BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya dunia global dan dunia kerja, sehingga sudah saatnya kita untuk membuat suatu inovasi baru dalam pengembangan pendidikan saat ini. Kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan peraturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan (Dikti, 2008). Sedangkan menurut Purnomo (2005), kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang berorientasi pada hasil yang berupa kompetensi atau kemampuan yang di miliki peserta didik setelah melaksanakan sejumlah pengalaman belajar tertentu sehingga mampu bersaing di dunia kerja. Sejarah kurikulum berbasis kompetensi bukan hal baru di Indonesia maupun dunia Internasional. Pada tahun 1960-an Amerika sudah mulia menerapkan konsep pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, sedangkan di Indonesia konsep ini mulai diterapkan pada tahun 1980-an melalui pendidikan guru yang disebut competence based teacher education (CBTE)(Purnomo,2005). Kurikulum berbasis kompetensi ini sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam UU No.22 Tahun 1999 tentang Kewenangan Pemerintah Daerah; UU No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; dan Tap MPR No.IV/MPR/1999 tentang Arah kebijakan Pendidikan Masa Depan (Sanjaya,2008). Fakultas keperawatan
Universitas
Sumatera Utara sendiri menerapkan kurikulum berbasis kompetensi sejak tahun
1 Universitas Sumatera Utara
2
2010. Metode pembelajaran yang sudah digunakan di fakultas keperawatan USU adalah small-group discussion, problem based learning, case study (FKep USU, 2010). Salah satu karakteristik dari kurikulum berbasis kompetensi adalah fokus pendidikan yang tidak lagi berfokus pada guru sebagai pendidik, akan tetapi lebih pada peserta didik melalui perubahan belajar, dari berpikir menjadi belajar cara belajar (learn how to learn) dan belajar cara berfikir (learn how to think), selain itu pembelajaran berdasarkan masalah (problem-based learning) juga diyakini mampu sebagai strategi jitu melatih kemampuan mahasiswa berfikir kritis (Fujiati, 2009). Kelebihan kurikulum berbasis kompetensi adalah lebih mendekatkan peserta didik pada kebutuhan masyarakat secara nyata, silabus mudah disusun, implementasinya cukup mudah, sangat cocok diterapkan dimulai pengembangan pengetahuan tingkat rendah sampai dengan perguruan tinggi, dan mudah menyeimbangkan dengan kemajuan industri dan dunia kerja (Purnomo, 2005). Selain itu kurikulum berbasis kompetensi dapat melatih mahasiswa untuk berpikir kritis, dimana mahasiswa dituntut untuk mengambil suatu keputusan sesuai dengan permasalahan yang ada (Fujiati, 2007). Menurut Sudiarta (2005) ada beberapa kelemahan kurikulum berbasis kompetensi yaitu: (a) pengembangan kurikulum selalu dilakukan secara top down tanpa melibatkan guru secara memadai yang merupakan mediator kurikulum dan mahasiswa, (b) penerapan kurikulum dilakukan tanpa strategi yang jelas, (c) implementasi cenderung tidak di evaluasi secara menyeluruh dan biasanya
Universitas Sumatera Utara
3
evaluasi hanya berorientasi outcome, yaitu berupa tingkat prestasi siswa sedangkan proses diabaikan,(d) kurangnya dosen yang berkompeten tentang kurikulum berbasis kompetensi (e) sulit dikembangkan jika sarana dan prasana tidak memadai. Kurikulum berbasis kompetensi tidak hanya sekedar proses penyampaian materi, akan tetapi pada akhirnya pengembangan kurikulum berbasis kompetensi diharapkan dapat dijadikan sebagai pembentuk watak dan peradaban sera meningkatkan mutukehidupan mahasiswa. Selain itu konsep mengenai kurikulum berbasis kompetensi bertujuan agar setiap lulusan akademik memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sesuai dengan standar nasional dan internasional (Sanjaya, 2008). Hal ini sesuai dengan kesimpulan yang diambil oleh Purnomo (2005) bahwa kurikulum berbasis kompetensi bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi, kreativitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi , kecakapan hidup yang membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa. Mengingat belum adanya penelitian yang membahas tentang bagaimana pengalaman mahasiswa saat mengikuti kurikulum berbasis kompetensi, peneliti merasa perlu melakukan suatu penelitian untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam beradaptasi saat mengikuti kurikulum berbasis kompetensi. Hal ini mendorong peneliti ini melakukan sebuah penelitian untuk mencoba mengeksplorasi dan menggambarkan secara mendalam pengalaman mahasiswa yang mengikuti kurikulum berbasis kompetensi dengan menggunakan metode penelitian kualitatif pendekatan fenomenologi deskriptif.
Universitas Sumatera Utara
4
2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengalaman mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dalam mengikuti kurikulum berbasis kompetensi ? 3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi pengalaman mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dalam mengikuti kurikulum berbasis kompetensi. 4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini terbagi atas 3 bagian yaitu: 4.1 Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang pengalaman mahasiswa Fakultas Keperawatan dalam mengikuti kurikulum berbasis kompetensi. 4.2 Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih berguna bagi perawat pendidik untuk bisa di integrasikan dalam pembelajaran terkait dengan pengalaman mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dalam mengikuti kurikulum berbasis kompetensi.
Universitas Sumatera Utara
5
4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dasar tentang pengalaman mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dalam mengikuti kurikulum berbasis kompetensi untuk digunakan dalam pengembangan penelitian yang belum terlaksana dalam penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara