BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel Tergantung : Penyesuaian diri mahasiswa perantauan tahun pertama. 2. Variabel Bebas
: Adversity quotient Dukungan sosial teman sebaya
B. Definisi Operasional Berdasarkan konsep-konsep yang telah diuraikan, maka definisi operasional mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantauan Tahun Pertama Penyesuaian diri adalah proses yang terjadi secara terus-menerus yang dilakukan oleh individu dengan dirinya, kepada orang lain serta lingkungan untuk mengatasi konflik dan kesulitan sehingga tercipta hubungan yang serasi dan harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitar. Mahasiswa perantauan tahun pertama adalah peserta didik yang menuntut ilmu di Universitas Sebelas Maret yang berasal dari luar Provinsi Jawa Tengah dan berada di semester satu dan dua. Penyesuaian diri dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala penyesuaian diri berdasarkan aspek penyesuaian diri yang dikemukakan oleh Mu’tadin (2002) yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial.
53
54
Hasil skala penyesuaian diri yaitu semakin tinggi skor skala yang diperoleh menunjukkan semakin tingginya penyesuaian diri pada mahasiswa perantauan tahun pertama, sebaliknya semakin rendah skor skala menunjukkan semakin rendah kemampuan penyesuaian diri mahasiswa perantauan tahun pertama.
2. Adversity Quotient Adversity quotient adalah daya tahan seseorang untuk mengatasi krisis dan kesulitan, kemampuan menyelesaikan masalah dan mengatasi hambatan dalam memperoleh kesuksesan. Adversity quotient dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan aspekaspek yang dikemukakan oleh Stoltz (2000) yang dapat dilihat dari empat indikator, yaitu: Control, Origin and Ownership, Reach, dan Endurance. Adversity quotient yang dimiliki oleh mahasiswa perantauan tahun pertama akan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh responden melalui skala adversity quotient. Semakin tinggi skor yang diperoleh, menunjukkan semakin tingginya adversity quotient pada mahasiswa perantauan tahun pertama, sebaliknya semakin rendah skor yag diperoleh menunjukkan semakin rendah pula adversity quotient pada mahasiswa perantauan tahun pertama.
3. Dukungan Sosial Teman Sebaya Dukungan sosial teman sebaya adalah dukungan yang diberikan oleh teman sebaya kepada individu berupa bantuan, dorongan, penerimaan, dan perhatian
55
yang dapat membantu mengurangi beban dalam menghadapi permasalahan dan dapat membuat penerima menjadi lebih tenang, diperhatikan, dan dicintai. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala dukungan sosial teman sebaya dengan aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh House (dalam Smet, 1994) yang terbagi menjadi empat aspek dasar yaitu: Emotional support, Esteem support, Instrumental Support, dan Information support. Skor skala dukungan sosial teman sebaya yang menghasilkan nilai semakin tinggi menunjukkan dukungan sosial teman sebaya yang didapatkan oleh mahasiswa perantauan tahun pertama semakin tinggi pula, namun sebaliknya apabila skor yang didapatkan semakin rendah maka menunjukkan dukungan sosial teman sebaya juga semakin rendah.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas responden atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Berdasarkan tujuan penelitian, maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa perantauan tahun pertama Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret dengan jumlah 152 mahasiswa. Karakteristik populasi dalam penelitian ini disusun oleh peneliti berdasarkan mahasiswa yang memenuhi kriteria penelitian. Adapun karakteristik tersebut adalah:
56
a. Mahasiswa yang berasal dari luar Provinsi Jawa Tengah yang menuntut ilmu pengetahuan di Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret tahun 2016. Hal ini berdasarkan definisi mahasiswa perantauan adalah mahasiswa yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang berada di luar daerah asalnya, Universitas Sebelas Maret Surakarta terletak di Provinsi Jawa Tengah sehingga peneliti memutuskan untuk mengambil populasi mahasiswa yang berasal dari luar provinsi Jawa Tengah. b. Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di semester satu dan dua atau mahasiswa angkatan tahun 2015.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti dan dimaksudkan untuk menggeneralisasikan atau mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi (Arikunto, 2006). Penelitian ini merupakan penelitian survey atau studi populasi, maka sampel yang akan digunakan adalah keseluruhan populasi yaitu 152 mahasiswa. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang cukup terbatas dan agar peneliti dapat memperoleh data hasil penelitian yang representatif. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari mahasiswa perantauan tahun pertama Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret yang berasal dari tujuh program studi yaitu Teknik Sipil, Arsitektur, Teknik Industri, Teknik Mesin, Teknik Kimia, Perencanaan Wilayah dan Kota, dan Teknik Elektro. Adapun jumlah mahasiswa perantauan tahun pertama Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret adalah sebagai berikut:
57
Tabel 1 Daftar Jumlah Mahasiswa Perantauan Tahun Pertama Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Program Studi Teknik Sipil Arsitektur Teknik Industri Teknik Mesin Teknik Kimia Perencanaan Wilayah dan Kota Teknik Elektro Jumlah
Jumlah 32 29 22 29 10 17 13 152
D. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari mahasiswa perantauan tahun pertama Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret yaitu melalui tanggapan atas tiga skala yang diberikan oleh peneliti. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data diri responden yang diperoleh dari bagian Biro Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan Bagian Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, serta data yang diperoleh dari tempat penelitian yakni berupa dokumentasi ketika pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga jenis skala sikap, yaitu skala penyesuaian diri, skala dukungan sosial teman sebaya, dan skala adversity quotient. Skala yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada skala model Likert yaitu metode penskalaan pernyataan individu yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentu nilai skalanya (Azwar, 2012). Skala yang digunakan dalam penelitian ini bergerak dari skor 1 sampai 4. Responden diminta untuk memilih
58
salah satu dari empat alternatif jawaban yang disediakan yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Cara penilaian skala menggunakan empat kategori jawaban yaitu: Tabel 2 Distribusi Skor Skala Kategori Jawaban SS (Sangat Sesuai) S (Sesuai) TS (Tidak Sesuai) STS (Sangat Tidak Sesuai)
Skor Favorable (F) 4 3 2 1
Unfavorable (UF) 1 2 3 4
2. Skala Penyesuaian Diri Skala penyesuaian diri untuk mengukur penyesuaian diri pada mahasiswa perantauan tahun pertama dengan menggunakan skala model Likert. Skala penyesuaian diri disusun menurut aspek yang dikemukakan oleh Mu’tadin (2002) yang dimodifikasi dari Fitriany (2008). Hasil uji reliabilitas skala penyesuaian diri menunjukkan hasil yang reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,939. Hal tersebut berarti, skala penyesuaian diri telah memenuhi persyaratan keandalan alat ukur sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Aspek-aspek penyesuaian diri yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Skala penyesuaian diri dalam penelitian ini terdiri dari 41 aitem yang terbagi dalam 24 aitem favorable dan 17 aitem unfavorable. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula penyesuaian diri pada mahasiswa perantauan tahun pertama. Semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula penyesuaian diri pada mahasiswa perantauan tahun pertama. Blue print skala penyesuaian diri dapat dilihat pada tabel 3.
59
Tabel 3 Blue Print Skala Penyesuaian Diri No 1.
Dimensi
Indikator
Penyesuaian a. Menerima diri sendiri Pribadi b. Kesadaran akan kelebihan dan kekurangan diri c. Bertindak objektif sesuai kondisi diri d. Pengendalian diri
2.
Penyesuaian a. Hubungan sosial Sosial b. Hubungan harmonis c. Interaksi dan komunikasi dengan lingkungan d. Mematuhi aturan atau norma yang berlaku Jumlah
Nomor Aitem F UF 1,7 12
Jumlah 3
3, 8, 20, 37, 40 15, 25, 31
14, 39
7
21, 38
5
6, 11
29, 41
4
4, 9, 26 2, 13, 19, 30 5, 27
16, 22, 32 24
6
17, 33, 34 23, 35, 36 17
5
10, 18, 28 24
5
6 41
60
3. Skala Adversity Quotient (AQ) Adversity Quotient dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala adversity quotient yang dimodifikasi dari Susanty (2011) berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Stoltz (2000) yaitu control (kendali), origin and ownership (asal usul dan pengakuan), reach (jangkauan), endurance (daya tahan). Hasil uji reliabilitas skala penyesuaian diri ditunjukkan dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,815 serta daya beda aitem bergerak dari 0,238 hingga 0,587. Hal tersebut berarti, skala adversity quotient telah memenuhi persyaratan keandalan alat ukur sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Skala adversity quotient terdiri dari 40 aitem yang terbagi dalam 20 aitem favorable dan 20 aitem unfavorable. Blue print skala adversity quotient dapat dilihat pada tabel 4.
61
Tabel 4 Blue Print Skala Adversity Quotient No 1.
Dimensi
Indikator
Nomor Aitem F UF 1, 7, 3, 16, 20, 26, 31, 36 32
Jumlah
Control (Kendali)
Mempunyai kendali yang kuat dalam menghadapi kesulitan, menggunakan berbagai pendekatan untuk mencari suatu pemecahan permasalahan yang lebih berdaya dan proaktif.
2.
Origin and Ownership (Asal usul dan Pengakuan)
Mengetahui akibat dari perbuatan yang dilakukan dengan tidak menyalahkan diri sendiri serta belajar dari kesalahan, sehingga dapat meraih keberhasilan
2, 8, 21, 27, 33
4, 11, 17, 24, 37
10
4.
Reach (Jangkauan)
a. Merespon kesulitan bukan sebagai peristiwa buruk.
9, 14
25, 30, 38
5
b. Akibat dari kesulitan tidak menjangkau ke seluruh aspek kehidupan.
22, 34, 40
5, 12, 18
6
Menganggap kesulitan dan penyebab kesulitan itu bersifat sementara, cepat berlalu, dan kecil kemungkinan terjadi kembali di lain waktu.
10, 15, 23, 28, 35
6, 13, 19, 29, 39
10
Jumlah
20
20
40
5.
Endurance (Daya Tahan)
9
62
4. Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya Skala dukungan sosial teman sebaya diukur menggunakan skala model Likert berdasarkan teori dukungan sosial teman sebaya menurut House (dalam Smet, 1994), terdapat empat aspek yaitu: dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi. Skala terdiri dari 35 aitem yang terbagi dalam 19 aitem favorable dan 16 aitem unfavorable. Blue print skala dukungan sosial teman sebaya dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Blue Print Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya No 1.
Aspek Dukungan Emosional
Indikator a. Penyediaan rasa nyaman, ketentraman hati, dan perasaan dicintai. b. Ungkapan kepedulian, perhatian.
2.
3.
4.
Dukungan Penghargaan
Dukungan Instrumental
Dukungan Informasi
empati, dan
Nomor Item F UF 16, 32 5, 13
Jumlah 4
12, 24, 34
11, 21
5
a. Ungkapan penghargaan pofitif.
2, 19
7, 28
4
b. Persetujuan gagasan atau perasaan.
6, 27
8, 29
4
a. Bantuan dalam bentuk material.
3, 31
23, 30
4
b. Bantuan dalam bentuk tindakan
18, 22, 33
9, 15
5
a. Bantuan berupa saran, masukan, atau peringatan.
1, 20, 35
4, 14
5
b. Bantuan tambahan pengetahuan.
10, 25
17, 26
4
Jumlah
19
16
35
63
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Uji Validitas Instrumen Penelitian Validitas adalah sejauh mana instumen mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur (Azwar, 2012). Skala dalam penelitian ini akan diuji validitas isi yang didasarkan pada telaah dan revisi butir pernyataan berdasarkan pendapat profesional (professional judgement). Uji validitas selanjutnya adalah validitas internal. Pada tahap tersebut dilakukan seleksi aitem berdasarkan daya beda aitem yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Taraf signifikansi yang digunakan dalam menguji validitas skala-skala penelitian adalah 5%. Aitem dengan probabilitas kurang dari 0,05 dianggap gugur (Arikunto, 2010).
2. Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat sejauh mana kestabilan hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok responden yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur dalam diri responden belum berubah (Azwar, 2012). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien Cronbach’s Alpha. Reliablilitas alat ukur dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas (Azwar, 2012). Perhitungan uji reliabilitas alat ukur menggunakan program SPSS for windows versi 18.
64
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik. Berdasarkan hipotesis dan tujuan penelitian, maka teknik analisis regresi ganda dipilih untuk menganalisis data hasil penelitian. Analisis regresi ganda digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel tergantung dengan dua variabel bebas, serta memprediksi seberapa besar variabel-variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap variabel tergantung. Penggunaan teknik analisis regresi ganda dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dan dukungan sosial teman sebaya dengan penyesuaian diri pada mahasiswa perantauan tahun pertama. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam analisis regresi ganda yaitu: 1.
Uji Asumsi Dasar a. Uji normalitas, bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Hal ini dilakukan dengan melihat nilai One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data yang dinyatakan berdistribusi normal apabila signifikasinya lebih besar dari 0,05. b. Uji linearitas, dilakukan untuk mengetahui apakah data dari dua variabel bebas berkorelasi linear dengan data dari variabel tergantung atau tidak secara signifikan. Dua variabel dapat dikatakan linear apabila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji multikolinearitas, dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antarvariabel independen dalam model regresi.
65
Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi yaitu tidak ada multikolinearitas. b. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya heteroskedastisitas. c. Uji otokorelasi, digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik otokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya otokorelasi dalam model regresi. Apabila uji asumsi dasar telah terpenuhi dan terbebas dari uji asumsi klasik, maka dapat dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi ganda. Untuk mempermudah perhitungan, penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 18.00 for windows.