BAB IV KONSEP PERANCANGAN
4.1 Proses perancangan Bahan dasar
Serat katun
Tali katun
Pewarnaan
Simpul
Eksplorasi
Hasil eksplorasi terpilih
Perancangan produk
Proses produksi
KARYA
Proses perancangan
42
4.2 Konsep perancangan 4.2.1 Ide dasar Ide dasar dari tugas akhir ini, terinspirasi oleh kumpulan gambar macam-macam permen. Bentuk permen sangat beragam, ada yang berbentuk bundar, bintang, macammacam buah dan hewan, dan masih banyak lagi bentuk yang lainnya. Dari bentuk-bentuk yang dinamis tersebut, maka sangat sesuai dengan sasaran pasar penulis yang berusia 1522 tahun. Karena pada usia itu, mereka masih penuh semangat dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Dilihat dari warnanya, warna permen juga sangat beragam, sangat berwarna-warni. Warna-warna cerah tersebut menggambarkan keceriaan dan
penuh
semangat. Oleh karena itu, permen-permen inilah yang menjadi sumber inspirasi penulis dalam pembuatan karya tugas akhir ini.
43
Gb. 7 Sumber inspirasi
4.2.2 Segmentasi pasar konsumen a. Jenis kelamin : Wanita b. Usia : 15-22 tahun c. Tingkat sosial : menengah keatas d. Tingkat ekonomi : berdaya beli tinggi e. Tujuan Pasar : di kota-kota besar
4.2.3 Pertimbangan konsep perancangan Penggunaan jenis material, teknik, warna dan motif dalam perancangan ini merupakan bagian dari konsep desain produk tekstil. 1. Aspek fungsional 44
a. Secara fisik, produk yang dibuat oleh penulis adalah produk pelengkap busana, yaitu dapat menunjang penampilan seseorang
dan dapat
memberikan rasa aman dan nyaman pada pemakai. b. Secara psikis, produk yang dibuat sesuai dengan karakter dan kepribadian target market, sehingga ketika menggunakan produk tersebut konsumen merasa nyaman dan percaya diri. 2. Estetis Secara visual harus nampak menarik, serasi dan sesuai dengan sasaran pasar, dan tetap menonjolkan karakter dari hasil simpul tangan yang kaya akan tekstur. a. Warna : warna yang dipakai adalah warna-warna yang cerah sesuai dengan psikologi selera sasaran pasar yang diinspirasi oleh keragaman warna permen. b. Motif /corak : motif terbentuk dari konstruksi / struktur tekstil yang dibuat dengan teknik simpul dan didukung oleh motif yang terdapat pada kain katun yang kemudian dibuat menjadi tali.
3. Material : Bahan yang digunakan berbahan dasar katun. jenis bahan katun sangat cocok digunakan di daerah yang beriklim tropis. Karena dapat memberikan kenyamanan, daya serap tinggi dan terasa dingin jika dipakai.
4. Ekonomis : Pertimbangan ekonomis disesuaikan dengan harga produksi dan daya beli sasaran. Kerumitan dalam pembuatannya akan berpengaruh pada harga jual.
45
Jika semakin rumit teknik simpul yang digunakan maka akan semakin tinggi pula harganya.
5. Produksi : Proses produksi pada perancangan ini terbagi dua, yaitu desain tekstil dengan teknik simpul dan desain produk keseluruhan.
6. Pemeliharaan : Proses pemeliharaan cukup direndam dengan pelembut pakaian. Produk ini tidak boleh disikat/ dikucek, karena dapat merusak konstruksi simpul.
4.3
Perancangan produk Berdasarkan hasil eksplorasi yang dilakukan, dan disesuaikan dengan
karakteristik serat katun dengan pertimbangan kekurangan dan kelebihannya maka dibuat produk- produk yang dianggap paling sesuai dengan hasil eksperimen yang dilakukan. 4.3.1
Perancangan syal
Pada proses perancangan syal, teknik yang akan dipakai adalah teknik macrame dan ada yang diberi aplikasi. Material yang akan dipakai selain tali katun adalah kain perca yang kemudian dipotong kecil-kecil sehingga menjadi tali. Syal yang akan dibuat, tidak sepenuhnya padat, karena selain menghangatkan leher, syal juga bisa menjadi variasi dalam berpakaian.
46
Gb.8 Desain syal terpilih
4.3.2
Perancangan Tas
Proses perancangan tas yang dibuat sesuai dengan sasaran pasar, dengan model tas yang lebih banyak berbentuk hand bag. Teknik yang akan dipakai tali katun dan untuk aksen akan menggunakan bahan lain seperti pita. Model tas yang akan diproduksi walaupun sejenis, namun bentuknya berbeda.
47
Gb.9 Desain tas terpilih
4.3.3
Perancangan ikat pinggang Proses perancangan ikat pinggang menggunakan bahan utama tali katun, dan
diberi aplikasi dengan tambahan manik-manik.
48
Gb.10 Desain ikat pinggang terpilih
49
4.4
Produksi
4.4.1
Produksi Tas Proses produksi tas mengunakan papan dan jarum pentul untuk menjaga tali agar
tidak bergeser. Kemudian membuat polanya terlebih dahulu, dan diletakkan di atas papan. Pada saat produksi kendala yang dihadapi adalah kesulitan untuk membuat karya sesuai pola yang sudah dibentuk. Hal tersebut mengakibatkan ukuran tas tidak sesuai dengan pola yang sudah dibuat. Untuk bagian dalam tas, diberi furing yang dilakukan oleh penjahit.
Gb.11 Proses produksi tas
4.4.2
Produksi Syal Proses produksi untuk syal sama seperti pembuatan tas, hanya membutuhkan
papan dan jarum pentul. Dalam pembuatan syal tidak diperlukan pola, karena bentuk syal tidak terlalu sulit, hanya berbentuk persegi panjang. Secara keseluruhan syal yang dihasilkan cukup memuaskan.
50
Gb.12 Proses produksi syal
4.4.3 Produksi ikat pinggang Produksi ikat pinggang tidak membutukan papan, karena pembuatannya cukup mudah. Hanya membuat 3 lingkaran kecil yang kemudian dibentuk segitiga, disatukan dengan cara dijahit dibagian belakangnya.
51