BAB III METODE PENELITIAN
3.1 3.1.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen 2. Variabel independen, yaitu kinerja produk, reputasi merek, persepsi nilai, ikatan emosional konsumen.
3.1.2
Definisi Operasional Definisi Operasional serta indikator variabel dalam penelitian ini, yaitu : 1. Loyalitas konsumen Loyalitas konsumen adalah kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut dan bermaksud meneruskan pembeliannya dimasa mendatang (Mowen dan Minor dalam Dharmmesta, 1999). Indikator loyalitas konsumen yang digunakan (diadaptasi dari Selnes, 1993 ; Wang et al, 2004 ; Griffin, 2005), yaitu: a. Minat untuk membeli produk merek Sony Ericsson lagi b. Bersedia menyarankan merek Sony Ericsson kepada orang lain c. Memprioritaskan merek Sony Ericsson ketika membeli lagi d. Tidak ingin menggunakan merek telepon seluler lain.
2. Kinerja Produk Kinerja produk yaitu seberapa baik produk dapat berfungsi sesuai dengan kualitas yang dipersepsikan dan yang diharapkan oleh konsumen (Sweeney dan Soutar, 2001). Indikator kinerja produk yang digunakan (diadaptasi dari Sweeney dan Soutr, 2001 ; Lassar et al. dalam Istijanto, 2005), yaitu : a. Berfungsi dengan baik setiap digunakan b. Kemudahan dalam penggunaan c. Keunggulan pada fitur-fitur telepon seluler d. Tidak mudah mengalami kerusakan 3. Reputasi Merek Reputasi merek adalah suatu persepsi kualitas yang dihubungkan dengan nama merek atau produk (Selnes, 1993). Indikator reputasi merek yang digunakan (diadaptasi dari Selnes, 1993, Andreassen, 1994), yaitu : a. Merek Sony Ericsson mencerminkan produk berkualitas baik b. Kesan lebih berkualitas dibandingkan merek lain c. Memiliki beragam tipe telepon seluler yang mengikuti perkembangan teknologi telekomunikasi.
4. Persepsi Nilai Persepsi nilai yaitu berasal dari persepsi biaya yang dibebankan pada konsumen untuk membeli suatu produk dibandingkan dengan manfaat atau kegunaan yang diperoleh dari produk tersebut (Sweeney dan Soutar, 2001). Indikator persepsi nilai yang digunakan (diadaptasi dari Sweeney dan Soutar, 2001 ; Lassar et al dalam Istijanto, 2005) yaitu : a. Harga produk sesuai dengan kualitas model dan teknologinya b. Harga yang lebih murah dari merek telepon seluler lain c. Manfaat yang diperoleh dari fitur-fitur dalam produk.
5. Ikatan emosional konsumen Ikatan emosional konsumen terhadap merek yaitu berasal dari perasaan dan sikap positif dari pribadi seseorang yang ditujukan terhadap produk atau merek tertentu secara keseluruhan (Sweeney dan Soutar, 2001). Indikator ikatan emosional konsumen terhadap merek (Sweeney dan Soutar, 2001 ; Lassar et al dalam Istijanto, 2005), yaitu : a. Rasa suka terhadap mereka Sony Ericsson b. Kebanggaan dalam menggunakan merek Sony Ericsson c. Rasa percaya bahwa merek Sony Ericsson telah menawarkan produk yang sesuai dengan keinginannya.
3.2
Penelitian Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna telepon seluler di kota Semarang. Besar sampel yang diperlukan sangat dipengaruhi Margin of Error (MOE) dan interval atau tingkat keyakinan yang digunakan. Dalam penelitian pemasaran, besarnya interval atau tingkat keyakinan yang biasa dipakai adalah 95 persen (Malhotra dalam Istijanto, 2005). Dikarenakan populasi dalam penelitian ini jumlahnya banyak, maka perhitungan besarnya sampel akan diteliti menggunakan rumus : n=
Z2 4(moe) 2
(1)
Keterangan : n
: jumlah sampel
Z
: nilai 2 untuk tingkat keyakinan 95 persen
moe : margin of error atau tingkat kesalahan Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95 persen, nilai Z yaitu sebesar 1,96 dan tingkat kesalahan adalah 10 persen (0,1) maka jumlah sampel adalah : n=
(1,96) 2 4(0,1) 2
= 96,04 atau 97
Jumlah sampel yang diambil akan dibulatkan menjadi 100 responden dengan metode pengambilan sampelnya adalah non-probability sampling, yaitu : Pemilihan sampel dari populasi tidak menggunakan proses random, maka tidak semua anggota populasi memiliki peluang untuk dijadikan sampel dalam
penelitian (Istijanto, 2005). Jenis dari non-probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu responden dipilih langsung berdasarkan pertimbangannya tertentu, yaitu individu yang menggunakan telepon seluler merek Sony Ericsson di kota Semarang.
3.3
Jenis dan Sumber Data Data dari penelitian ini berupa : a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden (Istijanto, 2005). Data primer yang digunakan berupa hasil pengisian kuesioner dari responden. b. Data sekunder, yaitu data primer yang telah diolah dan disajikan oleh pihak lain (Istijanto, 2005). Data sekunder yang digunakan bersumber dari majalah, buku, serta penelitian terdahulu.
3.4
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan melalui pengumpulan data dengan tujuan untuk mengetahui berbagai pengetahuan atau teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, diantaranya dari buku majalah serta penelitian terdahulu. 2. Survei Kuesioner
Survei dengan kuesioner dilakukan dengan meminta responden menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap serangkaian pernyataan di dalam kuesioner tentang telepon seluler merek Sony Ericsson. Setiap pernyataan yang dikembangkan dari indikator dalam kuesioner penelitian ini menggunakan skala penilaian yang berisi lama tingkat preferensi jawaban yang masing-masing memiliki skor 1 sampai 5, dengan rincian sebagai berikut : Skor 1
: sangat tidak setuju
Skor 2
: tidak setuju
Skor 3
: ragu-ragu
Skor 4
: setuju
Skor 5
: sangat setuju
Penggunaan lima kategori dalam skala di atas karena dipandang dapat mewakili dengan baik tingkat intensitas penilaian responden (Istijanto, 2005).
3.5 3.5.1
Metode Analisis Data Analisis Kuantitatif Analisis data secara kuantitatif melakukan pengelolaan data atau jawaban responden dalam kuesioner menjadi angka dan kemudian membuat kesimpulan berdasarkan pengolahan tersebut (Istijanto, 2005). Analisis kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik dengan program SPSS versi 12.
Alat analisis statistik dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, serta model fit (koefisien Determinasi, uji statistik f, dan uji statistik t).
3.5.1.1 3.5.1.1.1
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung pada kolom corrected item-total correlation (pada tampilan output Cronbach Alpha) dengan hasil perhitungan r tabel (uji dua sisi) untuk degree of freedom (df) = n-k, dimana n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel independen dan tingkat yang signifikan s parman. Jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka dapat disimpulkan bahwa indikator variabel valid (Ghozali, 2005).
3.5.1.1.2
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Kuesioner dikatakan reliable atau handal jika masingmasing pertanyaan dijawab responden secara konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reabilitas dapat dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha.
Suatu kuesioner dikatakan handal jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,600 (Ghozali, 2005).
3.5.1.2
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji data yang diperoleh dengan
tujuan untuk mengetahui bahwa data yang diolah tidak terdapat penyimpanan ekonometrika. Analisis yang digunakan adalah : a. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik statusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas dapat dideteksi dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen atau dengan menggunakan perhitungan nilai tolerance dan vif. Jika antara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (lebih dari 0,900). Maka hal ini menunjukkan adanya multikolinieritas. Atau jika nilai tolerance kurang dari 0,10 atau nilai vif lebih dari 10, maka hal ini juga menunjukkan adanya multikolinieritas (Ghozali, 2005).
b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi Ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan adalah tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas.
Model
regresi
yang
baik
adalah
yang
homoskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat adanya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu y adalah yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual yang telah di studentized (Ghozali, 2005). Dasar analisisnya (Ghozali, 2005) : 1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas 2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat digunakan analisis grafik yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan paling data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005).
3.5.1.3
Analisis Regresi Berganda Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah : Y = a β 1 X1 + β 2 X2 + β 3 X3 + β 4 X4 Keterangan : a
= Konstanta
Y
= loyalitas konsumen
X1
= kinerja produk
X2
= reputasi merek
X3
= persepsi nilai
X4
= emosional konsumen
β 1 ; β 2 ; β 3 ; β 4 = koefisien regresi variabel X1, X2, X3, X4
(2)
Koefisien variabel independen dalam persamaan regresi berganda tersebut akan diinterpretasikan dengan menggunakan Standardized Beta Coefficients, hal ini disebabkan unit ukuran dari variabel independen tidak sama. Keuntungan menggunakan Standardized Beta Coefficients adalah dapat mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel independen (Ghozali, 2005).
3.5.1.4
Model Fit Ketetapan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari
Goodness of fit-nya (Ghozali, 2005). Secara statistik, dapat diukur dengan menggunakan : a. Uji statistik t Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan apakah suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2005). Hipotesisnya adalah : 1. Ho : β 1 = 0 Artinya, suatu variabel independen (xi) tidak mempengaruhi variabel dependen (Y). 2. HA : β 1 ≠ 0 Artinya, suatu variabel independen (xi) secara signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
Pedoman pengambilan keputusannya (Ghozali, 2005) yaitu : -
Jika tingkat probabilitas signifikannya kurang dari 5 persen, maka Ho ditolak dan Ha diterima
-
Jika tingkat probabilitas signifikannya lebih dari 5 persen, maka Ho diterima.
b. Uji Statistik F Uji statistik f bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Hipotesisnya adalah : 1. Ho : β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = 0 Artinya, suatu variabel independen (xi) tidak mempengaruhi variabel dependen (Y). 2. Ho : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ β 4 ≠ 0 Artinya, semua variabel dependen (X1, X2, X3, X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Pedoman pengambilan keputusannya (Ghozali, 2005), yaitu : -
Jika tingkat probabilitas signifikannya kurang dari 5 persen, maka Ho ditolak dan Ha diterima
-
Jika tingkat probabilitas signifikannya lebih dari 5 persen, maka Ho diterima.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi yang mendeteksi satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Tetapi pengguna R square adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R square pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan atau tidak. Tidak seperti R square, nilai adjust dan R square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Oleh karena itu sebaiknya digunakan nilai adjusted R square untuk mengevaluasi model regresi terbaik (Ghozali, 2005).