BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut pasar efisien. Dengan demikian ada hubungan antara teori parar modal yang menjelaskan tentang keadaan ekuilibrium dengan konsep pasar efisien yang mencoba menjelaskan bagaimana pasar memproses informasi untuk menuju ke posisi ekuilibrium yang baru. Efisiensi pasar seperti ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia (Husnan, 2003). Jogiyanto (2003) mengatakan, suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika hargaharga sekuritas “mencerminkan secara penuh” informasi yang tersedia. Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi. Pertanyaannya adalah informasi mana yang dapat digunakan untuk menilai pasar yang efisien, apakah informasi yang lama, informasi yang sedang dipublikasikan atau semua informasi termasuk informasi privat. Jogiyanto (2003) juga menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi privat sebagai berikut ini:
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form). Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal. 2. Efisiensi pasar bentuk sentengah kuat (semistrong form). Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama. 3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form). Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal
(abnormal return)
karena mempunyai informasi privat. Tujuan membedakan ke dalam tiga macam bentuk pasar efisien ini adalah untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga bentuk pasar
efisien ini berupa tingkatan yang kumulatif, yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan pasar menjadi efisien. Pasar efisien dapat terjadi karena peristiwa-peristiwa sebagai berikut: 1. Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. Harga dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak investor yang menentukan demand dan supply. Hal seperti ini dapat terjadi jika pelaku-pelaku pasar terdiri dari sejumlah besar institusi-institusi dan individual-individual rasionla yang mampu mengartikan dan mengintepretasikan informasi dengan baik untuk digunakan mengalanisis, menilai dan melakukan transaksi penjualan atau pembelian sekuritas bersangkutan. 2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah. Umumnya pelaku pasar menerima informasi lewat radio, Koran, atau media masa lainnya, sehingga informasi tersebut dapat diterima pada saat yang bersamaan. Untuk pasar yang efisien, harga dari informasi tersebut juga relative sangat murah untuk diperoleh oleh public. Umumnya pelaku pasar dapat memperoleh informasi tersebut melalui surat kabar atau majalah bisnis dengan hanya membeli surat kabar atau majalah tersebut. Bahkan informasi tersebut dapat diperoleh secara Cuma-Cuma oleh pelaku pasar dengan mendengarkan lewat radio atau menjadi pemirsa televisi. 3. Informasi dihasilkan secara acak dan tiap-tiap pengumumna informasi sifatnya acak satu dengan yang lainnya informasi dihasilkan secara random mempunyai arti
bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru. 4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru. Kondisi ini dapat terjadi jika pelaku pasar merupakan individu-individu yang canggih yang mampu memahami dan menginterpretasikan informasi dengan cepat dan baik. Ide dari pengujian pasar yang efisien dituangkan dalam suatu hipotesis yang disebut dengan hipotesis pasar efisien. Untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis ini, maka perlu dilakukan pengujian secara empiris untuk masing-masing bentuk efisiensi pasar. 2.1.2
Bond rating
2.1.2.1 Obligasi Obligasi (bond) adalah instrumen utang jangka panjang dengan waktu jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas tersebut memiliki waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note). Menurut Bursa Efek Indonesia, Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindah tangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Pemerintah dan perseroan meminjam uang dengan menjual obligasi kepada para investor. Uang yang mereka kumpulkan ketika obligasi diterbitkan, atau dijual kepada publik adalah jumlah pinjaman tersebut. Sebagai imbalannya, mereka setuju
memberikan pembayaran tertentu kepada pemegang obligasi, yang merupakan pemberi pinjaman (kreditur). Ketika kita memiliki obligasi, umumnya kita menerima pembayaran bunga tetap tiap tahun hingga obligasi tersebut jatuh tempo. Pembayaran ini dikenal dengan kupon. Pada saat jatuh tempo, utang tersebut dilunasi, peminjam membayar pemegang obligasi nilai nominal/ nilai muka obligasi (face value, atau nilai pokok pinjaman (principal) atau par value) (Brealey et al., 2007: 130). Beberapa karakter penting dari obligasi yang biasa didengar adalah sebagai berikut: a. Klaim terhadap Aset dan Pendapatan Perusahaan Bila perusahaan penerbit obligasi bangkrut, maka klaim terhadap utang secara umum, termasuk obligasi, mendapat kehormatan untuk didahulukan haknya daripada saham umum maupun saham preferen. Namun, utang-utang yang berbeda itu mempunyai urutan dalam pelunasannya. Obligasi juga memiliki klaim terhadap pendapatan yang didahulukan dari saham biasa dan saham preferen. Secara umum jika suku obligasi tidak dibayar, dewan obligasi dapat menyatakan bahwa perusahaan penerbitnya bangkrut. b. Nilai Pari Nilai pari obligasi adalah nilai nominal yang tertera pada lembar obligasi yang akan dikembalikan kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo. Tidak dinyatakan dalam jumlah melainkan dalam persentase atas nilai nominalnya. c. Tingkat Suku Bunga Kupon Tingkat suku bunga kupon dari suatu obligasi menunjukkan besarnya persentase terhadap nilai pari obligasi yang akan dibayar setiap tahun sebagai bunga.
d. Periode Jatuh Tempo Periode jatuh tempo adalah lamanya waktu hingga pihak penerbit obligasi membayarkan kembali nilai pari obligasi kepada para pemilik obligasi yang sekaligus akan mengakhiri masa berlakunya. e. Indenture Indenture adalah perjanjian legal antara perusahaan penerbit obligasi dengan dewan atau wali obligasi yang mewakili para pemilik tersebut.
Didalamnya
atau
pembeli
obligasi
termuat berbagai ketentuan utang-piutang, termasuk
penjelasan mengenai obligasi itu sendiri, hak-hak para pemilik obligasi, hak-hak perusahaan atau pihak penerbit, serta tanggung jawab dewan. Dewan obligasi, biasanya sebuah bank komersial atau institusi keuangan yang diserahi tugas untuk mengawasi hubungan antara penerbit dan pemilik obligasi, melindungi kepentingan para pemilik obligasi, serta menjamin dilaksanakannya segenap ketentuan yang telah disepakati. f. Tingkat Penghasilan Sekarang Tingkat penghasilan sekarang dari suatu obligasi adalah rasio pembayaran bunga tahunan terhadap harga obligasi pada saat sekarang dipasaran. 2.1.2.2 Deskripsi Bond rating Secara umum, bond rating merupakan suatu tingkat pengukuran kualitas dan keamanan dari sebuah bond yang didasarkan oleh kondisi finansial dari bond issuer. Secara spesifik, bond rating merupakan hasil dari evaluasi yang dilakukan lembaga pemeringkat yang merupakan indikator kemungkinan bond issuer untuk dapat membayar hutang dan bunganya tepat waktu. Fungsi pemeringkatan hutang menurut Foster (1986) adalah sebagai sumber
informasi superior terhadap kemampuan perusahaan, municipal, atau pemerintah untuk membayar hutang dan bunga pinjaman; sumber informasi kredit berbiaya rendah antar perusahaan, municipal dan pemerintah; sumber sertifikasi keuangan tambahan dan representasi manajemen lainnya; untuk memonitor tindakan manajemen yaitu muncul karena adanya konflik antara pihak manajemen dengan pihak lain; untuk memfasilitasi kebijakan publik yang membatasi investasi spekulatif oleh institusi, seperti bank, perusahaan asuransi dan dana pensiun. Tujuan
utama
proses
rating
adalah
memberikan
informasi
akurat
mengenai kinerja keuangan, posisi bisnis industri perseroan yang menerbitkan surat
hutang
(obligasi)
dalam
(Rahardjo,2004). Rating bukanlah
bentuk
peringkat
rekomendasi
kepada
calon
investor
untuk sell, buy atau hold dan
bukan pula komentar seperti halnya analisis saham. Rating dibentuk berdasarkan informasi yang disajikan oleh obligor atau informasi-informasi lain yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya. Rating ini bisa berubah, ditunda maupun ditarik kembali sebagai akibat dari perubahan kapasitas pembayaran hutang perusahaan. 2.1.2.3 Manfaat Bond rating Manfaat umum dari proses bond rating adalah (Rahardjo, 2004): 1. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan yang menyangkut berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan transparan juga.Efisiensi biaya. 2. Hasil rating yang bagus biasanya memberikan keuntungan, yaitu menghindari kewajiban persyaratan keuangan yang biasanya memberatkan perusahaan seperti penyediaan sinking fund, ataupun jaminan aset. 3. Memberikan informasi yang obyektif dan independen menyangkut kemampuan
pembayaran hutang, tingkat risiko investasi yang mungkin timbul, serta jenis dan tingkatan hutang tersebut. 4. Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan kondisi ekonomi pada umumnya. Dengan melakukan analisis dari segi keuangan atau manajemen dan bisnis fundamentalnya, setiap investor akan dapat menilai kelayakan bisnis usaha emiten tersebut. Selain itu, investor akan dapat menilai tingkat risiko yang timbul dari investasi obligasi tersebut. Beberapa manfaat rating bagi investor adalah sebagai berikut : a. Informasi risiko investasi. Tujuan utama investasi adalah untuk meminimalkan risiko serta mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, dengan adanya bond rating diharapkan informasi risiko dapat diketahui lebih jelas posisinya. b. Rekomendasi investasi. Investor akan dengan mudah mengambil keputusan investasi berdasarkan hasil peringkat kinerja emiten obligasi tersebut. Dengan demikian investor dapat melakukan strategi investasi akan membeli atau menjual sesuai perencanaannya. c. Perbandingan. Hasil rating akan dijadikan patokan dalam membandingkan obligasi yang satu dengan yang lain, serta membandingkan struktur yang lain seperti suku bunga dan metode penjaminannya. Untuk melakukan proses penerbitan obligasi, perusahaan harus melakukan proses pemeringkatan yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat. Beberapa manfaat yang akan didapatkan dari emiten di antaranya adalah: a. Informasi posisi bisnis. Dengan melakukan rating, pihak perseroan akan dapat mengetahui posisi bisnis dan kinerja usahanya dibandingkan dengan perusahaan
sejenis lainnya. b. Menentukan struktur obligasi. Setelah diketahui keunggulan dan kelemahan manajemen, bisa ditentukan beberapa syarat atau struktur obligasi yang meliputi tingkat suku bunga, jenis obligasi, jangka waktu jatuh tempo, jumlah emisi obligasi serta berbagai struktur pendukung lainnya. c. Mendukung kinerja. Apabila emiten mendapatkan rating yang cukup bagus maka kewajiban menyediakan sinking fund atau jaminan kredit bisa dijadikan pilihan alternative. d. Alat pemasaran. Dengan mendapatkan rating yang bagus, daya tarik perusahaan di mata investor bisa meningkat. Dengan demikian, adanya rating bisa membantu system pemasaran obligasi tersebut supaya lebih menarik. e. Menjaga kepercayaan investor. Hasil
rating
yang independent akan membuat
investor merasa lebih aman, sehingga kepercayaan investor bisa terjaga. 2.1.2.4 Aspek Pemeringkatan Bond rating Dalam melakukan proses rating, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis obligasi adalah (Rahardjo, 2004): a. Kinerja Industri. Akan dibahas mengenai aspek persaingan industri, prospek dan pangsa pasar, adanya ketersediaan bahan baku, struktur industri yang kuat, pengaruh kebijakan pemerintah dan kebijakan ekonomi lainnya. b. Kinerja Keuangan. Aspek kualitas aset, rasio profitabilitas, pengelolaan aset dan pasiva, rasio kecukupan modal, tingkat pengelolaan hutang, rasio kecukupan pembayaran bunga. c. Kinerja Non Keuangan. Aspek manajemen dan perjanjian identure (meliputi sinking fund, debt test, dividend test, merger, dan sale of asset).
2.1.2.5 Lembaga Pemeringkatan Pihak institusi yang memberikan evaluasi dan penilaian atas rating biasanya disebut lembaga pemeringkat (rating company) seperti Fitch, Standard & Poor (S&P), Moody’s dan sebagainya. Lembaga-lembaga ini bertugas untuk melakukan evaluasi dan analisis atas kemungkinan macetnya pembayaran surat hutang. Di Indonesia, hanya dikenal 2 lembaga pemeringkat surat hutang yaitu PT.PEFINDO (Peringkat Efek Indonesia) dan Moody’s Indonesia (sebelumnya PT. Kasnic Credit Rating Indonesia). Terdapat beberapa peringkat hutang menurut PT. PEFINDO: a. idAAA. Merupakan peringkat tertinggi yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang superior untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. b.
idAA. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya.
c. idA. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Bagaimanapun, sekuritas hutang ini lebih mudah terpengaruh terhadap perubahan kondisi ekonomi dibandingkan sekuritas hutang dengan rating yang lebih tinggi. d. idBBB. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Bagaimanapun, perubahan kondisi ekonomi dianggap dapat melemahkan kapasitas obligor dalam memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya.
e. idBB. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang agak lemah untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Kapasitas obligor untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya mudah terpengaruh oleh ketidakpastian, atau perubahan kondisi bisnis, keuangan dan kondisi ekonomi lainnya. f. idB. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang lemah untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Walaupun obligor kini memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya. g. idCCC. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang rentan untuk tidak memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. h. idD. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Pada peringkat dari idAA sampai idB dapat dimodifikasi menggunakan notasi plus (+) atau minus (-) untuk menunjukkan kekuatan relatif dalam kategori peringkat tersebut. Adapun yang disebut dengan rating outlook adalah penilaian atas prospek angka menengah dan panjang mengenai obligor yang diperingkat. Dalam penentuannya, rating outlook mengevaluasi perubahan kondisi perekonomian serta bisnis dari obligor tersebut. Penilaian rating outlook tidak dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan
credit alert
atas sekuritas yang diperingkat. Beberapa istilah yang
digunakan adalah sebagai berikut : Outlook Definisi : Positif
: Rating diperkirakan mengalami peningkatan.
Negatif
: Rating diperkirakan mengalami penurunan.
Stabil
: Rating diperkirakan tidak berubah
Developing 2.1.3
: Rating dapat mengalami baik peningkatan maupun penurunan.
Saham Saham (stocks) adalah surat tanda bukti kepemilikan bagian modal suatu
perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Selanjutnya saham dapat dibedakan menjadi saham biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock) (Jogiyanto, 2003). Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut: a. Saham Biasa (common stocks) Pemegang saham ini adalah pemilik perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu: 1. Hak Kontrol Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
2. Hak Menerima Pembagian Keuntungan Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. 3.
Hak Preemtive Hak preemtive (preemtive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.
b. Saham Preferen (preffered stocks) Saham preferen mempunyai gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi, saham preferen yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi. 2.1.3.1 Harga Saham Pengertian harga saham adalah harga suatu saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Perubahan harga saham tidak selalu positif namun dapat juga negatif tergantung banyaknya permintaan dan banyaknya penawaran harga saham. Sehingga terbentuk pergerakan harga saham yang naik turun tidak beraturan. Namun ada juga harga saham yang berubah yang disebabkan karena tidak adanya permintaan
dan penawaran dengan kata lain, tidak likuid karena volumenya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, sehingga harga saham stagnan dari waktu ke waktu. Pergerakan harga saham yang acak (tidak beraturan) dapat dianalisa dengan pendekatan fundamental, misalnya dengan mengetahui laporan keuangan suatu perusahaan terbuka, jika laporannya positif maka kemungkinan harga sahamnya akan bergerak positif. Analisa kedua adalah pendekatan teknikal yang dilakukan menggunakan chart (grafik) pergerakan harga saham. Dengan bantuan beberapa indikator kemudian dianalisa awal sebuah tren yang terbentuk dalam hal ini tentunya diharapkan awal uptrend (tren naik) sehingga trader atau investor melakukan pembelian (trading) atau investasi, dan ketika harga saham berubah menjadi downtrend (tren turun) maka dilakukanlah penjualan. 2.1.3.2 Return Saham Dalam berinvestasi return dan risiko saling berdampingan, investor harus mencari alternatif investasi yang menawarkan tingkat return yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu, atau investasi yang menawarkan return tertentu pada tingkat risiko terendah. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan investasi, investor harus memilih perusahaan dengan kinerja yang baik sehingga dapat menjamin adanya pengembalian atau return dan mengikuti perkembangan perusahaan tersebut. Return merupakan hasil yang diharapkan dari investasi. Return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodek daru suatu investasi, misalnya berupa dividen atau bunga. Jika melakukan investasi pada sebuah obligasi, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi yang dibayarkan, dan bila investasi pada saham maka yield ditunjukkan oleh besarnya deviden yang diperoleh.
Capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor, atau perubahan harga sekuritas. Return dibedakan menjadi return yang telah terjadi (realized return) dan return yang diharapkan (expected return) akan diperoleh investor dimasa mendatang. Return realisasi (realized return) dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa datang. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang (Tatang Ary Gumanti, 2011). 2.1.3.3 Pengaruh Pengumuman Perubahan Bond rating terhadap Return Saham Pasar dikatakan efisien jika penyebaran informasi dilakukan secara cepat sehingga informasi menjadi simetris, yaitu setiap orang memiliki informasi ini (Jogiyanto, 2003). Jika semua investor mendapat informasi perubahan bond rating yang terdistribusi secara simetris, mereka hanya memerlukan waktu yang sangat cepat untuk mengevaluasi informasi tersebut dan kemungkinan pengaruhnya terhadap return saham dapat dilihat dalam beberapa hari saja. Sebaliknya, jika informasi tidak terdistribusi secara simetris maka para investor perlu waktu yang cukup lama untuk mengetahui pengaruh perubahan bond rating terhadap saham. Jogiyanto (2003) menyatakan bahwa pengumuman suatu peristiwa akan mempengaruhi resiko dan return saham pada perusahaan yang mengeluarkan informasi surat hutang melalui kegiatan rating kepada para investornya, dimana resiko tersebut bersifat temporal atau permanen dan pengaruh perubahan resiko terhadap return setelah pengumuman tersebut berlangsung.
2.1.4
Studi Peristiwa (Event study) Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa pengumuman.
(event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi
(information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2003). Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan
return sebagai nilai
perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi (informational market) bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika tidak ada investor yang memperoleh abnormal return dari informasi yang diumumkan atau jika memang ada abnormal return, maka pasar harus bereaksi dengan cepat (quickly) untuk menyerap abnormal return untuk menuju harga keseimbangan yang baru.
2.2
Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Ariani (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh bond
rating terhadap return saham
perusahaan di Bursa Efek Indonesia, baik yang
mengalami perubahan upgrade maupun downgrade. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2012 dan periode pengamatan selama 114 hari (100 hari estimation period (t-107 hingga t-8) dan 14 hari event period (t-7 hingga t+7). Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa bond rating memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Hasnifah (2012), melakukan penelitian tentang pengaruh bond rating terhadap return saham dengan harga saham sebagai mediating variable pada perusahaan yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI). Populasi yang digunakan pada penelitian ini yang terdaftar di BEI tahun 20062011 dimana jumlah sampel yang diperoleh 35 sampel. Pada penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dengan melakukan uji asumsi klasik goodness of fit untuk uji hipotesis. Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bond rating berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, namin bond rating dan harga saham secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Pengaruh yang ditimbulkan bond rating terhadap return saham merupakan pengaruh tidak langsung. Annisa dan Syahyunan (2013) penelitian ini adalah untuk menyelidiki dan menganalisis pengaruh positif dari pengumuman peringkat obligasi upgrade pada reaksi pasar terhadap saham Bursa Efek Indonesia dan untuk menyelidiki dan menganalisis pengaruh negatif dari pengumuman peringkat obligasi downgrade pada reaksi pasar
saham untuk Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian adalah emiten yang menerbitkan pengumuman perubahan peringkat obligasi oleh PT. PEFINDO selama periode 2006 sampai 2012. Penelitian Sampel terdiri dari 24 emiten yang memiliki 37 pengumuman peringkat obligasi upgrade dan 8 pengumuman peringkat obligasi downgrade. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) peringkat obligasi meningkatkan pengumuman positif dan tidak secara signifikan berpengaruh terhadap reaksi pasar saham Bursa Efek Indonesia dan, 2) peringkat obligasi pengumuman downgrade negatif dan tidak signifikan berpengaruh terhadap reaksi pasar saham untuk Bursa Efek Indonesia. 2.3
Kerangka Pemikiran Teoretis Berdasarkan hubungan teoritis antara pengumuman perubahan bond rating
terhadap return saham maka kerangka pemikiran akan tampak seperti berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Sebelum Pengumuman Bond rating
Pengumuman Bond rating
Return Saham
Setelah Pengumuman Bond rating
2.4
Hipotesis Berdasarkan kajian teoritis dan empiris maka peneliti mengajukan hipotesis
kerja (hipotesis alternatif) sebagai berikut: H1: Ada perbedaan yang signifikan antara return saham pada tanggal pengumuman bond rating dengan hari-hari sebelum pengumuman. H2: Ada perbedaan yang signifikan antara return saham pada tanggal pengumuman bond rating dengan hari-hari sesudah pengumuman.