BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Berawal dari permasalahan anak tunagrahita adalah individu yang mengalami penyimpangan, kelainan dan hambatan mental. Hambatan mental tersebut sangat mempengaruhi terhadap aspek-aspek kejiwaan anak, seperti perhatian, emosi, minat, daya kreasi dan intelegensinya. Akibat dari kelemahankelemahan yang dimilikinya, anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam hubungan sosial dan segi pendidikannya, sehingga dalam perkembangan sosial dan segi pendidikannya anak ini selalu tertinggal dari teman-teman sebayanya yang normal. Hal tersebut dapat terjadi karena mereka mempunyai hambatanhambatan sehingga mengalami kesulitan dalam mengembangkan potensi dirinya. Keadaan anak tunagrahita tersebut selaras dengan pendapat Bandi Delphie (1996:51) yang mengatakan bahwa “anak tunagrahita adalah anak yang menunjukan gejala kelainan pada kedua sisi yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya yakni sisi intelektual dan kemampuan menyesuaikan diri”. Sedangkan menurut Sam Isbani (1994:17) mengemukakan bahwa “Anak tunagrahita
mengalami
hambatan
dan
permasalahan,
sehingga
dalam
pendidikannya mengalami hambatan dan permasalahan, akhirnya mengalami kesulitan belajar dan prestasinya rendah”. Dari kedua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita karena dalam dirinya mengalami hambatan dan gangguan maka dalam perkembangan sosial dan pendidikannya juga mengalami permasalahan. Karena kelainan yang disandangnya mengakibatkan kesulitan dalam belajar, terutama dalam pemahaman konsep bilangan. Prestasi belajar yang rendah pada anak tunagrahita menurut Nana Sudjana (2003: 30) dipengaruhi banyak faktor antara lain : 1. 2.
Kondisi jasmani yang tidak menguntungkan Pemusatan perhatian yang kurang
1
2
3. 4. 5. 6. 7.
Minat belajar yang rendah Dorongn ingin tahu rendah Disiplin diri yang kurang Intelegensi yang rendah Kemampuan daya ingat lemah.
Dari ketujuh faktor diatas dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut: 1.
Kondisi yang tidak menguntungkan Anak tunagrahita selain mengalami kelainan mental juga mengalami kelainan penyerta seperti kurang pendengaran, kurang pengelihatan, dan kelainan tubuh. Keadaan tersebut dapat menghambat kegiatan belajar anak sehingga hasil belajar yang dicapainya menjadi rendah.
2.
Pemusatan perhatian yang kurang, karena kelainan yamg disandangnya, anak tunagrahita mempunyai daya konsentrasi dan perhatian yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi keberhasilan dalam belajar, sehingga konsep bilangan rendah
3.
Minat belajar rendah Karena minat belajar rendah anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk pemahaman konsep bilangan.
4.
Dorongan ingin tahu yang rendah Anak tunagrahita mempunyai rasa ingin tahu yang rendah sehingga mereka ingin belajar lebih banyak lagi akibat untuk pemahaman konsep bilangan tidak baik atau sangat rendah.
5.
Disiplin diri kurang Karena disiplin kurang akibatnya mereka tidak mampu mencapai tujuan belajar dengan baik.
6.
Intelegensi yang rendah Karena kemampuan intelegensinya rendah maka anak tunagrahita mempunyai tingkat kesulitan belajar pemahaman konsep bilangan yang tinggi.
7.
Kemampuan daya ingat lemah Anak tunagrahita mempunyai daya ingat lemah, sehingga mereka banyak mengalami kesulitan dalam pelajarannya. Oleh karena itu hasil belajar terhadap pemahaman konsep bilangan rendah.
3
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep bilangan rendah karena keadaan anak tunagrahita psikologis dan fisiologis yang serba rendah dan kurang menguntungkan, maka anak tunagrahita mengalami kesulitan terhadap konsep bilangan, sehingga pemahaman terhadap konsep bilangan rendah dibanding anak normal. Untuk memecahkan permasalahan itu perlu diadakan penelitian tindakan kelas. Peneliti mencoba dengan menggunakan alat peraga pohon bilangan. Alat peraga adalah sebuah media konkret yang sangat membantu dan mempermudah pemahaman anak. Pada anak tunagahita pemahaman konsep bilangan hendaknya menggunakan alat peraga konkret, dalam hal ini benda nyata, gambar, bilangan. Agar anak tunagrahita termotivasi dan senang belajar matematika digunakan metode bermain dan pemberian tugas. Dengan metode bermain dan pemberian tugas, murid taman kanak-kanak luar biasa akan merasa senang, aktif dan dapat mendorong semangat belajar. Dengan menggunakan alat peraga, metode yang tepat diharapkan anak tunagrahita dapat memahami konsep bilangan 1-5. Apabila itu sudah dapat tercapai akan lebih mudah untuk memahami konsep bilangan selanjutnya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang identifikasi pembatasan masalah maka pembatasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah penggunaan alat peraga pohon bilangan dapat meningkatkan konsep bilangan 1-5 dalam pembelajaran matematika di Taman Kanak-Kanak Luar Biasa/ C YPAALB Langenharjo Sukoharjo Pada Tahun Pelajaran 2008/2009. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian harus ditetapkan terlebih dahulu karena dengan tujuan yang jelas dapat memberi arah serangkaian kegiatan yang akan dicapai agar teratur dan terarah, sehingga penelitian dapat mencapai hasil yang diharapkan oleh peneliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
4
1. Untuk
meningkatkan
Tujuan Umum pemahaman
konsep
bilangan
1-5
dalam
pembelajaran matematika bagi murid TKLB/C YPAALB Langenharjo Sukoharjo pada Tahun Pelajaran 2008/2009. 2. Untuk
meningkatkan
Tujuan Khusus pemahaman
konsep
bilangan
1-5
dalam
pembelajaran matematika melalui penggunaan alat peraga “pohon bilangan” bagi murid
TKLB/C YPAALB Langenharjo Sukoharjo pada Tahun Pelajaran
2008/2009 D. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi peneliti dan dunia pendidikan pada umumnya. Manfaat penelitian ini meliputi : 1. a.
Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini untuk mendapatkan teori baru tentang meningkatkan pemahaman konsep bilangan 1-5 pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga pohon bilangan
b.
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam pemahaman konsep bilangan murid TK LB/C di SLB/ B-C YPAALB Langenharjo Sukoharjo. 2.
Manfaat Praktis
Ada beberapa manfaat praktis penelitian ini antara lain ; a.
Manfaat bagi murid tuna grahita 1) Menambah rasa percaya diri murid TKLB/C di SLB/ B-C YPPALB Langenharjo Sukoharjo. 2) Meningkatkan kemandirian murid TKLB B/C di SLB/ B-C YPPALB Langenharjo Sukoharjo. 3) Mengurangi rasa rendah diri murid TKLB B/C di SLB/ B-C YPPALB Langenharjo Sukoharjo.
5
b.
Manfaat bagi orang tua murid tuna grahita Sebagai bahan pertimbangan orang tua dalam rangka melatih murid tuna
grahita TKLB B/C di SLB/ B-C YPAALB Langenharjo Sukoharjo dalam usaha pemahaman konsep bilangan. c.
Manfaat bagi peneliti lain Sebagai pertimbangan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan
peningkatan pemahaman konsep bilangan.