11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Hasil belajar Hasil belajar, terdiri dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Menurut penulis yang dimaksud dengan “hasil” adalah pendapatan dari sesuatu yang telah diperbuat atau dikerjakan, sedangkan ‘belajar” adalah berlatih untuk bisa atau memiliki kemampuan. Jadi makna yang terkandung pada kalimat hasil belajar dalam penelitian ini ialah sesuatu yang didapat dari
mengerjakan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya setelah
melakukan pelatihan. Belajar oleh Ismawati,E (2009; 18) diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku yang disebabkan adanya interaksi dengan lingkungan. Menurut pandangan psikologi moderen Raka joni dalam Sanjaya, W (2006: 13) Belajar bukan hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiwa mental dan proses pengalaman. Oleh karena itu, setiap peristiwa pembelajaran menuntut keterlibatan intelektual-emosional siswa melalui asimilasi dan akomodasi koqnitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk ketrampilan (motorik, koqnitif dan sosial), penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud “hasil belajar” adalah penguasaan pengetahuan, (kepandaian, ketrampilan,dsb) yang diperolehnya dari usaha atau berlatih serta
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
12
berinteraksi dengan lingkungan, kemudian kepandaian/kemampuan yang diperoleh dari usahanya hanya dapat dibuktikan dengan nilai. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik yang ditunjukan dengan nilai yang diperoleh dari pekerjaan atau tugas yang telah dikerjakannya. 2.2.
Strategi Pembelajaran Inkuiri
2.2.1. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi pembelajaran atau strategi intruksional oleh Ismawati.E (2009; 95) diartikan setiap kegiatan, baik prosedur, langkah, maupun metode dan tehnik yang dipilih agar dapat memberikan kemudahan, fasilitas, dan atau bantuan lain kepada siswa dalam mencapai tujuan-tujuan intruksional. Dalam bahasa yang lebih sederhana, strategi pembelajaran adalah
siasat
membelajarkan
siswa
menuju
tercapainya
tujuan
intruksional. Dick dan Cary dalam bukunya The Systimatic Desigh of Intructin dalam Ismawati,E ( 2009) mengartikan strategi pengajaran sebagai; “An instruction sttegy describe the general components of a set of instructional materials and procedures that will be used with those materials to elicit particular learning outcomes from the student”. Dari difinisi di atas dapat diketahui bahwa seperangkat paket belajar termasuk di dalam strategi pengajaran di samping prosedur pengajaran yang diharapkan akan mendatangkan hasil belajar tertentu sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
13
Menurut Sanjaya, W (2006; 196) bahwa Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dengan siswa, strategi ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Selanjutnya menurut Sanjaya, W bahwa Strategi Pembelajaran Inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya.
Pengetahuan
yang
dimiliki
manusia
akan
bermakna
(meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu, dalam rangka itulah strategi inkuiri dikembangkan. Berdasarkan berbagai asumsi di atas, kemudian penulis simpulkan bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah suatu siasat membelajarkan siswa untuk menemukan jawaban atau siswa menemukan sendiri materi pelajaran, bukan pemberian dari orang lain, siswa belajar dari realitas sehingga tidak menimbulkan verbalisme dan mendapatkan pengetahuan yang bermakna. Melalui strategi pembelajaran inkuiri,
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
14
peserta didik perlu mengerti
makna belajar, manfaat belajar, dan
mencapainya. Hal ini sangat penting, agar peserta didik mempunyai pemahaman bahwa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupan. Pembelajaran inkuiri menurut Sudrajat merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya
dengan
penuh
kepercayaan
diri.
(akhmadsudrajat.wordpress.com)
Menurut Sukarto, bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu
masalah
yang
dipertanyakan.
(suksesbersamasukarta.blogspot.com) Berdasarkan unduhan peneliti seperti tersebut di atas, peneliti berkesimpulan bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah merupakan kegiatan pembelajaran yang memberi keleluasaan peserta didik untuk berperan aktif dalam pengelolaan pesan pelajaran, sehingga tumbuh rasa percaya diri. Berlandaskan kepercayaan diri yang dimilikinya, maka diharapkan peserta didik mampu mengembangkan disiplin intelektual dan berpikir kritis, sistematis dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
15
2.2.2. Landasan filosofis Dalam penerapan srategi pembelajaran inkuiri tidak lepas dari landasan filosofisnya, yaitu aliran konstruktivisme. Aliran ini dapat melihat pengalaman langsung peserta didik (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut
Hatimah.I
(2008.
9.18)
Aliran
konstruktivisme
menekankan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya dapat diperluas melalui konteks yang terbatas. Suatu pengetahuan dianggap benar apabila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan yang dihadapi. Bagi aliran konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari pendidik kepada peserta didik, tetapi harus diinterpresentasikan sendiri oleh masing-masing peserta didik. Peserta didik berinteraksi dengan objek dan lingkungannya dengan cara melihat, mendengar, mengamati, meraba dan merasakannya. Teori belajar lain yang mendasari Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah teori belajar konstruktivistik. Teori ini dikembangkan oleh Piaget. Menurut Piaget dalam Sanjaya; W (2006; 196) pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Sejak kecil, menurut Piaget, setiap induvidu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui skema yang ada dalam struktur koqnitifnya. Skema itu secara terus menerus diperbaharui dan diubah melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dengan demikian, tugas guru
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
16
adalah mendorong siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi. Berdasarkan teori kontruksivisme yang merupakan landasan filosofis dari pembelajaran inkuiri maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa didapat dari hasil pengalaman dan pengamatan langsung yang dilakukan oleh siswa terhadap suatu obyek. Tugas guru hanya mendorong atau memberikan motivasi dan sebagai fasilitator, sehingga siswa dapat mengembangkan skema yang terbentuk melalui asimilasi dan akomodasi. Jadi pengetahuan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik tidak atau belum merupakan pengetahuan yang dianggap benar sebelum siswa atau peserta didik menginterprestasikan hasil penemuannya sendiri. Dengan demikian maka pengetahuan yang diperoleh atau didapatkan oleh siswa menjadi pengetahuan yang bermakna bagi dirinya. 2.2.3. Ciri utama Strategi Pembelajaran Inkuiri Dikatakan oleh Sanjaya, W (2009; 197) ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri adalah; Pertama menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Dalam pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan,
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
17
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas belajar siswa biasanya dilakukan dengan proses tanya jawab antara guru dan siswa, oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan tehnik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, Tujuan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistimatis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tidak dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi cara mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya Berdasarkan
penjelasan
tentang
ciri
utama
dari
strategi
pembelajaran inkuiri, maka kesimpulan peneliti adalah bahwa inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berperan aktif dalam pengelolaan pesan pelajaran, artinya dalam proses belajar mengajar guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Siswa sebagai subyek didorong untuk berpikir kritis dan realistis dalam menemukan dan menjawab setiap pertanyaan yang dihadapinya, sehingga dengan demikian tumbuhlah kepercayaan diri tentang potensi yang dimilikinya. Dengan kepercayaan diri ini pada
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
18
gilirannya akan mendewasakan siswa dalam bertindak dan berfikir untuk meraih cita-citanya. 2.2.4. Efektifitas Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi pembelajaran inkuiri akan efektif menurut Sanjaya, W (2006; 197) adalah manakala : 1. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam strategi inkuiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar mengajar. 2. Bahan pelajaran yang akan diberikan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian. 3. Proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu. 4. Guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir. 5. Siswa yang belajar tidak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru. 6. Guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
19
2.2.5. Keunggulan dan kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri Diposkan oleh sukarto di 22; 33 (suksesbersamasukarta.blogspot.com) 2.2.5.1. Keunggulan a. SPI
merupakan
strategi
pembelajaran
yang
menekankan
kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran dianggap lebih bermakna. b. SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. c. SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan d. psikologi modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan. e. SPI dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terlambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. 2.5.5.2. Kelemahan a. Strategi Pembelajaran Inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur kebiasaan siswa dalam belajar. c. Kadang-kadang dalam implementasinya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. d. Selama ketentuan keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa mengasai materi pelajaran, maka Strategi Pembelajaran Inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh guru.
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
20
2.2.6. Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri Menurut
Sanjaya,W
(2006;
201)
Secara
umum
proses
pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dapat mengikuti langkah langkah sebagai berikut: 1. Orientasi 2. Merumuskan masalah 3. Mengajukan hipotesis 4. Mengumpulkan data 5. Menguji hipotesis 6. Merumuskan kesimpulan Setiap
langkah
dalam
proses
pembelajarannya
dengan
menggunakan strategi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut : a. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah yang membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan prosess pembelajaran. Berbeda dengan tahapan preparation dalam strategi pembelajaran ekspositori (SPE) sebagai langkah untuk mengkondisikan agar siswa siap menerima pelajaran, pada langkah orientasi dalam Strategi Pembelajaran Inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan
langkah
yang
sangat
penting.
Keberhasilan
Strategi
Pembelajaran Inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah;
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
21
tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah: 1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. 2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan. 3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa. b. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan tekateki itu. Dikatakan teta-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya untuk mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan demikian, tekateki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
22
mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Ini penting dalam pembelajaran inkuiri. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Masalah hendaknya dirumuskan langsung oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa. 2) Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti. 3) Konsep-konsep dalam masalah
adalah konsep-konsep yang sudah
diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah. Jangan harapkan siswa dapat melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakala ia belum paham konsep-konsep yang terkandung dalam rumusan masalah. c.
Merumuskan hipotesis
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
23
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengirangira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada individu harus dibina. Salah
satu
cara
yang
dapat
dilakukan
guru
untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk
dapat
merumuskan jawaban
sementara
atau
dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehinga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengarui oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keleluasaan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
24
d.
Mengumpulkan Data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkam data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetap juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu , tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukan oleh gejala-gejala ketidak bergairahan dalam belajar. Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga mereka terangsang untuk berpikir.
e.
Menguji Hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
25
berpikir rasional. Artinya argumentasi yang di berikan harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan. f.
Merumuskan Kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data-data yang relevan.
2.2.7. Kesulitan-kesulitan Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Menurut Sanjaya,W (2006; 207-208), Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dianggap baru khususnya di Indonesia. Sebagai suatu strategi baru, dalam penerapannya terjadi beberapa kesulitan. Pertama, Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses berpikir yang bersandarkan kepada dua sayap yang sama pentingnya, yaitu proses belajar dan hasil belajar. Selama ini guru sudah terbiasa dengan pola pembelajaran sebagai proses menyanmpaikan informasi yang lebih menekankan kepada hasil belajar, banyak yang merasa keberatan untuk mengubah pola mengajarnya. Bahkan ada guru yang menganggap Strategi Pembelajaran Inkuiri sebagai strategi yang tidak mungkin dapat diterapkan karena tidak sesuai dengan budaya dan sistem pendidikan di Indonesia.
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
26
Untuk mengubah suatu kebiasaan bukanlah pekerjaan mudah, apalagi sifat guru yang cenderung konvesional, sulit untuk menerima pembaruanpembaruan. Kedua, sejak lama tertanam dalam budaya belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari guru, dengan demikian bagi mereka guru adalah sumber belajar yang utama, karena budaya semacam itu sudah terbentuk dan menjadi kebiasaan, maka akan sulit mengubah pola belajar mereka dengan menjadikan belajar sebagai proses berpikir. Mereka akan sulit diajak memecahkan suatu persoalan. Mereka akan sulit disuruh bertanya, demikian juga dalam menjawab pertanyaan. Mereka akan mengalami kesulitan untuk menjawab setiap pertanyaan, walaupun pertanyaan itu sangat sederhana. Biasanya siswa memerlukan waktu yang cukup lama untuk merumuskan jawaban dari suatu pertanyaan. Ketiga, berhubungan dengan sistem pendidikan kita yang dianggap tidak konsisten. Misalnya, sistem pendidikan menganjurkan bahwa proses pembelajaran sebaiknya menggunakan pola pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir melalui pendekatan student active learning atau yang kita kenal dengan Pembelajaran Siswa Aktif, atau melalui anjuran penggunaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), namun di lain pihak sistem evaluasi yang masih digunakan misalnya ujian akhir nasional (UAN) berorientasi pada pengembangan aspek kognitif. Tentu saja hal ini bisa menambah kebingungan guru sebagai pelaksana di lapangan.
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
27
Guru akan mendua hati, apakah ia akan melaksakan pola pembelajaran dengan
menggunakan
inkuiri
sebagai
strategi
pembelajaran
yang
menekankan pada proses belajar, atau akan mengembangkan pola pembelajaran yang diarahkan agar siswa dapat mengerjakan atau menjawab soal-soal hafalan. Berdasarkan kerangka pikir di atas, menurut pendapat peneliti kesulitan-kesulitan inplementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri disebabkan karena guru secara umum telah terbiasa menggunakan metode konvensional dalam proses belajar mengajar, fokus dari metode ini sudah tentu pasti pada kemampuan kognitif sehingga manakala harus merubah pola pembelajaran inkuiri yang fokusnya pada proses dan hasil belajar ( kognitif, psikomotor dan afektif), guru merasa terlalu sulit dan bagi guru bahwa Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan metode baru yang membutuhkan proses dan adaptasi. Disisi lain guru seakan dituntut untuk meningkatkan hasil belajar “kognitif” saja hal ini dibuktikan dengan tetap diadakannya UAN oleh Pemerintah, oleh karena itu kalaupun guru tetap menggunakan metode konvensional, bukan berarti guru tidak mau melakukan suatu perubahan akan tetapi lebih kompleknya alasan guru adalah untuk tetap mengacu pada tuntutan UAN. Dampak konvensional yang harus disikapi dengan bijak adalah kurangnya pemberdayaan siswa dalam pengelolaan pesan pelajaran lantaran siswa hanya mendengarkan guru menerangkan, menulis atas perintah guru, dan menjawab pertanyaan ketika ditanya guru.
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
28
Proses inter aktif antara guru dengan siswa tidak didasari kesadaran siswa untuk mengerti lebih jauh berkaitan dengan materi akan tetapi lebih pada menunggu pertanyaan yang diberikan oleh guru, dengan demikian proses pembelajaran siswa untuk mampu memecahkan masalah senantiasa memerlukan bimbingan, artinya siswa tidak dapat atau belum dapat dibiarkan dengan kemampuannya dalam memecahkan persoalan yang dihadapi. Inkuiri lebih cenderung memberdayakan siswa dalam pengelolaan pesan pelajaran, siswa diberikan suatu kebebasan untuk mencari dan menemukan jawaban dari persoalan yang ditemukan, sehingga timbullah kepercayaan
diri
yang
pada
akhirnya
dapat
memotivasi
untuk
meningkatkan hasil belajar. 2.3
Globalisasi
2.3.1 Pengertian globalisasi Menurut Umar Tirtaraharja dalam Wahyudin, D (2008; 7.6) istilah globalisasi berasal dari kata global yang artinya secara umumnya utuhnya, kebulatannya bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan-akan tanpa batas administrasi Negara, dunia menjadi sangat transparan, serta saling ketergantungan antar bangsa di dunia semakin besar. Dikemukakan oleh Sunaryo Kartadinata dalam Wahyudin, D (2008; 7.5) bahwa kehidupan masyarakat global ditandai dengan kehidupan yang interdependent, interconnected, dan networking. Interdependent artinya kehidupan yang saling tergantung, saling membutuhkan antara Negara dan bangsa yang
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
29
satu dengan bangsa/Negara lainnya. Interconnected artinya adanya saling berhubungan antara Negara/bangsa yang satu dengan Negara/bangsa yang lain
dalam
berbagai
aspek
kehidupan,
dan
networking
artinya
Negara/bangsa yang satu dengan yang lain memiliki jaringan yang sangat erat dan dekat sehingga menghilangkan batas-batas Negara/bangsa tersebut. Menurut Sunaryo Kartadinata dalam Wahyudin, D (2008; 7.6) bahwa
kehidupan
global
telah
berdampak
positif
karena
telah
meningkatkan harapan manusia akan status dan mutu kehidupan yang lebih baik serta menempatkan penguasaan pengetahuan dan ketrampilan serta kemampuan berkomunikasi sebagai piranti utama untuk mewujudkan harapan tersebut. Begitu pula budaya kehidupan semakin bergeser ke arah yang lebih banyak mencurahkan waktu untuk kepentingan kerja dan upaya mencapai hasil kerja yang sebaik-baiknya.. budaya kehidupan seperti itu mendorong manusia untuk terus berpikir dan meningkatkan mutu kemampuan serta tidak cepat merasa puas dengan apa yang telah diperoleh dan dicapainya saat ini.” Memasuki abad XXI manusia dihadapkan pada berbagai tantangan yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kompleksitas masalah kesejahteraan material dan spiritual, serta perubahan sosial yang semakin cepat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengantarkan manusia memasuki gerbang kehidupan
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
30
masyarakat global. Globalisasi terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti politik, ekonomi, budaya, dan teknologi. Globalisasi juga menimbulkan dampak negatif, terutama bagi individu atau masyarakat yang belum siap untuk menghadapi kehidupan tersebut, globalisasi mungkin akan menimbulkan berbagai persoalan yang lebih kompleks serta sulit diatasi. “Contohnya, kehidupan pasar bebas yang akan menjadi kebijakan perdagangan dunia. Kehidupan pasar bebas ini sungguh muncul sebagai sosok yang mengerikan bagi negara-negara terbelakang termasuk Indonesia yang belum siap menghadapinya.” Demikian dikemukakan oleh Sollehuddin dalam Wahyudin, D (2008; 7.7) Memperhatikan
beberapa
uraian
di
atas,
maka
penulis
berkesimpulan bahwa globalisasi adalah sesuatu yang mendunia dan universal, dunia bermakna sebagai suatu yang bulat tanpa keterbatasan administrasi berbangsa dan bernegara. Globalisasi berasal dari kata global yang berarti universal atau keseluruhan saling berkaitan, dapat dikatakan pula bahwa yang dimaksud dengan globalisasi adalah proses menyatunya warganegara secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat. 2.3.2. Ciri-ciri globalisasi antara lain: a. adanya sikap saling ketergantungan antara satu Negara dengan Negara lain terutama dibidang ekonomi b. meningkatnya masalah bersama. c. berkembangnyan alat-alat komunikasi yang lebih canggih.
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
31
d. peningkatan interaksi cultural (kebudayaan) melalui perkembangan media masa. 2.3.3. Pengaruh globalisasi Pengaruh positif dari adanya globalisasi antara lain : a. kemajuan dibidang komunikasi dan transpotasi. b. meningkatnya perekonomian masyarakat dalam suatu Negara. c. meluasnya pasar untuk produk dalam negeri. d. dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik. e. menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi. Pengaruh negatif dari adanya globalisasi : a. Gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia. b. Masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri. c. Karena banyaknya produk, maka masyarakat menjadi konsumtif. Contoh pengaruh globalisasi antara lain a. Gaya hidup bebas, yaitu gaya hidup tradisional ke gaya hidup modern. b. Makanan, banyaknya bermunculan makanan cepat saji (fast food) c. Pakaian, yang fungsi utamanya untuk estetika atau kesopanan d. Komunikasi, lebih mudah mengetahui informasi dari berbagai belahan dunia. 2.4. Pendidikan kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran dalam kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah mengemban misi
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
32
utama untuk mengembangan potensi-potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Ditinjau dari sudut pandang Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah merupakan situs kewarganegaraan (Site of citizenship) dalam pengertian sebagai tempat pembelajaran tentang demokrasi (knowing democracy), praktik hidup berdemokrasi, dan laboratorium untuk membangun demokrasi (building democracy). Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan perlu dilakukan secara demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan sekolah sebagai situs kewarganegaraan yang demokratis dan bertanggung jawab, maka Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
mata
pelajaran
yang
menekankan
pada
pembinaan
dan
pengembangan nilai-nilai demokrasi, rasa kebangsaan dan cinta tanah air di sekolah dan masyarakat, perlu diselenggarakan dengan menjunjung tinggi dan
menerapkan
prinsip-prinsip
pendidikan
yang
demokratis
dan
bertanggung jawab. (Depdiknas, 2007; 1) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang menfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. ( SKKD, 2006; 2) dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006.
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
33
Ditetapkan tujuan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk diberikan pada setiap jenjang pendidikan adalah agar setiap peserta didik memiliki kemampampuan; (1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. (2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung
jawab,
dan
bertindak
secara
cerdas
dalam
kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi. (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. (4) Berinteraksi dengan bangsabangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan tehnologi informasi dan komunikasi. Komponen penting dalam Pendidikan kewarganegaraan menurut Winataputra,dkk (2009; 1.11) adalah ketrampilan bermasyarakat. Agar warga negara dapat menjalankan hak-hak dan menunaikan tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat yang berpemerintahan sendiri, mereka bukan hanya perlu memiliki pengetahuan berkenaan dengan materi pokok di atas, mereka perlu pula untuk memiliki ketrampilan-ketrampilan intelektual dan partisipasi yang relevan. Ketrampilan intelektual yang penting bagi terbentuknya warga negara yang berwawasan luas, efektif, dan bertanggung jawab, antara lain ketrampilan berpikir kritis, yang meliputi ketrampilan mengidentifikasi dan mendiskripsikan; menjelaskan dan menganalisis, mengevaluasi, menentukan
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
34
dan mempertahankan sikap atau pendapat berkenaan dengan persoalan publik. Pendidikan kewarganegaraan yang baik memberi bekal kemampuan kepada warga negara untuk mengidentifikasi atau memberi makna dengan berbagai simbol fisik, seperti bendera, monumen nasional atau peristiwaperistiwa politik dan kemasyarakatan, dan berbagai simbol non fisik, seperti gagasan-gagasan atau konsep termasuk patriotisme, hak-hak mayoritas dan minoritas, masyarakat madani, dan paham konstitusi. Berdasarkan kutipan di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan diberikan pada setiap jenjang pendidikan dengan tujuan agar peserta didik kelak menjadi warga negara yang menyadari dan melaksanakan kewajiban serta menggunakan haknya sebagai warga negara dengan baik, warga negara yang demokratis, berpikir kritis, sistematis dan inovatif serta memiliki wawasan kebangsaan. Warga negara yang demokratis menurut penulis adalah warga negara yang menyadari akan potensi dan kemampuan dirinya yang kemudian dapat dikontribusikan untuk kepentingan umum sebagai bentuk dari rasa nasionalisme, sedangkan yang dimaksud berpikir kritis menurut penulis adalah melakukan tindakan yang cepat, tepat, dan tegas serta rasional dalam mengambil keputusan setiap permasalahan yang dihadapinya. Berpikir sistematis dimaksudkan bahwa dalam mempelajari suatu masalah senantiasa tidak sepotong-sepotong akan tetapi secara keseluruhan dan saling berkait sehingga tidak menimbulkan makna ganda, sedangkan yang dimaksud
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010
35
inovatif adalah berani melakukan peningkatan atau perubahan dari setiap sisi kehidupan
Peningkatan Hasil Belajar..., Mudjihadi, FKIP UMP, 2010