BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan media serta perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih, memunculkan media-media baru. Menurut Logan, media baru atau new media dapat diartikan sebagai sebuah media yang bersifat interaktif, menggabungkan two-way communication, dan melibatkan beberapa bentuk komputasi sebagai bentuk pertentangan dengan media lama (telepon, radio, dan TV) 1. Internet merupakan salah satu media baru yang sudah mulai berkembang di masyarakat. Internet baru mulai dikenal di Indonesia tahun 1990 2. Pada mulanya, Internet merupakan salah satu media pendidikan yang berfungsi dalam pertukaran data dan informasi 3. Hal tersebut disebabkan adanya pembuatan jaringan Internet oleh akademisi dan ilmuwan di Indonesia demi kepentingan pendidikan. Selanjutnya, Internet semakin berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir ini. Hal ini ditandai oleh adanya perkembangan pada aspek teknologi, pertumbuhan pengguna Internet, hingga tingginya permintaan produk pasar akan gadget yang menyediakan jasa Internet. Pada perkembangannya, Internet mampu menyeret beberapa media lama sehingga memunculkan media baru lainnya. Perpaduan antara Internet dengan media lainnya pun dapat disebut sebagai media baru. Tentu saja karena perpaduan tersebut belum pernah terjadi di era-era sebelumnya. Saat ini, perpaduan dua media sedang menjamur. Radio dengan Internet, misalnya. Perpaduan tersebut telah menghasilkan media baru bernama Radio streaming. Begitu pula dengan
1
Robert K.Logan dalam bukunya berjudul Understanding New Media dikutip dalam http://www.peterlang.com/download/extract/58328/ diakses pada 21 Mei 2014. 2 Rendra DS. 2010. Beyond Bordess: Communication Modernity & History. Jakarta: STIKOM LSPR. 3 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2012. Profil Pengguna Internet Indonesia 2012. Jakarta.
1
2
perpaduan media Internet dengan televisi yang kemudian menghasilkan sebutan televisi online. Fenomena tersebut sesuai dengan pernyataan McLuhan 4, yaitu: “The hybrid or meeting of two media is a moment of truth and revelation from which new form is born … The moment of the meeting of media is a moment freedom and release from the ordinary trance and numbness imposed by them on our sense.”
Saat ini telah banyak bermunculan televisi online di Indonesia yang menjadi salah satu cara baru dalam menikmati tayangan televisi, seperti Mivo yang beralamat di www.mivo.com, Indostreamingtv.com, tvonlineku.com dan sebagainya. Dari sekian televisi online yang ada di Indonesia, saluran yang ditawarkan beragam. Saluran yang ditawarkan mulai dari saluran televisi nasional, internasional serta beberapa televisi lokal. Selain itu, ada juga yang mencantumkan salurannya sendiri bersama dengan saluran televisi lain, seperti Mivo. Salah satu televisi online yang ada di Indonesia adalah Usee TV. Saluran yang ditawarkan pun beragam, mulai dari Lembaga Penyiaran Swasta dengan jaringan nasional serta Lembaga Penyiaran Asing. Bahkan, Lembaga Penyiaran Swasta lokal pun ada. Masyarakat dapat menikmati layanan ini dengan mudah. Hanya dengan bermodalkan handphone atau laptop yang terkoneksi dengan Internet, layanan televisi online dapat dinikmati dengan sistem streaming. Streaming adalah cara pendistribusian audio atau video secara digital dalam waktu yang singkat dan berhubungan dengan program konvensional 5. Usee TV didirikan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) pada September 2012. Usee TV merupakan suatu content aggregator, yaitu lembaga yang mengumpulkan konten dari pemilik konten dan kemudian ditayangkan lewat
4
Marshal McLuhan. 1994. Understanding Media: The Extensions of Man. London: The MIT Press. hal 55. 5 Susan Tyler Eastman., Douglas A. Ferguson. 2009. Media Programming: Strategies & Practices (Eighth Edition). Boston: Thomson Wadsworth. hal. 317
3
Internet 6. Usee TV berbentuk layanan portal hiburan, informasi dan lifestyle, berupa berbagai macam konten streaming digital maupun aplikasi, seperti video film, video video musik, karaoke, Live TV, TV on Demand, Live Streaming Radio serta Radio on Demand yang dapat diakses melalui berbagai media seperti laptop, smartphone (handphone), tablet dan layar televisi 7. Jika dilihat dari jumlah pelanggan hingga tahun 2013, di wilayah Sumatera, Usee TV memiliki jumlah pelanggan mencapai 544 pelanggan, Jabodetabek 3.857 pelanggan dan Jawa Barat 1.023 pelanggan 8. Jumlah ini dipastikan akan tumbuh pesat. Khusus di Bandung, Telkom membidik 88 ribu pelanggan yang tersentuh konektivitas broadband. Ribuan pelanggan ini berpotensi menjadi pelanggan Usee TV. Usee TV kini menampilkan 32 saluran televisi meliputi meliputi Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta lokal, Lembaga Penyiaran Swasta dengan jaringan nasional serta Lembaga Penyiaran Asing yang bertempat di luar negeri. Jumlah ini bertambah dibandingkan pada Mei 2014 silam yang hanya 24 saluran 9. Saluran yang dapat diakses melalui Usee TV tercantum dalam tabel berikut.
6
Content Aggregator, dikutip dalam http://www.iptvmagazine.com/iptvmagazine_directory_content_aggregator.html diakses pada 22 Agustus 2015. 7 Telkom Indonesia, dikutip dalam http://www.telkom.co.id/products/my-tv diakses pada 29 Mei 2014 8 Telkom Solution, 2013, Telkom Optimis Usee TV Akan Tumbuh Pesat dikutip dalam http://www.telkomsolution.com/news/it-solution/telkom-optimis-Usee TV-akan-tumbuh-pesat diakses pada 29 Mei 2014 9 Live TV, dikutip dalam www.useetv.com diakses pada tanggal 21 Mei 2014.
4
Tabel. 1 Daftar Stasiun Televisi Di Usee TV
Daftar Stasiun Televisi Usee TV (Tanggal 11 Januari 2015)
Trans TV
Berita Satu
beIN SPORT 1
TV Edukasi
Trans 7
Alif TV
beIN SPORT 2
T-Musik
Bali TV
JTV
beIN SPORT 3
Arena
TVRI
Muhammadiyah TV
ANTV
Al Jazeera
Tempo TV
MTA TV
Rajawali TV
Celebes TV
TV 9
Bloomberg TV
Kompas TV
TV MUI
The Indonesia
Hope Channel
TV One
MQTV
Channel
Indonesia
Fajar TV
Rodja TV
Metro TV
Tauhid TV
Sumber: www.useetv.com
5
Meskipun layanan live streaming radio di Usee TV telah dihilangkan, fitur yang dimiliki bisa dibilang masih lebih lengkap dibandingkan dengan televisi online yang lain. Tidak hanya menyediakan live streaming saluran televisi saja, ada pula beberapa layanan lain, seperti film, serial televisi dan video yang membedakan antara Usee TV dengan televisi online lain, seperti Mivo, Indostreaming, TV Onlineku, serta TV Online Indonesia. Mivo merupakan layanan televisi online yang menayangkan berbagai macam program televisi secara gratis lewat Internet. Mivo dibawah asuhan dari Imediabiz Pty Ltd. yang merupakan perusahaan teknologi informasi internasional yang berbasis di Sydney (Australia), Vancouver (Kanada), dan Jakarta (Indonesia) 10. Mivo berdiri di Indonesia sejak 2009 dan memiliki lebih dari 40 saluran televisi dari Indonesia, disamping saluran televisi dari Jerman, Uni Emirat Arab, Iran. Pada Agustus 2013 Mivo berganti nama dari yang semula Mivo TV menjadi Mivo karena mereka percaya tidak hanya stasiun televisi saja yang dapat menayangkan programnya, namun setiap orang dapat memiliki saluran sendiri untuk menayangkan program mereka dan membangun interaksi dengan penonton. Mivo membantu mereka mencapainya dan menyediakan jalan yang mudah untuk mereka yang ingin menayangkan programnya 11. Sehingga mereka dapat mengunggah programnya di Mivo. Layanan yang disediakan Mivo dalam situs mereka hanya satu. Mivo hanya menyediakan live streaming televisi saja. Sementara itu, Indostreaming, TV Onlineku, serta TV Online Indonesia cenderung dimiliki oleh perseorangan untuk mengelolanya. Sedangkan untuk kepemilikan yang lebih jelasnya, ketiga televisi online tersebut tidak dapat menyebutkannya. Namun, situs Indostreaming menyebut pengelola situs ini sebagai Team Indostreaming. Mengenai layanan yang disediakan, terdapat perbedaan layanan yang disediakan dari televisi online tersebut. Layanan tersebut berupa Live Streaming Televisi, Live Streaming Radio, TV Series, Film serta Video. Berdasarkan pengertian dari streaming, yang telah dipaparkan sebelumnya, pengertian Live 10
Company Profile Mivo, dikutip dalam http://www.scribd.com/doc/39707075/CompanyProfiles-Mivo#scribd diakses pada 21 Agustus 2015. 11 Mivo, dikutip dalam http://www.mivo.com/#/about diakses pada 21 Agustus 2015.
6
Streaming Televisi merupakan cara pendistribusian audio atau video secara digital dalam waktu yang singkat dan berhubungan dengan program televisi konvensional 12. Sama halnya dengan Live Streaming Radio, hanya saja program yang disalurkan berupa program radio konvensional. Sedangkan TV Series merupakan layanan yang berisi tentang program serial televisi. Begitu juga dengan layanan Film dan Video yang berisi tentang film yang dimuat serta video dibuat oleh pemilik konten. Berikut perbedaan layanan yang dimiliki oleh Usee TV, Mivo, Indostreaming, TV Onlineku, serta TV Online Indonesia.
12
Eastman, Op. Cit., hal. 317.
Tabel 2. Perbandingan Fitur Usee TV dengan Televisi Online Lain
Live Streaming Televisi
Live Streaming Radio
TV Series
Film
Video
Usee TV
Mivo TV
Indostreaming
TV Onlineku
TV Online Indonesia
Sumber: Analisis Peneliti, 2015.
Tabel tersebut menunjukkan perbedaan layanan antara Usee TV dengan televisi online lain, seperti Mivo TV, Indostreaming, TV Onlineku serta TV Online Indonesia. Usee TV memiliki fitur yang lebih lengkap dengan menyediakan layanan lain berupa Film, Video serta TV Series yang dapat diakses oleh penonton. Sementara itu mayoritas televisi online lain hanya menyediakan layanan live streaming saluran televisi. Ada pula yang tidak hanya memiliki layanan live streaming saluran televisi saja dengan menambahkan layanan live streaming saluran radio, seperti yang terdapat pada Indostreaming serta TV Online Indonesia. Selain keunggulan layanan yang dimiliki, Usee TV memiliki 7
8
kemampuan untuk me-rewind atau playback film dan acara televisi favorit hingga satu minggu ke belakang atau tujuh hari sebelumnya. Sebuah hal yang baru dalam dunia penyiaran Indonesia dimana sistem online digunakan untuk menyiarkan siaran televisi, tidak hanya satu saluran televisi saja namun ada beberapa saluran televisi lokal maupun nasional, bahkan internasional. Jika melihat banyaknya saluran televisi yang ada, tentu ada sistem yang digunakan untuk mendapatkannya. Salah satu televisi online di Amerika Serikat, Hulu, juga menampilkan beberapa saluran televisi didalamnya. Hulu sebagian besar mendapatkan saluran televisi tersebut dari dari NBC, ABC serta FOX. Menurut Waterman, mereka menyelenggarakan layanan cara aggregation. Aggregation merupakan penyediaan berbagai jenis konten yang berasal dari berbagai pencipta atau pemilik hak cipta 13. Tidak hanya Hulu, beberapa televisi online di Amerika Serikat juga menggunakan cara tersebut, misalnya Netflix. Peneliti mengambil Usee TV sebagai obyek yang diteliti karena jumlah saluran televisi yang terbilang banyak, ada 32 saluran televisi. Dari 32 saluran yang dimilik Usee TV meliputi Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta lokal, Lembaga Penyiaran Swasta dengan jaringan nasional serta Lembaga Penyiaran Asing yang bertempat di luar negeri. Jumlah pengakses Usee TV pun terbilang besar. Di sisi lain, Usee TV merupakan layanan yang dimiliki oleh PT. Telkom sehingga dalam pengelolaannya tentunya telah terstruktur. Sehingga peneliti tertarik untuk melihat aggregation yang dilakukan oleh Usee TV.
B. Rumusan Masalah Bagaimana pola kerjasama Usee TV sebagai content aggregator dengan Lembaga Penyiaran untuk penayangan program?
13
David Waterman., Ryland Sherman., Sung Wook Ji. 2012. The Economics of Online Television: Revenue models, Aggregation, and “TV Everywhere”. hal. 17.
9
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskan pola kerjasama program di Usee TV sebagai content aggregator. 2. Mengetahui pengelolaan Usee TV sebagai content aggregator.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat, diantaranya manfaat praktis dan manfaat akademis. 1. Manfaat Praktis •
Dapat menjadi acuan melihat pengelolaan penayangan program dalam televisi online.
2. Manfaat Akademis •
Dapat menjadi alternatif rujukan bagi pengkajian kerjasama penayangan program dalam televisi online di Indonesia.
E. Kerangka Pemikiran Sebelum membahas mengenai content aggregation untuk mendapatkan program dalam televisi online, akan dibahas mengenai pengertian televisi online terlebih dahulu.
1. Televisi online Televisi dari segi semantiknya berasal dari bahasa Inggris, television. Namun, dipercaya kata tele dipinjam dari bahasa Yunani yang berarti jauh dan vision dipinjam dari bahasa Latin yang berarti pandangan atau pemandangan.
10
Maka televisi adalah pemandangan jauh dan pandangan jauh 14. Secara harfiah, arti dari televisi adalah melihat dari jauh. Namun, dalam pengertian sederhana ini sebenarnya meliputi dua bagian, yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Kedua televisi penerima yang menangkap sinyal-sinyal tersebut dan mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengarkan seperti keadaan aslinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pesawat televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh 15. Definisi tersebut menunjukan karakteristik yang dimiliki oleh televisi. Televisi dapat menyiarkan pesan berupa audio dan visual kepada khalayak meskipun ditempat yang jauh. Semua fenomena yang telah terjadi dan baru saja terjadi dapat dilihat langsung oleh audiens. Kemampuan televisi dalam mengirim pesan berbentuk audio serta visual juga disampaikan oleh Gripsurd. Gripsurd (1998: 4) menjelaskan, televisi sebagai sebuah alat audio visual yang menempatkan gambar bergerak dan suara secara terus menerus yang dikirim dari pusat industri penyiaran televisi ke masyarakat. Semakin berkembangnya teknologi dalam informasi dan komunikasi, media-media baru mulai bermunculan, salah satunya adalah Internet. Internet mampu menyeret beberapa media lama untuk membentuk sebuah media baru. Media baru tersebut terbentuk dari gabungan antara Internet dengan media lama. Hal tersebut terjadi pada televisi yang dipadukan dengan Internet. Perpaduan dua media ini didukung dengan siaran televisi yang telah berkembang dari analog menjadi digital. Siaran dalam bentuk digital tersebut dapat disalurkan secara luas melalui Internet. Sehingga program televisi tidak hanya dapat disaksikan melalui televisi konvensional saja, namun juga dapat disaksikan melalui Internet. Perpaduan dua media tersebut menghasilkan media baru yang disebut dengan 14
Hermin Indah Wahyuni. 2000. Televisi dan Intervensi Negara: Konteks Politik Kebijakan Publik Industri Penyiaran Televisi. Yogyakarta: Media Pressindo. hal. 5 15 Ciptono Setyobudi. 2005. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu. hal. 2.
11
televisi online. Dalam perkembangannya, istilah yang digunakan oleh beberapa pakar tidak hanya televisi online saja, beberapa istilah juga dipakai, seperti Internet television serta interactive online television. Apabila dilihat dari teknologi yang digunakan, perusahaan televisi online dapat mendistribusikan konten televisi menggunakan koneksi Internet ke layar televisi 16. Terdapat beberapa model bisnis distribusi televisi online, meliputi sistem berlangganan, biaya per episode, iklan, atau kombinasinya. Selain melalui televisi, pengguna juga dapat mengakses konten televisi online melalui komputer dan telepon genggam. Ada pula yang menyebut televisi online sebagai Internet television. Internet television adalah kombinasi dari berbagai hal. Implementasinya yang paling jelas adalah siaran televisi konvensional yang didapat melalui akses Internet 17. Program siaran televisi tidak dinikmati melalui gelombang radio atau kabel, namun diakses dengan Internet dan disaksikan secara real time dengan teknologi yang disebut dengan video streaming. Tidak hanya televisi konvensional saja, video-video pendek juga dikirim melalui Internet dengan video streaming. Video serta program siaran televisi tersebut dapat dinikmati melalui komputer. Komputer menjadi salah satu fasilitas untuk mengakses televisi melalui Internet. Sumber lain menyebutnya sebagai interactive online television. McRae menjelaskan interactive online television seperti ini 18: “The advent of interactive online television generates programming and content that is sent over a highspeed computer network (i.e., Internet) to a digital television (or personal computer) upon request.”
16
Ammori, Marvin. 2010. TV Competition Nowhere: How the Cable Industry Is Colluding to Kill Online TV. Free Press. 17 A.Michael Noll. 2004. Internet Television: Definition and Prospects. dalam Eli Noam, dkk (ed). Internet Television. New Jersey: Lawrence Elbraum. hal. 4. 18 Phil McRae. 2006. The Death of Television and The Birth of Digital Convergence: (Re)shaping Media in the 21th Century. University of Toronto Press. hal. 8.
12
McRae menjelaskan bahwa interactive online television menggunakan Internet sebagai media untuk mengirimkan program serta konten. Ada pula yang menyebut televisi online sebagai IPTV (Internet Protocol Television). IPTV biasanya digunakan untuk menyebut sebuah sistem protokol Internet yang menyediakan gambar dan suara. Dalam sebuah kamus online, IPTV diartikan sebagai berikut 19: ”IPTV is a system capable of transmitting, delivering, receiving and displaying a video stream encoded as a series of Internet Protocol packets.”
Jika dilihat pengertian dari istilah-istilah yang telah disebutkan di atas, terdapat persamaan yang menonjol dari masing-masing pengertian yang dikemukakan sebelumnya, yaitu program atau konten televisi konvensional yang disalurkan melalui Internet. Dari berbagai istilah yang dikemukakan sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan istilah televisi online. Kata “online” sendiri sudah tidak asing di masyarakat. Online biasa digunakan untuk menyebut suatu kegiatan saat menggunakan koneksi Internet untuk browsing, chatting dan sebagainya. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan istilah televisi online karena sesuai dengan sebutan televisi yang hanya dapat diakses dengan koneksi Internet.
2. Content Aggregation Menurut Waterman, aggregation berarti memasok konten dalam jumlah yang besar melalui satu situs, biasanya dari beberapa pencipta atau pemilik hak cipta 20. Selama ini, model tersebut banyak digunakan dalam beberapa televisi online, seperti Hulu, Netflix dan televisi online lainnya. Program-program Hulu didapat dari 3 dari 4 jaringan siaran utama yang bekerja sama memiliki situs ini, yaitu NBC, ABC dan FOX, serta program dari ratusan mitra program lainnya. Netflix menawarkan pilihan program berupa film dan program televisi dari 19 20
Dikutip dalam http://www.itvdictionary.com/iptv.html diakses pada 30 Mei 2015. Waterman, Op. Cit., hal. 17.
13
pemilik yang berbeda untuk biaya berlangganan bulanan. Di sisi lain, beberapa bisnis televisi online sekarang merupakan jaringan yang mandiri, seperti HBOGO, ESPN360 dan beberapa jaringan TV kabel. Program yang ditawarkan diproduksi serta didistribusikan oleh pemilik perusahaan. Tabel berikut merangkum penyedia dari program televisi online pada tahun 2012. Dalam tabel tersebut juga terlihat bahwa terdapat pasar yang luas dari pemasok televisi online. Kebanyakan menawarkan film dan program original dari serial jaringan televisi.
Tabel 3. Daftar Televisi Online dan Penyedia Programnya.
Service
Primary Content
Hulu
TV shows from NBC, ABC, & FOX, with some cable network content and web-only video
CBS
CBS broadcast programs
iTunes
Broadcast & cable programs; movies
Viacom Digital
Viacom cable networks (MTV, Comedy Central, BET, Nickelodeon, etc.)
Netflix
Broadcast and cable programs; movies
Crackle
Sony-owned movie and TV content
Amazon
Broadcast and cable programs; movies
14
Vudu (Wal-Mart)
Broadcast and cable programs; movies
Comcast Xfinity
Broadcast and cable programs; movies; ‘Streampix’ premium content
Verizon FiOS
Broadcast and cable programs; movies
Dish Network
Broadcast and cable programs; movies
AT&T
Broadcast and cable programs; movies
Sumber: The Economics of Online Television: Revenue models, Aggregation, and “TV Everywhere karya David Waterman.
Efisiensi dari aggregation telah ditelaah oleh sejumlah peneliti, diantaranya Bakos dan Brynjolfsson pada tahun 1999 dan 2000 21. Dalam penelitiannya
mereka
menunjukkan
bahwa
Internet
aggregation
dapat
merangkum banyaknya permintaan konsumen atas kebutuhan program yang berbeda dengan lebih efisien, sehingga penentuan harga menjadi lebih akurat. Terdapat model lain yang lebih efisien dari segi ekonomi, dengan menerapkan sistem layanan berlangganan. Netflix merupakan salah satu situs yang menggunakan sistem tersebut. Netflix menggunakan model berlangganan yang sederhana dengan biaya berlangganan $7.99 per bulan 22. Dalam fungsinya sebagai content aggregation, pengelola televisi online memiliki tantangan untuk bekerjasama dengan berbagai pihak. Pihak yang menjadi target kerjasama televisi online adalah stasiun televisi serta content provider. Kerjasama ini dilakukan oleh televisi online untuk mengisi program didalamnya dengan konten milik stasiun televisi atau milik content provider. 21
David Waterman., Ryland Sherman., Sung Wook Ji. 2013. The Economics of Online Television: Industry Development, Aggregation, and “TV Everywhere”. hal. 728. 22 Ibid. hal. 728.
15
Sama halnya dengan Usee TV. Usee TV melakukan kerjasama dengan pemilik konten serta stasiun televisi untuk menayangkan program mereka di situsnya karena tidak memproduksi programnya sendiri. Sejauh ini peneliti masih belum menemukan referensi yang mampu menunjukkan bagaimana pola serta bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pengelola televisi online dengan content provider maupun stasiun televisi. Oleh karena itu, penelitian ini diorientasikan untuk melihat pola kerjasama yang dijalin antara kedua pihak tersebut. Konten dari content provider yang akan dimuat diseleksi sesuai dengan klasifikasi yang telah ditentukan oleh masing-masing televisi online. Hulu menyeleksi kontennya dengan memilih konten yang bertema dokumenter, variety atau reality show 23. Usee TV pun melakukan seleksi terhadap kontennya dengan hanya mengambil konten yang bertema kaum muda 24. Ada beberapa cara yang digunakan dalam mengisi program untuk televisi online selain menggunakan aggregation, yaitu Professionally Produced Content, dan Amateur-Produced Content. 1) Professionally Produced Content Program yang dibuat dapat berupa program yang memang dibuat untuk diposting di web, atau program yang awalnya diproduksi untuk tujuan lain yang kemudian diposting di web 25. Program televisi sekarang yang ada di situs Internet sebuah stasiun televisi atau televisi kabel atau yang dapat diunduh dari iTunes adalah contohnya. Contoh yang lain adalah AOL TV, dengan menyimpan produksi acara TV lama dari Warner Brother, dan Joost, layanan yang membawa Comedy Central dan National Geographic. Program-program ini menarik mayoritas audiens mereka di televisi konvensional, dan Internet menyediakan saluran tambahan yang menarik tambahan audiens.
23
MASK’D Communicarions. 2011. Hulu Integrated Marketing Strategy. Diakses pada 15 Mei 2015. Terarsip dalam http/ssimonstuchlik.files.wordpress.com/201203/hulu-marketing-strategyreport.pdf 24 Wawancara dengan Manager Marketing & Support Usee TV, Dedy Djunaedi Priatna pada 20 April 2015 25 Joseph R. Dominick. 2009. The Dynamics of Mass Communication: Media in the Digital Age (Tenth Edition). New York: McGraw Hill hal. 268.
16
Ada banyak contoh program lain yang diproduksi secara profesional, biasanya menggunakan kemampuan jaringan Internet. Di 2006, Scripps Company, pemilik dari Food Network and Home and Garden Television, berencana untuk meluncurkan 10 saluran siaran yang mengkaji tentang pertukangan dan desain dapur. MTV Overdrive memiliki saluran yang ditujukan untuk gaya, film serta wawancara di belakang panggung. Oxygen Network memproduksi program yang disebut “Oh Baby” yang ditujukan untuk orang tua baru. 2) Amateur-Produced Content Mayoritas dari Amateur-Produced Content merupakan video yang dibuat sendiri, seperti video pernikahan di YouTube. Subyeknya pun beragam. Sebuah pencarian cepat yang dilakukan di beberapa situs Video-sharing yang populer menunjukkan bahwa video ini berkisar dari serius hingga lucu, dari biasa hingga aneh, dan dari yang memukau hingga sangat membosankan. Selain itu, video ini hampir selalu video pendek, jarang lebih dari lima menit panjangnya 26. Video buatan sendiri adalah contoh utama dari User-Generated Content, dan telah melahirkan industri situs Video-sharing baru. Video-sharing begitu populer karena tiga alasan. Pertama, kami pada dasarnya usil dan ingin mencari tahu apa yang terjadi dalam kehidupan orang lain. Kedua, memiliki banyak waktu luang, dan yang ketiga adalah ingin menikmati 15 menit ketenaran.
F. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan susunan konsep yang digunakan dalam penelitian. Paparan ini penting untuk membatasi konsep-konsep kunci yang secara operasional akan digunakan dalam penelitian ini. Konsep-konsep kunci yang dimaksud meliputi televisi online, content aggregation yang dilakukan dalam mendapatkan program yang dilakukan oleh Usee TV, serta jenis program dalam Usee TV. Pengertian istilah televisi online mengacu pada pengertian Internet Television. Internet Television merupakan kombinasi dari berbagai hal. 26
Ibid. hal. 269.
17
Implementasinya yang paling jelas adalah siaran televisi konvensional yang didapat melalui akses Internet. Program siaran televisi diakses dengan Internet dan disaksikan secara real time dengan teknologi yang disebut dengan video streaming. Video serta program siaran televisi tersebut dapat dinikmati melalui komputer 27. Sistem yang diteliti dalam mendapatkan konten televisi online yang menjadi obyek peneliti adalah sistem aggregation. Aggregation merupakan cara televisi online dalam mendapatkan konten dengan mengumpulkannya dari beberapa pencipta serta pemilik hak cipta 28. Jika dilihat pada Usee TV, konten yang dimuat merupakan hasil memasok dari beberapa pemilik hak cipta. Usee TV tidak membuat konten sendiri, namun lebih pada mencari serta memuat konten televisi lain untuk ditayangkan. Konten yang menjadi obyek penelitian disini adalah saluran televisi yang tersedia dalam Usee TV. Usee TV tidak hanya menampilkan saluran televisi saja. Terdapat beberapa konten lain yang disajikan oleh Usee TV, berupa konten streaming digital maupun aplikasi, seperti video film, video-video musik, karaoke, Live TV, TV on Demand, Live Streaming Radio dan Radio on Demand yang dapat diakses melalui berbagai media seperti laptop, smartphone (handphone), tablet dan layar televisi.
G. Metodologi 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati 29. Dalam pendekatan kualitatif, terdapat berbagai macam metode penelitian, namun mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian 27
Noll, Op. Cit., hal. 4. Waterman, Op. Cit., hal. 17. 29 Lexy J. Moleong. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. hal. 3 28
18
studi kasus yang sesuai dengan rumusan tersebut yang ingin mendeskripsikan bagaimana terjadinya sebuah kasus. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian dengan bagaimana atau mengapa. Studi kasus menurut Yin merupakan suatu enkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan dimana multisumber bukti dimanfaatkan 30. Penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu studi kasus eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif. Tipe studi kasus dalam penelitian ini menggunakan tipe deskriptif. Tipe tersebut sesuai dengan penelitian yang mencoba untuk melakukan analisis tentang pola content aggregation dilakukan oleh Usee TV. Jenis studi kasus ada dua macam, yaitu studi kasus tunggal dan studi kasus majemuk atau kolektif. Penelitian ini menggunakan jenis studi kasus tunggal yang memungkinkan untuk melakukan penelitian secara mendalam dan terfokus pada sejumlah kejadian tertentu. Dalam melakukan penelitian, penulis mengumpulkan data penelitian dengan data primer serta data sekunder. Data primer didapat dari hasil observasi langsung di lapangan serta wawancara dengan pihak yang terkait dengan objek penelitian dalam hal ini adalah Usee TV. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diambil di luar lapangan, seperti dokumentasi, literatur buku, penelitian yang dapat mendukung data penelitian serta Internet. Data ini digunakan untuk melengkapi data primer.
2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi. wawancara serta dokumen. a.
30
Observasi
Robert K. Yin. 2008. Studi Kasus: Desain & Metode. Jakarta: Rajagrafindo Persada. hal. 18.
19
Observasi merupakan salah satu teknik yang paling banyak dilakukan dalam penelitian. Dalam praktik dilapangan berdasarkan partisipasi peneliti, observasi dibedakan menjadi dua 31, yaitu observasi atau pengamatan bebas dan pengamatan terlibat. Disini peneliti menggunakan observasi pengamatan bebas, yaitu peneliti berfungsi semata-mata sebagai pengamat, tidak sebagai anggota yang diteliti. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung aktivitas yang dilakukan oleh Usee TV sebagai Content Aggregator. Observasi tidak hanya dilakukan di Usee TV saja, namun juga ke salah satu stasiun televisi yang menjadi mitra kerjasama Usee TV, yaitu MTA TV. Observasi ini dilakukan dengan tujuan supaya peneliti dapat melihat langsung dan dapat memperoleh data yang dibutuhkan dari hasil pengamatan. Dalam melakukan observasi, peneliti mencatat serta merekam semua data yang mendukung.
Peneliti
juga
mengkombinasikannya
dengan
teknik
wawancara. b.
Wawancara Seperti yang telah dijelaskan diatas, peneliti mengkombinasikan
teknik observasi dengan teknik wawancara. Kedua teknik ini memiliki kaitan yang erat dan khas. Wawancara adalah cara-cara memperoleh data dengan berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok 32. Seperti halnya dengan observasi, wawancara melibatkan narasumber dari pihak Usee TV yaitu Manager Marketing & Support Usee TV, Dedy Djunaedi Priatna. Wawancara dilakukan dengan beliau untuk mengetahui pola kerjasama yang dilakukan oleh Usee TV yang menjadi tugas dari bagiannya. Selain dengan pihak Usee TV, wawancara juga dilakukan dengan pihak MTA TV, yaitu dengan Direktur Teknis MTA TV, Sutikno. Wawancara dilakukan untuk mengetahui proses pengiriman program dari stasiun televisi ke Usee TV. Wawancara dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan bertatap muka 31
Nyoman Kutha Ratna. 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. 219. 32 Ibid. hal. 222.
20
langsung serta melalui media telepon. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan data yang tidak ditemui saat observasi. c.
Dokumen Dalam penelitian ini, dokumen digunakan sebagai data pendukung
peneliti. Dokumen dari segi fungsi dibagi menjadi dua, yaitu dokumen formal dan informal. Namun, untuk penelitian ini peneliti menggunakan dokumen formal. Dokumen formal adalah dokumen yang dikeluarkan oleh lembaga tertentu, dalam hal ini dokumen milik Usee TV serta MTA TV. Selain itu, peneliti menggunakan pula artikel yang berkaitan mengenai objek penelitian.
3. Teknik Analisis Data Peneliti menggunakan teknik deskriptif analitik dalam menganalisis data. Teknik deskriptif analitik merupakan teknik dengan cara menguraikan sekaligus menganalisis 33. Peneliti menguraikan data yang telah didapat dari hasil wawancara dengan narasumber, observasi langsung di lapangan, serta melihat dokumen yang mendukung data yang telah diperoleh dengan cara wawancara serta observasi. Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggabungkan data teknis yang diperoleh di lapangan, wawancara dan berbagai dokumen yang ada. Teknik deskriptif lebih banyak berkaitan dengan kata-kata, bukan angka-angka. Hasil
wawancara,
berbagai
catatan
data
lapangan,
berbagai
dokumen
dideskripsikan ke dalam kata-kata dan kalimat. Bentuk terakhir inilah kemudian dianalisis sehingga menghasilkan simpulan.
33
Ibid. hal. 336.