BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Lingkungan kerja 1. Pengertian Lingkungan Kerja Menurut Nitisemito (2008:190) lingkungan kerja adalah lingkungan disekitar pekerjaan yang berdampak pada karyawan dalam menjalankan tugas tugasnya. 2. Jenis Lingkungan Kerja Menurut Sedarmiyanti (2009:26) secara garis besar, lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni : a. lingkungan kerja fisik dan b. lingkungan kerja nonfisik a) Lingkungan kerja fisik Menurut Sedarmayanti “ lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. b) Lingkungan kerja nonfisik Menurut Sedarmayanti lingkungan kerja nonfisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan.
3. Faktor faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja Menurut Sedarmayanti (2009:28) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja yang dikaitkan dengan kemampuan karyawan diantaranya: a. Penerangan / cahaya di tempat kerja Cahaya lampu sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja, karena cahaya lampu yang tidak memadai akan berpengaruh terhadap keterampilan karyawan dalam melaksanakan tugas tugasnya banyak mengalmi kesalahan yang pada akhirnya pengerjaanya kurang efisien sehingga tujuan perusahaan sulit tercapai. b. Temperatur / suhu udara di tempat kerja Setiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur yang berbeda. Manusia selalu mempertahankan tubuhnya dalam keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tetapi untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya. Manusia dapat menyesuaikan diri dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh. c. Kelembaban di tempat kerja Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasanya dinyatakan dalam persentase. Kelemababan iniberhubungan
atau di pengaruhi oleh temperatur udara. Jika keadaan temperatur udara sangat panas dan kelembaban udara tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas tubuh secara besar karena sistem. Selain itu, semakin cepatanya denyut jantung diakibatkan aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas tubuh dengan suhu disekitarnya. d. Sirkulasi udara di tempat kerja Udara disekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan tercampur dengan gas atau bau bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu prose metabolisme. Dengan cukupnya oksigen disekitar tempat kerja, maka akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani, sumber utamanya adalah tanaman di sekitar tempat kerja, karena tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Dengan terciptanya rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja. e. Kebisingan ditempat kerja Kebisingan merupakan suatu bunyi yang tidak dikendaki oleh telinga, karena jika dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenagan dalam bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi. Bahkanmenurut penelitiankebisingan
yang serius dapat menyebabkan kematian. Kreteria pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien. f. Tata warna di tempat kerja Menata warna ditempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik mungkin, karena pada kenyataanya tata warna tidak dapat dipisahkan dangan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena pengaruh warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. g. Dekorasi di tempat kerja Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena dekorasi tidak hnaya berkaitan dengan hiasan ruang kerja saja, tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainya untuk bekerja. h. Musik di tempat kerja Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu, lagu lagu perlu dipilih denagn selektif untuk diperdengarkan di tempat kerja. i. Keamanan di tempat kerja Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman, maka perlu diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja. Oleh karena itu faktor keamanan perlu diwujudkan keberadanya. Salah satu upaya untuk menjaga keamananditempat kerja
adalah dengan memanfaatkan tenaga satuan petugas keamanan (SATPAM). 4. Indikator- Indikator Lingkungan Kerja Menurut Sedarmayanti (2009:30) indikator indikator lingkungan kerja antara lain yaitu: a. Polusi Udara Pencemaran ini dapat disebabkan karena tingkat pemakaian bahan bahan kimia di tempat kerja dan keanekaragaman zat yang dipakai pada berbagai bagian yang ada ditempat kerja dan pekerjaan yang menghasilkan perabot atau perkakas. Bahan baku bahan bangunan ynag digunakan dibeberapa kantor dapat dipastikan mengandung bahan kimia yang beracun. Situasi tersebut akan sangat berbahaya jika di tempat tersebut tidak terdapat ventilasi yang memadai. b. Suhu Udara Bekerja pada suhu yang panas atau dingin dapat menimbulkan penurunan kinerja. Secara umum, kondisi yang panas dan lembab cendrung meningkatkan penggunaan tenaga fisik yang lebih berat, sehingga pengerjaanya merasa sangat letih dan kinerjanya akan menurun. c. Penerangan Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Pada dasarnay, cahaya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:cahaya yang berasal
daricahaya matahari dan cahaya buatan yang berupa lampu. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan atau cahaya yang terang tetapi tidak menyilaukan. Dengan penerangan yang baik para karyawan akan dapat bekerja dengan cermat dan teliti sehingga hasil kerjanya mempunyai kualitas yang memuaskan. Cahaya yang kurang jelas (kurang cukup) mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga pekerjaan menjadi lambat, banyak mengalami kesalahan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakna pekerjaan , sehingga tujuan dari badan usaha sulit dicapai. d. Kebisingan Bising dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan, suara bising adalah suatu hal yang dihindari oleh siapapun, lebih lebih dalam melakukan suatu pekerjaan, karena konsentrasi perusahaan akan dapat terganggu. Dengan terganggunya konsentrasi ini pekerjaan yang dilakukan akan banyak
timbul
kesalahanataupun
kerusakan
sehingga
dapat
menimbulkan kerugian. 2.1.2 Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan Menurut Miftah Thoha (2010:9) Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.
2. Teori Kepemimpinan Menurut Thoha (2007:284) teori ini menekankan bahwa terdapat faktor penentu yang timbal balik dalam kepemimpinan ini. Faktor penentu itu adalah pemimpin sendiri (termasuk didalamnya kognisinya), situasi lingkungan (termasuk pengikut pengikutnya dan variabel variabel makro) dan perilakunya sendiri. Tiga faktor penentu ini, merupakan dasar dari teori kepemimpinan tersebut. Teori kepemimpinan ini antara lain: a. Teori sifat Teorithe great man menyatakan bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin ia akan menjadi pemimpin apakah ia akan mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin.teori “great man” barangkali dapat memberikan arti lebih realitis terhadap pendekatan sifat dari pemimpin, setelah mendapat pengaruh aliran perilaku
pemikir psikologis. Suatu kenyataan yang dapat diterima
bahwa sifat sifat kepemimpinan itu tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi juga dapat dicapai melalui suatu pendidikan dan pengalaman. Menyadari hal seperti ini, bahwa tidak ada korelasi sebab akibat antara sifat dan keberhasilan menejer, maka Keith Davis dalam thoha (2007:287) merumuskan empat sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi antara lain: 1. Kecerdasan 2. Kedewasaan dan keluasan sosial 3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
4. Sikap Sikap hubungan kemanusiaan b. Teori kelompok Teori kelompok dalam kepemimpinan ini dasar perkembangan berakar pada psikologis sosial. Teori kelompok ini beranggapan bahwa kelompok bisa mencapai tujuan tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikut pengikutnya. Kepemimpinan yang ditekankan pada suatu proses pertukaran antara pemimpin dan pengikut ini, melibatkan pula konsep konsep sosiologi tentang keinginan keinginan mengembangkan peranan. Penelitian psikologis sosial dapat dipergunakan untuk mendukung konsep konsep peranan dan pertukaran yang diterapkan dalam kepemimpinan. c. Teoti Situasional Salah satu tugas menejer yang penting adalah mendiagonose dan menilai
faktor
faktor
yang
mempengaruhi
efektivitas
kepemimpinannya. Mendiagonise meliputi mengidentifikasi dan memahami faktor faktor yang berpengaruh. d. Teori kepemimpinan model kontigensi Dasar konsep teori kepemimpian kontigengsi dari fiedler dalam thoha (2007:292) adalah bahwa prestasi kelompok yang tinggi tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpian dan kadar sejauh mana situsinya mengutungkan atau tidak.
3. Gaya Kepemimpian Menurut Miftah Thoha (2010:49) gaya kepemimpian merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat seseorang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Macam macam gaya kepemimpinan antara lain: a. Gaya kepemimpianan otokratik Sebagai gaya yang didasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas. Jadi kepemimpinan otokratik adalah kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan sikapnya yang menang sendiri, tertutup terhadap saran dari orang lain dan memiliki idealisme tinggi. b. Gaya kepemimpian demokratis Gaya kepemimpian demokratis dikaitkan dengan kekuataan personal dan keikutsertaan para pengikutnaya dlam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. c. Gaya kepemimpian permisif Merupakan pemimpin yang tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh.
Pemimpin memberikan kebebasan kepada
bawahannya, sehingga bawahan tidak mempunyai pegangan yang kuat terhadap suatu permaslahan. Pemimpin yang permisif cendrung tidak konsisten terhadap apa yang dilakukan.
2.1.3 Komunikasi 1) Pengertian Komunikasi Menurut Onong Effendi (2007:9) . istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama dalam arti satu makna. Jika dua orang terlibat dalam komunikasi, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik sipenerima maupun sipenerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu. 2) Komponen Komunikasi Komponen komunikasi adalah hal hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Komponen komunikasi tersebut meliputi: a. Pengirim atau komunikator (sender/who) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. b. Penerima atau komunikan (receiver / to whom) adalah pihak yang menerima pesan dari sumber. c. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak pada pihak lain. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari pengirim d. Saluran atau media (in which channel) merujuk pada cara penyampaikan pesan kepada komunikan, apakah langsung atau melalui media massa. Dalam komunikasi antar pribadi (tatap
muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/ suara. e. Efek (with what effect) adalah apa yang terjadi pada penerima pesan setelah menrima pesan tersebut. 3) Tujuan Komunikasi Menurut Effendy (2007:55) tujuan komunikasi antara lain: a. Mengubah sikap (to change the attitude) Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya dalam pembahasan, fungsi komunikasi adalah mempengaruhi seseorang. Tahap selanjutnya setelah seseorang terpengaruh ia akan merubah sikapnya. Inilah salah satu tujuan komunikasi. Mengubah sikap seseorang menjadi seperti yang diharapkan oleh si pemberi informasi. b. Mengubah opini/ pendapat/ pandangan ( to change the opinion) Salah satu tujuan komunikasi adalah mengubah pendapat atau opini
seseorang sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak
tertentu. c. Mengubah perilaku (to change behavior) Mengubah perilaku seseorang sesuai dengan informasi yang telah diberikan sehingga perilaku sesuai yang diharapkan oleh si pemberi informasi.
d. Mengubah masyarakat ( to change the society) Apabila dalam point diatas perilaku dititikberatkan lebih kepada individu, dalam point ini,Perubahan dititikberatkan pada suatu kelompok yang bersifat lebih dari satu, bahkan lebih dari dua. Sehingga perubahan terjadi secara massal. 4) Fungsi - Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi menurut Mulyana (2008:5) antara lain yaitu: a. Komunikasi sosial Fungsi ini mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Disisi lain, komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan norma norma budaya masyarakat baik secara horizontal, dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya, ataupun secara vertikal, pada generasi ke generasi berikutnya. Pada sisi lain, ada yang menetapkan norma norma (komunikasi) yang dianggap sesuai untuk satu kelompok. b. Komunikasi Ekspresif Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan perasaan (emosi) kita.
Perasaan perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan pesan nonverbal. c. Komunikasi Ritual Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif, suatu komunitas sering melakukan upacara upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage. Kegiatan ritual memungkinkan para pesertanya
berbagi
komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompok. d. Komunikasi Instrumental Komunikasi
instrumental mempunyai
beberapa tujuan umum:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakan tindakan dan juga mengibur. 5) Proses Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy (2007:15) “ proses komunikasi pada intinya terbagi menjadi empat tahap, yakni secara primer, sekunder, linier dan sirkular. a. Proses komunikasi secara primer Adalah proses penyampaian pesan dan atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambing (symbol) sebagi media. Lambang atau simbol berupa bahasa, syarat, gamabar, warna dan lain sebagainya
yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran, perasaan komunikator kepada komunikan. b. Proses komunikasi secara sekunder Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunkan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambnag sebagai media pertama. c. Proses komunikasi seacara linier Adalah proses penyampaian pesan
dari
komunikator kepada
komunikan sebagai titik terminal. Baik yang berlangsung dalam situasi tatap muka maupun dalam situasi komunikasi bermedia. Proses komunikasi linier umumnya berlangsung pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi melalui media telepon. Media yang digunakan khususnya media massa, yakni surat kabar, televisi, radio, dan film. d. Proses komunikasi secara sirkular Adalah terjadinya feedbeck atau umpan balik, yaitu arus komunikan ke komunikator 6) Hambatan Dalam Berkomunikasi Hambatan komunikasi menurut effendi pada bukunya ilmu, teori, dan falsafah komunikasi (2007:10) di bagi menjadi beberapa diantaranya: a. Gangguan Ada dua jenis gangguan terhadap jalanaya komunikasi yang menurut sifatnya diklarifikasiakan sebagai berikut
1. Gangguan Mekanik Adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik, contohnya seperti gangguan yang dihasilkan dari suara atau bunyi , gambar yang tidak jelas dan lain sebagainya. 2. Gangguan Semantik Adalah gangguan yang berkaitan dengan pesan komunikasi yang pengertianya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring kedalam pesan melalui penggunaan bahasa, atau bisa dikatakan gangguan yang disebabkan karena salah dalam penggunaan bahasa. b. Kepentingan Interes atau kepentingan membuat orang selektif dalam menaggapi pesan. Orang hanya memperhatikan perangsang yang ada dengan kepentingan. Kepentinganya bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tangkap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita akan merupakan sifat relative terhadap segala perangsang yang tidak sesuai atau bertentangan dengan suatu kepentingan. c. Motivasi terpendam Motivasi akan mendorong seseorang berbuat yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangan. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi maka semakin besar komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan.
d. Prasangka Prasangaka merupakan salah satu hambatan berat suatu kegiatan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk mmenarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunkan pikiran yang rasional. Sesuatu yang objektif dianggap negatif. 2.1.4
Kepuasan Kerja
1. Pengertian Kepuasaan Kerja Menurut Malayu Hasibuan (2007:202) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaanya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisplinan, dan prestasi kerja. Kepuasaan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasaan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan suasana lingkungan kerja yang baik. 2. Variabel kepuasaan kerja Menurut A.A Anwar Prabu mangkunegara (2007:117-119), kepuasaan kerja berhubungan dengan variabel variabel seperti turnover, tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan dan ukuran organisasi perusahaan. a. Turnover Kepuasaan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turnover karyawan yang rendah. Sedangkan karyawan karyawan yang kurang puas biasanya turnovernya lebih tinggi.
b. Tingkat ketidakhadiran (absen ) kerja Karyawan karyawan yang kurang puas cendrung tingkat ketidakhadiaran (absen) tinggi. Mereka sering tidak hadir dengan alasan yang tidak logis dan subjektif. c. Umur Ada kecenderungan karyawan yang lebih tua puas dari pada karyawan yang berumur relative muda. Hal ini diasumsikan bahwa karyawan yang lebih tua
lebih berpengalaman
menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan karyawan usia muda biasanya mempunyai harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga apabila antara harapannya dengan
realita
kerja
terdapat
kesenjangan
atau
ketidakseimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak puas. d. Tingkat pekerjaan Karyawan karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi cendrung lebih puas daripada karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih rendah. Karyawan karyawan yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukan kemampaun kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan ide ide serta kreatif dalam bekerja.
e. Ukuran organisasi perusahaan Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasaan karyawan. Hal ini karena besar kecil perusahaan berhubungan pula dengan koordinasi, komunikasi, dan partisipasi karyawan. 3. Teori kepuasan kerja Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang lebih puas terhadap pekerjaanya. Wibowo (2008:301302), menyatakan bahwa terdapat dua teori kepuasaan kerja yaitu: a. Two factor theory Merupakan teori kepuasan kerja yang menganjurkan bahwa satisfaction
(kepuasan)
dan
dissatisfaction
(ketidakpuasan)
merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda, yaitu motivators
dan
hygiene
factors.
Pada
umumnya
orang
mengharapakan bahwa faktor tertentu memberikan kepuasan apabila tersedia dan menimbulkan ketidakpuasaan apabila tidak ada. Pada teori ini, ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi disekitar pekerjaan (seperti kondisi kerja, pengupahan, keamanan, kualitas pengawasan dan hubungan dengan orang lain, dan bukan dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor ini mencegah reaksi negatife , yang dinamakan sebagai hygiene atau maintenance factors. Sebaliknya kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung, seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan
kesempatan untuk pengembangan diri dan pengakuan. karena faktor ini berkaitan dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi, yang dinamakan motivators. b. Value Theory Menurut konsep teori ini, kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima individu. Semakin banyak orang menerima hasil maka akan semakin puas. Semakin sedikit mereka menerima
hasil,
maka
akan
kurang puas.
Value
theory
memfokuskan pada hasil maupun yang menilai orang tanpa memperhatikan siapa mereka. Kunci menuju kepuasan dalam pendekatan ini adalah perbedan antara aspek pekerjaan yang dimiliki dan diinginkan seseorang. Semakin besar perbedaan maka semakin rendah kepuasan kerja kepuasan seseorang. Dengan menekankan pada nilai nilai, teori, ini menganjurkan
bahwa
kepausan kerja dapat diperoleh dari banyak faktor. Oleh karena itu, cara yang efektif untuk memuaskan pekerja adalah dengan menemukan apa yang mereka inginkan dan apabila mungkin memberikanya. 4. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Menurut Hasibun (2007:7) kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh faktor faktor: a. Balas jasa yang adil dan layak b. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian
c. Suasana dan lingkungan pekerjaan d. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan e. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya f. Sifat pekerjaan monoton atau tidak 5. Pengukuran Kepuasaan Kerja Pengukuran kepuasaan kerja digunakan untuk mengetahui kepuasaan kerja pegawai. Dalam pengukurannya dapat digunakan berbagai cara. Menurut A.A Anwar Prabu Mangunnegara (2007:126), pengukuran kepuasaan kerja dapat dilakukan dengan skala indeks deskripsi kepuasaan jabatan, dalam penggunan ukuran ini, karyawan diberikan pertanyaan mengenai pekerjaan maupun jabatan yang dirasakan sangat baik dan sangat buruk. Dalam skala ini diukur sikap dari beberapa area, yaitu: a. Pekerjaan b. Pengawasan c. Promosi jabatan d. Rekan kerja
2.2Penelitian Terdahulu 1. Bagus Setyawan (2010) a. Judul Penelitian Pengaruh komunikasi dan motivasi terhadap kepuasan
kerja
karyawan PT Trijaya Pratama Future Surabaya. b. Variabel Penelitian Komunikasi (X1 ) Motivasi (X2), Kepuasan kerja (Y) c. Model Analisis Uji validitas, uji realiabilitas, regeresi linier berganda, uji amsumsi klasik,uji korelasi berganda (R2), uji F, uji t, uji koefisien determinasi (r2). d. Hasil Analisis Secara simultan diperoleh F hitung sebesar 57, 071 lebih besar dari F tabel = 3,281, maka dapat disimpulkan komunikasi dan motivasi secara bersama sama berpengaruh terhadap
kepuasaan kerja
karyawan karyawan PT Trijaya Pratama Future Surabaya. e. Persamaan dan Perbedaan Persamaan: 1. Pada variabel terikat penelitian (Y), sama sama membahas tentang kepuasan kerja karyawan. 2. Pada variabel bebas penelitian (X), sama sama membahas tentang komunikasi.
3. Pada Teknik analisis, sama sama menggunakan analisis regresi linier berganda. Perbedaan: 1. Variabel
bebas
penelitian
(X)
terdahulu
adalah
motivasi,sedangkan variabel bebaspenelitian (X) sekarang adalah lingkungan kerja dan kepemimpinan. 2. Tempat riset yang dilakuakan oleh peneliti terdahulu berada PT Trijaya Pratama Future Surabaya, sedangkan tempat riset yang dilakukan oleh peneliti sekarang berada pada KPRI “Serba Usaha” MIGAS Cepu. 2. Bayu Dwi Satriya (2011) a. Judul Penelitian Pengaruh lingkungan kerja, pelatihan, kepuasan kerja terhadap prestasi kerja bagian personalia dan umum pada PT pelabuhan III (PERSERO) Surabaya. b. Variabel Penelitian Lingkungan Kerja (X1) , pelatihan (X2), kepuasaan
kerja(X3) dan
prestasi kerja karyawan (Y). c. Model Analisis Uji validitas, uji realiabilitas, regeresi linier berganda, uji amsumsi klasik, uji F, uji t, uji koefisien determinasi (r2). d. Hasil analisis
Menunjukan bahwa lingkungan kerja, pelatihan dan kepuasaan kerja secara simutan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT pelabuhan Indonesia III (PERSERO). e. Persamaan dan perbedaan Persamaan: 1. Pada Variabel bebas penelitian (X), sama sama membahas tentang lingkungan kerja. 2. Pada Teknik analisis, sama sama menggunakan analisis regresi linier berganda. Perbedaan: 1. Variabel bebas penelitian (X) terdahulu adalah pelatihan dan kepuasaan kerja,sedangkan variabel bebas penelitian (X) sekarang adalah kepemimpinan dan komunikasi. 2. Tempat riset yang dilakuakan oleh peneliti terdahulu berada PT pelabuhan III (PERSERO) Surabaya, sedangkan tempat riset yang dilakukan oleh peneliti sekarang berada pada KPRI “Serba Usaha” MIGAS Cepu. 3. Variable terikat penelitian(Y) terdahulu adalah prestasi kerja, sedanagkan variable terikat penelitian (Y) sekarang adalah kepuasaan kerja.
2.3 Kerangka Pemikiran
2.4Rerangka Koneptual Rerangka pemikiran disusun atas dasar tinjauan teoritis , untuk kemudian melakukan analisa dalam pemecahan masalah yang dikemukan peneliti. Rerangka konseptual
Lingkungan kerja (X1) Kepemimpinan (X2)
Kepuasan Kerja
Komunikasi (X3)
Keterangan: ---------------------- pengaruh secara parsial a. Pengaruh lingkungan kerja (X1) terhadap kepuasaan kerja karyawan (Y) Jika Lingkungan kerja memadai, karyawan dapat bekerja dengan baik sehingga meningkatkan kinerja karyawan, maka kepuasaan kerja bias tercapai.
b. Pengaruh Kepemimpinan (X2) terhadap kepuasaan kerja karyawan (Y) Jika seorang pemimpin perduli dan mau memperhatikan karyawannya, maka karyawan akan bekerja dengan tulus, sehingga dapat memberikan kontribusi kepada perusahaan dan karyawan juga akan merasa puas dengan tugas yang diberikan atasan.
c. Pengaruh komunikasi (X3) terhadap kepuasaan kerja karyawan (Y) Jika komunikasi yang terjalin dengan baik antar pimpinan, rekan kerja akan menciptakan keharmonisan dan karyawan merasa nyaman berada di tempat kerja.sehingga kepuasaan dapat tercapai. 2.5Perumusan hipotesis Dalam penelitian ilmiah, setelah menentukan rumusan masalah maka perlu untuk membuat rumusan hipotesis. Menurut Sugiyono (2012:99), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karean jawaban yang diberikan baru didasarakan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penulisan skripsi ini adalahadalah: 1. Diduga
lingkungan
kerjaberpengaruh
signifikan
terhadap
Kepuasan kerja karyawan KPRI “Serba Usaha” MIGAS Cepu 2. Didugakepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan kerja karyawan KPRI “Serba Usaha” MIGAS Cepu 3. Diduga komunikasiberpengaruh signifikan
terhadap Kepuasaan
kerja karyawan KPRI “Serba Usaha” MIGAS Cepu 4. Diduga diantara lingkungan kerja,kepemimpinan dan komunikasi ada yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja karyawan KPRI “Serba Usaha” MIGAS Cepu.