BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Variabel Penelitian & Hipotesis
3.1.1
Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel kecemasan trait dan variabel
acceptance of dating violence 3.1.1.1 Kecemasan Trait Trait Anxiety (kecemasan dasar) merupakan kecemasan yang sifatnya relatif menetap dan penghayatan kecemasannya cenderung sebagai sifat dari kepribadian (Spielberger, 2004). Trait Anxiety mengacu pada perbedaan kestabilan individu dan bagaimana individu menampilkan respon terhadap situasi yang menyebabkan kecemasan. Walaupun sedang berada dalam kondisi yang rawan terhadap kecemasan, bagaimana individu dapat merespon situasi yang menimbulkan kecemasan merupakan ciri dari kepribadian (Spielberger, 2004). 3.1.1.2 Acceptance of Dating Violence Acceptance of Dating Violence atau penerimaan terhadap kekerasan merupakan pembenaran dan atau toleransi terhadap kekerasan yang diberikan oleh pasangan (Foshee et al.,1992, dalam Kaura & Lohman,2007). Kekerasan yang terjadi terdiri dari kekerasan fisik dan kekerasan psikologis. Bentuk-bentuk kekerasan fisik yang dialami perempuan korban kekerasan mencakup,
tamparan,
pemukulan,
penjambakan,
pendorong-dorongan
secara kasar, dan penendangan. Sedangkan bentuk-bentuk penyiksaan psikologis yang dialami perempuan mencakup makian dan penghinaan yang berkelanjutan untuk mengecilkan harga diri korban, bentakan dan ancaman yang diberi untuk memunculkan rasa takut, larangan atau bentuk-bentuk pembatasan kebebasan bergerak lainnya (Komnas Perempuan, 2002). Tidak semua bentuk kekerasan yang terdapat dalam literatur penulis masukkan sebagai kriteria dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan karena pada awalnya peneliti telah melakukan wawancara terhadap beberapa responden dan hasil wawancara tersebut menyimpulkan bahwa hanya bentuk-bentuk kekerasan seperti di atas yang kerap terjadi dalam hubungan pacaran mereka. 3.1.2 Hipotesis Untuk melihat adanya hubungan atau korelasi antara kecemasan dengan penerimaan kekerasan dalam hubungan pacaran, maka diajukan hipotesis yang berbunyi, terdapat hubungan antara kecemasan dengan acceptance of dating violence pada diri perempuan dewasa muda korban kekerasan dalam pacaran di Jakarta. 3.2 Responden Penelitian & Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik Responden Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perempuan dewasa muda yang berusia 18-22 tahun berprofesi sebagai mahasiswi, menjalin hubungan pacaran dalam jangka waktu minimal 6 bulan, mengalami tindakan kekerasan dalam pacaran (kekerasan fisik dan kekerasan psikologis), dan berdomisili di Jakarta.
Bentuk-bentuk kekerasan fisik yang terjadi, diantaranya adalah tamparan, pemukulan, penjambakan, pendorong-dorongan sacara kasar dan penendangan. Kekerasan psikologis terdiri dari makian dan penghinaan yang berkelanjutan untuk mengecilkan harga diri korban, bentakan dan ancaman yang diberi untuk memunculkan rasa takut, larangan atau bentuk-bentuk pembatasan kebebasan bergerak lainnya. Dari semua kriteria di atas, responden dalam penelitian ini minimal telah mengalami dua macam kekerasan fisik dan dua macam kekerasan psikologis. 3.2.2 Teknik Sampling Sampel adalah suatu bagian dari individu yang dipilih dari populasi yang memiliki kesamaan ciri hingga dapat merepresentasikan populasi (Gravetter & Forzano, 2009). Metode pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah non probability sampling. Non probability sampling merupakan teknik sampling yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel (Nasution, 2006). Peneliti menggunakan teknik non-probability sampling berjenis snowball yang merupakan teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian anggota sampel (responden) mengajak para sahabatnya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin membengkak (Riduwan, 2003). Pada tahap pertama, peneliti memperoleh responden sejumlah 35 orang yang mengaku mengalami kekerasan dalam pacaran. Selanjutnya pada tahap kedua peneliti kembali menyebarkan kuesioner kepada 35 orang lainnya secara umum dalam rangka untuk menambah jumlah responden. Lalu peneliti melakukan pemilahan terhadap responden tersebut hanya yang mengalami kekerasan dalam pacaran saja yang ditentukan sebagai sampel dalam penelitian ini. Hasilnya diperoleh 9 orang yang menjadi responden berdasarkan pemilahan tersebut.
Sehingga total responden yang diperoleh melalui teknik snowball sebanyak 44 orang responden. 3.3 Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang merupakan penelitian yang menjunjung tinggi objektifitas, keseragaman, positivisme, verifikasi, pengamatan, dan pengukuran (Purwanto, 2007). Selanjutnya Purwanto mengatakan bahwa kebenaran dari penelitian kuantitatif merupakan realitas yang tampak sebagaimana didefinisikan oleh peneliti. Menurut kehadiran variabelnya, penelitian ini bersifat non-eksperimen karena peneliti tidak melakukan manipulasi setting penelitian karena variabel yang hendak diteliti telah ada saat penelitan dilakukan. Peneliti tidak dapat memanipulasi keadaan karena faktanya telah terjadi (Purwanto, 2007). 3.4 Alat Ukur Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua alat ukur, yaitu kuesioner evaluasi diri untuk mengukur kecemasan dan penerimaan terhadap kekerasan dalam pacaran. Kecemasan diukur dengan menggunakan alat ukur State Trait Anxiety Inventory (STAI) yang dikonstruk oleh Spielberger dkk pada tahun 1983. Namun pada peneltian ini, seperti yang sudah disampaikan di bab kedua, peneliti hanya akan meneliti dengan menggunakan alat ukur kecemasan trait. Sedangkan untuk
mengukur
penerimaan terhadap kekerasan
dalam
pacaran,
peneliti
menggunakan alat ukur Acceptance of Dating Violence yang dikonstruk sendiri oleh peneliti.
3.4.1 Alat Ukur Kecemasan Spielberger
(2004)
menjelaskan
bahwa
kecemasan
diukur
dengan
menggunakan State Trait Anxiety Inventory (STAI) yang terdiri dari 2 bagian dan bertujuan untuk mengukur kecemasan sesaat (state anxiety) dan kecemasan dasar (trait anxiety). Formulir STAI X-1 yang mengukur kecemasan sesaat (state anxiety) dan formulir STAI X-2 yang mengukur kecemasan dasar (trait anxiety). Pada formulir STAI X-1 terdiri 10 item favorable dan 10 item unfavorable dengan alternatif jawaban menggunakan skala likert dari skala 1 sampai 4 dengan penjabaran; 1 (tidak sama sekali), 2 (agak), 3 (cukup/sedang-sedang), 4 (amat sangat). Pada formulir STAI X-2 terdiri dari 11 item favorable dan 9 item unfavorable yang juga terdiri dari 4 skala likert namun alternatif pilihan jawabannya berbeda, yaitu; 1 (hampir tidak pernah), 2 (kadang-kadang), 3 (sering), dan 4 (hampir selalu). Skor pada setiap item berkisar dari 1 sampai 4 diberikan untuk item yang bersifat favorable, sedangkan untuk item unfavorable penghitungannya dilakukan dengan membalik skor yaitu dari 4 sampai 1. Alat tes ini menggunakan skor total dengan rentang skor 20-80. 3.4.2 Alat Ukur Acceptance of Dating Violence Untuk mengukur penerimaan kekerasan dalam pacaran, peneliti membuat Alat ukur Acceptance of Dating Violence terdiri dari 2 domain yaitu Acceptance of Physical Violence yang terbagi menjadi 5 indikator (tamparan, pemukulan, penjambakan,
pendorong-dorongan
secara
kasar,
dan
penendangan)
dan
Acceptance of Psychological Violence yang terbagi menjadi 3 indikator (makian dan penghinaan yang berkelanjutan untuk mengecilkan harga diri korban, bentakan dan
ancaman yang diberi untuk memunculkan rasa takut, larangan atau bentuk-bentuk pembatasan kebebasan bergerak lainnya). Pada indikator tamparan, pemukulan, penjambakan, dan penendangan terdiri dari 3 item. Indikator pendorongan terdiri dari 2 item, dan untuk indikator penghinaan dan ancaman terdiri dari masing-masing 5 item. Indikator yang terakhir yaitu indikator larangan dan pembatasan memiliki 6 item. Jumlah item favorable secara keseluruhan sebanyak 22 item dan item unfavorable sebanyak 8 item. Alat ukur Acceptance of Dating Violence ini menggunakan skala Guttman yang merupakan skala kumulatif. Pada skala Guttman terdapat beberapa pertanyaan yang diurutkan untuk melihat sikap tertentu seseorang. Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten (Riduwan, 2003). Misalnya; yakin-tidak yakin, ya-tidak, benar-salah, positif-negatif, pernah-tidak pernah, setuju-tidak setuju, dan lain sebagainya. Pada alat ukur ini digunakan pilihan jawaban ya-tidak dimana pernyataan Ya memiliki skor 2, dan pernyataan Tidak memiliki skor 1. Pemberian skor dilakukan secara terbalik untuk item-item bermuatan unfavorable. Pada alat tes ini digunakan skor total dengan rentang skor 26-52. 3.4.3 Validitas & Reliabilitas Alat Ukur Pada penelitian ini, digunakan validitas isi (content validity), yaitu berupa uji keterbacaan dan expert judgment oleh 3 dosen psikologi yang berlatar belakang klinis. Pengujian pada butir item menggunakan metode korelasi Pearson atau metode Corrected item-total correlation. Metode ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total item dan melakukan
koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi atau memiliki estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya (Priyatno, 2011). 3.4.3.1 Validitas Item Alat Ukur STAI & Acceptance of Dating Violence Validitas yang digunakan oleh alat ukur STAI diantaranya adalah content validity, dan construct validity (Spielberger, 2003). Content validity (validitas isi) didukung dengan mengukur kecenderungan dalam lima dari delapan domain untuk diagnosis gangguan kecemasan berdasarkan DSM-IV yang tercermin dari item-item yang ada. Construct validity (validitas konstruk) dari STAI digunakan untuk pasien kejiwaan. Umumnya, pada pasien dengan gangguan jiwa memiliki skor yang lebih tinggi pada kecemasan trait (Spielberger,
2003).
Pasien
yang
memiliki
gangguan
kecemasan
menunjukkan nilai skor trait yang lebih tinggi dibandingkan pasien yang tidak memiliki gangguan kecemasan. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa STAI sensitif terhadap dampak dari berbagai intervensi (Spielberger, 2003). Selanjutnya, untuk alat ukur Acceptance of Dating Violence pada awalnya terdiri dari 30 item yang disediakan untuk uji coba. Namun setelah data uji coba terkumpul, peneliti melakukan Corrected Item-Total Correlation kemudian terlihat ada 4 item yang hasilnya tidak valid (<0.2 dan minus). Menurut Nisfianoor (2009), item-item yang bernilai kurang dari 0,2 berarti tidak valid, oleh karena itu 4 item yang berasal dari indikator tamparan, pemukulan,
penjambakan,
dan
penghinaan
tersebut
dihapus
untuk
meningkatkan nilai reliabilitas alat ukur. Setelah peneliti menghapus 4 item tersebut maka tersisa 26 item yang peneliti gunakan pada saat penelitian
lapangan. Di bawah ini, adalah rincian item-item dalam alat ukur Acceptance of Dating Violence beserta dengan perubahannya ketika uji cobadan penelitian lapangan: Tabel 3.1 Gambaran Jumlah Item Acceptance of Dating Violence Saat Uji Coba dan Penelitian Lapangan Indikator Jumlah Item Favorable Item Unvaforable Item Tamparan 1, 7 11 3 Pemukulan 12, 13 19 3 Penjambakan 3, 18 2 3 Pendorongan 20 23 2 Uji Coba Penendangan 4, 25 9 5 Penghinaan 10,14, 22, 28 29 5 Ancaman 8, 24, 26, 27 6 5 Larangan 5, 15, 16, 21, 30 17 6 Jumlah Total 22 8 30 Item
Penelitian Lapangan
Indikator
Item Favorable 1, 7
Item Unvaforable 11
Jumlah Item 3
Tamparan Pemukulan
13
19
2
Penjambakan
3, 18
-
2
Pendorongan
20
23
2
Penendangan
25,
9
2
Penghinaan
10, 14, 22, 28
-
4
Ancaman
8, 24, 26, 27
6
5
Larangan
5, 15, 16, 21, 30
17
6
20
6
26
Jumlah Total Item Sumber: Data Penelitian 2012
Tabel 3.2 Gambaran Jumlah Item yang Dihapus Indikator
Item yang Dihapus
No. Item
Jumlah Item
Tamparan
-
-
Pemukulan
1
1
Penjambakan
2
1
Pendorongan
-
-
Penendangan
4
9
Penghinaan
29
1
Ancaman
-
-
Larangan
-
-
Jumlah Total Item
4
Sumber: Data Penelitian 2012
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item Alat Ukur Acceptance of Dating Violence Alat Ukur Acceptance of Dating Violence Nilai Validitas Item Jumlah Item Uji Coba -0.20-0.571 Penelitian 0.200-0.583 lapangan Sumber: Data Penelitian 2012
30 26
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai validitas item alat ukur Acceptance of Dating Violence saat uji coba sejumlah -0.20-0.571 dari 30 item. Kemudian setelah melakukan penelitian lapangan, dilakukan lagi penghapusan terhadap 4 item yang tidak valid (<0.2 dan minus) yang masing-masing
berasal
dari
indikator
penendangan, dan penghinaan. Hingga
pemukulan,
pendorongan,
pada akhirnya dihasilkan nilai
validitas item yang berkisar antara 0.200-0.583 dengan jumlah item sebanyak 26.
3.4.3.2 Reliabilitas Alat Ukur STAI dan Acceptance of Dating Violence Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur adalah menggunakan uji reliabilitas sekali ukur (one shot) yang terdiri dari uji konsistensi butir (internal) multi bagian dengan menggunakan Cronbach’s Alpha, dikarenakan instrumen kedua alat ukur berbentuk skala Likert (Nisfiannoor, 2009). Nilai
reliabilitas
yang
digunakan
pada
penelitian
ini
yaitu
menggunakan nilai klasifikasi reliabilitas dari Guilford (1978). Berikut ini adalah klasifikasi nilai reliabilitas dari Guilford beserta nilai reliablitas alat ukur STAI dan Acceptance of Dating Violence:
Tabel 3.4 Nilai Reliabilitas Guilford Nilai
Keterangan
0.00-0.19
Nilai reliabilitas sangat rendah
0.20-0.39
Nilai reliabilitas rendah
0.40-0.69
Nilai reliabilitas sedang
0.70-0.89
Nilai reliabilitas tinggi
0.90-1.00
Nilai reliabilitas sangat tinggi
Sumber: Guilford (1978)
Saat Spielberger (2003) melakukan test-retest terhadap validitas dan reliabilitas STAI, akhirnya diperoleh hasil reliabilitas yang koefisien yang berkisar antara .73 hingga .86.dengan responden siswa sekolah menegah atas dan mahasiswa perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa nilai reliabilitas alat ukur STAI formulir X-2 (trait) menunjukkan nilai sebesar 0.891 dengan total 20 buah item. Nilai reliabilitas ini tergolong tinggi dan juga tidak jauh berbeda dengan reliabilitas asli dari alat ukur ini yang mempunyai nilai Chronbach’s Alpha sebesar .860 Tabel 3.5 Nilai Reliabilitas Alat Ukur STAI (trait) Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .891
20
Sumber: Data Penelitian 2012
Pada alat ukur Acceptance of Dating Violence, setelah peneliti melakukan uji coba diperolah nilai reliabilitas sebesar 0.692 dengan jumlah 30 buah item dan termasuk dalam nilai reliabilitas yang tergolong sedang. Setelah peneliti melakukan penghapusan 4 item yang tidak valid, maka tersisa 26 item. Item-item yang dihapus berasal dari indikator tamparan, pemukulan, penjambakan, dan penghinaan yang masing-masing dihapus 1 item. Setelah penghapusan 4 item dilakukan, maka diperoleh hasil nilai sebesaar 0.752 yang termasuk dalam klasifikasi nilai reliabilitas tinggi. Berikut gambaran hasil uji reliabilitas alat ukur Acceptance of Dating Violence:
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Acceptance of Dating Violence Alat Ukur Acceptance of Dating Violence Nilai Reliabilitas Jumlah Item Penelitian 0.752 26 lapangan Sumber: Data Penelitian 2012
3.5 Prosedur 3.5.1 Persiapan Penelitian Langkah pertama, peneliti membuat rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian, mulai dari masalah yang akan dibahas, peneliti mengkaji teori yang mendukung penelitian, kemudian membuat kerangka berpikir agar dapat lebih fokus dalam membuat hipotesis. Baik itu hipotesis penelitian, maupun hipotesis statistik. Selanjutnya, peneliti membuat desain penelitian yang terdiri dari cara pengambilan sampel, penetapan sampel, instrumen penelitian, alat pengukuran yang digunakan serta metode analisis yang akan digunakan. 3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari, dimana saat itu peneliti menunggu persetujuan jurusan terlebih dahulu akan proposal yang diajukan oleh peneliti. Pengambilan data uji coba kuesioner Acceptance of Dating Violence dilakukan pada tanggal 5 Juli 2012 hingga 12 Juli 2012 yang dimulai pada pukul 11.00 sampai dengan pukul 15.00. Saat penelitian lapangan, pembagian kuesioner dimulai dari tanggal 15 Juli 2012 higga 18 Juli 2012 pada pukul 10.00 sampai dengan pukul 19.00.
3.5.3 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan teknik pengolahan data statistik dengan melakukan uji koefisien korelasi metode Product Moment Pearson. Menurut Priyatno (2010), Product Moment Pearson digunakan untuk memproses data yang berbentuk interval guna menjawab rumusan masalah, hipotesis penelitian, serta hubungan antar kedua variabel yang diteliti. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan program aplikasi statistik, SPSS 17.0. Menurut Supardi (2007), pengolahan data terdiri dari tahap editing dan tahap tabulating. Pengolahan data dimulai dari tahapan editing, yaitu melakukan pemeriksaan satu per-satu item jawaban kuesioner yang sudah terkumpul kemudian dilanjutkan dengan tahapan tabulating dimana pada tahapan ini peneliti memeriksa kuesioner yang memiliki isian jawaban yang lengkap yang kemudian diberikan skor sesuai dengan skala yang sudah ditentukan. Setelah memberikan skor untuk tiap-tiap kuesioner, data yang sudah ada dikelompokkan dalam tabel indikatornya dengan menggunakkan program Microsoft Excel. Data tersebut kemudian ditransfer ke dalam program statistik SPSS 17 untuk dianalisis.