BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian Masalah lingkungan di Indonesia merupakan problem khusus bagi pemerintah dan masyarakat saat ini. Semakin memburuknya kondisi lingkungan hidup secara terbuka diakui mempengaruhi dinamika sosial politik dan sosial ekonomi masyarakat baik di tingkat komunitas, regional, maupun nasional. Seperti yang dijelaskan oleh kementrian lingkungan hidup bahwa angka deforestasi rata-rata tahunan periode 2006-2009 mencapai 0,83 juta ha per tahun. Deforestasi terbesar terjadi di dalam kawasan hutan mencapai 73,4% sedangkan diluar kawasan hutan, sebesar 26,6%. Sementara lahan kritis dilaporkan seluas 27,2 juta ha pada tahun 2011 mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2006 yaitu seluas 30,1 juta ha (Kementrian Lingkungan Hidup, 2013). Masalah lingkungan hidup
memang merupakan masalah yang
kompleks dimana lingkungan lebih banyak bergantung kepada tingkah laku manusia yang semakin lama semakin menurun, baik dalam kualitas maupun kuantitas dalam menunjang kehidupan manusia. Berbagai usaha penggalian sumber daya alam dan pembangunan industri- industri untuk memproduksi barang konsumsi tanpa adanya usaha perlindungan terhadap pencemaran lingkungan oleh buangan yang
merupakan racun bagi lingkungan
disekitarnya dan tidak mustahil dapat membawa kematian.
1
Berdasarkan hal tersebut, perusahaan – perusahaan yang berkembang di Indonesia saat ini pasti memiliki kontribusi terhadap kerusakan lingkungan akibat limbah maupun proses dalam industri itu sendiri. BUMN merupakan salah satu jenis perusahaan yang juga memberikan sumbangsih yang cukup besar terhadap perusakan lingkungan tersebut. Kegiatan eksplorasi, pengilangan minyak dan pertambangan yang dilakukan oleh BUMN contohnya, memberikan efek yang negatif baik terhadap lingkungan, ekosistem maupun masyarakat sekitar area eksplorasi. Sebagai bentuk pertanggungjawaban BUMN terhadap lingkungan maupun masyarakat sekitar, maka dicanangkanlah sebuah program yaitu Corporate Social Responsibility.
BUMN
melalui
Corporate
Sosial
Responsibilitinya
mencanangkan sebuah program yakni “Program Kemitraan dan Bina Lingkungan”. BUMN wajib menjalankan dua program yaitu Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Dana PKBL diperoleh dari penyisihan sebagian laba, masing- masing maksimal 2% dari laba bersih perusahaan. Dalam pertanggungjawabannya, perusahaan wajib melakukan pembukuan terpisah atas implementasi PKBL ini yang disampaikan secara berkala, triwulanan dan tahunan setelah diaudit oleh auditor independen (Undang-Undang PT Nomor 40, 2007). PKBL adalah perwujudan dari CSR. Corporate Social Responsibility atau sering disebut Corporate Social Performance (CSP) sendiri adalah suatu konsep yang masih abstrak. Pertanyaan seputar CSR masih terus berkembang mulai dari perusahaan seperti apa uang melakukan CSR, kegiatan bagaimana
2
yang dapat dikategorikan sebagai CSR, motif melakukan CSR, sasaran CSR, kapan melakukan CSR dan isu yang menghangat di peneliti seluruh dunia adalah apakah ada kompensasi dari melakukan CSR. Pada penelitian yang dilakukan oleh Barbara Gunawan dan Suharti Sri Utami (2008) diungkapkan bahwa variabel CSR, presentase kepemilikan manajemen, dan interaksi antara CSR dengan presentase kepemilikan manajemen secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Semakin banyak perusahaan mengungkapkan item pengungkapan sosialnya dan semakin bagus kualitas pengungkapannya maka semakin tinggi nilai perusahaannya. Begitu juga dengan hasil penelitian dari Samsinar Anwar et all (2010) menyimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan (ROA, ROE dan EVA) berpengaruh positif
pada pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada laporan keuangan perusahaan. Sampel penelitian diambil tahun 2010-2013, hal tersebut berkaitan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20102014 yang sejalan dengan prioritas Kabinet Indonesia bersatu Jilid II yang salah satu fokusnya adalah manajemen lingkungan. Selain itu sesuai dengan program pemerintah 2010-2014 mengenai efisiensi BUMN, diharapkan program Corporate Social Responsibility dapat meningkatkan nilai tambah BUMN baik dari segi ekonomi maupun keuangan. Sejalan dengan langkah pemerintah pada tahun 2010-2014 melakukan efisiensi dan pembenahan BUMN yang berpotensi merugikan Negara.
3
Seperti penelitian-penelitian sebelumnya bahwa CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan, disini akan diteliti pengaruh lebih lanjut dan spesifik antara CSR dan Economic Value Added serta Financial Value Added. Pada penelitian sebelumnya tidak dijabarkan secara spesifik pengaruhnya, apakah program CSR BUMN yang disebut Tanggung Jawab Sosial Lingkungan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan analisis hubungan antara Corporate Social Responsibility dengan indikator biaya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan dengan indikator Economic Value Added dan Financial Value Added. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Economic Value Added dan Financial Value Added pada Perusahaan Badan Umum Milik Negara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang merupakan indikator Corporate Social Responsibility terhadap Economic Value Added perusahaan BUMN di Indonesia
4
2. Apakah terdapat pengaruh Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang merupakan indikator Corporate Social Responsibility terhadap Financial Value Added perusahaan BUMN di Indonesia.
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran, penjelasan, sekaligus masukan tentang pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan pada perusahaan BUMN di Indonesia. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah a.
Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Economic Value Added.
b.
Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Financial Value Added
2. Kontribusi Penelitian a.
Akademis, Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh CSR terhadap Economic Value Added dan Financial Value Added dan nilai tambah yang lain untuk perusahaan.
b.
Pemerintah, sebagai pembuat kebijakan aturan CSR bagi perusahaan BUMN.
Apabila
hasil
penelitian
positif,
pemerintah
dapat
5
meningkatkan aktifitas CSRnya supaya dapat menambah nilai perusahaan BUMN baik secara ekonomis maupun finansial. c.
Manajer baik perusahaan BUMN maupun non BUMN agar terdorong meningkatkan aktifitas CSR jika memang CSR memiliki hubungan positif
dengan
kinerja
keuangan.
6
9