BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Profil Perusahaan Kraft Foods NYSE: KFT (dinamakan sesuai nama pendirinya yaitu James Lewis Kraft) merupakan perusahaan produsen makanan terbesar ke-2 di dunia (setelah Nestlé). Kraft terdaftar di Bursa Saham New York. Pada tahun 1988, Altria Group (ketika itu masih bernama Philip Morris) mengakuisisi Kraft senilai 12,9 milyar USD. Pada tahun 2000, Altria Group mengakuisisi produsen biskuit Nabisco dan menggabungnya (merger) dengan Kraft (dimana Kraft kemudian menjadi Flagship). Saat ini Kraft telah menjadi perusahaan mandiri yang terpisah dari Altria Group, setelah seluruh sahamnya pada Kraft dilepas ke publik. Pada bulan November 2007, Kraft mengumumkan bahwa perusahaan tersebut telah mengakuisisi divisi biskuit milik Danone di seluruh dunia yang kemudian menjadikan Kraft sebagai produsen biskuit terbesar di dunia. Kraft berkantor pusat di Northfield, Illinois, Chicago.
54
4.1.2 Brand Product Portfolio
Gambar 4.1 Gambar diatas merupakan gambar dari beberapa produk yang diluncurkan oleh Kraft Foods Company. Salah satunya terdapat produk Oreo yang mana merupakan biskuit yang cukup popular di Indonesia. Oreo adalah nama dagang dari sejenis biskuit yang diproduksi oleh Nabisco, pertama kali pada 1912. Terdiri dari dua wafer coklat dengan krim putih di tengahnya. Salah satu cara populer untuk memakan Oreo adalah dengan mencelupkannya ke dalam susu.
55
Selain itu Oreo juga digunakan untuk bahan baku untuk makanan lain, misalnya milkshake,
dan es
krim.
Di Indonesia,
Oreo
diproduksi
oleh
PT. Kraft Indonesia atau Kraf Foods Indonesia Berdasarkan pernyataan dari Kim McMiller, selaku Associate Director of Consumer Relations, dua tahap proses digunakan dalam pembuatan biskuit Oreo. Adonan dasar Oreo dibentuk menjadi bentuk biskuit yang bulat dengan menggunakan mesin cetakan roti yang berputar yang kemudian masuk ke dalam oven. Sebagian besar produksi Oreo dikerjakan di pabrik Kraft ataupun Nabisco di Richmond, Virginia. Biskuit Oreo untuk pasar Asia diproduksi di Indonesia dan Cina. Sedangkan biskuit Oreo untuk pasar Eropa diproduksi di Spanyol. Bahan baku utama produksi Oreo adalah susu, dimana produksi Oreo di Indonesia sebagian besar bahan bakunya dipasok dari dalam negeri. Meskipun 10% dari bahan baku (susu) Oreo tersebut diperoleh dari luar negeri atau impor, namun tetap dalam lisensi Nabisco.
Gambar 4.2 Oreo Ice Cream Orange
56
4.1.3 Struktur Organisasi
Kraft Foods Indonesia Leadership Team
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Kraft Foods Group Inc.
57
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Kraft Food Indonesia
58
Keterangan Gambar: 1. General Manager : Mengelola dan mempertahankan kelangsungan agar tercapainya suatu tujuan atau visi 2. Sales Director : Bertanggung jawab dalam merencanakan, mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi sistem kerja sales pada dealers dan grosir, inventory stock, serta strategi marketing yang akurat dan efektif untuk mencapai target sales perusahaan 3. HR Director : Bertanggung jawab dalam mengawasi kinerja, kualitas dari sumber daya manusia. 4. Marketing Director : Bertanggung jawab guna meningkatkan citra baik perusahaan 5. Country Manager ABM : Mengkoordinasi dan memimpin pelaksanaan teknis operasional terhadap lokasi yang dibawahinya.
6. Operation Director : Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta Memotivasi pelaksana agar mampu bekerja dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. 7. R&D Director : Bertanggung jawab dalam melakukan berbagai penelitian, pengembangan dan inovasi produk yang telah ada agar sesuai dengan keinginan pasar, bahkan jika perlu mengeluarkan produk baru demi terciptanya suatu peluang. 8. Legal Counsel : Bertugas untuk menyusun dan memeriksa perjanjian yang akan/telah ditandatangani oleh Perusahaan
59
9. Consumer Insight Country Manager :
Mengkoordinir pelaksanaan
dilapangan dalam menjelaskan produk terhadap klien atau customer.
4.1.4 Pembahasan Produk Oreo PT Kraft Food Indonesia, sepanjang tahun lalu mencatatkan penjualan biskuit Oreo sebanyak 30 juta per bulan atau 360 juta biskuit per tahun. Penjualan oreo di Indonesia mengkontribusi 0,14% dari total penjualan oreo seluruh dunia. Sepanjang tahun 2011, penjualan oreo di 100 negara dunia mencapai 362 miliar pieces dengan rata-rata penjualan per hari sebanyak 70 juta pieces per hari. Kontribusi penjualan oreo oleh Kraft Food Indonesia juga didukung oleh inovasi yang dilakukan dengan menciptakan dua varian rasa baru (oreo ice cream bluebery dan orange) yang dijual di seluruh dunia. Pabrik oreo berlokasi di daerah Cikarang yang merupakan pabrik yang khusus memproduksi Oreo. Pabrik ini mampu memproduksi biscuit Oreo sekitar 45.000 ton/ tahun dan juga pabrik ini pun memiliki sertifikat ISO, yang terdiri Plant certified untuk ISO 9001 (Kualitas Produksi), ISO 14001/ OHSAS 18001 (Standard Kemanan Pabrik) dan ISO 22000 (Standard Kemanan Makanan). Serta pabrik ini menghasilkan bisukuit Oreo tidak hanya untuk dalam negeri namun hasil produk Oreo ini juga diekspor ke 26 negara lainnya. Oreo merupakan salah satu sandwich biscuit terkenal lainnya, yang memiliki trademarke twist, lick and dunk (diputar, dijilat dan dicelupin). Serta produk Oreo ini juga diproduksi untuk bahan makanan lainnya.
60
Untuk biskuit Oreo di Indonesia sendiri, kraft telah menjalankan beberapa program pemasaran diantaranya Kraft Food berusaha meningkatkan citra merek biscuit oreo di mata masyarakat dengan melakukan berbagai macam program pemasaran, yaitu : 1. Product Quality, lewat iklan televisi beberapa tahun lalu, dimana Ferdy Hasan
menjadi
bintangnya,
Oreo
mengkomunikasikan
kepada
masyarakat bahwa produk mereka dibuat berdasarkan standar mutu yang sangat ketat, diolah dari bahan pilihan sehingga biscuit oreo merupakan biscuit yang berkualitas dan menyehatkan bagi keluarga. 2. Consistent Advertising Marketing Communication, oreo senantiasa menjaga agar komunikasi pemasaran mereka tetap konsisten, hal ini dilakukan dengan cara melakukan iklan secara berkala di media massa seperti televisim Koran dan majalah. 3. Distribution Intencity, untuk memperkuat distribusi oreo agar bias ada diseluruh pelosok, oreo melakukan strategi differensiasi kemasan biscuit dengan mengeluarkan biscuit oreo dengan ukuran Rp.1.000. hal tersebut dilakukan agar oreo bisa menembus warung-warung kecil dipelosok perkotaan dan pedesaan, karena selama ini akibat harganya yang lumayan mahal, oreo sering kali hanya ditemui di took atau swalayan. 4. Brand Personality, oreo terus menjaga kepribadian produknya sebagai biscuit anak yang menyehatkan dan menyenangkan, hal ini dilakukan
61
dengan terus menggunakan tagline “diputar, dijilat dan dicelupin” pada setiap iklan mereka.
4.1.5 Visi dan Misi Kraft Foods Company Consumers inspire us To make today delicious, we begin with our consumers. We listen, we watch and we learn. We understand their joys and their challenges because we’re consumers too. What we do We make delicious foods you can feel good about. Whether watching your weight or preparing to celebrate, grabbing a quick bite or sitting down to family night, we pour our hearts into creating foods that are wholesome and delicious. Our reach We believe we can make a delicious difference, everywhere. We’re constantly looking for fresh ideas to improve our workplace, our partnerships, our communities and our world. How we behave We understand that actions speak louder than words, so at Kraft Foods: We inspire trust. We act like owners. We keep it simple. We are open and inclusive. We tell it like it is. We lead from the head and the heart. We discuss. We decide. We deliver. 62
4.2 Hasil Penelitian Pada subbab ini penulis akan menjelaskan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini dilakukan di perumahan Bulak Macan Permai Rw 13, yang mana responden diharuskan untuk menjawab pertanyaan, yaitu sebanyak 4 pertanyaan mengenai identitas responden sebelum menjawab berbagai pertanyaan kuesioner sebanyak 22 pertanyaan. Adapun hasil dari frekuensi banyaknya responden dari setiap pertanyaan itu adalah : 4.2.1. Data Responden Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan oleh konsumen Biskuit Oreo yang terdiri dari orang tua, remaja, maupun anak-anak khususnya di daerah Perumahan Bulak Macan Permai Rw 13 dengan jumlah responden 145 orang. Adapun data demografi responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini ditunjukkan berdasarkan umur atau usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan frekuensi menonton iklan televisi dalam sehari. Tabel 4.1 Demografi Responden Berdasarkan Umur (N = 145) Usia
Frekuensi
Persentase (%)
1) 6 - 12 tahun
25
17,24
2) 13 - 19 tahun
46
31,73
3) 20 - 26 tahun
39
26,90
4) > 26 tahun
35
24,13
145
100
Jumlah Sumber : Data diolah 2012
63
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh mayoritas responden warga Perumahan Bulak Macan Permai Rw 13 berada pada golongan umur 20 - 26 tahun yaitu sebanyak 39 orang (26,90%), pada golongan umur 13 - 19 tahun sebanyak 46 orang (31,73%), kemudian disusul golongan umur > 26 tahun tahun yaitu sebanyak 35 orang (24,13%) dan persentase terendah berada pada golongan umur 6 - 12 tahun sebanyak 25 orang dengan frekuensi (17,24%). Jika kita lihat pada tabel diatas, responden terbanyak yaitu pada usia 13-19 tahun, dapat dikatakan bahwa responden dengan usia tersebut adalah kalangan remaja, jika dilihat target yang dituju pada Oreo Ice Cream Orange adalah remaja, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa orang dewasa pun mengetahui atau aware dengan iklan Oreo Ice Cream orange ini, karena memang sesungguhnya target yang ditujukan pada anakanak dan remaja merupakan target pada produk biskuit Oreo sedangkan untuk iklan, kalangan dewasa pun telah mengetahui iklan tersebut, hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase responden orang dewasa (usia > 26 tahun) dapat dibilang cukup besar yaitu sebanyak 24,13%. Sedangkan penelitian demografi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (N = 145) Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
1) Laki-laki
75
51,72
2) Perempuan
70
48,27
145
100
Jumlah Sumber : Data Diolah, 2012
64
Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki lebih tinggi seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.2 yaitu sebanyak 75 orang (51,72%) sedangkan yang perempuan sebanyak 70 orang (48,27%). Untuk penelitian demografi berdasarkan pekerjaan dapat disajikan pada tabel dibawah ini, yaitu: Tabel 4.3 Demografi Responden Berdasarkan Pekerjaan (N = 145) Pekerjaan
Frekuensi
Persentase (%)
1) Pelajar
49
33,80
2) Mahasiswa
58
40
3) Pegawai/ Ibu rumah tangga/ Wiraswasta
38
26,20
Jumlah
145
100
Sumber : Data Diolah, 2012
Terlihat pada tabel 4.3 mayoritas responden warga Perumahan Bulak macan Permai Rw 13 adalah pelajar/mahasiswa yaitu sebanyak 58 orang (40%), kemudian terbanyak kedua adalah pelajar yaitu sebanyak 49 orang (33,80%), dan yang terakhir adalah pegawai/ ibu rumah tangga/ wiraswasta yaitu sebanyak 38 orang (26,20%). Hal ini sudah dapat terlihat pada 4.1 bahwa frekuensi terbesar yaitu pada kisaran umur 13-19 tahun serta 26-20 tahun, maka dari itu pekerjaan sebagai pelajar dan mahasiswa mendominasi untuk responden pada katagori ini.
Terdapat pula demografi responden berdasarkan frekuensi
menonton iklan, data tersebut akan dijabarkan pada tabel dibawah ini :
65
Tabel 4.4 Demografi Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Iklan (N = 145) Lama Menonton Iklan
Frekuensi
Persentase (%)
1) < 1 jam
44
30,34
2) 1 - 3 jam
66
45,51
3) > 4 jam
35
24,13
Jumlah
145
100
Sumber : Data Diolah, 2012
Tabel 4.4 menunjukkan 66 orang (45,51%) responden warga Perumahan Bulak Macan Permai Rw 13 menonton 1-3 jam iklan, kemudian < 1 jam sebanyak 44 orang (30,34%), disusul dengan >
4 jam sebanyak 35 orang (24,13%).
Banyaknya responden yang menjawab 1-3 jam frekuensi menonton berhubungan pula dengan tabel 4.3 yang mana berisikan demografi responden berdasarkan pekerjaan. pada tabel 4.3 banyak responden pelajar atau mahasiswa didalamnya, hal ini berpengaruh karena biasanya pelajar/mahasisiwa mempunyai waktu yang cukup banyak untuk menonton televisi, dengan menonton televisi tidak dapat dipungkiri responden pun juga menonton iklan. Dengan waktu yang cukup banyak uuntuk menonton iklan itulah dapat dikatakan aware yang ditimbulkan seseorang lebih besar terhadap suatu iklan.
4.2.2.Variabel X Endorser Non selebrity Variabel penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran dari jawaban responden kedua variabel. Pada penelitian ini variabel Endorser non Selebrity 66
merupakan variabel bebas atau independen sedangkan variabel Brand Awareness sebagai variabel terikat atau dependen. Endorser non selebrity merupakan seseorang yang mewakili suatu produk atau membintangi iklan suatu produk yang bertujuan untuk menyampaikan pesan atau informasi hingga sampai ke konsumen mengenai produk tersebut. Endorser non selebrity dapat dijelaskan dengan 6 indikator yaitu expertise, trustworthiness, similarity, familiarity, likability, source power. 4.2.2.1 Expertise Expertise merupakan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dimiliki endorser berkaitan dengan produk yang diiklankan. Untuk kuesioner pertanyaan yang telah peneliti buat pada indikator expertise yaitu sebanyak 2 pertanyaan. pertanyaan tersebut dapat kita lihat pada tabel 4.8 dibawah ini : Tabel 4.5 Bintang iklan memiliki pengetahuan tentang produk Oreo Ice Cream Orange sehingga pesan dalam iklan dapat tersampaikan dengan baik
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency
Precent
10 21 45 42 27 145
6.9 14.5 31.0 28.9 18.6 100.0
Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 1
Berdasarkan frekuensi jawaban responden pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa bintang iklan memiliki pengetahuan tentang produk oreo ice cream orange yaitu 42 orang (28,9%) setuju dan juga disusul dengan 45 orang (31,0%) yang netral. Tetapi 67
masih banyak juga responden yang menyatakan tidak setuju, yaitu sebanyak 21 orang (14,5%) dan 10 orang (6,9%) sangat tidak setuju. Dari hasil jawaban yang sempat peneliti tanyakan kepada salah satu responden yang menjawab tidak setuju bahwa bintang iklan memiliki banyak pengetahuan tentang produk karena endorser terlihat masih anak-anak sehingga pengetahuan mengenai produk yang diiklankan masih terbilang kurang. Tabel 4.6 Bintang iklan memiliki pengalaman sehingga pesan dalam iklan Oreo Ice Cream Orange dapat tersampaikan dengan baik
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency
Precent
14 16 30 56 29 145
9.6 11.0 20.6 38.6 20.0 100.0
Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 2
Pada tabel frekuensi 4.6 diatas jawaban responden menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa bintang iklan memiliki pengalaman tentang produk oreo ice cream orange yaitu 56 orang (38,6%) setuju kemudian berikutnya dengan 29 orang (20,0%) sangat setuju. frekuensi paling rendah yaitu 14 orang (9,6%) dengan jawaban sangat tidak setuju dan responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 16 orang (11,0%). Masih cukup banyak responden yang menjawab sangat tidak setuju dengan pertanyaan diatas, Hal ini memang dikarenakan responden beranggapan bahwa endorser tersebut jarang terlihat menjadi endorser dalam sebuah produk. 68
4.2.2.2 Trustworthines Pada subbab kali ini peneliti akan memberikan penjabaran dalam indicator Trustworthiness. Trustworthiness itu sendiri mengacu pada kejujuran, integritas, dapat dipercayai sebagai seorang sumber.
Berikut dibawah ini merupakan
frekuensi untuk pertanyaan yang dimaksudkan. Tabel 4.7 Bintang terlihat jujur dalam mengiklankan produk Oreo Ice cream Orange
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency
Precent
9 11 22 55 48 145
6.2 7.5 15.7 37.9 33.1 100.0
Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 3
Jika dilihat dari frekuensi jawaban responden pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa bintang iklan terlihat jujur pada iklan oreo ice cream orange yaitu 55 orang (37,9%) setuju kemudian berikutnya dengan 48 orang (33,1%) sangat setuju dan frekuensi paling rendah yaitu 9 orang (6,2%) dengan jawaban sangat tidak setuju. Responden menujukan kearah jawaban positif karena bintang yang dipakai dalam iklan produk tersebut tidak terlihat berlebihan dalam menyampaikan pesan dan juga terlihat jujur.
69
Tabel 4.8 Bintang iklan dapat dipercaya dalam mengiklankan produk Oreo Ice Cream Orange
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency
Precent
10 10 20 68 37 145
6.9 6.9 13.8 46.9 25.5 100.0
Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 4
Berdasarkan frekuensi jawaban responden pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa bintang iklan dapat dipercaya dalam mengiklankan oreo ice cream orange yaitu 68 orang (46,9%) setuju kemudian berikutnya dengan 37 orang (25,5%) sangat setuju dan frekuensi paling rendah yaitu 10 orang (6,9%) dengan jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Walaupun responden banyak yang menjawab kearah positif atau setuju dengan pertanyaan yang diajukan, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat juga responden yang menjawab kearah negatif, hal ini dikarenakan responden beranggapan bahwa tidak sepenuhnya endorser dapat dipercaya dalam mengiklankan produk tersebut.
4.2.2.3 Similarity Similarity, merupakan persepsi khalayak berkenaan dengan kesamaan yang dimiliki oleh endorser, kemiripan ini dapat berupa karakteristik, gaya hidup, kepribadian dan sebagainya. Pada indikator similarity jumlah pertanyaan dalam kuesioner yang telah dijawab oleh responden sebanyak 3 pertanyaan. Pertanyaan 70
tersebut penting karena pada indikator ini peneliti mengetahui seberapa besar kecocokan pada bintang iklan tersebut agar masyarakat cukup awaare dengan adanya iklan oreo ice cream orange. Ketiga pertanyaan tersebut yaitu :
Tabel 4.9 Bintang iklan memiliki kecocokan dengan merek atau produk Oreo Ice cream Orange sehingga memiliki nilai positif untuk merek yang diiklankan
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency
Precent
8 6 18 80 33 145
5.5 4.1 12.4 55.2 22.8 100.0
Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 5
Pada frekuensi jawaban responden tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa bintang iklan memiliki kecocokan dengan produk oreo ice cream orange yaitu 80 orang (55,2%) setuju kemudian berikutnya dengan 33 orang (22,8%) sangat setuju. dengan jumlah persentase 78% untuk kedua jawaban setuju dan sanggat setuju merupakan jawaban yang cukup baik karena responden melihat bahwa bintang iklan memiliki kecocokan dengan produk Oreo. Hal ini memang dikarenakan target pasar dari produk oreo tersebut adalah anak-anak dan juga remaja, sehingga untuk bintang iklan yang digunakan sama dengan target pasar yang dituju.
71
Tabel 4.10 Bintang iklan memiliki kecocokan dengan target usia dari produk Oreo Ice cream Orange yang diiklankan Frequency
Precent
3 9 36 58 38 145
2.1 6.2 24.8 40.0 26.9 100.0
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 6
Frekuensi jawaban responden tabel 4.10 menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa bintang iklan memiliki kecocokan dengan target usia dari produk oreo ice cream orange yaitu 58 orang (40,0%) setuju kemudian berikutnya dengan 38 orang (26,9%) sangat setuju kemudian untuk frekuensi paling rendah yaitu 3 orang (2,1%) dengan jawaban sangat tidak setuju dan 9 orang (6,2%) dengan jawaban tidak setuju. jika dilihat, persentasi untuk jawaban tidak setuju terbilang kecil, hal ini dikarenakan para responden setuju bahwa bintang iklan memiliki kecocokan dengan target usia dari produk Oreo Ice Cream Orange. Tabel 4.11 Bintang iklan memiliki kecocokan dengan target pasar dari produk Oreo Ice cream Orange yang diiklankan
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency
Precent
2 11 10 76 46 145
1.4 7.6 6.9 52.4 31.7 100,0
Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 7
72
Kita dapat melihat
jawaban responden pada tabel 4.11 di atas
menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa bintang iklan memiliki kecocokan dengan target pasar dari produk oreo ice cream orange yaitu 76 orang (52,4%) setuju kemudian berikutnya dengan 46 orang (31,7%) sangat setuju dan frekuensi paling rendah yaitu 2 orang (1,4%) dengan jawaban sangat tidak setuju. Dari data diatas terlihat sangat banyak responden yang menjawab setuju dan sangat setuju. alasannya sama seperti pada frekuensi table sebelumnya, yaitu bintang iklan cocok dengan target pasar dari produk iklan tersebut. 4.2.2.4 Familiarity Familiarity, adalah pengenalan terhadap narasumber yang dinilai berdasarkan keakraban dengan sosok yang ditampilkan. Peneliti memberikan 3 pertanyaan kepada responden berdasarkan indikator tersebut. Berikut merupakan pertanyaan dan juga frekuensi hasil yang didapat : Tabel 4.12 Bintang iklan yang digunakan dalam iklan Oreo Ice Cream Orange cukup dikenal oleh masyarakat luas
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency
Precent
3 6 15 92 29 145
2.1 4.1 10.3 63.4 20.0 100.0
Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 8
Frekuensi jawaban responden tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa bintang iklan yang digunakan dalam iklan oreo ice cream orange cukup dikenal yaitu 92 orang (63,4%) setuju 73
kemudian berikutnya dengan 29 orang (20,0%) sangat setuju dan frekuensi paling rendah yaitu 3 orang (2,1%) dengan jawaban sangat tidak setuju. Berdasarkan dari data diatas banyak responden yang menjawab kea rah positif, hal ini dikarenakan bintang iklan yang digunakan memang cukup dikenal masyarakat. Tabel 4.13 Bintang iklan yang digunakan melekat dibenak masyarakat
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency
Precent
4 5 31 78 27 145
2.8 3.4 21.4 53.8 18.6 100.0
Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 9
Berdasarkan frekuensi jawaban responden tabel 4.13 menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa bintang iklan yang digunakan dalam iklan oreo ice cream orange melekat dibenak masyarakat yaitu 78 orang (53,8%) setuju kemudian berikutnya dengan 27 orang (18,6%) sangat setuju dan frekuensi paling rendah yaitu 4 orang (2,8%) dengan jawaban sangat tidak setuju. Dari jawaban responden diatas banyak yang mengarah pada jawaban yang positif, hal ini dikarenakan memang bintang iklan cukup melekat dibenak masyarakat, contohnya saja jika kita menyebut nama ‘‘afika‘‘ maka seketika responden langsung teringat dengan produk oreo, begitu pula sebaliknya.
74
Tabel 4.14 Bintang iklan yang digunakan mudah diingat oleh masyarakat Frequency
Precent
4 5 26 81 29 145
2.8 3.4 17.9 55.9 20.0 100.0
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 10
Pada frekuensi jawaban responden tabel 4.14
menunjukkan bahwa
frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa bintang iklan yang digunakan dalam iklan oreo ice cream orange mudah diingat oleh masyarakat yaitu 81 orang (55,9%) setuju kemudian berikutnya dengan 29 orang (20,0%) sangat setuju dan frekuensi paling rendah yaitu 4 orang (2,8%) dengan jawaban sangat tidak setuju. Dari persentase diatas terlihat jelas bahwa banyak responden yang setuju dengan anggapan bahwa bintang iklan produk oreo mudah diingat oleh masyarakat, itulah sebabnya bahwa brand awareness masyarakat terhadap produk oreo masih tinggi.
4.2.2.5 Likability Likability, adalah kesukaan audiens terhadap narasumber. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana responden suka akan segala hal yang ada dalam iklan oreo ice cream orange tersebut. Berikut dibawah ini merupakan pertanyaan kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti.
75
Tabel 4.15 Saya sangat menyukai bintang iklan yang digunakan pada iklan Oreo Ice Cream Orange di televisi
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency
Precent
1 10 10 94 30 145
0.7 6.9 6.9 64.8 20.7 100.0
Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 11
Dapat kita lihat pada frekuensi jawaban responden tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa responden menyukai bintang iklan yang digunakan dalam iklan oreo ice cream orange yaitu 94 orang (64,8%) setuju kemudian berikutnya dengan 30 orang (20,7%) sangat setuju dan frekuensi paling rendah yaitu 1 orang (0,7%) dengan jawaban sangat tidak setuju. Tidak banyak responden yang tidak menyukai bintang iklan Oreo Ice Cream Orange, hal tersebut terlihat dari jumlah persentase yang kecil pada frekuensi 1 (sangat tidak setuju) dan 2 (tidak setuju). Dari hasil jawaban yang sempat peneliti tanyakan pada responden yang menjawab setuju, alasan menyukai bintang iklan oreo karena bintang iklan terlihat cantik, lucu dan juga menggemaskan.
76
Tabel 4.16 Saya sangat menyukai jalan cerita yang diperankan oleh bintang iklan Oreo Ice Cream Orange Frequency
Precent
3 8 17 83 34 145
0.4 5.5 11.7 59.0 23.4 100.0
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 12
Berdasarkan frekuensi jawaban responden tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa responden menyukai jalan cerita yang diperankan oleh bintang iklan dalam iklan oreo ice cream orange yaitu 83 orang (59,3%) setuju kemudian berikutnya dengan 34 orang (23,4%) sangat setuju dan frekuensi paling rendah yaitu 8 orang (5,5%) dengan jawaban sangat tidak setuju. Sama dengan tabel sebelumnya, tabel ini juga terdapat banyak responden yang mengarah pada jawaban positif karena jalan cerita yang ditampilkan pada iklan oreo tersebut cukup menarik dan juga tidak bosan untuk dilihat berkali-kali. Tabel 4.17 Saya sangat menyukai percakapan dari isi cerita yang diperankan oleh bintang iklan Oreo Ice Cream Orange Frequency
Precent
1 6 13 79 46 145
0.7 4.1 9.0 54.5 31.7 100.0
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 13
77
Dapat kita lihat jawaban responden tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa responden menyukai percakapan dari isi cerita yang diperankan oleh bintang iklan dalam iklan oreo ice cream orange yaitu 79 orang (54,5%) setuju kemudian berikutnya dengan 46 orang (31,7%) sangat setuju dan frekuensi paling rendah yaitu 1 orang (0,7%) dengan jawaban sangat tidak setuju. Banyak responden yang mengarah kearah positif pada tabel ini, hal ini memang dikarenakan banyak responden yang menyukai percakapan dari isi cerita dalam iklan oreo ice cream orange ini, yaitu ketika pada percakapan “afikaaa..” , “iyaaa” , “ haah jeruk”
4.2.2.6 Source Power Source power, adalah kelebihan yang dimiliki narasumber sehingga dapat mempengaruhi sikap atau tingkah laku konsumen karena pernyataan atau pesan endorser tersebut. Dibawah ini merupakan tiga pertanyaan kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti, yaitu : . Tabel 4.18 Bintang iklan yang digunakan dalam iklan Oreo Ice Cream Orang dapat mempengaruhi konsumen untuk mengikuti isi pesan tersebut Frequency
Precent
1 8 14 87 35 145
0.7 5.5 9.7 6.0 24.1 100.0
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 14
78
Pada frekuensi jawaban responden tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa bintang iklan dapat mempengaruhi konsumen untuk mengikuti iklan yaitu 87 orang (60,0%) setuju kemudian berikutnya dengan 35 orang (24,1%) sangat setuju dan frekuensi paling rendah yaitu 1 orang (0,7%) dengan jawaban sangat tidak setuju. Pada tabel diatas dapat terlihat cukup banyak responden yang mengarah pada jawaban positif. Hal ini dikarenakan isi pesan yang ada pada iklan tersebut melekat dan juga dapat mempengaruhi responden didalamnya Tabel 4.19 Bintang iklan yang digunakan dalam iklan Oreo Ice Cream Orange dapat mempengaruhi konsumen untuk mengikuti gaya endorser dalam iklan tersebut Frequency
Precent
5 10 27 63 40 145
3.4 6.8 18.6 43.4 27.8 100.0
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 15
Pada frekuensi jawaban responden tabel 4.19 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa bintang iklan yang digunakan dapat mempengaruhi konsumen untuk mengikuti gaya endorser pada iklan yaitu 63 orang (43,4%) setuju kemudian berikutnya dengan 40 orang (27,8%) sangat setuju dan frekuensi paling rendah yaitu 5 orang (3,4%) dengan jawaban sangat tidak setuju.
79
Tabel 4.20 Bintang iklan yang digunakan dalam iklan Oreo Ice Cream Orange dapat mempengaruhi konsumen untuk mengingat isi iklan tersebut Frequency
Precent
2 6 25 75 37 145
1.4 4.1 17.2 51.7 25.5 100.0
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 16
Berdasarkan jawaban responden tabel 4.20 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa bintang iklan yang digunakan dapat mempengaruhi konsumen untuk mengingat isi pada iklan yaitu 75 orang (51,7%) setuju kemudian berikutnya dengan 37 orang (25,5%) sangat setuju. frekuensi tersebut dapat dibilang cukup besar karena jumlahnya yang mencapai lebih dari 75%, hal itu menerangkan bahwa isi pesan pada iklan oreo ice cream orange cukup diingat oleh masyarakat. dan juga untuk frekuensi paling rendah yaitu 2 orang (1,4%) dengan jawaban sangat tidak setuju.
4.2.3 Variabel Y Brand Awareness Brand Awareness merupakan kesadaran merek oleh konsumen untuk mengidentifikasi (mengenal atau mengingat) suatu merek. Hal ini merujuk pada kekuatan dari keberadaan suatu merek pada pikiran konsumen. Brand Awareness terdiri dari 2 indikator yaitu brand recognition dan brand recall. 4.2.3.1 Brand Recognition
80
Brand Recognition (Kenal akan merek) adalah merek produk yang dikenal konsumen setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall). Mencerminkan tingkat kesadaran yang cenderung dangkal. Pertanyaan yang dibuat oleh peneliti dalam kuesionernya yaitu : Tabel 4.21 Oreo merupakan merek produk biskuit yang pertama kali muncul dibenak saya Frequency
Precent
3 8 33 76 25 145
2.1 5.5 22.8 52.4 17.2 100.0
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 17
Pada frekuensi jawaban responden tabel 4.21 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa oreo merupakan biskuit yang pertama kali muncul
dibenak responden yaitu 76 orang (52,4%) setuju kemudian
berikutnya dengan 33 orang (22,8%) netral dan frekuensi paling rendah yaitu 3 orang (2,1%) dengan jawaban sangat tidak setuju. Terlihat pada tabel cukup banyak responden yang menjawab kearah positif, dari hasil jawaban yang sempat peneliti tanyakan kepada salah satu responden menerangkan bahwa oreo merupakan produk yang sudah cukup dikenal dan diingat karena memang produk oreo sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
81
Tabel 4.22 Saya mengetahui warna cream pada produk Oreo Ice Cream Orange Frequency
Precent
9 8 40 55 33 145
6.2 5.5 27.5 37.9 23.0 100.0
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 18
Berdasarkan jawaban responden tabel 4.22 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa responden mengetahui warna cream pada produk oreo ice cream orange yaitu 55 orang (37,9%) setuju kemudian berikutnya dengan 40 orang (27,5%) netral dan frekuensi paling rendah yaitu 8 orang (5,5%) dengan jawaban sangat tidak setuju. Dari tabel diatas terlihat banayk responden yang mengarah pada jawaban yang positif, tetapi masih terlihat pula responden yang menjawab tidak setuju, hal ini berarti responden
tidak
mengetahui warna cream pada produk oreo ice cream orange. Peneliti sempat menyanyakan kepada responden yang menjawab tidak tahu, alasannya karena ia mengira cream yang terdapat pada oreo sama diberbagai jenis rasa yang lainnya.
82
Tabel 4.23 Saya mengetahui tampilan bungkus pada produk Oreo Ice Cream Orange
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency
Precent
10 10 37 63 23 145
6.9 6.9 25.5 43.4 15.9 100.0
Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 19
Jika kita lihat pada jawaban responden tabel 4.23 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa responden mengetahui tampilan bungkus pada produk oreo ice cream orange yaitu 63 orang (43,4%) setuju kemudian berikutnya dengan 37 orang (25,5%) netral dan frekuensi paling rendah yaitu 10 orang (6,9%) dengan jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju. Pada frekuensi jawaban diatas, cukup banyak responden yang tidak mengetahui tampilan pada bungkus produk oreo ice cream orange, hal tersebut dikarenakan responden hanya mengetahui jika bungkus oreo berwarna biru saja, padahal jika diperhatikan lebih teliti, terdapat warna orange karena bungkus oreo berbeda tergantung dari rasa biscuit tersebut. 4.2.3.2 Brand Recall Brand Recall (Mengingat merek) adalah suatu produk yang diingat konsumen tanpa harus dilakukan pengingatan kembali, mencerminkan kesadaran yang lebih dalam. Pada subbab ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana responden mengetahui atau aware terhadap produk oreo. Peneliti membuat 3 pertanyaan kepada responden, pertanyaan tersebut yaitu : 83
Tabel 4.24 Saya mengetahui produk Oreo Ice Cream Orange tanpa harus dilakukan pengingatan kembali Frequency
Precent
1 8 13 88 35 145
0.7 5.5 9.0 60.7 24.1 100.0
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 20
Pada frekuensi jawaban responden tabel 4.24 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa responden mengetahui produk oreo tanpa harus dilakukan pengingatan kembali yaitu 88 orang (60,7%) setuju kemudian berikutnya dengan 35 orang (24,1%) sangat setuju dan frekuensi paling rendah yaitu 1 orang (0,7%) dengan jawaban sangat tidak setuju. Terlihat cukup banyak responden yang menjawab ke arah jawaban yang positif, dimana artinya hal tersebut menjelaskan bahwa banyak responden yang telah mengetahui produk Oreo tanpa harus dilakukan pengingatan kembali. Tabel 4.25 Saya mengingat produk Oreo Ice Cream Orange ketika mendengar nama Afika Frequency
Precent
6 8 39 65 27 145
4.1 5.5 26.9 44.8 18.6 100.0
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 21
84
Pada frekuensi jawaban responden tabel 4.25 di atas menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa responden mengingat produk oreo ice cream orange ketika dengar nama afika yaitu 65 orang (44,8%) setuju kemudian berikutnya dengan 39 orang (26,9%) netral dan frekuensi paling rendah yaitu 6 orang (4,1%) dengan jawaban sangat tidak setuju. Terlihat bahwa banyak responden yang menjawab kea rah positif, hal ini memang karena banyak responden yang aware atau telah mengetahui Afika sebagai bintang iklan dari produk ice cream orange tersebut Tabel 4.26 Saya mengingat produk Oreo Ice Cream Orange ketika mendengar tagline „diputar, dijilat, dicelupin“ Frequency
Precent
6 8 39 65 27 145
4.1 5.5 26.9 44.8 18.6 100.0
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Diolah dari kuesioner no. 22
Kita dapat melihat
jawaban responden pada tabel 4.26 di atas
menunjukkan bahwa frekuensi tabel dengan pertanyaan bahwa responden mengingat produk oreo ice cream orange ketika dengar tagline “diputar, dijilat, dicelupin” yaitu 65 orang (44,8%) setuju kemudian berikutnya dengan 39 orang (26,9%) netral. dari jumlah tersebut dapat kita lihat bahwa cukup banyak responden yang mengetahui tagline
“diputar, dijilat, dicelupin” , hal ini
menunjukan bahwa cukup banyak responden yang awaree pada produk oreo
85
tersebut. tetapi ada pula responden yang tidak mengetahuinya, yaitu sebanyak 6 orang (4,1%) dengan jawaban sangat tidak setuju.
4.2.4 Analisa Perhitungan 4.2.4.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal. 42
Pada gambar diatas menunjukan bahwa pengujian normalitas berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari garis yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonal sehingga memenuhi asumsi normalitas. 42
Imam, Ghozali, 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hal 147
86
4.2.4.2 Uji Korelasi Analisis koefisien korelasi untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara Endorser non selebrity terhadap Brand Awareness, khususnya untuk mencari pengaruh Endorser pada iklan Oreo terhadap brand awareness. Tabel 4.27 Uji Korelasi Model Summary
Model 1
R ,857(a)
R Square ,735
Adjusted R Square ,733
Std. Error of the Estimate 1,968
a Predictors: (Constant), Endorser Non Selebrity
Pada tabel diatas R disebut dengan koefisien korelasi. Dapat dibaca bahwa nilai koefisien korelasi antara variabel Endorser non Selebrity (Expertise, Trustworthiness, Similarity, Familiarit dan Likeability)
terhadap Brand
Awareness (Brand Recognition, Brand Recall) adalah 0,857, berarti hubungan antara
Endorser non Selebrity dengan Brand Awareness sebesar
85,70%.
Dengan adanya data diatas maka dapat dikatakan bahwa tingkat pengaruh antara kedua variabel (X dan Y) adalah pengaruh yang kuat. sehingga dapat disimpulkan bahwa Endorser non selebrity memiliki pengaruh kuat terhadap kesadaran merek (brand awareness).
87
4.2.4.3 UJI-t Tabel 4.28 Uji-t Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients Std. B Error -4,274 1,365
Mode l 1 (Constant) Endorser Non ,431 Selebrity a Dependent Variable: Brand Awareness
,022
Standardize d Coefficients Beta ,857
T -3,130
Sig. ,002
19,911
,000
Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. 43 Pada penelitian ini hipotesis yang digunakan yaitu Ho = Endorser non Selebrity tidak berpengaruh nyata terhadap Brand Awareness, dan Ha = Endorser non Selebrity berpengaruh nyata terhadap Brand Awareness. Dan untuk pengambilan keputusannya yaitu jika t hitung >t tabel maka Ho ditolak, tetapi jika t hitung
t-tabel (1,96) sehingga keputusan yang diambil adalah Ho ditolak atau Ha diterima. Atau dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Endorser non Selebrity terhadap brand awareness. 43
Imam, Ghozali, 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hal 102
88
Ho = Variabel (X) Endorser non Selebrity tidak berpengaruh nyata terhadap Variabel (Y) Brand Awareness Ha = Variabel (X) Endorser non Selebrity berpengaruh nyata terhadap Variabel (Y) Brand Awareness
4.2.4.4 Uji Determinasi Koefisien determinasi (R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. 44 Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.32 di bawah ini Tabel 4.29 Uji Determinasi Model Summary
Model 1
R ,857(a)
R Square ,735
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
,733
1,968
a Predictors: (Constant), Endorser Non Selebrity
R Square disebut koefisien determinasi. Dari tabel dapat dibaca bahwa nilai R square (R2) adalah 0,735, artinya 73,50% variasi yang terjadi terhadap tingggi atau rendahnya Brand Awareness disebabkan variasi Expertise, Trustworthiness, Similarity, Familiarity, Likeability dan Source Power sedangkan
44
Imam, Ghozali, 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hal 87
89
sisanya (26,50 %) tidak dapat diterangkan atau variabel diluar yang diteliti oleh peneliti. Pada tabel diatas terlihat pula Adjusted R square merupakan nilai R2 yang disesuaikan sehingga gambarannya lebih mendekati mutu penjajakan model dalam populasi. n -1 Adjusted R2 = 1 – (1 – R2) n- k
n = jumlah sampel k = jumlah parameter 145 - 1 = 0,727 Adjusted R2 = 1 – (1 – 0,735) 145 - 7
4.3.
Pembahasan Periklanan adalah penggunaan media bayar oleh seorang penjual atau
lembaga untuk mengkonsumsikan informasi persuasif tentang produk (ide, barang, jasa) ataupun organisasi dan merupakan alat promosi yang kuat. iklan mempunyai berbagai macam bentuk yang dirancang untuk mencapai berbagai macam atau tujuan 45. iklan bukan hanya menjadi alat promosi barang maupun jasa,melainkan juga untuk menanamkan citra kepada konsumen maupun calon konsumen tentang produk yang ditawarkan. Citra yang dibentuk oleh iklan seringkali menggiring khalayak untuk percaya pada produk. Kesadaran merek
45
Suyanto, M. strategi periklanan pada e-commerce perusahaan dunia. Andi, Yogyakarta, 2003 hlm 10
90
merupakan langkah awal untuk membangun sebuah merek produk. Aspek paling penting dari brand awareness adalah bentuk informasi dalam ingatan di tempat yang pertama. Brand awareness merupakan salah satu tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan menciptakan brand awareness, produsen berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Penggunaan bintang iklan dalam sebuah iklan di televisi merupakan alternatif strategi yang tepat untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Penggunaan endorser memiliki peranan yang penting dalam membentuk personaliti merek (brand personality) pada sebuah produk. Penggunaan endorser non selebriti atau ”orang biasa” dapat membuat konsumen merasa lebih dekat dan merasa familiar, akan menghasilkan keterlibatan pesan yang cukup tinggi, dan akhirnya akan mempengaruhi persepsi konsumen, sehingga tercipta persepsi yang positif terhadap produk yang diiklankan. Sudah cukup banyak penelitian mengenai pengaruh endorser selebrity terhadap brand awareness. Namun kali ini peneliti tertarik meneliti pengaruh endorser non selebrity terhadap brand awareness, hal ini dikarenakan tidak selalu iklan yang dibintangi oleh endorser selebrity akan mempengaruhi kesadaran masyarakat akan merek tersebut. Objek penelitian yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang dilakukan di Perumahan Bulak Macan Permai Rw 13 dimana data berasal dari warga yang ada di wilayah perumahan tersebut.
91
Pada kuesioner yang peneliti buat, sebelum mengisi pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan endorser non selebrity dan juga brand awareness, terlebih dahulu responden harus mengisi identitas responden. Dalam identitas responden, pertanyaan yang diajukan yaitu berhubungan dengan umur, jenis kelamin, pekerjaan dan frekuensi menonton iklan dalam sehari. Dari data responden yang ada, didapat mayoritas responden yaitu berjenis kelamin laki-laki pada kelompok umur 13-19 tahun dengan banyaknya frekuensi menonton iklan televise selama 1-3 jam/hari. Banyaknya responden yang menjawab 1-3 jam/hari frekuensi menonton berhubungan pula dengan banyaknya responden yang berumur 13-19 tahun yang berperan sebagai pelajar atau mahasiswa, hal ini berpengaruh karena biasanya pelajar atau mahasiwa mempunyai waktu yang cukup banyak untuk dapat menonton iklan televisi. Dengan semakin banyaknya durasi menonton iklan televisi, maka dapat dikatakan semakin tinggi juga aware responden terhadap suatu iklan. 46 Tetapi dalam hal ini, meskipun responden terbanyak adalah pada kelompok umur 13-19 tahun tidak dapat dipungkiri bahwa responden dengan umur > 26 tahun pun mengetahui atau aware terhadap suatu iklan, tak terkecuali pada iklan Oreo Ice Cream Orange.
Karena memang
sesungguhnya target yang ditujukan pada anak-anak dan remaja merupakan target pada produk biskuit Oreo, sedangkan untuk iklan pada Oreo terlihat bahwa kalangan dewasa pun telah aware atau mengetahui iklan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang banyak menjawab kearah positif mengenai pertanyaan yang diajukan oleh peneliti pada kuesionernya. 46
Firdausi, Firda. 2002. Analisis pengaruh iklan terhadap sikap konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu produk. http://eprints.undip.ac.id.
92
Hal yang menarik adalah ketika peneliti menanyakan pada bebarapa responden secara acak mengenai hal apa yang paling diingat dan paling diketahui ketika mendengar iklan Oreo Ice cream Orange, jawaban dari respondenresponden tersebut hampir serupa, yaitu ketika afika berkata “Hah Jeruk?” atau ketika pada saat teman afika memanggil “afikaa..” kemudian dijawab “iyaa”. Tetapi walaupun hasil jawaban dari kuesioner sebagian besar mengarah pada jawaban positif, terdapat pula responden yang mengarah pada jawaban negative, dalam artian responden tidak setuju mengenai pertanyaan yang sebagian besar peneliti tanyakan. Seperti contoh pertanyaan kuesioner pada indikator expertise, cukup banyak responden yang menjawab tidak setuju karena berpendapat bahwa bintang iklan belum memiliki banyak pengetahuan tentang produk. Berdasarkan dari data yang ada, jawaban-jawaban responden pada dimensi di kedua variabel cukup relevan. Untuk variabel endorser non selebrity merupakan gambaran masyarakat menilai bagaimana besarnya pengaruh endorser non selebrity pada iklan Oreo. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya responden yang setuju akan setiap pertanyaan yang dibuat mengenai pengaruh endorser non selebrity terhadap brand awareness. Adapun dari data yang peneliti peroleh, urutan pada indikator dari variabel endorser non selebrity yang paling berpengaruh terhadap brand awareness adalah Similarity, familiarity, likability, source power, trustworthnes dan expertise. Menurut hasil Uji-t dimana Uji statistik t digunakan menguji signifikansi nilai koefisien regresi. Kriteria pengujian sebagai persyaratan hipotesis diterima adalah nilai t-hitung harus lebih besar dari t-tabel. Berdasarkan hasil perhitungan 93
dari penelitian ini didapat bahwa nilai t-hitung sebesar1 9,911 yang lebih besar dari nilai t-tabel 1,96. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara endorser non selebrity terhadap brand awarenes. Untuk membuktikan bahwa endorser non selebrity berpengaruh terhadap brand awareness juga dapat dilihat dari tabel model summary yang ada pada data diatas, dari tabel tersebut menjelaskan bahwa koefisien korelasi antara variabel X terhadap Brand Awareness (Y) adalah 0,857, berarti hubungan antara variabel X dengan Y sebesar 85,70%. Kemudian dengan pengujian determinasi didapat nilai R square (R2) adalah 0,735 artinya 73,50% variasi yang terjadi terhadap tinggi atau
rendahnya
brand
awareness
disebabkan
oleh
variasi
Expertise,
Trustworthiness, Similarity, Likability dan Source Power sedangkan sisanya 26,50% tidak dapat diterangkan atau variabel diluar yang diteliti peneliti.
94