49
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Mekanisme yang berhubungan dengan Pengelolaan Kas Transaksi perdagangan yang dilakukan oleh PT. Elkomindo untuk pembelian
persediaannya yang didasarkan kuota dari PT. Indosat sebagai sole distributornya sangat memerlukan dana yang tidak sedikit dan untuk ini biasanya di awal-awal berdirinya perusahaan ini maka yang dikeluarkan adalah berasal dari modal sendiri para pemilik PT. Elkomindo. Oleh karena ini, pihak manajemen memerlukan suatu pengelolaan yang baik untuk dananya yang dalam hal ini adalah uang baik yang ada di kas maupun di bank. Dan mengenai pengelolaan dana kas maupun bank yang untuk selanjutnya di bahasan ini akan disebut sebagai pengelolaan kas, maka ada dua proses dalam pengelolaan kas yang penulis batasi untuk dijadikan analisa dan pembahasan lebih mendalam di perusahaan ini. Dalam pengelolaan kas terdapat dua kegiatan atau transaksi utama yang berkaitan langsung dengan sumber kas itu sendiri yaitu kegiatan penerimaan kas dan pengeluaran kas. Dimana untuk kegiatan penerimaan kas yang dimaksud adalah penerimaan dari penagihan piutang baik yang dibayar secara kas maupun pembayaran secara transfer melalui rekening antar bank seperti biasanya. Sedangkan untuk pengeluaran kas yang dimaksud adalah kas / bankyang dipakai untuk membiayai keperluan operasional sehari-harinya yang terjadi dalam kegiatan usaha perusahaan
50
menjalankan transaksi bisnisnya dan untuk membiayai utang-utang perusahaan yang terjadi selama periode tertentu..
4.1.1
Mekanisme Penagihan Piutang dan Penerimaan Kas Kami para penulis berpendapat bahwa dengan adanya sistem penagihan
piutang dan penerimaan kas yang baik akan memberikan pengaruh sangat positif bagi tersedianya dana untuk perusahaan beroperasi. Proses yang sedang berjalan pada PT. Elkomindo sampai dengan saat ini dapat dikatakan cukup sederhana mengingat perusahaan ini belum lama berdiri dan sangat tergantung oleh lamanya waktu yang dibutuhkan outlet-outlet dalam melakukan penagihan kolektibiltas dari masingmasing customernya yang dalam hal ini sebagian besar adalah agen-agen. Dalam penelitian ini, para penulis mengidentifikasikan bahwa konsumen di cabang / outlet PT. Elkomindo Mitra Nusantara adalah para agen kartu selular yang membeli voucher dalam jumlah “partai” atau dengan kata lain “grosiran” dan konsumen yang sekali-sekali membeli eceran. Adapun langkah-langkah dari proses penagihan piutang dan penerimaan kas sampai menjadi dana yang cukup bagi perusahaan dari PT. Elkomindo adalah sebagai berikut : a)
Kantor Pusat PT. Elkomindo Mitra Nusantara • Berdasarkan ramalan penjualan yang telah dibuat sebelumnya di awal tahun maka dengan persediaan yang ada dapat dibuatkan rencana pendistribusiannya ke masing-masing outlet ( cabang ) setiap bulannya yang disesuaikan dengan
51
kuota barang persediaan yang didapat dari produsen tunggal untuk vouchervoucher tersebut yaitu Indosat. • Setelah rencana pembagian kuota tersebut untuk masing-masing outlet telah dibuat, maka Kantor Pusat akan membuat jadwal pengiriman tepat waktu sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah ditentukan. • Menerima
konfirmasi
pembayaran
customer-agen
dari
cabang
yang
bersangkutan. Kemudian melakukan pengecekan konfirmasi dengan data jumlah dana masuk berdasarkan rekening Koran. Dan menjawab konfirmasi sesuai hasil yang terlihat di rekening Koran bank. Apabila benar dana telah masuk, sekaligus dilakukan pemotongan jumlah di account piutang cabang. • Mengawasi aliran dana yang masuk ke rekening Koran bank setiap harinya untuk melihat dari cabang mana saja yang telah melakukan pembayaran untuk kemudian dilakukan pemotongan jumlah di account piutang sesuai cabang yang bersangkutan. b) Kantor Cabang ( Outlet ) PT. Elkomindo Nusantara • Outlet menerima barang sesuai jadwal pengiriman dari kantor pusat sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya. Dan setelah itu maka outlet mengakui barang ini sebagai persediaan siap untuk dijual yang mana tercatat di kantor pusat sebagai persediaan cabang yang bersangkutan. • Untuk konsumen yang membeli eceran, maka prosesnya adalah memesan langsung ke administrasi penjualan ( pegawai outlet ) dengan menyertakan uang dan kemudian personil administrasi penjualan mengecek barang tersedia
52
atau tidak, jika ada lalu menyiapkan kwitansi bukti pembelian untuk konsumen tersebut. Terakhir konsumen menerima barang ( voucher ) beserta bukti pembayarannya, yang dalam hal ini adalah kwitansi pembelian yang isinya ditulis tangan. Dan kemudian kas tersebut akan disetorkan langsung oleh personil administrasi penjualan ke rekening Koran bank kantor pusat sehari setelah penerimaan pembayaran tersebut. • Sedangkan untuk konsumen agen maka dilakukan pemesanan terlebih dahulu mengenai kuantitas dan negoisasi harga beserta TOP ( Terms Of Payment )nya. Kemudian personil SA ( Sales Admin ) akan memberi konfirmasi harga terakhir yang bisa diberikan perusahaan ke agen tersebut berdasarkan persetujuan lisan direktur di kantor pusat dan selanjutnya mengecek barang apakah persediaan masih mencukupi kapasitas permintaan pembelian dari agen tersebut. • Setelah barang masih tersedia maka SA menyiapkan barang beserta bukti memo penjualan ( invoice ) untuk kemudian dicatat dalam buku catatan penagihan berdasarkan jangka waktu di persetujuan TOPnya. • Pihak cabang melakukan pemantauan terhadap account penjualan kredit yang mendekati jatuh tempo dan melakukan follow up ke agen yang bersangkutan. Setelah di hari jatuh temponya maka dibuat memo tagih ke agen tersebut dan dilakukan penagihan oleh personil cabang baik melalui telepon maupun kunjungan. • Setelah agen membayar dan menunjukkan bukti bayarnya ( dalam hal ini via transfer Bank ) maka berdasarkan copy bukti bayarnya itu, personil cabang
53
melakukan konfirmasi ke kantor pusat mengenai pembayaran sejumlah yang tertera di bukti bayar tersebut. Kemudian konfirmasi akan dijawab oleh kantor pusat dan pihak cabang akan melakukan pemotongan jumlah account piutang di buku penagihannya. c)
Konsumen – Agen • Melakukan pemesanan disertai data jumlah barang dan penawaran harga secara lisan dan TOPnya juga. Setelah mendapat konfirmasi pemenuhan permintaan barang dari kantor cabang, maka pihak agen akan mendapatkan pengiriman barang beserta memo penjualan ( invoice ) dari pihak cabang. • Berdasarkan jangka waktu jatuh tempo di invoice maka agen akan dihubungi pihak cabang mengenai masalah pembayaran hutangnya. • Setelah membayar maka bukti pembayaran ( dalam hal ini via transfer bank ) akan diberikan copynya ke pihak cabang untuk dilakukan pemeriksaan dana di rekening Koran yang bersangkutan. • Kemudian apabila memang dana sudah masuk ke rekening Koran perusahaan, maka account piutang si agen sejumlah pembayarannya akan dikurangi. Dan selanjutnya maka agen yang bersangkutan dapat melakukan pemesanan barang lagi seperti di awal.
d) Konsumen - Eceran • Melakukan pemesanan disertai dengan uang pembayaran langsung ditujukan ke personil SA pihak cabang.
54
• Pada saat itu juga konsumen tersebut langsung menerima barangnya beserta bukti pembayarannya dari personil SA pihak cabang.
Head Office (H.O)
Branch (Outlet)
Agent
Customer
Sales order + cash
Pengiriman Barang (Voucher)
Kirim cash ke bank
Pemesanan barang
Sales Admin
Walking Customer
Sales order
Stock
Mendistribusik an based on sales forecast
Penerimaan & pengecekan barang
Start Cek barang
T
Pengiriman barang tanpa TOP
Y
Sales forecast
Bagian penagihan memonitoring A/R berdasar TOP
Rek Koran
Kontrol & Pelunasan A/R u/ customer yang sdh bayar
Proses pengecekan konfirmasi cabang
Proses Pembayaran
T
Jawab konfirmasi
Gambar 4.1
Bagian pembayaran hutang
Cek Y Buat memo overdue tagih
Konfirmasi cek pembayaran Buku Piutang Usaha
Pengiriman barang dengan TOP
Menyiapkan barang dgn term of conditions
Barang diberikan
Pembayaran
Cek H.O u/ rek bank Bukti tembusan pembayaran
Bagan Mekanisme Penagihan Piutang dan Penerimaan Kas
55
4.1.2
Mekanisme Pengeluaran Kas Adapun untuk mekanisme pengeluaran kas, perusahaan merasa bahwa sangat
dibutuhkan pengelolaan yang baik sehingga pembayaran-pembayaran dapat dilakukan secara optimal baik dari segi efisiensi waktu pembayarannya maupun jumlah yang harus dibayarkannya. Sehingga nilai manfaat dari dana yang ada dapat digunakan semaksimal mungkin sebelum dana tersebut digunakan sebagai pembayaran hutang. Berikut langkah-langkah yang terjadi pada
mekanisme berjalan untuk
pengeluaran kas pada perusahaan : a)
Pihak Supplier •
Supplier dalam hal ini adalah Indosat akan mengirim barang sesuai dengan kuota yang ditetapkan terlebih dahulu oleh mereka untuk sebagai jatah ke PT. Elkomindo Mitra Nusantara. Dan sesuai jadwal waktu yang telah ditentukan sebelumnya untuk setiap bulannya maka barang akan dikirim ke kantor pusat disertai dengan syarat pembayaran yang telah disepakati sebelumnya antara Indosat dengan perusahaan.
•
Sesuai jangka waktu yang ada di syarat pembayaran maka pihak Indosat akan mendapat sejumlah pembayaran dari perusahaan setelah sebelumnya dilakukan verifikasi pembayaran oleh pejabat keuangan kantor pusat.
b) Kantor Pusat PT. Elkomindo Mitra Nusantara •
Setelah menerima barang yang dikirim, perusahaan melakukan pengecekan ulang terhadap barang tersebut sebelum dimasukkan ke dalam gudang
56
persediaan. Dan kemudian perusahaan mencatat penerimaan barang itu ke dalam akun persediaan dan selanjutnya akun hutang dagang pun akan bertambah sesuai dengan jumlah yang diterima ditambah pajak pertambahan nilai ( PPN ). •
Secara berkala sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran yang disyaratkan oleh pihak Indosat yang biasanya hanya berkisar 2-3 hari setelah tanggal penerimaan barang maka pihak perusahaan akan melakukan proses verifikasi pembayaran melalui transfer bank yang akan dilakukan pada saat tanggal jatuh tempo tersebut.
•
Dalam hal penggantian biaya-biaya operasional yang telah dikeluarkan cabang melalui petty cash ( yang selanjutnya disebut kas kecil ) maka kantor pusat secara berkala akan mendapat pengajuan reimbursement kas kecil yang diajukan oleh cabang yang bersangkutan disertai dengan lampiran-lampiran pendukung yang dikirimkan melalui pos.
•
Kemudian akan dilakukan verifikasi dan pengecekan keabsahan pengeluaran biaya-biaya berdasarkan dokumen-dokumen yang dilampirkan oleh pejabat keuangan perusahaan di kantor pusat. Setelah semua dicek dengan benar dan selanjutnya akan dimintakan persetujuan direktur untuk pengeluaran sejumlah dana dari bank untuk menggantikan reimbursement kas kecil tersebut.
•
Setelah itu maka dana yang telah disetujui akan dikeluarkan melalui cek yang kemudian dikirim ke kantor cabang yang bersangkutan.
c)
Kantor Cabang ( Outlet ) PT. Elkomindo Nusantara
57
•
Biaya-biaya operasional sehari-hari didanai oleh kantor cabang melalui dana yang tersedia di kas kecil dengan jumlah limit tak menentu sesuai dengan jumlah yang diterima dari hasil penjualan tunai. Dengan dana kas kecil ini maka pemenuhan kebutuhan operasional perusahaan seperti biaya ATK ( alat tulis kantor ), biaya barang cetakan, biaya kirim, biaya promosi keliling dan lainnya akan dikeluarkan dari dana tersebut.
•
Setiap pembayaran yang akan dilakukan akan mengecek terlebih dahulu mengenai tersedianya dana kas kecil atau tidak untuk melakukan pembayaran tersebut. Apabila dana kas kecil masih cukup untuk melakukan pembayaran maka pembayaran bisa dilakukan, tetapi apabila dana kas kecil sudah tidak cukup untuk melakukan pembayaran maka pihak ketiga akan diberitahukan bahwa pembayaran masih harus menunggu proses pengajuan ke kantor pusat.
•
Setiap pengeluaran biaya-biaya operasional tersebut maka kantor cabang akan melakukan pencatatan biaya-biaya tersebut sesuai dengan lampiran bukti pembayaran dari setiap pengeluaran biaya yang didokumentasikan.
•
Dan sesuai dengan dokumentasi lampiran pembayaran biaya-biaya operasional tersebut maka dibuat pengajuan reimbursement kas kecil untuk memenuhi dana kas kecil yang tidak tersedia untuk melakukan pembayaran ke pihak ketiga.
•
Pengajuan reimbursement kas kecil ini ditujukan ke pejabat keuangan kantor pusat untuk selanjutnya dilakukan verifikasi dan dimintakan persetujuan direktur mengenai perintah pengeluaran dana melalui cek untuk menggantikan kas kecil kantor cabang tersebut.
58
•
Setelah pengajuan reimbursement kas kecil ini disetujui dan dananya diberikan melalui cek ke kantor cabang untuk selanjutnya dicairkan di bank terdekat kantor cabang maka dana itu akan diisikan kembali ke kas kecil kantor cabang.
•
Sedangkan secara berkala bagian yang mengawasi tagihan pihak ketiga untuk pembayaran biaya-biaya operasional akan melakukan pengecekan ulang ke dana kas kecil. Apabila ternyata dana kas kecil sudah bisa mencukupi untuk dilakukan pembayaran maka selanjutnya akan diproses pembayaran ke pihak ketiga tersebut dengan dana kas kecil yang ada.
d) Pihak Ketiga ( Supplier lainnya untuk barang-barang pembantu operasional ) •
Menerima pemesanan secara lisan dari kantor cabang untuk barang-barang atau jasa yang diinginkan. Dan kemudian mengirim barang atau jasa tersebut disertai dengan faktur penjualan atau invoice untuk ditagihkan ke perusahaan.
•
Setelah barang atau jasa diterima perusahaan, maka pihak kantor cabang akan melakukan pengecekan invoice terhadap ketersediaan dana yang ada untuk melakukan pembayaran. Apabila dananya mencukupi maka perusahaan akan langsung melakukan pembayaran dengan dana kas kecil mereka.
•
Sebaliknya apabila dananya tidak tersedia maka proses pembayaran akan ditunda untuk jangka waktu yang dibutuhkan kantor cabang untuk memproses pembayaran itu ke kantor pusatnya. Dan kemudian apabila proses tersebut sudah selesai maka pihak ketiga akan dihubungi kantor cabang dan pembayaran segera dilakukan.
59
Stock Suppliers
HO
Branch ( Outlet )
Other suppliers
Stok Start
Membiayai kebutuhan operasional Mengirim barang sesuai quota
Pembayaran barang kiriman
Pengiriman dengan TOP
Menerima barang & mencatat hutang dagang
invoice
Pemenuhan biayabiaya operasional pesanan cabang
Monitoring tagihan invoice u/ biaya operasional
Monitoring pembayaran hutang dagang
Cek petty cash
1
ada tidak Verifikasi & persetujuan penggantian
Pembayaran tagihan dari branch
Membayar dengan petty cash
1 Pengajuan penggantian reimbursement petty cash
Proses pembayaran reimbursement
Buat reimburseme nt pemakaian petty cash
Penerimaan penggantian reimbursement
Cash in bank
Gambar 4.2
Bagan Mekanisme Pengeluaran Kas
Petty cash
60
4.2
Kelemahan dari Mekanisme Perusahaan Atas dasar penelitian yang dilakukan para penulis terhadap mekanisme
perusahaan baik untuk penagihan piutang dan penerimaan kas serta mekanisme pengeluaran kas, maka ditemukan beberapa kelemahan terjadi di ruang lingkup kantor pusat, kantor cabang, konsumen-agen dan pihak supplier yang bisa menjadi masukan dalam rangka perbaikan sistem perusahaan. Di sini untuk konsumen-eceran, penulis mengidentifikasikan tidak adanya kelemahan yang cukup signifikan sehingga dalam pembahasan kelemahan tidak diikutsertakan.
4.2.1 Kelemahan
Mekanisme
Penagihan
Piutang
dan
Penerimaan Kas Berikut identifikasi penulis terhadap kelemahan-kelemahan yang terjadi pada bagian-bagian yang berkaitan dengan mekanisme berjalan penagihan piutang dan penerimaan kas perusahaan : a)
Kantor Pusat PT. Elkomindo Mitra Nusantara Kelemahan yang terjadi dalam mekanisme penagihan piutang dan penerimaan
kas yang berkaitan dalam ruang lingkup kantor pusat perusahaan antara lain adalah kurangnya pengawasan kantor pusat terhadap cabang dalam hal penerimaan kas hasil penjualan tunai dari konsumen eceran. b) Kantor Cabang ( Outlet ) PT. Elkomindo Nusantara Sedangkan dari sisi di cabangnya sendiri juga masih terdapat beberapa kelemahan yang mungkin menjadi hambatan cukup berarti bagi perusahaan ini
61
sendiri dalam mengelola perputaran dana yang diperlukan, sehingga penulis mencoba mengidentifikasikan bahwa belum adanya follow up sebelum jatuh tempo pembayaran ke konsumen-agen sehingga sering terjadi keterlambatan dalam pembayaran dari mereka dan ini sangat mengganggu perusahaan dalam mengelola perputaran dananya. c)
Konsumen – Agen Pihak konsumen yang dalam hal ini adalah agen merupakan bagian tersendiri
yang menjadi bahasan bagi penulis, karena terdapat juga kendala yang mungkin bisa diperbaiki mengenai sistem hubungan kerjanya dengan pihak perusahaan seperti belum bisa dilakukannya pemesanan berulang sebelum pembayaran atas pemesanan sebelumnya jatuh tempo untuk dibayarkan. Hal ini menjadi dilema tersendiri bagi agen tersebut dalam menjalankan usahanya.
4.2.2
Kelemahan Mekanisme Pengeluaran Kas Kelemahan yang terjadi pada mekanisme berjalan pengeluaran kas perusahaan
adalah bahwa dalam hal pengeluaran kas pada kantor pusat untuk
penggantian
pengajuan reimbursement kas kecil yang diajukan cabang masih sangat memakan waktu yang lama. Hal ini karena dalam proses pengajuan penggantian dana kas kecil yang telah dipakai kantor cabang belum memiliki standard waktu yang tepat dan berkala sehingga ada kalanya pihak cabang mengalami kehabisan dana kas kecilnya.
62
Dimana juga tidak adanya batas minimum kas kecil tertentu yang ditetapkan sebagai batas waktu pengajuan reimbursement kas kecil sehingga dengan adanya batas ini maka sebelum dana kas kecil habis dapat langsung dilakukan pengajuan reimbursement kas kecil ke kantor pusat. Kelemahan ini sangat berpengaruh pada operasional kantor cabang itu sendiri dalam melakukan kegiatan operasional sehari-harinya. Dan oleh karena itu penulis di pembahasan berikutnya akan mencoba membuat perhitungan sedemikian rupa untuk menghitung berapa batas minimum yang dapat ditetapkan sebagai batas waktu pengajuan reimbursement kas kecil kembali ke kantor pusat.
4.3
Usulan Perbaikan Kelemahan Mekanisme Pengelolaan Kas Dalam rangka mengoptimalkan mekanisme pengelolaan kas perusahaan baik
untuk penagihan piutang dan penerimaan kas maupun pengeluaran kasnya, maka penulis membuat beberapa usulan yang berkaitan dengan beberapa kelemahan yang telah diidentifikasikan pada bagian sebelumnya.
4.3.1 Mekanisme Penagihan Piutang dan Penerimaan Kas Untuk mengoptimalkan mekanisme penagihan piutang dan penerimaan kas terutama di kantor cabang PT. Elkomindo Mitra Nusantara maka penulis mengusulkan hal-hal sebagai berikut ;
63
1. Dalam rangka memperkecil kelemahan yang terjadi pada saat penerimaan uang hasil penjualan tunai oleh personil administrasi penjualan di cabang maka penulis menyarankan perusahaan untuk menggunakan bukti pembayaran atau kwitansi yang pre-number ( bernomor cetak terurut ) dan dibuat register pencatatan atas penggunaan kwitansi pre-number tersebut. Kemudian setiap harinya register tersebut diinfokan ke kantor pusat agar dapat selanjutnya dapat diperiksa silang dengan mutasi bank yang disetor dari kantor cabang ke rekening kantor pusat. 2. Penulis menyarankan bahwa untuk sistem penagihan piutang ke customer dilakukan pada saat hari H-3 dengan meminta konsumen menyiapkan pembayaran melalui cek mundur ( post date cheque ) tertanggal jatuh temponya. Hal ini dimaksudkan agar pada saat jatuh tempo, kantor cabang bisa langsung mencairkan dananya untuk mempertahankan likuiditas asset perusahaan secara keseluruhan.
4.3.2 Mekanisme Pengeluaran Kas Dengan memperbaiki sistem reimbursement kas menggunakan perhitungan saldo kas minimum yang harus dimiliki pada saat ingin melakukan reimbursement kas kecil dari cabang. Sehingga diketahui kapan saat untuk mengisi ulang dana yang ada di kas kecil. Berikut penulis akan mencoba menghitung waktu yang tepat untuk pengajuan reimbursement petty cash dari kantor cabang ke kantor pusat.
64
Adapun kondisi berjalan yang terjadi di cabang antara lain : a) Starting cash yang digunakan sebagai petty cash sebesar Rp. 5.000.000,-. b) Asumsi 5 hari kerja dalam seminggu. Dan pengeluaran petty cash per hari kerja sebesar Rp. 500.000,-. c) Jangka waktu pengisian petty cash dimulai dari pengiriman reimbursement sampai dengan penerimaan dana dari kantor pusat ke kantor cabang adalah 3 hari. d) Saldo kas kecil pengaman sebesar Rp. 500.000,Perhitungan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : Titik pengajuan kembali reimbursement petty cash = (pengeluaran petty cash per hari kerja x jangka waktu pengisian) + saldo kas pengaman = ( 500.000 x 3 hari ) + 500.000 = 1.500.000 + 500.000 = 2.000.000 atau 6 hari kerja ( (5.000.000-2.000.000) : 500.000/hari kerja ) Jadi pada saat saldo petty cash sebesar Rp. 2.000.000,- maka kantor cabang dapat melakukan pengajuan reimbursement petty cash ke kantor pusat. Juga dapat dikatakan bahwa 6 hari kerja setelah pengisian petty cash sebelumnya maka kantor cabang dapat mengajukan reimbursement ke kantor pusat.
4.3.3 Usulan Rancangan Investasi dengan Kelebihan Kas yang ada.
65
Berikut penulis juga mencoba mengusulkan suatu rancangan pemilihan investasi yang ada dengan menggunakan kelebihan kas yang ada di dalam perusahaan. Di antara berbagai instrumen investasi yang ada, maka penulis hanya menyajikan dua pilihan investasi yang berikutnya akan coba dijelaskan penulis di bawah ini.
Investasi di pasar Foreign Exchange ( Forex ) Karena sebagian besar mata uang dunia menggunakan floating rate system maka fluktuasi nilai tukar mata uang di pasar forex dapat menjadi sarana untuk berinvestasi. Pasar forex merupakan pasar terbesar di dunia dengan jumlah transaksi sebesar 1,5 triliun per hari. Pembatasan pasar forex ini meliputi
mata uang
diantaranya Euro–US, US–Yen, GBP–US, US–CHF, AUD–US. Investasi di pasar forex biasanya menggunakan sistem margin trading. Margin Trading adalah sistem perdagangan dengan menggunakan jaminan dan kontrak. Dalam Margin Trading, jaminan yang dibutuhkan jauh lebih kecil dari nilai kontrak transaksi sesungguhnya, sehingga memberikan daya ungkit (leverage) dalam investasi anda. Keuntungan Margin Trading, antara lain : 1. Return of Investment yang tinggi. Dengan jaminan (modal awal) yang relatif kecil akan didapatkan return yang tinggi, karena dalam margin trading ini terdapat daya ungkit yang luar biasa. 1:100 untuk Valuta Asing
66
Berikut gambaran transaksi perdagangan di Valuta Asing dengan cara konvesional dan Margin Trading:
-
Konvensional (via Money Changer, Bank Note, atau Telegraphic Transfer) Modal Awal = US$1,000.Beli Australian Dollar di harga 0.7600, jual di 0.7650 0.7650
Profit = (0.7650 – 0.7600) x $1,000.- = $5 Return of Investment = $5.- / $1,000.- x 100% = 0.5% 0.7600 -
Margin Trading Modal Awal = US$1,000.- (jaminan) Nilai Kontrak = US$100,000.- (transaksi sesungguhnya) Beli Australian Dollar di harga 0.7600, jual di 0.7650 0.7650
Profit = (0.7650 – 0.7600) x $100,000.- = $500.Return of Investment = $500.- / $1,000.- x 100% = 50% 0.7600 2. Profit di saat pasar cenderung Naik maupun Turun.
67
Dengan adanya Transaksi Dua Arah, ketika harga cenderung bergerak naik maupun turun anda dapat memperoleh profit yang sama. - Ketika harga cenderung naik (Beli - Jual) 0.7650 Perintah Beli di 0.7600,kemudian Perintah Jual di 0.7650 Profit = (0.7650 – 0.7600) x $100,000.- = $500.Return of Investment = $500.- / $1,000.- x 100% = 50% 0.7600 - Ketika harga cenderung turun (Jual - Beli) 0.7650 Perintah Jual di 0.7650,kemudian Perintah Beli di 0.7600 Profit = (0.7650 – 0.7600) x $100,000.- = $500.Return of Investment = $500.- / $1,000.- x 100% = 50% 0.7600 3. Likuiditas sangat tinggi Likuiditas transaksi sangat tinggi, setiap saat anda dapat melakukan transaksi dan tidak akan ada transaksi yang tertahan. Resiko yang dapat timbul dengan investasi di pasar forex sebagai contoh menggunakan contoh harga diatas : - Ketika harga cenderung turun
68
0.7650 Perintah Jual di 0.7600, dengan harapan harga turun ternyata harga berbalik arah naik dengan eksekusi beli (memasang stop loss/tidak) di 0.7650 sehingga Loss = (0.7600 – 0.7650) x $100,000.- = -$500.Return of Investment = -$500.- / $1,000.- x 100% = -50% 0.7600 - Ketika harga cenderung naik 0.7650 Perintah Beli di 0.7650, dengan harapan harga naik ternyata harga berbalik arah turun dengan eksekusi jual (memasang stop loss/tidak) di 0.7600 sehingga Loss = (0.7600 – 0.7650) x $100,000.- = -$500.Return of Investment = -$500.- / $1,000.- x 100% = -50% 0.7600
Investasi dengan SBI Di sisi lain, penulis dengan berpegang prinsip risk adverse maka menyarankan perusahaan yang masih belum lama berdiri ini dapat menginvestasikan kelebihan kas yang ada pada instrumen semacam deposito ini. Hal ini didasari bahwa dengan pergerakan turun naiknya dari suku bunga yang menjadi tolak ukur imbal hasil dari instrumen ini memiliki kestabilan yang baik
69
selama
periode yang sama dibandingkan instrumen investasi semacam di pasar
Foreign Exchange. Dan juga dimana perusahaan ini belum lama berdiri maka dengan pertimbangan bahwa perusahaan masih belum siap menghadapi potensial kerugian yang akan mungkin terjadi apabila perusahaan bermain di pasar Foreign Exchange. Sebagai bahan pertimbangan maka berikut ini, penulis menyajikan trend pergerakan dari suku bunga SBI untuk jangka waktu 3 bulan selama periode September 2004 – Juli 2005, sebagai berikut :
Pergerakan Suku Bunga SBI periode September 2004 - Juli 2005 9.00%
8.45%
8.50% 8.00% 7.50%
7.31%
7.51%
7.27%
7.00%
4.4
Jul-05
Jun-05
May-05
Apr-05
Mar-05
Feb-05
Jan-05
Dec-04
Nov-04
Oct-04
Sep-04
6.50%
Konsep Pengelolaan Kas dengan Metode Baumol Pemanfaatan saldo kas minimum dalam perusahaan sangat diperlukan
sehingga tidak adanya idle cash yang sebenarnya dapat digunakan sebagai instrumen investasi perusahaan. Sehingga para penulis mencoba menyediakan model matematis Baumol dalam penentuan saldo kas minimum yang harus dimiliki perusahaan untuk keperluan tadi. Dengan menggunakan model matematis Baumol maka penulis akan
70
memakai asumsi-asumsi yang sekiranya bersifat mewakili keadaan sebenarnya dari PT. Elkomindo Mitra Nusantara. Berikut asumsi-asumsi yang digunakan antara lain : a) Starting cash yang digunakan adalah laporan arus kas di triwulan I ( Oktober 2004-Desember 2004 ) sampai dengan triwulan II ( Januari 2005-Maret 2005 ). b) Suku bunga yang digunakan adalah suku bunga SBI dengan jangka waktu tiga bulanan. Suku bunga SBI dipilih penulis karena sifat likuiditasnya yang cukup tinggi dan fluktuasi instrument ini cukup stabil dibandingkan lainnya. c) Tidak ada pola penyimpanan kas yang bersifat fluktuatif selama periode di atas. d) Biaya administrasi ( fixed cost ) diabaikan karena tidak signifikan untuk diperhitungkan. e) Pemasukan kas dari pencairan deposito ( cash equivalents ) dilakukan setiap bulannya dengan asumsi tidak pernah dicairkan sebelum masa jatuh tempo. f) Arus kas masuk yang diterima setiap bulannya berjumlah sama besarnya sesuai dengan perkiraan semula.
Model Rumus :
Rata-rata kas ( C / 2 )
= Starting Cash 2
Opportunity costs ( OC ) = ( C / 2 ) x K C*
=
2F K
Triwulan I ( Oktober 2004 - Desember 2004 )
71
Starting cash selama triwulan I ═ Rp. 1.412.261.072 Rata-rata kas ═ Rp. 1.412.261.072 = Rp. 706.130.536 2 T = Total kas yang diperlukan selama satu tahun = Rp. 5.649.044.288 K = Tingkat suku bunga SBI triwulan = 7.30 % = 1.825 % 4
Jumlah Kas Optimal yaitu : C* =
{ 2 x ( 5.649.044.288 ) } 1.825 %
= Rp. 786.812.141,89
Rata – rata kas = Rp. 786.812.141,89 = Rp. 393.406.070,95 2
Opportunity Cost = Rp. 786.812.141,89 x 1.825 % = Rp. 7.179.660,79 2
Total Cost = Rp. 7.179.660,79
Triwulan II ( Januari 2005 - Maret 2005 ) Starting cash selama triwulan II ═ Rp. 938.191.458 Rata-rata kas ═ Rp. 938.191.458 = Rp. 469.095.729 2 T = Total kas yang diperlukan selama satu tahun = Rp. 3.752.765.832
72
K = Tingkat suku bunga SBI triwulan = 7.51 % = 1.8775 % 4
Jumlah Kas Optimal yaitu : C* =
{ 2 x ( 3.752.765.832 ) } 1.8775 %
= Rp. 632.267.353,32
Rata – rata kas = Rp. 632.267.353,32 = Rp. 316.133.676,66 2
Opportunity Cost = Rp. 632.267.353,32 x 1.8775 % = Rp. 5.935.409,78 2
Total Cost = Rp. 5.935.409,78
Triwulan I - II Average Starting cash / triwulan ═ ( 1.412.261.072 + 938.191.458 ) 2 =
Rp. 1.175.226.265
Rata-rata kas ═ Rp. 1.175.226.265 = Rp. 587.613.132,50 2 T = Total kas yang diperlukan selama setahun = Rp. 4.700.905.060 K = Tingkat suku bunga SBI triwulan = ( 7.30% + 7.51 % ) 2
73
= 7.41 % = 1.8513 % 4 Jumlah Kas Optimal yaitu : C* =
{ 2 x ( 4.700.905.060 ) } 1.8513 %
= Rp. 712.644.933,95
Rata – rata kas = Rp. 712.644.933,95 = Rp. 356.322.466,98 2
Opportunity Cost = Rp. 712.644.933,95 x 1.8513 % = Rp. 6.596.419,67 2 Total Cost = Rp. 6.596.419,67
Total penghematan = Rp. 1.175.226.265 - Rp. 712.644.933,95 = Rp. 462.581.331,05
Pendapatan bunga potensial = Rp. 462.581.331,05 x 1.8513 % = Rp. 8.563.536,89
Berdasarkan perhitungan jumlah kas optimal dengan menggunakan model matematis Baumol, maka penulis mencoba membuat beberapa kesimpulan antara lain : 1. Perusahaan ini sebaiknya memiliki saldo kas secara optimal sebesar Rp. 712.644.933,95. Jumlah kas optimal ini didapat dengan menggunakan data
74
arus kas selama dua triwulan yaitu periode Oktober’04 – Desember’04 dan Januari’05 – Maret’05. 2. Perusahaan harus menanggung total biaya sebesar Rp. 6.596.419,67. 3. Selama dua triwulan tersebut maka total rata-rata saldo kas yang dapat dihemat oleh perusahaan adalah sebesar Rp.
462.581.331,05 dengan
pendapatan potensial berasal dari pendapatan bunga deposito potensial Rp. 8.563.536,89 apabila penghematan uang tersebut diinvestasikan dalam bentuk deposito.
Triwulan I Aktual ( Oktober’04 – Desember’04 )
( Jutaan Rupiah )
1.412,3
706,1
Waktu T1
T2
T3
75
Triwulan I Optimal ( Oktober’04 – Desember’04 ) ( Jutaan Rupiah )
786,8
393,4
Waktu T1
T2
Triwulan II Aktual ( Januari’05 – Maret’05 )
T3
76
( Jutaan Rupiah )
938, 2
469, 1
Waktu T1
T2
T3
Triwulan II Optimal ( Januari’05 – Maret’05 ) ( Jutaan Rupiah )
632,3
316,1
Waktu T1
T2
T3
77
Triwulan I-II Aktual ( Jutaan Rupiah )
1.175, 2
587, 6
Waktu T1
Triwulan I-II Optimal
T2
T3
78
( Jutaan Rupiah )
712,6
356,3
Waktu T1
T2
T3
Kuartal I Saldo Kas Aktual
Gambar 4.3
4.5
712.64
305.92
1,175.23
632.27
938.19
625.45
786.81
1,412.26
Berikut grafik penghematan kas selama kuartal I – II :
462.58
Kuartal II
Kuartal I - II
Saldo Kas Optimal
Penghematan
Penghematan Kas yang dapat dilakukan
Analisis Rasio Keuangan PT. Elkomindo Mitranusantara
79
Di bagian ini, penulis mencoba mengulas sedikit kinerja perusahaan ini dari beberapa segi rasio keuangannya per Maret 2005 seperti yang digambarkan dalam tabel ini sebagai berikut : Tabel 4.1
Tabel Analisis Rasio Keuangan Perusahaan
Liquidity Ratio Net working capital Current Ratio Quick Ratio
2,816 2.62 1.93
Activity Ratio Working Capital Turnover Inventory Turnover Average day Inventory AR Turnover Average collection period AP Turnover Average payment period Total Asset Turnover
4.25 9.69 3.10 25.11 1.19 2.58
kali kali hari kali hari kali hari kali
Sales/NWC COGS/Inventory 30/Inventory Turnover Sales/AR 30/AR Turnover COGS/AP 30/AP Turnover Sales/TA
0.38 0.60
kali kali
Total liability/Total Asset Total liability/Equity
0.05 0.08
% %
Net Income/Total Asset Net Income/Total Equity
Liability Ratio Debt Ratio Debt Equity Ratio
juta rupiah Current Asset - Current Liability kali Current Asset/Current Liability kali (CA - Inventory)/CL
YEAR TO DATE RATIO Return on Assets Return on Equity
Dari perhitungan tabel di atas, dapat dilihat bahwa perusahaan ini masih memiliki kemampuan mancairkan dananya untuk membiayai semua kewajibannya lebih dari 100% yang ditunjukkan dengan current ratio sebesar 2.62 kali dan quick ratio sebesar 1.93 kali. Sedangkan untuk kinerja aktivitas operasional perusahaan sendiri terhadap persediaan masih sangat baik dengan waktu perputaran persediaan kurang lebih 3.1
80
hari dan untuk pengelolaan penagihan piutangnya masih kurang optimal dengan jumlah hari kurang lebih 25.11 hari mengingat sifat dari bisnis ini bahwa perusahaan tidak dapat jangka waktu penundaan pembayaran ke Indosat lebih dari 2 hari, sehingga hal ini cukup membuat perusahaan kehilangan kesempatan terhadap peluang-peluang bisnis yang ada. Dan untuk sisi ROA ( Return On Asset ) atau ROE ( Return On Equity ), dapat dilihat bahwa profitabilitas perusahaan lebih besar efektifitasnya dari penggunaan modal sendiri daripada penggunaan assetnya, sehingga dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengelolaan asset perusahaan belum semaksimal pengelolaan modalnya.