BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar merupakan salah satu cabang usaha yang dimiliki oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional. BTPN Purna BAkti KCP Karanganyar memfokuskan pelayanan pembayaran uang pensiun. BTPN Purna Bakti
KCP
Karanganyar juga berpeluang
menyalurkan kredit yang ditujukan kepada para pensiunan. Berikut sejarah BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Sejarah BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Tahun Keterangan 1995
Perencanaan pembukaan BTPN Unit Karangayar dengan pengurusan perizinan pada Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar.
1996
BTPN Karanganyar mulai beroperasi dengan status Kantor Unit/ Kantor Kas.
2008
Mengingat kebutuhan nasabah yang meningkat maka BTPN Unit Karanganyar berganti status menjadi Kantor Cabang Pembantu.
2013 – Sekarang
Setelah diadakannya studi kelayakan, BTPN KCP Karanganyar berganti status menjadi Branch.
Sumber : BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Tahun 2013
2. Visi dan Misi BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar a.
Visi Menjadi bank mass market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia dengan segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan segmen usaha mikro dan kecil.
b.
Misi Bersama kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih baik.
3. Nilai-Nilai Perusahaan a.
Dapat di Percaya 1) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, 2) Kompeten yaitu memiliki pengetahuan dan keterampilan.
b. Peduli 1) Sopan dan rendah hati dalam setiap interaksi, 2) Mengerti sebelum dimengerti. c.
Fokus pada Hasil 1) Memulai dengan tujuan dan mengakhiri dengan prestasi serta pembelajaran, 2) Fokus pada yang bisa kami lakukan.
d. Sinergi e.
Mencapai yang terbaik
4.
Struktur Organisasi BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Struktur organisasi adalah suatu susunan dan struktur yang menggambarkan tiap-tiap bagian dan posisi pada organisasi. Struktur organisasi untuk menjalankan kegiatan pekerjaan antara karyawan satu dengan lainnya, yang masing-masing mempunyai peranan dan tanggung jawab sesuai dengan batasannya.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Sumber: BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar 5. Deskripsi Jabatan dan Fungsi Jabatan Deskripsi jabatan dan fungsi jabatan dalah suatu tugas dan wewenang yang dimiliki karyawan pada suatu perusahaan. Pembagian masing-masing tugas dibagi secara merata sesuai dengan jabatan dan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan.
Deskripsi jabatan dan fungsi jabatan pada BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2 Deskripsi Jabatan dan Fungsi Jabatan Jabatan a. Brach Head
Deskripsi Jabatan Fungsi Jabatan Merencanakan, a) Mememastikan mengkoordini, pencapaian sesuai dengan mengelola, target yang diharapkan mensupervisi seluruh kantor cabang. kegiatan BTPN. b) Melakukan pengawasan dan pengendalian atas prosedur kerja. c) Melaksanaan pengawasan terhadap seluruh transaksi yang telah disetujui. b. Operational Mengelola seluruh a) Melakukan pengawasan SPV kegiatan operasional dan pengendalian atas di BTPN. prosedur kerja dan pelaksanaan kegiatan operasional. b) Mengelola dan memantau ketersediaan uang tunai untuk menjaga likuiditas persediaan uang kas harian. c. Back Office Mengkoordinasi a) Memtau keakuratan data penyelesaian temuan atas laporan eksternal audit interen untuk seperti: laporan pajak, memastikan Laporan mingguan, kegiatan operasional laporan informasi debitur. berjalan dengan b) Melakukan pembukaan baik. terhadap transaksi. c) Memantau kegiatan operasional kas, pembukaan. d. Customer Bertanggungjawab a) Menerima keluhan Service untuk melakukan nasabah dan mencarikan seluruh aktivitas solusi yang terbaik sesuai pelayanan kepada dengan peraturan dan KCP sesuai dengan ketentuan. peraturan dan b) Melakukan survey ketentuan yang kepuasan nasabah. berlaku. c) Melayani pembukaan
Jabatan
Deskripsi Jabatan
e. Teller
Melaksanakan transaksi harian yang mencangkup, menerima dan membayarkan uang kepada nasabah.
f. Credit Acceptance SPV
Bertanggungjawab untuk melakukan seluruh aktivitas pelayanan kepada calon nasabah mengenai informasi kredit.
g. Credit Acceptance Officer
Bertanggung jawab atas administrasi kredit.
Fungsi Jabatan rekening baru (deposito, tabungan ,giro) d) Memberikan informasi kepada nasabah tentang produk-produk BTPN. a) Melakukan pemeriksaan jumlah saldo awal dengan uang tunai yang ada di kotak uang. b) Melakukan transaksi perbankan (penyetoran dan penarikan dana tunai dan non tunai, pencairan dana kredit dan pembayaran kredit). c) Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima. d) Melakukan pembukaan hasil transaksi harian pada buku kas harian. e) Menyusun laporan kas harian. a) Memberikan pelayanan kepada calon nasabah baru maupun pembaharuan yang akan mengajukan pinjaman kredit pensiun. b) Memastikan seluruh persyaratan dokumentasi sehubungan dengan kredit pensiun telah dilengkapi. a) Memeriksa kelengkapan formulir pengisian permohonan pemberian kredit pensiun serta dokumen pendukung. b) Membuat dan mencetak Surat Perjanjian Kredit. c) Melakukan wawancara terhadap calon debitur yang akan mengajukan kredit pensiun. d) Membuat laporan harian
Jabatan
h. Sales and Marketing SPV
i. Sales and Marketing Officer
Deskripsi Jabatan
Fungsi Jabatan hasil rekapitulasi penyaluran kredit pensiun. e) Membuat Payment Schudule untuk setiap transaksi penyaluran kredit pensiun. Bertanggungjawab a) Melakukan analisis untuk mengelola terhadap data-data calon pelaksanaan proses debitur untuk menyusun pemasaran kredit daftar nasabah potensial. pensiun untuk memastikan b) Membangun hubungan pencapaian target kerjasama yang baik bisnis. dengan melakukan kunjungan kepada calon nasabah. c) Mengawasi pelaksanaan pemberian kredit kepada calon nasabah dan memastikan proses berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. Bertanggungjawab a) Memelihara dokumen untuk melakukan dan agunan/jaminan pemasaran pinjaman kredit yang ada sampai pensiun pada calon dokumen tersebut debitur maupun diserahkan kembali pembaharuan untuk kepada nasabah. meningkatakan b) Membantu nasabah jumlah nasabah dalam proses take over sesuai dengan target (pelunasan kredit di yang ditentukan. instansi lain).
Sumber : BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar
6. Produk-Produk BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar menyediakan beberapa produk diantaranya ialah : a.
Produk Pinjaman/Kredit Kredit pensiun adalah produk pinjaman yang diberikan kepada para pensiunan dengan pembayaran angsura melalui pemotongan bulanan dari uang pensiunan mereka. Kredit pensiun pada BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar memberi banyak manfaat dan kemudahan bagi calon nasabah. Persyaratan pengajuan kredit juga sangat mudah bagi nasabah peminjam. Produk kredit yang ada di BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut: Tabel 3.3 Produk-Produk BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Nama Produk 1) Kredit Pensiun Sejahtera (kredit pensiun)
Keterangan
Keunggulan
Produk ini a) Persyaratan tersedia dalam yang mudah. pilihan jangka b) Angsuran waktu 1-12 tetap atau di tahun dengan potong plafon kredit langsung maksimal Rp setiap 300 Juta. bulannya. c) Fasilitas kredit lunas bila nasabah meninggal karena di lindungi oleh lembaga asuransi jiwa kredit.
Persyaratan a) SK pensiun asli. b) Salinan KTP yang masih berlaku. c) Referensi manfaat pensiun. d) Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk pinjaman ≥ Rp 50 juta.
Nama Produk
Keterangan
2) Kredit Pensiun Sejahtera (kredit pensiun)
Produk kredit pensiun sejahtera ini tersedia dalam pilihan jangka waktu 1-12 tahun dengan plafon kredit maksimal Rp 300 Juta.
3) Kredit Pensiun Sejahtera Plus (kedit prapensiun)
Kredit Pensiun Sejahtera Plus merupakan fasilitas kredit yang dirancang khusus untuk pegawai yang maksima 6 (enam) bulan akan memasuki masa pensiun.
Keunggulan d) Pilihan asuransi: Allianz, Generali Indonesia, Avrist. a) Persyaratan yang mudah. b) Angsuran tetap atau di potong langsung setiap bulannya. c) Fasilitas kredit lunas bila nasabah meninggal karena di lindungi oleh lembaga asuransi jiwa kredit. d) Pilihan asuransi: Allianz, Generali Indonesia, Avrist. a) Pelunasan seluruh kewajiban di bayar dengan Tabungan Hari Tua (THT). b) Persyaratan mudah. c) Fasilitas kredit mencapai Rp 300 juta. d) Jangka waktu kredit
Persyaratan
a) SK pensiun asli. b) Salinan KTP yang masih berlaku. c) Referensi manfaat pensiun. d) NPWP e) untuk pinjaman ≥ Rp 50 juta.
a) SK pensiun asli. b) Salinan KTP yang masih berlaku. c) Referensi manfaat pensiun (salinan tabungan/ dokumen setara). d) Salinan NPWP untuk
Nama Produk
Keterangan
Keunggulan
1-6 bulan. e) Fasilitas kredit lunas bila nasabah meninggal dunia karena dilindungi asuransi jiwa kredit. f) Pilihan asuransi: Allianz. Sumber : BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar
Persyaratan pinjaman ≥ Rp 50 juta. e) Dokumen persyaratan pengurusan pensiun.
B. Pembahasan Masalah 1. Mekanisme penerusan dana pensiun kepada ahli waris pada BTPN Purna Bakti Kantor Cabang Pembantu Karanganyar Program
pensiun
(http://www.taspen.com/?page_id=348,
22/06/2016, 14.00) merupakan jaminan hari tua berupa pemberian uang setiap bulan kepada peserta yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) pusat dan daerah otonom, pejabat negara, anggota ABRI yang dinas dan pensiun sebelum 1 April 1989, anggota veteran dan pegawai KAI. Program pensiun memiliki tujuan untuk memberikan jaminan hari tua bagi pegawai negeri pada saat mencapai usia pensiun, sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri setelah yang bersangkutan memberikan pengabdian kepada Negara. Kelompok pensiun yang diberikan yaitu kepada pensiun PNS pusat dan PNS Departemen Hankam yang pensiun sebelum 1 April 1989, pensiun PNS Daerah Otonom, pensiun pejabat negara, pensiun ABRI yang
diberhentikan dengan hak pensiun sebelum 1 April 1989, pensiun PT KAI, tunjangan veteran. Ketika pensiunan meninggal dunia maka gaji pensiunan tersebut bisa dialihkan kepada ahli warisnya supaya nasabah tidak dianggap sebagai nasabah tidak aktif. BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar membantu kepengurusan dana pensiun terusan kepada ahli waris. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dian diketahui hak-hak keluarga (ahli waris) dari penerima pensiun yang meninggal dunia antara lain : a.
Pensiunan Terusan yaitu diberikan apabila almarhum meninggalkan istri/suami dan anak yang masih dalam tanggungan pensiun.
b.
Uang Duka Wafat merupakan pemberian santunan kepada keluarga/ahli waris yang ditinggalkan oleh penerima pensiun.
c.
Pensiunan Janda/duda yaitu diberikan kepada istri/suami yang sah, setelah istri/suaminya meninggal dunia dan dibayarkan mulai bulan berikutnya setelah pembayaran Pensiun Terusan berakhir. 1) Janda berhak menerima gaji terusan dan gaji janda dari pensiunan yang meninggal dunia. Jika dikemudian hari janda menikah lagi secara resmi maka janda tidak berhak lagi menerima gaji terusan dan gaji janda atau diberhentikan sementara, apabila bercerai janda bisa mengurus gaji jandanya kembali. 2) Duda berhak menerima gaji terusan dan gaji duda dari pensiunan yang meninggal dunia. Jika dikemudian hari duda menikah lagi
secara resmi maka duda tidak berhak lagi menerima gaji terusan dan gaji duda atau diberhentikan total. 3) Tunjangan yatim/piatu yaitu diberikan kepada setiap anak yang sah dari pensiunan yang meninggal dunia, diberikan apabila almarhum tidak meninggalkan istri/suami dan dibayarkan mulai bulan berikutnya setelah pembayaran pensiun terusan berakhir. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dian diketahui Alur Penerusan Dana Pensiun kepada Ahli Waris BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar dapat dilihat pada gambar 3.3 sebagai berikut:
Gambar 3.2 Alur Penerusan Dana Pensiun kepada Ahli Waris BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Sumber: BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar
Dalam praktiknya BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar membantu untuk kepengurusan dana pensiun terusan kepada janda/duda dari Pegawai Negeri yang telah meninggal dunia. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dian bagian Sales Support mekanisme penerusan dana pensiun kepada ahli waris sebagai berikut: a.
Ahli waris datang ke BTPN untuk melaporkan bahwa debitur dari keluarga ahli waris telah meninggal dunia. Tahap ini ahli waris hanya membawa surat kematian dari desa yang dilegalisir oleh kepala desa setempat.
b.
Setelah menerima laporan dari pihak ahli waris maka CA (Credit Acceptance) atau CS (Customer Service) akan memberikan persyaratan Uang Duka Wafat (UDW) yang merupakan pemberian santunan kepada keluarga atau Ahli Waris penerima pensiun untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan oleh penerima pensiun.
c.
Kemudian ahli waris melengkapi berkas berkas Persyaratan UDW. 1) UDW terbagi dua yaitu untuk UDW punah (tidak ada ahli waris) dan UDW janda/duda. a) Persyaratan Pembayaran UDW Punah (Almarhum/almarhumah yang tidak memiliki ahli waris) seperti : (1) 1 Lembar Blangko Surat Pengajuan Pembayaran (SPP) Klim. (2) 1 Lembar Blangko Surat Keterangan Kuasa Ahli Waris. (3) 1 Lembar Blangko Surat Keterangan Penguburan (Apabila pemohon bukan anak kandung).
(4) 1 Lembar Blangko Surat Pernyataan Tidak Mengambil Uang Pensiun (Diketahui kantor juru bayar Bank/Pos). (5) 1 Lembar potokopi Surat Keputusan (SK) Pensiun. (6) 1 Lembar potokopi Surat Kematian dilegalisir Lurah/Kepala Desa. (7) 1 Lembar potokopi Karip/Strook Pensiun. (8) 1 Lembar potokopi Kartu Keluarga (KK) yang meninggal & potokopi Kartu Keluarga (KK) Pemohon. (9) 1 Lembar potokopi KTP/SIM Pemohon yang masih berlaku. b) Persyaratan Pembayaran UDW yang masih memiliki ahli waris yaitu janda/duda/yatim/piatu : (1) 2 Lembar potokopi Surat Keputusan Pensiun (2) 2 Lembar potokopi Surat Kematian dilegalisir Lurah/Kepala Desa (3) 2 Lembar potokopi Surat Nikah dilegalisir KUA/Catatan Sipil (4) 2 Lembar potokopi Karip/Strook Pensiun (5) 2 Lembar potokopi KTP/SIM yang masih berlaku (pemohon) (6) 6 Lembar Pas Photo 3X4 Hitam Putih pemohon (7) Bagi Pensiun ABRI melampirkan 2 Lembar potokopi Bintang Jasa diligalisir dan aslinya dibawa.
2) Ahli waris melengkapi dan menyerahkan persyaratan UDW tersebut ke PT.TASPEN, kemudian PT. TASPEN akan mengurus uang duka wafat. 3) Setelah proses uang duka wafat selesai, ahli waris akan mendapatkan bukti voucher UDW dari PT. TASPEN yang menjadi syarat untuk mengajukan klaim asuransi apabila nasabah memiliki pinjaman di BTPN dan ahli waris juga mendapatkan formulir untuk gaji terusan dari PT. TASPEN untuk penerusan gaji utuh selama empat bulan. d. Setelah itu ahli waris kembali ke BTPN, menemui CA kemudian CA melihat data di sistem apakah debitur mempunyai pinjaman atau tidak di BTPN. Apabila debitur tidak mempunyai pinjaman di BTPN maka ahli waris hanya mengurus UDW Taspen saja tidak perlu mengajukan klaim asuransi dan tidak mendapatkan uang duka wafat dari BTPN dan ahli waris bisa mengurus janda/duda. Apabila ahli waris mempunyai pinjaman di BTPN maka ahli waris berhak mengajukan klaim asuransi terlebih dahulu. e. Apabila debitur tersebut memiliki pinjaman di BTPN maka ahli waris berhak mengajukan klaim asuransi. 1) Ahli waris harus melengkapi berkas berkas tersebut meliputi persyaratan pengajuan klaim seperti : a) 5 Lembar potokopi Surat Kematian yang dilegalisir oleh Kepala Desa.
b) 5 Lembar potokopi Surat Kematian dari Rumah Sakit/ Kepolisian (Apabila meninggal di rumah sakit/kecelakaan). c) 5 Lembar Surat Keterangan Ahli Waris dari kelurahan yang di legalisir Kepala Desa. d) 5 Lembar potokopi KTP almarhum/almarhumah dan ahli waris. e) 5 Lembar potokopi Kartu Keluarga (KK) f) 5 Lembar potokopi KARIP/Buku Pensiun. g) 5 Lembar Kwitansi angsuran taguhan yang terakhir. h) 1 Lembar Tanda terima SK pensiun (pada waktu menagajukan pinjaman). i) 5 Lembar potokopi Voucher dari UDW dari TASPEN. 2) Setelah berkas-berkas klaim asuransi sudah lengkap, ahli waris mendapatkan uang duka sebesar Rp. 300.000,- (Tiga Ratus Ribu Rupiah) melalui Teller BTPN. 3) Setelah itu Customer Service akan mengecek data dan menyerahkan kebagian Back Office untuk kelengkapan data selanjutnya. 4) Langkah selanjutnya Back Office bertugas untuk mengecek kembali kelengkapan berkas-berkas dan mencocokan data tersebut. 5) Setelah data tersebut benar selanjutnya Back Office akan memasukan (menginput) data seperti nama dan keterangan kematian. Apabila debitur memiliki pinjaman diatas Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) maka ahli waris harus menyertakan Surat Rekam Medis yang menyatakan kronologis kesehatan dari debitur tersebut.
6) Setelah semua data tersebut di Input dan lengkap maka, data tersebut harus di verifikasi, verifikasi ini dilakukan oleh supervisor yang bertujuan untuk meninjau ulang berkas dari Customer Service kemudian dilanjutkan oleh Back Office. Sedangkan debitur diharapkan menunggu dirumah hingga pihak Bank BTPN menghubungi untuk memberitahu apakah pengajuan klaim asuransi tersebut cair. 7) Setelah berkas-berkas tersebut lengkap dan sesuai dengan kecocokan data yang ada maka berkas tersebut siap dikirim ke Perusahaan Asuransi. 8) PT. Asuransi akan menghubungi Bank Tabungan Pensiunan Nasional apabila klaim asuransi tersebut telah cair maka sebelumnya pihak Bank harus memeriksa kembali apakah pencairan sesuai dengan besarnya pengajuan klaim asuransi. Apabila tidak cair pihak BTPN akan menghubungi pihak asuransi kembali. Biasanya pihak asuransi tidak dapat mencairkan dengan alasan kurang lengkapnya berkas atau syarat tambahan yang diminta seperti Rekam Medis atau kronologi kesehatan, tetapi selama berkas atau syarat tersebut lengkap maka pihak asuransi akan langsung mencairan pengajuan klaim. 9) Proses Pengajuan Klaim Asuransi ini berkisar 2-3 minggu, apabila klaim tersebut cair maka Pihak BTPN akan menghubungi pihak ahli waris untuk memberi informasi bahwa klaim asuransi telah cair dan untuk mengambil SK dari debitur tersebut.
f. Setelah ahli waris mengurus UDW di PT. TASPEN dan klaim asuransi cair (apabila nasabah memiliki pinjaman di BTPN), maka ahli waris menerima gaji terusan yaitu gaji utuh (gaji pokok) pensiunan yang meninggal dunia selama empat bulan. g. Setelah mendapatkan gaji utuh terusan empat bulan, maka pada bulan ke empat ahli waris mengurus terusanjanda/duda/yatim/piatu. 1) Mengurus
terusan
janda/duda/yatim/piatu
dengan
persyaratan
meliputi: a) 1 Lembar blangko Formulir Permintaan Pembayaran (FPP) b) 1 Lembar blangko Surat Pengesahan Tanda Bukti Diri (SPTB) c) 1 Lembar potokopi SK Pensiun + asli d) 1 Lembar potokopi KTP Pemohon + asli e) 1 Lembar potokopi buku tabungan (bagi pensiunan yang menghendaki pembayaran lewat bank) f) 4 Lembar pas photo ukuran 3x4 hitam putih/ berwarna g) 1 Lembar surat keterangan masih sekolah/kuliah bagi anak yang berusia diatas 21 tahun h) 1 Lembar surat keterangan penetapan pewalian dari pengadilan (sebagai pewalian untuk yatim/piatu yang masih di bawah umur) 2) Melakukan pembukaan rekening tabungan atas nama ahli waris (janda/duda/yatim/piatu) dengan persyaratan meliputi: a) KTP (janda/duda/yatim/piatu) b) NPWP (bila gaji diatas Rp.2.000.000,-)
c) Karip d) Kartu Keluarga e) Pas photo 3x4 sebanyak 3 lembar f) SK Pensiun alamrhum/alhamrhumah g) menggunakan gaji terusan dari TASPEN 3) Setelah janda/duda melengkapi persyaratan-persyaratan tersebut maka, pihak BTPN akan mengirimkan berkas janda/duda tersebut ke PT. TASPEN untuk di proses selama satu hari dan BTPN akan mengurus pembukaan rekening baru atas nama ahli waris. 4) Setelah itu PT. TASPEN akan mentransfer gaji pertama janda/duda ke BTPN. h. Setelah janda/duda menerima gaji utuh selama empat bulan maka, pada bulan kelima dan setiap bulan selanjutnya janda/duda akan menerima gaji terusan janda/duda sebesar 36 persen (36%) dari gaji pokok pensiun yang meninggal dunia dan anak mendapatkan tunjangan anak sebesar dua persen (2%). Apabila janda/duda sudah meninggal dunia dan masih memiliki anak yang memiliki kriteria masih bersekolah atau kuliah, belum mencapai usia 25 tahun, belum pernah menikah dan tidak memiliki penghasilan sendiri menerima tunjangan anak saja sebesar dua persen (2%). Apabila anak tersebut dibawah 17 tahun maka saudara kandung/keluarga dari pensiun yang meninggal dunia bisa menjadi wali untuk membantu anak mendapatkan tunjangan.
2.
Permasalahan yang terjadi pada penerusan dana pensiuns kepada ahli waris pada BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar Perusahaan sebagai sebuah organisasi memiliki dua permasalahan dalam menjalankan fungsi dan tujuannya, yaitu permasalahan internal dan permasalahan eksternal. a. Permasalahan Internal adalah permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri. Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian diketahui permasalahan internal yang terjadi pada penerusan dana pensiun kepada ahli waris antara lain: 1) Kurangnya SDM yang membantu pengurusan ahli waris ke PT. TASPEN. Pada BTPN KCP Karanganyar hanya memiliki satu pegawai yang mengurus ke PT. TASPEN yaitu marketing dan juga merangkap sebagai sales support karena bisa saja sewaktu-waktu terjadi banyak nasabah yang ingin menguruskan ahli waris. b. Permasalahan eksternal adalah permasalahan-permasalahan yang terjadi, yang dipengaruhi oleh faktor dari luar perusahaan. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dian diketahui permasalahan eksternal yang terjadi pada penerusan dana pensiun kepada ahli waris antara lain: 1) Ketika istri/suami sah dari pensiunan yang telah meninggal dunia ingin
mengurus
status
janda/duda
tetapi
SK
Pensiun
almarhum/almarhumah yang sebagai persyaratan janda/duda belum menjadi SK otomatis yang membutuhkan waktu satu bulan dan gaji terusan janda/duda tertahan sampai menjadi SK otomatis.
2) Ketika pensiunan yang telah meninggal dunia memiliki ahli waris yaitu istri/suami, jika dikemudian hari janda/duda dari pensiunan menikah lagi secara resmi dan masih memiliki pinjaman di BTPN. 3) Ketika pensiunan yang telah meninggal dunia tidak meninggalkan istri/suami melainkan meninggalkan anak sebagai ahli waris yang berumur di bawah 17 tahun atau belum mempunyai KTP maka anak tersebut tidak bisa menerima tunjangan anak karena tidak ada yang mewakilinya atau wali yang lambat dalam mengurusnya sehingga anak (ahli waris) tidak dapat segera menerima tunjangan anak. 4) Ketika pensiunan yang telah meninggal dunia tidak memiliki ahli waris (punah) dan pihak keluarga tidak segera mengurus ke BTPN sehingga gaji pensiunan akan menumpuk di BTPN dan menjadi nasabah fiktif. 3.
Solusi yang dilakukan oleh BTPN Purna Bakti KCP Karanganyar dalam mengatasi permasalahan pada penerusan dana pensiun kepada ahli waris. a. Berdasarkan Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian diketahui solusi dari permasalahan internal yang terjadi pada penerusan dana pensiun kepada ahli waris antara lain : 1) Dengan menambah jumlah SDM untuk membantu pengurusan ke PT. TASPEN sehingga tidak terjadi penumpukan data nasabah yang ingin mengurus ahli waris ini.
b. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Dian diketahui solusi dari permasalahan eksternal yang terjadi pada penerusan dana pensiun kepada ahli waris antara lain : 1) Pegawai BTPN bagian Sales Support akan mengurus SK Pensiun yang belum otomatis menjadi SK Pensiun otomatis proses pengurusannya selama satu bulan dan setelah SK Pensiun otomastis jadi maka gaji terusan janda/duda yang tertahan selama proses itu akan di terima janda/duda pada bulan berikutnya. 2) Apabila pensiunan yang telah meninggal dunia seorang bapak masih memiliki ahli waris yaitu istri/janda pensiunan tersebut menikah lagi secara resmi maka gaji terusan janda di putus sementara. Tetapi jika janda dari pensiunan tersebut bercerai dari pernikahan yang terbarunya itu maka gaji terusan janda dapat diteruskan lagi dengan mengurus
persyaratan
seperti
terdahulu
yaitu
persyaratan
kejanda/dudaan. Apabila pensiunan yang telah meninggal seorang istri kemudian memiliki ahli waris yaitu bapak/duda pensiunan tersebut menikah lagi secara resmi maka gaji terusan duda diputus total di karenakan yang menerima gaji terusan hanya istri/janda. Apabila janda/duda masih memiliki pinjaman di BTPN maka harus secepatnya melunasi sisa pinjaman tersebut dengan membuat surat perjanjian dengan BTPN untuk melunasi pinjaman dikarenakan sistem pembayaran pinjaman dengan memotong otomatis dari gaji bulanan yang di terimasehinggajika janda/duda itu menikah lagi
maka gaji terusan pensiunan terputus sehingga tidak bisa memotong gaji. 3) Apabila pensiunan yang telah meninggal dunia memiliki ahli waris hanya anak kandung (yatim/piatu) yang belum mencapai usia 25 tahun, tidak mempunyai penghasilan sendiri, belum menikah maka anak mendapatkan tunjangan anak sebesar dua persen (2%) dari gaji pokok pensiunan yang meninggal dunia, apabila anak tersebut dibawah 17 tahun tidak bisa menerima tunjangan anak dan dari pihak keluarga sebagai wali harus segera mengurus supaya anak tersebut bisa mendapat tunjangan anak dengan cepat dan wali harus menyertakan surat keterangan penetapan pewalian dari pengadilan. 4) Apabila pensiunan tidak memiliki ahli waris (punah) yang dalam arti tidak meninggalkan istri dan tidak meninggalkan anak kandung atau apabila hanya meninggalkan anak kandung tetapi sudah berusia lebih dari 25 tahun, sudah mempunyai penghasilan sendiri dan sudah menikah, maka gaji terusan pensiunan tersebut sudah punah maka pihak keluarga atau saudara kandung (kakak/adik) pensiunan yang telah meninggal dunia bisa melakukan penutupan rekening tabungan supaya tidak dianggap nasabah fiktif oleh pihak BTPN Purna Bakti.