BAB III UPAYA REMAJA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN MELALUI KEGIATAN JAM’IYYAH SIMTUDURAR DI DESA JREBENGKEMBANG KECAMATAN KARANGDADAP KABUPATEN PEKALONGAN A. Gambaran Umum Desa Jrebengkembang Karangdadap Pekalongan 1. Letak Geografis Desa Jrebengkembang Desa Jrebengkembang adalah salah satu dari 11 desa wilayah kecamatan Karangdadap kabupaten Pekalongan, yang terletak dari jarak 20 km dari ibu kota kabupaten Pekalongan di kajen, dan arah barat 3 km dari ibu kota kecamatan Karangdadap. Adapun
batas
wilayah
Desa
Jrebengkembang
Karangdadap
Pekalongan, adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara
: Desa Kebonrowopucang Kec. Karangdadap.
b. Sebelah Timur
: Desa Pagumenganmas Kec. Karangdadap.
c. Sebelah Selatan
: Desa Logandeng Kec. Karangdadap.
d. Sebelah Barat
: Desa Proto Kec. Kedungwuni.1
Desa Jrebengkembang termasuk dataran rendah dan berbukit-bukit dengan ketinggian 0-300 m diatas permukaan laut dengan curah hujan sedang. Dengan Luas wilayah 222,222 Ha, Luas tanah sawah 73,885 Ha, Luas Perumahan dan Pekarangan 70,895 Ha, Luas makam 1,545 Ha, 1
Dokumen Desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
2015.
44
45
Luasa bangunan balai desa dan kantor 0,084 Ha. Dengan jumlah penduduk 4.127 jiwa, jumlah laki-laki 2.042 jiwa, perempuan 2.085 jiwa serta jumlah kepala kepala keluarga 1.145. 2. Visi dan Misi a. Visi Desa Jrebengkembang Mengembangkan masyarakat Desa Jrebengkembang yang mandiri, hidup rukun, beradap, setara, berkeadilan serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Misi Desa Jrebengkembang Dalam meraih visi desa Jrebengkembang seperti yang sudah dijabarkan diatas, dengan mempertimbangkan potensi dan hambatan baik internal maupun eksternal. Maka disusunlah Misi Desa Jrebengkembang, sebagai berikut: 1) Mengembangkan dan membangun sistem pemerintahan desa yang profesional, efektif dan efesien. Serta membangun sistem pemerintahan yang bersih dan berorientasi pada pelayanan publik. 2) Memperkuat sumber-sumber ekonomi rakyat dan kelembagaan ekonomi masyarakat. 3) Mengembangkan potensi desa sebagai potensi unggulan di semua bidang. 4) Membangun dan mendorong usaha-usaha untuk optimalisasi sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, baik tahap produksinya maupun pengolahan hasilnya.
46
5) Mengembangkan solidaritas antar tokoh masyarakat dan semua komponen masyarakat untuk membangun desa yang berlandaskan moral serta menjunjung tinggi nilai-nilai agam dan adat istiadat.2 3. Struktur Pemerintahan Desa Jrebengkembang Tabel I BAGAN SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA JREBENGKEMBANG KARANGDADAP PEKALONGAN3
2
Dokumen Desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
3
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
2015.
2015.
47
B. Potensi Sumber Daya Manusia 1. Keadaan Penduduk a. Keadaan orang tua (keluarga) Dari penelitian yang peneliti lakukan di lapangan maka dapat diperoleh
informasi
mengenai
keadaan
keluarga
di
Desa
Jrebengkembang Karangdadap Pekalongan. Adapun keadaan keluarga di Desa Jrebengkembang Karangdadap Pekalongan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel II Keadaan keluarga di Desa Jrebengkembang Karangdadap Pekalongan4
Kesejahteraan keluarga
Jumlah keluarga
Keluarga prasejahtera
599 keluarga
Keluarga sejahtera 1
370 keluarga
Keluarga sejahtera 2
128 keluarga
Keluarga sejahtera 3
62 keluarga
Keluarga sejahtera 3 plus
14 keluarga
Total jumlah kepala keluarga 1.173 keluarga
Dari tabel di atas menunjukkan keadaan keluarga yang berada di desa Jrebengkembang Karangdadap Pekalongan serta jumlah keluarga tersebut.
4
2015.
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
48
b. Keadaan pendidikan Dari penelitian yang peneliti lakukan di lapangan maka dapat diperoleh
informasi
Jrebengkembang
mengenai
Karangdadap
keadaan
pendidikan
Pekalongan.
Adapun
di
Desa
keadaan
pendidikan di Desa Jrebengkembang Karangdadap Pekalongan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel IV Keadaan pendidikan usia 15 tahun ke atas di Desa Pagumenganmas KarangdadapPekalongan5 Tingkatan pendidikan
Jumlah
Jumlah penduduk yang buta huruf
0 orang
Jumlah penduduk tidak tamat SD/sederajat 0 orang
5
2015.
Jumlah penduduk tamat SD/sederajat
1.249 orang
Jumlah penduduk tamat SLTA/ sederajat
1.217 orang
Jumlah penduduk tamat D1
9 orang
Jumlah penduduk tamat D2
4 orang
Jumlah peduduk tamat D3
9 orang
Jumlah penduduk tamat S1
58 orang
Jumlah penduduk tamat S2
4 orang
Jumlah
2.550 orang
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
49
2. Sarana dan Prasarana Desa Jrebengkembang Karangdadap Pekalongan memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut: Tabel V Sarana dan prasarana6 a. Prasarana jalan No. Jenis sarana dan prasarana
Jumlah
1
Jalan desa/kelurahan
4 Km (baik), 1 Km (rusak)
2
Jalan antar desa/kelurahan
1 Km (baik), 1 Km (rusak)
3
Jembatan desa / kelurahan
17 jembatan
b. Komunikasi dan informasi7 No. Jenis sarana dan prasaran Jumlah 1
Wartel
0 unit
2
Warnet
1 unit
3
Sinyal telepon seluler
Tidak ada
4
TV umum
Ada
5
Koran/surat kabar
Ada
6
Majalah
Ada
7
Papan pengumuman
Ada
6
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
7
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
2015.
2015.
50
c. Air bersih dan sanitasi8 No. Jenis sarana dan prasarana Jumlah 1
Sumur pompa
5 unit
2
Sumur gali
540 unit
3
MCK umum
5 unit
4
Jamban keluarga
444 unit
d. Irigasi9 No. Jenis sarana dan prasarana Jumlah 1
Saluran tersier
600 M
e. Pemerintahan10 No. Jenis sarana dan prasarana
Jumlah
1
Gedung kantor
1 unit
2
Ruang kerja
3 ruang
3
Balai desa/kelurahan
1 unit
4
Listrik
Ada
5
Air bersih
Ada
6
Mesin tik
2 buah
7
Meja
9 buah
8
Kursi
37 buah
9
Almari arsip
3 buah
10
Komputer
2 buah
11
Kendaraan dinas
1 buah
8
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
9
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
2015.
2015. 10
2015.
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
51
f. Peribadatan11 No. Jenis sarana dan prasarana
Jumlah
1
Masjid
3 unit
2
Mushola
18 unit
g. Olah raga12 No. Jenis sarana dan prasarana Jumlah 1
Lapangan sepak bola
1 unit
2
Lapangan bulu tangkis
5 unit
3
Meja pingpong
1 unit
4
Lapangan voli
1 unit
h. Kesehatan13 No. Jenis sarana dan prasarana Jumlah 1
Poliklinik
1 unit
2
Rumah bersalin
1 unit
2
Posyandu
5 unit
3
Paramedis
2 orang
4
Bidan
1 orang
5
Perawat
2 orang
11
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
12
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
13
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
2015.
2015.
2015.
52
i. Pendidikan14 No. Jenis sarana dan prasarana Jumlah 1
Gedung SMA/sederajat
Tidak ada
2
Gedung SMP/sederajat
Tidak ada
3
Gedung SD/sederajat
2 unit
4
Gedung TK/ play group
2 unit
5
Gedung TPQ
3 unit
6
Gedung Madin
2 unit
j. Energi dan penerangan15 No. Jenis sarana dan prasarana Jumlah 1
Listrik PLN
579 unit
2
Gensut pribadi
50 unit
3. Sosial Budaya a. Sistem Kemasyarakatan Desa Jrebengkembang Dalam
anggota-anggota
masyarakat
akan
menganut
suatu
kebudayaan, karena kebudayaan dan masyarakat tidak mungkin dapat terpisahkan. Kebudayaan adalah cara hidup suatu kelompok dan masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang hidup disuatu daerah tertentu yang memiliki suatu perasaan kesatuan, organisasi, dan
14
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
15
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agustus
2015.
2015.
53
kepentingan-kepentingan umum dan setidak-tidaknya ikut ambil bagian suatu kebudayaan. Adapun
adat
budaya
yang
masih
dilestarikan
di
Desa
Jrebengkembang Karangdadap Pekalongan, adalah : 16 1) Gotong Royong Di daerah pedesaan yang dihuni kebanyakan mayoritas penduduknya kepala keluarganya sebagai petani dan buruh tani, pengusha konveksi dan buruh konveksi pada umumnya gotong royong tidak hanya diterapkan dalam pekerjaan, akan tetapi sudah merambah pada berbagai lapangan kehidupan masyarakat, antara lain : 17 a) Bila terjadi musibah (kematian, sakit, kecelakaan) warga secara spontan gotong royong membantu meringankan beban mereka. b) Kegiatan rumah tangga seperti membetulkan rumah dan menggali sumur. c) Upacara perkawinan. d) Khitanan. e) Pekerjaan yang bermanfaat bagi kepentingan umum, seperti memperbaiki jalan, jembatan, bendungan, pembangunan, sarana
16
Wawancara dengan Bapak Ky. Nur Hadi Tokoh Masyarakat, Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 21 September 2015. 17
Wawancara dengan Bapak Ky. Nur Hadi Tokoh Masyarakat, Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 21 September 2015.
54
ibadah serta partisispasi berupa bantuan tenaga diberikan secara sukarela oleh warga desa. Jika melihat corak kehidupan tolong-menolong masyarakat diatas berbeda dengan kehidupan di kota. Di desa setiap orang saling mengenal dan saling sapa satu sama lainnya. 2) Bersih Desa Untuk kegiatan bersih desa atau sering disebut kerja bakti oleh warga desa, biasanya dilakukan setiap sebulan sekali yaitu setiap hari jum’at kliwon. Adapun bentuk kegiatannya adalah semua warga ikut terlibat dalam membersihkan lingkungan RT masing-masing, membersihkan rumput dipinggir jalan dan selokanselokan yang tersumbat oleh sampah-sampah. Selain itu warga juga bergotong royong mengadakan penghijauan disekitar rumah dan jalan dengan menanami pepohonan dan bunga-bunga. Dengan demikian desa menjadi bersih dan rindang. 18 3) Ngapati dan Mitoni Ngapati adalah berdoa kepada Allah SWT agar bayi dan ibu yang sedang mengandung diberi keselamatan pada waktu kandungan mau menginjak usia empat bulan. Sedangkan mitoni
18
Wawancara dengan Bapak Ky. Nur Hadi Tokoh Masyarakat, Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 21 September 2015.
55
adalah berdoa meminta keselamatan pada ibu dan calon bayi anak pertama yang akan dilahirkan. Ngapati dan mitoni biasanya dilakukan ketika janin berusia empat bulan dan menginjak tujuh bulan, karena menurut kepercayaan
mereka
umur
empat
bulan
merupakan
disempurnakannya seluruh organ-organ tubuh calon manusia dan telah ditiupkan ruh pada janin tersebut. Sedangkan janin pada umur tujuh bulan menurut kepercayaan mereka janin sudah sempurna dan siap untuk dilahirkan. 19 4) Hajatan dan Nadzaran Hajatan dan nadzaran biasanya dilakukan warga sebagai ungkapan rasa syukur dengan mengadakan makan-makan bersama tetangga warga sekitar atas apa yang telah terpenuhi keinginannya atau terkabulkan permintaannya atas suatu hal. Seperti nadzaran sembuh dari sakit, naik pangkat atau jabatan, setelah membeli montor dan lain sebagainya. 20 5) Selamatan Kematian Selamatan
ini
biasanya
dilakukan
untuk
meminta
keselamatan bagi kerabat yang telah meninggal sampai tujuh hari
19
Wawancara dengan Bapak Ky. Nur Hadi Tokoh Masyarakat, Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 21 September 2015. 20
Wawancara dengan Bapak Ky. Nur Hadi Tokoh Masyarakat, Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 21 September 2015.
56
kematian dari hari pertama, dilanjut dengan empat puluh hari, dan seribu hari serta haulnya. 21 6) Selametan Suronan Selamatan ini bertujuan untuk meminta keselamatan seluruh anggota keluarga dari balak dan musibah dari Allah SWT, karena warga percaya bahwa bulan As-Syura atau Syuro dalam bulan jawa merupakan bulan dimana balak Allah diturunkan ke bumi sehingga manusia harus banyak-banyak berdoa dan melakukan shodaqoh agar terhindar dari balak tersebut. 22 7) Selametan Mauludan Selamatan ini dilakukan tiap satu tahun sekali yakni pada bulan maulud bulan Rabi’ul awal. Selametan ini dilaksanakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dan dimaksudkan agar kelak mendapat syafaat dari Nabi Muhammad pada hari kiamat. Selametan ini biasanya masyarakat membawa makanan atau buah-buahan untuk saling ditukar dan saling dishodaqohkan. 23
21
Wawancara dengan Bapak Ky. Nur Hadi Tokoh Masyarakat, Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 21 September 2015. 22
Wawancara dengan Bapak Ky. Nur Hadi Tokoh Masyarakat, Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 21 September 2015. 23
Wawancara dengan Bapak Ky. Nur Hadi Tokoh Masyarakat, Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 21 September 2015.
57
8) Selametan Agustusan Selamatan ini dilaksanakan tiap bulan agustus tiap tahun, yang dimaksudkan sebagai rasa syukur kepada Allah atas kemerdekaan bangsa Indonesia serta mendoakan para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Selametan ini biasanya berkumpul di samping masjid atau jalan menuju kemasjid dengan acara membaca surat yasin, tahlil dengan membawa tikar untuk duduk warga dan membawa makanan untuk dimakan bersama serta di shodaqohkan.24 b. Mata Pencaharian Desa Pagumenganmas Karangdadap Pekalongan banyak pengrajin home industri seperti pengusaha batik, buruh batik, pengusaha konveksi serta buruh konveksi. Dapat
dilihat
mata
pencaharian
penduduk
warga
desa
Pagumenganmas dengan tabel : Tabel VI Mata Pencaharian Penduduk.25
2015.
Jenis kerjaan
Laki-laki
Petani
152 orang
Buruh tani
151 orang
Pengusaha konveksi
70 orang
24
Observasi, Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 15 Agustus 2015.
25
Dokumen desa, Potensi Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 19 Agusus
58
Buruh Industri Pengolahan
1.117 orang
Pegawai negri sipil
23 orang
Pedagang
139 orang
Pedagang keliling
15 orang
Peternak
25 orang
Nelayan
-
Montir
6 orang
Dokter swasta
-
Bidan swasta
-
Perawat swasta
-
Pembantu rumah tangga
2 orang
TNI
-
POLRI
-
Pensiun PNS/ TNI/ POLRI
7 orang
Pengacara
-
Notaris
-
Dukun kampung terlatih
-
Jasa pengobatan alternatif
2 orang
Karyawan perusahaan swasta
170 orang
Karyawan perusahaan pemerintah 8 orang Sopir
5 orang
Tukang becak
2 orang
Tukang ojek
-
Tukang cukur
2 orang
Tukang batu/ kayu
187 orang
Kusir dokar
2 orang
Jumlah
2.085 orang
59
Telah mengetahui berbagai macam mata pencaharian yang ada di desa Jrebengkembang Karangdadap Pekalongan, dan data menunjukkan bahwa sebagian banyak yang berprofesi sebagai buruh industri pengolahan. 26 c. Kehidupan Keagamaan Desa
Jrebengkembang
merupakan
desa
yang
mayoritas
penduduknya beragama islam. Sehingga kegiatan keagamaan dapat dilaksanakan semaksimal mungkin di daerah tersebut. Di desa Jrebengkembang kehidupan umat beragama berjalan dengan rukun dan damai meskipun ada dua kelompok yang berbeda yaitu Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah, akan tetapi mereka saling tenggang rasa dan menghormati antar sesama.27 Di desa ini baik anak-anak, remaja maupun orang tua mempunyai kegiatan keagamaan, sebagaimana tabel berikut: Tabel VI Kegiatan Keagamaan dan Kemasyarakatan Desa Jrebengkembang.28 Karangdadap Pekalongan
26
Observasi, Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 15 Agustus 2015.
27
Observasi, Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 15 Agustus 2015.
28
Wawancara dengan Ustadz Shohib (ta’mir Masjid), Desa Jrebengkembang Karangdadap, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20 Agustus 2015.
60
Jenis kegiatan
Tempat
Waktu
Ket
Rumah warga
Jum’at jam 16.00
Bergilir
Jum’at jam 06.00 Sabtu jam 14.00
KH. Muhlis Ky.Nur Hadi Hj. Maryam
Mushola
Malam Minggu
Bergilir
1. Berzanji
bergilir
Ba’dha maghrib
Remaja putri
2. Nariyahan
Rumah warga
malam sabtu
Bergilir
Kalangan orang tua 1. Tahlilan ibu-ibu
2. Pengajian majlis Masjid ta’lim 3. Pengajian Muslimat Mushola 4. Berzanji Kalangan remaja
3. Latihan Shalawat Mushola Simtudurar
Malam Jum’at Remaja putra dan malam ahad
4. IPPNU
Rumah warga
Jum’at jam 14.00
bergilir
1. Belajar alqur’an
TPQ
Ba’dha maghrib
Rutin
2. Berzanji
Mushola
Ba’dha maghrib
Rutin
Kalangan anak-anak
Berdasarkan tabel kegiatan keagamaan diatas menunjukkan bahwa Desa Jrebengkembang terhadap perkembangan agamanya cukup baik, ditandai dengan adanya 3 unit masjid, 18 unit mushola dan 4 unit madrasah diniyah. Sebagai perwujudan dan keadaan religius itu dengan adanya kegiatan pendidikan agama di masjid-masjid dan mushola serta di rumah-rumah penduduk. Dengan adanya taman pendidikan al-qur’an (TPA) terwujudlah situasi yang religius sehingga setiap ba’da ashar anak-anak berduyun-duyun pergi ke madrasah untuk mengaji dan sebagainya.
61
C. Profil Jam’iyyah Shalawat Simtudurar 1. Sejarah Berdirinya Jam’iyyah Simtudurar di desa Jrebengkembang Karangdadap Jam’iyyah Simtudurar di desa Jrebengkembang Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan didirikan pada tahun 2010 oleh beberapa pemuda Jrebengkembang yang aktif dalam kegiatan keagamaan seperti Wasi’in, Widodo, dan Zaenal.29 Kondisi masyarakat yang sekarang ini sudah banyak terpengaruh dengan budaya-budaya barat, di mana para pemuda sekarang lebih suka dengan musik-musik barat atau budaya barat seperti menyukai musik rock, musik punk, dan musik cadas, dari pada musik-musik yang bernuansa islami. Maka dari itu ada salah satu pemuda Jrebengkembang yang mempunyai gagasan mendirikan Jam’iyyah Simtudurar yang bertujuan mengajak para remaja di desa Jrebengkembang untuk lebih mengenal musik-musik yang bernuansa islami seperti Shalawat Simtudurar dan rebana. Hal ini dilakukan oleh saudara wasi’in dengan cara ia selalu rutin mengajak teman-temanya untuk mengujungi kanzuz shalawat, dengan demikian mereka sepakat untuk mendirikan Jam’iyyah Simtudurar di desa Jrebengkembang. Kegiatan ini di isi dengan membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin di mushola AlHuda kembangan tengah setiap malam jum’at dan malam minggu.30 29
Wasi’in, Ketua Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus
30
Ibid,.
2015.
62
2. Letak Pusat Kegiatan Jam’iyyah Simtudurar Jam’iyyah Simtudurar terletak di tengah-tengah masyarakat tepatnya di dukuh kembangan tengah desa Jrebengkembang Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan. lokasi ini sangat mudah dijangkau oleh para anggota Jam’iyyah Simtudurar karena rumah anggotanya kebanyakan terletak di dukuh kembangan tengh desa Jrebengkembang Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan.31 3. Visi dan Misi Visi Jam’iyyah Simtudurar ini adalah menyatukan umat islam tanpa melihat golongan. Adapun misi Jam’iyyah Simtudurar adalah: a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. b) Meningkatkan rasa cinta Rasul. c) Dapat meneladani sifat-sifat rasulullah serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. d) Bersama-sama menyatuka umat islam.32 4. Sarana dan prasarana Jam’iyyah Simtudurar di desa Jrebengkembang Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut: a. Buku Shalawat Simtudurar
: 10 buah
31
Observasi Jam’iyyah Simtudurar Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 25 Agustus 2015. 32
2015.
Wasi’in, Ketua Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus
63
b. Buku qosidah
: 3 buah
c. Mikrofon
: 5 buah
d. bas
: 1 buah
e. keprak
: 5 buah
5. Struktur Organisasi Jam’iyyah Simtudurar Struktur organisasi Jam’iyyah Simtudurar adalah sebagai berikut: Pelindung atau Pembina
: Kepala Desa
Ketua
: Wasi’in
Wakil Ketua
: Widodo
Sekertaris
: Khairul Afiyanto
Bendahara
: Zaenal Abidin
Perlengkapan
: Nurrudin Ari Fiyanto
Seksi keamanan
: Edi Faisol
Seksi penggalang Dana
: Panji Saputra
Seksi Humas
: Syaifudin Adis Purnomo Nanang.33
6. Jadwal Kegiatan Jam’iyyah Simtudurar Kegiatan Jam’iyyah Simtudurar dilaksanakan setiap satu minggu dua kali, yaitu pada hari Kamis malam Jum’at dan pada hari Sabtu malam Minggu
33
Zaenal Abidin, Bendahara Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus 2015.
64
jam 20.00 sampai jam 22.00 WIB, yang bertempat dimushola Al-Huda kembangan tengah desa Jrebengkembang Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan.34 7. Anggota Jam’iyyah Simtudurar Jumlah anggota Jam’iyyah Simtudurar di desa Jrebengkembang ada 20 orang. Berikut adalah daftar nama anggota Jam’iyyah Simtudurar. 1) Wasi’in 2) Khairul Afiyanto 3) Widodo 4) Panji Saputra 5) Adis Purnomo 6) Aris Setiawan 7) Nanang 8) Zaenal Abidin 9) Muhammad Aldi 10) Syaifudin 11) Muhammad Idris 12) Khambali 13) Alfin Al Pandi 14) Nurrudin 15) Muhammad Erik
34
Khairul Afiyanto, Sekertaris Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus 2015.
65
16) Bahrul Ulum 17) Edi faisol 18) Ari Fiyanto 19) Muhammad Daris Anwar 20) Fathur Robi35
D. Upaya Remaja dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan Melalui Kegiatan Jam’iyyah Shalawat Simtudurar di Desa Jrebengkembang Kecamatan Karangdadap Sebagian remaja merasa khawatir terhadap rekan-rekannya karena pada sekarang ini dengan perkambangan zaman, semakin majunya teknologi yang bisa diakses oleh siapa saja akan dengan mudahnya menjerumuskan khususnya
kawula
muda
ke
arah
yang
negatif
jika
tidak
bisa
menggunakannya dengan baik dan bijak. Kenakalan remaja adalah suatu problem yang senantiasa muncul di tengah-tengah masyarakat. Di antara mereka banyak melakukan penyimpangan perilaku yang tidak sesuai dengan norma agama, norma hukum, dan norma susila, seperti penyalahgunaan narkoba, minum-minuman keras dan pergaulan bebas yang terkesan tren kehidupan anak remaja. 36
35
Khairul Afiyanto, Sekertaris Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus 2015. 36
2015.
Observasi pribadi di Desa Jrebengkembang Karangdadap Pekalongan, 22 Agustus
66
Maka dari itu sebagian remaja berupaya meningkatkan perilaku keagamaan para rekannya dengan cara yang bermacam-macam seperti halnya: mengadakan pendidikan non formal seperti mengikuti majlis taklim rutinan tiap hari minggu, kemudian rutinan nariyahan setiap malam sabtu yang diikuti oleh kalangan remaja desa, yang bertempat secara bergiliran dari rumah ke rumah, kegiatan nariyahan ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat kereligiusan para remaja di desa Jrebengkembang, kegiatan nariyahan ini berisi pembaca’an shalawat nariyah, tahlil, dan do’a bersama, serta kegiatan latihan simtudurar setiap malam jum’at dan malam sabtu di mushola Al- Huda kembangan tengah, jrebengkembang. Kegiatan ini sangat diminati dikalangan remaja. Dan upaya–upaya yang dilakukan oleh remaja dalam meningkatkan perilaku keagamaan melalui jam’iyyah shalawat simtudurar diantaranya yaitu: 37 1. Menjaga Akhlak Yang Luhur Dan Mulia Islam adalah agama yang mengajarkan akhlak yang luhur dan mulia. Oleh karena itu, banyak dalil al Quran dan as Sunnah yang memerintahkan kita untuk memiliki akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak yang tercela. Oleh karena itu ada upaya yang harus kita lakukan untuk menghilangkan sifat sombong ini dari sikap dan kepriadian kita. agar kita menjadi manusia yang mulia disisi Allah dan dihadapan manusia.
37
Khairul Afiyanto, Sekertaris Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus 2015.
67
Para remaja desa Jrebengkembang khususnya jam’iyyah simtudurar kini telah menjaga akhlak yang mulia dibuktikan dengan, mereka bersikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua, selalu menunduk kalau lewat di depan orang tua, tegur sapa dengan siapa saja, saling toleransi antar sesama.38 a) Tidak bersikap sombong Tidak merasa dirinya berada di atas kebenaran dan merasa lebih di atas orang lain. Sebagaimana hasil wawancara dengan saudara wasi’in, ia mengatakan bahwa: “Saya sebagai pemuda di desa ini, apalagi saya sebagai pengurus jam’iyyah simtudurar di desa Jrebengkembang harus mampu meningkatkan perilaku keagamaan para remaja anggota jam’iyyah simtudurar, yaitu dengan cara saya selalu menyuruh, baik saya maupun mereka agar selalu berhati-hati dalam bertindak terutama dalam memahami
kemampuan dan kelemahan diri sendiri supaya
mereka tidak bersikap sombong”.39 b) Bersikap toleransi Sikap toleransi sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang, pasalnya setiap orang diciptakan berbeda-beda. Secara personal mereka
38
Observasi, Jam’iyyah Simtudurar Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 24 Agustus 2015. 39
2015.
Wasi’in, Ketua Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus
68
membawa karakternya masing-masing dan secara sosial, mereka terlahir dalam lingkungan yang berbeda-beda pula. Seperti hasil wawancara dengan saudara Wasi’in, ia mengatakan bahwa: “Bersikap toleransi antar sesama, menghargai pendapat diantara kita memang penting supaya tercipta suasana yang nyaman dan damai”.40 Seperti hasil wawancara dengan saudara Edi Faisol, ia mengatakan bahwa: “Sebagai remaja desa kami harus peka terhadap lingkungan sekitar seperti saling menghargai antar remaja, antar tetangga, dan semua lingkungan masyarakat”.41 c) Introspeksi Mengadakan mawas diri dengan sungguh-sungguh, sehingga dapat mengetahui akan kelemahan dan kekurangan yang ada pada diri kita. Seperti yang diungkapkan oleh saudara Zaenal Abidin, ia mengatakan bahwa: “Kita harus berinstrospeksi diri, melihat pada diri kita jangan ucapkan kata-kata yang sekiranya dapat menyakiti perasaan orang lain. Karena menjaga perasaan sesama itu penting”42.
40
Ibid.,
41
Edi Faisol, Seksi Keamanan Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus 2015. 42
Zaenal Abidin, Bendahara Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus 2015.
69
2. Mengamalkan Akhlak Terpuji Akhlak terpuji merupakan suatu perintah yang wajib dilakukan atau diamalkan oleh manusia untuk menyempurnakan imannya. Oleh sebab itu setiap manusia diharapkan agar senantiasa mengamalkan akhlak terpuji terutama terhadap diri sendiri. Yaitu tingkah laku yang baik yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah SWT, dan itu ditujukan terhadap diri sendiri. Akhlak terpuji dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula. diantara akhlak terpuji terhadap diri sendiri yaitu, tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, dan qana’ah. a) Sabar Semakin tinggi kesabaran yang seseorang miliki maka semakin kokoh juga di dalam ia dalam menghadapi segala macam masalah yang terjadi dalam kehidupan. Seperti hasil wawancara dengan saudara Muhammad Daris Anwar ia mengatakan bahwa: “Di Jam’iyyah Simtudurar ini kami harus tetap bersifat sabar jika ada masalah-masalah yang dapat mengganggu kegiatan latihan simtudurar”.43 b) Tolong Menolong Manusia diciptakan oleh Allah supaya saling tolong menolong sesama, ketika ada saudara kita yang sedang kekusahan maka tanpa disuruh hendaknya kita segera menolong.
43
Ibid.,
70
Seperti hasil wawancara dengan saudara Edi Faisol, ia mengutarakan bahwa:“Hal lain yang perlu ditekankan pada peningkatan perilaku keagamaan remaja Islami adalah penanaman sifat-sifat terpuji seperti menolong sesama teman yang sedang kekusahan”. 44 Seperti hasil wawancara dengan saudara Zaenal Abidin, ia mengatakan bahwa: “Setiap hari jum’at kliwon para remaja di desa jrebengkembang selalu ikut serta melaksanakan kegiatan bersih-bersih desa, agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat”.45 c) Amanah Sikap berpegangan teguh kepada kepercayaan yang diberikan dan menjalankan dengan penuh tanggung jawab baik dalam bentuk harta, benda, rahasia, maupun tugas kewajiban. Seperti yang dilakukan oleh saudara Zaenal Abidin, ia adalah bendahara Jam’iyyah Simtudurar desa Jrebengkembang, selaku bendahara ia memegang uang kas dan mempunyai tanggung jawab untuk menjaganya, dan para anggota yang lainpun memberi kepercayaan penuh kepadanya”.46
44
Edi Faisol, Seksi Keamanan Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 Agustus 2015. 45
Zaenal Abidin, Bendahara Jam’iyyah Simtudurar, Wawanvara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus 2015. 46
Observasi, Jam’iyyah Simtudurar Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 26 Agustus 2015.
71
d) Tawadhu’ Sifat rendah hati, yang dimaksud rendah hati disini perasaan meiliki kekurangan dan kelemahan dibanding orang lain yang terdapat dalam diri seseorang yang terwujud dalam berbagai aktvitas hidup. Seperti yang dilakukan oleh para remaja Jam’iyyah Simtudurar desa Jrebengkembang mereka berpakaian secara sederhana tidak bermewah-mewahan dalam berpakaian, sopan terhadap orang lain, mempersilakan duduk untuk orang alim terlebih dahulu, walaupun pemimpin tetapi ia tidak selalu mengatur ngatur atu cuma menyuruh saja.47 3. Memilih Informasi Yang Positif Di era globalisasi saat ini, yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan informasi serta pesatnya laju perekonomian bangsa, sedikit banyak dapat mempengaruhi pada pembentukan watak dan perilaku masyarakat di daerah perkotaan. Dan sekarang juga sudah merambah pada masyarakat pedesaan melalui media elektronik seperti televisi, radio, dan hand
phone
(HP)
dan
lain
sebagainya.
Dampak
yang
lebih
mengkhawatirkan lagi adalah banyak yang diantara mereka yang menyampingkan urusan agama, sehingga kebutuhan mental spiritual masyarakat dapat dikatakan sangat minim. Dari latar belakang tersebut, masyarakat desa Jrebengkembang Karangdadap Pekalongan berupaya
47
Observasi, Jam’iyyah Simtudurar Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 26 Agustus 2015.
72
merealisasikan peningkatan keagamaan remaja untuk membentengi diri dari pengaruh-pengaruh yang negatif. Remaja merupakan penerus cita- cita perjuangan bangsa dan merupakan sumber insani bagi setiap upaya pembangunan perilaku keagamaan
remaja.
Oleh
karena
itu
usaha
membimbing
dan
pengembanganya perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh, agar mereka siap dan mampu untuk mengemban tugas sebagai generasi penerus. Ini berarti, remaja harus di bentuk sebagai generasi yang berkualitas lahir dan batin . Sebagaimana hasil wawancara dengan saudara Widodo, ia mengatakan bahwa:“Ada baiknya kita sebagai remaja harus bisa memilih mana informasi yang harus diserap mana yang harus dibuang. Di era informasi ini, sangat penting bagi kita khususnya para remaja untuk mengendalikan diri kita sendiri, agar sikap dan perilaku kita tetap positif dan baik untuk masyarakat. Jangan sampai kita terbawa-bawa oleh hal-hal negatif yang dibawa oleh media maupun orang lain”.48 Dampak negatif yang terjadi dengan adanya arus globalisasi yaitu semakin mudahnya budaya-budaya barat masuk ke Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak, misalnya remaja yang suka mabuk-mabukan, pengguna narkoba, pergaulan bebas, tidak mengenal waktu, melakukan kekerasan, motor-motoran dijalan dengan suara keras,
48
Widodo, Wakil Ketua Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 Agustus 2015.
73
Dengan demikian maka para remaja seharusnya mencari cara agar tidak melakukan hal-hal yang negatif. Seperti hasil wawancara dengan saudara Widodo, ia mengatakan bahwa: “Ya kita sebagai remaja harus sadar diri, terutama terhadap diri sendiri untuk melakukan perbuatan baik menurut kita maupun baik menurut orang lain. apakah diri kita ini sudah melakukan hal-hal yang positif bagi diri sendiri atau lingkungan sekitar, ataukah masih kurang dalam berperilaku baik, nah dari situlah kita bisa intropeksi dan membenahi dalam berperilaku. Serta menanamkan ilmu keagamaan agar memperkuat iman kita”.49 Dari hasil wawancara tersebut bahwa para remaja jam’iyyah simtudurar berusaha keras memberiakan pengarahan kapada para anggota dan remaja untuk lebih pandai dalam memilih informasi-informasi yang baik dalam meningkatkan perilaku keagamaan. 4. Mengajak Teman-Teman Ikut Kegiatan Keagamaan Kegiatan keagamaan remaja yang di lakukan oleh remaja di desa jrebengkembang meliputi : mengikuti pengajian di kanzuz shalawat, nariyahan, ipnunan, yasinan, dan kegiatan keagamaan lainya. Kegiatan keagamaan sangat penting dalam menumbuhkan rasa kereligiusan bagi remaja, terutama bagi remaja yang ingin meningkatkan menjadi pribadi yang lebih baik dalam beragama. a) Mengajak mengunjungi Pengajian 49
Ibid.,
74
Seperti hasil wawancara dengan saudara Panji Saputra, ia mengatakan bahwa:“dahulu para remaja di dukuh saya kurang berminat dengan simtudurar, setelah saya ajak ngunjungi kanzuz shalawat habib Lutfi sekarang para remaja sudah senang dengan simtudurar, sekarang kalau ada kanzuz shalawat dimana saja pasti ngunjungi tanpa ada diajak”.50 Para remaja desa Jrebengkembang setiap minggu malam senin ikut dalam pengajian rutinan di mushola Al-Huda kembangan tengah Jrebengkembang yang di isi tausiyah oleh Bapak Ky. Ifan, setelah selesai mengokuti pengajian rutinan para remaja pun ikut shalat berjama’ah.51 b) Mengajak Latihan Simtudurar Latihan dalam kegiatan sangat penting, karena dapat menjadi acuan suatu keberhasilan dalam kegiatan tersebut. Seperti hasil wawancara dengan saudara Widodo, ia mengatakan bahwa:“Saya mengajak teman-teman supaya rajin ikut latihan simtudurar, dan saya usul supaya mengumpulkan uang demi untuk iuran membeli alat rebana secara suka rela. Dan teman-teman sangat setuju dengan ide saya”.52
50
Panji Saputra, Seksi Penggalang Dana Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 Agustus 2015. 51
52
Observasi, Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 27 Agustus 2015.
Widodo, Wakil Ketua Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 Agustus 2015.
75
Dari ide tersebut disetujui bahwa iuran latihan setiap minggunya sebesar Rp. 5000,-. Setelah uang tersebut terkumpul dipergunakan untuk bizaroh ustadz, konsumsi latihan simtudurar dan sebagai uang cadangan untuk mengganti alat yang rusak.53 Remaja sekarang lebih senang mengikuti kegiatan keagamaan dari pada main-main diluar melakukan kegiatan diluar yang kurang bermanfaat. Mereka rela mengumpulkan uang demi iuran latihan simtudurar setiap minggunya. 5. Rajin Mengikuti Kegiatan Keagamaan Kegiatan keagamaan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Kegiatan kegiatan bertujuan untuk membina akhlakul karimah, terutama bagi remaja kegiatan keagamaan sangat penting untuk membentengi diri dari hal-hal negatif. a) Ngaji rutin ba’da maghrib Seperti yang disampaikan oleh saudara Panji Saputra, ia mengatakan bahwa:“Upaya yang saya lakukan adalah mengajak teman-teman setiap habis maghrib untuk belajar mengaji rutinan di TPQ. Disana ada ustadz yang mau melatih vokal dan shalawat simtudurar. Maka dari itu kami sangat senang dan antusias untuk mengikuti kegiatan ngaji tersebut.
53
Observasi, Jam’iyyah Simtudurar Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 27 Agustus 2015.
76
Setelah itu disepakati untuk latihan shalawat simtudurar setiap 1 minggu 2 kali setiap malam jum’at dan malam minggu”.54 Dalam suatu kegiatan pasti ada yang namanya perkumpulan, di jam’iyyah simtudurar ini misalnya, mereka mengadakan perkumpulan setiap satu minggu dua kali yang diisi untuk latihan simtudurar yang dihadiri oleh para pengurus dan anggotanya, akan tetapi tidak semua dari mereka hadir dalam perkumpulan tersebut, sebagian dari mereka mempunyai kesibukan masing-masing,
sehingga
hal
tersebut
dapat
menghambat
latihan
simtudurar.55 b) Latihan Korcam Seperti yang diungkapkan oleh saudara Panji Saputra, ia mengatakan bahwa: “Ada mbak, seperti latihan Rutinan Korcam yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali di kecamatan, dan diikutii oleh para anggota jam’iyyah simtudurar dari berbagai desa satu kecamatan. 56 c) Rutinan Tahlil dan Yasinan Seperti
yang
diungkapkan
saudara
Edi
Faisol,
ia
mengatakan
bahwa:“Setiap malam Jum’at sehabis maghrib, para orangtua khususnya
54
Panji Saputra, Seksi Penggalang Dana, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 Agustus
2015. 55
Observasi, Jam’iyyah Simtudurar Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 27 Agustus 2015. 56
2015.
Panji Saputra, Seksi Penggalang Dana, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Agustus
77
bapak-bapak dan para remaja rutin mengikuti kegiatan tahlil dan yasinan, yang bertempat di rumah warga secara bergilir”.57 d) Ziaroh Wali Seperti yang diungkapkan oleh saudara Wasi’in. Ia mengatakan bahwa:“kami Jam’iyyah Simtudurar sering mengadakan ziaroh wali, biasanya pada bulan muharam dan bulan sa’ban. Setiap hari jum’at kliwon kami sering ziroh ke makam sapuro”.58 e) Ngunjungi Pengajian Hari Besar Islam Seperti wawancara dengan saudara Khairul Afiyanto, ia mengatakan bahwa:“Yang saya lakukan demi terciptanya remaja yang relegius sering mengajak teman-teman untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan seperti ngujungi pengajian-pengajian hari besar islam, seperti maulid Nabi Muhammad saw, isro’ Mi’roj, kegiatan muharamman dan rajaban”.59 Setelah adanya kegiatan shalawat jam’iyyah simtudurar ada beberapa perubahan-perubahan yang ada pada diri remaja seperti penuturan ibu Kuriyah selaku orangtua dari anggota jam’iyyah simtudurar, beliau mengatakan
bahwa:“Semenjak
ada
kegiatan
simtudurar
di
desa
Jrebengkembang ini, tepatnya di kembangan tengah, anak saya mengalami perubahan, terutama pada perubahan perilaku. Yang tadinya anak saya 57
Edi Faisol, Seksi Keamanan Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Agustus 2015. 58
Wasi’in, Ketua Jam’iyyah Simtudurar, Wawacara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus
2015. 59
Khairul Afiyanto, Sekretaris Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Agustus 2015.
78
sukanya mendengarkan musik-musik ground atau musik-musik yang keraskeras sekarang lebih sering mendengarkan musik-musik yang duraran atau shalawatan. Disamping itu cara berpakaian anak saya juga berubah yang dulunya sering berpakaian menggunakan celana ketat dan kaos hitam, sekarang setelah ikut jam’iyyah simtudurar ia berubah, bahkan ia lebih sering menggunakan sarung dan baju koko”.60 Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Mirah, beliau juga mengatakan:“Memang dengan adanya kegiatan Simtudurar di desa ini, saya senang terutama sebagai orang tua, kegiatan ini sangat berpengaruh terhadap perilaku anak saya, sekarang anak saya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dahulu anak saya sukanya keluar malam begadang sama teman-teman, menginap dirumah temannya, pergi nonton konser. Akan tetapi semenjak anak saya ikut dalam kegiatan jam’iyyah simtudurar dia tidak suka lagi dengan begadang, ya paling kalau keluar malam ada tujuan yang pasti. Keluar untuk latihan simtudurar, atau kegiatan lain yang positif”. 61 Agama memberikan sebuah kerangka moral sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada didunia ini. Agama memberikan perlindungan rasa aman, terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensi dirinya.
60
Wawancara dengan ibu Kuriyah, Ibu dari Khairul, Pekalongan, 28 Agustus 2015.
61
Wawancara dengan ibu Mirah, Ibu dari Ari Fiyanto, Pekalongan, 28 Agustus 2015.
79
Seperti hasil wawancara dengan ibu Sumi, beliau mengatakan bahwa:“Perubahan yang dialami anak saya yang selama ini saya amati dirumah yaitu sekarang anak saya lebih rajin pergi ke mushola, sholatnya rajin tanpa saya harus menegur terlebih dahulu, bila waktu maghrib tiba ia cepat-cepat pergi ke mushola untuk mengumandangkan adzan. Kemudian setelah sholat maghrib anak saya bersama teman-temannya ngaji rutinan”.62 Para orang tua biasanya mengatahui kegiatan anak-anaknya terutama ibu-ibu, karena mereka lebih sering khawatir terhadap anak-anaknya apalagi anak-anak mereka sudah remaja, pasti rasa kekhawatiran itu semakin dalam, dengan demikian si ibu ingin anaknya melakukan kegiatan yang positif seperti mengikuti jam’iyyah simtudurar, hal tersebut merubah kegiatan anaknya, seperti yang diungkapkan oleh ibu Misaroh, beliau mengatakan bahwa:“ketika waktunya seklah, ya berangkat sekolah, dan ketika pulang sekolah anak saya bantu-bantu pekerjaan bapak ibunya, yang biasanya pulang sekolah langsung pergi main ke tempat temanya sekarang hanya dirumah bantu-bantu pekerjaan rumah”.63 Seperti yang dikatakan oleh ibu Riskilah, beliau mengatakan bahwa:“Dulu ketika saya suruh untuk bantu-bantu pasti dia menjawab ahhhh, mengko wae maak (nanti saja bu), tapi tak kunjung juga, kalau sekarang semenjak bergabung dengan teman-teman simtudurar kalau
2015.
62
Wawancara dengan ibu Sumi, Ibu dari Panji Saputra, Pekalongan, 28 Agustus2015.
63
Wawancara dengan ibu Misaroh, Ibu dari Fatkhur Robi, Pekalongan, 28 Agustus
80
disuruh nurut, dan melakukan apa yang saya suruh, tanpa harus saya marahmarah kepadanya”. 64 Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa para orangtua sangat senang sekali dengan adanya perubahan sikap dari anak remajanya setelah mengkuti kegiatan jam’iyyah simtudurar. Yang semula mereka berakhlak kurang baik akan tetapi setelah mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada, seperti nariyahan, rutinan ipnunan, ngunjungi pengajian, rutinan latihan simtudurar, ziaroh wali, rutinan yasinan. E. Hambatan-Hambatan Dalam Kegiatan Jam’iyyah Simtudurar di Desa Jrebengkembang Karangdadap. Seperti diketahui, pembinaan mental agama terhadap remaja tidaklah dimulai dari sekolah saja, akan tetapi dari rumah tangga yaitu sejak si anak lahir ke dunia, mulailah ia menerima didikan-didikan dan perlakuan, pertama dari ibu bapaknya kenudian dari anggota keluarga yang lain. Semua itu ikut memberikan dasar-dasar pembentukan kepribadiannya. Dalam suatu organisasi tentu terdapat suatu kendala atau hambatan yang mana nantinya dapat menghambat kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi terebut. Seperti yang terdapat pada group Jam’iyyah Simtudurar ini mengalami hambatan-hambatan seperti hasil wawancara dibawah:
64
2015.
Wawancara dengan ibu Riskilah, Ibu dari Aris Setiawan, Pekalongan, 28 Agustus
81
1. Kurangnya Dana Dana merupakan sesuatu yang urgen dalam suatu organisasi, apabila tidak adanya dana maka suatu organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Apalagi dalam kegiatan simtudurar dana memang sesuatu yang penting karena dalam kegiatan ini memerlukan banyak dana. Seperti yang diungkapkan oleh saudara Zaenal Abidin, ia mengatakan bahwa: “kesulitan atau hambatan yang di alami oleh para jam’iyyah shalawat simtudurar yaitu terkendalanya dana. Kalau dana kas yang dikumpulkan oleh anggota jam’iyyah shalawat simtudurar hanya cukup untuk bisaroh ustadz yang melatih dan konsumsi setiap latihan. Sedangkan untuk mengganti alat atau perlengkapan lainya kami harus mencari dana dari donatur atau warga”.65 Dalam suatu organisasi dana mempunyai peranan yang penting, selain dari dana kas yang terkumpul mereka juga meminta dana sumbangan dari para warga yang menjadi donatur, hasil uang tersebut nantinya akan dipergunakan untuk cadangan mengganti alat yang rusak.66 Di Jam’iyyah Simtudurar biasanya sering mendapat undangan dari warga sekitar bahkan dari luar desa, hal ini seperti yang diutarakan oleh saudara Nanang, ia mengatakan bahwa: “kami sering mendapat
65
Zaenal Abidin, Bendahara Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pkalongan, 26 Agustus 2015. 66
Observasi, Jam’iyyah Simtudurar Desa Jrebengkembang Karangdadap, Pekalongan, 29 Agustus 2015.
82
undangan untuk perfom dalam suatu acara seperti ketika dirumah mereka ada khitanan atau pernikahan, bahkan ketika pada acara muludan”.67 Dalam suatu acara kegiatan yang berhubungan dengan perfom, pasti setelah selesai acara mereka akan mendapat bayaran, seperti yang diungkapkan oleh saudara Nanang, ia mengatakan bahwa: “kami mendapat bayaran mbak, setelah selesai acara”, dan uang yang kami dapatkan dari undangan kami sebagian kami bagi-bagi kepada para anggota dan sebagian lagi kami masukkan ke kas. Karena kalau uang tersebut hanya kami bagibagi kepada para anggota nanti uang kas kami tidak bertambah”.68 2. Regenerasi Regenarasi menjadi suatu kewajiban organisasi. Organisasi hidup karena kepedullian mereka terhadap regenarasi. Pentingnya regenerasi dalam suatu organisasi ini yaitu pengkaderan anggota agar berkualitas. Organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya regerasi. Seperti hasil wawancara dengan Wasi’in, ia mengatakan bahwa:“Regenerasi (generasi penerus), Tidak adanya penerus atau anakanak yang akan menggantikan kami setelah kami tidak lagi bermain simtudurar. Dalam setiap grup atau suatu organisasi haruslah ada regenerasi, nah di grup simtudurar ini tidak ada regenerasi, saya khawatir tidak ada yang meneruskan kami, karena memang saya akui, saya belum
67
Nanang, Anggota Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 29 Agustus 2015. 68
Ibid,.
83
mempunyai pandangan atau belum melihat anak-anak di desa kami yang minat terhadap simtudurar”.69 Supaya anak-anak tertarik dengan kegiatan simtudurar, maka para remaja harus pandai merangkul para adik-adiknya supaya ikut mengikuti kegiatan yang positif, seperti yang diungkapkan oleh saudara Wasi’in, ia mengatakan bahwa:“Kami selaku remaja di desa ini selalu berusaha mengarahkan kepada hal-hal yang positif kepada adik-adik kami terutama ketika latihan simtudurar kami selalu mengabari kepada adikadik remaja untuk menyaksikan”.70 3. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana sangat penting sekali dalam kegiatan, karena sarana dan prasarana sebagai penunjang keberhasilan dalam suatu kegiatan. Dengan adanya sarana dan prasarana kegiatan akan berjalan dengan baik. Hal lain diungkapkan oleh saudara Nanang, ia mangatakan bahwa: “Di jam’iyyah simtudurar ini kami mengalami Kurangnya sarana dan prasarana sehingga kegiatan ini berjalan kurang maksimal padahal potensi yang dimiliki oleh para anggota simtudurar ini sangat tinggi, padahal jika bakat tersebut didukung dengan sarana dan prasarana yang baik akan mengembangkan bakat mereka dalam bidang kesenian”. 71 69
Wai’in, Ketua Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus
70
Ibid.,
2015.
71
Nanang, Anggota Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 29 Agustus 2015.
84
4. Kedisiplinan waktu Kedisiplinan adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi melalui kepatuhan menjalankan peraturan organisasi. Sebagaimana hasil wawancara dengan saudara Fatkhur Robi, ia mengatakan bahwa:“Hambatanya kurangnya kedisiplinan waktu para anggota karena setiap anggota memiliki kesibukan masing-masing. Sehingga bisa menyita waktu yang seharusnya untuk latihan simtudurar, hal ini bisa mempengaruhi latihan jam’iyyah simtudurar”.72 Sebagaimana diungkapkan oleh saudara Panji Saputra, ia mengatakan bahwa: “Bocahe dikandani do angel mbak,,,,tidak mentaati tata tertib”.73 Seperti Fatkhur Robi, ia mengatakan:“Sebagian dari anggota kami masih ada yang mementingkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan bersama mbak”.74 Sedangkan waktu latihan sangat diperlukan supaya pada saat performance bisa maksimal, karena jika kurang waktu latihan dalam kegiatan simtudurar maka akan terjadi banyak kekurangan.
72
Fathur Robi, Anggota Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 29 Agustus 2015. 73
Panji Saputra, Seksi Penggalang Dana Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 Agustus 2015. 74
Fatkhur Robi, Anggota Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 29 Agustus 2015.
85
Hal lain diungkapkan oleh saudara Edi Faisol, ia mengatakan: “Menurut saya hambatan yang kami alami adalah, kami mengalami kesulitan pada waktu latihan simtudurar, karena banyak diantara anggota jam’iyyah simtudurar yang sudah bekerja, dan tidak bisa ikut latihan pada malam hari, kecuali malam jum’at dan malam sabtu. Sedangkan jadwal latihan simtudurar pada malam jum’at dan malam minggu”. 75 Dalam suatu group harus ada kedisiplinan terutama dalam disiplin waktu latihan, seperti yang diungkapkan oleh saudara Wasi’in, ia mengatakan bahwa:“disiplin waktu itu penting mbak, apalagi dalam suatu organisasi, kalau anggotanya kurang disiplin dalam melaksanakan kegiatannya maka organisasi atau group tersebut kurang maksimal dan mendapat kendala”.76 5. Kurangnya kekompakan Dalam sebuah organisasi kekompakan itu perlu diciptakan, kekompakan tim merupakan faktor yang penting karena memiliki hubungan antar satu individu dengan individu lainya. Kekompakan dalam suatu organisasi itu memang sangat sulit untuk diwujudkan, yang terkadang hanya disebabkan oleh sebuah perbedaan, padahal sebuah perbedaan bisa dijadikan sebagai sumber persatuan jika dikemas dalam kekompakan. Banyak kegagalan yang dijumpai dalam sebuah organisasi
75
Edi Faisol, Seksi Keamanan Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus 2015. 76
2015.
Wasi’in, Ketua Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 25 Agustus
86
yang faktor utamanya adalah tidak adanya kekompakan dalam organisasi tersebut. Sebagaimana hasil wawancara dengan saudara Nanang, ia mengatakan bahwa:“anak-anaknya sebagian kurang kompak mbak, terutama dalam berpakaian padahal kami sudah mempunyai seragam simtudurar kami” 77 Seperti hasil wawancara dengan saudara Fatkhur Robi ia mengataan bahwa:“Selain dari ketidak kompakan yang diutarakan oleh teman saya, masih ada lagi yang lain kurangya ketidak kompakan dalam ucapan maupun pendapat”. 78
77
Nanang, Seksi Humas Jam’iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 29 Agustus 2015. 78
Fatkhur Robi, Anggota Jam;iyyah Simtudurar, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 29 Agustus 2015.