BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang diamati, yaitu: 1. Variabel tergantung
: Stres Kerja
2. Variabel bebas
: a. Hardiness b. Kecerdasan Adversitas
B. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2011). Definisi ini didasarkan atas sifat-sifat yang dapat diamati. Definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Stres Kerja Stres kerja adalah sebuah interaksi antara individu dengan lingkungan kerjanya yang dapat mengancam dan mempengaruhi kondisi fisik serta kondisi psikologis individu. Pengukuran stres kerja dalam penelitian ini akan menggunakan skala Daily Hassles and Stress Scale (DHSS) yang diadaptasi peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikembangkan oleh Kohn P.M dan Macdonald J.E. (1992), yaitu kesulitan sosial budaya, pekerjaan, tekanan
55
56
waktu, keuangan, penerimaan sosial, dan korban sosial. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi stres kerja pada masinis. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah stres kerja pada masinis. 2. Hardiness Hardiness adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi stres dengan mengubah persepsi negatif mengenai stres menjadi sebuah tantangan yang positif. Pengukuran hardiness dalam penelitian ini akan menggunakan skala yang telah diadaptasi peneliti dari skala yang disusun oleh Sheila (2011). Skala hardiness tersebut didasarkan pada aspek-aspek yang dikembangkan oleh Kobasa (dalam Kreitner & Kinicki, 2005), yaitu komitmen (commitment), kontrol (control), dan tantangan (challenge). Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi hardiness pada masinis. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah hardiness pada masinis. 3. Kecerdasan Adversitas Kecerdasan adversitas adalah suatu ukuran untuk mengetahui bagaimana respon dan kemampuan individu dalam menghadapi suatu kesulitan. Pengukuran kecerdasan adversitas dalam penelitian ini akan menggunakan skala yang disusun peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikembangkan oleh Stoltz (2007), yaitu control (kendali), origin and ownership (asal usul dan pengakuan), reach (jangkauan), dan endurance (daya tahan). Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi kecerdasan
57
adversitas pada masinis. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah kecerdasan adversitas pada masinis.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi yang akan menjadi responden dalam penelitian ini adalah masinis Unit Pelaksana Teknis (UPT) Crew KA Surabaya Kota Daop 8 Surabaya yang jumlah keseluruhannya sebanyak 70 orang. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Oleh karena itu, sampel yang digunakan harus representatif, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya (Sugiyono, 2012). Sehubungan dengan jumlah populasi yang terbatas, maka teknik penenentuan sampel menggunakan semua anggota populasi sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil. Istilah ini disebut juga sensus atau studi populasi, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi masinis Unit Pelaksana Teknis (UPT) Crew KA Surabaya Kota Daop 8 Surabaya yang berjumlah 70 orang.
58
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengolah data yang terkumpul, menganalisis hasil penelitian untuk menguji kebenarannya, sehingga didapatkan suatu kesimpulan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini menggunakan tiga jenis skala sebagai alat pengumpulan datanya yaitu skala stres kerja, skala hardiness, dan skala kecerdasan adversitas. Bentuk pernyataan bersikap tertutup, artinya responden hanya memilih satu dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan yang sesuai dengan keadaan dirinya, yaitu dengan memberikan tanda silang. Pilihan jawaban yang digunakan jumlahnya genap dan setiap jawaban mengandung butir favorable dan unfavorable.
Kategori Jawaban Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Tidak Sesuai (TS) Sangat Tidak Sesuai (STS)
Tabel. 1 Distribusi Skor Skala Penilaian Aitem Favorable (F) Unfavorable (UF) 4 1 3 2 2 3 1 4
1. Skala Stres Kerja Alat pengukuran stres kerja pada penelitian ini akan menggunakan skala Daily Hassles and Stress Scale (DHSS) yang disusun berdasarkan penelitian Kohn P.M dan Macdonald J.E. (1992) yang terdiri dari 41 aitem. Skala disusun berdasarkan aspek-aspek yaitu kesulitan sosial budaya,
59
pekerjaan, tekanan waktu, keuangan, penerimaan sosial, dan korban sosial. Skala stres kerja ini disusun dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).
No. 1.
Aspek Kesulitan Sosial Budaya
2.
Pekerjaan
3.
Tekanan Waktu
Tabel. 2 Blue Print Skala Stres Kerja Daily Hassles and Stress Scale (DHSS) Indikator a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. a. b. c. d. e. f. g. a. b. c. d. e. f. g. h.
Pembicaraan tentang orang yang disayangi. Dikecewakan atau kecewa dengan teman. Kepercayaan karena dihianati oleh teman. Konflik dengan teman. Pembicaraan tentang diri. Keputusan tentang hubungan akrab dengan orang lain. Konflik anggota keluarga. Mengalami kebisingan yang tinggi. Konflik etnis atau ras. Kesulitan menangani teknologi modern (komputer). Konflik dengan mertua atau kekasih. Ketidakpuasan dengan pekerjaan. Tidak menyukai pekerjaan yang dilakukan. Mendapatkan pekerjaan yang tidak menarik. Tidak menyukai kegiatan rutin. Konflik dengan atasan di tempat kerja. Penurunan penilaian pekerjaan dari yang dipikirkan pantas mendapatkan yang baik. Penurunan penilaian pekerjaan dari yang diharapkan. Banyak hal yang harus dilaksanakan sekaligus. Kehabisan waktu untuk memenuhi kewajiban. Banyak tanggung jawab. Tidak mempunyai waktu luang. Mendapatkan pekerjaan yang terlalu menuntut. Bekerja keras untuk menjaga dan memelihara kelangsungan hidup. Tidak diinginkan interupsi dari pekerjaan yang dilakukan. Berjuang dalam memenuhi standar diri dari kinerja dan prestasi.
Nomor Aitem 37 5 11 27 39 19 25 23 3 40 4 18 2 35 1 6 22 24 8 20 17 15 26 41 30 13
60
lanjutan 4. Keuangan
5.
6.
Penerimaan Sosial
Korban Sosial
a. b. c. d. e. f. a. b. c. d. e. a. b. c. d.
Kesulitan keuangan. Mengalami beban keuangan. Mencoba mencari pinjaman hutang. Gagal mendapatkan uang yang diharapkan. Kondisi keuangan rumah tidak baik. Konflik keuangan dengan keluarga. Ketidakpuasan dengan kebugaran fisik diri. Diacuhkan dari sosial. Isolasi sosial. Ketidakpuasan dengan penampilan fisik diri. Penolakan sosial. Diambil begitu saja. Dimanfaatkan. Ditipu dalam membeli barang. Kontribusi diabaikan.
Jumlah
2. Skala Hardiness Alat pengukuran hardiness pada penelitian ini akan menggunakan skala hardiness yang disusun dengan memodifikasi skala dari Sheila (2011) dengan nilai reliabilitas 0,933. Skala hardiness ini terdiri dari 42 aitem, masing-masing terdiri atas 21 aitem favorable dan 21 aitem unfavorable. Skala hardiness disusun berdasarkan aspek yang dikembangkan oleh Kobasa (dalam Kreitner & Kinicki, 2005), yaitu komitmen (commitment), kontrol (control), dan tantangan (challenge). Skala hardiness ini disusun dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).
16 21 28 36 34 10 38 7 31 33 32 9 14 29 12 41
61
Tabel. 3 Blue Print Skala Hardiness No. Aspek Indikator Favorable Unfavor- Jumlah able 1. Komitmen a. Kemampuan 30, 32, 34 15, 17, 7 (commitment) terlibat dalam 19, 21 aktivitas yang harus dilakukan b. Menganggap 36, 38, 40, 23, 25, 27 7 sesuatu yang tidak 42 menyenangkan menjadi sesuatu yang bermakna dan menarik 2. Kontrol a. Mampu mencapai 1, 3 16, 18 4 (control) hasil yang diinginkan melalui tindakannya sendiri b. Mampu 5, 7, 9 20, 22, 24 6 mengontrol dirinya ketika sedang menghadapi situasi tertentu 11, 13 26, 28 4 c. Cenderung berhasil menghadapi masalah 3. Tantangan a. Memandang suatu 29, 31, 33 2, 4, 6 6 (challenge) perubahan yang terjadi sebagai sesuatu yang wajar b. Memiliki kemauan 35, 37 8, 10 4 untuk maju c. Tidak pernah 39, 41 12, 14 4 merasa terancam ketika perubahan terjadi Jumlah 21 21 42
62
3. Skala Kecedasan Adversitas Alat pengukuran kecerdasan adversitas pada penelitian ini akan menggunakan skala kecerdasan adversitas yang disusun sendiri oleh peneliti, skala kecerdasan adversitas ini terdiri dari 34 aitem, masing-masing terdiri atas 17 aitem favorable dan 17 aitem unfavorable. Skala kecerdasan adversitas disusun berdasarkan aspek yang dikembangkan oleh Stoltz (2007), yaitu control (kendali), origin and ownership (asal usul dan pengakuan), reach (jangkauan), dan endurance (daya tahan). Skala kecerdasan adversitas ini disusun dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).
63
No. Aspek 1.
2.
3.
4.
Control (Kendali)
Origin and Ownership (Asal Usul dan Pengakuan) Reach (Jangkauan)
Endurance (Daya Tahan)
Jumlah
Tabel. 4 Blue Print Skala Kecerdasan Adversitas Indikator Favorable Unfavorable a. respon terhadap 1, 19 6, 20 kesulitan b. memiliki kendali 2, 21 7, 24 kuat dalam menghadapi peristiwa yang menimbulkan kesulitan a. menganggap 3, 22 9, 25 kesulitan berasal dari luar b. memiliki rasa 4, 23 10, 26 tanggung jawab a. merespon kesulitan 5, 29 14, 27 bukan sebagai peristiwa buruk b. sejauh mana 8, 30 15, 28 kesulitan menjangkau aspek kehidupan yang lain a. sikap dalam 11, 33 16, 31 menghadapi kesulitan b. menganggap 12, 34 17, 32 kesulitan dan penyebabnya bersifat sementara c. kemampuan dalam 13 18 menghadapi kesulitan 17 17
Jumlah 4 4
4
4 4
4
4
4
2
34
64
E. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas Validitas mengacu pada ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur mengukur atribut yang seharusnya diukur (Azwar, 2014). Pada penelitian ini, uji validitas didasarkan pada validitas isi dan validitas internal. Pengujian validitas isi dilakukan dengan analisis rasional melalui professional judgement, yaitu pihak yang berkompeten untuk menganalisis alat ukur. Dalam hal ini pengujian validitas isi dilakukan oleh dosen pembimbing. Uji validitas internal dilakukan dengan mencari korelasi masing-masing aitem dengan skor total menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Aitem-aitem dalam skala dapat dinyatakan valid apabila dalam pengujian validitas memenuhi ketentuan bahwa signifikansi 0,05 diperoleh nilai r hitung ≥ r tabel (Priyatno, 2008). Hasil indeks korelasi aitem antara skor aitem dengan skor total aitem (rxy) dinyatakan dalam formula Pearson correlation dengan menggunakan perhitungan program komputer yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.0 for windows. 2. Reliabilitas Reliabilitas mengacu pada keterpercayaan atau konsistensi hasil pengukuran yang mengandung makna tingkat kecermatan pengukuran (Azwar, 2014). Reliabilitas alat ukur ditunjukkan oleh taraf konsistensi skor yang diperoleh para responden dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda. Reliabilitas dapat dinyatakan oleh koefisien
65
reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Skala dalam penelitian ini akan diuji dengan Alpha Cronbach melalui program komputer yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.0 for windows.
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan metode yang digunakan untuk menganalisa data hasil penelitian untuk diuji kebenarannya, sehingga diperoleh satu kesimpulan. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini untuk mengji hipotesis pertama menggunakan analisis regresi linier berganda, yaitu metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan secara linier antara dua variabel atau lebih. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini untuk menguji hipotesis kedua dan hipotesis ketiga menggunakan analisis korelasi parsial, yaitu metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel, variabel lain dianggap mempengaruhi (Priyatno, 2012). Ada beberapa uji persyaratan dalam metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: 1. Uji Asumsi Dasar a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansinya lebih besar dari 5% atau 0,05 (Priyatno, 2008).
66
b. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel linear atau tidak. Dua variabel dikatakan linear jika signifikansinya kurang dari 5% atau 0,05 (Priyatno, 2008). 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas, yaitu jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi adalah <5 (Priyatno, 2008). b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat pola pada diagram Scatterplot (Priyatno, 2008). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika tidak ada pola yang jelas, serta titiktitik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Priyatno, 2008).
67
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji model regresi linier yang memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain. Apabila ditemukan adanya korelasi, maka ada problem autokorelasi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya autokorelasi, yaitu dengan uji Durbin Watson (DW) jika d terletak antara du dan (4-du) (Priyatno, 2008). Uji asumsi dasar digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi parsial. Sedangkan uji asumsi klasik digunakan sebagai persyaratan dalam analisis regresi linier berganda. Perhitungan analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputasi Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.0 for windows.