32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa pengujian-pengujian dengan perhitungan statistika melalui teknik analisis data yang telah dijelaskan pada Bab III. Data yang telah diperoleh dari penelitian diolah berdasarkan jenis instrumen yang digunakan, instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu soal tes yang harus dikerjakan oleh siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pemberian soal tes ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, dalam hal ini ceramah dengan hasil belajar pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode
pembelajaran tutor
sebaya. Masing-masing jumlah siswa yang dijadikan sampel penelitian pada tiap kelompok berjumlah 29 orang. Data yang diolah tersebut diambil dari nilai pretes dan postes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil pengolahan data tersebut akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah pada Bab I serta untuk membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan. 4.1.Deskripsi Data Data penelitian berupa lembar hasil observasi dan hasil pretes dan postes. Hasil observasi diambil dari hasil pengamatan di lapangan lalu diolah untuk melihat bagaimana kegiatan pembelajaran berlangsung pada tiap kelompok. Sedangkan, skor pretes dan postes diperoleh dari jumlah hasil skor yang diperoleh siswa tiap butir soal. Sebelum soal tes tersebut digunakan sebagai instrumen
33
pengumpul data hasil belajar pada pertes dan postes maka diuji validitasnya, setelah dilakukan pretes lalu diuji kembali normalitas data populasi pada sampel tersebut, lalu selanjutnya dikakukan pengolahan data untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan skor gain ternormalilasi dari kedua kelompok tersebut. 4.1.1. Validitas instrumen Validitas instrumen soal tes dilakukan dengan metode judgement ahli, dalam hal ini guru mata pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan. Dari 4 butir soal yang diuji, keenam soal diterima. Hal ini didasarkan pada muatan dari keempat soal tersebut sudah dapat mewakili setiap kompetensi dasar yang diajarkan dan kompetensi yang ingin dievaluasi. 4.1.2. Uji Normalitas Data Uji normalitas data ini dilakukan guna mengetahui keadaan populasi pada sampel apakah terdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalan distribusi data skor pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, digunakan test of normality dari Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS 12 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho: Data skor pretes berdistribusi normal. H1: Data skor pretes tidak berdistribusi normal.
34
Dengan kriteria uji sebagai berikut : Jika nilai Sig < α = 0,05, maka Ho ditolak. Jika nilai Sig ≥ α = 0,05, maka Ho diterima. (Uyanto, 2006 : 36) Hasil pengolahan test of normality dari Kolmogorov –Smirnov disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.1. Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) kontrol
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
.222
29
.001
.830
29
.000
a Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data dengan SPSS versi 12, didapat nilai signifikansi 0.01 pada kolom Sig untuk kelompok kontrol, yang berarti nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian sudah terbukti bahwa data tidak terdistribusi normal di kelompok kontrol. Begitupun jika dilihat dari kurva uji normalitas data kelompok kontrol, kurva tersebut cenderung lebih condong ke arah kanan, maka dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok kontrol tidak terdistribusi normal.
35
Gambar 4.1. Kurva Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol
8
Frequency
6
4
2
Mean = 77.0345 Std. Dev. = 5.7039 N = 29 0 65.00
70.00
75.00
80.00
85.00
kontrol
Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen Kolmogorov-Smirnov(a) eksperimen
Statistic .309
df 29
Sig. .000
Shapiro-Wilk Statistic .771
df 29
Sig. .000
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data dengan SPSS versi 12, didapat nilai signifikansi 0.000 pada kolom Sig untuk kelompok eksperimen, yang berarti nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian sudah terbukti bahwa data tidak terdistribusi normal di kelompok eksperimen. Begitupun jika dilihat dari kurva uji normalitas data kelompok eksperimen, kurva tersebut cenderung lebih condong ke arah kanan, maka dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok eksperimen tidak terdistribusi normal.
36
Gambar 4.2. Kurva Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen
20
Frequency
15
10
5
Mean = 71.1379 Std. Dev. = 20.13122 N = 29 0 30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
eksperimen
Setelah dilakukan uji normalitas data sampel, dan didapat pembuktian bahwa data dari kelompok kontrol maupun dari kelompok eksperimen tidak terdistribusi normal, maka selanjutnya tidak dilakukan uji homogenitas. 4.1.3. Data Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa adalah data nilai pretes dan postes. Data nilai tersebut akan digunakan untuk melihat ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
37
Tabel 4.3 Deskripsi Data Hasil Tes Siswa
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Rata-rata
Kelompok Kontrol Pretes Postes 82 85 77 85 65 90 76 90 82 90 84 85 79 90 83 95 82 95 78 90 78 85 77 90 79 90 65 90 81 95 78 85 77 80 81 85 75 90 65 75 81 90 70 85 79 90 79 95 76 90 79 95 77 90 84 90 65 70 77.03 88.10
Kelompok Eksperimen Pretes Postes 88 95 85 95 56 80 35 95 85 90 88 95 60 80 81 90 86 85 85 95 88 90 86 95 86 95 58 95 81 95 86 95 86 95 57 90 81 90 88 90 30 85 86 100 60 80 40 85 40 95 60 95 30 85 85 95 86 95 71.13 91.20
38
4.1.3.1.Data Pretes dan Postes Data pretes dipergunakan untuk melihat kemampuan awal siswa, sedangkan data postes dipergunakan untuk melihat kemampuan akhir siswa setelah diberikan perlakuan, Skor maksimum ideal pada instrumen pretes danpostes adalah 100. Berikut adalah data prosentase perolehan nilai pretes danpostes siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan penggunaan kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Tabel 4.4 Prosentase Perolehan Pretes dan Postes Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Nilai
Keterangan
89-100 76-88 63-75 50-62 >49
Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Jumlah
Pretes Kontrol Eksperimen Frek (%) Frek (%) 0 0% 0 0% 23 79.31% 18 62.07% 6 20.69% 0 0% 0 0% 6 20.69% 0 0% 5 17.24% 29 100% 29 100%
Postes Kontrol Eksperimen Frek (%) Frek (%) 19 65.52% 22 75.86% 8 27.59% 7 24.14% 2 6.90% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 29 100% 29 100%
Prosentase Perolehan Pretes dan Postes Kelompok Kontrol dan Eksperimen juga dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini:
39
Gambar.4.3.. Diagram Prosentase Perolehan Pretes Kelompok Kontrol dan Eksperimen
80% 70% 60% 50% 40%
Nilai pretes kontrol
30%
Nilai pretes eksperimen
20% 10% 0% sangat baik
baik
cukup kurang kurang sekali
Gambar.4.4.. Diagram Prosentase Perolehan Postes tes Kelompok Kontrol dan Eksperimen
80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00%
Nilai postes kontrol
30.00%
Nilai postes eksperimen
20.00% 10.00% 0.00% sangat baik
baik
cukup kurang kurang sekali
40
Berikut disajikan pula statistik deskriptif data skor pretes dan postes kelas kontrol serta data skor pretes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan bantuan program SPSS 12.0. Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Data Skor Pretes Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Sum
Mean
Std. Deviation
Variance
kontrol
29
65.00
84.00
2234.00
77.0345
5.70390
32.534
eksperimen
29
30.00
88.00
2063.00
71.1379
20.13122
405.266
Valid N (listwise)
29
Berdasarkan tabel di atas, rata-rata hitung ( x ) skor pretes kelas eksperimen adalah 71,14. Standar deviasi (s) skor pretes kelas eksperimen adalah 5,70. Skor tertinggi pada kelas eksperimen adalah 88 dan skor terendahnya adalah 30. Sedangkan rata-rata hitung ( x ) untuk skor pretes kelas kontrol adalah 77,03. Standar deviasi (s) skor pretes kelas kontrol adalah 20,13. Skor tertinggi pada kelas kontrol adalah 84 dan skor terendahnya adalah 65. Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Data Skor Postes Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Std. Deviation
Variance
kontrol
29
70.00
95.00
2555.00
Sum
88.1034
Mean
5.73426
32.882
eksperimen
29
80.00
100.00
2645.00
91.2069
5.45357
29.741
Valid N (listwise)
29
Berdasarkan tabel di atas, rata-rata hitung ( x ) skor postes kelas eksperimen adalah 91,20. Standar deviasi (s) skor postes kelas eksperimen adalah 5,45. Skor
41
tertinggi pada kelas eksperimen adalah 100 dan skor terendahnya adalah 80. Sedangkan rata-rata hitung ( x ) untuk skor postes kelas kontrol adalah 88,10. Standar deviasi (s) skor postes kelas kontrol adalah 5,73. Skor tertinggi pada kelas kontrol adalah 95 dan skor terendahnya adalah 70. 4.2.Hasil Analisis Data 4.2.1. Analisis Data Peningkatan (Gain) Data peningkatan (gain) merupakan data yang diperoleh dari selisih nilai postes dengan nilai pretes siswa pada kelompok kontrol, yaitu yang menggunakan metode pembelajaran ceramah dan kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajran tutor sebaya. Untuk mengukur gain ternormalisasi kedua kelompok tersebut, perhitngan statistik akan dilakukan dengan menggunakan rumus:
Dimana:
= Sf-Si 100-Si
= gain skor ternormalisasi Sf
= skor postest
Si
= skor pretest
100 = skor maksimal Dengan ketentuan kategori; g-tinggi : dengan () > 0.7 •
g-sedang: dengan 0.7= () > 0.3
•
g-rendah : dengan () < 0.3 kategori ini berdasarkan pendapat Meltzer (Nuraeni, 2008)
42
a. Data Peningkatan (Gain) Kelompok Kontrol Data peningkatan (gain) kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.7 Deskripsi Data Peningkatan (Gain) Kelompok Kontrol No.Siswa
Si
Sf
Gain
Kategori
K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29
82 77 65 76 82 84 79 83 82 78 78 77 79 65 81 78 77 81 75 65 81 70 79 79 76 79 77 84 65
85 85 90 90 90 85 90 95 95 90 85 90 90 90 95 85 80 85 90 75 90 85 90 95 90 95 90 90 70
0.17 0.35 0.71 0.58 0.44 0.06 0.52 0.71 0.72 0.55 0.32 0.57 0.52 0.71 0.74 0.32 0.13 0.21 0.60 0.29 0.47 0.50 0.52 0.76 0.58 0.76 0.57 0.38 0.14
Rendah Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah
43
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat peringkat hasil belajar dengan kategori tinggi sebanyak 7 orang atau 2.14%, siswa yang mendapat peringkat hasil belajar kategori sedang sebanyak 16 orang atau 55.17% dan siswa yang mendapat peringkat peringkat hasil belajar kategori rendah sebanyak 6 orang atau 20.69%. Gambar.4.5 Grafik Prosentase Perolehan Gain Kelompok Kontrol Gambar.4.5.
kontrol 55.17%
60.00% 50.00% 40.00% 30.00%
24.14%
20.69%
kontrol
20.00% 10.00% 0.00% gain tinggi
gain sedang
gain rendah
b. Data Peningkatan (Gain) Kelompok Eksprimen Data peningkatan (gain) kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
44
Tabel 4.8 Deskripsi Data Peningkatan (Gain) Kelompok Eksperimen No.Siswa E-1 E-2 E-3 E-4 E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29
Si
Sf 88 85 56 35 85 88 60 81 86 85 88 86 86 58 81 86 86 57 81 88 30 86 60 40 40 60 30 85 86
Gain 95 95 80 95 90 95 80 90 85 95 90 95 95 95 95 95 95 90 90 90 85 100 80 85 95 95 85 95 95
Kategori 0.58 0.67 0.55 0.92 0.33 0.58 0.50 0.47 -0.07 0.67 0.17 0.64 0.64 0.88 0.74 0.64 0.64 0.77 0.47 0.17 0.79 1.00 0.50 0.75 0.92 0.88 0.79 0.67 0.64
Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Rendah Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat peringkat hasil belajar dengan kategori tinggi sebanyak 10 orang atau 34.48%, siswa yang mendapat peringkat hasil belajar kategori sedang sebanyak 16
45
orang atau 55.17% dan siswa yang mendapat peringkat hasil belajar kategori rendah ah sebanyak 3 orang atau 10.34%. Gambar.4. Grafik Prosentase Perolehan Gain Kelompok Gambar.4.6. Eksperimen
eksperimen 55.17%
60.00% 50.00% 34.48%
40.00% 30.00%
eksperimen
20.00%
10.34%
10.00% 0.00% gain tinggi gain sedang gain rendah
4.2.2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Rata Selanjutnya, untuk melihat adakah perbedaan hasil belajar pada kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah dengan kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya dilakukan uji beda rata-rata rata dengan menggunakan uji Mann U Whitney. Di bawah ini adalah tabel perhitungan rata-rata rata rata dan jumlah peringkat data skor skor gain kelas kontrol dan eksperimen : Tabel 4.9 Data Deskriptif Skor Gain Kelompok Kontrol dan an Eksperimen Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximu m
Sum
gainkontrol
29
.06
.76
13.90
gaineksperimen
29
-.07
1.00
17.90
Valid N (listwise)
29
Mean
Std. Deviation
Variance
.4793
.20709
.043
.6172
.24110
.058
46
Tabel 4.10 Rata-rata dan Jumlah Peringkat Skor Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen Ranks
gain
kelompok kontrol
N
Mean Rank
Sum of Ranks
29
23.97
695.00
eksperimen
29
35.03
1016.00
Total
58
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata gain kelompok eksperimen lebih besar, yaitu 0.61 dibanding rata-rata gain kelompok kontrol yang bernilai 0.47. Begitupun pada tabel rata-rata peringkat gain, dapat dilihat bahwa rata-rata peringkat gain eksperimen lebih tinggi, yaitu 45,03 dibanding dengan rata-rata peringkat gain pada kelompok kontrol yaitu dengan nilai 23,97. Lalu selanjutnya hasil pengolahan uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar dengan mengunakan uji Mann-Whitney disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.11 Uji Mann U Whitney Test Statistics(a) gain Mann-Whitney U
260.000
Wilcoxon W
695.000
Z
-2.498
Asymp. Sig. (2-tailed)
.012
a Grouping Variable: kelompok
47
4.2.3. Uji Hipotesis Hipotesis yang akan diuji sebagai berikut : Ho: Tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar yang menggunakan Metode
Pembelajaran Ceramah dengan kelompok eksperimen
dengan meggunakan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya pada Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan di Kelas XI TGB SMK Negeri 5 Bandung. H1: Terdapat perbedaan antara hasil belajar yang menggunakan Metode Pembelajaran Ceramah dengan kelompok eksperimen dengan meggunakan
Metode Pembelajaran Tutor Sebaya pada Mata
Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan di Kelas XI TGB SMK Negeri 5 Bandung. Dengan kriteria uji sebagai berikut : •
Jika nilai Sig < α = 0,05, maka Ho ditolak.
•
Jika nilai Sig ≥ α = 0,05, maka Ho diterima. (Uyanto, 2006 : 114)
Dari hasil perhitungan menggunkan uji Mann U Whitney diatas, diperoleh nilai Sig (2-tailed) adalah 0,012. Berdasarkan kriteria uji berarti Ho ditolak, sehingga disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar
yang
menggunakan Metode
Pembelajaran Ceramah dengan kelompok eksperimen
dengan meggunakan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya pada Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan di Kelas XI TGB SMK Negeri 5 Bandung, pada taraf signifikansi 0,05.
48
4.2.4. Pelaksanaan Pembelajaran 4.2.4.1.Pembelajaran Konvensional (Metode Ceramah) Pada pelaksanaan pembelajaran konvensional, dalam hal ini penerapan metode pembelajaran ceramah adalah metode pembelajaran yang biasa digunakan selama pembelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan. Metode ini hanya bersifat pada guru tanpa adanya komunikasi dua arah dengan siswa. Tahapantahapan pembelajaran pada metode pembelajaran ceramah ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Tahapan Kegiatan Pembelajaran Metode Ceramah Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Awal 1. Guru masuk kelas. 2. Mengucap salam. 3. Berdoa. 4. Guru membuka pelajaran. 5. Guru mengabsen. 6. Guru memberikan motivasi tentang materi yang diajarkan.
15 menit
49
Kegiatan Inti 1. Guru mengulas meteri sebelumnya. 2. Guru menjelaskan pengertian kuda-kuda. 3. Guru menjelaskan bentuk kuda-kuda. 4. Guru menjelaskan komponen konstruksi kuda-kuda. 45 menit 5. Guru menjelaskan cara menggambar bentuk kuda-kuda. 6. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti. 7. Siswa diberikan jobsheet untuk menggambar konstruksi kuda -kuda. 8. Siswa mengerjakan gambar dengan mandiri. 195 menit 9. Guru sesekali datang untuk megawasi. Kegiatan Akhir 1. Hasil gambar dikumpulkan. 2. Guru mengamati hasil gambar siswa. 3. Guru melakukan refleksi/mengevaluasi hasil gambar siswa. 4. Guru membagikan kembali gambar yang belum selesai untuk diselesaikan di rumah. 5. Guru menutup pelajaran.
15 menit
50
4.2.4.1.1. Hasil Observasi Pembelajaran Konvensional (Metode Ceramah) Selama kegiatan pembelajaran konvensional, dilakukan pengamatan untuk melihat bagaimana proses belajar mengajar di kelas berlangsung. Berikut akan dirumuskan hasil pengamatan observer: a. Keaktifan Dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak aktif melakukan diskusi dengan temannya ataupun mengajukan pertanyaan/ pendapat pada guru. Suasana terasa lebih kaku dan membuat siswa kurang dapat menikmati suasana belajar di kelas.
Gambar 4.7. Kondisi belajar yang kaku selama penyampaian materi dengan metode ceramah (dokumentasi peneliti)
b. Kreatifitas Siswa menjadi cenderung lebih pasif dan hanya mengikuti serta menerima saja apa yang disampaikan oleh guru, tanpa ada inisiatif untuk bertanya
51
tentang suatu hal yang belum dimengerti ataupun mengemukakan kesulitan yang dihadapi selama proses menggambar konstruksi kuda-kuda.
Gambar 4.8. Siswa pasif dan ragu meminta bantuan ketika menghadapi kesulitan dalam mengerjakan gambar (dokumentasi peneliti) c. Antusias Selama kegiatan pembelajaran di kelas, siswa terus mengalami penurunan antusias, ditunjukan dengan kurang memperhatikan materi yang sedang dijelaskan oleh guru dan banyak mengeluarkan kata-kata keluhan selama proses pengerjaan gambar.
Gambar 4.9. Siswa kurang memperhatikan materi pelajaran (dokumentasi peneliti)
52
d. Motivasi Selama kegiatan pembelajaran, siswa tidak terdorong untuk mencari tahu atau meminta bantuan dalam menyelesaikan gambar ketika mengalami hambatan/kesulitan serta mengerjakan gambar dengan lambat dan tidak bersemangat.
Gambar 4.10. Siswa tidak terdorong untuk mencari bantuan ketika menemukan kesulitan (dokumentasi peneliti)
e. Respon Dalam menanggapai pertanyaan guru mengenai hal-hal yang belum dimengerti dan perlu dipertanyakan, siswa cenderung diam dan terlihat seperti kebingungan.
Gambar 4.11. Siswa terlihat kebingungan (dokumentasi peneliti)
53
f. Ketertiban Selama proses pembelajaran, sebagian besar siswa kurang bisa mengikuti peraturan atau arahan guru ketika sedang mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Hal ini ditunjukan dengan sikap siswa di dalam kelas selama proses menggambar diisi dengan mengobrol dan bermain-main bersama temannya sehingga suasana kelas menjadi tidak tertib.
Gambar 4.12. Siswa mengobrol dan bermain-main saat pelajaran berlangsung (dokumentasi peneliti)
g. Komunikasi dengan Tutor dan Guru Dalam metode pembelajaran ini tidak ada tutor. Siswa juga kurang banyak berkomunikasi secara leluasa dengan guru, karena suasana yang terlalu kaku bagi siswa sehingga merasa segan untuk aktif terus bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang sulit selama proses menggambar konstruksi kuda-kuda. 4.2.4.2.Pembelajaran Tutor Sebaya Pada pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya dikelas, pertama kali guru membagi-bagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil sejumlah empat
54
kelompoik dengan jumlah 7 orang siswa pada masing-masing kelompok. . penentuan empat kelompok tersebut didsarkan pada pertimbangan keefektifan sirkulasi aktifitas tutor selama membimbing temannya, dikarenakan layout meja gambar yang ditata 4baris. Setelah itu guru menentukan tutor dengan kriteria yang telah ditentukan di Bab II, empat orang tutor tersebut merupakan siswa yang memperoleh nilai empat tertinggi di kelasnya, yaitu tutor-1 dengan nilai 88, tutor-2 dengan nilai 88, tutor-3 dengan nilai 88, dan tutor-4 dengan nilai 86 pada perolehan pretes. Tahapan-tahapan pembelajaran pada metode pembelajaran tutor sebaya ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.13 Tahapan Kegiatan Pembelajaran Metode Tutor Sebaya Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal 1.
Guru masuk kelas.
2.
Mengucap salam.
3.
Berdoa.
4.
Membuka pelajaran.
5.
Guru mengabsen.
6.
Guru memberikan motivasi tentang materi yang diajarkan.
Kegiatan Inti 1. Mengulas meteri sebelumnya. 2. Menyampaikan poin-poin penting materi konstruksi kudakuda, yaitu:
Waktu 15 menit
55
a. Menjelaskan pengertian kuda-kuda. b. Menjelaskan bentuk kuda-kuda. c. Menjelaskan komponen konstruksi kuda-kuda. d. Menjelaskan cara menggambar bentuk kuda-kuda. e. Memperlihatkan model konstruksi kuda-kuda. 3. Guru menginformasikan metode pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu: a. Siwa akan mengerjakan gambar konstruksi kuda-kuda sesuai arahan yang ada di jobsheet. b. Selama proses pengerjaan gambar, siswa akan dibantu oleh
salah
seorang
temannya
yang
bertugas
membimbing/menutor kelompoknya masing-masing, kelompok dan tutor telah ditentukan oleh guru. c. Jika tutor menghadapi kesulitan, maka dipersilakan untuk meminta bantuan atau bertanya pada guru mengenai hal yang sulit tersebut. 4. Guru mulai membagi kelompok dan menentukan tutor 5. Sementara guru memberi pembekalan dan arahan pada tutor, siswa lainnya diminta untuk menyeting mesin gambar serta menyiapkan kertas dan alat gambar, hingga membuat kop gambar. 6. Guru memberikan jobsheet pada tutor untuk dibagikan ke tiap kelompoknya. Tutor berkoordinasi dengan anggota
195 menit
56
kelompoknya dan mulai mengarahkan serta membimbing anggotanya. 7. Siswa mulai menggambar konstruksi kuda-kuda. 8. Siswa sesekali menanyakan hal-hal yang sulit dimengerti dalam proses penggambaran kepada tutornya masingmasing atau dengan bantuan guru jika tutornya merasa kesulitan. 9. Guru melakukan pengawasan dalam pelaksanaan pembelajaran. 10. Guru sesekali membantu tutor ketika merasa kesulitan dalam membimbing anggotanya . Kegiatan Akhir 1. Hasil gambar dikumpulkan. 2. Guru mengamati hasil gambar siswa. 3. Guru merefleksikan hasil gambar para siswa serta memberi kesimpulan materi yang telah didapat oleh para siswa. 4. Guru membagikan kembali gambar yang belum selesai untuk diselesaikan di rumah. 5. Sebelum pelajaran ditutup, guru memberikan kesempatan sekali lagi kepada para siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti atau dirasa sulit selama proses pembelajaran. 6. Guru menutup pelajaran.
15 menit
57
4.2.4.2.1. Hasil Observasi Pembelajaran Tutor Sebaya Selama elama kegiatan pembelajaran tutor sebaya, dilakukan pengamatan untuk melihat bagaimana proses belajar mengajar di kelas berlangsung. Berikut aakn dirumuskan hasil pengamatan observer: a. Keaktifan Dalam kegiatan pembelajaran tutor sebaya, siswa aktif melakukan diskusi dengan teman dan tutor di kelompoknya masing-masing. masing masing. Ataupun mengajukan pertanyaan/ mengajukan pendapat pada guru selama proses pembelajaran. Suasana terasa lebih leluasa dan komunikatif sehingga membuat siswa dapat menikmati suasana belajar bela di kelas.
Gambar 4.13. 4. . Kondisi belajar yang lebih leluasa dan komunikatif selama pembelajaran tutor sebaya (dokumentasi peneliti)
b. Kreatifitas Siswa menjadi lebih kreatif untuk banyak mencari sumber informasi tambahan lain, seperti di buku, kumpulan gambar-gambar gambar gambar bestek dan model konstruksi kuda-kuda kuda kuda yang dipajang di kelas. Selama proses
58
pembelajaran, siswa juga memiliki inisiatif untuk bertanya tentang suatu hal yang belum dimengerti ataupun mengemukakan kesulitan yang dihadapi selama proses menggambar konstruksi kuda-kuda kepada tutornya masing-masing dan juga guru. c. Antusias Selama kegiatan pembelajaran di kelas, siswa kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya terlihat lebih antusias dibanding
pada
kelompok
kontrol
yang
menggunakan
metode
pembelajaran ceramah, ditunjukan dengan keseriusan siswa untuk memperhatikan materi yang sedang dijelaskan oleh guru dan bertahan untuk mengerjakan gambarnya sampai tuntas serta meminimalisasi kegiatan bermain-main di kelas.
Gambar 4.14. Siswa terlihat lebih antusias mengerjakan gambar (dokumentasi peneliti)
59
d. Motivasi Selama kegiatan pembelajaran tutor sebaya, siswa selalu termotivasi untuk terus mencari tahu atau meminta bantuan dalam menyelesaikan gambar ketika mengalami hambatan/kesulitan serta mengerjakan gambar dengan cepat dan terlihat lebih menikmati. e. Respon Siswa lebih banyak merespon pertanyaan guru dan menanggapi permintaan guru ketika ditanyakan pendapatnya. f. Ketertiban Selama proses pembelajaran tutor sebaya, sebagian besar siswa bisa mengikuti peraturan atau arahan guru ketika sedang mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Hal ini ditunjukan dengan sikap siswa di dalam kelas selama proses pembelajaran diisi dengan kegiatan diskusi dan mengerjakan gambar konstruksi kuda-kuda sehingga suasana kelas menjadi lebih tertib. g. Komunikasi dengan Tutor dan Guru Dalam metode pembelajaran tutor sebaya, siswa banyak melakukan interaksi dan komunikasi dengan tutornya dalam rangka meminta bimbingan untuk menyelesaikan gambar konstruksi kuda-kuda. Siswa juga menjadi lebih leluasa untuk berkomunikasi dengan guru, karena suasana yang labih interaktif dan tidak kaku sehingga siswa tidak merasa segan
60
untuk aktif bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang sulit selama proses menggambar konstruksi kuda-kuda.
Gambar 4.15. Siswa tidak ragu untuk bertanya dan meminta bantuan pada tutor dan guru (dokumentasii peneliti)
4.3.Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan beberapa temuan dan pembahasan mengenai hasil yang diperoleh selama penelitian. Hasil penelitian ini yang akan dibahas berkaitan dengan penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk meningkatkan hasil belajar Manggambar Konstruksi Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung. 4.3.1. Temuan Berdasarkan hasil analisis data pretes dan postes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, serta peningkatan (gain) hasil belajarnya, baik menggunakan bantuan program excel dan SPSS versi.12 maupun perhitungan secara manual, maka diperoleh beberapa temuan sebagai berikut:
61
1. Nilai rata-rata skor postes kelas eksperimen adalah 91,20. Sedangkan nilai rata-rata postes kelas kontrol adalah 88,10. Nilai rata-rata gain kelompok eksperimen lebih besar, yaitu 0,61 dibanding rata-rata gain kelompok kontrol yang bernilai 0,47. Begitupun rata-rata peringkat gain kelompok eksperimen lebih tinggi, yaitu 45,03 dibanding dengan rata-rata peringkat gain pada kelompok kontrol yaitu dengan nilai 23,97. 2. Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. 3. Pada hasil observasi kegiatan pembelajaran, kelas eksperimen memiliki kualitas pembelajaran lebih baik dibanding kelas kontrol dari segi keaktifan,
kreatifitas,
antusias,
motivasi,
respon,
ketertiban,
dan
komunikasi dengan tutor/guru. 4.3.2. Pembahasan Berdasarkan temuan masalah tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa: 1. Dari analisis data hasil belajar siswa mengenai perolehan nilai postes dan peningkatan (gain) kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya lebih baik dibandingkan hasil belajar kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah. 2. Setelah dilakukan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji Mann U Whitney, dapat dibuktikan bahwa terdapat perbedaan antara hasil
62
belajar
yang menggunakan Metode
Pembelajaran Ceramah dengan
kelompok eksperimen dengan meggunakan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya pada Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan di Kelas XI TGB SMK Negeri 5 Bandung. 3. Pelaksanaan pembelajaran di kelompok kontrol terkesan lebih kaku sehingga membuat siswa tidak leluasa dalam menyakan hal-hal yang belum dimengerti ataupun ketika merasa kesulitan pada saat mengerjakan gambar konstruksi kuda-kuda, komunikasi satu arah yang lebih dominan dilakukan oleh guru kurang membuat siswa kreatif karena siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan membiarkan siswa bekerja sendiri tanpa dibantu temannya yang lain serta rendahnya tingkat pengawasan guru menjadikan siswa kurang bisa tertib ketika berada di kelas. Sedangkan, pada pelaksanaan pembelajaran
di kelompok
eksperimen siswa lebih aktif dan leluasa untuk bertanya hal-hal yang belum dimengerti atapun hal yang sulit dalam pengerjaan gambar konstruksi kuda-kuda, siswa juga menjadi lebih kreatif ketika dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan membuat siswa berkelompok dan bekerja bersama dibimbing oleh tutornya maka kelas menjadi lebih terkondisikan dan tertib.