1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan
bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif,
emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreatif, maka seni sebagai kegiatan manusia selalu melahirkan kreasi-kreasi baru, mengikuti nilai-nilai yang berkembang di masyarakat baik melalui seni rupa, seni musik, seni tari, ataupun seni drama.
Dalam kehidupan manusia mengembangkan seni rupa merupakan hal yang umum, dan pada seni tiga dimensi secara khusus memiliki maksud dan tujuan, maksud dan tujuan itu dapat kita pahami berdasarkan fungsi dan nilai – nilai yang terdapat dalam karya tersebut.
Keindahan dalam berkarya akan terlihat dalam pengorganisasian prinsipprinsip yang digunakan dalam pengorganisasian unsur-unsur bentuk total yang menunjang kontrastik dan nuansa yakni
melalui skala, proporsi, kesatuan di
dalam keragaman, keseimbangan dan kekuatan arah.
Dari prinsip-prinsip seni rupa yang telah kita ketahui tersebut keterampilan dalam berkarya tidak terlepas dari kemampuan dalam mengetahui anatomi manusia. Dalam seni rupa pengetahuan anatomi manusia adalah anatomi plastis dimana pengetahuan anatomi manusia dipilih dan diarahkan untuk menggambar,
1
2
mengukir ataupun mematung. Dengan pengetahuan tersebut, maka diharapkan karya yang dihasilkan akan lebih memuaskan.
Dalam pembuatan seni patung hendaknya seniman mengetahui akan penerapan teori proporsi yang diterapkan. Seperti yang kita ketahui patung memiliki banyak aliran sesuai dengan corak yang biasanya diterapkan, seperti pada pembuatan patung budha maupun pada patung hindu . Pada agama budha dan hindu patung biasanya menonjolkan gaya yang dekoratif, dan proporsi yang digunakan umumnya ukuran 6 kali kepala untuk tinggi keseluruhan badan patung. Begitu juga dengan patung kristiani yang umumnya menonjolkan bentuk patung yang beraliran realisme, yang diturunkan dari bentuk patung yang berasal dari Barat, biasanya menggunakan proporsi patung dengan ukuran 8 kali kepala untuk ukuran tinggi keseluruhan badan. Dengan ukuran 8 kali kapala pada patung , akan terlihat ideal dan menujukkan keagungan.
Dalam penarapan teori proporsi dalam pembuatan karya seni rupa awalnya muncul pada abad I SM di Roma melalui teori Vitruvius. Teori Vitruvius berkembang hingga ke daerah timur dan hingga kini diberbagai negara telah menerapkan dalam berbagai karya seni, seperti seni patung kristiani, seni lukis,pedoman dasar arsitektur, dan bentuk senu rupa lainnya.
Sama halnya dalam pembuatan karya seni patung di daerah wisata, umumnya patung yang beraliran realisme hendaknya memiliki bentuk yang ideal agar dapat dinikmati lebih nyaman oleh para pengunjung. Dengan penerapan teori proporsi yang tepat karya patung akan menjadi lebih nyaman dinikmati juga dapat
3
dijadikan sebagai acuan dan motivasi oleh masyarakat maupun pecinta seni dalam pembuatan karya seni berikutnya. Kurangnya pedoman teori proporsi dalam pembuatan seni patung akan membuat wisatawan kurang nyaman, jenuh bahkan menjadi bahan ejekan. Karya seni patung dapat ditemukan di daerah Indonesia, bahkan karya seni ini dijadikan sebagai aset daerah dalam sektor pariwisata.
Salah satu provinsi yang sangat berpotensial di bidang pariwisata adalah Propinsi Sumatera Utara. Propinsi Sumatera Utara memiliki beberapa kawasan daerah tujuan wisata yang sangat banyak mendatangkan wisatawan baik lokal maupun mancanegara, mulai dari wisata alam yang memiliki keindahan alam yang menarik, wisata budaya, wisata rohani, rumah-rumah tradisional, dan peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya. Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang usianya cukup tua. Kabupaten Dairi memiliki luas wilayah 3.146,1 km² dan populasi 273,851 jiwa. Kabupaten Dairi Ibu kotanya adalah Sidikalang dan merupakan salah satu kawasan daerah tujuan wisata yang ada di Sumatera Utara. Kabupaten Dairi dikenal dengan julukan kota wisata rohani, Taman Wisata Iman menjadi ikon daerah tersebut. Taman Wisata Iman dibangun dengan tujuan agar pengunjung dapat menyaksikan,
menikmati,
dan
menghargai
alam
ciptaan
Tuhan
serta
menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan hidup. Para wisatawan yang datang berkunjung semakin termotivasi untuk lebih meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain itu Taman Wisata Iman juga dapat mempererat hubungan silaturahmi antar umat beragama. Adapun pertimbangan
4
sehingga Taman Wisata Iman ditempatkan di lokasi tersebut karena mengingat lokasi tersebut ditutupi oleh hutan pinus dan dinilai sangat bagus dan cocok untuk tempat berwisata rohani. Pada hari Selasa, 20 Agustus 2005 Menteri Agama Republik Indonesia yang saat itu dijabat oleh Bapak Prof. Dr. H. Said Agil AlMunawar melakukan peletakan batu pertama Taman Wisata Iman (TWI) dan disaksikan oleh pemrakarsa Bapak Dr. Master Parulian Tumanggor. Pada objek wisata Taman Wisata Iman terdapat kelima rumah ibadah dan bangunanbangunan pendukung lainnya. Kelima arsitektur rumah ibadah yang terdapat di Taman Wisata Iman adalah terdiri dari lima agama yang ada di Indonesia yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Budha dan Hindu. Disana juga ditemukan karya seni berupa relief yang terdapat pada beberapa dinding bangunan, desain ekterior juga patung-patung yang mengillustrasikan kejadian penting oleh para nabi. Pada patung Taman Wisata Iman terdapat 102 buah patung yang menceritakan kisah para nabi, yakni patung Abraham, Bunda Maria, Malaikat, Yohannes Pembaptis dan kisah perjalanan Yesus hingga menuju penyaliban. Dalam pembuatan karya seni patung banyak hal yang perlu diberhatikan, baik dalam teknik pembuatan, warna patung letak patung, proporsi patung, dan lain sebagainya. Berbicara tentang proporsi, seorang ilmuwan dan juga seniman Itali yang pertama kali menemukan sebuah teori proporsi yang dinamakan Viturvius, yang sampai sekarang dijadikan sebagai pedoman dalam seni dan arsitektur. Teori ini menggambarkan bagaimana perbandingan tubuh manusia yang ideal
5
agar lebih indah dan proporsional. Teori ini telah lama diterapkan pada arsitektur gereja, lukisan maupun patung diberbagai negara khususnya di Roma. Berdasarkan dari teori tersebut disejumlah patung yang terdapat di Taman Wisata Iman tidak sesuai dengan penerapan teori vitruvius, baik proporsi pada ukuran tinggi badan terhadap kepala, ukuran panjang kaki maupun tangan terhadap bagian lainnya. Melihat kenyataan ini, penulis menyadari begitu pentingnya memahami penerapan proporsi dalam pembuatan karya terutama bagi perupa di Indonesia. Dengan penerapan teori proporsi yang tepat pada karya tersebut maka dapat dijadikan sebagai sumber acuan untuk penciptaan kaya seni rupa berikutnya. Hal ini lah yang melatarbelakangi penulis untuk meneliti hasil karya seni patung tersebut yang judul “Analisis Proporsi Pada Patung Kristiani Di Taman Wisata Iman Ditinjau Dari Teori Vitruvius”
B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi beberapa masalah : 1. Ketepatan proporsi patung. 2. Kemiripan dengan figur objek yang ditirukan. 3. Keindahan patung dari segi pewarnaan. 4. Teknik dalam penciptaan karya patung. 5. Pengaruh draperi dengan nilai keindahan.
6
C. Batasan masalah Berhubungan dengan kajian masalah yang dapat diangkat dalam skripsi ini terlalu luas dan banyaknya patung di tempat wisata tersebut baik yang berupa dewa, figur manusia, hewan maupun benda lain. Maka masalah – masalah di atas perlu dibatasi yakni menganalisis patung manusia yang terletak di Taman Wisata Iman yakni patung kristiani melalui penerapan teori Vitruvius.
D. Rumusan masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang terdahulu, layaknya penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini agar lebih mengarah ke penelitian. 1. Bagaimana perbandingan proporsi yang digunakan dalam patung tersebut? 2. Apakah bagian-bagian patung tersebut telah memiliki proporsi yang tepat menurut teori Vitruvius?
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan penerapan proporsi pada patung Taman Wisata Iman sesuai dengan teori Vitruvius
7
F. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan baik untuk peneliti, masyarakat, pemerintah ataupun orang lain. Adapun manfaat penelitian ini antara lain 1. Untuk menambah pengetahuan tentang proporsi dalam pembuatan patung maupun karya seni rupa lainnya baik untuk penulis, maupun para seniman. 2. Sebagai bahan masukan untuk penelitian berikutnya dalam masalah yang sama. 3. Sebagai pengetahuan bagi masyarakat dalam memahami ukuran proporsi tubuh manusia khususnya tubuh sendiri. 4. Memperkenalkan kepada masyarakat pengetahuan tentang pembuatan patung yang beraliran realisme khususnya di daerah Kab. Dairi. 5. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Kabupaten Dairi, Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata tentang proporsi yang ideal dalam penciptaan karya patung dan karya sejenisnya khususnya patung kristiani.