BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1
Tinjauan Teoritis
2.1.1
Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal, terbentuk karena adanya hubungan keuangan beberapa institusi dan peraturan yang memungkinkan terjadinya transaksi dana jangka panjang. Pasar modal dibentuk oleh berbagai bursa efek yang membentuk tempat transaksi baik untuk utang maupun modal sendiri (Sundjaja dan Barlian, 2003). Pasar modal menurut Samsul (2006:43) didefinisikan sebagai tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Menurut Husnan (2009:3) pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau saham) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal dapat didefinisikan sebagai tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan. 2. Jenis-Jenis Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4), jenis-jenis pasar modal ada 4, yaitu:
9
10
1) Pasar Perdana (Primary Market) Pasar perdana merupakam pasar modal yang memperdagangkan sahamsaham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan dibursa. 2) Pasar Skunder (Secondary Market) Pasar skunder adalah pasar dimana saham dan sekuritas lain diperjual belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan dipasar perdana. Harga saham dipasar skunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. 3) Pasar Ketiga (Third Market) Pasar ketiga adalah tempat dimana saham dan skuritasnya diperdagangkan diluar bursa. Di Indonesia, pasar ketiga juga disebut dengan bursa paralel yang merupakan system perdagangan efek yang terorganisasi diluar bursa efek, yang menyerupai pasar skunder yang diatur dan dilaksanakan oleh perserikatan perdagangan uang dan efek dengan dikontrol oleh Badan Pengawas Pasar Modal. 4) Pasar Keempat (Fourth Market) Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa perantara pedagang efek. 3. Manfaat Pasar Modal Manfaat yang diperoleh dengan adanya pasar modal, adalah diantaranya sebagai berikut :
11
1.
Dapat menghimpun dana-dana yang berasal dari masyarakat untuk memperluas usaha dan membuka proyek-proyek baru.
2.
Memperluas lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.
3.
Dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat.
4.
Perusahaan
yang
menawarkan
efek
kepada
masyarakat
memiliki
ketergantungan yang rendah pada bank. 5.
Waktu dalam menggunakan dana masyarakat lebih luas.
6.
Bila dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan didukung oleh semua pihak terkait, kemampuan manajemen pasar modal akan terus meningkat.
7.
Pemegang saham maupun obligasi sama-sama memperoleh keuntungan baik berupa deviden maupun bunga.
8.
Investor lebih mudah berpindah dari sebuah perusahaan yang deviden atau bunganya lebih tinggi.
9.
Investor turut serta dalam kegiatan perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
10. Pasar modal turut serta meningkatkan kegiatan pembangunan ekonomi. 4. Peran Lembaga-Lembaga Pendukung Pasar Modal Dalam mengatur dan mengarahkan mekanisme pasar modal dibentuk lembaga-lembaga yang diatur dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No.53/1990 dalam Husnan (2004:2) yaitu sebagai berikut:
12
a.
BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) Lembaga ini merupakan lembaga yang dibentuk Pemerintah untuk mengawasi pasar modal. Perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas baik saham maupun obligasi yang harus mendapatkan izin dari BAPEPAM.
b.
Bursa Efek Bursa
Efek
merupakan
lembaga
yang
menyelenggarakan
kegiatan
perdagangan sekuritas. Di bursa itulah tempat bertemunya penjual dan pembeli sekuritas. c.
Akuntan Publik Memeriksa laporan keuangan dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan. Di pasar modal dituntut pendapatan wajar terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang menerbitkan atau telah terdaftar di Bursa Efek.
d.
Pinjaman emisi (underwriter) Lembaga perantara emisi penjualan efek yang diterbitkan emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga di pasar modal).
e.
Wali Amanat Lembaga ini merupakan pihak yang dipercaya untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sekuritas kredit. Peranan wali amanat sangat diperlukan dalam emisi obligasi dan berperan sebagai pimpinan dalam rapat umum pemegang saham obligasi. Wali amanat bertanggung jawab langsung pada investor.
13
f.
Notaris Jasa notaris diperlukan untuk membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Sahan (RUPS) dan menyusun pernyataan keputusan RUPS.
g.
Konsultasi Hukum Berperan memberikan pelindungan kepada pemodal dari segi hukum (akte pendirian, ijin usaha dan lain sebagainya).
5. Instrumen Pasar Modal Menurut Tandelilin (2006:18) ada beberapa sekuritas yang umumnya diperjual belikan di pasar modal antara lain : a.
Saham Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapat dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.
b.
Obligasi Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara periodik dan beberapa pembayaran kembali nilai par (par value) pada saat jatuh tempo.
14
c.
Reksadana Reksadana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk dipergunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang.
d.
Instrumen Derivatif (produk turunan) Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrument derivatif sangat tergantung dari harga sekuritas yang ditetapkan sebagai patokan.
6. Keuntungan Investasi di Pasar Modal Menurut Sjahrial (2012:13) keuntungan yang dimiliki pemodal dengan berinvestasi di pasar modal adalah : a.
Memperoleh deviden, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
b.
Memperoleh capital gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham.
c.
Nilai atau harga saham meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan dengan perkembangan atau kinerja perusahaan.
2.1.2
Harga Saham
1. Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
15
perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Menurut Sjahrial (2012:19) saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa disebut emiten. 2. Jenis-Jenis Saham Menururt Tandelilin (2010:32) jenis saham yang diperdagangkan di pasar modal adalah sebagai berikut : a.
Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa menyatakan kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Sebagai pemilik, pemegang saham biasa suatu perusahaan mempunyai hak suara proposional pada berbagai keputusan penting perusahaan antara lain pada persetujuan keputusan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
b.
Saham Preferen (Preferred Stock) Saham preferen merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda dalam beberapa hal dengan saham biasa. Deviden pada saham preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Seperti yang disebut Preffered (dilebihkan), pembagian deviden kepada pemegang saham preferen lebih didahulukan sebelum diberikan kepada pemegang saham biasa.
3. Penilaian Saham Menurut Jogiyanto (2004:82) dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik, yang dapat digunakan untuk
16
mengetahui saham-saham mana yang murah (undervalued), wajar dan mahal (overvalued). Macam-macam penilaian saham ada 3, yaitu: a.
Nilai buku Nilai buku merupakan nilai saham yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham. Nilai buku suatu saham dapat dihitung dari nilai nominal, agio saham, dan modal yang disetor dan laba yang ditahan.
b.
Nilai pasar Nilai pasar adalah nilai saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang berlaku di pasar bursa.
c.
Nilai intrinsik Nilai intrinsik adalah nilai saham yang sebenarnya atau yang seharusnya terjadi dari perusahaan. Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti saham tersabut tergolong mahal (overvalued). Dalam situasi seperti ini, biasanya para investor mengambil keputusan untuk menjual saham tersebut. Dan jika nilai di pasar saham dibawah nilai intrinsiknya, maka saham tergolong murah (undervalued), sehingga dalam situasi seperti ini para investor mengambil keputusan untuk membeli saham tersebut.
4.
Harga Saham Harga saham merupakan harga jual beli yang sedang berlaku di pasar bursa
efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung pada kekuatan permintaan (penawaran) dan penawaran (permintaan jual). Harga pasar saham
17
juga menunjukkan nilai dari perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi niali dari harga pasar saham suatu perusahaan, maka investor akan tertarik untuk menjual sahamnya. Harga saham dapat juga didefenisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang di latarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Harga saham penutupan (closing price) yaitu harga yang diminta oleh penjual atau harga perdagangan terakhir untuk suatu periode. Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya (Abdul Halim,2005:31). Dalam hal penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dipergunakan: 1. Bila harga pasar saham melampaui nilai instrinsik saham, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu tinggi). Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dihindari atau dilakukan penjualan saham karena kondisi seperti ini pada masa yang akan datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar. 2. Apabila harga pasar saham sama dengan nilai instrinsiknya maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan. Pada kondisi demikian, sebaiknya pelaku pasar tidak melakukan transaksi pembelian maupun penjualan saham yang bersangkutan. 3. Apabila harga pasar saham lebih kecil dari nilai instrinsiknya maka saham tersebut dikatakan undervalued (harganya terlalu rendah). Bagi para pelaku pasar, saham sebaiknya tetap dimiliki, karena besar kemungkinan dimasa yang akan datang akan terjadi lonjakan harga saham.
18
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham Menurut Alwi (2008:87), faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu: a.
Faktor Internal 1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan. 2. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang. 3. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi. 4. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakusisian dan diakuisisi. 5. Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya. 6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.
b. Faktor Eksternal 1. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
19
2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya. 3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading. 4. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara. 5. Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri. 2.1.3 Go Public 1. Pengertian Go Public Go Public artinya perusahaan tersebut telah memutuskan untuk menjual sahamnya kepada publik dan siap untuk dinilai oleh publik secara terbuka. Menurut Halim Abdul (2005:40) Go Public atau penawaran umum merupakan kegiatan penawaran saham yang dilakukan oleh emiten untuk menjual saham kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya. 2. Keuntungan Go Public Pada saat suatu perusahaan memutuskan untuk Go Public tentu ada keuntungan atau sisi positif yang akan diperoleh, baik bagi internal perusahaan maupun bagi eksternal perusahaan. Adapun keuntungan Go Public tersebut adalah:
20
a. Mampu meningkatkan likuiditas perusahaan. b. Memberi pengaruh pada nilai perusahaan. c. Memberi
kesempatan
kepada publik untuk dapat menilai perusahaan
secara transparan. 2.1.4
Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Fahmi (2014:31) laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Menurut Harjito dan Martono (2013:51) laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Dalam hal laporan keuangan ini merupakan kewajiban perusahaan untuk membuat dan melaporkannya. Yang kemudian dianalisis untuk mengetahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan sebuah informasi tentang keadaan keuangan suatu perusahaan yang mana di gunakan sebagai obyek alat ukur kinerja keuangan suatu perusahaan. 2. Macam-Macam Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan yang diperoleh dalam suatu periode. Laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal dan satu tahun sekali untuk lebih luasnya. Setiap perusahaan tentunya memiliki informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan.
21
Dalam proses analisisnya, laporan keuangan perusahaan pada umumnya terdiri dari: 1.
Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta),
kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Menurut Sudana (2011:15) neraca menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada saat atau tanggal tertentu. Pada neraca, posisi aktiva merupakan hasil keputusan investasi yang diambil oleh manajemen perusahaan. Pada pasiva, merupakan sumber-sumber keuangan untuk mendanai investasi aktiva pada suatu saat tertentu. Pada neraca, posisi aktiva merupakan hasil keputusan investasi yang diambil oleh manajemen perusahaan. Pada pasiva, merupakan sumber-sumber keuangan untuk mendanai investasi aktiva pada suatu saat tertentu. Aktiva teridiri dari aktiva lancar (current assets) dan aktiva tetap (fixed assets). Pasiva terdiri dari utang lancar (current liabilities), utang jangka panjang (long term debt) dan modal sendiri pemegang saham (shareholdersβ equity). 2.
Laporan Laba Rugi Menurut Sudana (2011:17) laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang
memperlihatkan penghasilan, biaya dan pendapatan bersih suatu perusahaan selama satu periode waktu. Laporan laba rugi ini menyajikan hasil usahapendapatan, beban, laba atau rugi bersih dan laba atau rugi per saham untuk periode akuntasi tertentu. Kasmir (2015:8) laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan dan biaya
22
yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui kondisi perusahaan dalam keadaan laba atau rugi. Menurut Harjito dan Martono (2011:52) apabila penghasilan lebih besar dari biaya akan terjadi laba, sedangkan jika penghasilan lebih kecil dari biaya maka perusahaan mengalami kerugian. 3.
Laporan Arus Kas Menurut Sudana (2011:18) laporan arus kas adalah laporan keuangan yang
memperlihatkan penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode waktu. Arus kas masuk adalah pendapatan dan pinjaman dari bank lain. Sedangkan arus kas keluar adalah biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Arus kas dari aktiva perusahaan merupakan jumlah arus kas untuk kreditor dan aruskas untuk pemegang saham. Jadi, dalam laporan arus kas ini dapat memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar dari kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama suatu periode akuntasi. 4.
Laporan Perubahan Modal Menurut Fahmi (2014:33) laporan perubahan modal merupakan salah satu
dari laporan keuangan yang harus dibuat oleh perusahaan yang menggambarkan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut. Laporan ini merekonsiliasi saldo awal dan akhir semua akun yang ada dalam seksi ekuitas penegang saham pada neraca. Beberapa perusahaan menyajikan laporan saldo laba, seringkali dikombinasikan dengan laporan laba rugi yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir akun saldo laba. Perusahaan-perusahaan yang memilih
23
format penyajian yang terakhir biasanya akan menyajikan laporan ekuitas pemegang saham sebagai pengungkapan dalam catatan kaki. 5.
Catatan Atas Laporan Keuangan Menurut Fahmi (2014:34) catatan atas laporan keuangan adalah catatan
tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan ini membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komperhensif dari kondisi keuangan perusahaan. 3.
Kegunaan Laporan Keuangan Dalam konsep keuangan, laporan keuangan sangat diperlukan untuk
mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya. Laporan keuangan juga berguna sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sehingga laporan keuangan memiliki peranan dalam posisi yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Menurut Kasmir (2015:10) dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Informasi tersebut menguntungkan bagi pihak-pihak yang menginvestasikan modalnya karena untuk mengetahui informasi tentang sejauh mana kelancaran aktivitas dan profitabilitas perusahaan, potensi deviden, karena
24
dengan informasi
tersebut
pemegang saham
dapat
memutuskan untuk
mempertahankan sahamnya, menjual atau bahkan menambahnya. 2.1.5
Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Dalam melakukan analisis laporan keuangan perusahaan dan hasilnya dapat memberikan informasi untuk pihak-pihak terkait dalam pengambilan suatu keputusan, perlu adanya analisis rasio keuangan. Rasio secara sederhana merupakan perbandingan jumlah dari satu jumlah dengan jumlah yang lainnya itulah dilihat dari perbandingannya dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan. Menurut Kasmir (2015:104) dengan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat menilai kinerja suatu perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan menengah umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar deviden yang memadai. Maka, informasi tersebut dapat diperoleh dengan menghitung rasio-rasio keuangan. Menurut Fahmi (2014:69) ada 5 jenis untuk menghitung rasio keuangan yang menunjukkan ada hubungan antar akun pada laporan keuangan. 1.
Rasio Likuiditas Rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah kemampuan suatu perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio ini
25
menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. 2.
Rasio Leverage Rasio leverage (leverage ratio) adalah mengukur seberapa besar penggunaan
utang dalam pembelanjaan perusahaan. Karena penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan. Apabila hal itu terjadi, maka perusahaan akan terbelit hutang tinggi dan sulit untuk melepas hutang tersebut, yang dapat disebut hutang ekstrim (extreme leverage). 3.
Rasio Aktivitas Rasio aktivitas (activity ratio) adalah rasio yang menggambarkan sejauh
mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara maksimal dengan maksud memperoleh hasil maksimal. Jadi, rasio ini mengukur efektifitas dan efesiensi perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki perusahaan. 4.
Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas (profitability ratio) adalah mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. Apabila semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. 5.
Rasio Nilai Pasar Rasio nilai pasar (market value ratio) adalah rasio yang menggambarkan
26
kondisi yang terjadi di pasar atau terkait dengan penilaian kinerja saham perusahaan yang telah diperdagangkan di pasar modal. Rasio ini memberikan pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapannya.
Jenis-Jenis Rasio Keuangan Jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Current Ratio (CR) Current Ratio (CR) atau rasio lancar merupakan rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang akan segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir, 2015:134). Apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun apabila hasil pengukuran rasio tinggi, maka belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Rumus untuk menghitung rasio lancar adalah sebagi berikut : Current Ratio =
b.
Aktiva Lancar Hutang Lancar
π₯ 100%
Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi
penetapan harga penjualan
yang diterapkan
perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam
27
mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya (Weston dan Copeland, 1998). Net Profit Margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga tinggi pada tingkat penjualan tertentu, sebaliknya apabila Net Profit Margin rendah, menunjukkan kurangnya efisiensi dalam manajemen perusahaan. Net profit margin dapat dihitung sebagai berikut: πππ‘ ππππππ‘ ππππππ =
c.
Laba Bersih Setelah Pajak π₯ 100% Total Penjualan
Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total ekuitas (Fahmi, 2014:69). Hutang dapat dikaitkan dengan asset atau modal sendiri atau juga bisa dengan melihat bunga yang timbul dari hutang perusahaan dengan laba yang diperoleh perusahaan. Bagi bank, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusaahaan. Sebaliknya, rasio yang rendah akan semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengaman bagi peminjam jika terjadi kerugian terhadap nilai aktiva. Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus berikut: π·πππ‘ π‘π πΈππ’ππ‘π¦ π
ππ‘ππ =
Total Hutang x 100% Total Ekuitas
28
d. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share merupakan rasio yang mengukur berapa laba bersih yang dihasilkan perusahaan untuk tiap lembar saham yang beredar (Fahmi, 2014:69), dalam pengertian yang tidak jauh beda, EPS adalah keuntungan bersih perusahaan dibagi dengan seluruh saham perusahaan. Tujuan perhitungan Earning Per Share (EPS) menurut Machfoedz (2000:356) adalah untuk melihat progres dari operasi perusahaan, menentukan harga saham, dan menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Dengan demikian EPS dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: πΈππππππ πππ πβπππ =
2.1.6
Laba Bersih Setelah Pajak Jumlah Saham yang Beredar
Pengaruh Current Ratio terhadap Harga Saham
Rasio lancar merupakan indikator terbaik untuk mengukur sampai sejauh mana pinjaman yang diberikan dari kreditor jangka pendek mampu dibayar oleh perusahaan melalui aktiva-aktiva yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dengan cukup cepat. Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar (Harahap, 2004:301). Tingginya tingkat Current Ratio yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya juga tinggi. Namun perusahaan dengan likuiditas yang tinggi belum tentu akan menarik investor untuk berinvestasi, karena current ratio yang tinggi juga
29
menunjukkan adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang akan mempunyai pengaruh buruk terhadap profitabilitas perusahaan. Karena pada umumnya investor lebih menyukai laba serta menghindari resiko (Sartono Agus 2009:116). 2.1.7 Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham Dapat dikatakan bahwa semakin besar Semakin besar Net Profit Margin, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Sebaliknya dengan semakin rendah tingkat Net Profit Margin, menunjukkan bahwa kinerja perusahaan akan menurun. Secara umum, rasio yang rendah bias menunjukkan ketidakefisienan manajemen. 2.1.8 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham Deb to Equity Ratio dapat memberikan informasi mengenai seberapa besar ekuitas dari para pemegang saham yang digunakan untuk menutupi keseluruhan hutang perusahaan sehingga para investor pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dapat menyepakati jumlah dana perusahaan yang dibiayai dengan hutang sehingga return yang sesuai tetap dapat diperoleh. Menurut Darsono dan Ashari (2005:76) Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan prosentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dan sebaliknya, semakin rendah rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Hal ini menjadikan harga saham perusahaan akan naik.
30
2.1.9 Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham Menurut Kasmir (2013:207) rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi kesejahteraan pemegang saham meningkat. Dengan pengertian lain, pengembalian akan tinggi. Semakin tinggi nilai Earning Per Share maka hal ini mengidentifikasi bahwa perusahaan telah mampu mensejahterakan para pemegang sahamnya dan apabila rasio ini rendah, maka perusahaan belum bisa memberikan keuntungan yang maksimal. 2.1.10 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini, dapat dilihat dalam tabel di halaman berikutnya : Tabel 1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Ina Rinati (2009)
Judul
Variabel
NPM, ROE, Pengaruh Net Profit ROA Margin (NPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan yang tercantum dalam indeks LQ45.
Teknik Analisis Data
Regresi Linier Berganda
Hasil Penelitian
Semua variabel bebas yang diteliti (NPM, ROA dan ROE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Sedangkan pada uji regresi secara parsial atau masing-masing, hanya variabel ROA yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham,
31
maka dapat dikatakan bahwa ROA memiliki kontribusi dominan terhadap harga saham. SyafiβI (2011)
Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Retrun on Equity, dan Earning Per Share terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang Go Publik di BEI.
Current Ratio, Regresi Debt to Equity Linier Ratio, Retrun Berganda On Equity, dan Earning Per Share
Hasil penelitian ini menunjukkan b ahwa secara signifikan variabel EPS memberi pengaruh terhadap harga saham. Sedangkan variabel CR, DER, dan ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Dady Suhadi (2009)
Pengaruh rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio laverage dan rasio penilaian terhadap harga saham perusahaan food and beverage
Inventory Regresi Turnover , Linier Assets Berganda Turnover, Debt to Equity Ratio dan Debt to Assets Ratio, ROA , PER , PBV
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa inventory turnover dan assets turnover mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap harga saham. Debt to Equity Ratio dan Debt to Assets Ratio juga terbukti berpengaruh signifikan negatif terhadap harga saham. ROA dan Rasio penilaian yang diwakili oleh PER dan PBV hanya cenderung mempengaruhi harga saham.
32
Iin Maulidiyah
Pengaruh Current Ratio, Net Profit Marhin, Debt to Equity Ratio, EarningPer Share Terdahap Harga Saham pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI
CR, NPM, DER, EPS
Regresi Linier Berganda
Masih dalam proses penelitian
Sumber: Perpustakaan dan Laman
Pada penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitianpenelitian terdahulu yang telah dilakukan, diantaranya sebagai berikut: 1) Persamaan: Dalam penelitian ini sama-sama menguji variabel dependen tentang harga saham, serta teknik analisa data yang digunakan sama-sama menggunakan regresi linier berganda. 2) Perbedaan: Perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu adalah perusahaan yang akan diteliti. Pada penelitian sekarang menggunakan perusahaan telekomunikasi, dengan menggunakan variabel independen yaitu Current Ratio, Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per share.
Sedangkan
penelitian
terdahulu
variabel
independennya
bersinggungan, Variabel Current Ratio mengambil dari penelitian Syafiβi (2011), variabel Net Profit Margin mengambil dari penelitian Ina Rinati (2009), variabel Debt to Equity Ratio mengambil dari penelitian Syafiβi (2009) dan Dady Suhadi (2009), sedangkan variabel Earning Per Share mengambil dari penelitian Syafiβi (2009).
33
2.2 Rerangka Pemikiran Perubahan harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Berdasarkan beberapa peneliti terdahulu, informasi tentang kinerja perusahaan merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap harga saham. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 4 (empat) rasio keuangan yaitu Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS). Dengan menggunakan ke empat rasio tersebut, diharapkan para investor akan dapat menilai kinerja perusahaan guna memperkirakan keuntungan atas investasi yang mereka tanam. Dari penjelasan diatas, maka rerangka pemikiran yang digunakan untuk menjelaskan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Current Ratio (CR)
Net Profit Margin (NPM)
Harga Saham (HS)
Debt to Equity Ratio (DER)
Earning Per Share (EPS) Sumber : Diolah Peneliti
Gambar 1 Kerangka Pikiran
34
2.3 Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan suatu proporsi, kondisi atau prinsip yang untuk sementara waktu dianggap benar dan barangkali tanpa keyakinan, agar bisa ditarik suatu konsekuensi yang logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian (testing) tentang kebenarannya dengan mempergunakan data empiris (Empirical data) hasil penelitian (J.Supranoto, 2003:49). Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1
: Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H2
: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H3
: Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H4
: Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.