BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1
Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis merupakan landasan teori penelitian yang akan dilakukan
dan teori yang dipilih harus memenuhi tiga unsur yaitu relevansi, kelengkapan materi dan kemutakhiran. Sumber teori dapat diperoleh pada buku teks, artikel maupun laporan hasil penelitian dalam jurnal profesional. Berikut akan dijelaskan secara urut tentang pengertian bank, jenis bank, fungsi dan kegiatan bank, pengertian deposito, jenis deposito, fungsi deposito, manfaat deposito, theory of planned behavior, minat investasi, pentingnya investasi, dan penelitian terdahulu untuk menegaskan landasan teori penelitian ini. 2.1.1 Pengertian Bank Dalam sistem perekonomian yang terus berkembang dari waktu ke waktu, peranan dunia perbankan sangatlah dibutuhkan, sehingga perekonomian yang sedang berjalan akan tetap stabil dengan kebijaksanaan pemerintah melalui Bank Sentral
untuk
membuat
kebijakan
perbankan
dalam
mengantisipasi
ketidakstabilan sistem perekonomian. Adapun pengertian atau definisi dari Bank adalah menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 menyebutkan : (1) Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya; (2) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2.1.2 Jenis Bank Dalam praktek perbankan di Indonesia, saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, yaitu : (1) dilihat dari segi fungsinya, terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat; (2) dilihat dari segi kepemilikan, terdiri dari (a) Bank milik Pemerintah, baik bank milik pemerintah pusat seperti Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, dan Bank Tabungan Negara maupun bank milik pemerintah daerah seperti Bank Jatim, Bank Sumsel, Bank Kaltim, Bank Papua, dan lain-lain; (b) Bank milik Swasta Nasional, seperti Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank CIMB NIAGA, Bank NISP, Bank Mega, dan lain-lain; (c) Bank milik Asing, seperti ABN AMRO Bank, Rabo Bank, HSBC Bank, ANZ Bank, dan lain-lain; (3) dilihat dari segi status, terdiri dari Bank Devisa dan Bank Non-Devisa; (4) dilihat dari segi cara menetukan harga, terdiri dari Bank berdasarkan prinsip konvensional dan Bank berdasarkan prinsip syariah. 2.1.3
Fungsi dan Kegiatan Bank Fungsi Bank dapat dikelompokkan sebagai berikut : (1) sebagai lembaga
yang menciptakan uang baik itu berupa uang kartal maupun uang giral; (2) sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito; (3) sebagai lembaga pemberi kredit baik yang berupa modal bank itu sendiri maupun yang dititipkan nasabah; (4) sebagai jasa perantara untuk memudahkan lalu lintas uang dan modal; (5) membantu pemerintah dalam
mengatur peredaran uang di masyarakat dalam rangka menciptakan stabilitas ekonomi serta mendorong pembangunan ekonomi. Dilihat dari fungsinya sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana yang sementara tidak dipergunakan dan kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Penghimpunan dana akan menentukan pertumbuhan suatu bank dan dalam usaha menghimpun dana tersebut secara garis besar suatu bank memperoleh berbagai sumber dana yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : (1) dana yang bersumber dari bank itu sendiri atau sering disebut dengan dana pihak pertama yaitu modal, cadangan, dan laba; (2) dana yang berasal dari lembaga keuangan bank atau non bank atau sering disebut dana pihak kedua; (3) dana yang berasal dari masyarakat atau sering disebut dana pihak ketiga yang berupa tabungan (saving deposit), giro (demand deposit), deposito berjangka (time deposit). 2.1.4 Pengertian Deposito Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Indonesia, Deposito adalah “simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank”. Seperti diketahui bahwa salah satu aktivitas perbankan didalam usahanya untuk mengumpulkan dana adalah menggerakkan aktivitas deposito berjangka (time deposit). Gerakan berjangka di Indonesia dimulai secara serentak pada
tanggal 19 September 1968, berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 28 tahun 1968, Anwari (1983:11). Bank-bank yang diikutsertakan dalam gerakan ini adalah Bank Pemerintah, sedangkan bank-bank swasta nasional maupun swasta asing belum diberi kesempatan untuk ikut serta dalam gerakan ini. Tetapi kemudian perkembangan menunjukkan bahwa kepada beberapa bank swasta nasional diberikan juga kesempatan untuk ikut serta dalam gerakan deposito berjangka. Bank-bank yang ikut serta dalam gerakan deposito ini biasanya disebut Depositoris,
sedangkan
anggota
masyarakat
atau
suatu
badan
yang
mempergunakan untuk menyimpan sebagian dananya kedalam deposito berjangka disebut Deposan. 2.1.5 Jenis-Jenis Deposito 1.
Deposito Berjangka (Time Deposit) Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan tanggal yang diperjanjikan antara deposan dan bank. Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito berjangka biasanya bervariasi mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, hingga 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama, baik perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantu nama seseorang atau lembaga si pemilik deposito berjangka. Penarikan bunga deposito berjangka dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya. Penarikan dapat dilakukan
secara tunai maupun pemindahbukuan dan setiap bunga deposito berjangka dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterima. Untuk menarik minat masyarakat, pihak bank dapat memberikan berbagai insentif atau rangsangan. Insentif biasanya diberikan untuk deposito berjangka dengan nominal yang besar, baik berupa bunga khusus (special rate) maupun insentif seperti hadiah atau cendera mata lainnya. Insentif juga dapat diberikan kepada nasabah yang loyal terhadap bank tersebut. Artinya deposito berjangka dengan nominal yang besar akan terus dipertahankan untuk jangka waktu yang relatif lama. 2.
Deposito Automatic Roll Over Deposito Automatic Roll Over adalah suatu bentuk lain dari deposito
berjangka dimana simpanan masyarakat (dalam bentuk deposito) yang telah jatuh tempo sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan, namun pihak deposan belum mengambilnya, maka secara otomatis terhadap simpanan tadi dilakukan perpanjangan waktu tanpa menunggu persetujuan atau instruksi dari deposan. 3.
Sertifikat Deposito Sertifikat merupakan hasil pengembangan dari deposito berjangka.
Sertifikat deposito diterbitkan bukan atas nama, melainkan atas unjuk. Artinya tidak tercantum nama seseorang atau lembaga di dalam sertifikat deposito tersebut. Sertifikat deposito bukti simpanannya dapat diperjual-belikan. Jadi siapapun yang memegang bukti simpanan tersebut dapat menguangkannya pada saat jatuh tempo.
Hal lain yang menjadi ciri khas dari sertifikat deposito adalah dalam hal pembayaran bunganya. Apabila deposito berjangka bunga dibayarkan setelah dana mengendap, maka bunga sertifikat deposito ini dibayarkan dimuka yaitu pada saat menempatkan dananya dalam bentuk deposito. Contoh : Sertifikat deposito nominal Rp. 100.000.000,- bunga 10% per tahun, tenor 12 bulan. Bunga dibayarkan dimuka sebesar (tanpa memperhitungkan pajak) 10% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 10.000.000,-. Mengingat penempatan dana sebesar Rp. 100.000.000,- oleh nasabah dan pembayaran bunga sebesar Rp. 10.000.000,kepada nasabah dilakukan secara bersamaan, maka mekanisme penempatan dananya adalah nasabah menempatkan dana sebesar Rp. 100.000.000,- dengan diskonto sebesar Rp. 10.000.000,- sehingga uang yang dibayarkan nasabah adalah sebesar Rp. 100.000.000,- ( - ) Rp. 10.000.000,- = Rp. 90.000.000,-. Pada saat jatuh tempo nanti, pemegang sertifikat deposito tersebut mencairkan dana sejumlah Rp. 100.000.000,-. Apabila sebelum jatuh tempo sertifikat deposito itu akan dijual kepada orang lain, maka harga yang harus dibayar oleh pembeli adalah berdasarkan nilai bunga dari sisa jangka waktu dari sertifikat deposito. Misalnya setelah berlangsung selama 3 bulan, sertifikat deposito tersebut akan dijual, maka dasar perhitungan harga jual sertifikat deposito tersebut adalah : = Rp. 100.000.000,- ( - ) ((12-3) / 12 bulan) x (10% x Rp. 100.000.000,-) = Rp. 92.500.000,-.
Tabel 1 Perbedaan Deposito Berjangka dengan Sertifikat Deposito Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Atas nama Atas unjuk Bukti kepemilikan disebut dengan bilyet Bukti kepemilikan disebut dengan Deposito sertifikat deposito Tidak dapat diperjual-belikan Dapat diperjual-belikan Tidak dapat dipindahtangankan Dapat dipindahtangankan Bunga dibayar dibelakang Bunga dibayar dimuka Pencairan sebelum jatuh tempo Pencairan sebelum jatuh tempo dikenakan denda (penalty) dikenakan rediskonto Nominal ditentukan oleh nasabah Nominal ditentukan oleh bank Dalam mata uang Rupiah dan Valas Dalam mata uang Rupiah saja Dapat automatic roll over Tidak dapat automatic roll over Sumber : UU Perbankan No. 10 tahun 1998.
4.
Deposit on Call Deposit on Call adalah deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan
paling lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 100 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan). Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on call, namun sebelum deposit on call dicairkan, terlebih dahulu 3 hari sebelumnya nasabah sudah memberitahukan bank penerbit bahwa yang bersangkutan akan mencairkan deposit on callnya. Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank. 2.1.6 Fungsi Deposito Deposito berjangka merupakan produk perbankan yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Deposito berjangka mempunyai jangka waktu pengambilan, ini berarti dana deposito cukup lama mengendap di dalam kas suatu bank. Oleh karena itu, dana deposito mempunyai potensi yang cukup tangguh dalam
operasional perkreditan bank. Menurut INDEF (2003) fungsi deposito dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu fungsi intern dan fungsi ekstern. Fungsi intern maksudnya, fungsi deposito ini sangat strategis dalam membantu kegiatan operasional bank khususnya ruang lingkup bank itu sendiri. Jenis simpanan ini merupakan salah satu sumber utama modal bank yang praktis dan berguna untuk menjaga posisi likuiditas bank. Kebutuhan akan modal kerja suatu bank harus selalu dipenuhi setiap saat sehubungan dengan salah satu fungsi utamanya yakni sebagai lembaga yang menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau sebagai lembaga pemberi kredit. Fungsi ekstern deposito dikaitkan dengan fungsi yang ada di luar perusahaan bank yakni sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang jasa yang memperlancar
arus
pembayaran
uang.
Dalam
upaya
mencapai
tujuan
pembangunan nasional diharapkan lembaga perbankan dapat berperan dalam mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan perkembangan perekonomian nasional maupun internasional yang senantiasa bergerak cepat disertai tantangan yang semakin luas, untuk itu bank harus mampu menghadapi persaingan yang sehat dan efisien. Deposito merupakan sarana penghimpunan dana dalam jumlah besar, dengan demikian pemerintah sangat mengharapkan inisiatif dari masyarakat untuk menanamkan dana yang lebih melalui deposito demi menunjang pembangunan yang senantiasa membutuhkan dana yang relatif besar.
2.1.7 Manfaat Deposito Setiap bank tentunya ingin memperoleh simpanan masyarakat dalam jumlah yang besar, dengan banyaknya simpanan di bank, maka bank akan dapat memenuhi kebutuhan nasabahnya dengan cara memberikan lebih banyak pinjaman kepada mereka yang memerlukan. Dana deposito ini disamping bermanfaat dalam pembiayaan aktifitas bank juga berguna untuk memenuhi kebutuhan dana pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dana deposito juga berpengaruh dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut atau dapat dikatakan apabila dana yang terkumpul melalui simpanan deposito besar, maka faktor likuiditas dan profitabilitas bank tersebut semakin baik dan ini berarti bank tersebut bonafiditasnya tidak diragukan lagi. Bagi pemerintah, dengan adanya simpanan deposito pada bank maka dapat menekan laju inflasi dengan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat dan dapat menambah pendapatan pemerintah dari pajak bunga deposito. Bagi para deposan, deposito berguna untuk membungakan kelebihan yang lain (sementara) atau mungkin sudah direncanakan sebelumnya sebagai bekal di hari tua. 2.1.8 Theory of Planned Behavior Theory of Planned Behavior menerangkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Sedangkan munculnya niat berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yang terdiri dari : (1) Behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut (beliefs strength and outcome
evaluation); (2) Normative beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normatif beliefs and motivation to comply); (3) Control beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan (control beliefs) dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (perceived power). Hambatan yang mungkin timbul pada saat perilaku ditampilkan dapat berasal dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan. Secara berurutan, behavioral beliefs menghasilkan sikap terhadap perilaku positif atau negatif, normatif beliefs menghasilkan tekanan sosial yang dipersepsikan (perceived social pressure) atau norma subyektif (subjective norm), dan control beliefs menimbulkan perceived behavioral control atau kontrol keperilakuan yang dipersepsikan (Ajzen, 2002).
Behavioral Beliefs
Attitude Toward the Behavior
Normative Beliefs
Subjective Norm
Control Beliefs
Perceived Behavioral Theory Control of
Intentio n
Behavior
Actual Behavioral Control
Sumber : Ajzen, I. 1991. The Planned Behavior : Organizational Behavior and Human Decision Processes 50 : 179-211. Gambar 1 Konsep The Theory of Planned Behavior 2.1.9 Minat Investasi Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah, keinginan. Minat adalah
kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan suatu kegiatan tertentu diantara sejumlah kegiatan lain yang berbeda (Saparinah, 1982). Minat merupakan kecenderungan afektif seseorang untuk membuat pilihan aktifitas, kondisi-kondisi individual dapat merubah minat seseorang. Sehingga dapat dikatakan minat itu tidak stabil sifatnya (Muhaimin, 1994). Sedangkan menurut Buchari (1982) minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan melakukan suatu kegiatan tertentu diantara sejumlah kegiatan yang tersedia. Sesuai dengan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah fungsi kejiwaan atau sambutan yang sadar untuk tertarik terhadap suatu objek baik berupa benda atau yang lain (Yuliati, 2011). Selain itu, minat dapat timbul karena ada gaya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan modal yang besar untuk mencapai tujuan yang diminati, dalam hal ini berinvestasi terutama investasi deposito. Menurut Ahmadi dan Supriyono (dalam Harnanto, 2006:8) ada beberapa ciri-ciri minat yang dapat didefinisikan, antara lain : (1) cara mengikuti aktifitas pada dunia yang diminati; (2) serius tidaknya dalam mengikuti aktifitas. Seseorang yang berminat melakukan aktifitas investasi di pasar modal seperti pembelian saham, obligasi, reksadana, atau berinvestasi melalui pasar uang seperti deposito atau giro tidak akan mengenal putus asa dan tetap menikmati kegiatan tersebut, bahkan dengan sendirinya ia akan mencari informasi seluas mungkin tanpa mengandalkan orang lain. Dorongan yang ada pada diri individu menggambarkan perlunya perlakuan yang luas, sehingga ciri-ciri terlihat lebih terinci dan jelas sesuai dengan faktor
kebutuhan. Oleh karena itu ciri-ciri dan minat seseorang akan menjadi pedoman penyelenggara program aktifitas dalam berinvestasi dan arahnya akan lebih dikategorikan kepada hasil investasi berupa tingkat pengembalian yang besar, aman, terpercaya, dan domain yang lain. Dengan adanya penggunaan pedoman maka pandangan dan pengembangan program akan sesuai dengan ketepatan masa berinvestasi dalam melakukan aktifitas investasi. Kemudian diharapkan akan muncul dalam pikiran, bahwa pada umumnya seseorang memiliki ragam tentang pengertian berinvestasi sehat dan aman yang perlu diperhatikan. Dalam pelaksanaanya, penentuan minat terdapat beberapa macam ekspresi, yaitu : (1) Minat yang diekspresikan seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu; (2) Minat yang diwujudkan seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata, tetapi melalui tindakan atau perbuatan ikut berperan aktif dalam suatu aktifitas; (3) Minat yang diinvestasikan seseorang dalam penilaian minat dapat diukur dengan jawaban terhadap berbagai pertanyaan tertentu atau secara berurutan. Pilihan untuk kelompok aktifitas tertentu, susunan pertanyaan ini disebut sebagai investasi minat; (4) Minat masyarakat dapat diartikan sebagai kecenderungan terhadap sesuatu yang muncul dari dalam individu dan telah menjadi kebiasaan umum dalam lingkungan masyarakat, yang bisa diukur dengan faktor yang menentukan minat individu. Untuk melihat indikator dari seseorang berminat atau tidak maka dibutuhkan deskripsi yang jelas mengenai keberminatan seseorang, hal ini bisa kita lihat dari keaktifan seseorang dalam mencari informasi, mengidentifikasi
semua persoalan yang diminati, menganalisis, dan membuat rencana atau daftar tabel tentang sesuatu yang diminati hingga penetapan bidang yang diminati. 2.1.10 Pentingnya Investasi Investasi merupakan pengorbanan yang dilakukan saat ini untuk mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang, Halim (2005:4). Sharpe (2005:1) menambahkan bahwa pengorbanan yang dikeluarkan saat ini bersifat pasti dan keuntungan yang diharapkan bersifat tidak pasti. Investasi dilakukan atas dasar adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini yang belum mampu untuk dipenuhi saat ini. Adanya keinginan untuk menambah nilai aset serta adanya kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang sudah dimiliki karena adanya inflasi. Nilai aset perlu untuk dilindungi, karena saat terjadi inflasi nilai mata uang suatu negara dapat merosot jauh. Merosotnya nilai mata uang akan membuat masyarakat yang selama ini mempunyai tabungan (simpanan) dalam bentuk uang akan mengalami kerugian, karena nilai mata uang tersebut akan mengalami penurunan ketika dibelanjakan. Untuk itu salah satu jalan menyelamatkan nilai aset yang dimiliki dapat dilakukan dengan kegiatan investasi. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada aset-aset berwujud (real assets/real investments) dan investasi pada aset-aset finansial (financial assets/financial investments). Investasi pada aset-aset berwujud dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan, dan lainnya. Investasi pada aset-aset finansial dapat dilakukan di pasar uang berupa kontrak tertulis, misalnya berupa deposito,
sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. 2.1.11 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu merupakan acuan atau tolak ukur bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian sekarang ini. Variabel-variabel yang ada dalam penelitian terdahulu, metode penelitian terdahulu, dan hasil penelitian terdahulu dapat menjadi inspirasi bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian yang dilakukan sekarang ini. Penelitian Pangestu dan Rusmana (2012) menggunakan variabel sikap, norma subyektif, kontrol keperilakuan, dan niat wajib pajak sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependennya adalah kepatuhan pajak. Penelitian tersebut dilakukan dengan menyebar kuesioner secara incidental sampling, teknik analisis data menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dari paket software statistik AMOS 16.0. Simpulan hasil penelitian tersebut adalah sikap berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh, norma subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh, niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak. Penelitian Hariady (2013) menggunakan variabel sikap, norma, kontrol, dan preferensi risiko sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependennya adalah minat wanita berinvestasi reksadana. Penelitian tersebut
dilakukan dengan menyebar kuesioner secara purposive sampling, teknik analisis data menggunakan regresi berganda dengan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Simpulan hasil penelitian tersebut adalah sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap minat wanita berinvestasi di reksadana, norma tidak berpengaruh signifikan terhadap minat wanita berinvestasi di reksadana, kontrol berpengaruh signifikan terhadap minat wanita berinvestasi di reksadana, preferensi risiko berpengaruh signifikan terhadap minat wanita berinvestasi di reksadana. Penelitian Renanita dan Hidayat (2013) menggunakan variabel sikap, norma subyektif, dan perceived behavioral control sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependennya adalah intensi dan perilaku. Penelitian tersebut dilakukan dengan menyebar kuesioner secara convenience sampling, teknik analisis data menggunakan path analysis dengan program AMOS 7. Simpulan hasil penelitian tersebut adalah sikap tidak memiliki pengaruh terhadap intensi berhutang, norma subyektif dapat berpengaruh terhadap intensi berhutang, perceived behavioral control tidak memiliki pengaruh terhadap intensi berhutang dan perilaku berhutang, dan intensi berhutang memiliki pengaruh terhadap perilaku berhutang. Penelitian Raditya et al. (2014) menggunakan variabel modal investasi minimal, return, dan persepsi terhadap risiko sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependennya adalah minat investasi mahasiswa dengan penghasilan sebagai variabel moderasi. Penelitian tersebut dilakukan dengan menyebar kuesioner secara purposive sampling, teknik analisis data menggunakan
regresi berganda dengan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Simpulan hasil penelitian tersebut adalah modal investasi minimal tidak berpengaruh pada variabel minat investasi, persepsi terhadap risiko berpengaruh pada variabel minat investasi, return berpengaruh pada variabel minat investasi, penghasilan tidak mampu memoderasi hubungan variabel modal investasi minimal denga minat investasi, return dengan minat investasi, serta persepsi terhadap risiko dengan minat investasi. Penelitian Kusmawati (2011) menggunakan variabel motivasi kebutuhan sosial, motivasi kebutuhan penghargaan, dan motivasi kebutuhan aktualisasi sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependennya adalah minat berinvestasi pasar modal dengan pehaman investasi dan usia sebagai variabel moderat. Penelitian tersebut dilakukan dengan menyebar kuesioner secara judgement sampling method, teknik analisis data menggunakan regresi berganda dengan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Simpulan hasil penelitian tersebut adalah motivasi sosial tidak memiliki pengaruh terhadap minat wanita di Palembang berinvestasi di pasar modal, motivasi penghargaan tidak memiliki pengaruh terhadap minat wanita berinvestasi di pasar modal, motivasi aktualisasi diri tidak berpengaruh terhadap minat wanita berinvestasi di pasar modal, pemahaman investasi tidak bisa memperkuat ataupun memperlemah hubungan antara motivasi sosial terhadap minat wanita berinvestasi di pasar modal, pemahaman investasi tidak bisa memperkuat ataupun memperlemah hubungan motivasi penghargaan terhadap minat wanita berinvestasi di pasar modal. pemahaman investasi tidak bisa memperkuat ataupun memperlemah
hubungan motivasi aktualisasi diri dan minat investasi, usia berpengaruh terhadap hubungan antara motivasi pemenuhan kebutuhan sosial dengan minat wanita berinvestasi di pasar modal, usia tidak bisa memoderasi hubungan antara motivasi penghargaan dan minat investasi, usia tidak berpengaruh terhadap hubunga antara motivasi aktualisasi diri dan minat investasi, pemahaman investasi tidak bisa memoderasi hubungan antara motivasi dan minat investasi, usia tidak bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antara motivasi dan minat berinvestasi. Penelitian Yuliati (2011) menggunakan variabel risiko dan atribut produk islami sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependennya adalah minat berinvestasi sukuk. Penelitian tersebut dilakukan dengan menyebar kuesioner
secara
convenience
random
sampling,
teknik
analisis
data
menggunakan regresi berganda dengan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Simpulan hasil penelitian tersebut adalah risiko berpengaruh positif terhadap minat masyarakat berinvestasi sukuk, atribut produk islami berpengaruh positif terhadap minat masyarakat berinvestasi sukuk, risiko dan atribut produk islami secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif terhadap minat masyarakat berinvestasi sukuk.
2.2
Rerangka Pemikiran Penelitian ini ditekankan pada analisis faktor-faktor yang ada dalam theory
of planned behavior (teori perilaku) terhadap minat masyarakat atau nasabah untuk berinvestasi deposito. Berdasarkan uraian latar belakang dan tinjauan teroritis yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rerangka pemikiran yang dapat disajikan dalam penelitian ini sebagai berikut : Dana Pihak Ketiga Bank
DEPOSITO
Teori Perilaku (Theory of Planned Behavior)
Kuesioner (data primer)
Sikap
Norma Subyektif
Minat Investasi
Investasi Deposito Gambar 2 Rerangka Pemikiran
Kontrol Perilaku
Rerangka pemikiran di atas dapat dijelaskan bahwa latar belakang penelitian ini berawal dari jumlah salah satu dana pihak ketiga bank (PT Bank Mandiri (Persero), Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.), yakni deposito yang semakin bertambah setiap tahunnya dan berperan sangat penting bagi likuiditas bank, pemerintah, dan masyarakat. Deposito merupakan instrumen investasi pasar uang yang memiliki return rendah dan risiko yang rendah pula bila dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, namun jumlah dana deposito semakin tumbuh dan diminati oleh nasabah atau masyarakat. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori perilaku (theory of planned behavior) yang dikemukakan oleh Icek Ajzen pada tahun 1991. Dalam teori perilaku tersebut terdapat tiga variabel yakni sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku, dimana ketiga variabel tersebut masing-masing memiliki indikator yang diharapkan berpengaruh signifikan terhadap minat investasi. Selanjutnya minat investasi dengan indikator yang dimiliki diharapkan berpengaruh signifikan terhadap investasi deposito. Cara mengukur variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan pertanyaan atau pernyataan kuesioner (data primer). Adapun model penelitian ini sebagai berikut : Sikap H1 Norma Subyekti f Kontrol Perilaku
H2
Minat Investasi
H4
H3
Gambar 3 Model Penelitian
Investasi Deposito
2.3.
Perumusan Hipotesis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hipotesis adalah anggapan dasar
atau sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan melalui penelitian. 2.3.1 Pengaruh Sikap Terhadap Minat Investasi Sikap mempunyai peran penting dalam menjelaskan perilaku seseorang dalam lingkungannya. Menurut Ajzen (1991) sikap adalah perasaan umum yang menyatakan keberkenaan seseorang terhadap suatu obyek yang mendorong tanggapannya, baik dalam bentuk tanggapan positif maupun negatif. Dalam hal ini, seseorang yang mendukung atas suatu obyek sikap akan memiliki kecenderungan bertindak untuk melakukan tindakan terhadap obyek sikap. Konsep sikap tersebut didasarkan pada sikap manusia secara umum yang kemudian diterapkan pada masyarakat atau nasabah dalam hal minat berinvestasi deposito. Seorang nasabah yang mendukung (bersikap positif) terhadap investasi deposito akan memiliki kecenderungan untuk melakukan investasi deposito. Demikian pula sebaliknya, seorang nasabah yang tidak mendukung (bersikap negatif) terhadap investasi deposito akan memiliki kecenderungan untuk tidak berinvestasi. Penelitian Alleyne dan Broome (2011) mengatakan bahwa variabel sikap sangat berpengaruh terhadap minat seseorang untuk berinvestasi. Indikator dari variabel sikap antara lain kebaikan deposito (suatu hal yang baik/positif), manfaat deposito (mengatur keuangan), kenyamanan deposito (tidak terkena fluktuasi pasar), keuntungan deposito (bunga tinggi untuk menambah
kekayaan), dan deposito menyenangkan (sebagai sarana hiburan). Hipotesis penelitian yang diajukan : H1 : Sikap berpengaruh terhadap minat investasi. 2.3.2 Pengaruh Norma Subyektif Terhadap Minat Investasi Norma subyektif merupakan fungsi dari harapan yang dipersepsikan individu dimana satu atau lebih orang di sekitarnya menyetujui perilaku tertentu dan memotivasi individu tersebut untuk mematuhi mereka (Ajzen, 1991). Norma subyektif dari masyarakat atau nasabah dapat dibentuk dari tekanan sosial, dalam arti individu akan melakukan suatu tindakan seperti yang diharapkan oleh orangorang yang dianggap penting. Apabila orang-orang yang dianggap penting oleh masyarakat atau nasabah memiliki sikap positif terhadap investasi deposito, maka nasabah tersebut akan berinvestasi deposito. Sebaliknya jika orang-orang yang dianggap penting oleh nasabah memiliki sikap negatif terhadap investasi deposito, maka nasabah akan menghindari investasi deposito. Indikator dari variabel norma subyektif antara lain pelaksanaan deposito oleh orang-orang sekitar (teman, keluarga, saudara), pendapat pegawai bank tentang investasi deposito, pendapat orang-orang sekitar (teman, saudara, keluarga) tentang investasi deposito, harapan dan dukungan pegawai bank terhadap investasi deposito, harapan dan dukungan orang-orang sekitar (teman, keluarga, saudara) terhadap investasi deposito. Hipotesis penelitian yang diajukan: H2
: Norma subyektif berpengaruh terhadap minat investasi.
2.3.3 Pengaruh Kontrol Perilaku Terhadap Minat Investasi Menurut Ajzen (1991) kesadaran akan kontrol adalah kepercayaan seseorang bahwa ia dapat mengendalikan perilaku atau persepsi seseorang mengenai kemudahan atau kesulitan dalam menjalani sebuah perilaku. Kontrol memfasilitasi seseorang untuk bertindak. Sebagai contoh kontrol dalam penelitian ini adalah ketersediaan modal untuk investasi. Orang yang melakukan investasi umumnya orang yang telah bekerja dan sudah terpenuhi kebutuhan primer mereka. Ketika kebutuhan primernya telah terpenuhi, maka akan ada sisa uang yang bisa digunakan untuk berinvestasi deposito. Indikator dari variabel kontrol perilaku antara lain keamanan deposito (dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan), modal investasi (kesanggupan berinvestasi), pengetahuan deposito (suku bunga, tenor, risiko), kepercayaan (reputasi perusahaan), kemudahan deposito (tidak sulit dalam berinvestasi deposito), keputusan pribadi (akan berinvestasi atau tidak). Hipotesis penelitian yang diajukan : H3
: Kontrol perilaku berpengaruh terhadap minat investasi.
2.3.4 Pengaruh Minat Investasi Terhadap Investasi Deposito Minat investasi sebelumnya telah dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku. Setelah itu variabel minat investasi diharapkan mampu untuk mempengaruhi variabel investasi deposito. Dalam penelitian ini minat investasi merupakan variabel perantara (intervening). Menurut Tuckman (dalam Sugiyono, 2007) variabel perantara (intervening) adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Indikator dari variabel minat investasi antara lain keinginan investasi deposito, rencana investasi deposito, dan usaha untuk investasi deposito (mencari semua informasi tentang deposito ). Hipotesis penelitian yang diajukan : H4 : Minat investasi berpengaruh terhadap investasi deposito.