BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di berbagai bidang telah memperbaiki kualitas kesehatan dan peningkatan kesejahteraan secara umum. Angka harapan hidup (life expectancy) Indonesia telah meningkat secara nyata. Hasil Sensus Penduduk2010 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia memiliki harapan untuk hidup hingga mencapai usia 70, 7 tahun. Hal tersebut jauh lebih baik dari angka harapan hidup tiga atau empat dekade sebelumnya, yaitu di bawah 60 tahun. Meningkatnya angka harapan hidup telah menambah jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dan merubah struktur penduduk Indonesia(Subdirektorat Statistik Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial, 2015). Berdasarkan data Susenas 2014, jumlah rumah tangga lansia sebanyak 16,08 juta rumah tanggaatau 24,50% dari seluruh rumah tangga di Indonesia. Rumah tangga lansia adalah yang minimal salah satu anggota rumah tangganya berumur 60 tahun ke atas. Jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, setara dengan 8,03% dari seluruh penduduk Indonesia tahun 2014. Di Jawa Tengah 31,9%dari rumah tangga merupakan rumah tangga lansia dan 11,11 %dari penduduknya berusia lanjut (Subdirektorat Statistik Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial, 2015). Dengan makin bertambahnya penduduk lansia, maka jumlah pasien geriatri juga meningkat.Istilah lansia diperuntukkan bagi mereka yang telah berusia lebih dari 60 tahun.Sedangkan pasien geriatri adalah orang usialanjut 1
2
yang disertai dengan dua atau lebih penyakit yang umumnya kronik degeneratif(Martono, 2009). Penyakit multipatologis degeneratif yang diderita oleh pasien geriatri disebabkan oleh beberapa faktor risiko yang seringkali bersamaan baik endogen (perubahan biologis dan kepribadian) maupun eksogen (peingkatan tekanan darah, rokok, makanan, kurang berolahraga, lingkungan, kebersihan mulut, peningkatan glukosa, hiperkolesterol).Salah satu faktor risiko yang banyak dialami oleh geriatri adalah hiperkolesterolemia.Hiperkolesterolemia adalah keadaan dimana kadar kolesterol melebihi nilai rujukan (Dorland, 2002). Di Indonesia, prevalensi hiperkolesterolemia terus meningkat. Survei MONICA (Monitoring of Trends and Determinants in Cardiovascular Disease) dalam kurun waktu 1988 dan 1993 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi hiperkolesterolemia dari 13.6% menjadi 16.5% pada laki-laki dan 16% menjadi 17% pada perempuan (Boedhi-Darmodjo, 1993). Asupan makanan tinggi lemak, obesitas, dan faktor genetik sering dikaitkan
dengan
kejadian
hiperkolesterolemia
(Grundy,
2006;
Pejic,
2014).Bukti hubungan antara durasi tidur dengan hiperkolesterolemia mulai ditemukan pada beberapa penelitian. Sebuah penelitian cross sectional menunjukkan adanya penurunan high density lipoprotein (HDL) pada durasi tidur yang singkat pada wanita dengan diabetes tipe 2 di Amerika dan pada wanita jepang (Williams et al., 2007; Kaneita et al., 2008). Uji eksperimen sleep restriction pada wanita postmenopause dengan hormon replacement terapy juga menunjukkan peningkatan kadar kolesterol total serum dan low density lipoprotein (LDL) (Kerkhofs et al., 2007).
3
Pasien geriatri banyak mengalami gangguan tidur dan memiliki kualitas tidur buruk (Cohen-Zion M dan Ancoli-Israel S, 2009). Pasien geriatri akan cenderung mengalami beberapa keluhan tidur seperti kesulitan untuk memulai tidur, berkurangnya waktu untuk tidur nyenyak, frekuensi terbangun meningkat, kepuasan tidur yang kurang, serta keletihan yang dirasakan sepanjang hari (Cohen-Zion M dan Ancoli-Israel S, 2009).Perubahan ritme sirkardian, gangguan tidur primer, penyakit - penyakit fisik (hipertiroid, arthritis), gangguan psikologis, pengobatan poli farmasi, demensia, dan kebiasaan higiene tidur yang buruk merupakan faktor – faktor yang dapat menyebabkan gangguan tidur pada geriatri (Cohen-Zion M dan Ancoli-Israel S, 2009). Upaya pengendalian hiperkolesterolemia sebagai faktor risiko penyakit degeneratif diperlukan oleh pasien geriatri, sehingga pengetahuan yang baik mengenai faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol penting bagi upaya tersebut. Hingga saat ini, penulis belum menemukan penelitian di Indonesia yang membahas tentang hubungan kualitas tidur dengan peningkatan kadar kolesterol total. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti hubungan kualitas tidur dengan kadar kolesterol total pada pasien geriatri. B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan kualitas tidur dengan kadar kolesterol total pada pasien geriatri. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kadar kolesterol total pada pasien geriatri.
4
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Memberikan sumbangan ilmiah kepada dunia kedokteran berupa informasi mengenai hubungan kualitas tidur dengan kadar kolesterol total pada pasien geriatri. 2. Manfaat Praktis Memberikan data yang diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai upaya memperbaiki kualitas tidur dan menurunkan
kolesterol
total
pada
pasien
geriatri.