1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk menangani masalah kependudukan yang ada. Salah satu progamnya dengan Keluarga Berencana Nasional sebagai integral dari pembangunan Nasional yang mempunyai tujuan ganda yaitu mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Keadaan ini dapat dicapai dengan menganjurkan PUS untuk mengikuti Progam Keluarga Berencana (BKKBN,2011). Kebijakan pemerintah tentang KB saat ini mengarah pada pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Alat Kontarepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD) merupakan salah satu cara efektif yang sangat diprioritaskan pemakaiannya oleh BKKBN. Hal ini dikarenakan tingkat keefektifannya cukup tinggi yaitu 0,1-1 kehamilan per 100 perempuan (BKKBN, 2008). AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim. yang memiliki bentuk AKDR bermacam-macam. Alat kontrasepsi ini efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun: CuT380A). Dan KB IUD ini dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif. Cara kerja IUD untuk mencegah kehamilan dengan cara lengan IUD menutupi saluran tuba falopii sehingga sperma dan ovum tidak dapat bertemu (Saifuddin,2010).
1
2
Menurut BKKBN Provinsi Jawa Tengah pada bulan Februari 2011, jumlah akseptor KB aktif sebanyak 4.117.037 peserta. Dengan rincian pengguna kontrasepsi Suntik 2.241.592 peserta (54,44%), Pil 684.914 peserta (16,63%), IUD 429.636 peserta (10,43%), Implant 374.444 peserta (9,09%) dan MOW 246.985 peserta (5,99%), Kondom 75.920 peserta (1,84%). Pengguna KB IUD berada diurutan ke-3 dari pengguna KB Suntik dan Pil. Sedangkan di Kota Semarang sendiri pada bulan Februari 2011 jumlah akseptor KB aktif 194.891 peserta. Dengan perincian sebagai berikut: KB Suntik 112.995 peserta (57,97%), Pil 28.710 peserta (14,73%), IUD 14.183 peserta (7,27%), MOW 13.666 peserta (7,01%), Kondom 12.922 peserta (6,63%), Implant 10.431 peserta (5,35%) dan MOP 1.984 peserta (1,01%). Dan Bedasarkan data KB di Kelurahan Tandang bulan Februari 2011, dari jumlah akseptor KB aktif sebanyak 2.854 peserta dengan perincian sebagai berikut: KB Suntik 1900 peserta (66,57%), MOW 310 peserta (10,86%), Pil 248 peserta (8,68%), Implant 187 peserta (6,55%), dan IUD 104 peserta (3,64%), Kondom 74 peserta (2,59%) dan MOP 31 peserta (1,08%). Dari data diatas menunjukan peserta KB IUD kurang dan berada di urutan kelima setelah KB Suntik, MOW, Pil dan Implant. Pengalaman penggunaan metode kontrasepsi, informasi dan keterangan yang diperoleh akseptor baik dari puskesmas, media massa dan media elektronik serta informasi lain dari akseptor lain juga telah menggunakan alat
3
kontrasepsi, menimbulkan suatu persepsi tersendiri pada akseptor tentang pemilihan metode KB yang akan digunakan (BKKBN, 2006). Berdasarkan hasil penelitian Imbarwati bahwa persepsi tentang rasa aman terhadap pemakaian IUD sangat kecil sebesar 35%, dimana sebesar 65% mempunyai persepsi efek samping yang banyak seperti perdarahan, IUD dapat keluar sendiri, haid lebih lama dan lebih banyak dan nyeri selama haid. Sedangkan pada lingkup persepsi efektivitas didapatkan hasil sebagian besar bahwa persepsi tentang keuntungan pemakaian IUD sangat tinggi. Sebesar 10% menyatakan persepsi efektivitas IUD mengalami kegagalan sedangkan sebesar 90% menyatakan persepsi efektivitas IUD tinggi seperti tidak membuat gemuk dan pusing, jangka waktu pemakaian lama dan pemasangan langsung setelah melahirkan. Dan studi ini dilakukan pada WUS (18-40 tahun) karena usia tersebut pada wanita dapat mengalami kehamilan. Dan pada pemilihan non ibu rumah tangga dipilih karena faktor pekerjaan sudah dibahas oleh peneliti sebelumnya (Wahyu,2010) bahwa pekerjaan mempengaruhi wanita dalam memilih AKDR dengan persentase sebesar 62% dari wanita yang tidak bekerja, sehingga peneliti ingin mengetahui dari jenis pekerjaan apa yang mempengaruhi seorang wanita dalam pemilihan AKDR. Dan studi ini dilaksanakan di Kelurahan Tandang karena dari hasil pendataan se Kecamatan Tembalang pemakai AKDR paling sedikit di Kelurahan Tandang Semarang.
4
Dalam pemilihan metode kontrasepsi semua wanita usia subur memiliki beberapa faktor pertimbangan antara lain dari faktor pasangan, faktor kesehatan dan faktor metode kontrasepsi. Dimana didalam ketiga faktor tersebut terdapat faktor pekerjaan, persepsi efektifitas, persepsi efek samping dan dukungan suami (Hartanto,2004, p36). Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul ”Beberapa faktor yang berhubungan dengan pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim pada WUS non ibu rumah tangga di Kelurahan Tandang Semarang” B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut “Apa saja faktor yang berhubungan dengan pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim pada WUS non ibu rumah tangga?”
C.
Tujuan Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim pada WUS non ibu rumah tangga.
5
Tujuan Khusus 1. Mendiskripsikan jenis pekerjaan, persepsi efektifitas, persepsi efek samping dan dukungan suami. 2. Mendiskripsikan pemilihan AKDR di Kelurahan Tandang. 3. Menganalisis hubungan jenis pekerjaan dengan pemilihan metode AKDR 4. Menganalisis hubungan persepsi tentang efektifitas KB dengan pemilihan metode AKDR 5. Menganalisis hubungan persepsi efek samping dengan pemilihan metode AKDR 6. Menganalisis hubungan dukungan suami dengan pemilihan metode AKDR D.
Manfaat
1.
Bagi Bidan Diharapkan dari hasil penelitian ini bidan dapat menggali masalah tentang rendahnya pemilihan AKDR. Sehingga dengan demikian ada peningkatan untuk pemilihan AKDR.
2.
Bagi Masyarakat Dari hasil penelitian ini diharapkan akseptor mampu memilih metode KB yang sesuai dengan kondisi akseptor sendiri.
6
3.
Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Unimus dalam memberikan pelayanan KB yang berkualitas.
E.
Keaslian Penelitian Tabel : 1.1 Keaslian penelitian
No
Judul,Nama Tahun
Sasaran
Varibel yang diteliti
Metode
Hasil
1
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi AKDR di Puskesmas Mijen, Wahyu N, 2010
Seluruh akseptor metode kontrasepsi AKDR diwilayah Puskesmas Mijen
Faktor-faktor pemilihan IUD : 1. ingkat pendidikan 2. ekerjaan 3. endapatan 4. engetahuan tentang AKDR
Observasional analitik
Bahwa faktor pendidikan, pekerjaan,pendapata n perkapita dan pengetahuan tentang IUD sangat mempengaruhi akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi IUD.
2
Hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas dengan minat penggunaan IUD di BPS SW, Sella Mardias, 2010
Seluruh ibu nifas di BPS SW
Variabel bebas : Tingkat pengetahuan Variabel terikat : KB IUD
Analitik
Bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi IUD dengan minat penggunaan KB IUD.
7
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah : 1. Tahun dan Tempat penelitian : Pada tahun 2011 dan tempat penelitian di Kelurahan Tandang Semarang. 2. Rancangan
: Rancangan
dari
penelitian
ini
menggunakan metode analitik dengan desain penelitian case control. 3. Variabel Penelitian
: Variabel bebas :
jenis pekerjaan,
persepsi tentang efektifitas, persepsi tentang efek samping dan dukungan suami. Variabel terikat : pemilihan metode AKDR