BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Tipe (ukuran) Rumah Yang Ditawarkan oleh PT. Wira Karya Utama Dalam hal ini produk yang ditawarkan oleh PT. Wira Karya Utama adalah
berupa perumahan yang diberi nama Griya Tonjong Asri. Dimana seseorang ingin memiliki sebuah hunian ideal dengan konsep rumah yang nyaman dan tertata rapih dengan suasana lingkungan dan alam sekitar yang asri, serta berkualitas untuk kebutuhan jangka panjang, yang didukung dengan model/desain arsitektur yang memadukan nilai seni dan kreasinya yang dapat memuaskan konsumen sehingga menjadi suatu daya tarik bagi konsumen untuk membeli. PT. Wira KArya Utama memiliki beberapa tipe, sektor dan model yang berbeda-beda, tipe-tipenya antara lain: 1.
Tipe 22 : 51 Unit Rumah
2.
Tipe 27 : 110 Unit Rumah
3.
Tipe 36 : 130 Unit Rumah
4.
Tipe 45 : 37 Unit Rumah Sebenarnya penulis ingin membandingkan pengaruh model / desain tetapi
pada PT. Wira Karya Utama ini penerapan sistem model baru ada pada tahap pembangunan di sektor berikutnya, sehingga dalam hal ini penulis mengambil perbandingan dua tipe yang berbeda yaitu tipe 27 dan 36. Disini kami akan memberikan spesifikasi bangunanya untuk dua tipe rumah yang dibedakan :
4.2
Analisis Pengaruh Tipe (Ukuran ) Rumah sebagai Salah Satu Unsur dari Diferensiasi Produk Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Rumah pada PT. Wira Karya Utama. Setelah membahas tipe (ukuran) di atas maka akan kita ketahui seberapa
besar pengaruh tipe (ukuran) dalam meningkatkan volume penjualan dalam hal ini akan dibahas dua tipe (ukuran) rumah yang berbeda yaitu tipe 27 dan tipe 36. Yang dalam hal ini menggunakan pendekatan statistik dengan Analisis Varian yaitu dengan membandingkan jumlah biaya pembanunan yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan tingkat volume penjualan yang dihasilkan oleh dua tipe (ukuran) selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 Tabel 4.1 Data Total Penjualan Perumahan Griya Tonjong Asri Pada PT. Wira Karya Utama Tahun 2007 s/d 2011 Tahun
TipeRumah 27
TipeRumah 36
Terjual
2007
26
33
59
2008
24
31
55
2009
33
25
58
2010
18
22
40
2011
9
19
28
Total
110
130
240
(sumber : PT. Wira Karya Utama)
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa total penjualan perumahan Griya Tonjong Asri sejak kali pertama berdiri sampai dengan kurun waktu lima tahun unit rumah yang terjual dari tahun ketahun terjadi naik turun. Naik turunnya volume penjualan ditentukan oleh selera dan permintaan akan rumah tersebut. Pengembang hanya menyediakan lahan yang siap dibangun. Pembuatan daya tarik tipe rumah ditentukan oleh model rumah dan proses pemasara. Perumahan Griya Tonjong Asri itu sendiri dibagi menjadi empat tipe rumah antara lain tipe 22,27,36,45 tetapi penulis mengambil perbandingan antara tipe 27 dan 36, karena dilihat dari penjualan tipe tersebut yang paling banyak diminati oleh konsumen. Dari tahun 2007 awal mula pembangunan sudah banyak yang mendaftar untuk membeli rumah tersebut. Walaupun tipe rumah yang ditawarkan terbatas tetapi minat untuk membeli sangat besar. Diakhir tahun 2011 jumlah 28 ini merupakan data penjualan sampai bulan September.
Tabel 4.2 Data harga, Biaya Pembangunan dan Nilai Penjualan Perumahan Griya Tonjong Asri Tipe 27 Pada PT. Wira Karya Utama Dari tahun 2007 s/d 2011 (dalam jutaan rupiah) Th
Harga
Biaya
Total
Nilai
Total Biaya
Jual
Pembangunan
Penjualan
Penjualan
Pembangunan
/unit
/Unit
2007
56,5
30
26
1.469
780
2008
56,5
32
24
1.356
768
2009
56,5
36
33
1.864,5
1.188
2010
56,5
40
18
1.017
720
2011
60
50
9
540
450
∑
286
188
110
6.246,5
3.906
(sumber : PT. Wira Karya Utama) Setiap unit rumah yang terjual dari tahun 2007 sampai dengan 2011 banyak mengalami perubahan karena total penjualan rumah untuk tipe 27 itu sendiri mengalami perubahan dilihat dari harga dan biaya pembangunan semakin lama semakin naik tetapi total penjualan untuk tipe 27 cenderung menurun, kalau di tahun 2007 itu awal pemasaran sehingga total penjualan meningkat banyak unit rumah yang terjual selain itu pula rumah yang ditawarkan oleh pengembang terbatas untuk setiap unit rumahnya. Ditahun 2010 dan 2011 rumah yang terjual sedikit karena banyak faktor adanya persaingan tipe yang tersisa dibagian blok belakang sehingga konsumen enggan untuk membeli
Table 4.3 Data Perhitungan Regresi antara Biaya Pembangunan dengan Volume PenjualanPerumahan Griya Tonjong Asri Tipe 27 pada PT. Wira Karya Utama dari Tahun 2007 s/d 2011 Tahun
Biaya
Volume
Pembang
Penjualan
unan (X)
(Y)
X2
Y2
XY
2007
1.469
780
2,157,961
608,400
1,145,820
2008
1.356
768
1,838,736
589,824
1,041,408
2009
1.864,5
1.188
3,476,360.25
1,411,344
2,215,026
2010
1.017
720
1,034,289
518,400
732,240
2011
540
450
291,600
202,500
243,000
∑
6.246,5
3.906
8,798,946.25
3,330,468
5,377,494
(sumber : PT. Wira Karya Utama) Dari data diatas, maka dapat diambil kesimpulan persamaan regresi untuk variable X dan Y, dimana: Y=a+bx b=
n ( ∑xy ) – ( ∑x ) ( ∑y ) (∑ ) − ( ∑ )²
= 5 ( 5.377.494) – (6.246,5) ( 3.906) 5 ( 8.798.946.25 ) – ( 6.246.5 )² = 26.887.470 – 24.398.829 43.994.731,25 – 39.018.762,25 = 2.488.641 4.975.969 = 0,500132
Tabel 4.4 Data harga, Biaya Pembangunan dan Nilai Penjualan Perumahan Griya Tonjong Asri Tipe 36 Pada PT. Wira Karya Utama
Th
2007
Harga
Biaya
Total
Nilai
Total Biaya
Jual
Pembangunan
Penjua
Penjualan
Pembangunan
/unit
/Unit
lan
149,750
35
33
4,941,75
1,155
2008
149,750
36
31
4,642,25
1,116
2009
149,750
40
25
3,743,75
1,000
2010
149,750
42
22
3,294,5
924
2011
149,750
60
19
2,845,25
1.140
748,75
213
130
19,467,5
5,335
∑
(sumber : PT. Wira Karya Utama) Untuk tipe 36 ini juga banyak konsumen yang berminat karena untuk tipe ukuran rumahnya pas untuk ukuran keluarga. Dilihat dari spesifikasi bangunannya Tipe 36 itu sendir yang paling banyak disukai oleh konsumen. Dalam kurun waktu tahun 2007 sampai 2011 tipe 36 total penjualan terus meningkat dengan melihat data total penjualan pengembang akan terus meningkatkan dan merencanakan tahap pembangunan baru dengan lebih banyk untuk ukuran tipe 36 karena memberikan kemajuan yang positif. Proses uji beda antara penjualan dua type rumah tersebut dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut:
Table 4.5 Data Perhitungan Regresi antara Biaya Pembangunan dengan Volume PenjualanPerumahan Griya Tonjong Asri Tipe 36 pada PT. Wira Karya Utama dari Tahun 2007 s/d 2011 Tahun
Biaya
Volume Y2
XY
24.420.893.06
1334025
5707721
1,116
21.550.485.06
1245456
5180751
3,743,75
1,000
14.015.664.06
1000000
3743750
2010
3,294,5
924
10.853.730.25
853776
3044118
2011
2,845,25
1.140
8.095.447.563
1299600
3243585
∑
19,467,5
5,335
78.936.220
5.732.857
20.919.925
Pembang
Penjualan
unan (X)
(Y)
2007
4,941,75
1,155
2008
4,642,25
2009
X2
(sumber : PT. Wira Karya Utama) Dari data diatas, maka dapat diambil kesimpulan persamaan regresi untuk variable X dan Y, dimana: Y=a+bx b=
n ( ∑xy ) – ( ∑x ) ( ∑y ) (∑ ) − ( ∑ )²
= 5 ( 20.919.925) – (19.467.5) ( 5.335) 5 ( 78.936.220 ) – ( 19.467.5 )² = 104.599.626 – 103.859.113 394.681.100 – 378.983.556 = 740513.75 15.697.544 = 0.048
Proses uji beda antara penjualan dua type rumah tersebut dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut: ANOVA Harga Rumah
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 2.425E+017 4.180E+015 2.467E+017
df 2 155 157
Mean Square 1.213E+017 2.697E+013
F 4496.307
Sig. .000
Berdasarkan tabel diatas terbukti nilai F signifikan karena < 0,05 ; ini membuktikan bahwa ada perbedaan penjualan antara tipe 27 dengan tipe 36. Berari pula terbukti perbedaan tipe rumah mempengaruhi nilai penjualan perusahaan. Jadi bila dilihat dari data nilai penjualan banyak disumbang lebih besar dari tipe 36. Sehingga bila melihat pernyataan dibawah ini: Hipotesis yang diajukan:
Ho : Type rumah mempengaruhi penjualan.
Ha : Type rumah tidak mempengaruhi penjualan
Dasar pengambilan keputusan:
Jika probabilitas (Sig)>0,05 maka Ho diterima
Jika probabilitasnya (Sig)<0,05 maka Ho¬ ditolak
Keputusannya: Jadi Ho ditolak dan Ha alternative diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan antara penjualan type rumah 27 dan 36. Terbukti signifikan bahwa penjualan type rumah 36 lebih tinggi dibanding type 27.