III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar selama 2 bulan, yakni mulai dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Juli 2013. 3.2. Materi Penelitian 3.2.1. Ternak Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak sapi bali jantan dan betina hasil kawin alam dan kawin buatan sebelum masa penyapihan. Jumlah ternak secara keseluruhan adalah 100 ekor yang terdiri atas 25 ekor anak sapi bali jantan hasil kawin alam, 25 ekor anak sapi bali jantan hasil IB, 25 ekor anak sapi bali betina hasil kawin alam dan 25 ekor anak sapi bali betina hasil IB. 3.2.2. Alat Penelitian Peralatan yang dipakai selama penelitian adalah pita ukur, tongkat ukur, alat tulis dan kamera digital. 3.3. Metodologi Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survei dengan pengamatan objek penelitian langsung di lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan cara purposive sampling, yakni hanya mengambil wilayah tertentu saja sebagai sampel. Menurut Sudjana (1998), pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara purposive jika cakupan wilayah penelitian cukup luas. Kecamatan Kampar terdiri atas 13 desa, yakni Desa Air Tiris, Batu Belah, Kabun, Naumbai, Padang Mutung, Penyasawan, Pulau Jambu, Pulau Sarak, Ranah, Ranah Singkuang, Rumbio, Simpang Kubu dan Tanjung Rambutan. Kesemua desa tersebut memiliki populasi sapi yang berbeda satu sama lainnya. 14
Data populasi sapi di masing-masing desa di Kecamatan Kampar dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Populasi Sapi Potong di Kecamatan Kampar
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Desa
Air Tiris Batu Belah Kabun Naumbai Padang Mutung Penyasawan Pulau Jambu Pulau Sarak Ranah Ranah Singkuang Rumbio Simpang Kubu Tanjung Rambutan Jumlah (Ekor)
Populasi Sapi Potong (Ekor)* 2011
2013
25 220 35 45 46 450 52 65 76 54 79 89 126 1362
34 250 43 67 52 525 74 67 65 52 65 75 147 1516
Populasi Anak Sapi Bali** Jantan (Ekor) Alam IB 4 3 2 4 4 6 3 2 4 7 43 75 2 3 7 12 2 4 3 5 19 25 5 8 13 24 92 148
Betina (Ekor) Alam IB 2 2 3 5 2 3 4 7 3 5 34 63 4 3 6 9 3 7 2 5 24 37 6 9 5 9 76 132
Jumlah (Ekor/Desa)
70 484 93 128 117 1190 138 166 157 121 249 192 324 3318
Keterangan : *Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar (2013) dan **Hasil survei prapenelitian (2013)
Berdasarkan data populasi yang terangkum dalam tabel tersebut, maka anak sapi bali yang dijadikan sebagai bahan penelitian diambil secara penyampelan purposif (purposive sampling) yang didasarkan atas kriteria, yakni berumur 3-7 bulan, hasil perkawinan alam dan IB serta dipelihara secara semi intensif. Anak sapi bali yang terpilih untuk dijadikan sebagai bahan penelitian berdasarkan atas kriteria tersebut adalah 25 ekor anak sapi bali jantan hasil perkawinan alam, yang diambil dari Desa Penyasawan sebanyak 10 ekor, Pulau Sarak sebanyak 5 ekor dan Rumbio sebanyak 10 ekor. Anak sapi bali jantan hasil IB diambil dari Desa
15
Penyasawan sebanyak 10 ekor, Pulau Sarak sebanyak 5 ekor dan Rumbio sebanyak 10 ekor. Berikutnya, untuk anak sapi betina hasil perkawinan alam diambil dari Desa Penyasawan sebanyak 10 ekor, Pulau Sarak sebanyak 5 ekor dan Rumbio sebanyak 10 ekor. Anak sapi bali betina hasil IB diambil dari Desa Penyasawan sebanyak 10 ekor, Pulau Sarak sebanyak 5 ekor dan Rumbio sebanyak 10 ekor. Populasi anak sapi bali hasil perkawinan alam dan IB di ketiga desa yang dijadikan lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2.
Populasi Anak Sapi Bali Hasil Perkawinan Alam dan IB di Ketiga Lokasi Penelitian Populasi Anak Sapi Bali*
No
Nama Desa
Jantan (Ekor) Betina (Ekor) Alam IB Alam IB 1 Penyasawan 43 75 34 63 2 Pulau Sarak 7 12 6 9 3 Rumbio 19 25 24 37 Jumlah (Ekor) 92 148 76 132 Jumlah Sampel (Ekor)
Keterangan :
Anak Sapi Bali yang Dijadikan Sampel Penelitian** Jantan (Ekor) Betina (Ekor) Alam IB Alam IB 10 10 10 10 5 5 5 5 10 10 10 10 25 25 25 25 50 50
*Hasil survei prapenelitian (2013) **Berdasarkan penyampelan purposif (purposive sampling)
3.4. Prosedur Penelitian Variabel ukuran-ukuran tubuh yang diamati meliputi panjang badan, lebar dada, dalam dada, lingkar dada, tinggi pinggul, lebar pinggul dan tinggi pundak. Metode pengukuran dilakukan berdasarkan metode Amano et al. (1981). 1. Panjang badan (cm) diukur jarak garis lurus dari tepi tulang processus spinosus sampai dengan tonjolan tulang lapis (os ichium) dengan menggunakan tongkat ukur seperti pada Gambar 3.1.
16
Gambar 3.1. Panjang Badan Sapi Bali Sumber: Asriadi (2013)
2. Lebar dada (cm) diukur dari jarak penonjolan sendi bahu (os scapula) kiri dan kanan dengan menggunakan tongkat ukur seperti Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Lebar Dada Sapi Bali Sumber: Asriadi (2013)
3. Dalam dada (cm) diukur dari jarak titik tertinggi pundak dan tulang dada dengan menggunakan tongkat ukur seperti Gambar 3.3.
17
Gambar 3.3. Dalam Dada Sapi Bali Sumber: Asriadi (2013)
4. Lingkar dada (cm) diukur melingkar tepat di belakang scapula dengan menggunakan pita ukur seperti pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4. Lingkar Dada Sapi Bali Sumber: Asriadi (2013)
5. Tinggi pinggul (cm) diukur dari jarak tertinggi pinggul secara tegak lurus ke tanah dengan menggunakan tongkat ukur seperti pada Gambar 3.5. 18
Gambar 3.5. Tinggi Pinggul Sapi Bali Sumber: Asriadi (2013)
6. Lebar pinggul (cm) diukur pada sendi pinggul dengan menggunakan pita ukur seperti pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6. Lebar Pinggul Sapi Bali Sumber: Asriadi (2013)
19
7. Tinggi pundak (cm) diukur dari jarak tertinggi pundak melalui belakang scapula, tegak lurus ke tanah dengan menggunakan tongkat ukur seperti pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Tinggi Pundak Sapi Bali Sumber: Asriadi (2013)
3.5. Peubah yang Diamati Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah panjang badan, lebar dada, dalam dada, lingkar dada, tinggi pinggul, lebar pinggul dan tinggi pundak. 3.6. Analisis Data Data yang diperoleh ditabulasi kemudian dideskripsikan dengan menghitung nilai rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman menurut Walpole (1993). a. Mean (Rata-rata Hitung) X
Xi n
Keterangan: : Rata-rata pengamatan
20
Xi : Nilai Pengamatan ke-i ∑ : Penjumlahan n : jumlah sampel b. Simpangan Baku atau Standar Deviasi Jika mempunyai sampel berukuran n dengan data x1, x2, x3, ……..…..Xn, maka simpangan baku menurut Sudjana (1998) dapat dihitung dengan rumus :
S
( Xi
X )2
n 1
Keterangan: = Nilai rata-rata pengamatan atau rata-rata sampel ∑ = Penjumlahan = Nilai pengamatan ke-i (i= 1,2,3……, n) n = Jumlah sampel = Standar Deviasi atau Simpangan Baku c. Koefesien Keragaman (Sudjana 1998) KK = Keterangan: KK = koefisien keragaman s
= simpangan baku = rata-rata
Untuk melihat perbedaan antar sistem perkawinan digunakan uji kesamaan dua rata-rata uji Tukey (uji t) menurut Sudjana (1998): 21
t
x
hitung =
(
1
x
2
2 1
S S2 )( 2 ) n1` n2
Dengan kriteria pengujian adalah terima hipotesis H0 jika
Dengan : dan
Keterangan : = t hitung
x
1
= rataan anak sapi bali hasil perkawinan alami
x
2
= rataan anak sapi bali hasil IB
= standar deviasi anak sapi bali hasil perkawinan alami = standar deviasi sapi bali hasil IB n = banyak data dalam sampel
22