perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari kebutuhan energi. Kebutuhan manusia akan energi merupakan kebutuhan utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan manusia, salah satunya adalah Bahan Bakar Minyak. Bahan Bakar Minyak merupakan kebutuhan dasar dalam industri di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak baik dalam bidang industri
maupun
pertumbuhan
transportasi
jumlah
semakin
penduduk
pun
hari
semakin
semakin
meningkat
meningkat.
karena
Peningkatan
pertumbuhan pengguna Bahan Bakar Minyak ini berbanding terbalik dengan ketersediaan bahan bakar yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui. Mengingat bahwa Bahan Bakar Minyak merupakan energi yang tak terbarukan maka sangat perlu pengelolaan serta penggunaan Bahan Bakar Minyak yang berkelanjutan (sustainable). Penggunaan
Bahan
Bakar
Minyak
yang
berkelanjutan
dapat
diimplementasikan dalam pembangunan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhannya, dalam lingkup penelitian ini adalah penggunaan sekaligus penghematan Bahan Bakar Minyak sebagai energi yang tak terbarukan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang dan generasi yang akan datang dengan prinsip pengelolaan yang mumpuni semata-mata untuk menjadikan manusia dan sebuah negara tetap eksis dalam mempertahankan keberlanjutan pembangunan termasuk dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya energi tak terbarukan untuk keberlangsungan hidup manusia dan sebagai pemenuhan hak warga negara atas Bahan Bakar Minyak. Pasal 65 ayat (1) UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan “Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia.” Hal commit yang to user tersebut merupakan hak asasi manusia subyektif dan harus dipenuhi dan
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 dilindungi sesuai dengan pendapat Heinhard Steiger c.s bahwa “Apa yang dinamakan hak-hak subyektif (subjective rights) adalah bentuk yang paling luas dari perlindungan seseorang” (Kusnadi Hardjasoemantri, 2002: 93). Melihat kenyataan demikian, para pengguna Bahan Bakar Miyak seharusnya memiliki sikap peduli akan keterbatasan dari minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui tersebut. Hal itu ditandai dengan mampu menunjukkan sikap dan perilaku hemat terhadap penggunaan Bahan Bakar Minyak. Berdasar sudut pandang kajian Kewarganegaraan, sikap hemat merupakan sikap, watak atau karakter yang harus dimiliki setiap warga Negara. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Pasal 1 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, menyebutkan bahwa terdapat sejumlah nilai atau karakter warga negara yang diinginkan, yakni antara lain ; 1. Memiliki semangat kebangsaan 2. Memiliki karakter demokratis 3. Memiliki kesadaran bela negara 4. Menghargai hak asasi manusia 5. Sikap menghargai kemajemukan bangsa 6. Kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup 7. Memiliki tanggung jawab sosial 8. Ketaatan pada hukum 9. Ketaatan membayar 10. Sikap anti korupsi, kolusi, dan nepotisme (Winarno,2006:28). Melihat nilai-nilai tersebut di atas, sikap hemat Bahan Bakar Minyak termasuk dalam nilai atau karakter warga Negara yang sadar akan kelestarian lingkungan hidup. Hal ini dikarenakan Bahan Bakar Minyak merupakan energi yang terbatas sehingga perlu dijaga kelestariannya. Pendidikan Lingkungan Hidup juga memiliki kaitan yang erat dengan Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini ditunjukan pada misi Pendidikan Kewarganegaraan. Winarno (2006:29) meyebutkan bahwa salah satu misi dari Pendidikan Kewarganegaraan yaitu: Pendidikan yang menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang memiliki kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap commitdan to user dan perilaku anti korupsi, kolusi nepotisme.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Selain itu juga ada pendapat lain yaitu menurut Winarno dan Wijianto (2010:11) bahwa “Isi Pendidikan Kewargangaraan menurut CCE AS berisikan 3 dimensi yaitu pengetahuan Kewaranegaraan (Civic Knowledge), Ketrampilan Kewarganegaraan (Civic Skill) dan Sikap kewarganegaraan (Civis Dispotition)”. Lebih lanjut Winarno dan Wijianto (2010:51) menyebutkan bahwa komponen dalam civic skill meliputi “Intellectual Skill (keterampilan/kecakapan intelektual), dan Participation Skill (keterampilan/kecakapan partisipasi)”. Layaknya sebuah sikap, sikap hemat tidak langsung muncul atau dimiliki oleh setiap individu, namun ada berbagai faktor yang menjadi pendukung atau yang mempengaruhi munculnya sikap hemat dalam diri seseorang. Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, Saifudin Azwar (1995:3038) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu antara lain “Pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu”. Menurut pendapat Lange bahwa “Kecenderungan sikap yang ditunjukkan oleh individu salah satunya bergantung pada sejauh mana pengetahuan yang dimilikinya” (Saifudin Azwar, 1995:4). Berdasarkan penjelasan di atas maka dengan demikian terbentuknya sikap hemat dalam diri individu tergantung pada sejauh mana berbagai faktor tersebut mampu memberikan peran untuk menanamkan sikap hemat dalam diri individu. Salah satu faktor yang berperan dalam pembentukan sikap siswa adalah peran lembaga institusi yaitu sekolah. Sekolah melalui peran guru meletakkan konsep pemahaman pengetahuan (knowledge) pada siswa tentang apa yang harus diketahui oleh siswa melalui pemberian materi ajar tentang Sumber Daya Alam yang di dalamnya diajarkan pula konsep-konsep untuk hemat energi. Guru selain menanamkan pemahaman hemat energi kepada siswa guru juga menanamkan nilai-nilai apa yang harus dimiliki siswa terkait hemat energi melalui keteladanan dari guru itu sendiri dalam mekakukan upaya hemat energi sehingga setelah siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 mampu memahami maka siswa dapat menentukan sikap apa yang harus diambilnya. Menurut Teori Tindakan Beralasan (theory of reasoned action) yang dikemukakan oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein, bahwa: Sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dan dampaknya terbatas hanya pada tiga hal yaitu perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tetapi sikap yang spesifik terhadap sesuatu, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma subjektif (subjective norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat atau dengan kata lain oleh lingkungan, dan sikap terhadap suatu perilaku bersama normanorma subjektif membentuk suatu intense atau niat berperilaku tertentu (Saifudin Azwar, 1995: 11). Mengacu penjelasan di atas bahwa pemahaman tentang hemat energi dapat membentuk sikap siswa sedangkan sikap hemat merupakan salah satu faktor penentu terbentuknya perilaku siswa. Salah satu perilaku yang dapat ditunjukkan siswa yaitu perilaku untuk berhemat dalam memanfaatkan Bahan Bakar Minyak mengingat ketersediaannya semakin terbatas sehingga perlu dilakukan upaya penghematan demi terciptanya lingkungan yang sustainable. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada intinya ada hubungan antara pemahaman hemat energi dengan perilaku untuk memanfaatkan Bahan Bakar Minyak. Berdasarkan data yang didapat di SMA Negeri 1 Mojolaban, dari 140 siswa kelas XI IPS didapat bahwa siswa belum memiliki sikap dan belum menunjukkan perilaku yang menunjukkan penghematan terhadap sumber daya energi tak terbarukan itu khusunya dalam penelitian ini tentang pemakaian Bahan Bakar Minyak. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang memakai sepeda motor untuk berangkat ke sekolah setiap hari. Padahal rata-rata jarak rumah ke sekolah hanya 3-5 km. Berdasar data yang diperoleh hampir seluruh siswa memakai sepeda motor untuk ke sekolah dan rata-rata tiap siswa pemakaian Bahan Bakar Minyaknya sehari sampai dua liter. Selain itu siswa masih bersikap apatis dan tidak peduli pada isu-isu tentang semakin habisnya ketersediaan sumber daya minyak bumi salah satunya Bahan Bakar Minyak. Berdasarkan data yang didapat alasan siswa memakai sepeda motor untuk ke sekolah karena ikutcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 ikutan siswa yang lainnya sehingga memakai sepeda motor bukan karena faktor kebutuhan tetapi lebih karena faktor lingkungan yaitu lingkungan teman sebayanya di sekolah. Apabila kita mengacu pada teori terbentuknya sikap hemat maka dapat diidentifikasi alasan atau sebab-sebab mengapa siswa di SMA Negeri 1 Mojolaban kurang memiliki sikap hemat antara lain karena masih apatisnya siswa terhadap penanaman atau keteladanan mengenai pentingnya sikap hemat dari orang lain terutama dari guru, orang tua dan teman sebaya, faktor lingkungan yang kurang mendukung terbentuknya pola sikap dan perilaku sikap hemat, kurang terserapnya pendidikan atau pemahaman akan pentingnya perilaku hemat Bahan Bakar Minyak dari lembaga pendidikan yaitu sekolah. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPS cenderung kurang memiliki kesadaran untuk berhemat dalam penggunaan energi Bahan Bakar Minyak. Hal itu dikarenakan kebanyakan siswa lebih memilih untuk menggunakan sepeda motor meskipun sebenarnya jarak tempuh antara rumah dengan sekolah yang rata-rata hanya 3-5 km bisa dilalui dengan menggunakan sepeda. Hal ini dikarenakan mereka belum memiliki pemahaman yang baik tentang hemat energi sikap hemat terhadap penggunaan Bahan Bakar Minyak atau karena faktor lain yang menyebabkan tidak adanya kesadaran untuk berperilaku hemat Bahan Bakar Minyak. Maka berdasarkan latar belakang dengan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang hal tersebut dengan mengambil judul “Hubungan Pemahaman Hemat Energi dengan Perilaku Pemanfaatan Bahan Bakar Minyak Sebagai Perwujudan Participation Skill Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri I Mojolaban Tahun Ajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Pemahaman siswa penting untuk menumbuhkan sikap siswa, sedangkan sikap siswa untuk hemat energi sangat penting untuk menumbuhkan perilaku siswa hemat energi sehingga mereka dengan sendirinya akan memiliki kesadaran untuk berperilaku hemat energi. Berdasarkan latar belakang masalah di atas commitberikut: to user masalah dapat diidentifikasikan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 1. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kurang dimilikinya sikap hemat energi dalam diri siswa. 2. Sikap apatis siswa terhadap penghematan energi Bahan Bakar Minyak menyebabkan tidak adanya perubahan perilaku siswa untuk menghemat energi 3. Tidak mampunya siswa berperilaku hemat terhadap penggunaan Bahan Bakar Minyak bisa dikarenakan siswa kurang memiliki sikap hemat energi atau bisa dikarenakan adanya faktor lingkungan. C. Pembatasan Masalah Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari topik kajian, maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian untuk menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam hal ini adalah hubungan pemahaman hemat energi dengan perilaku pemanfaatan bahan bakar minyak siswa. Agar mengarah pada permasalahan yang diteliti, dibawah ini dikemukakan pembatasan masalah sebagai beikut : 1. Subyek Penelitian Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mojolaban, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo 2. Obyek Penelitian Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah : a. Pemahaman hemat energi (sebagai variabel X) b. Perilaku pemanfaatan Bahan Bakar Minyak (sebagai variabel Y) D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka perumusan masalah sebagai berikut: Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman hemat energi dengan perilaku pemanfaatan Bahan Bakar Minyak sebagai perwujudan participation skill siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2012/2013 ? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, tujuan pokok yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara pemahaman
hemat energi dengan perilaku
pemanfaatan Bahan Bakar Minyak sebagai perwujudan participation skill siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mojolaban tahun ajaran 2012/2013. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Meningkatkan pemahaman siswa tentang hemat energi b. Meningkatkan sikap kepedulian siswa terhadap sumber daya energi tak terbarukan c. Merubah perilaku siswa untuk dapat menghemat Bahan Bakar Minyak 2. Manfaat Teoritis Untuk menguji kebenaran dari teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) yang mengatakan bahwa terbentuknya perilaku manusia itu karena dipengaruhi oleh tiga hal. Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tetapi sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Ke dua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma subjektif (subjective norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat atau dengan kata lain oleh lingkungan. Ke tiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu intense atau niat berperilaku tertentu
commit to user