BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung
: Disiplin Kerja
2. Variabel bebas
: Kepemimpinan transformasional
B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian 1. Disiplin Kerja Disiplin kerja adalah sikap patuh dan taat yang ditunjukkan karyawan untuk menaati peraturan yang ada diperusahaan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis sehingga karyawan dapat menyesuaikan diri dengan suka rela pada peraturan-peraturan perusahaan tersebut untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Aspek disiplin kerja dalam penelitian ini dikemukakan oleh Lateiner & Levine (Amriany, 2004) dan Strauss & Sayles (1990). Aspek disiplin kerja yang dipakai dalam penelitian ini adalah: a. Kehadiaran tepat waktu b. Memakai pakaian yang baik di tempat kerja c. Penggunaan barang-barang dan perlengkapan kantor d. Kualitas pekerjaan e. Cara kerja Disiplin kerja karyawan diketahui dengan skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala disiplin kerja. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi
disiplin kerja karyawan, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah disiplin kerja karyawan.
2. Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan
transformasional
adalah
kemampuan
pemimpin
dalam
mempengaruhi dan memotivasi bawahannya memlalui visi, karisma, inspirasi dan perhatian terhadap individual yang dimiliki pemimpin untuk mecapai tujuan perusahaan. Bass dan Avolio (1997) dalam Landy dan Conte (2004) menjelaskan aspek-aspek kepemimpinan transformasional adalah: a. Pengaruh yang ideal (karisma) b. Motivasi yang menginspirasi c. Stimulasi intelektual d. Perhatian individual Kepemimpinan transformasional diketahui dengan skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala kepemimpinan transformasional. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi kepemimpinan transformasional, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah kepemimpinan transformasional.
C. Subjek Penelitian Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini ± berjumlah 91 orang dari perusahaan Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Indonesia yang bekerja sebagai karyawan selama ± minimal satu tahun (dua belas bulan).
D. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk skala alat ukur, yang mengacu pada pendapat Azwar (2005) yang menyebutkan bahwa stimulus skala berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang bersangkutan, dimana dalam hal ini subyek yang diukur memahami pertanyaan atau pernyataan namun subyek tidak mengetahui arah jawaban yang dikehendaki oleh pertanyaan yang diajukan sehingga jawabannya yang diberikan akan tergantung pada interpretasi subyek terhadap pertanyaan tersebut dan jawabannya lebih bersifat proyektif yaitu berupa proyeksi dari perasaan atau keperibadiaannya. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala disiplin kerja dan skala persepsi terhadap kepemimpinan transformasional. 1. Alat Pengumpulan Data a. Skala Disiplin Kerja Nama alat ukur yang akan digunakan adalah Skala Disiplin kerja yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori Disiplin Kerja yang dikemukakan oleh Lateiner & Levine (Amriany, 2004) dan Strauss & Sayles (1990). Aspek Disiplin Kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kehadiaran tepat waktu Karyawan hadir ke tempat kerja tepat waktu (tidak terlambat) dan teratur. Berada di tempat kerja pada saat jam kerja. Tidak langsung pulang ketika pekerjaan telah selesai karena jam kerja belum berakhir.
b. Memakai pakaian yang baik di tempat kerja Karyawan berpakaian serba baik sesuai dengan peraturan yang ditetapkan perusahaan. Memakai seragam kantor sesuai dengan hari yang telah di tentukan. Memakai atribut kantor dan memakai seragam kantor yang bersih dan sudah di setrika. c. Penggunaan barang-barang dan perlengkapan kantor Karyawan mempergunakan barang-barang dan perlengkapan tempat kerja dengan hati-hati dan sebaik-baiknya. Menjaga barang dan perlengkapan kantor agar tidak rusak serta tidak mengambil barang milik perusahaan. Mengembalikan barang dan perlengkapan kantor yang telah digunakan ke posisi semula. d. Kualitas pekerjaan Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan memuaskan dengan bersemangat. Berkonsentrasi dan bersungguh-sunggu ketika bekerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan. e. Cara kerja Karyawan mengikuti instruksi dan cara kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Segera
mengerjakan tugas yang diberikan atasan
dan
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan instruksi atasan. Mengikuti cara kerja yang telah ditetapkan oleh divisi. Alat ini digunakan untuk mengukur level disiplin kerja karyawan yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.
Tabel 1
Distribusi Butir Item Skala Disiplin Kerja Karyawan Aspek-aspek Disiplin Kerja Kehadiran tepat waktu Memakai pakaian yang baik ditempat kerja Penggunaan barang dan perlengkapan kantor Kualitas pekerjaaan Cara kerja Jumlah
Butir Aitem Favorable Unfavorable 1,11,18,31,41 6,20,26,36,46
Jumlah 10
8,19,27,37,47
2,12,23,32,42
10
3,7,24,38,43 4,21,22,34,49 5,10,28,35,45 25
14,15,25,33,48 9,13,29,40,44 16,17,30,39,50 25
10 10 10 50
Cara penilaian menggunakan skala Likert yang menawarkan metode
favorable dan unfavorable. Pada aitem favorable skor yang diberikan yaitu : Selalu (S) diberi skor 4, Sering (SR) diberi skor 3, Jarang (JR) diberi skor 2, dan Tidak Pernah (TP) diberi skor 1. Sedangkan pada aitem unfavorable skor yang diberikan yaitu : Selalu (S) diberi skor 1, Sering (SR) diberi skor 2, Jarang (JR) diberi skor 3, dan Tidak Pernah (TP) diberi skor 4. Pada umumnya skala Likert memberikan pilihan sejumlah lima respon, tapi peneliti menghilangkan respon ketiga, karena peneliti menginginkan testee untuk tetap berpihak, menentukan kecenderungan yang tegas dan tidak bersikap netral.
b. Skala Kepemimpinan Transformasional Nama alat ukur yang akan digunakan adalah Skala Kepemimpinan Transformasional yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori kepemimpinan
transformasional yang dikemukakan oleh Bass dan Avolio (Landy dan Conte, 2004) yang menyebutkan aspek-aspek kepemimpinan transformasional adalah: a. Pengaruh
yang
ideal
(Karisma),
yaitu
pemimpin
memperlihatkan
pendiriannya dan menekankan pada kepercayaan, mengambil posisi pada persoalan-persoalan yang sulit dan menekankan pada pentingnya komitmen serta tujuan. Pemimpin transformasional juga mempunyai karakteristik mengetahi dengan jelas akibat dari keputusan yang telah diambil. b. Motivasi yang menginspirasi, yaitu pemimpin pandai mengeluarkan pikiran atau kata-kata mengenai pandangan masa depan. Mereka juga mempunyai karakteristik suka menantang bawahannya dengan standart yang lebih tinggi dan berbicara dengan optimis secara antusias. Pemimpin transformasional juga memberikan dorongan dan makna mengenai kebutuhan apa yang harus diselesaikan. c. Stimulasi intelektual, yaitu pemimpin transformasional mempertanyakan asumsi lama, nilai dan kepercayaan, merangsang atau menstimulir cara baru untuk menyelesaikan sesuatu serta mendorong ungkapan mengenai ide-ide dan pertimbangan-pertimbangan yang sehat. d. Perhatian individual, yaitu pemimpin transformasional memperlakukan orang lain sebagai seorang individu dan mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan individu, kemampuan-kemampuan individu, dan aspirasi-aspirasi individu. Pemimpin transformasional juga mendengarkan orang lain dengan penuh
perhatian.
Karakteristik
pemimpin
transformasional
lainnya
adalah
menasehati, malatih dan mengajar orang lain. Alat
ini
digunakan
untuk
mengukur
kepemimpinan
transformasional
karyawan terhadap atasannya dalam perusahaan yang bersangkutan. Tabel 2
Blue Print Skala Kepemimpinan Transformasional Aspek-aspek kepemimpinan transformasional Pengaruh yang ideal Motivasi yang menginspirasi Stimulasi intelektual Perhatian individual Jumlah
Butir Aitem
Jumlah
Favorable 1,9,18,25,31,41,50
Unfavorable 5,13,22,29,34,46
13
2,12,20,32,35,40 3,10,21,26,33,36 4,6,14,24,27,38,39 26
8,15,23,30,42,47 7,16,19,28,43,48 11,17,37,44,45,49 24
12 12 13 50
Cara penilaian menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada aitem favorable skor yang diberikan yaitu : Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Sedangkan pada aitem unfavorable skor yang diberikan yaitu : Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Sesuai (S) diberi skor 2, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 3, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 4. Pada umumnya skala Likert memberikan pilihan sejumlah lima respon, tapi peneliti menghilangkan respon ketiga, karena peneliti menginginkan testee untuk tetap berpihak, menentukan kecenderungan yang tegas dan tidak bersikap netral.
Sebelum pengambilan data penelitian dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba (try out) terhadap skala pengukuran untuk mengetahui validitas dan reliabilitas.
2. Validitas dan Reabilitas Alat Ukur a. Validitas Validitas adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsinya. Jadi, sejauhmana skala itu mampu mengukur atribut yang dirancang untuk mengukurnya. Validitas juga menjadi karakteristik utama yang harus dimiliki oleh setiap skala (Azwar, 2005). Validitas dapat dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor digunakan jika alat ukur yang disusun menggunakan
lebih
dari
satu
faktor.
Pengukuran
ini
dilakukan
dengan
mengkorelasikan skor faktor dan skor total faktor. Sedangkan pengukuran validitas item dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total item (Priyatno, 2008). Pada penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas yang juga berarti tingkat kelayakan item untuk digunakan, yang biasanya menggunakan taraf siginifikansi lima persen. Pada program SPSS teknik yang digunakan adalah korelasi Spearmen (Priyatno, 2008).
b. Reabilitas Reabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan. Pengukuran yang tidak realibel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh faktor error (kesalahan) dari pada faktor perbedaan yang sesungguhnya (Azwar, 2005). Reabilitas alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan koefisien alpha. Ada beberapa metode pengukuran reliabilitas, diantaranya metode tes ulang, formula belah-dua Spearman-Brown, formula Rulon, Flanagan, dan Cronbach’s Alpha. Metode yang paling cocok digunakan untuk mengukur reliabilitas pada skor berbentuk skala adalah Cronbach’s Alpha. Taraf signifikansi dilakukan pada taraf 0.05 yang berarti item dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari r kritis
product moment (Priyatno, 2008).
E. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk mengungkap keeratan hubungan antar dua variabel dan arah hubungan yang terjadi adalah Product Moment. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai dengan -1. Nilai yang semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya, jika mendekati 0 maka hubungannya semakin lemah (Priyatno, 2008). Tehnik ini digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur hubungan antara kepemimpinan transformasional dan Disiplin kerja karyawan.