BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 4.1.1
Hasil Penelitian Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 di Ruko Bahan Bangunan Jl. Mangga Dua Dalam Blok H1 No. 22-23 Jakarta 10730. Berpangkal pada sebuah cita-cita untuk ikut serta membuka lapangan kerja bagi anak bangsa serta keinginan bisa mewujudkan impian menjadi kenyataan, dimulai dari supply barang-barang bahan bangunan ke rekanan perusahaan kontraktor dan supply barang-barang Mekanikal & Electrikal ke perusahaan industri
PT. SUPRA JAYA 2001 terus
mengembangkan usaha yang member nilai tambah bagi keberlangsungan PT. SUPRA JAYA 2001. Walaupun Indonesia mengalami ketidakpastian ekonomi dan politik, PT. SUPRA JAYA 2001 tetap konsisten untuk melebihi target penjualan, memperluas wawasan dan melanjutkan kebijakan yang sukses diterapkan sejak krisis 1997-1998 yang berdampak besar terhadap industri retail.sejak bisnis dimulai pada tahun 1994 PT. SUPRA JAYA 2001 tumbuh dengan mantap. Meskipun krisis nampaknya belum berakhir, namun pertumbuhan bisnis yang cepat dapat melewati masa pra krisis lebih cepat dibandingkan kompetitor terdekat.
52
53 Dalam waktu yang singkat PT. SUPRA JAYA 2001 sebagai supplier mulai melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan kontraktor BUMN yaitu : PT. AdhiI Karya (Persero) Tbk, PT. Pembangunan Perumahan (Persero), PT. Hutama Karya (Persero), PT. Waskita Karya (Persero) dan Perusahaan Kontraktor Swasta antara lain PT. Total Bangun Persada Tbk, PT. Tatamulia Nusantara Indah. Pada Tahun 2003 PT. SUPRA JAYA 2001 melakukan inovasi dengan menciptakan produk Poly Film dan Tahun 2004 adalah tahun dimana terjadi booming dibidang Kontraktor begitu juga dengan PT. SUPRA JAYA 2001 yang pada saat itu telah memiliki banyak rekanan perusahaan Kontraktor menharuskan PT. SUPRA JAYA 2001 untuk terus berpacu dengan waktu memenuhi kebutuhan para pemberi order (Customer) perihal kecepatan, kualitas dan harga menjadi daya saing utama. Marketing dan Promosi PT. SUPRA JAYA 2001 melanjutkan mendayagunakan strategi promosi dan pemasaran yang telah diimplementasikan sejak terjadinya krisis ekonomi 1998.
Perusahaan tetap berfokus pada pemasaran dan
promosi pada tahun 2000 dihitung sebanyak 0,3% dari penjualan bersih. Secara keseluruhan, perusahaan telah berhasil mendominasi menikmati perluasan skala ekonomi dan penekanan biaya. Sumber Daya Manusia PT. SUPRA JAYA 2001 menyadari bahwa SDM merupakan aset terbesar dan batu pedoman bagi seluruh operasi. Kesuksesan PT. SUPRA JAYA 2001 didorong oleh keprofesionalan, dedikasi dan kesetiaan staff, hal
54 tersebutlah
yang
mendasari
untuk
melanjutkan
pelatihan
dan
pengembangan SDM pada tujuan utama. Program pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan staff yang dilaksanakan sendiri oleh Departemen SDM yang sama baiknya dengan pelatihan yang diselenggarakan pihak luar. Pelatihan diperluas hingga tingkat manajemen senior.
Ketidakpastian
politik terus menekan rupiah, peningkatan harga pembelian mempengaruhi kenaikan harga menjadi tantangan perusahaan untuk tetap berfokus pada strateginya
yang
menawarkan
harga
murah
sebanding
dengan
berkurangnya daya beli konsumen. Namun perusahaan mengambil keuntungan dari perkembangan otonomi daerah dan meningkatnya daya beli sebagai hasil peningkatan aktifitas ekspor pada beberapa bagian di pulau Jawa dan di luar pulau Jawa. Ada beberapa daerah tertentu yang menjanjikan prospek yang baik untuk pengembangan karena kurangnya kompetisi, walaupun demikian pengembangan harus dilakukan dengan hati-hati, karena rintangan yang menghambat seperti ancaman masyarakat yang tidak puas dan kurangnya infrastruktur transportasi untuk distribusi barang dan persediaan dari dan untuk Jakarta. Selain itu, lokasi baru harus diteliti dahulu untuk kemampuan dan potensi masa depannya yang menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. 4.1.2
Visi dan Misi PT. SUPRA JAYA 2001
1. Visi Perusahaan harus mampu menjaga dan meningkatkan mutu serta kepuasan kepada konsumen. 2. Misi Perusahaan turut berpartisipasi dalam membangun berbagai macam bangunan
55 4.1.3
Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan salah satu perangkat pembagian
tugas dan wewenang yang diperlukan dalam upaya pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan, sehingga koordinasi yang baik antara atasan dan bawahan maupun antar karyawan dapat tercapai. Berkaitan dengan struktur organisasi, pembagian kerja atau tugas dan penempatan kedudukan yang sesuai dengan bidangnya dalam perusahaan, diharapkan akan menjadi salah satu faktor penentu aktivitas dalam mencapai keberhasilan perusahan dalam mencapai tujuan. 4.1.4
Job Description
1. Direktur Sebagai
pimpinan
tertinggi
di
toko
yang
mengkoordinasi
dan
bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional toko. 2. Supervisor (SPV) Membawahi staff dan pramuniaga.
Memimpin dan mengawasi
bawahannya dalam menjalankan aktivitas di kantor. 3. Kepala Counter (KC) Membawahi WKC dan Pramuniaga. Bertugas mengatur bawahannya dalam melaksanakan tugasnya. Membuat laporan hasil penjualan serta stock barang untuk counternya. 4. Wakil Kepala Counter (WKC) Membawahi Pramuniaga. Bertugas membuat laporan hasil penjualan mengenai barang cepat laku, laku dan barang mati.
56
5. Kasir Bertugas mengurusi keluar masuk transaksi pembayaran. 6. Supervisor SDM Bertugas menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan. 7. Administrasi SDM (ADM SDM) Mengkoordinasi dan mengontrol aktivitas karyawan. 8. Administrasi Toko (ADM Toko) Bertugas mempersiapkan dan membuat laporan data operasional toko. 9. Teknisi (Tn) Bertugas mengecek dan memperbaiki peralatan yang berhubungan dengan mekanik dan listrik. 10. Bagian Umum (BU) Bertugas menjaga dan membersihkan areal toko sebelum dan pada saat operasional kantor. 11. Gudang Bertugas di tempat penyimpanan stock barang sebelum keluar masuk material. 12. Sales Pramuniaga untuk penjualan.
4.2 Pembahasan Penelitian 4.2.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga
57 Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki cara tersendiri dalam melakukan penetapan harga jual.
Penetapan harga merupakan satu kriteria
yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, dengan adanya suatu harga tertentu yang telah ditetapkan dan diselenggarakan oleh suatu perusahaan maka perusahaan akan dihadapkan pada beberapa kemungkinan yang akan terjadi, antara lain apakah penetapan harga yang telah dilakukan tersebut akan menutupi semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan atau perusahaan akan mengalami kegagalan dalam menetapkan harga jual. Penetapan harga jual merupakan faktor penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan dimana keberhasilan penjualan produk dipasaran salah satunya ditentukan oleh penetapan harga jual yang tepat dan sesuai dengan segmen pasar dan dapat terjangkau oleh masyarakat. Pada umumnya, dalam menentukan harga jual suatu produk, perusahaan mempunyai tujuan untuk menutupi dana yang telah di investasikan sebelumnya, dana-dana tersebut sekaligus merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penetapan harga jual.
Dana-dana tersebut umumnya berupa biaya pembelian produk dari
supplier, biaya promosi, biaya pendistribusian dan biaya lain-lain.
Peranan
penetapan harga jual produk akan menjadi sangat penting terutama pada keadaan persaingan yang ketat dan perkembangan permintaan akan produk di pasar, salah satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan adalah perusahaan harus mampu menetapkan harga jual produk yang sesuai, disamping harus menetapkan strategi pemasaran lainnya. Bagi PT. SUPRA JAYA 2001, peranan penetapan harga jual Poly Film sangat penting bagi kelancaran usaha, karena dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini, PT. SUPRA JAYA 2001 harus mampu mempertimbangkan dan mengawasi tingkat perbandingan harga jual suatu produk di pasaran dan tingkat
58 persaingan harga dengan produk sejenis dari pesaing.
Adapun, faktor-faktor
yang mempengaruhi penetapan harga jual yaitu :
1. Faktor Eksternal a. Harga jual produk pesaing Harga jual yang ditawarkan pesaing pada konsumen dalam pasar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi PT. SUPRA JAYA 2001 dalam menentukan harga jualnya sendiri.
Dalam menetapkan
harga jual produknya, PT. SUPRA JAYA 2001 mengevaluasi terlebih dahulu harga jual produk dari harga yang dijual pesaing.
Agar tidak
kehilangan penjualan, PT. SUPRA JAYA 2001 menetapkan harga jualnya dibawah harga jual yang ditawarkan produk pesaingnya di pasar. Harga jual pesaing dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar dan persaingan yang semakin ketat, untuk menindaklanjuti perubahan harga jual produk pesaing, PT. SUPRA JAYA 2001 pun memberlakukan harga jual baru terhadap produknya, tapi PT. SUPRA JAYA 2001 tidak sembarangan dalam mengubah harga jual produknya, karena perubahan harga jual mempengaruhi profit margin yang di dapat. Jangan sampai perubahan harga jual justru mengakibatlkan kerugian bagi perusahaan. Perubahan harga jual produk perlu dipertimbangkan dengan baik sehingga nantinya tetap berdampak positif bagi perusahaan.
59 b. Permintaan pasar Faktor yang mempengaruhi penentuan harga jual Poly Film di PT. SUPRA JAYA 2001 adalah tingginya permintaan produk Poly Film tersebut , karena kekuatan terhadap air dan hasil yang bagus membuat para konsumen yang memakainya puas terhadap produk tersebut. Hal ini juga dikarenakan brosur dan informasi kualitas produk tersebut yang disebarkan ke berbagai daerah sekitar yang membuat konsumen tertarik untuk mencoba memakai produknya, semua ini dilakukan PT. SUPRA JAYA 2001 agar tetap mempertahankan volume penjualan. c. Kondisi perekonomian Salah satu faktor yang mempengaruhi penetapan harga jual Poly Film adalah kondisi perekonomian di Indonesia.
Lingkungan ekonomi
merupakan kekuatan penting yang mempengaruhi aktivitas pemasaran perusahaan.
Apapun namanya, faktor ekonomi memiliki dampak
berantai, nilai tukar rupiah terhadap dollar dan kenaikan harga bahan bakar minyak merupakan faktor yang sering mempengaruhi kenaikan harga
barang-barang
kebutuhan
masyarakat
dan
tentunya
juga
berdampak pada penetapan harga jual Poly Film. d. Kebijakan pemerintah Pemerintah memainkan peranan yang sangat penting dalam menetapkan harga jual suatu produk, peranan pemerintah ini akan sangat terasa pada saat-saat tertentu, misalnya, pada saat inflasi bergejolak, timbul kenaikan harga yang tidak terkendali dan lain sebagainya. Yang mungkin dapat mempengaruhi harga jual dari Poly Film. 2. Faktor Internal
60 a. Tujuan pemasaran perusahaan Sebelum menetapkan harga jual produk, PT. SUPRA JAYA 2001 terlebih dahulu menetapkan strategi untuk produk-produknya, jika perusahaan telah memilih pasar sasaran dan menentukan posisi dengan cermat maka selanjutnya perusahaan menetapkan tujuan pemasarannya, dimana yang termasuk dalam tujuan pemasaran antara lain memaksimalkan laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar, menciptakan kepemimpinan dalam hal penjualan, mengatasi persaingan dan meningkatkan volume penjualan.
Setiap perusahaan pasti
berorientasi kepada pencarian laba yang semaksimal mungkin demi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. PT. SUPRA JAYA 2001 tetap berpegang pada visi dan misi perusahaan, dimana PT. SUPRA JAYA 2001 berupaya untuk menjadi perusahaan yang harus mampu menjaga dan meningkatkan mutu serta kualitas berbagai produknya dan juga untuk mengembangkan usahanya dan menjaga citra perusahaan. b. Biaya-biaya Biaya merupakan faktor
yang menjadi dasar penetapan harga yang
diterapkan pada produk, perusahaan menginginkan agar harga yang ditetapkan
dapat
mencakup
semua
biaya
untuk
memproduksi,
mendistribusikan dan menjual produk serta tingkat laba yang sesuai dengan upaya yang dilakukan dan risiko yang dihadapi.
Banyak
perusahaan yang berusaha untuk dapat menekan biaya dalam industri, perusahaan yang berhasil menekan biaya dapat menetapkan harga rendah yang pada akhirnya meningkatkan penjualan dan memperoleh laba yang besar.
Biaya tetap dijadikan dasar atau faktor yang
61 berpengaruh terhadap penetapan harga jual.
Jika seluruh biaya telah
terakumulasi, maka perusahaan akan lebih mudah dalam menentukan harga jualnya sehingga dapat memperkirakan tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan, berdasarkan biaya yang dikeluarkan, juga dapat ditentukan mengenai harga jual minimal produk Poly Film, sehingga perusahaan dapat terhindar dari kemungkinan kerugian. Biayabiaya yang dikeluarkan antara lain: 1) Biaya promosi Setelah produk siap dipasarkan, tentunya ada kegiatan promosi yang dilakukan untuk mempromosikan produk-produk tersebut di pasar. Untuk melakukan kegiatan-kegiatan promosi ini diperlukan biaya promosi,-promosi yang dilakukan bertujuan untuk memperkenalkan produk Poly Film dan mempertahankan pangsa pasar dengan sasarannya adalah Kontraktor.
Kegiatan promosi lainnya yang
ditujukan untuk mengkomunikasikan kepada para Kontraktor akan produk Poly Film salah satunya adalah melalui penyebaran brosurbrosur yang dibuat oleh PT. SUPRA JAYA 2001. 2) Biaya distribusi PT. SUPRA JAYA 2001 melakukan pendistribusian
produknya
melalui para Kontraktor yang tersebar diberbagai daerah.
Sistem
distribusi yang digunakan adalah jaringan pemasaran regional. Sistem ini merupakan sistem pembagian wilayah pemasaran ke dalam pasar regional, dengan tujuan menjangkau pasar potensial seluas mungkin serta lebih memfokuskan kepada konsumen. Biaya pendistribusian yang dikeluarkan meliputi biaya transportasi.
62
4.2.2
Perkembangan Harga Poly Film. PT. SUPRA JAYA
2001 memiliki biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
proses distribusi sampai pada proses penjualan yang merupakan variabel yang mempengaruhi harga yang ditetapkan atau berlaku dipasaran. Berikut adalah perkembangan harga Poly Film di tahun 2010 dari Januari – Desember :
Tabel 4.1 Perkembangan Harga Poly Film dalam tahun 2010 Bulan
Harga
Januari 2010
185.250
Pebruari 2010
185.000
Maret 2010
184.750
April 2010
185.500
Mei 2010
184.750
Juni 2010
184.750
Juli 2010
184.500
Agustus 2010
184.500
63 September 2010
184.250
Oktober 2010
184.250
Nopember 2010
184.000
Desember 2010
184.000
Sumber : PT. SUPRA JAYA 2001 (Tahun 2010) Dari tabel tersebut diatas, dapat diketahui perkembangan harga poly film di tahun 2010. Harga Poly Film dalam 1 tahun cenderung tidak stabil mengalami penurunan sebesar Rp. 250,- sedangkan harga paling tinggi terdapat pada bulan April yaitu sebesar Rp. 185.500,-.
4.2.3
Perkembangan Volume Penjualan Setelah
menetapkan
harga
tentunya
PT.
SUPRA
JAYA
2001
menginginkan tercapainya volume penjualan yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Berikut ini adalah perkembangan volume penjualan di tahun 2010 dari bulan Januari – Desember : Tabel 4.2 Perkembangan Volume Penjualan Tahun 2010 Bulan
Volume Penjualan (Lembar)
Januari 2010
25.204
Pebruari 2010
46.843
Maret 2010
53.666
April 2010
54.000
Mei 2010
55.442
Juni 2010
66.153
Juli 2010
70.927
Agustus 2010
75.600
64 September 2010
85.234
Oktober 2010
87.897
Nopember 2010
90.500
Desember 2010
97.785
Sumber : PT. SUPRA JAYA 2001 (Tahun 2010) Dari tabel tersebut, dapat diketahui perkembangan volume penjualan dari bulan Januari hingga Desember di tahun 2010. Tingkat volume penjualan paling rendah terdapat pada bulan Januari sampai dengan Juni yaitu sebesar 302.125 lbr dan tingkat volume penjualan paling tinggi terdapat pada bulan Juli sampai dengan Desember yaitu sebesar 507.943 lbr ,dikarenakan pada periode triwulan 3 dan 4 kecenderungan proyek-proyek DIPA (Daftar Isian Pengajuan Anggaran) dari pemerintah sehingga banyak pembelian yang dilakukan oleh para konsumen.
4.2.4
Pengaruh Harga Terhadap Volume Penjualan. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh PT. SUPRA JAYA 2001 dalam proses
distribusi, promosi sampai pada proses penjualan merupakan variabel yang mempengaruhi harga yang ditetapkan atau berlaku dipasaran. Penetapan harga tersebut diharapkan akan mampu mendapatkan volume penjualan yang seimbang dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Dalam penelitian ini penulis mengangkat data tahun 2010. Biaya-biaya ini merupakan keseluruhan biaya yang mempengaruhi harga terhadap volume penjualan yang ditetapkan oleh PT. SUPRA JAYA 2001. a.
Pengaruh Antara Harga Produk Poly Film terhadap Volume Penjualan. Koefisien Korelasi
65
r=
n(∑ xy ) − (∑ x)(∑ y ) {n(∑ x ) − (∑ x) 2 }{n(∑ y 2 ) − (∑ y ) 2 } 2
r = 1.791.714.288.000 – 9.823.442.811.000 29.250.000 x – 18.945.245.551.288 r = - 8.031.728.523.000 - 554.148.432.375.174 r = 0.14 Berdasarkan table diatas hubungan atau korelasi antara variable (x) harga produk terhadap (y) volume penjualan sebesar 0,14 artinya hubungan antara x dan y adalah sangat rendah.
Koefisien Determinasi KD = r² x 100 % KD = 0,14 ² x 100 % KD = 0,0196 x 100 % = 1,96 % Nilai koefisien determinasi sebesar 1,96 artinya peran atau kontribusi dari x sebesar 1,96 % dan sisanya sebesar 100 % - 1,96 % = 98,04 % ditentukan oleh faktor lain.
66