BAB III TEKNIK PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM Gorontalo, Jalan Tengah, Toto Selatan, Bone Bolango – Gorontalo selama dua bulan, mulai bulan Maret sampai bulan Mei 2012. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1
Kadar Air Alat yang digunakan untuk menetapkan kadar air
adalah Moisture
balance tipe HG63. Bahan yang digunakan adalah produk MP-ASI Campuran Rasa Jeruk, Apel dan Pisang. 3.2.2
Kadar Protein Alat yang digunakan untuk menetapkan kadar protein
adalah Labu
kjedahl 100 ml, Alat penyuling dan kelengkapannya, Pemanas listrik / pembakar, Neraca analitik. Bahan adalah produk MP-ASI Campuran Rasa Jeruk, Apel dan Pisang dan Pereaksi adalah Indikator protein, HCl 0,1 N, H3BO3 4%, NaOH 32 %, H2SO4 pekat, Na2CO3 3.2 Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan adalah metode observasi partisipatif. Didapatkan data-data berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data-data yang didapatkan melalui wawancara langsung dengan Karyawan Pengujian Bahan Pangan
Kepala Seksi dan
Berbahaya dan Mikrobiologi
dan
eksperimen/pengujian PK Air dan Protein di Labotorium Bahan Pangan 23
Berbahaya dan Mikrobiologi Balai POM di Gorontalo. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi literatur terhadap buku-buku, serta data-data yang berasal dari internet yang berhubungan dengan judul tugas akhir.
3.3 Objek yang Diamati Objek yang diamati selama kegiatan yang diaksanakan Balai POM Gorontalo adalah kadar air dan kadar protein pada MP-ASI Campuran Rasa Jeruk, Apel dan Pisang.
3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Kadar Air menimbang seksama 1-2 gram sampel dalam Moisture balance tipe HG63. dikeringkan pada Moisture balance tipe HG63 suhu 1050C selama beberapa menit. Perhitungan kadar air berdasarkan bahan basah (bb) adalah :
W : bobot sampel sebelum dikeringkan, dalam gram W1 : kehilangan bobot dikeringkan,dalam gram Sedangkan perhitungan kadar air berdasarkan berat kering (bk) adalah :
W : bobot sampel sebelum dikeringkan, dalam gram W1 : kehilangan bobot dikeringkan,dalam gram W2 : bobot sampel sesudah dikeringkan, dalam gram 24
3.4.2 Kadar Protein a) Proses Dektruksi Sampel ditimbang
0,5 gram, dimasukkan kedalam labu kjeldahl 100
ml,ditambah 1 tablet kjeldahl dan 25 ml H2SO4 pekat, dihidupkan terlebih dahulu scrubber selama 10 menit, Labu kjeldhal dipasangkan pada alat destruksi dan pasang alat penghisap ( suction module ) kemudian dihidupkan alat dektruksi ( tombol diputar ke angka 10 selama 10 menit kemudian turunkan ke angka 8 ), Dektruksi dilakukan hingga larutan menjadi jernih kehijauan ( ± 1,5 – 2 jam ), Setelah selesai turunkan skala pemanas ke angka 0 lalu matikan alat dektruksi tetapi scrubber tidak dimatikan hingga asap pada labu tidak ada lagi. b) Proses Destilasi Labu kjeldhal hasil dektruksi dipasang pada alat destilasi, ditambahkan aquades dengan cara menekan tombol Reagent 1 dan ditambahkan NaOH 32 % dengan cara menekan tombol Reagent 2, Sebagai penampung digunakan erlenmeyer yang telah diisi asam borat 4% sebanyak 50 ml dan telah ditambah 3 tetes indicator protein, dan didestilasi selama 5 menit dengan steam 80 %. c) Proses Titrasi Dititrasi dengan HCl 0,1N hingga warna oranye bening kemudian dipanaskan bila berubah warna maka dititrasi kembali hingga warna oranye bening. Kemudian dicatat volume HCl 0,1 N yag terpakai
Perhitungan :
25
Keterangan V : Vol H2SO4 untuk titrasi sampel N : Normalitas HCl 0,1 N W : Berat sampel F : Faktor dari sampel untuk susu (6,38)
1. Cara pembuatan pereaksi : a) Indikator protein Menyiapkan larutan Bromcresol green 0,1% dan larutan metil merah 0,1% dalam etanol secara terpisah. dicampurkan 10 ml bromcresol green 0,1% dengan 2 ml metil merah 0,1% b) Larutan Asam borat (H3BO3) 4 % Menglarutkan 40 gram asam borat lalu dilarutkankan dengan 1000 ml dengan aquades c) Larutan HCl 0,1 N Menggencerkan 9,5 ml HCl pekat dengan aquades hingga 1000 ml d) Larutan NaOH 32 % Menimbang 320 g NaOH kemudian dilarutkan dengan aquades bebas CO 2 ad 1000 ml
2. Pembakuan HCl 0,1 N HCl 0,1 N dibakukan dengan larutan Na2CO3 yang terlebih dahulu telah di keringkan dalam oven selama ± 2 jam pada suhu 105ºC kemudian didinginkan dalam desikator, menimbang serbuk Na2CO3 sebanyak ±
0,05 kemudian
dimasukkan ke erlenmeyer 250 ml kemudian ditambahkan 50 ml aquadest dan 3-4 tetes indikator campuran / indicator sindu merah, dititrasi dengan HCl 0,1N 26
hingga warna oranye bening kemudian dipanaskan bila berubah warna maka dititrasi kembali hingga warna oranye bening, Kemudian dicatat volume HCl 0,1 N yag terpakai. Perhitungan: N Dimana: N W BM V
: Normalitas HCl : Massa Na2CO3 yang ditimbang dalam mg : Berat molekul Na2CO3 (52,99) : Volume HCl 0,1N yang terpakai
27