BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian dari suatu industri. Hal tersebut merupakan input perusahaan yang penting karena tanpa adanya pekerja maka proses produksi akan mengalami masalah. Pekerja harus mendapatkan perhatian khusus pula dengan cara pemberian fasilitas yang memadai, lingkungan kerja yang nyaman sehingga kenyamanan pekerja dapat terpenuhi. Alat dan failitas kerja pun harus dirancang agar pemakainya yaitu pekerja merasa aman dan nyaman, sesuai dengan ergonomi. Hal ini dikarenakan jika tidak sesuai dengan ergonomi maka dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kenyamanan dan kesehatan pekerja baik dalam jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang. Rancangan kerja atau fasilitass kerja tang salah dapat dihindari dengan cara membuat rancangan kerja yang memperhatikan ukuran tubuh manusia (antropometri). Rancangan kerja yang lebih ergonomis akan membuat pekerja tidak harus bekerja dengan posisi membungkuk atau posisi lain yang tidak memberikan kenyamanan bagi anggota tubuh lainnya. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi-informasi
mengenai
sifat,
kemampuan
dan
keterbatasan manusia merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat
1
2
hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Fokus dari ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dan pekerja serta kehidupan sehari-hari dimana penekanannya adalah pada faktor manusia. Ergonomi dimaksudkan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan perancangan. Salah satu masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang sering dialami oleh pekerja adalah dalam masalah ergonomi. Penerapan ergonomi berprinsip bahwa semua aktivitas pekerjaan dapat menyebabkan pekerja mengalami tekanan (stress) fisik dan mental. Ergonomi mengupayakan agar tekanan ini masih dalam batas toleransi, hasil kinerja memuaskan, dan kesehatan dan kesejahteraan pekerja dapat meningkat. Jika tekanan yang dialami pekerja berlebihan, hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi, seperti kesalahan (error), kecelakaan, cedera, atau kenaikan beban fisik dan mental. Cedera dan penyakit yang terkait ergonomi bervariasi, mulai dari kelelahan mata, sakit kepala, sampai gangguan otot rangka (Musculoskeletal disorders). Postur kerja yang salah disebabkan oleh letak atau bentuk fasilitas yang kurang sesuai
dengan anthropometri pekerja sehingga dapat
mempengaruhi kenyamanan dan juga kinerja pekerja sehingga hasilnya kurang optimal. Para pekerja dalam melakukan pekerjaannya, posisi kerja mereka tak jarang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi yaitu terlalu
3
membungkuk, jangkauan tangan yang tidak normal, alat yang terlalu kecil atau besar, letak alat yang tidak sesuai, dan lain sebagainya. Hal demikian menyebabkan postur kerja kurang sesuai. Postur kerja yang salah ini akan menimbulkan keluhan-keluhan fisik pada pekerja yang diantaranya dapat berdampak cedera dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kelelahan dini pada pekerja juga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan cacat atau bahkan kematian. Beberapa keluhan yang sering terjadi yaitu rasa nyeri pada punggung, rasa nyeri pada bahu dan kaki akibat ketidaksesuain antara pekerja dengan lingkungan kerjanya. Dalam suatu industri, yang beroperasi hampir kurang lebih selama 8 jam, mengharuskan para pekerjanya untuk terus bekerja dengan sikap yang belum tentu benar. Terdapat 4 industri yang digunakan sebagai objek penelitian yaitu UD Rahmat, UD Classic 888, UKM Mekar Jaya dan UKM Cahaya Tidar. Dari survei awal yang dilakukan ditemukan adanya fasilitas kerja yang tidak ergonomis pada bagian pembungkusan manual, khususnya di sealing. Pada stasiun kerja pembungkusan manual dapat terlihat dengan jelas bahwa sikap pekerja di stasiun bagian ini tidak sesuai dengan postur atau posisi pekerja yang benar. Pekerja dalam melakukan pekerjaannya berada dalam posisi duduk di selembar kardus yang di susun menyerupai tikar dan mereka duduk sambil membungkuk untuk mengisi snack ringan ke dalam kemasan. Berikut ini merupakan gambar posisi pekerja saat bekerja di bagian pembungkusan manual di bagian sealing.
4
Gambar 1.1 Posisi Pekerja Di Bagian Sealing
Dalam melakukan pekerjaan ini, mereka diharuskan dengan sikap atau postur kerja yang seperti ini terus-menerus mulai dari jam 08.00 WIB sampai jam 16.00 WIB. Akan tetapi, jam tersebut tidak pasti, hal ini dikarenakan pekerja bersifat borongan sehingga dibebaskan dalam hal jam kerjanya. Terlebih lagi, semua pekerja berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang tempat tinggalnya dekat dengan lokasi pembungkusan manual. Akan tetapi, jika target yang diminta kurang, maka pekerja borongan ini bisa bekerja sampai jam 17.00 WIB. Posisi kerja yang tidak ergonomis seperti itu yang berlangsung kurang lebih selama 8 jam. Dengan keadaan yang seperti itu, pekerja sering mengalami keluhan fisik di bagian-bagian tubuh tertentu akibat posisi postur kerja yang tidak nyaman. Bagian tubuh yang biasanya dikeluhkan adalah bagian pinggang, kaki, punggung, pantat, paha, betis. Hal ini tidak dapat dianggap ringan karena jika hal tersebut berkelanjutan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan pekerja. Tak menutup kemungkinan dapat
5
menyebabkan cedera. Oleh kerena itu, perlu segera dilakukan penanganan dalam memperbaiki postur kerja pekerja di bagian pembungkusan manual. Dengan melihat permasalahan tersebut, maka dipandang perlu untuk mengatasi masalah postur kerja yang salah pada pekerja yang menyebabkan keluhan-keluhan atau kelelahan fisik dengan merancang fasilitas kerja yang ergonomis yaitu berupa meja sealer. Dalam melakukan perancangan suatu alat atau fasilitas kerja berupa meja sealer di bagian pembungkusan tersebut sesuai dengan anthropometri para pekerja sehingga ketika pekerja menggunakannya dapat menciptakan kenyamanan kerja para pekerja. Dengan adanya meja sealer yang ergonomis tersebut dapat memperbaiki postur kerja pekerja yang selama ini salah dan tidak nyaman.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah peneliti paparkan di atas, maka terdapat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu keluhan-keluhan fisik apa saja yang dialami oleh pekerja di bagian pembungkusan manual di UD. RAHMAT, Mekar Jaya, Cahaya Tidar dan UD Classic 88 serta bagaimana desain alat yang tepat untuk stasiun kerja pembungkusan dengan memperhatikan aspek-aspek ergonomis.
1.3 Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
6
1.
Penelitian ini dilakukan di UD. RAHMAT, UD Classic 88, Mekar Jaya dan Cahaya Tidar, Magelang, Jawa Tengah, yang bergerak di bidang makanan ringan.
2.
Penelitian dilakukan di stasiun kerja pembungkusan manual di bagian sealing.
3.
Penelitian keluhan-keluhan fisik pekerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map.
4.
Penelitian dalam postur kerja pekerja dengan menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment).
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Mengetahui keluhan-keluhan fisik yang dialami oleh pekerja.
2.
Mendesain dan mengaplikasikan fasilitas kerja meja sealer untuk mengurangi keluhan fisik pekerja.
3.
Menganalisis perubahan tingkat keluhan fisik pekerja di bagian sealing setelah bekerja dengan menggunakan meja sealer.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Bagi perusahaan Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini untuk perusahaan yaitu memberikan informasi tentang keluhan-keluhan fisik yang dialami oleh
7
pekerja yang dapat berdampak negatif ke depannya sehingga diperlukan suatu alat yang ergonomis yang mendukung kenyamanan kerja bagi pekerja. 2.
Bagi pekerja Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini untuk pekerja yaitu memberikan informasi tentang bahaya atau dampak negatif sikap kerja yang
tidak
ergonomis
terhadap
kesehatannya.
Dengan
adanya
pengetahuan ini sehingga pekerja dapat mengerti bagaimana sikap atau posisi kerja yang baik dan benar sehingga akan tercipta kenyamanan kerja yang dapat meningkatkan produktivitas kerja. 3.
Bagi peneliti Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti yaitu menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta memberikan pengalaman langsung dalam pelaksanaan dan penulisan serta menyusun hasil penelitian.