1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat
persaingan antar perusahaan pun semakin tinggi dan pada akhirnya menjadi suatu tuntutan bagi perusahaan agar terus melakukan pengembangan-pengembangan usaha, dimana pengembangan tersebut merupakan salah satu cara agar perusahaan dapat bertahan dan memiliki daya saing dalam menjalankan tujuan bisnisnya. Salah satu usaha yang dilakukan agar perusahaan dapat menjadi besar dan kuat yaitu dengan ekspansi (Payamta : 2004). Ekspansi terbagi menjadi dua yaitu ekspansi internal dan ekspansi eksternal. Ekspansi internal terjadi pada saat divisidivisi yang ada dalam perusahaan tumbuh secara normal melalui capital budgeting, sedangkan ekspansi eksternal dapat dilakukan dalam bentuk penggabungan usaha. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain (PSAK No.22 Paragraf 08 : 1999). Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger dan akuisisi. Dengan dilakukannya merger dan akuisisi, diharapkan perusahaan dapat melanjutkan usahanya dengan bantuan kerjasama dengan perusahaan lain dan
2
selanjutnya untuk saling bersinergi dalam mencapai tujuan tertentu. Merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan untuk
memperkuat posisi perusahaan. Akuisisi merupakan pengambil-alihan (take over)
sebagian atau keseluruhan saham perusahaan lain sehingga perusahaan
pengambil-alih mempunyai hak kontrol atas perusahaan target. Arti dari merger dan akuisisi memang berbeda, namun pada prinsipnya sama yaitu dalam membicarakan tentang penggabungan usaha (business combination) sehingga
kedua istilah ini sering dibicarakan secara bersama dan dapat dipertukarkan (interchangeable). Merger di Indonesia telah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah alternatif strategi yang menarik bagi banyak perusahaan baik domestik maupun asing untuk melakukannya. Merger di Indonesia secara umum diatur dalam Undang-undang No.1/1995 mengenai Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No.27/1998 mengenai Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 28/1999 mengenai Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank dan peraturan-peraturan lain yang terkait. Untuk Perusahaan Terbuka, merger diatur dalam peraturan Bapepam No. IX. G.1 mengenai Penggabungan dan Peleburan usaha Perusahaan Public atau Emiten. Alasan ekonomi yang utama dari merger adalah nilai (value) perusahaan hasil merger diharapkan lebih besar dari jumlah nilai mandiri dari perusahaanperusahaan yang bergabung (merger). Alasan, motif, dan tujuan merger sangar bervariatif
dan
tergantung
dari
kebutuhan
perusahaan-perusahaan
yang
melakukannya namun yang paling umum digunakan adalah sinergi, perpajakan
3
dan ekspansi. Keputusan merger dan akuisisi dianggap cepat dalam mewujudkan tujuan perusahaan yang belum tercapai dikarenakan perusahaan tidak perlu
memulai bisnis baru, serta mempunyai pengaruh yang besar dalam memperbaiki
dan peningkatan kondisi perusahaan terutama dalam financial performance serta
posisi keuangan mengalami perubahan (Tri Andy Kurniawan : 2011).
Aksi korporasi merger dan akuisisi dinilai positif dan mempengaruhi
kinerja perseroan karena memberi sinergi yang positif dan berpotensi meningkatkan laba. Dalam hal manajerial, sinergi ada ketika para manajer menemukan cara bagi perusahaan untuk menciptakan nilai lebih besar dibandingkan dengan nilai total yang diciptakan saat beroperasi sebagai entitas independen, sedangkan bagi pemegang saham sinergi bila mereka bisa mendapatkan keuntungan yang tidak bisa mereka peroleh melalui keputusan diversifikasi portofolio mereka sendiri. Kemudian, untuk menilai kinerja keuangan perusahaan setelah merger dan akuisisi dapat dilihat dengan melakukan perbandingan dari laporan keuangannya. Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan perlu mengadakan analisa atau interpretasi terhadap data finansial dari suatu perusahaan dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Ukuran yang paling sering digunakan dalam analisa finansial adalah rasio. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas). Rasio keuangan
4
diklasifikasikan menjadi 4 macam diantaranya, rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar (Kasmir : 2008).
Dari beberapa penelitian yang meneliti tentang perbedaan kinerja
perusahaan sebelum dan setelah merger dan akuisisi dilakukan, ternyata hasil tidak selalu sejalan dan konsisten. Seperti yang dilakukan Tri Andi Kurniawan
(2011) yang melakukan penelitian terhadap 14 perusahaan pada periode 2003
2007. Penelitian tersebut menyatakan bahwa dari 5 rasio yang digunakan sebagai alat analisis dalam mengukur kinerja keuangan diantaranya rasio CR (Current Ratio), DER (Debt to Equity Ratio), TATO (Total Asset Turn Over Ratio), ROA (Return On Asset) dan ROE (Return on Equity) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk semua rasio setelah merger dan akuisisi pada semua periode pengamatan dan pengujian. Hanya pada periode 2 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger dan akuisisi menunjukkan ada perbedaan yang signifikan. Berdasarkan deskriptif perubahan nilai rata-rata (mean) rasio DER (Debt to Equity Ratio) mengalami peningkatan, namun hasil tersebut tidak cukup kuat untuk membuktikan adanya pengaruh merger dan akusisi terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widjanarko (2006) yang menunjukkan tidak ada perubahan yang signifikan dari kinerja keuangan perusahaan yang diproyeksikan dari rasio-rasio keuangan dua tahun sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Dyasa (2006) yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan untuk rasio keuangan EPS, NPM, ROE dan ROA untuk pengujian 1 tahun sebelum dan 1 tahun setelah merger dan akuisisi,
5
rasio keuangan ROE untuk pengujian 1 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger dan akuisisi. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianto (2008) yang
memberikan hasil adanya perbedaan yang positive signifikan pada rasio keuangan
setelah merger dan akuisisi. Perbedaan penelitian yang dihasilkan oleh Tri Andi
Kurniawan (2011) yang menunjukkan tidak ada sinergi setelah dilakukannya merger dan akuisisi, sedangkan penelitian yang berlawanan yaitu Dyasa (2006),
dan Yulianto (2008) yang menyatakan adanya sinergi setelah melakukan merger
dan akuisisi yang dilihat dari kinerja keuangan yang diproyeksikan oleh rasio keuangan. Perbedaan dari beberapa penelitian yang disebutkan diatas maka tema ini menarik untuk diuji kembali dengan judul penelitian “ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH AKUISISI (Pada Perusahaan Pengakuisisi Periode 2008, Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI)” pada penyusunan Tugas Akhir penulis.
1.2 Identifikasi Masalah Penggabungan usaha khususnya akuisisi yang merupakan gabungan dari beberapa perusahaan anak (subsidiaries) yang perusahaan induknya mempunyai pengendalian suara (voting control) atas perusahaan anak (Handono Mardianto : 2009). Dalam hal ini terdapat perusahaan induk yang bertindak sebagai pihak pengakusisi dan perusahaan anak sebagai pihak yang diakuisisi. Praktik penggabungan usaha yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar
6
di Bursa Efek Indonesia (BEI), mendapat perhatian banyak publik karena menyangkut kepentingan yang berbeda dari banyak pihak, diantaranya
pemerintah, pemegang saham, calon investor, kreditur dan masyarakat umum.
Manfaat merger dan akuisisi dapat dilihat baik dari segi ekonomi maupun
manfaat non ekonomi. Selain itu, merger dan akuisisi juga diharapkan mendatangkan sinergi bagi perusahaan yang melakukannya atau pihak pengakuisisi, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan sesuai ekspektasi
perusahaan (Muhamad Aji Nugroho : 2010). Maka dari itu, Perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian disini yaitu perusahaan yang melakukan akuisisi dimana untuk mengetahui apakah akuisisi yang dilakukan berhasil atau tidak dengan melihat indikator berupa rasio keuangan, karena pada dasarnya pihak inilah yang melakukan pengorbanan dengan membeli sejumlah aktiva atau sejumlah saham.
penulis dapat merumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah melakukan akuisisi dengan menggunakan alat ukur berupa rasio keuangan? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan setelah melakukan akuisisi dengan menggunakan uji beda?
Untuk periode penelitian yang dilakukan yaitu selama 2 tahun, karena penelitian ini berupa uji beda maka 2 tahun tersebut yaitu 2 tahun sebelum dan
7
setelah akuisisi. Akuisisi yang dilakukan perusahaan pada tahun 2008, maka 2 tahun sebelum akuisisi yaitu tahun 2006 dan 2007 sedangkan 2 tahun setelah
akuisisi yaitu tahun 2009 dan 2010.
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Periode pengujian dalam penelitian ini yaitu 2 tahun dan lebih ditekankan
kepada kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi
2. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini ada 8, yaitu CR, CsR, DAR, DER, ROE, ROA, TATO dan ITO.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan perusahaan selama 2 tahun sebelum dan sesudah melakukan akuisisi dengan menggunakan alat ukur berupa rasio keuangan 2. Untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan setelah melakukan akuisisi dengan menggunakan uji beda
1.3.2 Manfaat Penelitian Bagi penulis 1. Menerapkan materi atau mata kuliah yang telah dipelajari khususnya dalam bidang Manajemen Keuangan
8
2. Untuk memperluas pengetahuan penulis dalam hal memperbandingkan
kinerja keuangan suatu perusahaan sebelum dan setelah melakukan akuisisi
3. Sebagai salah satu syarat kelulusan D3 Jurusan Akuntansi Program Studi Keuangan dan Perbankan Politeknik Negeri Bandung.
Bagi Perusahaan
1. Sebagai salah satu sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan mengenai penggabungan usaha berupa akuisisi dalam hal pengembangan usaha. Bagi Lembaga Pendidikan 1. Menambah perbendaharaan di perpustakaan Politeknik Negeri Bandung yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai literatur penulis lain baik digunakan sebagai referensi ataupun bahan pembanding.
1.4 Kerangka Pemikiran Akuisisi atau pengambilalihan perusahaan adalah mengambil alih kepentingan pengontrol terhadap suatu perusahaan yang dilakukan biasanya dengan mengambil alih mayoritas saham atau mengambil alih sebagian besar asetaset perusahaan (Munir, 2008). Alasan perusahaan melakukan penggabungan usaha karena hal tersebut dianggap sebagai jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan dimana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru. Penggabungan usaha juga dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai
9
keseluruhan perusahaan setelah penggabungan usaha yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum penggabungan usaha
(Muhammad Aji Nugroho : 2010).
Akuisisi adalah suatu tindakan dari perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Keberhasilan perusahaan dalam akuisisi dapat dilihat dari kinerja
perusahaan tersebut, terutama kinerja keuangan. Untuk dapat memperoleh
gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan perlu mengadakan analisa atau interpretasi terhadap data finansial yang tercermin dalam laporan keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah rasio. Rasio keuangan diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas. Rasio Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas suatu perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan adalah Current Ratio (CR) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar, dan Cash Ratio (Csr) yaitu alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajibannya. Rasio
Solvabilitas (Leverage) menunjukkan sejauh mana perusahaan
dibiayai oleh pihak luar atau dengan kata lain menunjukkan proporsi atas
10
penggunaan utang untuk membiayai investasinya perusahaan. Tingkat solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR)
dimana rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva
perusahaan dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar
jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Selain itu, dapat diukur pula dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) yaitu perbandingan antara utang (debt)
dengan modal (equity). Rasio
profitabilitas
adalah kemampuan
suatu
perusahaan dalam
memperoleh laba dengan hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan, sedangkan ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Tujuan dari dilakukannya penggabungan usaha berupa merger dan akuisis yaitu adanya suatu sinergi yang baik khususnya dalam tingkat profitabilitas perusahaan. Jika terjadi sinergi yang baik maka secara umum tingkat profitabilitas perusahaan akan lebih baik sebelum melakukan penggabungan usaha. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Dengan kata lain rasio ini bisa mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan pendapatan. Rasio ini dapat diukur
11
dengan Total Assets Turn Over (TATO dan Inventory Turn Over (ITO). TATO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang
dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari
tiap rupiah aktiva, sedangkan ITO merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu periode. Dengan penggabungan usaha maka sharing tentang efektivitas perusahaan dapat dilakukan sehingga dapat meningkatkan keefektifitasan
perusahaan dapat terjadi. Berdasarkan tinjauan pustaka serta beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti mengindikasikan rasio-rasio keuangan yang terditi dari rasio likuiditas (Current Ratio) dan (Cash Ratio), rasio solvabilitas (DAR, DER), rasio profitabilitas (ROA, ROE), dan rasio aktivitas (TATO, ITO), variabel penelitian yang mencerminkan perbedaan setelah melakukan akuisisi dalam penelitian ini. Uraian diatas dapat disederhanakan sebagaimana model kerangaka pemikiran teoritis sebagai berikut :
12
Gambar 1.1
Gambaran Kerangka Pemikiran Penelitian
PENGGABUNGAN USAHA
KINERJA KEUANGAN
SEBELUM
SETELAH
DIBANDINGKAN / UJI BEDA
CR, CsR, DAR, DER, ROE, ROA, TATO, ITO
1.5 Hipotesis Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dan kajian kepustakaan yang dilakukan mengenai kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah melakukan penggabungan usaha maka penulis merumuskan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
13
Ha1
: Terdapat perbedaan Current Ratio antara sebelum dan setelah melakukan
penggabungan usaha (Akuisisi)
Ha2
: Terdapat perbedaan Cash Ratio antara sebelum dan setelah melakukan
penggabungan usaha (Akuisisi)
Ha3
: Terdapat perbedaan Debt to Asset Ratio antara sebelum dan setelah
melakukan penggabungan usaha (Akuisisi)
Ha4
: Terdapat perbedaan Debt to Equity Ratio antara sebelum dan setelah
melakukan penggabungan usaha (Akuisisi) Ha5
: Terdapat perbedaan Return on Asset antara sebelum dan setelah
melakukan penggabungan usaha (Akuisisi) Ha6
: Terdapat perbedaan Return on Equity antara sebelum dan setelah
melakukan penggabungan usaha (Akuisisi) Ha7
: Terdapat perbedaan Total Asset TurnOver antara sebelum dan setelah
melakukan penggabungan usaha (Akuisisi) Ha8
: Terdapat perbedaan Inventory TurnOver antara sebelum dan setelah
melakukan penggabungan usaha (Akuisisi)
14
1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah proses akuisisi yang dihitung dari
data-data yang diambil dari laporan keuangan perusahaan. Gambaran
perkembangan kinerja finansial suatu perusahaan tercermin dari
laporan keuangan. Ukuran yang digunakan dalam analisa finansial yaitu rasio. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya : a. Rasio Likuiditas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang bersifat jangka pendek. Rasio yang digunakan adalah Current Ratio (CR), yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar (Riyanto : 2001), dan Cash Ratio (CsR) yaitu alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajibannya (Kasmir : 2008). b. Rasio Solvabilitas (Leverage) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, khususnya kewajiban jangka panjang. Tingkat solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur
15
dengan Debt to Asset Ratio (DAR) atau rasio utang dan Debt to
Equity Ratio (DER). c. Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan (Kasmir : 2008). Secara umum ada empat
jenis analisis utama yang digunakan untuk menilai tingkat
profitabilitas, namun dari ke empat rasio profitabilitas ada dua rasio yang berkaitan dengan investasi yakni Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). Maka, dalam penelititan ini hanya menggunakan dua rasio tersebut. d. Rasio Aktivitas Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektifitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio yang digunakan yaitu: 1. Total Assets Turn Over (TATO) 2. Inventory Turn Over (ITO)
1.6.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode yang digunakan untuk membuat karya tulis dengan cara mengumpulkan data untuk kemudian
16
dianalisa untuk dibuat suatu kesimpulan. Data yang diperoleh selama
penelitian akan diolah, dianalisa dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori yang telah dipelajari.
1.6.3 Data Penelitian
1.6.3.1 Jenis Data
Data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu berupa angka-angka
yang kemudian diolah dengan beberapa metode yang telah diuraikan di atas untuk menjawab hipotesis penelitian.
1.6.3.2 Sumber Data Sumber data dalam Tugas Akhir ini berupa data sekunder, yang diperoleh dengan menggunakan perolehan pihak lain atau data yang telah diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal ini melalui perantara dalam suatu organisasi yaitu KSEP ITB (Kelompok Studi Ekonomi dan Pasar - Pojok Bursa ITB). 1.6.3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut : a. Browsing
internet
dengan
mengakses
situs-situs
(seperti
www.idx.com) b. Studi pustaka (Library research) Metode ini diperlukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan cara tinjauan pustaka dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan penggabungan usaha berupa merger dan akuisisi
17
beserta analisis kinerja keuangan perusahaan yang tertuang dalam
a. Quotasi yaitu mengutip dengan menggunakan kata-kata penulis seperti aslinya.
b. Phrase yaitu mengutip dengan menggunakan kata-kata penulis
tugas akhir ini dengan cara :
sendiri. c. Summary yaitu mengambil atau menerangkan intisari dari sumber pustaka.
1.6.4 Alat Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan uji perbedaan dengan alat analisis menggunakan Paired Sample T-test dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) versi 16.0.
1. Analisis Data Deskriptif Analisis data deskriptif dalam penelitian ini diukur menggunakan rasio keuangan berupa likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas. 2. Uji Paired sample T-Test Uji Paired sample t test adalah teknik analisa statistik yang dipakai untuk melihat ada tidaknya perbedaan dari dua kelompok sampel. Dimana sampelnya berasal dari distribusi sampel yang sama.
18
Paired sample t test merupakan uji beda dua sampel berpasangan.
Yang dimaksud dengan sampel berpasangan ialah menggunakan sampel yang sama, tetapi pengujian dilakukan terhadap sampel
tersebut dua kali dalam waktu yang berbeda atau dengan
menggunakan interval waktu tertentu dengan memberikan suatu
perlakuan khusus. Dengan teknik analisa ini dapat diketahui
perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah
dilakukannya akuisisi.
1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penulis melakukan penelitian yaitu pada perusahaanperusahaan
go
public
(Studi
kasus
pada
perusahaan
sektor
pertambangan) yang melakukan akuisisi pada tahun 2008. Untuk waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2012.