1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap profesi diharuskan untuk dapat bekerja secara profesional dan memiliki keahlian dan kemampuan agar bisa bersaing di dalam dunia kerja. Selain memiliki keahlian dan kemampuan untuk menjalankan profesinya dikenal juga dengan adanya etika profesi, adanya etika profesi maka setiap profesi memiliki aturan-aturan yang harus ditaati oleh pihak yang menjalankan profesi tersebut. Etika profesi diperlukan agar segala sesuatu yang dilaksanakan oleh suatu profesi tidak melanggar batasan tertentu yang dapat merugikan suatu pribadi atas masyarakat luas. Etika tersebut akan memberikan batasan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari oleh suatu profesi, namun tidak sedikit pula pelaku profesi terkadang mengabaikan etika profesi yang sedang dijalani. Kondisi demikian dirasakan juga oleh penyedia jasa akuntansi dimana profesi seperti ini lebih memerlukan kehati-hatian dalam menjalankan profesinya, salah satunya adalah profesi sebagai akuntan (Arisetyawan, 2010). Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan prinsip moral dan mengatur tentang perilaku profesional. Untuk mendukung profesionalisme akuntan, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), sejak tahun 1975 telah mengesahkan “Kode Etik 1 Persepsi Mahasiswa Akuntansi..., Idnas Apriliastuti, Ekonomi UMP, 2014
2
Akuntan Indonesia” yang telah mengalami revisi pada tahun 1986, tahun 1994 dan terakhir pada tahun 1998. Dalam mukadimah Kode Etik Akuntan Indonesia tahun 1998 ditekankan pentingnya prinsip etika bagi akuntan : “Keanggotaan dalam Ikatan Akuntan Indonesia bersifat sukarela. Dengan menjadi anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri diatas dan melebihi yang diisyaratkan oleh hukum dan peraturan. Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan tanggung jawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi” (Mulyadi, 2002). Namun meski demikian, kenyataannya dalam praktek sehari-hari masih banyak terjadi pelanggaran terhadap kode etik akuntan. Salah satu pelanggaran yang terjadi di Indonesia ialah kasus PT Kimia Farma dimana telah dilakukan manipulasi laporan keuangan mengenai laba bersih oleh akuntan publik. Hal ini berarti akuntan publik tersebut tidak menerapkan standar mutu yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya. Persoalan
ini
tidak
akan terjadi
apabila
akuntan
memiliki
pengetahuan, pemahaman, kemauan yang lebih untuk bisa menerapkan nilainilai moral dan secara memadai, dan mampu mengurangi terjadinya pelanggaran etika tertentu. Disamping itu, kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka terhadap persoalan etika juga sangat
Persepsi Mahasiswa Akuntansi..., Idnas Apriliastuti, Ekonomi UMP, 2014
3
dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada salah satunya adalah lingkungan pendidikan, karena lingkungan pendidikan akuntansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etika akuntan. Perilaku etika profesi akuntan akan terbentuk dengan baik melalui proses pendidikan yang terjadi dalam lembaga pendidikan akuntansi, dimana mahasiswa sebagai input sedikit banyaknya akan memiliki keterkaitan dengan akuntan yang dihasilkan sebagai output. Beberapa penelitian sebelumnya telah menguji secara empiris tentang persepsi etika dan memberikan hasil yang berbeda seperti yang telah dilakukan oleh Besse Nurlan (2011) menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara persepsi akuntan dan mahasiswa jurusan akuntansi terhadap kode etik akuntan. Martadi dan Suranta (2006) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria dan mahasiswa akuntansi dengan akuntan wanita dan mahasiswi akuntansi terhadap etika profesi. Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara karyawan bagian akuntansi pria dan karyawan bagian akuntansi wanita. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Martadi dan Suranta (2006). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian dan responden penelitian. Penelitian sebelumnya Martadi dan Suranta (2006) melakukan penelitiannya di kota Surakarta, sedangkan pada penelitian ini dilakukan di kota Purwokerto dan responden pada penelitian sebelumnya Martadi dan Suranta (2006) adalah mahasiswa akuntansi di berbagai perguruan tinggi di Surakarta, sedangkan responden
Persepsi Mahasiswa Akuntansi..., Idnas Apriliastuti, Ekonomi UMP, 2014
4
pada penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi di berbagai perguruan tinggi di Purwokerto. Alasan peneliti melakukan penelitian ini di Kota Purwokerto karena adanya keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki untuk melakukan penelitian tersebut dengan tempat tinggal peneliti. Berdasarkan permasalahan tersebut maka menjadi latar belakang untuk menganalisis sejauh mana persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika profesi dipandang dari segi gender.
1.2
Rumusan Masalah Berbagai kasus bisnis melibatkan profesi akuntan, maka dari itu penegakan etika profesi harus dimulai sedini mungkin dengan pemahaman dan penghayatan secara penuh. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dengan penelitian ini masalah yang diangkat adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi laki-laki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari tanggung jawab profesi? 2. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi laki-laki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari kepentingan publik? 3. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi laki-laki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari integritas? 4. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi laki-laki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari objektivitas?
Persepsi Mahasiswa Akuntansi..., Idnas Apriliastuti, Ekonomi UMP, 2014
5
5. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi laki-laki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari kompetensi dan kehati-hatian profesional? 6. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi laki-laki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari kerahasiaan? 7. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi laki-laki dengan
mahasiswa
akuntansi
perempuan
ditinjau
dari
perilaku
profesional? 8. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi laki-laki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari standar teknis?
1.3
Pembatasan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas dapat diperoleh gambaran dimensi yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka peneliti memandang perlu memberi batasan yang lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, peneliti memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yaitu permasalahan yang terdiri dari 8 prinsip etika yaitu Tanggung Jawab Profesi, Kepentingan Publik, Integritas, Objektifitas, Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional, Kerahasiaan, Perilaku Profesional, dan Standar Teknis.
Persepsi Mahasiswa Akuntansi..., Idnas Apriliastuti, Ekonomi UMP, 2014
6
1.4
Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi lakilaki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari tanggung jawab profesi. 2. Untuk menganalisis perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi lakilaki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari kepentingan publik. 3. Untuk menganalisis perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi lakilaki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari integritas. 4. Untuk menganalisis perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi lakilaki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari objektivitas. 5. Untuk menganalisis perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi lakilaki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari kompetensi dan kehati-hatian profesional. 6. Untuk menganalisis perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi lakilaki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari kerahasiaan. 7. Untuk menganalisis perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi lakilaki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari perilaku profesional. 8. Untuk menganalisis perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi lakilaki dengan mahasiswa akuntansi perempuan ditinjau dari standar teknis.
Persepsi Mahasiswa Akuntansi..., Idnas Apriliastuti, Ekonomi UMP, 2014
7
1.5
Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Mahasiswa Akuntansi Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pengetahuan mengenai etika sehingga kelak bisa bekerja secara profesional berlandaskan etika profesi akuntan dan dapat menerapkan etika tersebut dalam dunia bisnis. 2. Bagi Akademisi a. Diharapkan akan menjadi masukan yang penting bagi pendidikan tinggi akuntansi di Indonesiadalam upaya untuk meningkatkan kualitas etika mahasiswa sebagai profesi akuntan. b. Dapat mengembangkan konsep pendidikan etika dengan lebih memperhatikan
perkembangan
moral
ataupun
perkembangan
pertimbangan etis mahasiswa agar dapat membentuk perilaku etis mahasiswa sebagai calon akuntan sejak dini. 3. Bagi Pihak yang Berkepentingan Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap profesi akuntan sebagaimana layaknya yang diharapkan.
Persepsi Mahasiswa Akuntansi..., Idnas Apriliastuti, Ekonomi UMP, 2014