perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel
tergantung.
Shaughnessy,
Zeichmester,
dan
Zeichmester
(2012)
menyebutkan bahwa faktor yang dikontrol atau dimanipulasi oleh peneliti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perilaku adalah variabel bebas (independent variable). Sedangkan variabel tergantung (dependent variable) adalah faktor yang digunakan untuk menilai pengaruh dari variabel bebas (Saughnessy, dkk, 2012). Adapun variabel bebas dan variabel tergantung yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel Tergantung : Kecenderungan Relapse Variabel Bebas
: Pelatihan Efikasi Diri
B. Definisi Operasional Shaughnessy, dkk (2012) menyebutkan bahwa ilmuwan memberikan makna atas konstruk dengan cara mendefinisikannya secara operasional. Definisi operasional menjelaskan satu konsep hanya dalam hal prosedur yang dapat diamati yang dapat digunakan untuk menghasilkan dan mengukur konsep tersebut
64
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
(Shaughnessy, dkk, 2012). Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kecenderungan Relapse Kecenderungan relapse adalah kondisi dan situasi yang mengarahkan pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi untuk kembali menggunakan narkoba dengan frekuensi berulang atau lebih dari satu kali setelah masa berhenti dari penggunaan.
Kecenderungan
relapse
dapat
diukur
dengan
skala
kecenderungan relapse yang disusun berdasarkan aspek-aspek kecenderungan relapse mengacu pada cognitive behavioral model of relapse yang dikembangkan oleh Marlat dan Gordon (dalam Larmier, dkk, 1999). Aspekaspek tersebut meliputi high-risk-situation, coping, outcome expectancies, dan abstinence violation effect. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi kecenderungan relapse subjek tersebut. Sebaliknya, jika skor yang diperoleh subjek rendah, maka kecenderungan relapse yang dimiliki subjek tersebut semakin rendah. 2. Pelatihan Efikasi Diri Pelatihan efikasi diri dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai kegiatan sistematis yang bersifat spesifik, praktis, dan segera untuk mempertahankan atau meningkatkan keyakinan pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi terhadap kemampuan atau kompetensi diri dalam menghindari berbagai situasi dan kondisi yang meningkatkan kecenderungan relapse serta mengatasi hambatan yang menghalangi tercapainya tujuan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
menurunkan kecenderungan relapse. Pelatihan efikasi diri didasarkan pada sumber-sumber efikasi diri yang dikemukakan oleh Bandura (1994), yaitu mastery experience, vicarious experience, verbal persuation, somatic and emotional states yang akan dibagi ke dalam dua belas sesi pelatihan.
No
Sesi
1
Mari Berkenalan
2.
Nice to know!
Tabel 2. Rangkaian Pelatihan Efikasi Diri Pertemuan Pertama Tujuan Metode Memfasilitasi peserta untuk mengenal fasilitator, co-fasilitator, dan peserta lain Memperkenalkan peserta dengan Lecturrette, tujuan umum aktifitas, dan pelatihan diskusi Memaparkan dan menyepakati kontrak pelatihan Membangun suasana yang menyenangkan untuk mengawali pelatihan. Memberikan pemahaman kepada peserta terkait dengan proses Lecturrette relapse. dan diskusi Memberikan pemahaman kepada peserta tentang efikasi diri
commit to user
Durasi
15 menit
55 Menit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
3
High-risk situation
4
Refreshing
5.
Aku melihat dan aku bisa!
Membantu peserta untuk mengidentifikasi Studi kasus, high-risk situation mengerjakan Membantu peserta tugas, dan untuk memunculkan diskusi berbagai ide dalam menghadapi highrisk situation Memberikan teknik refreshing sederhana Simulasi untuk membentuk ketenangan emosi Pertemuan Kedua Memfasilitasi peserta untuk mengamati kesuksesan mantan pecandu narkoba Memfasilitasi peserta untuk melakukan identifikasi high-risk situation melalui pengalaman peserta lain. Memfasilitasi Lecturrette, peserta untuk diskusi, dan membuat rumusan mengerjakan dalam menghadapi tugas high-risk situation Memfasilitasi peserta untuk belajar mengenali keberhasilan orang lain. Membangun keyakinan peserta bahwa dirinya bisa sukses seperti orang lain dengan potensi masing-masing
commit to user
30 menit
20 Menit
60 Menit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
6.
Kamu Bisa, Family!
7.
Road to Success
8
Who Am I?
9
Reach My Future
Memberikan persuasi secara verbal kepada peserta agar mau berjuang untuk Lecturrette, menghindari relapse dan diskusi Membangun keyakinan peserta bahwa mereka bisa pulih dan terbebas dari relapse Membantu peserta untuk memahami pengalaman sukses yang pernah didapatkan Membantu peserta Lecturrette untuk menganalisis dan berbagai proses mengerjakan menuju kesuksesan tugas tersebut Membangun keyakinan peserta bahwa mereka bisa sukses. Pertemuan Ketiga Membantu peserta untuk mengetahui potensi yang dimiliki Lecturrette Membantu peserta dan untuk menganalisis mengerjakan kebermanfaatan dari tugas setiap potensi yang dimiliki peserta Membantu peserta untuk merancang kehidupan yang Lecturrette lebih baik dan Membantu peserta mengerjakan untuk merancang tugas aksi nyata dalam menghadapi high-
commit to user
20 Menit
30 Menit
23 Menit
50 Menit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
10
Surat untuk Tuhan
11
Penutupan
risk situation Membantu peserta untuk membiasakan diri untuk berkomunikasi dengan Tuhan Membantu peserta untuk mampu meyakini bahwa hasil ada di tangan Tuhan dan usaha ada di tangan manusia Membantu peserta untuk membangun emosi positif Kristalisasi Melaksanakan post test Melakukan evaluasi pelatihan
Lecturrette, mengerjakan tugas dan simulasi
30 Menit
Lecturrette dan evaluasi
20 Menit
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah sampel dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling atau teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang telah disesuaikan dengan karakteristik khusus yang dimiliki oleh populasi sesuai kebutuhan penelitian (Shaughnessy, dkk, 2012). Populasi penelitian ini adalah pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN), Lido, Bogor. Subjek dapat diikutsertakan dalam penelitian ini melalui perizinan kepada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
pihak Balai Besar Rehabilitasi BNN, Lido, Bogor yang menjadi target lokasi penelitian. Subjek yang akan berpartisipasi dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria-kriteria berikut ini: 1. Pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN, Lido, Bogor. 2. Berusia 17-40 tahun. Kriteria ini didasarkan pada usia rata-rata pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN, Lido, Bogor. 3. Telah selesai menjalani rehabilitasi medis. Dasar kriteria ini adalah untuk menghindari kemungkinan terjadinya gejala putus zat yang mempengaruhi kondisi fisik dan mental pecandu narkoba selama pelatihan berlangsung. 4. Memiliki kemampuan membaca dan menulis. 5. Belum pernah mengikuti pelatihan efikasi diri. 6. Dapat bekerjasama dan bersedia mengikuti seluruh rangkaian pelatihan efikasi diri dengan mengisi informed consent. D. Desain Penelitian Penelitian
ini menggunakan
metode
eksperimen. Metode
penelitian
eksperimen adalah metode yang digunakan oleh peneliti untuk menguji suatu hipotesis dengan memanipulasi variabel bebas dan mengukur pengaruhnya pada perilaku melalui variabel tergantung (Shaughnessy, dkk, 2012). Adapun desain yang digunakan adalah desain pretest-postest independent group. Shaughnessy, dkk (2012) menjelaskan bahwa pada desain kelompok independen setiap kelompok subjek hanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
berpartisipasi pada satu kondisi. Pada peneltian ini subjek akan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang diberikan perlakuan berupa pelatihan efikasi diri (kelompok eksperimen) dan kelompok yang tidak mendapat perlakuan (kelompok kontrol). Semua kelompok akan mendapatkan pengukuran kecenderungan relapse sebelum perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen (pretest) dan setelah perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen (posttest). Pretest dan posttest pada kedua kelompok akan dilakukan dengan menggunakan skala kecenderungan relapse. skala kecenderungan relapse yang disusun berdasarkan aspek-aspek kecenderungan relapse mengacu pada cognitive behavioral model of relapse yang dikembangkan oleh Marlatt dan Gordon (dalam Larmier, dkk, 1999. Aspek-aspek tersebut meliputi high-risk-situation, coping, outcome expectancies, dan abstinence violation effect. Desain kelompok independen dengan pretest dan posttest dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini.
R O1
X
R O3
O2 O4
Gambar 4. Desain Penelitian Keterangan: R
= randomisasi/ pengacakan subjek ke dalam dua kelompok
O1
= pretest kelompok eksperimen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
X
= intervensi yang diberikan berupa pelatihan efikasi diri
O2
= posttest kelompok eksperimen
O3
= pretest kelompok kontrol
O4
= posttest kelompok kontrol Subjek kelompok eksperimen akan mengerjakan skala kecenderungan relapse
sebagai pretest untuk mengetahui skor kecenderungan relapse yang dimiliki subjek sebelum perlakuan diberikan. Pada akhir pelatihan semua kelompok akan mengerjakan skala yang sama, yaitu skala kecenderungan relapse sebagai posttest untuk mengetahui skor kecenderungan relapse setelah perlakuan. Skor pretest dan posttest kelompok eksperimen akan dibandingkan. Apabila ada perbedaan hasil skor kecenderungan relapse pretest dan posttest, maka pelatihan dapat dikatakn berhasil. Sebaliknya, jika tidak ada perbedaan skor kecenderungan relapse sebelum dan sesudah, maka pelatihan dikatakan kurang berhasil. Skor postest kelompok eksperimen juga akan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Jika skor posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol tidak menunjukkan adanya perbedaan, maka pelatihan dinyatakan kurang berhasil. Di sisi lain, jika skor posttest kedua kelompok menunjukkan adanya perbedaan, maka pelatihan dikatakan berhasil. Prosedur penelitian akan dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Melakukan skrining subjek sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan bantuan pihak Balai Besar Rehabilitasi BNN, Lido Bogor. 2. Melakukan pretest dengan menggunakan skala kecenderungan relapse kepada subjek penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
3. Sejumlah enam belas subjek dengan skor tertinggi dalam pretsest akan dibagi ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pembagian kelompok akan dilakukan secara acak. Jumlah subjek dalam setiap kelompok adalah delapan orang. 4. Memberikan perlakuan berupa pelatihan efikasi diri pada kelompok eksperimen. 5. Melakukan posttest dengan skala kecenderungan relapse untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 6. Melakukan evaluasi pelatihan dengan metode wawancara, observasi dan meminta subjek kelompok eksperimen untuk mengisi lembar evaluasi proses dan hasil setelah pelatihan berakhir. 7. Melakukan analisis kuantitatif skor kecenderungan relapse. 8. Melakukan analisis kualitatif melalui hasil wawancara, observasi, dan lembar evaluasi pelatihan. 9. Menganalisis hasil perlakuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan efikasi diri terhadap kecenderungan relapse pada pecandu narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN, Lido, Bogor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
E. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode sebagai berikut: 1. Skala Kecenderungan Relapse Skala Kecenderungan relapse digunakan untuk mengukur kecenderungan relapse pada pecandu narkoba di Balai Besar Rehabilitasi BNN, Bogor, yang akan menjadi subjek penelitian. Skala kecenderungan relapse disusun berdasarkan aspek-aspek kecenderungan relapse mengacu pada cognitive behavioral model of relapse yang dikembangkan oleh Marlatt dan Gordon (dalam Larmier, dkk, 1999). Aspek-aspek tersebut meliputi high-risk-situation, coping, outcome expectancies, dan abstinence violation effect. Skala ini merupakan skala likert dengan rentang skor satu sampai empat. Skor satu menunjukkan bahwa subjek sangat tidak setuju dengan pernyataan item skala. Skor dua menunjukkan bahwa subjek tidak setuju dengan pernyataan item skala. Pernyataan setuju dengan item skala diungkapkan dengan skor tiga. Terakhir, skor empat mengungkapkan sangat setuju terhadap pernyataan item skala. Skala kecenderungan relapse terdiri dari item favorable dan unfavorable. Item favorable merupakan item yang mendukung dan mengarah pada variabel kecenderungan relapse. Sedangkan, item unfavorable berlawanan dengan variabel kecenderungan relapse. Maka, skor untuk item unfavorable harus dibalik sebelum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
dijumlahkan. Adapun gambaran skor untuk item-item favorable dan unfavorable adalah seperti pada tabel berikut ini. Tabel 3. Skor Item Favorable dan Unfavorable Pernyataan
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Favorable Unfavorable
4 1
3 2
2 3
Sangat tidak setuju 1 4
Skala kecenderungan relapse terdiri dari 34 item. Skor dari setiap item ini akan dijumlahkan sebagai skor kecenderungan relapse. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi kecenderungan relapse subjek tersebut. Sebaliknya, jika skor yang diperoleh subjek rendah, maka kecenderungan relapse yang dimiliki subjek tersebut semakin rendah.
No 1. 2. 3. 4.
Tabel 4. Blueprint Skala Kecenderungan Relapse Item Aspek Favorable Unfavorable 1, 5, 17, 20, 22, High-Risk Situation 9, 13 26, 30 2, 10, 14, 27, Coping 6, 18, 23, 31, 24 33, 28, 34 3, 7, 15, 19, 21, Outcome expectancies 11, 29 25, 32 Abstinence Violation 4, 12 8, 16 Effect Total 21 13
commit to user
Total
Persentase
9
26,47%
12
35,29%
9
26,47%
4
11,76%
34
100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
2. Modul Pelatihan Efikasi Diri Modul pelatihan efikasi diri disusun berdasarkan sumber-sumber efikasi diri yang dikemukakan oleh Bandura (1994), yaitu mastery experience, vicarious experience, verbal persuation, somatic and emotional states. Pendekatan pembelajaran dalam pelatihan ini menggunakan experiential learning yang memungkinkan peserta untuk terlibat aktif dalam setiap sesi pelatihan. Pendekatan experiential learning ini diwujudkan dengan metode lecturrette, diskusi, simulasi, studi kasus, evaluasi, aktivitas dan mengerjakan tugas. Modul ini menjelaskan secara rinci dua belas sesi pelatihan yang dilaksanakan selama tiga pertemuan. Adapun dua belas sesi tersebut dapat dilihat pada tabel 5.
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Tabel 5. Sesi Pertemuan Pelatihan Efikasi Diri Sesi Pertemuan Sesi: Mari Berkenalan Sesi: Nice to Know! Pertama Sesi: High-risk situation Sesi: Refreshing Sesi: Aku melihat dan aku bisa! Sesi- Kamu bisa, Family! Kedua Sesi: Road to Success Sesi: Who Am I? Sesi: Reach My Future Ketiga Sesi: Surat untuk Tuhan Sesi: Penutupan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
Validitas isi modul efikasi diri akan dinilai dengan review professional judgement atau analisis dari dosen pembimbing, dosen penguji, dan pembimbing lapangan dari Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor serta uji coba modul pelatihan pada pecandu narkoba yang memiliki karakteristik sama dengan subjek pelatihan. 3. Wawancara Wawancara dilakukan untuk memperdalam informasi mengenai kondisi subjek sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan. Peneliti diharapkan memperoleh informasi terkait perasaan, pengalaman, emosi, dan motif dari subjek. Wawancara juga digunakan untuk mendapatkan evaluasi dari peserta pelatihan yang dapat membantu peneliti dalam mengetahui kekurangan dan kelebihan pelatihan sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan ataupun memberi saran bagi peneliti selanjutnya dalam mewujudkan pelatihan efikasi diri yang lebih efektif dan efisien. 4. Observasi dan Dokumentasi Observasi dan dokumentasi digunakan untuk memperoleh data faktual selama penelitian berlangsung. Observasi dapat digunakan untuk mendapatkan data terkait keseriusan dan keaktifan peserta pelatihan dalam mengikuti seluruh rangkaian pelatihan efikasi diri. Observasi juga dapat digunakan sebagai kontrol terhadap keberlangsungan pelatihan. Melalui observasi peneliti dapat memastikan bahwa pelatihan efikasi diri telah sesuai dengan prsedur atau mungkin perlu perbaikan. Dokumentasi baik berupa video, foto, ataupun rekaman suara dapat dijadikan data pendukung dalam penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
F. Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian. 1. Uji Validitas Validitas merupakan sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya (Azwar, 2014). Penelitian ini akan menguji validitas isi atau validitas yang diestimasi melalui analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melaui expert judgement (Azwar, 2014). Pihak expert yang akan melakukan analisis rasional terhadap skala dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing. Selain itu, uji validitas alat ukur dalam penelitian ini juga akan dilakukan dengan menggunaan teknik korelasi product moment secara komputasi dengan bantuan program SPSS for MS Windows version 23.0. 2. Uji Reliabilitas Azwar (2014) menyebutkan bahwa reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil suatu tes atau pengukuran dapat dipercaya. Secara teoritik koefisien reliabiltas berkisar mulai dari angka 0,0 sampai dengan angka 1,0 akan tetapi pada kenyataannya koefisiesn reliabilitas sebesar 1,0 yang menunjukkan konsistensi sempurna suatu alat ukur praktis tidak pernah didapatkan (Azwar, 2014). Uji reliabilitas dalam pada penelitian ini menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach secara komputasi dengan bantuan program SPSS for MS Windows version 23.0.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
G. Teknik Analisis Data Pengukuran nonparametrik Mann-Whitney Test dan Wilcoxon Test akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini. Mann-Whitney Test dilakukan untuk membuktikan pengaruh pelatihan efikasi diri terhadap kecenderungan relapse pada subjek penelitian. Selanjutnya, uji nonparametrik Wilcoxon Test dilakukan untuk mengetahui taraf signifikansi perbedaan pada kelompok eksperimen. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS for MS Windows version 23.
commit to user