BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu pusat bengkel yang ada di daerah Jakarta Selatan adalah Pusat Onderdil Pasar Cipete (POPC). Pusat onderdil merupakan tempat yang didalamnya terdapat berbagai macam bengkel, POPC sendiri memiliki 120 bengkel didalamnya. Pusat bengkel ini merupakan lokasi yang dikelola oleh badan pemerintah bernama Perusahaan Daerah Pasar Jaya. Terletak di jalan RS. Fatmawati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, POPC merupakan pusat onderdil pertama yang ada di Jakarta Selatan. POPC memiliki suatu permasalahan, yaitu kurangnya penyampaian informasi mengenai petunjuk arah letak-letak setiap bengkel yang ada di POPC. Permasalahan ini menyebabkan masyarakat yang datang akan sulit menemukan alamat bengkel yang ada di dalam POPC. Dari wawancara yang penulis lakukan pada 28 Agustus 2015 membuktikan bahwa 23 orang dari 30 orang yang penulis wawancarai mengatakan merasa kesulitan mencari bengkel yang ingin dituju karena tidak ada informasi penunjuk arah. Observasi yang penulis lakukan, dapat diketahui bahwa belum ada directional sign yang berada di dalam POPC. Munurut observasi dan wawancara yang penulis dapatkan adalah main identification sign POPC tidak bekerja dengan efektif. Kurang terlihatnya dari jalan utama Fatmawati membuat banyak masyarakat yang tidak menyadari lokasi
keberadaan POPC. Fakta tersebut didapatkan saat wawancara penulis dengan 15 pemilik bengkel di POPC pada tanggal 20 Agustus 2015 yang menyatakan bahwa banyak masyarakat memilih pusat onderdil lain karena tidak menyadari main identification sign yang ada. Beberapa pengunjung juga mengeluh kesulitan mencari pintu masuk pusat onderdil ini. POPC sendiri memiliki tempat yang tertutup oleh gedung-gedung ruko sehingga tidak terlihat dari jalan utama Fatmawati. Permasalahan lain menurut hasil kuesioner penulis adalah belum maksimalnya fungsi identification sign yang ada pada setiap bengkel. Pengunjung merasa informasi yang ada di setiap bengkel tidak jelas, sehingga pengunjung kurang mengetahui jasa dan barang apa yang disediakan pada tiap bengkel. Kurang maksimalnya fungsi identification sign bengkel juga menyebabkan pengunjung merasa kebingungan mencari alamat bengkel yang ingin dituju. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merasa tertarik untuk membuat sign system yang bertujuan memberikan informasi secara jelas untuk masyarakat yang ingin ke POPC maupun pengunjung yang berada di POPC.
1.2. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang yang dibahas sebelumnya, maka penulis akan merumuskan masalah yaitu bagaimana cara merancang Sign System Pusat Onderdil Pasar Cipete?
2
1.3. Batasan Masalah Masalah akan dibatasi agar perancangan tugas akhir tidak meluas dan menyipang dari tujuan awal. Adapun batasan-batasannya sebagai berikut: 1. Segmentasi Terdapat faktor pada segmentasi yaitu: a. Demografis Pria dan wanita yang berumur 23 tahun sampai 40 tahun. Jenjang umur tersebut merupakan masyarakat dewasa akhir, dimana direntan umur tersebut layak untuk memiliki kendaraan roda empat. b. Geografis Masyarakat kota Jakarta Selatan khususnya yang berada di kecamatan Kebayoran Baru. c. Psikografis Masyarakat yang ingin melakukan modifikasi atau perawatan mobil. 2. Targeting Masyarakat yang ingin menuju ke bengkel yang diinginkan di dalam wilayah POPC 3. Positioning Perancangan ini dilaksanakan untuk menciptakan sign yang efektif serta informatif. Diharapkan dengan adanya sign system ini pengunjung tidak kebingungan untuk menemukan blok bengkel yang dituju, pengunjung mendapatkan info yang lebih baik mengenai jasa dan barang yang
3
disediakan, serta keberadaan lokasi POPC lebih diketahui oleh masyarakat. 4. Perancangan sign system dibatasi hanya pada pembuatan: a. Main identification sign: Agar masyarakat mengetahui pintu masuk lokasi POPC. b. Directional sign: Memudahkan pengunjung untuk menuju ke blok bengkel yang diinginkan. c. Identification sign: Memberi informasi kepada pengunjung untuk mengetahui jasa dan barang yg disediakan pada setiap bengkel serta memudahkan pengunjung menemukan blok bengkel yang ingin dituju. d. Orientation
sign:
memberitahu
posisi
pengunjung
serta
menginformasikan denah POPC secara keseluruhan.
1.4. Tujuan Tugas Akhir Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk merancang Sign System Pusat Onderdil Pasar Cipete.
1.5.
Manfaat Tugas Akhir
Penulisan Tugas Akhir ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis, mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan penulis selama berada di Universitas Multimedia Nusantara serta sebagai salah satu persyaratan untuk lulus di Universitas Multimedia Nusantara. 4
2. Bagi pemilik bengkel di POPC, agar POPC dapat bersaing dengan pusat onderdil lainnya. 3. Bagi masyarakat, agar masyarakat mengetahui keberadaan lokasi POPC serta pengunjung yang datang lebih mudah untuk mencari lokasi blok bengkel yang ada di dalam POPC.
1.6.
Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam perancangan Sign System Pusat Onderdil Pasar Cipete ini diperoleh melalui metode observasi, wawancara, kuesioner, dan studi pustaka. 1. Studi Pustaka Penulis mengumpulkan informasi data mengenai masalah yang sedang diteliti. Menurut Nazir (2005) studi pustaka merupakan cara untuk mendapat informasi mengenai masalah yang diteliti melalui buku ilmiah, laporan penelitian, karangan ilmiah, tesis, disertasi, dan berbagai sumber tertulis dalam bentuk cetak maupun tidak (hlm. 93). 2. Observasi Penulis melakukan pengamatan langsung ke POPC untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam pembuatan sign system. Berger (2011) mengatakan bahwa observasi merupakan pengamatan yang dilakukan dengan semua indra di lapangan untuk meneliti suatu masalah (hlm.189).
5
3. Wawancara Penulis melakukan wawancara dengan beberapa pemilik bengkel dan pengunjung POPC untuk mengetahui fenomena yang sedang terjadi. Sugiyono (2004) mengatakan bahwa wawancara merupakan proses tanya jawab dengan seseorang yang bertujuan mendapatkan informasi masalah yang sedang diteliti (Hlm. 130). 4. Kuesioner Sekarang dan Bougie (2010) mengatakan bahwa kuesioner adalah satu set pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Pencarian data yang memungkinkan penulis untuk dapat mencakup informasi pengunjung, masyarakat, maupun penjual POPC adalah dengan melakukan pengumpulan data melalui teknik kuesioner. Teknik ini dapat digunakan agar penulis mendapatkan hasil angka valid dalam pencarian data yang dicari.
1.7.
Metode Perancangan
Langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk membuat proyek Tugas Akhir ini berdasarkan Chris Calori dalam bukunya yang berjudul Signage and Wayfinding Design (2007, hlm. 17-61) bahwa 4 tahap dalam perancangan sign system yaitu sebagai berikut: 1. Analisa dan pengumpulan data Hasil tahap pertama ini untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai POPC. Analisa dan pengumpulan data dilalukan untuk 6
memperoleh pemahaman yang komprehensif pada proses perancangan sign system. 2. Desain skematik Tahap eksplorasi sketsa untuk memperoleh ide sebanyak mungkin, lalu menyeleksi hasil sketsa yang baik dan disetujui. Tahap ini bertujuan untuk memberikan gambaran konsep main identification sign dan direction sign secara visual. 3. Pengembangan desain Sketsa yang telah disetujui lalu dikembangkan dengan menempatkan konten yang berada pada main identification sign dan directional sign berupa informasi lokasi, pesan, arah, simbol, dan nomer blok bengkel. Penulis juga menentukan tipe main identification sign dan directional sign yang akan direalisasikan. Secara garis besar wujud dari main identification sign dan directional sign sudah terbentuk dalam wujud prototype. Penulis juga
memutuskan
perencanaan
penempatan
dan
material
main
identification sign dan directional sign yang tepat pada lokasi POPC. 4. Dokumentasi Merupakan finalisasi proses pembuatan main identification sign dan directional sign. Penulis membuat dokumen yang berisikan letak sign, desain sign, material sign, dan spesifikasi teknis.
7
1.8.
Skematika Perancangan
8