BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Diagram Alir Penelitian akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut Gambar 3.1:
Gambar 3.1 Diagram Alir
11
12
Gambar 3.2 Diagram Alir (Lanjutan)
3.2
Langkah-Langkah Penelitian
3.2.1 Studi Pustaka Studi pustaka merupakan tahapan dalam pengumpulan data yang didapatkan melalui sumber-sumber seperti jurnal ilmiah, buku serta internet. Data yang didapat digunakan untuk mendukung teori-teori yang dipakai dalam studi kasus ini.
3.2.2 Observasi Lapangan Untuk mendukung proses studi kasus, observasi lapangan dilakukan dengan pengamatan langsung ke perusahaan untuk mengumpulkan informasi dari data-data di perusahaan dan wawancara di dalam perusahaan. Data yang diperoleh nantinya digunakan untuk membantu menganalisis masalah maintenance yang dibahas pada studi kasus ini.
13
3.2.3 Formulasi Masalah Setelah observasi lapangan dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan identifikasi masalah pada setiap masalah yang ada. Permasalahan ini secara jelas akan dijabarkan untuk merencanakan pelaksanaan maintenance yang tepat diterapkan pada perusahaan ini.
3.2.4 Ruang Lingkup Masalah Permasalahan yang dibahas akan dibatasi pada bagian produksi perusahaan dimana di bagian ini terdapat mesin cetak sebagai objek dalam studi kasus ini.
3.2.5 Pengumpulan Data Pada tahap ini, data dari perusahaan akan dikumpulkan mulai dari informasi perusahaan, maintenance yang dijalankan di perusahaan dan biaya serta waktu yang diperlukan untuk melakukan maintenance di perusahaan. Data yang dikumpulkan berupa: 1.
Data Time to Repair (TTR) komponen Downtime atau time to repair (TTR) adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan perbaikan terhadap mesin yang mengalami masalah sehingga mesin dapat beroperasi kembali dengan baik.
2. Data time to Failure (TTF) komponen Time to failure (TTF) adalah interval waktu antar kerusakan yang dihitung dari selisih antara waktu kerusakan yang telah selesai diperbaiki dengan waktu kerusakan mesin berikutnya. 3. Waktu produksi Waktu produksi adalah kapasitas mesin cetak Sakurai Oliver 472 II untuk memproduksi cetakannya. Kapasitas mesin cetak ini diinformasikan oleh perusahaan dapat memproduksi sebanyak 9000 lembar/jam. 4. Harga jual selembar kertas (profit) Harga jual adalah biaya yang di bebankan pada pemesan untuk kertas cetak yang diinginkan, berdasarkan hasil wawancara harga yang dipatok untuk kertas cetak yaitu rata-rata Rp.90 /lembar 5. Biaya tenaga kerja (operator mesin). Biaya tenaga kerja disini adalah biaya operator mesin yang melakukan kegiatan produksi, informasi biaya ini diperoleh dari
14
perusahaan sebesar Rp.1.500.000/bulan bagi tiap operator mesin, kerugian tiap operator yang mengganggur diasumsikan Rp.7812/jam 6. Biaya teknisi (operator maintenance). Biaya teknisi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar teknisi saat melakukan perbaikan mesin, status teknisi di perusahaan ini masih freeline, maka asumsi yang diperoleh dari perusahaan untuk upah setiap teknisi pada saat melakukan perbaikan mesin yaitu sebesar Rp13.750/jam Pada penggunaan mesin cetak disini perlu diketahui pula bahwa tiap mesin cetak yang akan digunakan maka memerlukan waktu set-up selama 20 menit.
3.2.6 Pengolahan Data Data yang telah diterima akan diolah pada metode yang ditetapkan untuk menunjang tujuan studi kasus. Untuk memperoleh gambaran waktu dan biaya yang optimal serta penjadwalan maintenance. Setelah data dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Data-data diolah sebagai berikut: • • • • •
Menentukan nilai MTTF dan MTTR untuk masing-masing modul dan komponen. Mengelompokan komponen-komponen mesin cetak berdasarkan homogenitas data TTF Menentukan nilai MTTF dan MTTR untuk masing-masing modul. Membandingkan biaya yang dikeluarkan antar metode maintenance. Menganalisis keperluan penggunaan sistem informasi.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum dapat menentukan total biaya yang diperlukan untuk masing-masing jenis perawatan adalah:
1.
Menentukan biaya pergantian komponen Dalam proses maintenance salah satu biaya yang muncul adalah biaya pergantian komponen. Biaya ini dipengaruhi dari harga masing-masing komponen dan jumlah komponen yang bermasalah yang perlu dilakukan penggantian.
2.
Menentukan biaya perbaikan Langkah berikutnya adalah menentukan biaya perbaikan yang dibutuhkan selama kurun waktu tertentu sesuai dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan serta tingkat sulitnya perbaikan yang dilakukan. baiya perbaikan akan dikeluarkan oleh pihak
15
perusahaan untuk membayar teknisi yang di tugaskan memperbaiki kerusakan pada mesin yang bersangkutan. 3.
Menentukan biaya operator Biaya selanjutnya merupakan biaya kerugian yang diakibatkan tidak beroperasinya mesin yang bersangkutan karena dalam kondisi perbaikan. Biaya ini adalah kondisi kerugian bagi pihak perusahaan karena harus tetap dikeluarkan sedangkan produksi tidak berjalan.
4.
Menentukan biaya Profit Loss Biaya selanjutnya adalah biaya karena produksi tidak berjalan, sehingga biaya ini akan ditanggung oleh perusahaan karena tidak terproduksinya sejumlah produk karena mesin dalam kondisi perbaikan/tidak dapat digunakan untuk memproduksi cetakan pada kertas.
5. Menentukan biaya total Setelah penentuan dan perhitungan yang dilakukan terhadap berbagai biaya yang mempengaruhi kegiatan perawatan yang dilakukan oleh pihak maintenance. Total biaya yang dikeluarkan disini merupakan akumulasi terhadap masing-masing biaya yang telah ditentukan sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan MTTF dan MTTR: 1.
Mengidentifikasi komponen-komponen mesin cetak (sakurai oliver 472 ED II) Langkah pertama mengumpulkan dan menentukan komponenkomponen yang membutuhkan maintenance.
2.
Menentukan Nilai Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR) Langkah ini adalah pencatatan waktu antar kegagalan dan waktu perbaikan untuk masing-masing komponen selama kurun waktu tertentu berdasarkan data historis kerusakan mesin cetak.
3.
Distribution Fitting Setelah data TTF dan TTR didapat selanjutnya adalah dilakukan distribution fitting dengan index of fit dan goodness of fit pada data waktu antar kerusakan dan untuk data waktu perbaikan masing-masing komponen atau masing-masing modul.
4.
MTTF dan MTTR langkah akhir setelah kita mendapatkan hasil distribusi yang sesuai dengan data historis yang dimiliki, maka kita dapat melakukan perhitungan untuk nilai MTTF dan MTTR untuk tiap-tiap komponen atau tiap-tiap modul, dimana nilai MTTF dan MTTR disini akan dapat kita
16
gunakan untuk melakukan perhitungan interval waktu untuk melakukan pergantian dan pengecekan komponen atau modul. Langkah-langkah yang dilakukan maintenance dengan modularity design yaitu: 1.
untuk
metode
preventive
Pengelompokan menjadi satu modul berdasarkan homogenitas data TTF Setelah mendapatkan nilai homogenitas TTF dengan menggunakan software SPSS bagi tiap komponen, tiap komponen yang sejenis dijadikan satu modul dan dicari nilai MTTF dan MTTR nya serta parameter terkait untuk sebuah modul yang terdiri dari beberapa komponen tersebut.
2.
Interval penggantian langkah akhir menghitung interval penggantian dengan minimasi waktu downtime setelah kita mendapatkan hasil distribusi yang sesuai dengan dengan data historis yang dimiliki, maka kita dapat melakukan perhitungan untuk nilai MTTF dan MTTR untuk tiap-tiap komponen, dimana nilai MTTF dan MTTR disini akan dapat kita gunakan untuk melakukan penggantian dan pengecekan.
3.2.7 Pembahasan Analisis Pada bagian ini, dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data dan membandingkan hasil tesebut dengan realita di perusahaan. Hasil analisis akan disesuaikan dengan harapan apakah dengan diterapkannya preventive maintenance dengan modularity design disini dapat mengurangi biaya perawatan yang harus dikeluarkan oleh PT. Multazam Mitra Prima. Analisis ini akan mengacu pada perbandingan biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan apabila mereka masih tetap melakukan perawatan dengan menggunakan sistem perawatan yang ada sekarang, yaitu corrective maintenance, dengan usulan yaitu preventive maintenance biasa dan preventive maintenance dengan modularity design berbasis homogenitas data TTF. Setelah kita mengetahui metode mana yang terbaik, maka kita akan melakukan pendekatan sistem informasi untuk dapat melakukan perhitungan kapan waktu yang optimal untuk melakukan penggantian komponen.
3.2.8 Simpulan dan Saran Akhir dari studi kasus ini akan memberikan kesimpulan dari permasalahan yang telah dianalisis dan akan diberikan saran untuk menyelesaikan masalah berdasarkan pengalaman selama melakukan penelitian di PT. Multazam Mitra Prima.