan berdasarkan urutan prioritasnya. Bahaya dengan skor risiko tertinggi sebesar 500 (metode RSC) adalah bahaya dari pemakaian dinding berbahan asbes di lokasi kerja Dross Cooling Room. Selain itu, potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kerugian nyawa dan material yang besar ada terdapat pada seksi Casting ini, seperti kebakaran dan kontaminasi gas beracun dari peralatan (tangki penyedia minyak berat) dan tangki persediaan LPG juga memiliki skor risiko 500 (metode RSC). Prioritas tindakan perbaikan untuk seluruh unit produksi dapat dilihat pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18
Prioritas tindakan perbaikan
Kegiatan
1.
Pemeriksaan MTC sebelum dan sesudah dioperasikan
Semburan air radiator
350
2.
Naik-turun tangga MTC memeriksa lubang nozzle discharge
Peletakan tools tidak rapi
350
3.
Memberi aba-aba dari atas dapur pelebur
Percikan metal panas
350
4.
Charging cair
Radiasi panas
300
5.
Stirring
Percikan metal panas
200
6.
Pembersihan dapur pelebur (spearing)
Putusnya tali crane karena melebihi beban
200
7.
Skimming off, spearing, dll.
Dross tertiup angin
200
8.
Pemeriksaan forklift sebelum dan sesudah dioperasikan
Semburan air radiator
350
9.
Mengikat ingot
Penyusunan kembali ingot yang melebihi batas
350
aluminium
(bundling)
Sumber & Penyebab Bahaya
Skor Risiko
No.
V‐87
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan Tabel 5.18 No.
Kegiatan
Sumber & Penyebab Bahaya
Skor Risiko
10.
Pendinginan dross
Penggunaan dinding berbahan asbes
500
11.
Penggantian peralatan minyak berat
Kebocoran pompa dan jaringan pipa minyak berat sehingga terjadi kebakaran
500
12.
Penggantian peralatan, pipa penyedia LPG
Kebocoran tabung dan jaringan pipa LPG
500
Jika diperhatikan lebih lanjut, bahaya akibat kesalahan manusia/unsafe act dan unsafe conditions merupakan sumber bahaya yang selalu terdapat pada kedua belas kegiatan dengan bahaya yang memiliki skor risiko terbesar. Oleh karena itu, sebagai prioritas utama dalam tindakan perbaikan disarankan PT INALUM Smelting Plant lebih sering lagi mengadakan pelatihan K3 sehingga dapat memotivasi pekerja untuk bekerja secara aman dan efisien. Selain itu, perlu segera dibuat SOP (Standard Operational Procedure) yang lebih baik lagi dan terusmenerus diperbaharui dan diperbaiki untuk setiap pekerjaan di seksi Casting ini sehingga pekerja dapat bekerja sesuai dengan langkah-langkah kerja yang aman dan efisien. Apabila kita melihat dari nilai skor risiko pada tiap sumber bahaya, maka dapat diketahui bahwa skor risiko tertinggi terdapat pada sumber bahaya berupa pemakaian bahan kimia LPG dan minyak berat pada furnace dan pouring device, yaitu masing-masing sebesar 500. Nilai sebesar ini merupakan hasil perpaduan antara kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat kebocoran LPG dan minyak berat, akibat yang akan ditimbulkan jika kecelakaaan tersebut terjadi, dan paparan yang terjadi. Untuk mengendalikan potensi bahaya ini, maka diperlukan tindakan perbaikan antara lain inspeksi rutin serta prosedur dan penjadwalan pemeliharaan. Hal ini diharapkan dapat meminimalisasi terjadinya kecelakaan kerja akibat kebocoran gas LPG dan minyak berat. Setelah penggunaan bahan kimia, sumber bahaya dengan skor risiko kedua terbesar adalah percikan metal panas, semburan air radiator, dan peletakan tools yang tidak rapi yaitu sebesar 350. Kecelakaan dengan sumber bahaya seperti ini
V‐88
Analisis dan Pembahasan
disebabkan oleh sikap dan cara kerja yang tidak aman, yaitu pekerja yang tidak menggunakan APD ketika proses sedang berlangsung. Proses pemberian aba-aba di atas furnace, check-up MTC dan forklift, serta naik-turun tangga MTC memeriksa nozzle discharge dilakukan secara manual. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat diminimalisasi terjadinya apabila SOP sudah baik. Lebih lanjut, para pekerja haruslah menggunakan APD terutama sarung tangan, masker, body protector, dan safety shoes. Selanjutnya, yang menjadi prioritas dalam tindakan perbaikan adalah pengendalian bahaya berupa energi panas. Untuk itu, diperlukan persiapan keadaan tanggap darurat, perbaikan tingkat kedisiplinan para pekerja dalam penggunaan APD, penambahan sejumlah ventilasi umum, inspeksi rutin, dan lainlain.
5.14
Rekomendasi Pengendalian Bahaya Dari perbandingan ketiga metode diatas, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode Risk Score Calculator (RSC) lebih optimal. Perhitungan dan penentuan skor risiko dimaksudkan untuk dapat melakukan tindakan pengendalian bahaya sehingga kecelakaan kerja dapat dihindari sebelum kecelakaan terjadi. Oleh karena itu, metode RSC memiliki tingkat keamanan yang tinggi walaupun membutuhkan biaya yang lebih besar. Biaya besar yang perlu dikeluarkan ini dapat dijadikan suatu biaya investasi. Hal ini lebih menguntungkan dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan setelah terjadinya kecelakaan. Untuk itu, PT INALUM Smelting Plant perlu menilai dan mempertimbangkan penggunaan metode RSC dalam melakukan perhitungan skor risiko dengan tujuan untuk menentukan tindakan perbaikan dalam pengendalian bahaya yang ada. Data pencatatan kecelakaan juga dapat digunakan untuk membantu menentukan nilai skor risiko. Tindakan pengendalian bahaya bergantung pada faktor bahaya yang ada pada setiap jenis kegiatan yang dilakukan. Tindakan pengendalian bahaya diharapkan dapat memberikan hasil maksimal dalam mengurangi dan meminimasi terjadinya kecelakaan kerja. Rekomendasi pengendalian bahaya dapat dilihat pada Tabel 5.19.
V‐89
Analisis dan Pembahasan
Tabel 5.19 LOKASI
Areal Parkir MT Car
PLANT
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KEGIATAN
Pemeriksaan Metal Transportation Car sebelum dan sesudah dioperasikan
KONDISI BAHAYA
C
P
E
RS
Pengendalian
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Motivasi
Pekerja
Alat pencucian yg digunakan
Kepala, tubuh terluka
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
komunikasi
terkena
jatuhan
benda
peletakannya sembarangan
Pekerja terjepit/tertimpa ladle
Posisi parkir MTC terlalu rapat
Tangan terluka
Pekerja terkena semburan air
Mesin MTC terlalu panas
Muka luka bakar
Tangan pekerja tergores saat
Saat pencucian, tangan pekerja
Tangan terluka
check-up MTC
menjangkau/menyentuh bagian
Min
UP
Occ
8
S
QP
F
375
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
pemakaian
Lakukan tindakan saat itu juga
(terutama safety
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja menginjak tumpahan
P
E
RS
dan
Min
RP
Occ
5
perilaku
Min
RP
Occ
5
APD
Min
RP
Occ
5
kacamata,
Sub
UP
F
45
Min
RP
Occ
5
Sub
UP
Occ
20
yang
Min
UP
F
15
helm,
shoes,
pelindung wajah&lengan,
tajam dari MTC&FL Pekerja terjatuh
Evaluasi Risiko RSC C
kerja aman,
radiator
body
protector), Cidera tubuh
S
QP
Occ
100
Lakukan tindakan secepatnya
Goodhousekeeping
Kaki terluka
Min
QP
F
30
Lakukan tindakan secepatnya
Prosedur
air pencucian tersandung
saat
check-up MTC
Naik
Depan Furnace
Action
Metode RSC
AKIBAT
Pekerja terbentur MTC
Pekerja
TRANSPORTASI
PENYEBAB
turun
Peletakan ember, selang dan alat pencucian lain tidak rapi
Pekerja terbentur MTC
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Pekerja
Tools terjatuh dan mengenai
Kepala, tubuh terluka
terkena
jatuhan
benda
pekerja
Pekerja terpapar temperatur
Terpapar temperatur tinggi
tangga MT Car
metal panas
memeriksa
Pekerja
lubang nozzle
metal panas
discharge,
Mata-hidung
terkena
percikan
Semburan metal panas saat
RP
Occ
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Motivasi
S
UP
IF
30
Lakukan tindakan secepatnya
komunikasi
dan
Min
Cc
Occ
5
perilaku
Sub
RP
IF
5
Penggunaan APD body
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
kerja aman, Dehidrasi, iritasi
Sub
AC
F
125
Lakukan tindakan secepatnya
pekerja
Dross tertiup angin
Sub
AC
F
125
Lakukan tindakan secepatnya
lantai
basah yang diberi uap Sub
AC
Co
300
Lakukan tindakan saat itu juga
air
minimasi
Min
UP
Co
30
Gangguan pernafasan
Sub
QP
F
80
Lakukan tindakan secepatnya
ventilasi umum dengan
Min
UP
F
15
Gangguan penglihatan
Sub
AC
F
125
Lakukan tindakan secepatnya
pemasangan
Min
UP
F
15
Tidak menggunakan masker
Gangguan kesehatan
Sub
AC
F
125
Lakukan tindakan secepatnya
Min
UP
F
15
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
S
AC
F
350
Lakukan tindakan saat itu juga
Sub
UP
F
45
metal panas
metal panas terlalu lama gas
Penggunaan
Iritasi mata
Kontak antara mata dengan
menghisap
Luka bakar/melepuh
dituangkan
Pekerja terkena radiasi sinar Pekerja
Min
protector dan goggles,
kemasukan abu dross Memeriksa lubang nozzle discharge dan pouring device
kerja
aman
dan
Local
Exhaust Ventilation & pendingin udara
kandungan metal Pekerja tersandung
V‐90
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (1) Tabel 5.19 PLANT
LOKASI
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KONDISI BAHAYA
PENYEBAB
Pekerja terbentur furnace
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Pekerja
Peletakan tools tidak rapi
Kepala, tubuh terluka
terkena
jatuhan
Action
Metode RSC
AKIBAT
P
E
RS
VS
UP
IF
70
Lakukan tindakan secepatnya
Prosedur kerja aman
S
RP
IF
12
Lakukan tindakan secepatnya
Peletakan tools yang
benda/tools
TRANSPORTASI
Panas yang berasal dari metal
Di atas furnace
metal panas Pekerja
terkena
aba dari atas
metal panas
dapur
Mata-hidung
percikan
Semburan metal panas saat
P
E
RS
S
RP
IF
12
Sub
Cc
IF
5
Sub
AC
Co
300
Lakukan tindakan saat itu juga
Penggunaan
APD
Min
UP
Co
30
Luka bakar/melepuh
Sub
AC
Co
300
Lakukan tindakan saat itu juga
(goggles,
body
Min
UP
Co
30
S
AC
F
350
Lakukan tindakan saat itu juga
protector,
leather
Sub
UP
F
45
Cidera tubuh
pekerja
gloves),
Dross tertiup angin
Pekerja terkena radiasi sinar
Jarak pandang pekerja dengan
metal panas
metal terlalu dekat
menghisap
Iritasi wajah, kulit
dituangkan
kemasukan abu dross
Pekerja
Evaluasi Metode RSC C
rapi
Pekerja terpapar temperatur Memberi aba-
Pengendalian
C
gas
Hot
Work
Iritasi mata
Sub
AC
Co
300
Lakukan tindakan saat itu juga
Permit
Min
UP
Co
30
Gangguan pernafasan
Min
AC
F
55
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
lantai
Min
UP
F
15
Gangguan penglihatan
Min
AC
F
55
Lakukan tindakan secepatnya
basah yang diberi uap
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
Min
UP
Co
30
air, minimasi ventilasi
Tidak menggunakan masker
Gangguan kesehatan
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan saat itu juga
kandungan metal
umum
dgn.
Local
Exhaust Ventilation
Pekerja tersandung
Kelelahan pada pekerja akibat
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Kepala, tubuh terluka
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
panas dari metal Pekerja
terkena
jatuhan
benda/tools
Salah
satu
tools
terjatuh/terlepas&mengenai
Tools disusun dengan baik
pekerja Pekerja terbentur alat
Pekerja terkena garpu ingot
TREATMENT
Charging Cold Metal
Pekerja terkena radiasi panas
Percikan aluminium cair panas yang
Furnace
Kepala terluka
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
charger diisikan
ke
Iritasi wajah, kulit
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan saat itu juga
dapur
pekerja
Charging cair
Pekerja terkena radiasi panas
Temperatur panas dari metal
Pekerja terbentur
saat charging
Pekerja
terkena
benda/tools Flux treatment
jatuhan
treatment
terkena
protector, goggles) lantai
Iritasi mata
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Local
Gangguan pernafasan
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Ventilation
Sub
AC
Co
300
Lakukan tindakan saat itu juga
Penggunaan
Iritasi wajah, kulit
Exhaust APD
(body protector, leather
Pekerja tidak konsentrasi** Pekerja
body
safety,
basah dengan uap air,
Dross tertiup angin
kemasukan abu dross Aluminium
APD
(helm
Penggunaan
mengenai pekerja Mata-hidung
Penggunaan
tools
flux
Kepala terluka
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
gloves)
Min
RP
Occ
5
Kepala, tubuh terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tools disusun dengan
Min
RP
Occ
5
baik
V‐91
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (2) Tabel 5.19 PLANT
LOKASI
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KONDISI BAHAYA Pekerja
memegang
PENYEBAB
benda
panas Pekerja Charging Aluminium cair
Flux treatment
Pekerja tidak memakai sarung
Action
Metode RSC
AKIBAT Luka bakar/melepuh
C
P
E
RS
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
tangan terkena
percikan
metal pekerja
Semburan metal panas saat Dross tertiup angin
Cidera tubuh
S
Jarak pandang pekerja dengan
metal
metal terlalu dekat
Pekerja tersandung
Perletakan
UP
Occ
50
Lakukan tindakan secepatnya
TREATMENT
pekerja
tools
Furnace
terkena
benturan
terkena
jatuhan
tools berat Pekerja
Stirring
Sub
RP
Occ
10
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Penggunaan
lantai
Min
UP
F
15
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
basah yg. diberi uap air,
Min
UP
F
15
Gangguan penglihatan
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
minimasi
Min
UP
F
15
dan
Kaki terluka
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Min
RP
Occ
5
Tidak menggunakan masker
masker
Min
UP
Occ
8
pemasangan
ventilasi dgn. Local
Exhaust Ventilation Gangguan kesehatan
Sub
AC
Occ
75
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan anti gas
Dross tertiup angin Peletakan tools stirring tidak
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Penggunaan
lantai
Min
UP
F
15
Gangguan pernafasan
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
basah yg. diberi uap air,
Min
UP
F
15
Kepala terluka
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
minimasi
Min
RP
Occ
5
Kepala, tubuh terluka
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Min
RP
Occ
5
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
body
Sub
UP
F
45
Tools disusun dengan
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
Iritasi mata
Tools terlepas dari crane
umum pemasangan
ventilasi dgn. Local
Exhaust Ventilation Panas yang berasal dari metal
Dehidrasi, iritasi
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
metal panas
Tools disusun dengan baik
Pekerja terkena radiasi sinar
Jarak pandang pekerja dengan
metal panas
metal terlalu dekat
memegang
tools
Kelelahan pada pekerja
Gangguan penglihatan
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
APD
(body Tangan melepuh
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
strring yang masih panas dan
protector&goggles) Penggunaan
berat Pekerja
body
QP
rapi
Pekerja terpapar temperatur
Pekerja
15
AC
benda/tools (Pengadukan)
Penggunaan
umum flux
kemasukan dross Pekerja
RS
F
S
beracun dari metal dan LPG Mata-hidung
E
UP
Min
charging tidak rapi gas
P
Min
Gangguan pernafasan
Iritasi mata
Pekerja terkena radiasi sinar
menghirup
APD
protector & goggles
kemasukan abu dross
Pekerja
Penggunaan
Evaluasi Metode RSC C
(sarung tangan kulit)
dituangkan
Mata-hidung
Pengendalian
sarung
tangan kulit terkena
percikan
Semburan metal panas saat
Cidera tubuh
metal panas
dituangkan
Pekerja tersandung oleh tools
Peletakan tools stirring tidak
stirring
rapi
Ketidaknyamanan pekerja
Desain tools stirring yang tidak
Kelelahan
ergonomis
punggung
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Penggunaan protector
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
baik otot
Min
QP
Occ
15
Lakukan tindakan secepatnya
Pengadaan tools yang ergonomis dan nyaman
V‐92
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (3) Tabel 5.19 PLANT
LOKASI
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KONDISI BAHAYA
PENYEBAB
Action
Metode RSC
AKIBAT C
P
E
RS
E
RS
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Sub
QP
Occ
35
Lakukan tindakan secepatnya
Pemisahan jalur forklift
Min
UP
Occ
8
Tools terlepas dari crane
Kepala/tubuh terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
dgn. pekerja
Min
RP
Occ
5
Crane dilengkapi load indicator
Skimming off
Mata-hidung
(pengeluaran
kemasukan dross
pekerja
Pekerja terpapar temperatur
Dross tertiup angin Panas yang berasal dari metal
Pekerja
Kelelahan pada pekerja
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
pengaman
Min
UP
F
15
Gangguan pernafasan
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Penggunaan
lantai
Min
UP
F
15
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
basah yg. diberi uap air,
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
5
Min
UP
Occ
8
Min
UP
Occ
8
Dehidrasi, iritasi Tangan-kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
dross scratcher dan forklift Pekerja
tersandung
tools
Kaki terluka
Sub
QP
Occ
35
Lakukan tindakan secepatnya
dgn. Local
Exhaust Ventilation Prosedur kerja aman
skimming off Kontak langsung dengan zat
Tidak
yang bercampur bahan kimia
tangan saat bekerja
menggunakan
sarung
Iritasi
Sub
QP
F
70
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
sarung
tangan kulit, masker, &
(dross)
goggles
Mata-hidung
pekerja
Dross tertiup angin
Iritasi mata
kemasukan dross Pekerja
ventilasi
umum pemasangan
Peletakan tools tidak rapi
jaring
S
minimasi terjepit/tertimpa
&
Iritasi mata
metal panas
Furnace
P
Pekerja terkena jatuhan tools
skimming off
TREATMENT
Evaluasi Metode RSC C
Pekerja terbentur forklift yang dipakai untuk proses
dross)
Pengendalian
terkena
Gangguan pernafasan benturan
Sub
QP
F
70
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
lantai
Min
UP
F
15
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
basah yg. diberi uap air,
Min
UP
F
15
minimasi
Min
RP
Occ
5
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
Min
UP
Occ
8
Min
UP
Occ
8
Min
UP
Occ
8
Peletakan tools tidak rapi
Kepala terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Panas yang berasal dari metal
Dehidrasi, iritasi
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
tools berat
ventilasi
umum
Pekerja terpapar temperatur metal panas Mengambil
Pekerja
sampel TPM
metal panas
pemasangan
Exhaust Ventilation
terkena
percikan
Semburan metal panas saat
Tangan-kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
dituangkan
Penggunaan APD body protector&goggles
Pekerja tersandung oleh tools
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Penggunaan
Pekerja
Tidak menggunakan masker
Gangguan kesehatan
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
anti gas
Pengambilan sampel yang
Alat
Luka bakar
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
Isolasi
tidak efektif dan efisien
ergonomis/tidak memudahkan
kandungan
dgn. Local
menghirup gas
masker
beracun
dalam metal yang
digunakan
tidak
proses
pengambilan sampel
pengambilan sampel Terjadi tumpahan sampel
Kecerobohan
pekerja,
tidak
Luka bakar
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
konsentrasi
V‐93
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (4) Tabel 5.19 PLANT
LOKASI
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KONDISI BAHAYA Pekerja
terkena
benturan
PENYEBAB Peletakan tools yang tidak rapi
Kepala terluka
Action
Metode RSC
AKIBAT C
P
E
RS
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
tools berat Pekerja
Evaluasi Metode RSC
Tools disusun dengan
C
P
E
RS
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5 15
baik terkena
jatuhan
Tools dari crane ada yang
benda dari bagian atas /crane
terjatuh
Mata-hidung
Dross tertiup angin
Kepala, tubuh terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Crane dilengkapi load indicator
&
jaring
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
pengaman
Min
UP
F
Gangguan pernafasan
Sub
UP
F
45
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
lantai
Min
RP
F
6
Panas yang berasal dari metal
Dehidrasi, iritasi
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
basah yg. diberi uap air,
Min
UP
F
15
Pekerja terkena radiasi sinar
Kontak mata pekerja dengan
Gangguan penglihatan
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
Min
UP
F
15
metal panas
metal panas terlalu lama
Dapur
Pekerja pembersihan dapur
Peletakan tools yang tidak rapi
Tangan melepuh
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
Min
UP
F
15
(Spearing)
memegang tools yang masih Semburan metal panas
Cidera tubuh
Sub
UP
F
45
Lakukan tindakan secepatnya
Min
RP
F
6
Sub
UP
F
45
Min
RP
F
6
Min
UP
Occ
8
Min
RP
IF
5
Min
RP
IF
5
pekerja
Iritasi mata
kemasukan dross Pekerja terpapar temperatur metal panas Pembersihan
Furnace
Pengendalian
minimasi
TREATMENT
dgn.
pemasangan
panas Pekerja
ventilasi
umum
Local
Exhaust Ventilation Penggunaan APD body
terkena
percikan
metal panas
protector&goggles Menggunakan
Pekerja tertimpa oleh tools
Putusnya tali crane
Tangan-kaki terluka
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
berat
crane
tipe automatic safe load Penggunaan
Tangan pekerja tergores saat
Kontak dengan bagian furnace
Tangan terluka
Sub
UP
F
45
Lakukan tindakan secepatnya
Tidak
Kaki terluka
Sub
QP
Occ
35
Lakukan tindakan secepatnya
Kepala terluka
Sub
UP
IF
12
Lakukan tindakan secepatnya
sarung
tangan kulit
pembersihan dapur Pekerja
tersandung
tools
konsentrasi,
kondisi
spearing
tubuh kurang sehat
Pekerja terbentur crucible,
Peletakan tools tidak rapi
Equipment
Dross Process
tertabrak forklift, tools berat Pekerja Mengolah
benda
Dross
(crane)
terkena dari
jatuhan
bagian
Mata-hidung
atas
Tools
dan
crucible
disusun dengan baik Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
Sub
UP
IF
12
Lakukan tindakan secepatnya
terjatuh
Crane dilengkapi load indicator&jaring pengaman
pekerja
Dross tertiup angin
kemasukan dross Pekerja terpapar temperatur
Panas yang berasal dari metal
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Penggunaan APD body
Min
UP
F
15
Gangguan pernafasan
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
protector, goggles
Min
UP
F
15
Dehidrasi, iritasi
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
Min
UP
F
15
Iritasi mata
metal panas
V‐94
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (5) Tabel 5.19 PLANT
LOKASI
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahay KONDISI BAHAYA Pekerja
Mengolah Dross
terkena
percikan
PENYEBAB Semburan metal panas saat
metal panas
dituangkan
Pekerja tertimpa oleh tools
Tali crane pengangkat tools
berat
putus
Tangan pekerja tergores
Sisi tajam tools pengolahan
Cidera tubuh
Action
Metode RSC
AKIBAT C
P
E
RS
Sub
UP
F
45
Lakukan tindakan secepatnya
Pengendalian Penggunaan APD body protector&
Tangan-kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Evaluasi Metode RSC C
P
E
RS
Min
RP
F
6
Min
RP
Occ
5
Min
RP
IF
5
Min
UP
Occ
8
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
F
15
goggles,
sarung tangan kulit Penggunaan crane tipe
Tangan terluka
Sub
UP
IF
12
Lakukan tindakan secepatnya
automatic safe load
TREATMENT
Dross Room
dross (martil, pahat, sekop) Pekerja tersandung tools
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
Sub
QP
Occ
35
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja
Peletakan tools yang tidak rapi
Kepala terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
terkena
benturan
crucible, forklift, tools berat Menyebarkan Dross
Pekerja benda
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
baik
Scrap Metal
Crane dilengkapi jaring pengaman
terjatuh
(crane) Mengutip
Tools disusun dengan
dan
load
indicator
Mata-hidung
pekerja
Dross tertiup angin
kemasukan dross Pekerja tertimpa oleh tools
Tali crane pengangkut tools
berat
putus
Tangan pekerja tergores
Pengutipan scrap metal tidak
Iritasi mata
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Penggunaan
lantai
Min
UP
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
basah yg. diberi uap air,
Min
UP
F
15
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
minimasi
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
S
QP
Gangguan pernafasan
Min
Tangan-kaki terluka
Sub
umum Tangan terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
hati-hati Pekerja tersandung tools
Peletakan tools tidak rapi
ventilasi
pemasangan
dgn. Local
Exhaust Ventilation Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
APD
sarung tangan kulit Pekerja
terkena
benturan
Peletakan tools yang tidak rapi
Kepala terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Scrap, Spec Out
tools berat Pekerja Persiapan Cold
benda
Metal
(crane) Mata
Tools disusun dengan baik
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
terjatuh
Pemasangan
jaring
pengaman&load indicator pada crane
&
hidung
pekerja
Dross tertiup angin
kemasukan dross
Iritasi mata
Sub
QP
F
70
Lakukan tindakan secepatnya
Pengunaan
APD
Min
UP
F
15
Gangguan pernafasan
Min
QP
F
30
Lakukan tindakan secepatnya
goggles, sarung tangan
Min
UP
F
15
kulit, masker
Min
RP
Occ
5
Min
UP
F
15
Tangan pekerja tergores
Terkena tools scrap yg. tajam
Tangan terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pekerja tersandung tools
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
Sub
QP
F
70
Lakukan tindakan secepatnya
V‐95
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (6) Tabel 5.19 PLANT
LOKASI
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KONDISI BAHAYA Pekerja
Menuang
benda
Metal dari
(crane)
terkena dari
bagian
Tali crane terputus
Kepala, tubuh terluka
Action
Metode RSC
AKIBAT C
P
E
RS
Sub
UP
IF
12
Lakukan tindakan secepatnya
atas
Pengendalian
Mata-hidung
pekerja
Device
kemasukan dross
Evaluasi Metode RSC C
P
E
RS
Min
RP
IF
5
body
Min
UP
F
15
sarung
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
5
Penggunaan crane tipe automatic safe load Penggunaan
Pouring
Mengambil
jatuhan
PENYEBAB
Dross tertiup angin
Panas yang dihasilkan oleh
Mengalirkan molten panas di
pouring device
pouring device
Tangan pekerja tergores scum
Terkena tools scrap yg. tajam
Iritasi mata
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan saat itu juga
goggles,
Gangguan pernafasan
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
protector,
Dehidrasi, iritasi
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
tangan kulit
Tangan terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Scum
APD
Peletakan tools dengan Pekerja
tersandung
tools
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
baik
Min
RP
Occ
5
Tali crane terputus
Kepala, tubuh terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan crane tipe
Min
RP
Occ
5
pengambil scum
Casting Machine
OPERASI CASTING
Pekerja benda
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
automatic safe load Penggunaan
(crane) Mata-hidung Mencongkel
pekerja
Dross tertiup angin
kemasukan dross
Scrap di
Panas yang dihasilkan oleh
Mengalirkan molten panas di
Pouring
pouring device
pouring device
Device
Tangan pekerja terjepit di
Pekerja tidak konsentrasi**
lantai
Iritasi mata
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
basah yg. diberi uap air,
Min
UP
F
15
Gangguan pernafasan
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
minimasi
ventilasi
Min
UP
F
15
Dehidrasi, iritasi
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
umum
dgn.
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
5
pemasangan Tangan-kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Local
Exhaust Ventilation Penggunaan APD body
pouring device Tangan pekerja tergores scum
Terkena tools scrap yg. tajam
Tangan terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
protector,
Min
RP
Occ
5
Pekerja
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
sarung tangan kulit
Min
RP
Occ
5
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Crane dilengkapi jaring
Min
RP
Occ
5
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
tersandung
tools
goggles,
pengcongkel scrap Pekerja Mould
benda
Cleaning
(crane)
terkena dari
Mata-hidung Menarik scum
jatuhan
bagian
kemasukan dross
atas
terjatuh
pengaman&load indicator
pekerja
Dross tertiup angin
Iritasi mata
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
Gangguan pernafasan
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
goggles&masker
APD
V‐96
5
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (7) Tabel 5.19 PLANT
LOKASI
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KONDISI BAHAYA Paparan
bising
PENYEBAB
dari
pencetakan ingot
yang
hammering
berasal device
dari
Gangguan pendengaran
C
P
E
RS
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
saat
Tangan pekerja terjepit di
Mengeluarkan ingot abnormal
mould
dari mould saat mesin sedang
Menarik scum pekerja
tergores
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
Sub
UP
IF
12
Lakukan tindakan secepatnya
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
Sub
UP
IF
12
Lakukan tindakan secepatnya
benda
dari
bagian
atas
terjatuh
Casting Machine
OPERASI CASTING
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
Min
RP
IF
8
Min
RP
IF
8
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
5
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
aliran
Min
RP
Occ
5
Tools disusun dengan
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
Prosedur kerja aman sarung
Tools disusun dengan
dilengkapi
Crane
pengaman&load
Tangan pekerja tergores
Membersihkan water jacket
Tangan terluka
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
indicator Pemakaian
Cleaning Pekerja tersandung
Kabel-kabel listrik dari alat-alat
Memasang No. Lot
15
jaring
(crane) Water Jacket
RS
F
baik
Pekerja
jatuhan
E
UP
APD
tangan kulit
Membersihkan bagian mould &
Pekerja tersandung tools terkena
P
Min
Penggunaan
Penggunaan
menyentuh sisi tajam mould
mould
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
listrik tidak rapi Paparan
bising
dari
alat
pencetak ingot
Suara
yang
hammering
berasal device
dari
Gangguan pendengaran
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
saat
Tumpahan air yang berasal dari Kabel-kabel listrik dari alat-alat
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
Tools dari crane ada yang
dengan baik
plug Cidera tubuh
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
Tersetrum
Min
UP
F
15
Lakukan tindakan secepatnya
Goodhousekeeping Insulasi
listrik tidak rapi benda
tangan kulit
Pemakaian APD ear
water jacket Korsleting
sarung
Kabel listrik disusun
melepaskan ingot dari cetakan Pekerja tergelincir
Pekerja
Evaluasi Metode RSC C
plug Tangan-kaki terluka
berjalan Tangan
Pengendalian
pelindung telinga/ear
melepaskan ingot dari cetakan
Mould Cleaning
Suara
Action
Metode RSC
AKIBAT
kabel
grounding
dan
listrik Kepala, tubuh terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
terjatuh
baik&rapi
(crane) Mencongkel
Tangan pekerja terjepit, kaki
Terjepit mould, ingot panas
ingot panas
pekerja tertimpa
menimpa kaki pekerja saat
dari mould
Tangan-kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
safety
ingot panas dicongkel Pekerja
tersandung
pencongkel ingot panas
tools
Peletakan tools tidak rapi
Penggunaan
APD
shoes&sarung
tangan kulit Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pengadaan box khusus menyimpan tools
V‐97
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (8) Tabel 5.19 PLANT
LOKASI
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KONDISI BAHAYA Pekerja
Casting Machine
benda
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
PENYEBAB Tools dari crane ada yang
Action
Metode RSC
AKIBAT Kepala, tubuh terluka
C
P
E
RS
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
terjatuh
Molten dari
Crane dilengkapi load
Evaluasi Metode RSC C
P
E
RS
Min
RP
Occ
5
indicator&jaring
(crane) Menimba
Pengendalian
pengaman
Mata-hidung
pekerja
Dross tertiup angin
kemasukan dross percikan
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
lantai
Min
UP
F
15
Gangguan pernafasan
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
basah yg. diberi uap air,
Min
UP
F
15
Cidera tubuh
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
pemasangan
Min
RP
Occ
5
Pouring
Pekerja
Device
metal panas
pouring device
Tangan pekerja terjepit
Terjepit pouring device
Tangan-kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Pemakaian APD sarung
Min
RP
Occ
5
Tangan pekerja tergores
Tergores pouring device
Tangan terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
tangan
Min
RP
Occ
5
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
protector
Min
RP
Occ
5
Kepala terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Prosedur kerja aman
Min
RP
Occ
5
Kepala, tubuh terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Crane dilengkapi load
Min
RP
Occ
5
Pekerja
terkena
Iritasi mata
tersandung
tools
Semburan metal panas dari
Local
Exhaust Ventilation kulit,
body
penimba molten Pekerja terbentur
Pekerja
tidak
OPERASI CASTING
terbentur Menarik ingot
Stacking Machine
yang jatuh
konsentrasi&
receiving
arm
&
servo arm** Pekerja
tidak normal di
benda
Receiving Arm
(crane)
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
Tools dari crane ada yang terjatuh
indicator& pengaman
Tangan pekerja tergores
Tergores ingot abnormal
Tangan terluka
Mengangkat
Tangan/kaki pekerja tertimpa
Ingot abnormal lepas dari servo
Tangan-Kaki terluka
ingot dengan
ingot abnormal
arm
Servo Arm
Temperatur panas
Tumpukan
yg.
ingot
baru
Dehidrasi, iritasi
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
Min
RP
Occ
5
S
UP
Occ
50
Lakukan tindakan secepatnya
sarung tangan kulit
Sub
RP
Occ
5
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
Pemasangan
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
5
MIN
RP
Occ
5
tercetak dan masih panas Pengoperasian
Pekerja tersandung
Ada
stacking machine
jaring
ingot
yg.
barrier/pembatas antara tidak
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
tersusun/terjatuh Ketidaknyamanan operator
servo arm dgn. pekerja Desain alat stacking yg.
Ketidakergonomisan pengoperasian
APD
alat
Kelelahan
stacking
punggung
otot
Min
QP
F
30
Lakukan tindakan secepatnya
ergonomis
machine Pekerja terbentur terkena
jatuhan
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Prosedur, motivasi dan
Min
RP
Occ
5
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
komunikasi
perilaku
Min
RP
Occ
5
Lakukan tindakan secepatnya
Pemakaian APD sarung
Min
RP
Occ
5
Lakukan tindakan secepatnya
tangan kulit
Min
RP
Occ
5
Cooling
Pekerja
Chamber
benda dari bagian atas /crane
Cleaning
Tangan pekerja tergores
Tergores ingot abnormal
Tangan terluka
Sub
UP
Occ
20
Pekerja tersandung
Ada ingot yg. terjatuh dari
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
terjatuh
kerja aman
tumpukannya
V‐98
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (9) Tabel 5.19 PLANT
LOKASI
Rekomendasi Pengendalian Bahaya
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA Pekerja terbentur Pekerja
Penyimpanan Flux
OPERASI CASTING
benda Penyediaan flux
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
PENYEBAB
Parkir Forklift
BUNDLING
sesudah
E
RS
Evaluasi Metode RSC P
E
RS
Kepala terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Prosedur kerja aman
Min
RP
Occ
5
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Crane dilengkapi jaring
Min
RP
Occ
5
terjatuh
C
pengaman&load indicator
Mata-hidung-bagian
tubuh
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Penggunaan APD body
Min
UP
F
15
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
protector,
goggles,
Min
UP
F
15
Iritasi kulit
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
masker, sarung tangan
Min
UP
F
15
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
kulit
Min
RP
Occ
5
S
RP
Occ
45
Lakukan tindakan secepatnya
Min
RP
Occ
5
kontainer flux tidak tertutup
Gangguan pernafasan
rapat Peletakan tools tidak rapi Tidak
flux
tangan pada saat bekerja
Ketidaknyamanan operator
Ketidakergonomisan
menggunakan
sarung
Pekerja tidak konsentrasi**
Pekerja
Ada
sisa-sisa
metal
Iritasi
Desain alat
Pekerja terbentur forklift jatuhan
QP
Iritasi mata
Kontak langsung/memegang
terkena
S
Flux tertiup angin, penutup
Pekerja tersandung tools
sekop
yang
Min
QP
F
30
Lakukan tindakan secepatnya
aman dan nyaman
Min
RP
Occ
5
Kepala terluka
Sub
UP
IF
12
Lakukan tindakan secepatnya
Pemisahan jalur forklift
Min
RP
IF
5
Kepala, tubuh terluka
Min
UP
IF
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
dgn. pekerja
Min
RP
IF
5
Kelelahan
otot
punggung yg.
benda sisa metal
tertinggal di forklift
Pekerja terjepit/tertimpa
Terjepit bagian forklift saat
Pemeriksaan
dioperasikan
P
Pengendalian
Pekerja tidak konsentrasi **
penyediaan flux (sekop)
forklift
C
(crane) pekerja terkena flux
sebelum dan
Action
Metode RSC
AKIBAT
Good housekeeping Tangan-kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Prosedur kerja aman
Min
RP
Occ
5
S
AC
F
350
Lakukan tindakan saat itu juga
Penggunaan APD body
Sub
UP
F
15
Min
RP
IF
5
Min
UP
Occ
15
Min
RP
IF
5
Min
RP
IF
5
Min
RP
IF
5
Min
RP
IF
5
check-up Pekerja terkena semburan air
Radiator terlalu panas
Wajah luka bakar
radiator
protector&sarung
Tangan pekerja tergores saat
Membuka tutup radiator yg
check-up forklift
panas tanpa memakai kain lap
Tangan terluka
Sub
UP
IF
12
Lakukan tindakan secepatnya
Kaki terluka
Sub
AC
Occ
75
Lakukan tindakan secepatnya
Tools disusun dengan
sebagai alat bantu Pekerja
tersandung
saat
Peletakan
tools
tangan kulit
check-up
check-up forklift
forklift tidak rapi
Pekerja terjatuh/tergelincir
Pekerja menginjak tumpahan
baik Good housekeeping
Cidera tubuh
Min
UP
IF
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Min
UP
IF
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Timbangan 2 ton
air radiator Cross-check &
Pekerja terbentur timbangan
Tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Menimbang
Pekerja
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
ingot
benda
terkena dari
jatuhan
bagian
atas
terjatuh
kerja yang aman Min
UP
IF
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
(crane) Pekerja terjepit/tertimpa
Motivasi dan perilaku Crane dilengkapi jaring pengaman&load
Terjepit saat menukar beberapa
Tangan-kaki terluka
Min
UP
IF
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
indicator
ingot yg. beratnya di luar batas
V‐99
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (10) Tabel 5.19
2 ton
LOKASI
Timbangan
PLANT
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KONDISI BAHAYA
Menyentuh ingot panas
Luka bakar, melepuh
Pekerja tersandung
Peletakan figure punch dan
Kaki terluka
martil tidak rapi Pekerja terjatuh
berada
ingot
di
C
P
E
RS
Sub
UP
Occ
20
atas
saat
Lakukan tindakan secepatnya
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
Cidera tubuh
platform
Pengendalian
Evaluasi Metode RSC
Penggunaan APD sarung
C
P
E
RS
Min
RP
Occ
5
Min
UP
F
15
Min
Cc
IF
5
tangan kulit Sub
Pekerja tidak hati-hati
Action
Metode RSC
AKIBAT
Pekerja terkena ingot panas Cross-check & Menimbang
PENYEBAB
Tools disusun baik Prosedur kerja aman
Min
RP
IF
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
timbangan Pekerja terbentur Pekerja
terkena
jatuhan
BUNDLING
Cooling Yard
benda
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Min
AC
Occ
30
Lakukan tindakan secepatnya
Motivasi perilaku kerja
Min
UP
Occ
5
Tumpukan
Kepala, tubuh terluka
Min
UP
IF
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
aman
Min
RP
IF
5
sempurna
ingot
yg.
tersentuh
tidak dan
Pemasangan
mengenai pekerja Kemasukan zat aerosol
Pekerja
terpapar
antara tumpukan ingot kandungan
Marking,
aerosol dari cat semprot (spray
Painting
paint) Tangan pekerja tergores
pembatas
Mata iritasi
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
dgn. pekerja
Min
UP
F
15
Gangguan pernafasan
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Penggunaan cat semprot
Min
UP
F
15
Min
RP
IF
5
Min
RP
IF
5
Min
RP
IF
5
Min
RP
IF
5
Min
RP
IF
5
Sub
UP
F
30
Min
UP
F
15
Sub
Cc
Occ
5
Min
UP
Occ
5
yang berbahan aman
Terkena bagian ingot yg. agak
Tangan terluka
Min
UP
IF
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
tajam
Desain tangga aman Tools
Pekerja terjatuh
Kondisi tangga yg. tidak aman
Cidera tubuh
Min
UP
IF
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Pekerja tersandung
Peletakan
Kaki terluka
Min
UP
IF
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Kepala terluka
Min
UP
IF
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
tools
disusun
dengan
baik
marking&painting tidak rapi Pekerja terbentur
Strapping band tersangkut pada roda FL dan tertarik sehingga
strapping&seal
Bundling House
membentur kaki petugas Pekerja Mengikat
terkena
jatuhan
terjatuh
Tangan pekerja tergores
Penyusunan kembali ingot yang
Kepala, tubuh terluka
Min
UP
IF
5
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Tangan terluka
S
AC
F
350
Lakukan tindakan saat itu juga
ingot
Penggunaan APD sarung tangan kulit&helm safety
tidak
Tangan-kaki terluka
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
sempurna Pekerja terpukul
Penggunaan crane tipe automatic safe load
melebihi batas berat Tumpukan
band
dengan baik
Tools dari crane ada yang
benda
Pekerja tertimpa/terjepit
Penyusunan
Terkena strapping band dan
Penyusunan strapping&seal
Kaki terluka
S
RP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Kaki terluka
Sub
AC
Occ
80
Lakukan tindakan secepatnya
dengan baik dan rapi
band
seal Pekerja tersandung
Peletakan strapping band&seal tidak rapi
V‐100
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (11) Tabel 5.19 PLANT
LOKASI
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KONDISI BAHAYA Inspector terbentur MTC terkena
Inspector
jatuhan
PENYEBAB
Action
Metode RSC
AKIBAT C
P
E
RS
Furnace (MF&HF)
Repairing
C
P
E
RS
Kepala terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Perilaku kerja aman
Min
RP
Occ
5
Peletakan tools tidak rapi
Kepala, tubuh terluka
Min
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Crane dilengkapi load
Min
RP
Occ
5 15
indicator&jaring
Mata-hidung
Inspection &
Evaluasi Metode RSC
Tidak konsentrasi**
benda/tools
Monthly
Pengendalian
inspector
Dross tertiup angin
Inspector terpapar temperatur
Panas yang berasal dari metal
metal panas Inspector jatuh/terpeleset
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
pengaman
Min
UP
F
Gangguan pernafasan
Min
QP
F
30
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan lantai basah
Min
RP
F
8
Dehidrasi, iritasi
Min
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
yg.
air,
Min
UP
F
15
Tubuh terpapar
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
minimasi ventilasi umum
Min
RP
Occ
5
Cidera tubuh
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
dgn. pemasangan Local
Min
UP
F
15
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tools disusun rapi
Min
RP
Occ
5
Kepala terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Prosedur
aman
Min
RP
Occ
5
Crane dilengkapi jaring
Min
RP
Occ
5
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
5
baik dan rapi
Min
UP
Occ
8
Iritasi mata
kemasukan abu dross
Menginjak abu dross hingga terpeleset
Inspector tersandung
Peletakan
diberi
uap
Exhaust Ventilation alat
repairing
furnace tidak rapi
MAINTENANCE
Inspector terbentur
Pengoperasian forklift yg tidak aman
Pekerja benda
terkena dari
jatuhan
bagian
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
atas
terjatuh
dari
Suara dari hammering device
Gangguan
pencetakan ingot
saat pencetakan ingot
pendengaran
Tangan inspector terjepit di
Mengecek kondisi mould
Tangan terluka
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
pengaman&load
Casting Machine
(crane) Monthly Inspection &
Paparan
kerja
(safety drive)
indicator bising
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya Penggunaaan APD ear plug, sarung tangan kulit
Repairing Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
mould Tangan
Good housekeeping inspector
tergores
Sisa metal yg lengket di dalam
mould
mould
Inspector terjatuh
Sisa oli dari repairing casting
Tangan-kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya Tools disusun
Cidera tubuh
Sub
AC
Occ
80
Lakukan tindakan secepatnya
dengan
10, 1 ton
Crane20/3,
machine
Monthly Inspection
Inspector tersandung tools
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Min
RP
Occ
5
Inspector terbentur
Tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Prosedur kerja aman
Min
RP
Occ
5
Tools dari crane ada yang
Kepala, tubuh terluka
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Penggunaan crane tipe
Min
RP
Occ
5
Inspector
terkena
benda dari crane
jatuhan
terjatuh
automatic safe load
V‐101
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (12) Tabel 5.19 LOKASI
MAINTENANCE
Cooling Tower
KEGIATAN
KONDISI BAHAYA Mata-hidung
Monthly Inspection
1 ton
Crane 20/3 ton, 10 ton,
PLANT
Rekomendasi Pengendalian Bahaya
inspector
PENYEBAB Dross tertiup angin
kemasukan abu dross
Action
Metode RSC
AKIBAT
P
E
RS
Iritasi mata
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
Gangguan pernafasan
Min
AC
F
60
P
E
RS
APD
Min
UP
F
15
Lakukan tindakan secepatnya
masker, goggles, sarung
Min
UP
F
15
Pengecekan kondisi crane
Tangan-Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
tangan kulit
Min
RP
Occ
5
Inspector terjatuh
Tidak hati-hati saat berada di
Cidera tubuh
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
Goodhousekeeping&per
Min
UP
F
15
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Min
RP
Occ
5
ilaku kerja aman
crane Peletakan alat repairing crane tidak rapi Tidak konsentrasi**
Tangan inspector terjepit
Pengecekan
kondisi
cooling
Kepala terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Prosedur kerja aman
Min
RP
Occ
5
Tangan-Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
Min
RP
Occ
5
Min
UP
F
15
box
Min
RP
Occ
5
Menginjak sisa air tumpahan
Cidera tubuh
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
Good housekeeping
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
hingga terpeleset
Cleaning Inspector tersandung tools
Peletakan alat cleaning tidak rapi
Pekerja terbentur
penyimpan tools
Posisi kepala pekerja terlalu dekat
dgn
Kepala terluka
saat
pouring
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
APD
Min
RP
Occ
5
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
safety helm, ear plug,
Min
RP
Occ
5
Pouring Device
penggantian pouring Breaking
Pekerja
Castable,
benda/tools
terkena
Mengganti Pouring
jatuhan
sarung tangan kulit
Perletakan tools yg dipakai utk.
pekerja
Dross tertiup angin
bising
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan saat itu juga
Peletakan tools yang
Min
UP
F
15
Min
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
benar dan aman
Min
RP
Occ
5
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
5
Penggunaan
Iritasi mata
kemasukan abu dross Paparan
Kepala, tubuh terluka
setting castable sembarang
Mata-hidung Setting
APD
sarung tangan kulit
tower Inspector terjatuh
Penggunaan box khusus menyimpan tools
Inspector terbentur
Monthly
Castable,
Evaluasi Metode RSC C
Tangan inspector terjepit
Inspector tersandung tools
Inspection &
Pengendalian
C
basah yg. diberi uap air,
Gangguan pernafasan dari
Suara dari hammering device
pencetakan ingot
saat pencetakan ingot
Tangan pekerja terjepit di
Penggantian pouring yg rusak
Gangguan pendengaran
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan saat itu juga
minimasi
ventilasi
umum Tangan-Kaki terluka
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan saat itu juga
pouring device Kaki pekerja terpukul
lantai
pemasangan
dgn. Local
Exhaust Ventilation device
Kaki terluka
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan saat itu juga
Prosedur kerja aman
Perletakan tools penggantian
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
Penggantian
pouring
dan setting castable Pekerja tersandung tools
pouring tidak rapi
box
penyimpan tools
V‐102
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (13) Tabel 5.19 PLANT
LOKASI
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KONDISI BAHAYA Pekerja terbentur
PENYEBAB Posisi kepala pekerja terlalu
Kepala terluka
Action
Metode RSC
AKIBAT C
P
E
RS
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Lounder Furnace
MAINTENANCE
Breaking
Pekerja
benda/tools
terkena
Castable, Mengganti Castable
Perletakan tools yg dipakai utk.
Kepala, tubuh terluka
UP
Occ
8
S
QP
F
200
Min
UP
Occ
8
Suara dari pemanasan molten
Gangguan pendengaran
Min
AC
Co
Tangan pekerja terjepit di
Penggantian
Tangan-Kaki terluka
lounder furnace
furnace yg rusak
Min
AC
F
Kaki pekerja terpukul
Penggantian
pekerja
Paparan bising
Dross tertiup angin
Iritasi mata
bagian
lounder dan
Kaki terluka
Perletakan tools penggantian
Kaki terluka
castable
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Peletakan
castable tidak rapi
RS
Occ
5
yg.
Min
RP
Occ
5 15
Penggunaan
lantai
Min
UP
F
Tidak perlu tindakan dengan cepat
basah yg. diberi uap
Min
RP
Occ
5
120
Lakukan tindakan saat itu juga
air, minimasi ventilasi
Min
UP
Co
20
60
Lakukan tindakan secepatnya
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
pemasangan
AC
F
60
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Kepala terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
Perletakan
Kepala, tubuh terluka
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
safety helm
benda alat repairing
MTC&FL sembarangan
Pekerja terjepit/tertimpa
Pekerja tidak hati-hati saat repairing/penggantian
Tangan-Kaki terluka
box
penyimpan tools
Pekerja tidak konsentrasi** repairing
dgn. Local
Exhaust Ventilation
Pekerja
alat
E
RP
Lakukan tindakan saat itu juga
Pekerja terbentur MTC&FL jatuhan
tools
umum
Min
setting castable
terkena
P
Min
APD
benar&aman
kemasukan abu dross
Pekerja tersandung tools
MT Car & Forklift
Min
setting castable sembarang Gangguan pernafasan
Mata-hidung Setting
jatuhan
Penggunaan
Evaluasi Metode RSC C
safety helm, ear plug
dekat lounder furnace
Castable,
Pengendalian
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
ban
APD
Peletakan
alat
repairing
yg.
Min
UP
F
15
APD
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
5
aman&rapi
MTC&FL Ganti Ban,
Tangan pekerja tergores
Membuka tutup radiator tanpa
Tangan terluka
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
memakai kain lap sebagai alat
sarung tangan kulit
bantu
Repairing Pekerja terkena semburan air
Radiator terlalu panas
Penggunaan Wajah luka bakar
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
radiator Pekerja tersandung saat ganti ban & repairing MTC&FL
Penggunaan
APD
body protector&goggles
Peletakan ban yg tidak rapi
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Penyusunan ban dan tools dengan baik
V‐103
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (14) Tabel 5.19 PLANT
LOKASI
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KONDISI BAHAYA Inspector/pekerja
terkena
PENYEBAB Peletakan tools tidak rapi
Kepala terluka
Action
Metode RSC
AKIBAT C
P
E
RS
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
benturan crucible, forklift, terkena
jatuhan benda dari bagian Monthly
atas (crane)
Inspection
Mata-hidung
Tools dari crane ada yang
DPE
P
E
RS
Min
RP
Occ
5
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
pengaman&load
Min
RP
Occ
5
indicator Penggunaan
Dross tertiup angin
Iritasi mata Gangguan pernafasan
lantai
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
basah yg. diberi uap air,
Min
UP
F
15
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
minimasi
Min
RP
Occ
5
Exhaust
Min
UP
F
15
Penggunaan
APD
Min
UP
F
15
sarung
kulit, Min
UP
F
15
ventilasi
umum dgn. pemasangan
dross Pekerja tertimpa oleh tools
Tali crane pengangkut tools
berat
putus
Tangan pekerja tergores
MAINTENANCE
Kepala, tubuh terluka
terjatuh
inspector/pekerja kemasukan
Tangan-Kaki terluka
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
Penggantian impeller tidak hati-
Pekerja tergelincir
Pekerja
Tangan terluka
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
menginjak
oli
sisa
Tubuh terluka
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
penggantian impeller tersandung
tangan
safety shoes Penggunaan
box
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
penyimpan tools
Min
RP
Occ
5
Kepala terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Motivasi perilaku kerja
Min
RP
Occ
5
Kepala, tubuh terluka
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
aman
Min
RP
Occ
5
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
5
Min
UP
F
15
Min
UP
F
15
Peletakan tools tidak rapi
Kaki terluka
Pekerja terbentur MTC&FL
Pekerja tidak konsentrasi**
Pekerja
Alat pencucian yg digunakan
tools
Local Ventilation
hati
Pekerja
tools
Crane dilengkapi jaring
Inspector/pekerja
Impeller
Penyusunan
Evaluasi Metode RSC C
dengan baik dan rapi
tools berat
Mengganti
Pengendalian
Pencucian MT Car & Forklift
pengganti impeller
terkena
jatuhan
benda alat pencucian Mata&hidung
peletakannya sembarangan pekerja
kemasukan debu
Peletakan
Debu-debu yg menempel di
Iritasi mata
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
MTC&FL
Gangguan pernafasan
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Tangan-Kaki terluka
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
beterbangan
saat
tools
dgn.
rapi dan benar
digosok Cleaning
Pekerja terjepit/tertimpa
Saat pencucian, tangan pekerja
APD
goggles,
tanpa
wajah, sarung tangan
melihat
objek
yg
dicuci/dijangkau Tangan pekerja tergores
Penggunaan
menjangkau bagian MTC&FL
Saat pencucian, tangan pekerja
pelindung
kulit Tangan terluka
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
menjangkau/menyentuh bagian tajam dari MTC&FL
V‐104
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (15) Tabel 5.19 LOKASI
PLANT
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KONDISI BAHAYA
Forklift
Pencucian
P
E
RS
Tubuh terluka
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
Good Housekeeping
Cleaning
Pekerja
tersandung
saat
Mengisi Air Aki
Peletakan ember, selang dan
Kaki terluka
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Penggunaan
alat pencucian lain tidak rapi
Room
Cooling
Dross
Proses
Pekerja terbentur MTC&FL
Pekerja tidak konsentrasi**
Kepala terluka
Pekerja
MTC&FL blm dibersihkan dari
Kepala, tubuh terluka
terkena
jatuhan
benda dari MTC&FL Mata&hidung
sisa-sisa metal pekerja
Minyak Berat
box
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
P
E
RS
Min
UP
F
15
Min
RP
Occ
5
Min
RP
Occ
5
Min
UP
Occ
8
Tidak perlu tindakan dengan cepat
Penggunaan
APD
Min
RP
Occ
5 15
Debu yg lengket di mesin dan
Iritasi mata
kemasukan debu
aki tertiup angin
Gangguan pernafasan
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
Min
UP
F
Terkena percikan air aki
Mengisi air aki tidak hati-hati
Gatal-gatal
Sub
UP
Occ
20
Lakukan tindakan secepatnya
Min
RP
Occ
5
Peletakan tools yg dipakai saat
Iritasi kulit
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Min
UP
F
15
pengisian air aki tidak rapi
Kaki terluka
tersandung
saat
safety helm, goggles,
Pekerja terpapar zat asbes
Pemakaian dinding asbes
Asbestosis
body protector
S
QP
F
200
Lakukan tindakan saat itu juga
Penggunaan
Min
UP
F
15
Sub
AC
F
160
Lakukan tindakan secepatnya
penyimpan tools
Min
UP
F
15
VS
QP
F
500
Lakukan tindakan saat itu juga
Subtitusi bahan asbes
Sub
RP
IF
8
box
pendinginan
dgn bahan lain yg lebih
dross
baik
Penggantian Penyedia Pompa)
Evaluasi Metode RSC C
penyimpan tools
pengisian air aki MTC&FL
Peralatan (Tangki
Pengendalian
C air pencucian
Pekerja
FASILITAS TAMBAHAN
Action
Metode RSC
AKIBAT
Pekerja menginjak tumpahan
pencucian MTC&FL
FL & MT Car
MAINTENANCE
MT Car &
Pekerja tergelincir
PENYEBAB
Kebocoran pompa pengisian
Cacat tubuh permanen
D
QP
F
500
Lakukan tindakan saat itu juga
Inspeksi rutin, Pelatihan
S
RP
R
8
peralatan, pipa
Terjadi kebakaran
minyak berat
Kematian
C
QP
F
500
Lakukan tindakan saat itu juga
persiapan
keadaan
S
RP
R
8
jaringan
Kebocoran
D
QP
F
500
Lakukan tindakan saat itu juga
tanggap
darurat,
S
RP
R
8
minyak berat
pengalir minyak berat
jaringan
pipa
Produksi
tidak
berjalan
maintenance Penggunaan
smoke
control&detector,
Persediaan LPG
Peralatan
portable fire fighting Penggantian
Terjadi kebakaran
Kebocoran tabung LPG
Cacat tubuh permanen
D
QP
F
500
Lakukan tindakan saat itu juga
Inspeksi rutin, Pelatihan
S
RP
R
8
peralatan, pipa
Kontaminasi gas beracun
Jaringan pipa LPG bocor
Produksi
D
QP
F
500
Lakukan tindakan saat itu juga
persiapan
keadaan
S
RP
R
8
tanggap
darurat, S
RP
R
8
jaringan
berjalan
persediaan
Kematian
LPG
tidak
C
QP
F
500
Lakukan tindakan saat itu juga
maintenance Penggunaan
smoke
control&detector, portable fire fighting
V‐105
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan (16) Tabel 5.19
Furnace, Pouring Device
Casting&Stacking
Machine, Lounder
LOKASI
PLANT
KEGIATAN
Rekomendasi Pengendalian Bahaya KONDISI BAHAYA
PENYEBAB
Penggunaan
Kebocoran aliran listrik dgn
Insulasi dan penggunaan kabel
Electrical
Peralatan
tegangan
tidak tepat
ringan yang dialami
Bertenaga
merambat ke panel, resistensi
Listrik,
pekerja besar
Penyalaan
Kebocoran aliran listrik dgn
Insulasi dan penggunaan kabel
Electrical shock berat
panel listrik
tegangan
tidak tepat, kulit pekerja basah
yang dialami pekerja
220-380V
dan
Action
Metode RSC
AKIBAT shock
C
P
E
RS
Min
QP
Co
100
Lakukan tindakan secepatnya
Pengendalian Program pengontrolan
Evaluasi Metode RSC C
P
E
RS
Min
UP
IF
5
Min
UP
IF
5
alat listrik, grounding,
pekerja
fasilitas osilator pada alat listrik, penjadwalan
220-380V,
Min
QP
Co
100
Lakukan tindakan secepatnya
maintenance
resistensi pekerja kecil
V‐106
Analisis dan Pembahasan
Tindakan
pengendalian
bahaya
diharapkan
dapat
meminimalisasi
terjadinya kecelakaan kerja. Setelah diberikan tindakan pengendalian bahaya seperti dalam Tabel 5.19 terhadap masing-masing potensi bahaya yang ada di seksi Casting, maka prioritas tindakan perbaikan risiko yang memiliki skor risiko tinggi diharapkan akan meminimalkan atau bahkan mengeliminasi potensi bahaya tersebut. Berikut pada Tabel 5.20 adalah potensi bahaya dengan skor risiko tinggi yang telah diberikan tindakan pengendalian dan dievaluasi.
V‐107
Analisis dan Pembahasan
Tabel 5.20
No.
Evaluasi prioritas tindakan perbaikan pada bahaya dengan skor risiko tertinggi
Kegiatan
Sumber & Penyebab Bahaya
Skor Risiko
Tindakan Pengendalian
Evaluasi Skor Risiko Setelah Tindakan Pengendalian
Pemeriksaan MTC sebelum dan sesudah dioperasikan Naik-turun tangga MTC memeriksa lubang nozzle discharge Memberi aba-aba dari atas dapur pelebur
Semburan air radiator
350
• Penggunaan APD body protector & sarung tangan kulit • Prosedur kerja yang aman
45
Peletakan tools tidak rapi
350
• Peletakan dan penyusunan tools dengan baik dan rapi • Penggunaaan box khusus menyimpan tools
45
Percikan metal panas
350
• Penggunaan APD (body protector, leather gloves, goggles) • Penerapan Hot Work Permit
45
4.
Charging aluminium cair
Radiasi panas
300
5.
Stirring
Percikan metal panas
200
6.
Pembersihan dapur pelebur (spearing)
Putusnya tali crane karena melebihi beban
200
7.
Skimming off, spearing, dll.
Dross tertiup angin
200
8.
Pemeriksaan forklift sebelum dan sesudah dioperasikan
Semburan air radiator
9.
Mengikat (bundling) ingot
10.
1.
2.
3.
350
• Penggunaan APD (body protector, leather gloves, goggles) • Pembatasan waktu kontak pekerja dengan metal panas (shift kerja), penggantian dan pengaturan waktu kontak pekerja • Penggunaan APD (body protector, leather gloves, goggles, suitable breathing mask) • Penerapan Hot Work Permit • Check list, penggunaan overtravel switches, automatic safe load indicator, safety catches, atau signaller khusus untuk pengoperasian crane • Penggunaan lantai basah yang diberi uap, minimasi ventilasi umum dengan pemasangan Local Exhaust Ventilation • Rekayasa bangunan dengan mengurangi ventilasi umum, memasang pendingin udara dan alat penahan angin, pemasangan barrier penahan angin • Penggunaan APD body protector & sarung tangan kulit • Prosedur kerja aman
15
Penyusunan kembali ingot yang melebihi batas
350
• Penggunaan APD body protector & sarung tangan kulit • Desain alat pengambil ingot yang aman dan nyaman
30
Pendinginan dross
Penggunaan dinding berbahan asbes
500
11.
Penggantian peralatan minyak berat
Kebocoran pompa dan jaringan pipa minyak berat sehingga terjadi kebakaran
500
12.
Penggantian peralatan, pipa penyedia LPG
Kebocoran tabung dan jaringan pipa LPG
500
• Subtitusi dinding berbahan asbes dengan bahan lain yang baik dan lebih aman • Inspeksi rutin, pelatihan persiapan keadaan tanggap darurat, maintenance, penggunaan smoke control&detector, portable fire fighting, penggunaan pintu tahan api, melindungi zat yang mudah terbakar dengan dinding metal atau pipa • Inspeksi rutin, pelatihan persiapan keadaan tanggap darurat, maintenance, penggunaan smoke control&detector, portable fire fighting, penggunaan pintu tahan api, melindungi zat yang mudah terbakar dengan dinding metal atau pipa
30
45 45 15
8 8
8
V‐108