BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi perekonomian dunia yang semakin cepat dan fluktuatif menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahanperubahan yang ada. Keberhasilan atau kesuksesan suatu perusahaan mampu dicapai dengan manajemen yang baik, pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajer dalam melihat kesempatan di masa yang akan datang baik
jangka
pendek
ataupun
jangka
panjang
sehingga
mampu
mempertahankan kontinuitas atau keberlangsungan perusahaan dengan memperoleh laba yang maksimal. Industri farmasi merupakan salah satu industri yang memiliki tingkat persaingan yang sangat tinggi. Berdasarkan data IMS disebutkan jumlah perusahaan yang mengedarkan obatnya di Indonesia pada tahun 2010 saja sudah mencapai 258 perusahaan, 218 perusahaan merupakan perusahaan lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing. Melihat tingkat konsumsi obat di Indonesia yang masih tergolong rendah,maka prospek bisnis farmasi di Indonesia masih sangat besar mengingat potensi pasar di Indonesi terbesar di ASEAN dan sangat menjanjikan. Saat ini industri farmasi di Indonesia dituntut untuk segera berbenah menghadapi terbentuknya pasar tunggal ASEAN 2015, dimana dalam rangka menuju hal tersebut telah disepakati adanya harmonisasi sistem
1
2
pendaftaran obat dan standar pembuatan obat yang baik di Negara-negara ASEAN (ASEAN Free Trade Area / AFTA) yang telah diterapkan mulai tahun 2008. Dengan demikian kedepannya Indonesia pun menjadi incaran produsen asing. Sebagian besar kebutuhan produk farmasi Indonesia masih dipenuhi dari dalam negeri, obat jadi yang diimpor kurang dari 10 persen. Namun demikian industri farmasi ini masih sangat bergantung pada bahan baku impor dimana 90 persen dari kebutuhan impor dari berbagai Negara terutama China. Pasar farmasi di Indonesia diproyeksikan tumbuh tertinggi ke empat di kawasan Asia Pasifik pada periode 2011 – 2015, menurut lembaga Frost & Sullivan (2014) pertumbuhan pasar farmasi nasional diperkirakan mencapai 10,3%. Kenaikan pasar farmasi di Indonesia seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita serta didorong pertumbuhan volume konsumsi obat dan produksi farmasi diikuti penguatan daya beli masyarakat, sekaligus dipengaruhi oleh percepatan penyerapan anggaran kesehatan pemerintah. Penyerapan anggaran kesehatan pemerintah diperkirakan menyumbang 20% 25% terhadap pertumbuhan industri farmasi nasional. Konsumen farmasi terbesar di Indonesia saat ini masih di golongan rumah sakit dan apotek yang sebagian besar dikelola pemerintah. Persaingan industri di bidang farmasi saat ini salah satunya dapat terlihat dari semakin banyaknya produk obat-obatan dalam berbagai jenis yang beredar di pasar, baik yang diproduksi di dalam negeri maupun produk impor dari luar negeri. Perusahaan harus berinvestasi untuk masa depan,
3
mempersiapkan
produk
tambahan
dari
merk
yang
sudah
ada,
mengembangkan lini produk untuk dapat bersaing, mencari mitra bisnis yang baru, meningkatkan kapasitas manufaktur, memperluas kapabilitas distribusi dan membangun sumber daya manusia dan lain-lain. Diperlukan komitmen yang tinggi dari semua pihak untuk menghadapi tantangan persaingan yang semakin ketat. Khususnya bagi manajer keuangan, terkait fungsinya yang meliputi
pengambilan
keputusan
investasi,
pengambilan
keputusan
pembelanjaan dan kebijakan deviden. Manajer keuangan harus dapat menterjemahkan tujuan strategis ke dalam tujuan jangka pendek. Mereka dituntut fleksibilitasnya dalam menangkap dan mengantisipasi perubahan di masa datang untuk secara dini melakukan penyesuaian dan mengambil keputusan secara cepat dan akurat. Gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik yang telah dilakukan oleh pihak manajemen dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan, selain memberikan informasi baik yang bersifat kuantitatif maupun informasi yang bersifat kualitatif mengenai kondisi keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan adalah gambaran kondisi perusahaan secara keseluruhan yang dapat dilihat dari beberapa laporan keuangan dan perhitungan rasio keuangan yaitu Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas dan Aktivitas selain itu dapat ditambahkan dengan rasio Pasar dan rasio Pertumbuhan. Untuk mengukur kinerja perusahaan dapat dilihat dari rasiorasio keuangan perusahaan, dengan menggunakan data-data yang berasal dari laporan keuangan.
4
PT. Darya Varia Laboratoria Tbk dan PT. Indofarma (persero) Tbk adalah dua perusahaan terbuka yang bergerak di bidang industri farmasi. Kedua perusahaan ini merupakan perusahaan farmasi terbesar yang memiliki kualitas dan kinerja yang tidak jauh berbeda sehingga dapat diperbandingkan satu sama lain dalam menilai efektifitas dan efisiensi kegiatan perusahaan yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja masa lalu serta sebagai dasar dalam menyusun rencana strategis perusahaan di masa yang akan datang; dengan kinerja keuangan sebagai tolak ukurnya.. Berikut adalah daftar perusahaan industry manufaktur sektor farmasi yang terdaftar di BEI dalam table Daftar Perusahaan Famasi tahun 2010 – 2013 yaitu: Tabel 1.1 DAFTAR PERUSAHAAN FARMASI (total assets in million Rp) No 1 2 3 4 5 6 7 9 10
Code KLBF TSPC KAEF INAF DVLA MERK SQBB SCPI PYFA
Company PT. Kalbe Farma Tbk PT. Tempo Scan Pasific Tbk PT. Kimia Farma (Persero) Tbk PT. Indofarma (Persero) Tbk PT. Darya Varia Laboratoria Tbk PT. Merck Tbk PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk PT. Schering Plough Indonesia Tbk PT. Pyridam Farma Tbk
2010 7.032.497 3.589.596 1.657.292 733.958 854.110 434.768 320.023 233.756 100.587
2011 8.274.554 4.250.374 1.794.242 1.114.902 928.291 584.389 361.756 312.519 118.034
Growth 17,66% 18,41% 8,26% 51,90% 8,69% 34,41% 13,04% 33,69% 17,35%
Sumber : www.idx.co.id (2015)
Tabel 1.2 DAFTAR PERUSAHAAN FARMASI (total assets in million Rp) No 1 2 3 4 5 6 7 9 10
Code KLBF TSPC KAEF INAF DVLA MERK SQBB SCPI PYFA
Company PT. Kalbe Farma Tbk PT. Tempo Scan Pasific Tbk PT. Kimia Farma (Persero) Tbk PT. Indofarma (Persero) Tbk PT. Darya Varia Laboratoria Tbk PT. Merck Tbk PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk PT. Schering Plough Indonesia Tbk PT. Pyridam Farma Tbk
2011 8.274.554 4.250.374 1.794.242 1.114.902 928.291 584.389 361.756 312.519 118.034
2012 9.417.957 4.632.985 2.080.558 1.188.619 1.074.691 569.431 397.144 440.498 135.850
Growth 13,82% 9,00% 15,96% 6,61% 15,77% -2,56% 9,78% 40,95% 15,09%
5
Tabel 1.3 DAFTAR PERUSAHAAN FARMASI (total assets in million Rp) No 1 2 3 4 5 6 7 9 10
Code KLBF TSPC KAEF INAF DVLA MERK SCPI SQBB PYFA
Company PT. Kalbe Farma Tbk PT. Tempo Scan Pasific Tbk PT. Kimia Farma (Persero) Tbk PT. Indofarma (Persero) Tbk PT. Darya Varia Laboratoria Tbk PT. Merck Tbk PT. Schering Plough Indonesia Tbk PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk PT. Pyridam Farma Tbk
2012 9.417.957 4.632.985 2.080.558 1.188.619 1.074.691 569.431 440.498 397.144 135.850
2013 11.315.061 5.407.958 2.471.940 1.294.511 1.190.054 696.946 604.797 421.188 175.118
Growth 20,14% 16,73% 18,81% 8,91% 10,73% 22,39% 37,30% 6,05% 28,91%
Adapun kondisi kinerja keuangan PT. Darya Varia Laboratori Tbk dan PT. Indofarma (Persero) Tbk pada tahun 2013 berdasarkan sumber dari Press Releases adalah sebagai berikut: Ditengah-tengah kondisi penuh tantangan yang dihadapi bisnis farmasi, PT. Darya Varia Laboratori Tbk membukukan total penjualan bersih sebesar Rp. 1.102 milyar di tahun 2013 atau meningkat 1% dibandingkan tahun 2012 yang sebesar Rp. 1.087 milyar. Tantangan timbul di semua segmen penjualan yaitu obat resep, Customer Health, ekspor dan Toll Manufacturing. Bisnis obat resep membukukan pendapatan total sebesar Rp. 515 milyar, turun 2,9% dari tahun 2012 sebesar Rp. 530 milyar, karena menurunnya kinerja penjualan yang disebabkan oleh penetapan peraturan yang lebih ketat terhadap produk yang mengandung precursor dan carisoprodol, serta adanya perubahan operasional terutama adalah pergeseran pola pembelian dari rumah sakit pemerintah sebagai persiapan bagi diluncurkannya program Jaminan Kesehatan Nasional. Penjualan bersih bisnis obat resep berkontribusi sebesar
6
47% dari pendapatan total, turun sebesar 2% dari kontribusinya di tahun 2012 yang sebesar 49%. Bisnis Customer Health di pasar domestic tumbuh sebesar 10%, dengan penjualan bersih sejumlah Rp. 394 milyar di tahun 2013 dari Rp. 359 milyar di tahun 2012. Pendapatan ekspor dan Toll Manufacturing menurun 2,4% menjadi Rp. 193 milyar di tahun 2013 bandingkan tahun 2012 sebesar Rp. 198 milyar yang disebabkan oleh penurunan volume penjualan dari perusahaan aliansi. Di tahun 2013 laba bruto perseroan meningkat 1,5% menjadi Rp. 661 milyar dari Rp. 651 milyar di tahun 2012. Namun demikian akibat terjadinya pertumbuhan beban usaha
yang signifikan seiring dengan perseroan
berinvestasi dan ditambah melambatnya pertumbuhan pendapatan,
laba
bersih perseroan dibukukan menurun sebesar 16% menjadi Rp. 126 milyar dari Rp. 149 milyar di tahun 2012. Akibat peningkatan penjualan di sektor tender sebesar 33,73% dan penjualan di sektor regular sebesar 10,92% per Desember 2013 PT. Indofarma (persero) Tbk berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp. 1,33 trilyun; meningkat 16% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp. 1,15 trilyun. Namun demikian secara keseluruhan, beban PT. Indofarma (Persero) Tbk di tahun 2013 meningkat. Beban pokok penjualan meningkat dari Rp. 788,15 milyar di tahun 2012 menjadi Rp. 999,93 milyar di tahun 2013 karena adanya peningkatan penjualan. Beban penjualan meningkat 26% dari Rp.
7
159,82 milyar di tahun 2012 menjadi Rp. 201, 39 milyar di tahun 2013 karena adanya kenaikan UMP, BBM dan kenaikan penjualan. Beban administrasi juga meningkat sebesar 26% karena adanya kenaikan UMP, TDL dan BBM. Alhasil di tahun 2013 PT. Indofarma (Persero) Tbk secara total mengalami kerugian sebesar Rp. 54,22 milyar. Melihat kinerja keuangan kedua perusahaan terbuka yang bergerak dibidang industri farmasi tersebut, penulis tertarik untuk membandingkan kinerja keuangan kedua perusahaan farmasi tersebut. Selanjutnya penulis akan menuangkannya penelitian ini ke dalam bentuk skripsi dengan judul “ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PT. DARYA VARIA LABORATORIA TBK DAN PT. INDOFARMA (PERSERO) TBK PERIODE 2010 - 2013”
B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut a. Bagaimana kinerja keuangan PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk. Dan PT. Indofarma (Persero), Tbk secara individu maupun perbandingan kinerja keuangan kedua perusahaan tersebut selama empat tahun terakhir yaitu tahun 2010 sampai dengan 2013 (rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas, rasio pasar dan rasio pertumbuhan)?
8
b. Bagaimana kondisi kinerja keuangan kedua perusahaan tersebut terhadap rata-rata industri farmasi selama periode 2010 s/d 2013 (rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas, rasio pasar dan rasio pertumbuhan.)? Mengingat adanya keterbatasan keilmuan dan kemampuan penulis serta disesuaikan dengan jenis kegiatan usaha kedua perusahaan yang dilakukan penelitian, maka penulis membatasi masalah pada aspek keuangan PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk. Dan PT. Indofarma (persero), Tbk. yang terdiri dari rasio Likuiditas dengan menggunakan Current Ratio dan Quick Ratio, rasio Solvabilitas dengan menggunakan Debt to Assets Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER), rasio Probabilitas dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) serta rasio Aktivitas dengan menggunakan Receivable Turn Over (RTO) dan Total Assets Turn Over (TATO), rasio Penilaian (analisis penilaian pasar) dengan Earning per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) dan mengukur tingkat pertumbuhan laba bersih perusahaan per tahun.
C
Tujuan Dan Kontribusi Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah : a.
Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk. Dan PT. Indofarma (Persero), Tbk secara individu maupun
9
perbandingan kinerja keuangan kedua perusahaantersebut selama empat tahun terakhir yaitu tahun 2010 sampai dengan 2013 diukur dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas, rasio pasar dan rasio pertumbuhan. b.
Untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan kedua perusahaan tersebut terhadap rata-rata industri farmasi selama periode 2010 s/d 2013 diukur dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas, rasio pasar dan rasio pertumbuhan.
2.
Kontribusi Penelitian Dari penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik bagi perusahaan, penulis maupun bagi pihak-pihak yang membutuhkan. A. Bagi perusahaan 1.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta masukan
yang
berguna
dalam
meningkatkan
kinerja
keuangan perusahaan. 2.
Dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada manajer perusahaan tentang kondisi keuangan perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan perusahaan.
kebijakan
untuk
meningkatkan
kinerja
10
3.
Dapat memberikan sumbangan pemikiran yang cukup berarti bagai perusahaan dalam memperbaiki kinerja dan kondisi keuangannya.
B. Bagi penulis 1.
Penulis dapat memahami banyak hal, mulai dari dasar teori manajemen keuangan hingga penerapannya sebagai dasar dalam menilai kinerja keuangan di suatu perusahaan.
2.
Memperluas
pengetahuan
dan
wawasan
serta
lebih
memahami rasio keuangan yang dapat menjadi tolak ukur kinerja suatu perusahaan. C. Bagi pembaca 1. Bagi para investor, skripsi ini diharapkan bisa digunakan untuk mengambil keputusan apakah mereka akan menanam modalnya pada perusahaan tersebut, menjual saham yang telah dimiliki atau tetap menahannya. 2. Sebagai bahan referensi dalam melakukan penulisan skripsi atau penelitian ilmiah lainnya dan sebagai sumber informasi baik untuk kajian teoritis atau kajian aplikasi.