BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pemerintah telah mencanangkan Visi Indonesia 2025 yaitu menjadi
negara maju pada tahun 2025. Namun Pemerintah juga sepenuhnya menyadari bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) masih menjadi suatu tantangan dalam mewujudkan visi yang dimaksud. Para pakar dibidang SDM menyatakan
bahwa
kualitas
SDM secara
dominan
ditentukan
oleh
kemudahan akses pada pendidikan dan fasilitas kesehatan yang berkualitas. Bahkan UNDP (United Nations Development Programme) memperkenalkan Indeks Pembangunan Manusia yang dua dari tiga indikatornya (peluang hidup, pengetahuan dan hidup layak) terkait dengan kesehatan. (Janis,2013) Dengan mempertimbangkan tingkat urgensi dari kesehatan, maka Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kemudahan akses pada fasilitas kesehatan. Di antaranya adalah dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) dan UndangUndang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS). Dengan
terbitnya
kedua
undang-undang
dimaksud,
Pemerintah
diwajibkan untuk memberikan lima jaminan dasar bagi masyarakat Indonesia yaitu jaminan kesehatan, kecelakaan kerja, kematian, pensiun, dan tunjangan hari tua. Jaminan dimaksud akan dibiayai oleh perseorangan, pemberi kerja, dan/atau Pemerintah. Dengan demikian, Pemerintah akan mulai menerapkan kebijakan Universal Health Coverage dalam hal pemberian pelayanan
1
kesehatan kepada masyarakat, dimana sebelumnya Pemerintah (Pusat) hanya memberikan pelayanan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan ABRI-Polisi. Kebijakan ini umumnya diterapkan di negara-negara yang menganut paham welfare state yaitu negara di Eropa Barat dan negara jajahan mereka serta beberapa negara Amerika Latin. Ada pun mekanisme yang digunakan adalah mekanisme asuransi kesehatan sosial. Hal ini pun sudah sejalan dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Dalam
implementasi,
Pemerintah
akan
membentuk
dua
Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan akan menyelenggarakan program jaminan kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan akan menyelenggarakan program jaminan atas kecelakaan kerja, kematian, pensiun dan hari tua. Secara eksplisit, UU SJSN menyatakan bahwa 4 (empat) BUMN di bidang asuransi yaitu PT Jamsostek (Persero), PT Taspen (Persero), PT Asabri (Persero), dan PT Askes (Persero) akan ditransformasi menjadi BPJS. Berkaitan dengan institusi BPJS Kesehatan, UU BPJS secara jelas menyatakan bahwa PT Askes (Persero) akan bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan. Selanjutnya semua program jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, PT Jamsostek (Persero), dan PT Askes (Persero) akan diambil alih oleh BPJS Kesehatan. Pada Buku Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019 dinyatakan bahwa pada tahun 2014, Pemerintah menargetkan sebanyak 121,6 juta penduduk 2
akan diberikan jaminan kesehatan oleh BPJS Kesehatan. Jumlah dimaksud diasumsikan berasal dari program Jamkesmas (96,4 juta jiwa), peserta yang dikelola oleh PT Askes (Persero) (17,2 juta jiwa), peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) Jamsostek (5,5 juta jiwa), dan dari peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum (PJKMU) dari pemerintah daerah (2,5 juta jiwa). Selanjutnya pada tahun 2019, Pemerintah menargetkan seluruh masyarakat yaitu sebanyak 257,5 juta jiwa akan dijamin oleh BPJS Kesehatan. Melihat aspek-aspek diatas perlu adanya kebijakan-kebijakan yang harus ditempuh BPJS kesehatan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Faktor utama yang perlu dicermati untuk menentukan kebijakan adalah faktor yang mempengaruhi permintaan dilihat dari sudut pandang konsumen sebagai pengguna jasa asuransi. Oleh karena hal itu, penulis ingin mengadakan suatu penilitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Permintaan
Asuransi
Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Untuk Non-PNS Di Kota Makassar ”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat mengungkapkan permasalahan : “Bagaimana pengaruh pendapatan, pendidikan, usia, dan jumlah tanggungan terhadap permintaan asuransi BPJS kesehatan Untuk Non-PNS di Kota Makassar?”
3
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan, pendidikan, usia, dan jumlah tanggungan terhadap permintaan asuransi BPJS kesehatan untuk Non-PNS di Kota Makassar. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan referensi yang berguna bagi pengambilan keputusan di masa yang akan dating oleh pemerintah atau institusi terkait. 2. Menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang fungsi asuransi. 3. Dapat digunankan sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi dan peneliti yang ingin melannjutkan penelitian sejenis
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Asuransi Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda “Verzekering” , yang berarti pertanggungan yang melibatkan dua pihak, yakni tertanggung dan penanggung. Dimana penanggung menjamin hak pihak tertanggung bahwa ia akan mendapatkan penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin akan dideritanya, sebagai akibat dari peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau belum dapat ditentukan kapan terjadinya. Sebagai kontra prestasinya, tertanggung diwajibkan membayar sejumlah uang kepada penanggung, yang besarnya sekian persen dari nilai pertanggungan, yang biasa disebut dengan istilah “premi” (Muhammad 1983 : 23). Pengertian
asuransi
menurut
undang-undang
tentang
usaha
perasuransian (UU Republik Indonesia no.2 tahun 1992) adalah sebagai berikut: “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa yang tak tentu (KUHD Pasal 246). 5
Asuransi adalah memindahkan resiko dari mereka yang lebih menentang resiko atau yang terbuka terhadap resiko-resiko yang berat yang tidak seimbang kepada mereka yang kurang mementang terhadap resiko atau yang dapat lebih mudah menanggung resiko. Meskipun asuransi terlihat hanya sebagai bentuk lain perjudian, asuransi sebetulnya memiliki pengaruh yang sebaliknya. Mengingat alam memberi kita resiko, asuransi membantu kita mengurangi resikoresiko individu dengan menyebarkannya (Samuelson : 2001). 2.2 Teori Permintaan 2.2.1 Pengertian Permintaan Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang dan jasa. Faktor-faktor tersebut adalah harga, pendapatan rata-rata, harga barang lain, harga barang yang akan datang (Samuelson 2001 : 62) . Teori permintaan menerangkan sifat dari permintaan pembeli pada suatu komoditas (barang dan jasa) dan juga menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga serta pembentukan kurva permintaan. Dalam hukum permintaan dihipotesiskan bahwa semakin rendah harga suatu komoditas (barang dan jasa) semakin banyak jumlah komoditas tersebut yang diminta, sebaliknya semakin tinggi harga suatu komoditas semakin sedikit komoditas tersebut diminta (ceteris paribus) (Sugiarto, 2005). Permintaan
seseorang
atau
masyarakat
terhadap
suatu
barang
ditentukan oleh banyak faktor, yaitu sebagai berikut:
6
1. Harga barang itu sendiri. Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika harga suatu barang semakin mahal, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan menurun. 2. Harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut.
barang pengganti (barang substitusi) sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya
akan
mengalami
pengurangan
atau
penurunan dan sebaliknya.
barang pelengkap (barang komplementer), kenaikan atau penurunan permintaan terhadap barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang dilengkapinya.
3. Pendapatan. Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan corak permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan
pendapatan
selalu
menimbulkan
perubahan
permintaan berbagai jenis barang. 4. Cita rasa atau selera masyarakat Cita rasa atau mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keinginan masyarakat untuk membeli barang-barang. 5. Jumlah penduduk Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan
permintaan.
Tetapi
biasanya
pertambahan
penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja.
7
Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah permintaan. 6. Kondisi sosial di masa yang akan datang Perubahan-perubahan yang diramalkan mengenai keadaan pada masa yang akan datang dapat mempengaruhi permintaan. Ramalan para konsumen bahwa harga-harga akan menjadi bertambah tinggi pada masa depan akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak pada masa kini, untuk menghemat pengeluaran pada masa yang akan datang. Sebaliknya, ramalan bahwa lowongan kerja akan bertambah sukar diperoleh dan kegiatan ekonomi akan mengalami resesi, akan mendorong orang lebih
berhemat
dalam
pengeluarannya
dan
mengurangi
permintaan. (Sadono Sukirno, 2003:80) Fungsi permintaan menunjukan hubungan antara kuantitas suatu barang yang diminta dengan semua faktor yang mempengaruhinya: harga, pendapatan, selera dan harapan-harapan untuk masa mendatang (Arsyad 1991 : 22). Hubungan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : Secara matematis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dituliskan dalam persamaan yang dikenal dengan fungsi permintaan: QD= f(Pq,Py,Y,T,C,Ed…) Dimana: QD= kuantitas permintaan Pq = harga barang itu sendiri Py = harga barang lain Y = pendapatan rata-rata masyarakat dan rumah tangga T = cita rasa masyarakat
8
C = jumlah penduduk Ed = ramalan mengenai keadaan di masa mendatang 2.2.2 Elastisitas Permintaan Elastisitas harga dari permintaan yaitu mengukur persentase perubahan jumlah komoditi yang diminta per unit waktu yang diakibatkan oleh persentase perubahan harga tertentu dari komoditi itu. Karena hubungan antara harga dan jumlah adalah terbalik, koefisien elastisitas harga dari permintaan adalah angka negatif (Salvator : 1984). Elastisitas pendapatan dari permintaan adalah mengukur persentase perubahan jumlah komoditi yang dibeli perunit waktu akibat adanya persentase perubahan tetentu dalam pendapatan konsumen. Dimana jika hasilnya negatif, hal ini menunjukkan bahwa barang tersebut adalah barang bermutu rendah (inferior), sebaliknya bila positif barang tersebut adalah barang normal. Barang normal biasanya menjadi barang mewah yang tergantung pada tingkat pendapatan konsumen untuk suatu barang mungkin sangat bervariasi. Maka, barang tertentu mungkin menjadi mewah pada tingkat pendapatan yang rendah,barang kebutuhan pokok pada tingkat pendapatan menengah, dan barang bermutu rendah pada tingkat pendapatan yang tinggi (Salvator : 1984). Elastisitas silang dari permintaan yaitu mengukur persentase perubahan jumlah X yang dibeli perunit waktu akibat adanya persentase perubahan tertentu dalam harga Y. Jika X dan Y adalah barang subsitusi exy adalah positif.. Dipihak lain X dan Y adalah barang komplementer, exy adalah negatif. Bila komoditikomoditi itu tidak berhubungan (yaitu bila komoditi-komoditiitu bebas satu sama lain), exy= 0 (Salvator : 1984). Faktor-faktor yang menentukan besarnya koefisien elastisitas harga dari permintaan sangat tergantung pada jumlah dan eratnya hubungan subsitusi antar
9
komoditi (semakin banyak dan makin baik barang subsitusi untuk suatu komoditi maka elastisitas harga dari permintaan untuk komoditi tersebut cenderung semakin
besar),
jumlah
penggunaan
komoditi
(Semakin
besar
jumlah
penggunaan suatu komoditi akan semakin besar elastisitas harganya), pengeluaran atas komoditi (Semakin besar persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk suatu komoditi maka elastisitas komoditi tersebut cenderung emakin besar), masa penyesuain (semakin lama periode yang diperlukan bagi penyesuaian jumlah komoditi yang diminta maka permintaannya cenderung elastis. Hal ini disebabkan karena konsumen memerlukan waktu untuk mempelajari harga-harga baru produk-produk baru. Disamping itu, meskipun keptutusan telah diambil untuk beralih ke produk lain, namun beberapa saat telahberlaku sebelum peralihan tersebut benar-benar dilaksanakan), tingkat harga (jika harga bergerak kebagian kurva permintaaan yang lebih tinggi maka permintaan akan cenderung lebih elastis daripada jika harga bergerak menuju ke bagian kurva permintaan yang lebih rendah. Ini selalu berlaku untuk permintaan berbentuk garis lurus yang memiliki kemiringan negatif dan biasanya benar untuk kurva permintaan yang bentuknya melengkung (Salvator : 1984). 2.3 Permintaan Asuransi Individu-individu yang menentang resiko ingin menghindari resiko. Tetapi resiko-resiko itu tidak dapat begitu saja dikubur. Kalau sebuah rumah hangus terbakar, ketika seseorang tewas dalam kecelakaan mobil, atau ketika bencana alam menghancurkan rumah maka hal tersebut nantinya mengarah kepada biaya yang harus ditanggung. Pasar-pasar menangani resiko dengan penyebaran resiko. Proses ini mengambil resiko yang akan menjadi besar bagi satu orang dan menyebarkannya merupakan resiko kecil bagi sejumlah besar orang. Bentuk utama dari penyebaran resiko adalah asuransi. Asuransi memindahkan resiko
10
dari mereka yang menentang resiko atau yang terbuka terhadap resiko-resiko berat yang tidak seimbang kepada mereka yang kurang menentang resiko atau yang dapat lebih mudah menanggung resiko. Meskipun asuransi terlihat hanya sebagai bentuk lain perjudian, asuransi sebetulnya memiliki pengaruh yang sebaliknya. Mengingat alam memberi resiko, asuransi membantu mengurangi resiko-resiko individu dengan menyebarkannya. Orang yang biasanya menjadi penolak resiko, lebih memilih hal yang pasti daripada tingkat konsumsi yang tidak pasti. Orang lebih memilih hasil dengan ketidakpastian yang lebih sedikit dan nilai rata-rata yang sama. Untuk alasan ini, aktivitas yang mengurangi ketidakpastian konsumsi menjurus kepada peningkatan dalam kemakmuran ekonomi. Namun, karena asuransi tak disangsikan lagi merupakan alat yang bermanfaat dalam menyebarkan resiko antar populasi, faktanya adalah bahwa seseorang tidak dapat membeli asuransi untuk semua resiko dalam kehidupan, dan kadang-kadang harga asuransi membuatnya tidak terlalu menarik untuk dibeli ( Samuelson : 2001). (Feldstein : 1979) berpendapat bahwa secara ringkas teori permintaan terhadap asuransi kesehatan dapat digambarkan dalam dua area yaitu faktorfaktor Yang berpengaruh terhadap permintaan asuransi kesehatan serta kesejahteraan yang dicapai karena seseorang membeli asuransi kesehatan untuk seluruh jenis penyakit. Selanjutnya menurut Feldstein ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap permintaan asuransi antara lain : harga dan pendapatan, selera individu tentang keengganan menerima risiko dan besarnya kemungkinan kehilangan kekayaan akibat kejadian sakit. (Santerre dan Neun : 2000) mengemukakan empat faktor individu yang mempengaruhi jumlah permintaan terhadap asuransi kesehatan yaitu :Pertama yaitu harga asuransi. Secara spesifik apabila harga asuransi kesehatan menurun, pemanfaatan relatif meningkat sesuai dengan yang diharapkan dan 11
jumlah permintaan terhadap assuransi kesehatan meningkat, apabila yang lain tidak berubah (ceteris paribus).Kedua, Peluang kejadian sakit secara subjektif, merupakan satu alasan mengapa banyak orang mengambil pelayanan pilihan dibanding pelayanan rutin, misalnya : pemeriksaan fisik secara periodik dan pemeriksaan gigi. Ketiga, besarnya kehilangan relatif dari pendapatan akibat pengeluaran waktu sakit. Keempat, kemauan untuk membeli asuransi kesehatan meningkat seiring dengan besarnya kemungkinan kehilangan relatif dari pendapatan. Potensi untuk kehilangan pendapatan dalam jumlah yang besar merupakan alasan banyak orang memilih pelayanan rumah sakit. Kelima, derajat keengganan menerima risiko. Yang dimaksud penghindar risiko dalam hal ini adalah seseorang dalam keadaan gambling dengan kemungkinan kehilangan kekayaan karena pengeluaran waktu dia sakit dengan keuntungan tidak kehilangan kekayaan adalah 50-50. Hasil tersebut berdasarkan penilaian sendiri yang biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti status kesehatan, umur dan cara hidup. 2.4 Hubungan Antar Variabel 2.4.1 Pendapatan Dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah satu konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat pendapatannya. Pendapatan menunjukkan seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi. Dengan kata lain pendapatan juga dapat diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja atau buruh, baik berupa fisik maupun non fisik selama ia melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan, instansi atau pendapatan ia bekerja. Setiap orang bekerja berusaha memperoleh
12
pendapatan dengan jumlah yang maksimal agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendapatan (income) adalah total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu. Ada tiga sumber penerimaan rumah tangga yaitu: 1)Pendapatan dari gaji dan upah.Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenaga kerja. Besar gaji atau upah seseorang secara teoritis sangat tergantung dari prodiktivitasnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu :a) Keaahlian (Skill) adalah kemampuan teknis yang dimiliki seseorang untuk mampu menengani pekerjaan yang dipercayakan. Makin tinggi jabatan seseorang, keahlian yang dibutuhkan semakin tinggi, karena itu gaji atau upahnya juga semakin tinggi, b) mutu modal manusia (human capital) adalah kapasitas pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dimiliki seseorang., baik karena bakat bawaan maupun hasil pendidikan dan penelitian, c) Kondisi kerja (Working conditions) adalah lingkungan dimana seseorang bekerja. Bila risiko kegagalan atau kecelakaan makin tinggi, walaupun tingkat keahlian yang dibutuhkan tidak jauh berbeda. 2) Pendapatan dari asset produktif. Asset produktif adalah asset yang memberikan pemasukan atas batas jasa penggunaanya. Ada dua kelompok asset produktif. Pertama, asset financial seperti deposito yang menghasilkan pendapatan bunga, saham, yang menghasilkan deviden dan keuntungan atas modal bila diperjualbelikan. Kedua, asset bukan financial seperti rumah yang memberikan penghasilan sewa. 3) Pendapatan dari pemerintah. Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer adalah pendapatan yag diterima bukan sebagai balas jasa input yang diberikan. Atau pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah misalnya pembayaran untuk jaminan sosial yang diambil dari pajak yang tidak menyebabkan pertambahan dalam
output.Pendapatan adalah hasil dari
penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. 13
Permintaan akan asuransi didorong oleh faktor-faktor baik ekonomi maupun faktor lainnya. Salah satu yang meendorong seseorang dalam meminta asuransi adalah pendapatan. Pendapatan yang cenderung tinggi akan mendorong seseorang untuk berasuransi. Pada dasarnya seseorang yang memiliki pendapatan yang besar mampu untuk membiayai pengeluaran selain untuk kebutuhan makan.Tingkat pendapatan secara signifikan mempengaruhi permintaan asuransi jiwa (Cargill dan Troxel : 1979). Dari faktor yang mempengaruhi tentu ada yang berpengaruh positif dan adapula
yang
mermberikan
pengaruh
yang
negatif.
Pengaruh
terebut
menentukan eksistensi dan potensi terhadap perusahaan asuransi. Usaha asuransi saat ini belum merata dirasakan oleh masyarakat, hal ini dikarenakan persepsi masyarakat yang menganggap bahwa untuk berasuransi memerlukan biaya yang besar. Pendapatan dan pengeluaran kesehatan sebagai prediktor signifikan dari kesediaan untuk membayar asuransi kesehatan (Baernighausen : 2007). Bila berbicara mengenai hubungan antara pendapatan asuransi tentu hal tersebut akan menunjukkan hubungan yang positif. Karena pada hakikatnya sesorang dengan pendapatan yang besar memiliki kelebihan uang yang bisa dialokasikan untuk keperluan yang lebih banyak lagi,salah satunya untuk asuransi. Pendapatan memiliki hubungan yang positif dengan permintaan asuransi ( Babbel: 1985) 2.4.2 Pendidikan Adapun ruang lingkup pendidikan mencakup sebagai berikut : 1. Pendidikan Informal Pendidikan informal adalah pendidikan yang di peroleh seseorang di rumah dalam lingkungan keluarga, berlangsung
14
tanpa organisasi, tanpa orang tertentu yang di angkat sebagai pendidik tanpa program yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu dan tanpa evaluasi formal berbentuk ujian. Namun pendidikan informal menentukan kepribadian anak, apakah anak akan menjadi anak yang bertanggung jawab,berbudi luhur, patuh akan peraturan, berpegang teguh pada janjinya atau sebaliknya. 2. Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah pendididkan yang mempunyai bentuk
atau
organisasi
tertentu,
seperti
di
sekolah
atau
universitas. Ini terlihat adanya penjenjangan, adanya program pembelajaran, jangka waktu proses belajar dan bagaimana proses penerimaan murid dan lain-lain. Jenjang pendidikan: Jenjang pendidikan
adalah
tahapan
pendidikan
yang
ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan
Pendidikan adalah suatu proses pembentukan perilaku manusia secara intelektual untuk menguasai ilmu pengetahuan, secara emosional untuk menguasai diri dan secara moral sebagai pendalaman dan penghayatan nilainilai budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Jika seseorang berpendidikan maka tentu dirinya paham akan maksud dan tujuan dari perusahaan asuransi.Mereka paham bahwa dengan berasuransi kita mampu mengalihkan resiko yang nantinya terjadi pada kita kepada perusahaan perasuransian.Begitu pula para wanita yang memiliki wawasan dan pengetahuan akan asuransi cenderung akan mempengaruhi permintaan terhadap pelayanan jasa asuransi.Wanita berpendidikan cenderung meningkatkan pembelian mereka sendiri untuk asuransi ( Goldsmith :1983). 15
Dengan pendidikan yang dimiliki seseorang, membawa individu untuk menggunakan jasa asuransi cukup berpeluang besar. Sebab mereka mengetahui tentang pengalihan resiko yang bisa ia alihkan ke pihak asuransi. Hal berbeda dialami pada sesorang yang tidak berpendidakan atau dalam arti pendidikan hanya sampai sekolah dasar semata. Bahwa pendidikan berhubungan positif dengan kepemilikan asuransi (Burnett dan Palmer :1984). Permintaan akan asuransi tentu tidak lepas dari bagaimana calon nasabah
memikirkan
tentang
manfaat
daripada
usaha
asuransi.
Dari
pengetahuan yang dimiliki seseorang, menyebabkan pola pikir akan keinginan terhadap asuransi berbeda. Bahwa pendidikan merupakan salah satu variabel signifikan terhadap permintaan asuransi ( Eisenhauser dan Halek :1999). 2.4.3 Usia Pola umur mempengaruhi permintaan. Kebutuhan manusia sebagian besar berkaitan dengan umur. Struktur umur suatu populasi merupakan suatu gambaran yang lebih vital dari susunan populasi untuk dipertimbangkan dalam perencanaan kesehatan. Struktur umur di negara berkembang memiliki proporsi penduduk muda yang lebih besar dan proporsi penduduk usia tua lebih kecil dibandingkan dengan negara maju. Usia sesorang membawa pola pikir dan pandangan yang berbeda. Jika usia sesorang lebih dewasa maka dia akan mengerti maksud dan manfaat dari asuransi. Bukan hanya mengenai manfaat yang diperoleh melainkan dengan usia yang lebih dewasa individu dapat mempraktekkan produk asuransi karena dirasa tepat. Misalnya individu dengan usia 50 Tahun yang menderita sakit,karena menyadari bahwa diusia yang tidal lagi muda maka ia memutuskan untuk berasuransi,yang nantinya dapat menjadi penanggung dari resiko yang menimpanya. Ada hubungan lengkung antara permintaan untuk asuransi dan usia (Duker : 1969) .
16
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati.Lain umur lain maunya hal ini tentu terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Anak yang berusia 5 tahun tentu tidak berpikir dan mnginginkan sebuah Asuransi,sebaliknya Wanita yang berusia 16 Tahun keatas tentu mengharapkan dan menjadikan hal tersebut sebagai suatu kebutuhan terhadap dirinya. Pengaruh faktor demografi dan ekonomi seperti umur, status perkawinan, pekerjaan dan gender mempengaruhi permintaan asuransi (Chen : 2002 ) . 2.4.4 Jumlah Tanggungan Selain pendapatan, faktor indikator yang mempengaruhi permintaan asuransi masyarakat lainnya adalah jumlah tanggungan nasabah. Yang dimaksud dengan tanggungan keluarga adalah jumlah tanggungan yang terdiri dari anak, istri, dan menjadi tanggungan kepala keluarga, tetapi jumlah anak tidak selalu berarti sama dengan jumlah tanggungan, hal ini disebabkan anak sewaktu-waktu dapat memisahkan diri misalnya membentuk keluarga baru. Beberapa faktor yang menyebabkan jumlah tanggungan dalam satu keluarga besar antara lain telah berkeluarga pada usia muda, kelahiran anak yang begitu dekat, adanya anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki dan sanak saudara yang belum bisa berusaha sendiri sehingga harus tinggal bersama keluarga yang sudah cukup mantap. Semakin banyak jumlah tanggungan maka semakin besar pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 2.5 Studi Empiris Dalam bagian ini memuat penelitian yang telah dilakukan peneliti lain, dan permasalahan yang diangkat juga pernah dilakukan oleh beberapa peneliti lain, melalui penelitian biasa ataupun skripsi, yang mana mendasari pemikiran penulis
17
dalam penyusunan skripsi ini, seperti oleh beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan kajian pustaka yaitu penelitian dari: Penelitian terdahulu oleh Veranika SP (2004) yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Terhadap Asuransi Kerugian pada PT. Jasaraharja Putra cabang Medan”. Penelitian ini menelaah bagaimana pengaruh pendapatan dan pendidikan masyarakat terhadap permintaan Asuransi Kerugian. Variabel yang digunakan antara lain variabel independen (pendapatan dan pendidikan) dan variabel dependen (permintaan Asuransi Kerugian). Model analisa yang digunakan adalah model analisa regresi linier berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Berdasarkan analisa empiris diperoleh kesimpulan bahwa variabel pendapatan berpengaruh positip terhadap permintaan asuransi kerugian, sedangkan
variabel
pendidikan
mempunyai
pengaruh
negatip
terhadap
permintaan asuransi kerugian. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang dibuat, yang menyatakan bahwa baik variabel pendapatan maupun pendidikan mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan asuransi kerugian. Selain itu, berdasarkan uji-t yang dilakukan, variabel pendidikan tidak signifikan (tidak nyata pengaruhnya) terhadap permintaan asuransi kerugian (t-hitung < t-tabel). Namun secara serentak (uji-F) keduanya secara nyata mempengaruhi permintaan asuransi kerugian pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai R2 (koefisien determinasi) yang diperoleh sebesar 0,572 yang berarti variabel-variabel independen yaitu pendapatan dan pendidikan mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen sebesar 57,2 % dan sisanya 42,8 % dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model estimasi. Namun dalam penelitian ini tidak diungkapakan mengenai metode pengambilan sampel. Penelitian lainnya yaitu penelitian dari Elsye Renatha (2006) dengan judul ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Terhadap Asuransi Jiwa 18
pada PT. Allianz Life Indonesia cabang Medan”. Variabel yang digunakan adalah pendapatan, pendidikan dan usia sebagai variabel independen dan permintaan polis asuransi jiwa sebagai variabel dependennya. Model analisa yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan metode analisa Ordinary Least Square (OLS). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak. Dari ketiga variabel yang diuji, variabel pendapatan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap permintaan asuransi jiwa, sedangkan variabel usia berpengaruh negatif terhadap permintaan asuransi jiwa. Dari uji parsial (uji-t) yang dilakukan, pendapatan dan pendidikan nyata pengaruhnya terhadap permintaan asuransi jiwa, sedangkan usia tidak nyata pengaruhnya terhadap permintaan asuransi. Penelitian lainnya yaitu oleh Ayu Firnawati Arsyad dengan judul “Analisis Permintaan Jasa Pelayanan Khusus BPJS Rumah Sakit Umum (Haji Padjonga Dg Ngalle) Di Kabupaten Takalar”. Variabel yang digunakan ialah pendapatan, harga kunjungan, harga obat alternatif, jarak, pendidikan, jenis penyakit dan kualitas pelayanan. Dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel biaya kunjungan, jarak, harga obat ,jenis penyakit dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap permintaan jasa pelayanan kesehatan khusus BPJS rumah sakit umum di Kabupaten Takalar. Sedangkan pendapatan keluarga, dan pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan jasa pelayanan kesehatan khusus BPJS. Pembenahan infrastruktur sektor kesehatan, upaya aktif dari pemerintah, serta didukung peningkatan kesadaran oleh masyarakat sehingga tercipta pola permintaan dan penawaran kesehatan yang dinamis.
19
2.6 Kerangka Konseptual Berdasarkan uraian teoritis diatas, maka hubungan antar variabel tergambar sesuai grafik berikut: Pendapatan
Pendidikan
Permintaan Asuransi BPJS Kesehatan untuk non PNS di kota Makassar
Usia
Jumlah Tanggungan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.7 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih perlu dibuktikan atau diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
“Diduga jumlah tanggungan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan asuransi BPJS kesehatan untuk Non PNS di Kota Makassar, sedangkan pendapatan, pendidikan, dan usia berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan asuransi BPJS kesehatan untuk non PNS di Kota Makassar.
20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian Penulis memilih lokasi penelitian yaitu di Kota Makassar. Unit analisis adalah masyarakat Kota Makassar yang merupakan pemegang polis BPJS kesehatan yang bekerja di sektor swasta (non-PNS). 3.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu : a.
Data Primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer secara khusus
dikumpulkan
untuk
menjawab
pertanyaan
penelitian
(Indiriantoro, 1999). Dalam penelitian ini data diambil berdasarkan kuesioner
yang diwawancarakan kepada responden.Data primer
tersebut meliputi identitas responden, pendapatan, pendidikan, umur responden, jumlah tanggungan keluarga.
b.
Data Sekunder Dalam penelitian ini data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Makassar, dan sumber-sumber lain yang membahas mengenai materi penelitian.
21
3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumupulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner Penulis membuat daftar pertanyaan yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Pengisian kuesioner dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disediakan. 2. Wawancara Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap mengenai nasabah,
maka
dilakukan wawancara
terhadap
narasumber
dan
responden 3. Observasi Cara ini dilakukan dengan mengamati langsung objek yang diteliti dan membuat catatan hasil pengamatan. Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang keadaan lapangan dengan pengamatan yang dilakukan terhadap pemegang polis yang senantiasa bersifat obyektif faktual. 3.4 Populasi dan Sampel Popoulasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemegang polis BPJS kesehatan Kota Makassar.Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 100 responden. Accidental sampling adalah cara pengambilan sampel dengan cara mengambil sampel dimana pun didapatkan tanpa syarat pengambilan tertentu.
22
Hasil dari sampling tersebut memiliki sifat yang objektif. Accidental sampling digunakan agar peneliti lebih mudah dalam mengakses sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini.
3.5 Metode Analisis Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pendapatan, pendidikan, umur, jumlah tanggungan, terhadap permintaan asuransi BPJS Kesehatan untuk NonPNS di Kota Makassar akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda yang dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut: Y = f (X1, X2, X3, X4,)...........……………….........………...............(1) atau secara eksplisit dapat dinyatakan dalam fungsi Non Linear berikut: Y = β0 X1 β1 X2β2 X3β3 X4 β4 eμ+ β0…............................................(2)
Untuk mengestimasi koefisien regresi, perlu transformasi ke bentuk linear dengan menggunakan logaritma natural (ln) ke dalam model sehingga diperoleh persamaan berikut: LnY = β0 + β1Ln X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + μi.....(3) Dimana: Y : Permintaan Terhadap Asuransi BPJS kesehatan untuk non PNS β0 : Konstanta / Intersep β1, β2, β3, β4
: Parameter
X1 : Pendapatan X2 : Pendidikan X3 : Usia X4 : Jumlah Tanggungan 23
μi : Error Term Penggunaan Ln pada persaman bertujuan untuk menunjukkan tingkat elastisitas masing-masing variabel. 3.6 Uji Statistik 3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R-Square) Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan mengenai variabel dependen 3.6.2 Uji Statistik F Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara signifikan terhadap variabel dependen. Dimana jika Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima atau variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (tidak signifikan) dengan kata lain perubahan yang terjadi pada variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel independen. 3.6.3 Uji Statistik T Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Untuk mengkaji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara individu dapat dilihat hipotesis berikut: H0 : ß1 = 0 tidak berpengaruh, H1 : ß1> 0 berpengaruh positif, H1 : ß1< 0 berpengaruh negatif. Dimana ß1 adalah koefisien variabel independen ke-1 yaitu nilaiparameter hipotesis. Biasanya nilai ß
24
dianggap nol, artinya tidak ada pengaruh variable X1 terhadap Y. Bila thitung > ttabel maka Ho diterima (signifikan) dan jika thitung < ttabel Ho diterima (tidak signifikan). Uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5%.
3.7 Definisi Variabel a. Permintaan Jasa Asuransi BPJS kesehatan untuk Non-PNS (Y) adalah
permintaan
masyarakat
terhadap
asuransi
BPJS
kesehatan yang dianalisa dari nilai premi yang dibayar (dalam Rupiah/Bulan). b. Pendapatan (X1) adalah seluruh pendapatan yang diterima oleh pemegang polis baik dari pendapatan utama, sampingan dan lainnya (dalam Rupiah/Bulan). c. Pendidikan (X2) merupakan latar belakang pendidikan nasabah atau pendidikan terakhir yang sudah diluluskan, yang diukur dengan jumlah tahun pendidikan yang sudah ditempuh. Misalnya lulusan SD (6 tahun), lulusan SMP (9 tahun), lulusan SMA (12 tahun), dst. d.
Usia (X3) merupakan tingkat umur atau usia pengguna jasa asuransi jiwa, yang diukur dengan satuan tahun.
e. Jumlah tanggungan (X4) merupakan jumlah tanggunan responden dalam satu keluarga, yang diukur dengan satuan jiwa.
25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Kota Makassar Secara geografis Kota Makassar terletak di Pesisir Pantai Barat bagian selatan Sulawesi Selatan, pada titik koordinat 119°, 18’, 27’, 97” Bujur Timur dan 5’. 8’, 6’, 19” Lintang Selatan dengan luas wilayah sebesar 175,77 km2 yang meliputi 14 kecamatan. Secara administratif Kota Makassar mempunyai batas-batas wilayah yaitu Sebelah Selatan berbatasan
berbatasan dengan Kabupaten Gowa,
dengan
Kabupaten
Pangkajene
Kepulauan,
Sebelah utara Sebelah
timur
berbatasan dengan Kabupaten Maros dan Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar. Topografi pada umumnya berupa daerah pantai. Letak ketinggian Kota Makassar berkisar 0,5–10 meter dari permukaan laut. Kota Makassar memiliki luas wilayah 175,77 km2 yang terbagi kedalam 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Selain memiliki wilayah daratan, Kota makassar juga memiliki wilayah kepulauan yang dapat dilihat sepanjang garis pantai Kota makassar. Adapun pulau-pulau di wilayahnya merupakan bagian dari dua Kecamatan yaitu Kecamatan Ujung Pandang dan Ujung Tanah. Pulau-pulau ini merupakan gugusan pulau-pulau karang sebanyak 12 pulau, bagian dari gugusan pulau-pulau Sangkarang, atau disebut juga Pulau-pulau Pabbiring atau lebih dikenal dengan nama Kepulauan Spermonde. Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Lanjukang (terjauh), pulau Langkai, Pulau Lumu-Lumu, Pulau Bone Tambung, Pulau Kodingareng, pulau Barrang Lompo, Pulau Barrang Caddi,
26
Pulau Kodingareng Keke, Pulau Samalona, Pulau Lae-Lae, Pulau Gusung, dan Pulau Khayangan. 4.1.2 Jumlah Penduduk Penduduk Kota Makassar tahun 2016 tercatat sebanyak 1.469.601 jiwa yang terdiri dari 727.314 laki-laki dan 742.287 perempuan. Sementara itu jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2015 tercatat sebanyak 1.429.242 jiwa. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin Rasio jenis kelamin penduduk Kota Makassar yaitu sekitar 92,17 persen, yang berarti setiap 100 penduduk wanita terdapat 92 penduduk laki-laki. Penyebaran penduduk Kota Makassar dirinci menurut kecamatan, menunjukkan bahwa penduduk masih terkonsentrasi diwilayah Kecamatan Biringkanaya, yaitu sebanyak 202.520 jiwa atau sekitar 13,78 persen , disusul Kecamatan Tamalate, yaitu sebanyak 194.493 jiwa atau sekitar 13,23 persen dari total penduduk, disusul Kecamatan Rappocini sebanyak 164.563 jiwa (11,19 persen). Kecamatan Panakkukang sebanyak 147.783 jiwa (10,05 persen), dan yang terendah adalah Kecamatan Ujung Pandang sebanyak 28.497 jiwa (1,93 persen). Ditinjau dari kepadatan penduduk Kecamatan Makassar adalah terpadat yaitu 33.390 jiwa per km persegi, disusul Kecamatan Mariso (30.457 jiwa per km persegi), Kecamatan Bontoala (29.872 jiwa per km persegi). Sedang
Kecamatan
Biringkanaya
merupakan
kecamatan
dengan
kepadatan penduduk terendah yaitu sekitar 2.709 jiwa per km persegi, kemudian kecamatan Tamalanrea 2.841 jiwa per km persegi), Manggala (4.163 jiwa per km persegi), kecamatan Ujung Tanah (8.266 jiwa per km persegi), Kecamatan Panakkukang 8.009 jiwa per km persegi.
27
Wilayah-wilayah yang kepadatan penduduknya masih rendah tersebut masih memungkinkan untuk pengembangan daerah pemukiman terutama di 3 (tiga) Kecamatan yaitu Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala. Untuk jumlah penduduk di Kota Makassar dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kota Makassar Menurut Kecamatan Tahun 2016 Kecamatan
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Mariso
29.856
29.436
59.292
Mamajang
29.884
31.123
61.007
Tamalate
96.516
97.977
194.493
Rappocini
79.660
84.903
164.563
Makassar
42.048
42.710
84.758
Ujung Pandang
13.453
15.044
28.497
Wajo
15.164
15.769
30.933
Bontoala
27.579
28.957
56.536
Ujung Tanah
24.794
24.429
49.223
Tallo
69.739
69.428
139.167
Panakkukang
73.114
74.669
147.783
Manggala
69.541
69.118
138.659
Biringkanaya
100.978
101.542
202.520
Tamalanrea
54.988
57.182
112.170
727.314
742.287
1.469.601
Makassar
Sumber : Makassar Dalam Angka 2016, BPS (data diolah)
28
4.1.3 Jumlah Peserta Asuransi BPJS Kesehatan di Kota Makassar Minat masyarakat Indonesia terhadap asuransi BPJS kesehatan masih tinggi. Hanya dalam waktu tiga tahun, program Jaminan Kesehatan NasionalKartu Indonesia Sehat kini telah meng-cover hampir 70 persen total penduduk Indonesia atau 174 juta penduduk. Sementara pada tahun ini BPJS Kesehatan menargetkan mampu meningkatkan angka kepesertaan dari 174 juta penduduk menjadi 201 juta penduduk. Gambar 4.1 Peserta Program JKN per 1 Juli 2017
Tidak hanya itu, pada tingkat tingkat daerah di Kota Makassar jumlah peserta asuransi BPJS kesehatan kian meningkat. Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Makassar sudah mencapai 1,2 Juta Jiwa per November 2016. Jumlah ini mencapai 85,29 persen dari total jumlah penduduk kota Makassar, yakni 1,408 Juta jiwa. Masih ada sekitar 207 Ribu 29
orang yang belum terdaftar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Makassar. ini pencapaian cukup baik mengingat persentasi keikutsertaan masyarakat secara nasional hanya sekitar 70 persen. (Diolah BPS Sulsel) 4.2
Hubungan Antar Variabel dengan Permintaan Asuransi BPJS
Kesehatan Untuk Non PNS Berdasarkan penelitian lapangan yang dilakukan bahwa sebagian besar responden menggunakan jasa asuransi BPJS Kesehatan
yang ada di kota
Makassar sedikit banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pendapatan, pendidikan, usia, dan jumlah tanggungan. 4.2.1
Hubungan Antara Pendapatan dengan Permintaan Asuransi BPJS
Kesehatan Non PNS Gambaran pendapatan responden terhadap permintaan asuransi BPJS kesehatan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Pendapatan dengan Permintaan Asuransi BPJS Kesehatan untuk Non PNS di Kota Makassar Pendapatan
Frekuensi
Persentase
3000000-4499999
38
38%
4500000-5999999
30
30%
6000000-7499999
16
16%
7500000-8999999
8
8%
9000000-1049999
6
6%
10500000-11999999
0
0%
>12000000
2
2%
Total
100
100%
Sumber : Data Primer ,2016 30
Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas diketahui bahwa dari 100 responden (100 persen) yang memiliki pendapatan
antara Rp 3.000.000-4.499.999 per
bulan sebanyak 38 responden (38 persen). Kemudian 30 responden (30 persen) yang memiliki pendapatan antara Rp4.500.000-5.999.999 per bulan, sebanyak 16 persen (16 responden) memiliki pendapatan antara Rp 6.000.000-7.499.999 dan 8 persen (8 responden) memiliki frekuensi pendapatan Rp7.500.0008.999.999, selebihnya ada 6 persen (6 responden) yang memiliki pendapatan Rp9.000.000-10.499.999, diikuti oleh responden yang memiliki pendapatan sebesar < Rp12.000.000 sebesar 2 persen (2 responden). Hal itu menunjukkan bahwa mayoritas pengguna jasa asuransi BPJS kesehatan di Kota Makassar adalah kalangan yang berpenghasilan Rp 3.000.000-4.499.999 per bulan. 4.2.2
Hubungan Antara Pendidikan dengan Permintaan Asuransi BPJS
Kesehatan untuk Non PNS Distribusi tingkat pendidikan oleh tiap-tiap responden yang memiliki asuransi BPJS kesehatan dapat dilihat pada table 4.3 berikut. Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan dengan Permintaan Asuransi BPJS Kesehatan Untuk Non PNS Pendidikan Frekuensi Persentase SD
6
6%
SMP
16
16%
SMA
34
34%
S1
38
38%
S2
6
6%
100
100%
Total
Sumber : Data Primer ,2016
31
Dari observasi yang telah dilakukan, penelitian ini diperoleh bahwa terdapat 38 % responden yang berpendidikan S1, diikuti oleh responden yang memiliki pendidikan SMA sebesar 34 %, dan responden yang memiliki pendidikan SMP sebesar 16 %, Kemudian 6% responden yang berpendidikan SD dan S2. 4.2.3
Hubungan Antara Usia dengan Permintaan Asuransi BPJS
Kesehatan Untuk Non PNS Gambaran Usia responden terhadap Permintaan Asuransi BPJS Kesehatan dalam penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Usia dengan Permintaan Asuransi BPJS Kesehatan Untuk Non PNS USIA
FREKUENSI PERSENTASE
25-29
12
12%
30-34
21
21%
35-39
26
26%
40-44
19
19%
45-49
14
14%
50-54
7
7%
55-59
1
1%
Total
100
100%
Sumber : Data Primer ,2016 Berdasarkan Tabel di atas responden yang berumur dibawah 30 tahun sebanyak 12 orang, responden yang berumur 30-34 tahun sebanyak 21 orang, responden yang berumur 35-39 tahun sebanyak 26 orang, responden yang berumur 40-44 tahun sebanyak 19 orang, diikuti oleh responden yang berumur 45 – 49 tahun
32
sebanyak 14 orang, dan responden yang berumur 50-54 tahun sebanyak 7 orang, dan responden yang berumur 55-59 tahun sebanyak 1 orang. 4.2.4
Hubungan Antara Jumlah Tanggungan dengan Permintaan
Asuransi BPJS Kesehatan Untuk Non PNS Distribusi jumlah tanggungan yang dimiliki tiap-tiap responden dalam menggunakan jasa asuransi BPJS kesehatan yang ada di kota Makassar, dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Jumlah Tanggungan dengan Frekuensi Permintaan Asuransi BPJS Kesehatan Untuk Non PNS JUMLAH TANGGUNGA FREKUENSI PERSENTASE 1
19
19%
2
41
41%
3
31
31%
4
6
6%
5
3
3%
Total
100
100%
Sumber: Data Primer, 2016 Dari pengamatan yang telah dilakukan variasi jumlah tanggungan yang dimiliki oleh responden adalah berkisar dari 1 sampai 5 orang. Dari Tabel tersebut menunjukkan jumlah tanggungan responden terbanyak adalah 2 orang yang bejumlah 41 persen (41 responden), kemudian responden yang memiliki tanggungan sebanyak 3 berjumlah 31 persen (31 responden), diikuti dengan responden yang memiliki tanggungan 1 sebanyak 19 persen (19 responden), selanjutnya yang memiliki tanggungan 4 berjumlah 6 persen (6 responden), lalu yang memiliki tanggungan sebanyak 5 berjumlah 3 persen (3 responden).
33
4.2.5
Deskriptif Sosial Ekonomi Responden 1. Jenis Kelamin Dari hasil penelitian ditemukan bahwa diantara 100 orang responden, 69 orang responden diantaranya berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya 31 orang responden dengan jenis kelamin perempuan. 2. Alasan responden memilih asuransi BPJS kesehatan Dari 100 responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, 58 responden diantaranya beralasan memilih asuransi BPJS kesehatan karena
iuran/premi
yang
murah
atau
dianggap
sesuai
dengan
pendapatan, 29 responden karena manfaat/fasilitas kesehatan yang diterima
lebih
baik,
13
responden
karena
mengikuti
pilihan
keluarga/kerabat-nya. 3. Tingkat kepuasan responden terhadap asuransi BPJS kesehatan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 orang responden, ditemukan bahwa 11 orang merasa sangat puas dengan BPJS kesehatan , 77 orang merasa puas dengan BPJS kesehatan , 10 orang merasa cukup puas, dan 2 orang yang merasa tidak puas terhadap pelayanan BPJS kesehatan . 4. Asuransi lain yang dimiliki responden Dari 100 orang responden, 48 diantaranya memiliki asuransi jiwa / asuransi kesehatan lain, sementara itu sebanyak 52 orang responden tidak memiliki asuransi jiwa / asuransi kesehatan lainnya.
34
4.3
Analisis dan Pembahasan Permintaan Asuransi BPJS Kesehatan
Untuk PNS di Kota Makassar Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yaitu persamaan regresi yang melibatkan 2 (dua) variabel atau lebih (Gujarati, 2003). Regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari suatu variabel dependen terhadap variabel independen. Perhitungan data dalam penelitian ini menggunakan program Eviews 9.0. Program Eviews 9.0 membantu dalam melakukan pengujian model yang telah ditentukan, mencari nilai koefisien dari tiap-tiap variabel, serta pengujian hipotesis secara parsial maupun bersama-sama. Gambar 4.2 Hasil Estimasi Regresi Dependent Variable: LN_PREMI Method: Least Squares Date: 07/13/17 Time: 14:28 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LN_PENDAPATAN PENDIDIKAN USIA JUMLAH_TANGGUNG AN C
0.818788 0.012532 -0.005496
0.100433 0.008897 0.003372
8.152600 1.408589 -1.630008
0.0000 0.1622 0.1064
0.146687 -0.746864
0.033485 1.466690
4.380631 -0.509218
0.0000 0.6118
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.757574 0.747366 0.220152 4.604358 12.01449 74.21784 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
12.20783 0.438003 -0.140290 -0.010031 -0.087572 1.300040
Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan menggunakan eviews 9.0 maka diperoleh estimasi sebagai berikut: Y = -0.746864 + 0.818788 X1 + 0.012532 X2 – 0.005496 X3 + 0.146687 X4
35
Hasil estimasi diatas dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel independen yaitu pendapatan, jumlah anak, umur, pendidikan, dan dana penangguhan terhadap variabel dependen yaitu permintaan asuransi jiwa di kota Makassar adalah sebagai berikut: 1)
Pendapatan (X1) Pendapatan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan asuransi BPJS kesehatan di kota Makassar dengan koefisien regresi sebesar 0,818788 dimana artinya jika pendapatan naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan permintaan asuransi BPJS kesehatan sebesar 81%..
2)
Pendidikan (X2) Dalam penelitian ini Variabel Pendidikan (X2) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya masyarakat sekarang tidak lagi hanya bermodal pendidikan yang tinggi untuk berasuransi.. Masyarakat sekarang bisa memperoleh informasi asuransi BPJS kesehatan
melalui
iklan baik lewat media elektronik, cetak, dan lain sebagainya. Yang mana bisa menarik minat mereka untuk membeli asuransi BPJS kesehatan. 3)
Usia (X3) Variabel Usia (X3) mempunyai pengaruh tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena masyarakat baik yang usia muda maupun yang sudah usia lanjut telah sadar akan pentingnya memiliki
asuransi
BPJS
keshatan.
Sehingga
usia
tidak
berpengaruh untuk menentukan permintaan masyarakat.
36
4)
Jumlah Tanggungan (X4) Jumlah tanggungan (X4) mempunyai hubungan positif terhadap permintaan asuransi BPJS kesehatan untuk non PNS di Kota Makassar, dengan nilai koefisien regresi yang ada sebesar 0,146687 , artinya jika variable jumlah tanggungan mengalami kenaikan sebesar 1 orang maka akan meningkatkan permintaan asuransi BPJS kesehatan sebesar 14 %.
4.3.1
Uji statistik
4.3.1.1 Uji Koefisien Determinasi R2 Uji koefisien determinasi R2 dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas atau independen variabel (pendapatan, pendidikan , usia, , dan jumlah tanggungan) mampu menjelaskan variabel terikat (Permintaan Asuransi BPJS Kesehatan). Sesuai pengamatan dan perhitungan yang terdapat pada lampiran, maka dapat diperoleh nilai R2 = 0.757574 yang berarti bahwa 75% permintaan asuransi jiwa dipengaruhi secara bersama-sama pendapatan, pendidikan, usia, dan jumlah tanggungan. Sedangkan sisanya 25% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model. 4.3.1.2 Uji F ( F-Test ) Uji simultan atau disebut juga uji F dalam analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) secara bersama-sama atau secara serempak (simultan) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). H0 diterima jika F-hitung < F-tabel artinya variable independen secara bersamasama tidak berpengaruh nyata terhadap variable dependen. H1 diterima jikan Fhitung > F-tabel artinya variable independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable dependen.
37
Hipotesa H0:β1=β2=0 Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0 Dengan menggunakan taraf keyakinan 95% (α = 0,05) degree of freedom (df = k-1 = 5-1= 4) dan (df2 = n-k = 100-5 = 95) diperoleh F-tabel sebesar 2,47. Sehingga hasil yang diperoleh adalah F-hitung (74,21) > F-tabel (2,47). Jadi H0 ditolak dan Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa varibel independen secara keseluruhan berpengaruh terhadap variable dependen. 4.3.1.3 Uji T (T-Test) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dalam regresi pengaruh pendapatan, pendidikan, usia dan jumlah tanggungan terhadap permintaan asuransi BPJS di Kota Makassar.
Tabel 4.6 Hasil Uji T Variabel
t-statistik
t-tabel
Probabilitas
Kesimpulan
X1
8,152600
1,66105
0,0000
Signifikan
X2
1,408589
1,66105
0,1622
Tidak signifikan
X3
-1,630008 1,66105
0,1064
Tidak signifikan
X4
4,380631
0,0000
Signifikan
1,66105
Sumber : Data primer diolah dengan Eviews 9.0 Dari tabel 4.6 di atas dapat diinterpretasikan bahwa pendapatan (X1), dan jumlah tanggungan (X4) signifikan dan berpengaruh positif terhadap permintaan asuransi BPJS kesehatan (Y). Sedangkan pendidikan (X2), dan Usia (X3) tidak signifikan berpengaruh terhadap permintaan asuransi BPJS kesehatan pada taraf keyakinan 95% atau α = 5%.
38
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel Pendapatan (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap permintaan asuransi BPJS kesehatan untuk non PNS di kota Makassar. Dengan tingkat elastisitas pendapatan yang sebesar 0,81 (positif tapi kurang dari 1) sehingga dapat disimpulkan bahwa asuransi BPJS kesehatan merupakan barang normal 2. Variabel Pendidikan (X2) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap permintaan asuransi BPJS kesehatan untuk non PNS di kota Makassar. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya masyarakat sekarang tidak lagi hanya bermodal pendidikan yang tinggi untuk berasuransi.. Masyarakat sekarang bisa memperoleh informasi asuransi BPJS kesehatan melalui iklan baik lewat media elektronik, cetak, dan lain sebagainya. Yang mana bisa menarik minat mereka untuk membeli asuransi BPJS kesehatan. 3. Variabel Usia (X3) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap permintaan asuransi BPJS kesehatan untuk non PNS di kota Makassar. Hal ini disebabkan karena masyarakat baik yang usia muda maupun yang sudah usia lanjut telah sadar akan pentingnya memiliki asuransi BPJS kesehatan. 4. Varibel Jumlah Tanggungan (X4) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap permintaan asuransi BPJS kesehatan untuk non
39
PNS di Kota Makassar. Hal ini berarti kebutuhan pengeluaran masyarakat untuk barang selain asuransi telah terpenuhi, sehingga ketika pendapatan masyarakat meningkat maka permintaan untuk asuransi
bpjs
kesehatan
juga
meningkat.
Temuan
ini
juga
menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin besar. Sehingga asuransi bpjs kesehatan bukan lagi barang tersier melainkan sudah menjadi barang yang dibutuhkan (neceasary good) untuk memenuhi kebutuhan primer/sekunder. 5.2 SARAN Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka pada bagian ini dikemukakan beberapa saran dan rekomendasi sebagai berikut: 1. Dilihat dari sisi permintaan, maka rekomendasi yang diberikan adalah dengan meningkatkan permintaan masyarakat terhadap asuransi BPJS kesehatan dengan peran serta masyarakat yang kooperatif terhadap kebijakan pemerintah yang dilakukan, sehingga kedepanya bisa tercipta kondisi tingkat kesehatan yang lebih baik. Tingkat kesehatan yang baik bisa menjadi tolak ukur kualitas SDM dan daya saing tenaga kerja tiap-tiap daerah. 2. Untuk menambah jumlah rumah sakit yang dapat menerima peserta BPJS kesehatanagar masyarakat yang ingin berobat tidak terkumpul di satu rumah sakit tertentu saja sehingga pelayanan yang diterima lebih baik dan lebih cepat lagi. 3. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini masih terbatas pada lingkup asuransi BPJS kesehatan yang ada di Kota Makassar. Oleh karena itu, lingkup penelitian bisa diperluas lagi untuk mendapatkan analisis yang lebih menyeluruh. Berkaitan dengan variabel dan
40
metode penelitan yang digunakan perlu dikaji lagi pengukurannya terutama terutama variabel pendidikan dan usia. Oleh karena itu, studi lanjutan perlu dilakukan sehubungan dengan saran tersebut sehingga hasilnya bisa lebih baik lagi.
41
DAFTAR PUSTAKA
Agung Nugroho, Bhuoro. 2007. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Babbel, D. F. 1985. The Price Elasticity of Demand for Whole Life Insurance, The Journal of Finance, vol. 40, no. 1, pp. 225-239. Baernighausen . 2007. A contingent valuation study of willingness to pay for health insurance among informal sector workers in urban China. BMC Health Services Research; 7:114. Burnett dan Palmer. 1984. An International Analysis of Life Insurance Demand. Journal of Risk and Insurance. Cargill dan Troxel. 1979. Modelling Life Insurance Saving : Some Methodological Issues. The Journal of Risk and Insurances vol 60 pg 616-634 Chen, Renbao, Kie Ann Wong and Hong Chew Lee. 2002. Age, Period, and Cohort Effects on Life Insurance Purchases in the U.S. The Journal of Risk and Insurance. Vol. 68. No. 2. 303-327 Duker, Jacob M. 1969. Expenditure for Life Insurance Buying Strategies. Journal of Risk and Insurance. Vol. 36, 525-533.Euro Juornal Publishing Inc :2009.Riset Internasional Jurnal Keuangan Ekonomi ISSN 1950 -2887, Edisi 33. Feldstein P. 1979. Health Care Economics, United States of America, pg. 10726, 141-43.41. Gujarati, Damodar, 2003. Ekonometri Dasar. Jakarta : Erlangga. Indriantoro. 1999. Metodologi Untuk Aplikasi dan Bisnis. Yogyakarta : BPFE. Janis, Novijan. 2013. BPJS Kesehatan, Supply, dan Demand Terhadap Layanan Kesehatan. Jakarta : Buletin Info Resiko Fiskal Ed IV. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246. 42
Muhammad, Abdulkadir. 1983. Hukum Asuransi Indonesia, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Rosyidi,Suherman,1998.Pengantar Teori Ekonomi.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Salvator, Dominick. 1984.”Teori Mikro Ekonomi Edisi Kedua .Jakarta : Erlangga Samuelson,Paul A. 2001. Ilmu Mikro Ekonomi,Edisi 17. Jakarta : PT. Media Global Edukasi. Santerre and Neun. 2000. Health Economics : Theories, Insights and Industry Studies, United States of America, pg. 122-31. Sugiarto, dkk. 2005. Ekonomi Mikro. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992, Peraturan Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian.
43
Lampiran 1 REKAP DATA RESPONDEN
NO
PREMI (Y)
PENDAPATAN PENDIDIKAN (X1) (X2)
USIA (X3)
JUMLAH TANGGUNGAN (X4)
1
320,000
4,400,000
15
48
4
2
360,000
6,500,000
15
25
3
3
160,000
3,500,000
9
39
2
4
220,000
4,200,000
9
50
3
5
300,000
4,300,000
12
44
3
6
420,000
10,000,000
12
52
5
7
240,000
6,500,000
18
34
2
8
80,000
3,300,000
9
36
2
9
280,000
7,000,000
15
46
3
10
420,000
9,500,000
18
40
2
11
120,000
5,300,000
12
53
1
12
180,000
6,000,000
15
27
1
13
480,000
12,000,000
18
47
5
14
100,000
3,500,000
15
42
3
15
80,000
3,000,000
15
35
1
16
140,000
4,250,000
9
46
3
17
120,000
5,800,000
15
34
1
18
100,000
4,000,000
15
54
2
19
480,000
12,500,000
15
37
5
20
200,000
4,800,000
12
37
2
21
75,000
3,000,000
12
48
1
44
22
270,000
7,500,000
15
52
3
23
350,000
8,400,000
15
57
4
24
230,000
6,300,000
15
27
2
25
330,000
7,000,000
15
35
3
26
250,000
9,300,000
15
54
3
27
340,000
8,000,000
15
50
3
28
360,000
9,000,000
18
46
4
29
270,000
6,800,000
15
48
3
30
250,000
5,500,000
12
49
3
31
140,000
3,750,000
12
43
2
32
160,000
4,000,000
15
40
2
33
220,000
4,500,000
9
37
2
34
280,000
5,000,000
12
39
3
35
330,000
6,000,000
15
42
2
36
180,000
4,700,000
15
44
1
37
240,000
5,800,000
15
36
1
38
280,000
5,500,000
15
37
2
39
120,000
3,800,000
12
38
1
40
300,000
7,700,000
12
48
3
41
180,000
4,000,000
12
44
2
42
240,000
4,300,000
15
42
3
43
100,000
3,400,000
6
40
2
44
150,000
3,700,000
12
48
2
45
160,000
4,400,000
15
28
1
45
46
240,000
4,000,000
6
30
2
47
140,000
3,300,000
12
29
2
48
260,000
4,400,000
15
33
2
49
350,000
9,200,000
12
37
3
50
300,000
7,200,000
15
44
3
51
320,000
8,000,000
18
35
4
52
220,000
6,400,000
12
33
2
53
200,000
6,500,000
15
37
2
54
120,000
3,500,000
6
28
1
55
80,000
3,300,000
12
30
1
56
180,000
5,900,000
15
33
3
57
260,000
6,300,000
15
38
3
58
250,000
4,800,000
15
29
2
59
180,000
4,300,000
12
30
2
60
270,000
8,600,000
18
36
3
61
300,000
9,000,000
15
40
4
62
210,000
4,700,000
12
28
2
63
160,000
4,000,000
15
30
2
64
130,000
4,200,000
9
33
1
65
120,000
4,500,000
6
37
1
66
240,000
5,000,000
12
41
3
67
220,000
5,700,000
12
46
3
68
280,000
5,900,000
15
44
2
69
240,000
6,200,000
9
36
2
46
70
260,000
7,000,000
12
32
2
71
130,000
3,800,000
9
35
2
72
150,000
4,000,000
12
36
3
73
240,000
4,600,000
15
28
2
74
200,000
4,300,000
12
33
2
75
150,000
5,000,000
9
31
1
76
100,000
3,200,000
9
29
1
77
160,000
3,800,000
12
30
2
78
80,000
3,500,000
6
32
1
79
280,000
5,700,000
12
40
3
80
300,000
6,600,000
15
41
3
81
240,000
5,400,000
12
44
2
82
180,000
4,300,000
9
37
2
83
160,000
4,800,000
12
35
2
84
80,000
3,000,000
6
30
1
85
300,000
8,800,000
12
42
4
86
180,000
4,800,000
9
46
3
87
220,000
5,500,000
12
48
3
88
240,000
5,800,000
9
44
2
89
120,000
4,300,000
9
36
2
90
150,000
4,500,000
12
39
3
91
250,000
6,000,000
15
36
3
92
200,000
5,600,000
9
32
2
93
240,000
5,750,000
12
33
2
47
94
100,000
3,300,000
9
28
1
95
120,000
3,500,000
12
27
1
96
180,000
4,400,000
15
30
2
97
200,000
4,800,000
15
31
2
98
220,000
5,400,000
12
36
2
99
260,000
5,800,000
12
33
3
100
330,000
7,700,000
15
46
3
48
Lampiran 2 HASIL REKAP DATA RESPONDEN SETELAH DI LN
NO
PREMI (Y)
PENDAPATAN (X1)
PENDIDIKAN (X2)
USIA (X3)
JUMLAH TANGGUNGAN (X4)
1
13
15
15
48
4
2
13
16
15
25
3
3
12
15
9
39
2
4
12
15
9
50
3
5
13
15
12
44
3
6
13
16
12
52
5
7
12
16
18
34
2
8
11
15
9
36
2
9
13
16
15
46
3
10
13
16
18
40
2
11
12
15
12
53
1
12
12
16
15
27
1
13
13
16
18
47
5
14
12
15
15
42
3
15
11
15
15
35
1
16
12
15
9
46
3
17 18
12
16
15 15
34 54
1 2
49
12
15
19
13
16
15
37
5
20
12
15
12
37
2
21
11
15
12
48
1
22
13
16
15
52
3
23
13
16
15
57
4
24
12
16
15
27
2
25
13
16
15
35
3
26
12
16
15
54
3
27
13
16
15
50
3
28
13
16
18
46
4
29
13
16
15
48
3
30
12
16
12
49
3
31
12
15
12
43
2
32
12
15
15
40
2
33
12
15
9
37
2
34
13
15
12
39
3
35
13
16
15
42
2
36
12
15
15
44
1
37
12
16
15
36
1
38
13
16
15
37
2
39
12
15
12
38
1
40
13
16
12
48
3
41 42
12
15
12 15
44 42
2 3
50
12
15
43
12
15
6
40
2
44
12
15
12
48
2
45
12
15
15
28
1
46
12
15
6
30
2
47
12
15
12
29
2
48
12
15
15
33
2
49
13
16
12
37
3
50
13
16
15
44
3
51
13
16
18
35
4
52
12
16
12
33
2
53
12
16
15
37
2
54
12
15
6
28
1
55
11
15
12
30
1
56
12
16
15
33
3
57
12
16
15
38
3
58
12
15
15
29
2
59
12
15
12
30
2
60
13
16
18
36
3
61
13
16
15
40
4
62
12
15
12
28
2
63
12
15
15
30
2
64
12
15
9
33
1
65 66
12
15
6 12
37 41
1 3
51
12
15
67
12
16
12
46
3
68
13
16
15
44
2
69
12
16
9
36
2
70
12
16
12
32
2
71
12
15
9
35
2
72
12
15
12
36
3
73
12
15
15
28
2
74
12
15
12
33
2
75
12
15
9
31
1
76
12
15
9
29
1
77
12
15
12
30
2
78
11
15
6
32
1
79
13
16
12
40
3
80
13
16
15
41
3
81
12
16
12
44
2
82
12
15
9
37
2
83
12
15
12
35
2
84
11
15
6
30
1
85
13
16
12
42
4
86
12
15
9
46
3
87
12
16
12
48
3
88
12
16
9
44
2
89 90
12
15
9 12
36 39
2 3
52
12
15
91
12
16
15
36
3
92
12
16
9
32
2
93
12
16
12
33
2
94
12
15
9
28
1
95
12
15
12
27
1
96
12
15
15
30
2
97
12
15
15
31
2
98
12
16
12
36
2
99
12
16
12
33
3
100
13
16
15
46
3
53
Lampiran 3 HASIL OLAHAN DATA REGRESI Dependent Variable: LN_PREMI Method: Least Squares Date: 07/13/17 Time: 14:28 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LN_PENDAPATAN PENDIDIKAN USIA JUMLAH_TANGGUNG AN C
0.818788 0.012532 -0.005496
0.100433 0.008897 0.003372
8.152600 1.408589 -1.630008
0.0000 0.1622 0.1064
0.146687 -0.746864
0.033485 1.466690
4.380631 -0.509218
0.0000 0.6118
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.757574 0.747366 0.220152 4.604358 12.01449 74.21784 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
12.20783 0.438003 -0.140290 -0.010031 -0.087572 1.300040
54
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih untuk waktu yang disediakan oleh Bapak / Ibu. Pengisian kuisioner ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan permintaan Bapak / Ibu terhadap Asuransi BPJS kesehatan. Semua data yang terkumpul akan digunakan untuk menyusun skripsi yang berjudul “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Asuransi BPJS kesehatan di Kota Makassar”. A. Identitas Responden 1. Nomor kode responden : 2. Nama lengkap : 3. Jenis kelamin : 4. Alamat : 5. Umur : 6. Pekerjaan : 7. Pendidikan terakhir : 8. Jumlah tanggungan : B. Pertanyaan Tentang Pendapatan 1. Berapa pendapatan rata-rata Bapak/Ibu perbulan? 2. Apakah anda (bonus/honor)?
memiliki
sumber
pendapatan
lain
3. jika ya berapa nominalnya?
C. Pertanyaan Tentang Asuransi BPJS 1. Berapa premi yang anda bayarkan? Kelas I / Kelas II / Kelas III
55
2. Apa alasan anda untuk memilih paket asuransi BPJS tersebut?
3. Apakah keluarga anda yang lain (anak dan suami/istri) sudah memiliki asuransi BPJS? 4. Jika ya, berapa premi yang dibayarkan untuk anak dan suami/istri anda?(Kelas I / Kelas II / Kelas III) Istri/Suami : Anak ke-1 : Anak ke-2 : Anak ke-3 : 5. Sejak ikut BPJS sudah berapa kali Bapak/Ibu memanfaatkan pelayanan kesehatan dari BPJS tersebut?
6. Menurut anda, apakah premi asuransi BPJS yang Bapak/Ibu pilih saat ini sudah sesuai dengan pelayanan kesehatan yang Bapak/Ibu rasakan ketika berobat? (jika ya, langsung ke pertanyaan no 9)
7. Jika tidak, mengapa? Karena pelayanan kesehatan yang dirasakan terlalu minim, sehingga preminya kemahalan. Karena pelayanan kesehatan yang dirasakan sangat baik, sehingga preminya kemurahan. 8. Menurut Bapak/Ibu, berapa premi yang layak itu?
9. Bagaimana tingkat kepuasaan anda terhadap asuransi BPJS secara keseluruhan? 1) Sangat tidak puas 2) Tidak puas 3) Cukup puas 4) Puas 5) Sangat puas
56
10. Apakah Bapak/Ibu memiliki asuransi kesehatan lain selain BPJS? 11. Jika ya, berapa premi yang Bapak/Ibu bayar untuk asuransi tersebut?
12. Adakah saran dari Bapak/Ibu untuk peningkatan pelayanan BPJS kesehatan?
57