Bab IV analisa dan pembahasan
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Sistem penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada PLTPkamojang
Didalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada PLTP-kamojang menggunakan
sistem
keselamatan
yang
berpedoman
dengan
peraturan
standarisasi dari Departemen pekerjaan umum, departemen tenaga kerja dan transmigrasi dan Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007. Dari standarisasi tersebut kemudian dirangkum menjadi beberapa unsur-unsur keselamatan kerja yaitu :
1. Unsur kebijakan dan kepemimpinan. Kebijakan dan kepemimpinan sangat diperlukan karena semua aturan dan batasan organisani antara lain : a) Menempatkan aspek K3LL sebagai prioritas utama dalam setiap pelaksanaan kegiatan. b) Menempatkan organisasi k3LL pada posisi yang sejajar dengan organisasi kontruksi. c) Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana / fasilitas yang memadai serta mengusahakan teknologi tepat guna yang diperlukan dibidang K3LL. d) Melakukan pencegahan kecelakaan, kebakaran, ledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan. e) Mematuhi peraturan perundang – undangan dan standart industri yang relevan. f) Membentuk safety komite di proyek.
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 1
Bab IV analisa dan pembahasan
2. Unsur kepatuhan terhadap perundang – undangan. Kepatuhan Peraturan undang – undang yaitu kepatuhan terhadap peraturan yang sudah sipekati bersama tentang K3 sebagai berikut : a) Memastikan bahwa semua regulasi HSE yang sesuai dengan peraturan perundang – undangan K3LL dan standart teknis yang dikeluarkan pemerintah. b) Mengupdate / mengevaluasi peraturan perundang – undangan sistem K3 (sekurang – kurangnya 6 bulan).
3. Unsur pelatihan. Unsur pelatihan yaitu pelatihan yang dilakukan guna mengetahui sistem K3 adapun pelatihannya sebagai berikut : a) Memberikan health safety and the environment (HSE) passport training. b) Memberikan training sesuai dengan tugas. c) Verifikasi training record.
4. Unsur Manajemen subkontraktor. Unsur manajemen subkontraktor yaitu menejemen yang mengatur semua subkontraktor yang bekerja di area project yaitu: a) Pemilihan subkontraktor yang memiliki sitem manajemen K3 diperusahaan. b) Personel subkontraktor dan peralatan yang digunakan harus bersertifikasi. c) Menilai key performance indikator (KPI) subkontraktor.
5. Unsur health safety and the environment (HSE) dalam desain, kontruksi dan komisioning. a) Desain. Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 2
Bab IV analisa dan pembahasan
1) Mempertimbangkan aspek K3 & merujuk pada peraturan sistem manajemen K3 yang ditetapkan oleh pemerintah dalam desain. 2) Memahami dan mampu mengidentifikasi bahaya.
b) Kontruksi dan komisioning. 1) Pengendalian operasi secara administratif. a) Membuat ijin kerja , penilaian resiko. b) Memverifikasi ijin kerja. c) Memastikan bahwa personel yang terlibat harus memiliki sertifikasi. d) Memastikan bahwa alat angkat angkut memiliki sertifikasi yang valid.
2) Pengendalian keselamatan secara operasional dan teknik. a) Memastikan semua aktivitas kontruksi telah dilakukan dengan aman sesuai prosedur / work intruction. b) Mengelimenasi sumber bahaya c) Menyediakan ventilasi yang cukup untuk pekerjaan diruang terbatas d) Membudayakan program house kepping
3) Menyediakan alat pelindung diri. a) Memberikan alat pelindung diri yang sesuai dan cukup. b) Memastikan pekerja dapat menggunakan dengan benar. c) Inspeksi kelayakan alat pelindung diri.
4) Program keselamatan. a) Melakukan pemeriksaan kesehatan awal pada semua karyawan. Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 3
Bab IV analisa dan pembahasan
b) Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja pada pekerja yang beresiko tinggi. c) Melakukan pemeriksaan secara rutin pada seluruh pekerja. d) Melakukan pengendalian vektor penyebab penyakit. e) Melalukan inspeksi sanitasi.
5) Program lindungan lingkungan a) Program pengendalian dan manajemen limbah. b) Pengedalian tumpahan. c) Manajemen dampak sosial. d) Rencana pengolahan lingkungan / rencana pemantauan lingkungan sesuai amdal. e) Inspeksi penyimpanan dan penanganan limbah.
6. Unsur Manajemen perubahan. Pengolahan terhadap perubahan yang terjadi, dapat tercatat dengan baik terutama dalam kaitannya dengan kemungkinan adanya perubahan resiko dan menentukan cara penanganannya dan mengkomunikasikan kesemua personel yang terlibat . adapun perubahan tersebut antara lain : a) Perubahan dalam organisasi / perusahaan. b) Perubahan aktifitas c) Perubahan pada material d) Perubahan pada sistem manajemen K3 (perubahan prosedur, intruksi kerja dll).
7. Unsur Inspeksi. Unsur inspeksi adalah inspeksi yang dilakukan sebelum pekerjaan dimulai baik alat kerja maupun tempak kerja sebagai berikut : a) Inspeksi tempat kerja terencana. Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 4
Bab IV analisa dan pembahasan
1) Inspeksi harian oleh health safety and the environment (HSE) supervisor 2) Inspeksi mingguan (managemen safety patrol). 3) Inspeksi bulanan (safety committee patrol). 4) Inspeksi 3 bulanan ( managemen walk trough). b) Inspeksi peralatan. 1) Melalukan inspeksi alat berat sebelum dimobilisasi ke site project. 2) Melakukan inspeksi secara berkala. 3) Menerapkan colour coding sesuai jadwal 4) Memastikan bahwa hanya alat yang sudah tag aman yang boleh dioperasikan. c) Inspeksi lingkungan 1) Inspeksi kebersihan lingkungan area proyek. 2) Inspeksi kebersihan lingkungan area kantor. 3) Inspeksi kebersihan lingkungan area tempat tinggal pekerja.
8. Unsur Komunikasi. Unsur komunikasi adalah hubungan antara semua pekerja untuk mengetahui masalah K3 yang ada di proyek yaitu : a) Memberikan health safety and the environment (HSE) orientasi pada pekerja, subkontraktor dan tamu yang akan masuk ke site project. b) Melakukan rapat secara reguler dengan pekerja, subkontraktor dan client. c) Membangun promosi K3 untuk meningkatkan kesadaran pada pekerja (safety notice board, safety performance board, rambu-rambu dan peringatan).
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 5
Bab IV analisa dan pembahasan
9. Unsur Tanggap darurat. Unsur tanggap darurat adalah tanggap terhadap bahaya atau unsur kecelakaan yang ada di lokasi proyek. a) Mengidentifikasi potensi bahaya. b) Membuat dan mensosialisasikan rencana kesiapan tanggap darurat. c) Membuat kontak dan jalur komunikasi. d) Melaksanakan latihan & simulasi secara berkala. e) Menyiapkan data nomor anggota keluarga atau orang terdekat karyawan yang dapat dihubungi jika terjadi kedaruratan pada karyawan.
10. Unsur Pelapoaran dan penyelidikan kecelakaan dan pencemaran lingkungan. Unsur Pelapoaran dan penyelidikan kecelakaan dan pencemaran lingkungan adalah pelaporan apabila terjadi pencemaran linggkungan yang menyebabkan linggukan tercemar yaitu a) Melalukan pelapoaran semua kecelakaan (personal injury, kerusakan peralatan dan meterial / property, kebakaran, kecelakaan kendaraan, tumpahan bahan kimia / pencemaran lingkungan. b) Melakukan penyelidikan berdasarkan matrix time investigasi kecelakaan.
11. Unsur Dokumentasi. Unsur dokumentasi adalah mendata semua kegiatan K3 untuk arsip dan laporan yaitu : a) Mendokumentasi semua aktivitas K3 antara lain : 1) Kebijakan K3. 2) Peraturan perundang – undangan. 3) Prosedur & tanggap darurat. Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 6
Bab IV analisa dan pembahasan
4) Prosedur kerja. 5) Sasaran & progam K3.
12. Unsur Evaluasi Unsur evaluasi adalah menilai semua kegiatan K3 yang ada di site untuk penilaian dan perbaikan K3 yaitu a) Melakukan audit internal (internal control HSE & laporan harian subkontraktor) b) Evaluasi dilakukan oleh health safety and the environment (HSE) corporate terhadap performance safety & penerapan K3. c) Evaluasi terhadap subkontraktor dalam kurun 3 bulanan. d) Melakukan tinjauan managemen dari hasil audit.
13. Unsur reward dan punishment. Unsur reward dan punishment yaitu pemberian hadiah, pengharhargaan bagi pekerja sebagai penyemangat dalam bekerja yang sesuai dengan aturan K3 yaitu a) Memberikan pada karyawan antara lain : 1) Memberikan hadian pada semua pekerja pada bulan K3 nasional. 2) Memberikan penghargaan terhadap subkontarktor yang menunjukkan kinerja K3 dengan baik. 3) Memberikan penghargaan kepada pekerja yang telah melaporkan kejadian dan menunjukkan dengan baik. 4) Penghargaan terhadap pekerja lapangan atas tercapai 1 juta jam kerja selamat. b) Memberikan sanksi pada pekerja yang melanggar ketentuan K3 (dikeluarkan dari site project).
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 7
Bab IV analisa dan pembahasan
Tabel 4.1 penerapan unsur – unsur K3 di PLTP-kamojang dengan standarisasi OHSAS 18001:2007 No 1
PLTP-kamojang
OHSAS 18001:2007
Unsur kebijakan dan kepemimpinan a) Menempatkan aspek K3LL sebagai a) Harus sesuai dengan sifat dan skala
b)
c)
d)
e)
f)
2.
prioritas utama dalam setiap pelaksanaan kegiatan. Menempatkan organisasi k3LL pada posisi yang sejajar dengan organisasi kontruksi Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana / fasilitas yang memadai serta mengusahakan teknologi tepat guna yang diperlukan dibidang K3LL Melakuakn pencegahan kecelakaan, kebakaran, ledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan. Mematuhi peraturan perundang – undangan dan standart industri yang relevan. Membentuk safety komite di proyek.
kinerja organisasi K3. b)Termasuk komitmen untuk pencegahan cedera dan sakit serta perbaikan terus menerus dalam manajemen dan kriteria K3 c) mencakup komitmen untuk setidaknya memenuhi persyaratan hukum yang berlaku dan persyaratan lain yang diikuti organisasi yang berhubungan dengan bahaya K-3 nya. d) memberikan kerangka kerja untuk mengatur dan mengkaji tujuan K-3 e) Dikomunikasikan kepada semua orang yang bekerja di bawah kendali organisasi dengan maksud bahwa mereka dibuat sadar kewajiban K3. f) tersedia untuk pihak yang berkepentingan. g) secara periodik untuk memastikan bahwa hal itu tetap relevan dan sesuai dengan organisasi.
Unsur kepatuhan terhadap perundang – undangan a) Memastikan bahwa semua regulasi a) organisasi harus menetapkan, HSE yang sesuai dengan peraturan menerapkan dan memelihara perundang – undangan K3LL dan prosedur untuk mengidentifikasi dan standart teknis yang dikeluarkan mengakses persyaratan Hukum pemerintah. keselamatan dan kesehatan kerja b) Mengupdate / mengevaluasi peraturan dan lainnya yang berlaku perundang – undangan sistem K3 (sekurang – kurangnya 6 bulan).
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 8
Bab IV analisa dan pembahasan
3
4
5
6
7
8
Unsur pelatihan a) Memberikan health safety and the a) konsekuensi, aktual, atau potensial, environment (HSE) passport training ativities pekerjaan mereka, perilaku b) Memberikan training sesuai dengan mereka, dan manfaat meningkatkan tugas kinerja perorangan c) Verifikasi training record b) Peran dan tanggung jawab dan pentingnya dalam mencapai kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur Unsur Manajemen subkontraktor a) Pemilihan subkontraktor yang memiliki a) Pemilihan kontraktor yang memiliki sitem manajemen K3 diperusahaan. simtem K3 yang baik b) Personel subkontraktor dan peralatan b) Subkontraktor yang berkompeten yang digunakan harus bersertifikasi. c) Menilai key performance indikator (KPI) subkontraktor Unsur health safety and the environment (HSE) dalam desain, kontruksi dan komisioning a) Desain a) Identifikasi bahaya, penilaian risiko b) Kontruksi dan komisioning dan pengendalian risiko b) Persyaatan Hukum dan lainnya c) Tujuan dan Program Unsur Manajemen perubahan a) Perubahan dalam organisasi / perusahaan. b) Perubahan aktifitas c) Perubahan pada material d) Perubahan pada sistem manajemen K3 (perubahan prosedur, intruksi kerja dll). Unsur Inspeksi a) Inspeksi tempat kerja terencana b) Inspeksi peralatan c) Inspeksi lingkungan Unsur Komunikasi a) Memberikan health safety and the environment (HSE) orientasi pada
a) Kinerja K3 b) Kebijakan K3 dan tujuan c) Sumber Daya d) Unsur lain dari sistem managemen K3 a) Pemeriksaan alat kerja b) Dokumentasi alat kerja
a) Komunikasi internal diantara berbagai tingkatan dan fungsi
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 9
Bab IV analisa dan pembahasan
pekerja, subkontraktor dan tamu yang akan masuk ke site project. b) Melakukan rapat secara reguler dengan pekerja, subkontraktor dan client. c) Membangun promosi K3 untuk meningkatkan kesadaran pada pekerja (safety notice board, safety performance board, rambu-rambu dan peringatan) 9 Unsur Tanggap darurat a) Mengidentifikasi potensi bahaya. b) Membuat dan mensosialisasikan rencana kesiapan tanggap darurat. c) Membuat kontak dan jalur komunikasi. d) Melaksanakan latihan & simulasi secara berkala. e) Menyiapkan data nomor anggota keluarga atau orang terdekat karyawan yang dapat dihubungi jika terjadi kedaruratan pada karyawan. 10 Unsur Pelapoaran dan penyelidikan kecelakaan dan pencemaran lingkungan a) Melalukan pelapoaran semua kecelakaan (personal injury, kerusakan peralatan dan meterial / property, kebakaran, kecelakaan kendaraan, tumpahan bahan kimia / pencemaran lingkungan. b) Melakukan penyelidikan berdasarkan matrix time investigasi kecelakaan
11
Unsur Dokumentasi Mendokumentasi semua aktivitas K a) Kebijakan K3. b) Peraturan perundang – undangan. c) Prosedur & tanggap darurat.
organisasi. b) Komunikasi dengan contraktors dan pengunjung lain ditempat kerja. c) Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi yang relevan dari pihak eksternal yang berkepentingan
a) Untuk mengidentifikasi potensi situasi darurat. b) Untuk menanggapi situasi darurat
a) Kegiatan rutin dan non-rutin b) Kegiatan dari semua orang yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk kontraktor dan pengunjung) c) Perilaku manusia, kemampuan dan faktor manusia lainnya d) bahaya diidentifikasi berasal dari luar tempat kerja yang mampu mempengaruhi keselamatan dan kesehatan orang di bawah kendali organisasi di tempat kerja a) Kebijakan dan sasaran b) Deskripsi lingkup sistem manajemen K3 c) Deskripsi dari unsur-unsur utama
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 10
Bab IV analisa dan pembahasan
12
d) Prosedur kerja. e) Sasaran & progam K3
sistem manajemen K3. d) Dokumen, termasuk catatan, yang disyaratkan oleh K3
Unsur Evaluasi
a) Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengevaluasi kepatuhan dengan persyaratan hukum yang berlaku secara berkala. b) Organisasi harus menyimpan rekaman hasil evaluasi berkala c) Organisasi harus mengevaluasi kepatuhan dengan persyaratan lain yang mendapatkannya
a) Melakukan audit internal (internal control HSE & laporan harian subkontraktor) b) Evaluasi dilakukan oleh health safety and the environment (HSE) corporate terhadap performance safety & penerapan K3. c) Evaluasi terhadap subkontraktor dalam kurun 3 bulanan. d) Melakukan tinjauan managemen dari hasil audit 13 Unsur reward dan punishment
a) Memberikan hadian pada semua a) menyatakan hasil yang telah dicapai pekerja pada bulan K3 nasional. atau memberikan bukti dari kegiatan b) Memberikan penghargaan terhadap yang telah dilakukan subkontarktor yang menunjukkan kinerja K3 dengan baik. c) Memberikan penghargaan kepada pekerja yang telah melaporkan kejadian dan menunjukkan dengan baik. d) Penghargaan terhadap pekerja lapangan atas tercapai 1 juta jam kerja selamat 4.2 Sasaran sistem K-3 PLTP-kamojang. Untuk mengetahui sasaran K-3 dan tugas – tugas Safety dan Teknik maka dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Sasaran sistem K-3 proyek yang dilakukan staf safety No 1.
SASARAN Tidak ada kecelakaan di tempat kerja.
STAF SAFETY
TEKNIK
a. Bersama bagian operasi proyek membuat Rencana K3 Proyek / K-3 Plan. b. Perbaikan site managemen, metode kerja sehingga
a. Membantu Petugas sasaran (PSK3) menyiapkan data – data teknis untuk K3 Plan. b. Review terhadap seluruh
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 11
Bab IV analisa dan pembahasan
2.
Menjaga Kesehatan karyawan dan pekerja di lingkungan proyek.
3.
Peningkatan kepedulian karyawan dan pekerja di lingkungan proyek.
4.
Kesesuaian dengan peraturan undang – undang.
memenuhi standar K-3. c. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Rencana K-3 Proyek. d. Membentuk Struktur Organisasi K-3 sebagai pelaksanaan kebijakan K-3. a. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan dan pengecekan kesehatan bagi karyawan. a. Membuat program pelatihan dengan peningkatan pemahaman karyawan terhadap K-3. b. Memantau pelaksanaan sosialisasi K-3 untuk sub kontraktor / supplier yang dilakukan PSK3 dan pendukung. c. Memastikan bahwa Suplier / sub kontraktor mendukung pelaksanaan K-3. a) Mengidentifikasi / memahami peraturan dan undang – undang yang digunakan. b) Memantau pemenuhan peraturan undang – undang yang berlaku serta terkait dengan K-3.
Metode Kerja dan Site Managemen sehingga memenuhi standar K-3.
a. Mengikutsertakan karyawan logistic pada kegiatan kesehatan secara rutin. a. Karyawan mendapatkan sosialisasi secara rutin dan program pelatihan. b. Bersama PSK3 melaksanakan K-3 untuk sub kontraktor. c. Memastikan bahwa sub kontraktor mendukung pelaksanaan K-3.
a. Memahami dan memenuhi peraturan dan undang – undang yang berlaku serta terkait dengan K-3.
4.3 Peraturan sistem manajemen K3 pada proyek PLTP- kamojang. Menurut Persyaratan teknis dalam menerapkan K3 dilapangan pada proyek PLTP-Kamojang dalam pekerjaan antara lain :
1) Pekerjaan Galian. Didalam pekerjaan galian metode dan cara pelaksanaan harus perhatikan karena pekerjaan tersebut sangat susah dan berbahanya mengingat galian
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 12
Bab IV analisa dan pembahasan
yang sangat dalam dan banyak kabel yang berlalu lalang. Untuk itu cara untuk pekerjaan tersebut antara lain : a) Lihat layout gambar denah b) Lihat kekerasan atau kondisi tanah dilapangan. c) Posisikan excafator ditanah yang keras. d) Membuat galian sementara untuk dudukan exafator apabila galian dalam. e) memberikan perkuatan tanah strospile apabila tanah tidak labil atau longsor. f) Memberikan alat penyedot air / dewatering apabila dalam galian terdapat sumber air yang sangat tinggi. g) Apabila terdapat kabel dalam tanah, pergunakan penggalian manual. h) Pengawasan pekerjaan. 2) Pekerjaan beton beton adalah campuran air, semen, pasir, dan kerikil dengan perbandingan tertentu, untuk mendapatkan sifat tertentu campuran dapat ditambah zat-zat lain (additive). Didalam konstruksi struktur biasanya beton diberi besi bertulang yang berfungsi sebagai penerima gaya tarik. Adapun persyaratan pekerjaan beton antara lain : a) Gambar metode kerja dan sketsa harus diberikan kepada pekerja untuk mempermudah pelaksanaan dan keamanannya. b) Gunakanan bekisting plywood yang sudah ditentukan c) Dalam merencanakan, kayu yang dipakai dan sebagai penumpu harus diperhitungkan antara lain beban gerak, pengaruh sudut dan pengaruh hujan d) Cetakan harus diperiksa dalam pemasangan dan pembongkaran. e) Kerangka dan papan harus diberi kaitan untuk mengangkat
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 13
Bab IV analisa dan pembahasan
f) Untuk mencegah bahaya roboh perlu digunakan tierod dan gunakan suport sebagai pekerjaan dinding sedangkan untuk pekerjaan lantai gunakan perancah sebagai dudukan bekisting agar tidak roboh dan lendut. g) Gunakan vibrator 3) Pekerjaan scafolding Scafolding adalah alat untuk penyangga sruktur dan dudukan plat foam pekerjaan finishing. Adapun bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Menggunakan scafolding type cup look b) Pipa yang digunakan dia 1,5” dengan ketebalan 3mm c) Jarak antara pipa satu sama yang lain minimal 1m d) Pemberian perkuatan ke struktur utama e) Sambungan menggunakan swipelclam f) Harus kuat menahan gaya muatan tegak lurus yang diakibatkan oleh papan acuan, beton, alat pemadat, pekerja, dan lainnya.
4) Pekerjaan baja Pekerjaan Baja adalah struktur bangunan yang terbuat dari baja. Pekerjaan baja itu sangat efisien waktu dibandingkan dengan pekerjaan struktur dari beton adapun syarat pekerjaan baja adalah : a) Membuat metode pemasangan baja. b) Tangga yang digunakan untuk pemasangan menggunakn pipa 1,5” dengan sambungan swiple clam. c) Membuat pegangan atau perkuatan baja sementara saat pemasangan scafolding. d) Menggunakan boby harnes. e) Pengelasan menggunakan Wellding prosesdur standart (WPS) Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 14
Bab IV analisa dan pembahasan
f) Bersertifikat Energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE).
5) Pekerjaan bore pile. Pekerjaan bore pile adalah pengeboran tanah yang berfungsi sebagai pondasi structure, adapun diproyek PLTP kamojang adalah sebagai pondasi dudukan pipe suport. Adapun syarat pekerjaan bore pile sebagai berikut : a) Mesin bersertifikat Energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) b) Join mata bore kuat dan aman c) Seling tidak boleh ada yang putus d) Kondisi tanah rata untuk dudukan mesin bore pile e) Alat kondisi bagus, tidak ada sambungan pada tiang mesin bore pile.
6) Pekerjaan finishing Pekerjaan finishing adalah kegiatan akhir dari suatu proses konstruksi, umumnya pada tahap ini berbagai jenis kegiatan banyak dilakukan secara bersamaan sehingga fungsi coordinator pelaksanaan menjadi sangat penting. Adapun pekerjaan finishing antara lain, pekerjaan pasangan bata ringan, plester, aci, plafond,kusen yang menpunyai prosedur antara lain a) Untuk scafolding menggunakan scafolding type cup look b) Penggunaan safety net sebagai kesemalatan pada posisi pinggir plat. c) Pemasangan rambu-rambu K3 di area pekerjaan finishing. d) Untuk stop kontak listrik pada finishing menggunakan model look industri. Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 15
Bab IV analisa dan pembahasan
4.4 Macam-macam pekerjaan berwawasan K-3 yang diproyek PLTP-Kamojang Dalam penerapannya di lapangan Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3) bahaya,resiko dan pengendalian resiko pada proyek PLTP-kamojang antara lain:
Tabel 4.3 Item Pekerjaan resiko dan penanganan No 1.
TAHAP PEKERJAAN
BAHAYA
RESIKO
PENGENDALIAN RESIKO
Galian tanah, buangan dan
Galian dalam
Tanah longsor
Penerapan Prosedur Kerja
Genangan air pada permukaan tanah
Air masuk lagi ke dalam galian dan bisa menjadi erosi dan longsor Pekerja bisa celaka
Dibuatkan saluran untuk sementara ke selokan terdekat dan dibersihkan secara berkala Pemasangan rambu di setiap sudut area galian Diadakan Safety Officer dan memberikan peringatan kepada pekerja yang tidak memakai APD
timbunan
Kurangnya rambu-rambu Kurang disiplinnya para pekerja akan APD
No
TAHAP PEKERJAAN
BAHAYA Penumpukan bekas galian yang ada di pinggir bekas galian Kurang disiplinnya para pekerja akan APD
Terlalu banyak muatan dalam bak truk Tanah menempel pada ban truk Tanah menempel pada ban truk
Kepala bisa tertimpa serpihan batu dan barang dari atasnya dan juga kaki bisa terkena paku RESIKO Longsor dan dapat menimbun pekerja penggalian di bawahnya Kepala bisa tertimpa serpihan batu dan barang dari atasnya dan juga kaki bisa terkena paku Tumpah di jalan Mengotori jalan raya Mengotori jalan raya
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
PENGENDALIAN RESIKO Timbunan di batasi dan segera di buang dengan menggunakan baket tanah yang ada Diadakan Safety Officer dan memberikan peringatan kepada pekerja yang tidak memakai APD Kurangi muatan dan tutup bak truk dengan terpal Ban dibersihkan atau dicuci terlebih dahulu Ban dibersihkan atau dicuci terlebih dahulu
IV - 16
Bab IV analisa dan pembahasan
2
3
4
No
Pembesian
Bekisting
Pengecoran
TAHAP PEKERJAAN
Pekerja kurang memahami fungsi alat kerja Alat kurang memadai Kurang peduli terhadap APD
Hasil kerja kurang maksimal Luka ringan pada tubuh
Sampah kayu dan paku ada dimana – mana
Kaki pekerja bisa terkena paku tersebut
Banyak pekerja yang kurang peduli terhadap APD Alat kerja berserakan dimana – mana
Kepala bisa luka dan kaki terkena paku
Pekerja naik di atas Bucket cor Bucket cor kurang bersih
Jatuh
BAHAYA
RESIKO Kaki pekerja bisa terkena paku tersebut
Sampah kayu dan paku ada dimana – mana
5
Bore pile
Alat cepat rusak
Mengganggu pekerjaan yang lain dan juga akses jalan ke area kerja
Jalan beton kurang lancar dari dalam baket cor
Sosialisasikan cara pemakaian alat Cek alat sebelum bekerja atau digunakan Memberi teguran dan melarang bekerja bagi yang tidak menggunakan APD
Sampah kayu dan paku dikumpulkan dan dibuang di tempat yang telah disediakan Beri pengarahan kepada para pekerja akan gunanya APD tersebut Dirapikan dan dipindahkan ketempat yang telah disiapkan
Larangan dan sanksi bagi yang melanggar Selesai melakukan pengecoran baket segera dibersihkan PENGENDALIAN RESIKO Sampah kayu dan paku dikumpulkan dan dibuang di tempat yang telah disediakan Beri pengarahan kepada para pekerja akan gunanya APD tersebut Dirapikan dan dipindahkan ketempat yang telah disiapkan
Banyak pekerja yang kurang peduli terhadap APD Alat kerja berserakan dimana – mana
Kepala bisa luka dan kaki terkena paku
Seling karatan
Seling putus
Pengecekan seling berkala
alat bore pile yang terlalu miring
Alat roboh
Dibuatkan plat foam / meratakan tanah
Mengganggu pekerjaan yang lain dan juga akses jalan ke area kerja
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 17
Bab IV analisa dan pembahasan
6
Steel structure / baja
Pengunci baut yang tidak pas Kurangnya peyangga/suport
Bangunan goyang
Banyak pekerja yang kurang peduli terhadap APD
Terjatuh dari ketinggian
Banguan roboh
Kunci baut dengan kunci pas yang kuat Gantung dengan Cran / suport dengan baja disekilingya Beri pengarahan kepada para pekerja akan gunanya APD tersebut
Prosedur jika Terjadi Kecelakaan Kerja di Proyek Dalam menanggulangi dan mempermudah bila terjadi kecelakaan kerja di dalam area proyek maka dibuat prosedur dan pisahkan jenis kecelakaan kerja yaitu : a) Nearmiss. Nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss) yaitu adanya sesuatu situasi yang nyaris mendatangkan kecelakaan, namun tidak mengakibatkan adanya korban (manusia) cidera maupun kerugian
karena
kerusakan
property
/
asset
(barang/material/peralatan). b) Kecelakaan kerja dengan cidera. Kecelakaan kerja dengan cidera meliputi antara lain : 1)
First aid / pertolongan pertama (P3K) yaitu orang / korban
kecelakaan mengalami cidera ringan yang dapat diobati ditempat dengan tindakan pertolongan pertama, sehingga korban dapat segera bekerja kembali. 2)
Medical treatment / pengobatan yaitu korban kecelakaan
mengalami cidera yang memerlukan pengobatan oleh tenaga medis. 3)
Partial disability yaitu korban kecelakaan mengalami
cidera yang memerlukan perawatan medis, dimana korban
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 18
Bab IV analisa dan pembahasan
tidak mengalami kehilangan anggota tubuh tetapi mengalami disfungsi / cacat permanen . c) Kecelakaan fatal. Kecelakaan fatal meliputi antara lain : 1) permanent / disability yaitu kecelakaan kerja yang megakibatkan adanya orang cidera, dimana mengalami korban mengalami kehilanagan anggota tubuhnya. 2) meninggal yaitu kecelakaan kerja yang mengakibatkan adanya orang meninggal baik langsung setelah kecelakaan atau setelah diobati d) property / asset damage property / asset damage yaitu kerusakan property sepeti peralatan,
material,
barang-barang
yang
berharga
yang
mengakibatkan kerugian yang besar.
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 19
Bab IV analisa dan pembahasan
4.5 Proses pembahasan masalah sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PLTP-kamojang Dalam proses pembahasan masalah ini peneliti menggunakan beberapa proses , berikut flow chart tersebut : 4.4 Tabel/Flow chart sistem K3 pada permit to work proyek PLTP-Kamojang No 1. 2.
3.
4
5
6
7
8
9
10
11
prosedure Pengajuan permit to work oleh sub kontraktor Diperiksa oleh chief HSE mainkontraktor Data yang sudah di periksa oleh HSE mainkontraktor kemudian dikembalikan kesubkontraktor Data diperiksa oleh general superintendent mainkontraktor Data diperiksa oleh contruction manager mainkontraktor Data yang sudah disetujui cotruction manager dikembalikan ke subkontraktor Data permit to work diberikan ke owner PGE untuk disetujui/tidak Data yang sudah disetujui kemudian dikembalikan ke subkontraktor untuk di data kembali Setelah data disetujui owner kemudian dikasihkan HSE mainkontraktor untuk direview persiapan pekerjaan Data yang sudah diperiksa kemudian dikasihkan ke subkontraktor untuk memulai aktifitas pekerjaan selesai
Maincon HSE
Subcon
Maincon GSI
Maincon CM
Owner PGE
1 2 3
4 5
6 7
8
9 10 11
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 20
Bab IV analisa dan pembahasan
Penjelasan tabel/flow chart Pengajuan permit to work oleh subkontraktor Sebelum pekerjaan dimulai subkontraktor diwajibkan mengajukan permit to work yang sesuai dengan item pekerjaan yang akan dikerjakan dan membuat laporan tenaga kerja , gambar dan metode kerja.
Diperiksa oleh HSE mainkontraktor Setelah data – data permit to work di buat oleh subkontraktor maka kemudian diberikan ke HSE mainkontraktor untuk diperiksa oleh mainkontraktor yang sesuai dengan item pekerjaan yang akan dikerjakan.
Disetujui / tidak oleh HSE Setelah data-data permit diberikan ke mainkontraktor kemudian di periksa oleh pihak HSE untuk disetujui permit to work tersebut sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku, dan apabila tidak sesuai dengan aturan-aturan, maka data akan dikembalikan ke subkontraktor, dan apabila data-data tersebut sudah sesuai dengan aturan –aturan yang sudah ditetapkan maka pekerjaan sudah bisa dimulai.
Diperiksa oleh general superintendent Setelah data-data permit to work sudah diperiksa oleh pihak HSE kemudian diajukan ke pihak General superintendent untuk diapproval permit to work tersebut sebagai tanggung jawab pekerjaan tersebut.
Diperiksa oleh Contruction manager Setelah data-data permit to work sudah diperiksa oleh General superintendent kemudian diberikan ke contruction manager untuk diapproval permit to work tersebut sebagai tanggung jawab pekerjaan tersebut.
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 21
Bab IV analisa dan pembahasan
Data dikembalikam kesubkontraktor Setelah data dipertiksa contruction manager kemudian diajukan ke pihak subkontraktor untuk direview pekerjaan tersebut.
Diperiksa oleh PGE (pertamina geothermal energi) Setelah data-data di setujui oleh contruction manager/general superintendent maka kemudian diajukan ke PGE untuk diperiksa sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan dengan lampiran gambar dan metode pekerjaan yang lengkap,.
permit to work dari owner ke subkontraktor Setelah data-data diperiksa, maka pihak PGE untuk mensetujui apabila pengajuan PTW permit to work sesuai dengan aturan yang ditentukan dan pihak PGE berhak menolak apabila PWT tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. Kemudian data tersebut akan dikembalikan oleh PGE ke subnkontraktor.
Permit to work diriview oleh HSE mainkontraktor Setelah permit to work di setujui/tidak setujui oleh PGE maka pihak HSE mainkontraktor akan mereview kembali apa yang sudah dievaluasi sama PGE tersebut dan diserahkan ke subkontraktor tersebut.
Data dikembalikan ke subkontraktor untuk memulai pekerjaan Apabila data sudah disetujui oleh pihak mainkontraktor dan owner maka subkontraktor sudah boleh memulai pekerjaan yang sudah diajukan.
Finish/selesai Selesai
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 22
Bab IV analisa dan pembahasan
4.6 Hal – hal yang berpengaruh terhadap kinerja proyek pada sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek PLTP kamojang ada beberapa pengaruh kinerja pada sistem keselamatan dan kesehatan kerja yaitu a. Komitmen Top Management terhadap K3 b. Peraturan dan prosedur K3 c. Komunikasi pekerja d. Kompetensi pekerja e. Lingkungan kerja f. Keterlibatan pekerja
1. Karakteristik responden Dalam dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Total Bangun Persada dan PT. Rekayasa Industri pada proyek PLTP-Kamojang ada 40 orang yang ditemui oleh penulis pada saat penelitian berlangsung. Terdapat karakteristik responden yang dimasukkan dalam penelitian yaitu profesi, pengalaman, masa kerja, pendidikan, usia, jenis kelamin. Peneliti menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pada K3 pada proyek PLTP-kamojang yang menyebabkan beberapa kendala atau masalah yang ada di proyek yaitu :
∑ ∑
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 23
Bab IV analisa dan pembahasan
4.5 Tabel nam-nama responden No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Masa n
pendidikan
Jenis Usia kelamin kelamin
Pengalaman
Safety
16 tahun
Sarjana
39 tahun
Laki-laki
Gedung-indunstri
Safety
13 tahun
Sarjana
36 tahun
Laki-laki
Gedung-indunstri
pelaksana
25 tahun
Diploma
50 tahun
Laki-laki
Gedung-indunstri
KA. pelakasa
19 tahun
Sarjana
42 tahun
Laki-laki
Gedung-indunstri
pelasana
12 tahun
Sarjana
35 tahun
Laki-laki
Gedung-indunstri
KA. pelakasa
30 tahun
Diploma
53 tahun
Laki-laki
Gedung-indunstri
Site Engineer
14 tahun
Sarjana
37 tahun
Laki-laki
indunstri
Site Engineer
20 tahun
Sarjana
43 tahun
Laki-laki
Gedung-indunstri
Site Engineer
9 tahun
Diploma
32 tahun
Laki-laki
Gedung-indunstri
Site manager
16 tahun
Sarjana
38 tahun
Laki-laki
Gedung-indunstri
Nama
profesi
Juri hidayat Wawan Sugiarno Bagus Wahyudi Nurmidi Handoko cecep Aam
kerja
10
Endro P
11.
M. Yono
Logistik
22 tahun
Diploma
45 tahun
Laki-laki
Gedung-indunstri
12.
Yana
Gudang
17 tahun
Diploma
40 Tahun
Laki-laki
indunstri
13.
Muhayat
Mekanik
18 tahun
Sarjana
41 Tahun
Laki-laki
Gedung
14.
Mastari
Mekanik
15 tahun
Diploma
36 Tahun
Laki-laki
Gedung
15.
Wawan J
Pelaksana
14 tahun
Sarjana
37 Tahun
Laki-laki
Gedung
16.
Tri .S
Project manager
25 tahun
Sarjana
50 Tahun
Laki-laki
Gedung-indunstri
17.
Kadar istaka
Pelaksana
27 tahun
Sarjana
49 tahun
Laki-laki
Gedung-indunstri
18.
Bambang W
Pelaksana
13 tahun
Sarjana
38 tahun
Laki-laki
Gedung
19.
Suharto
Pelaksana
21 tahun
Sarjana
44 tahun
Laki-laki
Gedung
20.
Ahmadi
pelaksana
14 tahun
Sarjana
37 tahun
Laki-laki
Gedung
21.
Anie
Safety
10 tahun
Sarjana
32 tahun
perempuan
indunstri
Safety
5 tahun
Sarjana
28 tahun
Perempuan
indunstri
Site manager
14 tahun
Sarjana
38 tahun
Perempuan
indunstri
Safety
12 tahun
Sarjana
35 tahun
Laki-laki
indunstri
Safety
5 tahun
Sarjana
27 tahun
Perempuan
indunstri
Safety
7 tahun
Sarjana
29 tahun
Laki-laki
indunstri
22. 23. 24. 25. 26.
Ajeng Apong Bambang Yusuf Zuli rahmawati Feri
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 24
Bab IV analisa dan pembahasan
No 27. 28. 29. 30
Nama
profesi
Muji Selamet puji Adi agus asnil
Masa kerja
pendidikan
Jenis Usia kelamin kelamin
Pengalaman
Safety
17 tahun
Sarjana
39 tahun
Laki-laki
indunstri
pelaksana
18 tahun
Sarjana
38 tahun
Laki-laki
indunstri
pelaksana
18 tahun
Sarjana
30 tahun
Laki-laki
indunstri
Site manager
20 tahun
Sarjana
42 tahun
Laki-laki
indunstri
31.
Jimi
pelaksana
14 tahun
Sarjana
37 tahun
Laki-laki
indunstri
32.
Hijon
pelaksana
7 tahun
Sarjana
30 tahun
Laki-laki
indunstri
33.
Bambang dwi
Project manager
31tahun
Sarjana
52 tahun
Laki-laki
indunstri
34.
Krisjoko
pelaksana
16 tahun
Sarjana
38 tahun
Laki-laki
indunstri
35.
Krisnandar
QC
11tahun
Sarjana
34 tahun
Laki-laki
indunstri
36.
Heru
QC
10 tahun
Sarjana
33 tahun
Laki-laki
indunstri
37.
Rani
Site Engineer
8 tahun
Sarjana
30 tahun
Perempuan
indunstri
38.
Intan
Site Engineer
4 tahun
Sarjana
27 tahun
Perempuan
indunstri
39.
Arief
Site Engineer
16 tahun
Sarjana
38 tahun
Laki-laki
indunstri
40.
zainab
Site Engineer
4 tahun
Sarjana
26 tahun
perempuan
indunstri
a.
Profesi
Pada tabel ini berikut ini menunjukkan responden berdasarkan profesi 4.6 Tabel responden berdasarkan profesi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Profesi
Jumlah responden
prosentase
Safety
8
20,00%
Pelaksana
12
30,00%
KA. pelaksana
2
5,00%
Site engineer
8
20,00%
Logistik
1
2,50%
Gudang
1
2,50%
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 25
Bab IV analisa dan pembahasan
No.
Profesi
Jumlah responden
prosentase
Mekanik
2
5,00%
Project manager
2
5,00%
9.
Site manager
2
5,00%
10.
QC
2
5,00%
40
100%
7. 8.
Total
b. Masa kerja Pada tabel ini berikut ini menunjukkan responden berdasarkan masa kerja. 4.7 Tabel responden berdasarkan masa kerja Masa kerja
No.
Jumlah responden
Persentase
1.
5 – 10 Tahun
9
22,50%
2.
10 – 15 Tahun
11
27,50%
3.
15 – 20 Tahun
12
30,00%
4.
20 – 25 Tahun
5
12,50%
5.
25 – 30 Tahun
2
5,00%
6.
30 – 35 Tahun
1
2,50%
40
100%
Total
c. Tingkat Pendidikan Pada tabel ini berikut ini menunjukkan responden berdasarkan tingkat pendidikan. 4.8 Tabel responden berdasarkan tingkat pendidikan Masa kerja
No.
Jumlah responden
Persentase
1.
Sarjana
34
85,00%
2.
Diploma
6
15,00%
40
100%
Total
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 26
Bab IV analisa dan pembahasan
d. Usia Pada tabel ini berikut ini menunjukkan responden berdasarkan Usia 4.9 Tabel responden berdasarkan usia Masa kerja
No.
Jumlah responden
Persentase
1.
25 – 30 Tahun
5
12,50%
2.
30 – 35 Tahun
7
17,50%
3.
35 – 40 Tahun
16
40,00%
4.
40 – 45 Tahun
7
17,50%
5.
45 – 50 Tahun
3
7,50%
6.
50 – 5 Tahun
2
5,00%
40
100%
Total
e. Jenis kelamin Pada tabel ini berikut ini menunjukkan responden berdasarkan jenis kelamin. 4.10 Tabel responden berdasarkan jenis kelamin Masa kerja
No.
Jumlah responden
Persentase
1.
Laki - laki
33
82,50%
2.
Perempuan
7
17,50%
40
100%
Total
f. Pengalaman Pada tabel ini berikut ini menunjukkan responden berdasarkan pengalaman. 4.11 Tabel responden berdasarkan pengalaman Masa kerja
No. 1.
Gedung
Jumlah responden
Persentase
6
15,00%
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 27
Bab IV analisa dan pembahasan
Masa kerja
No.
Jumlah responden
Persentase
2.
Industri
22
55,00%
3.
Gedung dan industri
12
30,00%
40
100%
Total
4.6.1 Komitmen Top Management terhadap K3 4.12 Tabel tanggapan responden terhadap Top management No
pertanyaan
1.
Apakah perusahaan memberikan prioritas terhadap masalah K3 Apakah perusahaan akan memperhentikan pekerja yang membahayakan apakah ada usaha peningkatan kinerja K3 pada periode tertentu apakah ada pengawasan terhadap K3 Apakah perusahaan memberikan perlengkapan K3 apakah perusahaan memberikan pelatihan K3 Sub Total (a) prosentase (b) Total Prosentase (a/b)
2. 3. 4 5 6
Setuju TEKNIKt
tidak setuju
Ragu-ragu
90,00%
2,50%
7,50%
80,00%
12,50%
7,50%
62,50%
10,00%
27,5%
85,00% 82,50%
7,50% 15,00%
7,50% 2,50%
90,00%
2,50%
7,50%
490,00% 600% 81,67%
50,00% 600,% 8,33%
60.00% 600% 10,00%
Faktor Komitmen Top Management terhadap K3 dalam pelaksanaan proyek PLTP-kamojang sangat diperlukan dalam mengatur semua managemen baik dari segi keuangan, kebijakan, kinerja K3, pengawasan dilapangan dan pelatihan masalah
K3.
Didalam
pelaksanaan
proyek
PLTP-Kamojang
ini
yang
dilaksanakan PT. Total menunjukkan bahwa komitmen Top Management sudah baik dan perlu dipertahakann. hal-hal tersebut berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan menjadi lancar.
Berdasarkan pengamatan terhadap para pekerja bahwa aspek yang paling berpengaruh adalah perusahaan memberikan perlengkapan K3 seperti alat pelindung diri, dimana para pekerja akan merasa aman dan nyaman melakukan Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 28
Bab IV analisa dan pembahasan
pekerjaan konstruksi ketika dirinya dilindungi dengan adanya perlengkapan K3. Aspek lain yang diukur adalah pengawasan terhadap K3 para pekerja, dimana antara pihak manajemen dan para pekerja terjadi hubungan yang saling memperhatikan pentingnya K3 pada proyek konstruksi. Sedangkan aspek perusahaan memberikan prioritas utama terhadap masalah K3 dan perusahaan akan memberhentikan pekerjaan yang membahayakan, dimana hasil pengumpulan data didapatkan bahwa pihak manajemen memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjanya. Sedangkan aspek lain yang diukur adalah perusahaan memberikan latihan K3, dimana dengan pengetahuan yang dimiliki pekerja diharapkan pekerja memiliki kesadaran akan budaya yang mengancam sehingga meminimalisir kecelakaan kerja. 4.6.2. Peraturan dan prosedur K3 4.13 Tabel tanggapan responden terhadap peraturan dan prosedur K3 No
pertanyaan
1.
Apakah peraturan dan prosedur K3 sangat diperlukan apakah prosedur K3 mudah diterapkan dengan konsisten apakah ada sanksi terhadap pelanggaran prosedur apakah peraturan dan prosedur K3 diperbaiki secara berkala apakah peraturan dan prosedur K3 mudah dimengerti Sub Total (a) prosentase (b) Total Prosentase (a/b)
2. 3. 4 5
Setuju TEKNIKt
tidak setuju
Ragu-ragu
97,50%
2,50%
0,00%
47,50%
20,00%
32,50%
97,50%
2,50%
0,00%
57,50%
15,00%
27,50%
100,00%
0,00%
0,00%
400,00% 500,00% 80,00%
40,00% 500,00% 8,00%
60,00%% 500,00% 12,00%
Dalam peraturan dan prosedur K3 proyek PLTP-kamojang sudah baik dan perlu dipertahankan. Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan dalam menciptakan kondisi yang aman dan nyaman. Peraturan dan Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 29
Bab IV analisa dan pembahasan
prosedur harus dijelaskan sebelum orang pekerja melakukan pekerjaan dengan melakukan induction terlebih dahulu. Induction akan memberikan arahan atau aturan yang ada dilokasi proyek.
Setiap item pekerjaan mempunyai Peraturan dan prosedur yang berbeda yang sesuai dengan resiko habaya pekerjaan itu sendiri, hal ini yang menjadikan peraturan harus diterapakn dan dilaksanakan . prosedur yang ada di proyek harus konsisten demi keselamatan kerja, apabila pekerja tidak melaksankan peraturan tersebut maka pekerja diberi sanksi dengan sistem teguran 1, teguran 2 dan apabila masih melakukan maka pekerja akan di keluarkan dari area proyek dan tidak boleh bekerja lagi.
Peraturan dan prosedur keselamatan kerja harus diperbaiki secara berkala sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan agar pekerja mengikuti aturan – aturan yang telah dibuat dengan rasa tanggung jawab. Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja harus mudah dimengerti dengan cara memberikan pengarahan disetiap lokasi yang menimbulkan bahanya atau memberikan petunjuk aturan yang ada dengan gambar-gambar peraturan.
4.6.3 Komonikasi dengan pekerja 4.14 Tabel tanggapan responden komunikasi dengan pekerja No 1. 2. 3. 4. 5
pertanyaan apakah pekerja mendapat informasi mengenai masalah K3 apakah pekerja puas dengan penyampaian informasi kecelakaan kerja yang terjadi apakah pekerja mendapat informasi mengenai kecelakaan kerja yang terjadi apakah adanya komunikasi yang baik antara pekerja dan pikah manajeraial apakah adanya komunikasi yang baik antara sesama pekerja
Setuju TEKNIKt
tidak setuju
Ragu-ragu
77,50%
0,00%
22,50%
35,00%
15,00%
50,00%
77,50%
10,00%
12,50%
47,50%
7,50%
45,00%
42,50%
0,00%
57,50%
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 30
Bab IV analisa dan pembahasan
No
pertanyaan
Setuju TEKNIKt
Sub Total (a) prosentase (b) Total Prosentase (a/b)
tidak setuju
280,00% 500,00% 56,00%
32,50% 500,00% 6,50%
Ragu-ragu 187,50% 500,00% 37,50%
Pekerja harus mendapat informasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja sebelum
melaksanakan
pekerjaan.
Setiap melakukan pekerjaan
pekerja
berkomunikasi dengan pihak safety dan site manager tentang bahaya pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam berkominkasi antara pihak safety dan site manager dengan pekerka harus jelas dan detail agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam melakukan pekerjaan.
Komunikasi yang baik anatra pekerja akan membuat pekerjaan menjadi lancar dan nyaman. Sering terjadi kecelakaan kerja karena kurang komunikasi antara pekerja dengan pihak safety dan salah pengertian, hal – hal tersebut sangat tidak diinginkan, biasanya terkendala dengan bahasa dan daerah yang berbeda, untuk itu dari pihak safety dan site manager harus bisa merangkul semuanya.
4.6.4 Kompetensi pekejaan 4.15 Tabel tanggapan responden kompetensi pekerja No
pertanyaan
TEKNIKt Setuju
tidak setuju
Ragu-ragu
1.
apakah pekerja mengerti tanggung jawab terhadap K3
32,50%
0,00%
67,50%
2.
apakah pekerja mengerti sepenuhnya resiko dari pekerjaan
35,00%
17,50%
47,50%
3.
apakah pekerja mampu melakukan pekerjaan dengan cara yang aman
32,50%
12,5-%
55,00%
4
apakah pekerja tidak melakukan diluar tanggung jawabnya
20,00%
450,00%
35,00%
5
apakah pekerja mampu memahami keseluruhan peraturan dan prosedur kerja
17,50%
5,00%
77,50%
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 31
Bab IV analisa dan pembahasan
No
pertanyaan
TEKNIKt Setuju
tidak setuju
Sub Total (a)
137,50%
80,00%
282,50%
prosentase (b)
500,00%
500,00%
500,00%
27,50%
16,00%
56,50%
Total Prosentase (a/b)
Ragu-ragu
Pekerja mengerti tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, karena tanggung jawab adalah merupakan salah satu prinsip dalam pekerjaan, tanpa memiliki rasa tersebut orang tidak akan mempunyai rasa memliki atas pekerjaan tersebut sehingga kerjaan tidak berjalan dengan lancar dan tidak sesuai yang kita inginkan.
Dalam proyek PLTP-Kamojang ini peneliti melihat orang bekerja yang tidak sesuai dengan kompetensinya atau pekerjaannya. hal tersebut dikarenakan kurangnya pengawasan dalam pekerjaan dilapangan dan tidak mengetahui peraturan dan prosedur masalah keselamatan dan kesehatan kerja dan tidak mengetahui resiko dari pekerjaan itu sendiri.
4.6.5 Lingkungan kerja. 4.16 Tabel tanggapan responden lingkungan kerja No
pertanyaan
1. 2.
apakah pekerja telah mengutamakan K3 apakah pekerja tidak bosen melakukan pekerjaan yang berulang-ulang apakah pekerja termotivasi karena program K3 apakah pekerja puas dengan keamanan lingkungan kerja. apakah pekerja tidak saling menyalahkan bila terjadi kecelakaan kerja Sub Total (a) prosentase (b) Total Prosentase (a/b)
3. 4 5
Setuju TEKNIKt
tidak setuju
Ragu-ragu
30,00% 65,00%
10,00% 17,50%
60,00% 17,50%
65,00%
5,00%
30,00%
35,00%
10,00%
55,00%
27,50%
2,50%
70,00%
222,50% 500,00% 44,50%
45,00% 500,00% 9,00%
232,00% 500,00% 46,50%
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 32
Bab IV analisa dan pembahasan
Lingkungan kerja yang aman dan yaman dan bersih membuat pekerjaan lancar, pada proyek PLTP-kamojang ini area proyek tidak terlalu bersih dikarenakan area yang luas dan jauh dan kuranggnya orang kebersihan yang kurang memadai. Hal ini seharusnya di lakukan dengan penambahan pekerja khususnya pekerja harian.
Keamanan lingkungan sangat dibutuhkan dalam pekerjaan proyek PLTPkamojnag, peneliti menemukan kurangnya kenyamanan dalam pekerjaan disii keamanan. Untuk itu pengamanan diarea proyek harus ditingkatkan dengan cara penambahan personil dan pendekatan dengan masyarakat sekitar. Rasa saling tidak menyalahkan antara pekerja satu dengan yang lain juga bisa membuat lingkungan kerja harmonis, aman dan nyaman.
4.6.6 kerterlibatan pekerjan 4.17 Tabel tanggapan responden lingkungan kerja No
pertanyaan
1.
apakah pekerja dilibatkan dalam perencanaan program K3 apakah pekerja melaporkan jika terjadi kesalahan / situasi yang berbahanya apakah pekerja diminta mengingatkan pekerja lain tentang bahanya dan K3 apakah pekerja dilibatkan dalam penyampaian informasi Sub Total (a) prosentase (b) Total Prosentase (a/b)
2. 3. 4
Setuju TEKNIKt
tidak setuju
Ragu-ragu
52,50%
5,00%
42,50%
80,00%
7,50%
12,50%
70,00%
2,50%
27,50%
76,50%
0,00%
32,50%
270,00% 400,00% 67,50%
15,00% 400,00% 3,75%
115,00% 400,00% 28,75%
Dalam penelitian keterlibatan pekerja dalam sekelamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan karena keselamatan dan kesehatan tanpa dukungan pekerja tidak akan berjalan.
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 33
Bab IV analisa dan pembahasan
Dalam pembuatan perencanaan program keselamatan dan kesehatan kerja pekerjan juga ikut dilibatkan agar terjadi kesepakatan bersama dalam progam K3. Pekerja juga melaporkan apabila terjadi kejadian kecelakaan kerja dan situasi bahanya yang ada dilapangan dan mengingatkan kepada pekerja lain tentang bahaya yang ada dilapangan. Dalam hal – hal yang berpengaruh terhadap kinerja proyek pada sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) komitmen Top managemen adalah nilai yang paling tinggi 81,67% dibandingkan dengan yang lain. Untuk itu top managemen harus kuat dan baik, agar tercipta kerjaan yang baik dan maksimal aman dan nyaman. 4.7 Tanggung jawab departement terhadap K3 Berpengaruh terhadap Kinerja Proyek PLTP-kamojang. Peneliti menunjukkan bahwa faktor tanggung jawab departement terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam pelaksanaan proyek memiliki pengaruh besar terhadap kinerja Proyek Konstruksi dilapangan, semakin tinggi rasa tanggung jawab departement terhadap K3, akan mengakibatkan semakin tinggi pula kinerja proyek konstruksi. Sebaliknya
semakin rendah tanggung
jawab departement terhadap K3 akan mengakibatkan semakin rendah pula kinerja kroyek konstruksi. Didalam pelaksanaan proyek PLTP kamojang ini departement health safety and the environment (HSE) kurang memperhatikan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sehingga banyak kendala dalam pelaksanaan pekerjaan.
Berdasarkan pengamatan terhadap para pekerja bahwa aspek yang paling berpengaruh adalah health safety and the environment
(HSE) memberikan
perlengkapan alat pelindung diri (APD), dimana para pekerja akan merasa aman dan nyaman melakukan pekerjaan dilapangan ketika dirinya dilindungi dengan adanya perlengkapan
alat pelindung diri. disisi lain yang diukur adalah
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 34
Bab IV analisa dan pembahasan
pengawasan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) para pekerja, dimana antara pihak departement dan para pekerja terjadi hubungan yang saling memperhatikan pentingnya K3 pada proyek konstruksi.
Sedangkan aspek perusahaan memberikan prioritas utama terhadap masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan perusahaan akan memberhentikan pekerjaan yang membahayakan, dimana hasil pengumpulan data didapatkan bahwa pihak manajemen memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjanya.
Sedangkan aspek lain yang diukur adalah perusahaan memberikan latihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3), dimana dengan pengetahuan yang
dimiliki pekerja diharapkan pekerja memiliki kesadaran akan budaya yang mengancam sehingga meminimalisir kecelakaan kerja.
4.7.1 Implikasi manajerial Implikasi manajerial memberikan kontribusi praktis bagi Departement, yaitu sebagai berikut : a) Pengaruh kinerja terhadap pelaksanaan program-program K3 yang dilakukan manajemen, bertujuan untuk mengetahui efektifitas daripada program-program tersebut b) Sebuah kebijakan K3, harus dimulai dari inisiatif departement terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjanya harus ditunjukkan dalam bentuk sebuah pernyataan kebijakan yang tertulis. c) Penerapan kebijakan K3 dilakukan dengan menyusun sebuah program K3 yang bertujuan untuk mengendalikan lingkungan kerja, peralatan dan proses pekerjaan yang dilakukan, serta mengendalikan pekerja untuk mencegah kecelakaan yang kerap terjadi di tempat kerja, dapat berupa pelatihan dan pendidikan K3, pemeriksaan kesehatan, pencatatan dan Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 35
Bab IV analisa dan pembahasan
pelaporan setiap insiden yang terjadi, safety meeting, serta dilakukannya publikasi mengenai K3. Kinerja perusahaan jasa konstruksi dapat ditingkatkan dengan mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja serta menganalisa seberapa besar pengaruh faktor tersebut terhadap kinerja perusahaan, dalam hal budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa budaya keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek PLTP - kamojang perlu diperbaiki dan dikembangkan untuk tercapainya manajemen yang baik.
4.7.2 Pekerja berpengaruh terhadap Kinerja Proyek. Berdasarkan hasil pegumpulan data, bahwa apsek yang paling berpengaruh adalah pekerja mengerti sepenuhnya resiko dari pekerjaanya, dimana dengan mengerti akan tanggung jawab dan resiko dari pekerjaannya, para pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan tidak ragu-ragu dalam bekerja. Sehingga diharapkan meminimalisi resiko terjadinya kecelakaan kerja dan dapat membantu meningkatkan kompetensi pekerja yang lain terhadap K3 pada lingkungan proyek.
Dari pihak project manager dan departement harus bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja para pekerjanya dan harus menetapkan suatu kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja serta menunjukkan perhatian terhadap keselamatan kerja. Didalam namagement safety mempunyai sara saling percaya antara pekerja yang memiliki kompetensi yang dimiliki setiap masing-masing pekerja dengan adanya rasa saling percaya tersebut diharapkan dapat memperkecil atau meminimalisir angka kecelakaan kerja.
Dalam pelaksana pekerjaan PLTP- kamojang ini PT.Total seharusnya memberikan tenaga yang berkompeten dalam bidang K3 yang didasari dengan Pendidikan formal dan non formal seperti kursus dalam penangan K3 proyek Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 36
Bab IV analisa dan pembahasan
konstruksi yang dilengkapi dengan sertifikat penghargaan untuk tenaga keahlian yang dimiliki untuk menangani proyek konstruksi, dengan demikian pelaksanaan proyek akan berjalan dengan baik dan petugas K3 yang bersangkutan dapat memberikan pengarahan atau penyuluhan kepada para pekerja agar proyek tersebut berjalan dengan lancar dan tidak ada kejadian yang tidak diinginkan. Project manager harus mendukung semua kegiatan departement HSE meskipun sudah sudah mengikuti semua aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Para staff dan pekerja harus mengikuti arahan-arahan yang dijelaskan sebelum pekerjaan dimulai dan induction. Akan tetapi dari hasil pengamatan langsung dilapangan kurang memperhatikan aturan-aturan yang dibuat oleh pihak departemen
HSE,
sehingga
banyak
pelanggaran-pelanggaran
yang
mengakibatkan pekerjaan di stop oleh pihak HSE dan kerjaan menjadi terhambat tidak sesuai scedule yang diharapkan.
4.8 Penyebab Tidak Sepenuhnya Diterapkan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek PLTP-kamojang. Dari temuan Peneliti menunjukkan bahwa penyebab tidak sepenuhnya diterapkan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek PLTP-kamojang adalah kurangnya memperhatikan masalah keselamatan kerja dan kurangnya pengarahan dari pihak departemen HSE yang kurang menguasai masalah K3 dan ketidak telitian dalam pengawasan karena area yang luas. Dengan masalahmasalah tersebut pihak depatement HSE harus tegas demi mencegah atau meminimalkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta menciptakan tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Pada hakikatnya semua permasalahan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah menjadi tanggung jawab setiap orang dan setiap karyawan sudah sepenuhnya berpartisipasi dalam setiap kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja, paling tidak pada masing-masing lingkungan kerjanya. Hal ini disebabkan karena dalam suatu lingkungan industri, selalu terdapat kegiatan Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 37
Bab IV analisa dan pembahasan
yang melibatkan berbagai peralatan teknik dan sumber daya manusia. Meskipun demikian secara keseluruhan beban tanggung jawab atas berlangsungnya operasional kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan akan berada pada pundak pimpinan perusahaan tersebut.
4.8.1 Kondisi area kerja. Kondisi lingkungan yang sangat luas dan jauh mengakibatkan kurang pengawasan sehingga sering terjadi peluang besar terjadinya kecelakaan masih sangat besar dan sangat membahayakan keselamatan pekerja dari kontraktor terhadap kinerja proyek konstruksi. Dengan demikian dapat dinyatakan diduga bahwa kondisi dan lingkungan kerja yang aman secara parsial berpengaruh nyata terhadap kinerja proyek konstruksi. 4.8.2 Staff HSE Dari hasil penelitian untuk staff HSE masih kurang karena proyek yang jauh harusnya untuk staff HSE diperbanyak agar pengawasan keselamatan bisa dihindari. 4.8.3 Biaya / budget. Biaya sangat berpengaruh dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3), untuk itu dalam tender biaya masalah K3 itu harus benar-benar diperhitungkan karena akan mempengaruhi dalam pembelian alat pelindung diri agar tidak terjadi kecelakaan kerja. 4.8.4 Alat dan material Alat K3 dilapangan masih dan rambu-rambu banyak yang kurang, sehingga banyak kejadian kecelakaan, rambu-rambu K3 seharusnya di tempatkan ditempat yang mudah terlihat dan terjangkau, apabila ada kecelakaan langsung bisa dievakuasi sesuai dengan jalur evakuasi terhadap pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 38
Bab IV analisa dan pembahasan
4.9 Penilai / kategori aplikasi pelaksanaan yang diterapkan di Proyek PLTU – Kamojang. Penilaian atau kategori aplikasi pelaksanaan K3 yang diterapkan di Proyek PLTP-Kamojang itu sesuai dengan apa yang dilakukan dengan mengacu standarisasi dari Departemen Pekerjaan Umum dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Oleh karena itu dengan pengolahan hasil prosentase keselamatan dan kesehatan kerja dapat menyimpulkan bahwa sesuai atau tidak sesuainya penerapan K-3 di proyek ini apakah sudah melaksanakan sistim K-3 dengan standarisasi dari Departemen Pekerjaan Umum dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui hasil frekuensi relatif yaitu menggunakan rumus : ∑ ∑
Dari hasil prosentase yang diperoleh maka dapat dikategorikan dalam beberapa kategori menurut aturan Departemen Pekerjaan Umum dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980
a. Bendera Emas b.
Dengan pencapaian prosentase 80% s.d 100%. Bendera Perak
c.
Dengan pencapaian prosentase 60% s.d 79%. Tindakan hukum Dengan pencapaian prosentase < 60%.
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 39
Bab IV analisa dan pembahasan
4.9.1 Pekerjaan tanah 4.18 Tabel tanggapan pekerjaan tanah Realisasi
pertanyaan No
Ya 1. 2.
3
4
5
6
tidak
Apakah sudah menggunakan Protek terpal untuk perlindungan tanah longsor Sebelum Pekerjaan galian dilaksanakan,apakah sudah terlebih diperiksa adakah jaringan listrik, gas, dll di dalam
100,00%
0,00%
100,00%
0,00%
Apakah sudah dibuatkan jalan tangga yang memadai untuk naik dan turun pekerja ke tempat kerjanya. Dilarang menempatkan atau menumpuk barang-barang atau benda berat dan menggerakkan peralatan di dekat sisi galian yang akan membahayakan pekerja Apakah sudah menggunakan karung isi tanah untuk nenahan tanah longsor (galian dalam) Apakah ada tanda / rambu - rambu sedang ada pekerjaan galian Sub Total (a) prosentase (b) Total Prosentase (a/b)
80,00%
20,00%
100,00%
0,00%
62,50%
37,50%
100,00%
0,00%
542,50% 600,00% 90,42%
57,50% 600,00% 9,58%
Dari hasil tanggapan mengenai pekerjaan tanah diatas didapatkan hasil yang bagus untuk itu perlu dipertahankan. 4.9.2 Pekerjaan pengecoran dan pembesian 4.19 Tabel tanggapan pekerjaan pengecoran dan pembesian pertanyaan No
Realisasi Ya
1.
2. 3
Apakah sudah mengguanakan safety belt saat pengecoran dan pembesian dalam posisi ketinggian. Apakah Gunakan sepatu, helm, kaca mata. Apakah dilokasi pengecoran ada tanda / petunjuk sedang pengecoran
tidak
100,00%
0,00%
85,00% 45,00%
15,00% 55,00%
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 40
Bab IV analisa dan pembahasan
pertanyaan No
Realisasi Ya
Sub Total (a) prosentase (b) Total Prosentase (a/b)
230,00% 300,00% 75,00%
tidak 70,00% 300,00% 25,00%
Dari hasil tanggapan diatas mengenai pekerjaan pengecoran dan pembesian didapatkan hasil yang cukup bagus dan perlu diperbaiki agar pekerjaan bertambah lancar sesuai dengan progres yang diinginkan. Pekerjaan pembesian dilapangan sebaiknya diawasin agar tidak terjadi kesalahan dalam pemotongan yang sudah ditentukan oleh gambar . 4.9.3 Pekerjaan perancah 4.20 Tabel tanggapan pekerjaan perancah No
pertanyaan
1.
Apakaha sudah menggunakan scafolding model cube untuk pekerjaan struktur Apakah sudah menggunakan pipa ukuran 2” untuk pegangan atau alat bantu kerja. Apakah menggunakan multyplex tebal 18 cm sebagai alas scafolding. Apakah bracing sudah terpasang dan terkunci dengan baik, dan pada pemasangan scaffolding yang tinggi apakah sudah menggunakan pipa besi. Apakah sudah menggunakan jack base model U untuk scafolding Sub Total (a) prosentase (b) Total Prosentase (a/b)
2. 3 4
5
Realisasi
70,00%
30,00%
92,50%
7,50%
40,00%
60,00%
100,00%
0,00%
100,00%
0,00%
402,50% 500,00% 80,50%
57,50% 500,00% 19,50%
Dari hasil tanggapan diatas didapatkan hasil yang baik untuk pekerjaan perancah, untuk itu pekerjaan perancah harus dipertahankan.
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 41
Bab IV analisa dan pembahasan
4.9.4 Pekerjaan bore pile 4.21 Tabel tanggapan pekerjaan bore pile No
pertanyaan
Realisasi Ya
1. 2. 3 4
Sebelum pekerjaan bore pile dimulai apakah mesin dicek terlebih dahulu. Apakah ada proteksi / pengaman setelah pengeboran Apakah ada tanda / rambu - rambu saat pengeboran bore pile Adakah alat untuk pengecekan H2S dalam area sumur Sub Total (a) prosentase (b) Total Prosentase (a/b)
tidak
100,00%
0,00%
90,00%
10,00%
82,50%
17,50%
70,00% 342,00% 400,00% 85,63%
30,00% 57,50% 400,00% 14,38%
Dari hasil tanggapan diatas didapatkan hasil yang baik untuk pekerjaan bore pile, untuk itu pekerjaan bore pile harus dipertahankan. 4.9.5 Pekerjaan mesin-mesin 4.22 Tabel tanggapan pekerjaan mesin No
pertanyaan
Realisasi Ya
1.
2. 3 4 5 6
Apakah alat berat semua bersertifikat Energi baru terbarukan konservasi energi (EBTKE)Apakah alat - alat dalam kondisi baik Apakah alat - alat dalam kondisi baik apakah operator alat berat memiliki sertifikat EBTKE Apakah alat dilengkapi dengan alat keselamatan kerja Apakah alat menggunakan sistem saklar industri Apakah pekerja las mempunyai sertifikat EBTKE Sub Total (a) prosentase (b) Total Prosentase (a/b)
Tidak
75,00%
25,00%
100,00% 97,50%
0,00% 2,50%
85,00%
15,00%
82,50%
17,50%
60,00%
20,00%
500,00% 600,00% 83,33%
100,00% 600,00% 16,67%
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 42
Bab IV analisa dan pembahasan
Dari hasil tanggapan diatas didapatkan hasil yang baik untuk pekerjaan mesinmesin, untuk itu pekerjaan mesin-mesin harus dipertahankan.
Dari beberapa hasil tanggapan item pekerjaan diatas maka di dapatkan nilai sebgai berikut : ∑ ∑
Dari nilai perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa nilai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) pada Proyek PLTP-kamojang, Garut sudah diterapkan dan sudah dilaksanakan dengan baik dan sudah sesuai dengan standarisasi dari Departemen Pekerjaan Umum dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Sedangkan dari hasil jumlah nilai kesesuaian maka prosentase kesesuaian penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) di proyek PLTP-kamojang dengan peraturan sesuai dengan standarisasi dari Departemen Pekerjaan Umum dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi sudah baik dan dikatagorikan mendapat “Bendera Emas”.
Skripsi : Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV - 43
Bab IV analisa dan pembahasan
IV - 43