BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data Data dan informasi yang dipergunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Literatur : media cetak (buku, majalah), media elektronik (artikel di internet) 2. Wawancara 3. Hasil Survey dan data - data
2.2 Analisa Kasus 2.2.1
Sekilas Tentang Gigi Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak
vertebrata. M ereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama karnivora, sebagai senjata. Akar dari gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang di gigi. Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit di tempatnya. Gigi merupakan bagian paling membedakan di jenis mamalia yang berbeda, dan
salah
satu yang bisa menjadi fosil dengan
baik.
Paleontologis
menggunakannya untuk mengidentifikasi jenis fosil dan seringkali hubungan di
4
5
antaranya. Bentuk gigi berhubungan dengan jenis makanan hewan tersebut. M isalnya herbivora memiliki banyak gigi geraham untuk mengunyah karena rumput sulit untuk dicerna. Karnivora membutuhkan taring untuk membunuh dan merobek, dan karena daging mudah untuk dicerna, maka mereka dapat menelan makanan tersebut tanpa membutuhkan geraham untuk mengunyah makanan tersebut terlebih dahulu.
Bagian-bagian gigi 1. Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi. Terdiri atas: •
Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras.
•
Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah.
•
Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks.
2. Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi. 3. Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar gigi melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi. Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap melekat pada gusi. Terdiri atas: •
Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.
•
Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.
6
Jenis gigi Berdasarkan masa pertumbuhan: 1. Gigi susu yaitu gigi yang tumbuh mulai usia 6 bulan. Jumlah terbanyak 20 buah. 2. Gigi tetap/permanen yaitu pengganti gigi susu yang berangsur-angsur tanggal. Paling banyak berjumlah 32 buah. Berdasarkan bentuk: 1.
Gigi seri berfungsi menggigit atau memotong makanan.
2.
Gigi taring berfungsi merobek atau mencabik makanan.
3.
Geraham depan dan geraham belakang berfungsi mengunyah atau melumatkan makanan.
2.2.2
Penyakit yang diderita pada gigi
a. Plak Plak adalah semacam lendir yang melapisi permukaan gigi dan membuat gigi anak terasa licin. Lapisan ini tidak tampak mata alias transparan. Plak segera terbentuk begitu permukaan gigi terlumuri oleh air ludah. M ula-mula berbentuk lapisan sangat tipis. Beberapa jam kemudian berkembang menjadi plak, yang akan semakin tebal oleh proses waktu. M akin lama plak dibiarkan menempel di permukaan gigi, maka plak akan semakin tebal - biasanya diistilahkan sebagai plak yang semakin matang. Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk proses pematangan plak.
7
Plak gigi memang jahat. M eskipun tidak kasat mata karena tipis dan transparan, plak merupakan rumah bagi bermacam-macam bakteri atau kuman di dalam mulut. Semakin tebal lapisan plak pada permukaan gigi, kian banyak bakteri yang ”bercokol” di dalam plak. Padahal, dalam kondisi tidur pertahanan di rongga mulut berada pada titik nadir. Tergantung letak plaknya, bakteri yang terkandung di dalamnya juga berbeda-beda. Jika plak melapisi bagian luar gigi, maka bakteri yang dominan adalah bakteri gram positif seperti streptokokus mutans dan laktobasilus. Dua jenis bakteri ini diketahui memainkan peran penting dalam proses perusakan email gigi sehingga terjadi karies gigi. Sedangkan plak yang berada di daerah kantung gusi atau terselip di daerah leher gigi, lebih banyak mengandung bakteri gram negatif anaerob seperti Actinobacillus, actynomycetemcommitans, Phorpyromonas ginggivalis, dan Prevotella intermedia. Bakteri jenis ini dapat menimbulkan kerusakan pada gusi dan tulang penyangga gigi, dikenal dengan penyakit gusi (periodontal disease). b. Karies Proses kerusakan gigi geligi diawali dengan adanya lubang gigi atau disebut juga karies. Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi). Struktur email sangat menentukan proses terjadinya karies. Sekedar untuk diketahui, permukaan email luar lebih tahan terhadap karies dibanding lapisan di
8
bawahnya, karena lebih padat dan lebih keras. Untuk menjaga kekerasannya ini, email sangat membutuhkan ion kimia yang disebut fluor. Penjalaran karies mula-mula terjadi pada email. Bila tidak segera dibersihkan dan tidak segera ditambal, karies akan menjalar ke bawah hingga sampai ke ruang pulpa yang berisi pembuluh saraf dan pembuluh darah, sehingga menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati. Banyak sekali faktor yang menyebabkan karies. Faktor yang utama, antara lain: 1. Gigi dan air ludah, Bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyak lagi kental, mempermudah terjadinya karies. 2. Adanya bakteri penyebab karies, Bakteri yang menyebabkan karies adalah dari jenis Streptococcus dan Lactobacillus. 3. M akanan yang kita dikonsumsi, M akanan yang mudah lengket dan menempel di gigi seperti permen dan coklat, memudahkan terjadinya karies. Sementara itu faktor lain yang turut andil adalah tingkat kebersihan mulut, frekuensi makan, usia dan jenis kelamin, penyakit yang sedang diderita seperti kencing manis dan TB, serta sikap/ perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi.
2.2.3
Mengenai Kebiasaan Menggosok Gigi Survei tentang kebiasaan dan sikap menunjukkan hanya sekitar 34% dari
rakyat Indonesia yang menyikat gigi mereka sebelum tidur. Bahkan dari
9
penelitian klinis ditemukan bahwa pada penghitungan bakteri di pagi hari jumlahnya berlipat ganda dua kali lebih cepat pada malam hari ketimbang pada waktu lain di siang hari. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri meningkat paling pesat selama malam hari dan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya lubang. Bukti yang ada dewasa ini juga mendukung menyikat gigi dengan pasta gigi berflorida sebelum tidur pada malam hari karena perlindungan tambahan yang diberikannya untuk waktu yang lebih lama pada malam hari.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggosok gigi: 1. Waktu penyikatan gigi. Banyak para dokter gigi yang menyarankan untuk selalu menyikat gigi sebelum tidur. M engapa? Hal ini dikarenakan pada waktu tidur, air ludah berkurang sehingga asam yang dihasilkan oleh plak akan menjadi lebih pekat dan kemampuannya untuk merusak gigi tentunya menjadi lebih besar. Oleh karena itu, untuk mengurangi kepekatan dari asam maka plak harus dihilangkan. Gigi juga harus disikat pada waktu pagi hari, boleh sebelum ataupun sesudah sarapan pagi. Hal ini tergantung jam berapa Anda sarapan pagi. Idealnya, sarapan pagi Anda lakukan sebelum beraktivitas dan dilanjutkan dengan menyikat gigi. Sehingga kondisi mulut tetap bersih sampai makan siang. Namun, apabila Anda sarapan agak telat atau bahkan tidak sarapan sama sekali, sebaiknya Anda tetap menyikat gigi setelah bangun tidur. Karena,
10
walaupun sebelum tidur Anda sudah menyikat gigi dengan bersih, plak akan mulai terbentuk lagi selama Anda tidur malam. Plak memang tetap terus terbentuk setelah menyikat gigi. Oleh karena itu, rutinitas menyikat gigi harus Anda lakukan setiap hari agar plak yang terbentuk tidak bertambah tebal. 2. Sikat gigi Anda dengan kelembutan. M enyikat gigi yang terlalu keras juga dapat menyebabkan resesi gusi yang mengakibatkan terbukanya permukaan akar gigi. Tekanan yang digunakan juga haruslah tekanan yang ringan. Cobalah pegang gagang sikat gigi Anda seperti Anda memegang pulpen, hal ini akan membuat tangan Anda menghasilkan suatu tekanan yang ringan dan lembut. Dalam menyikat gigi sama sekali tidak diperlukan tekanan yang kuat, karena plak itu memiliki konsistensi yang lunak. Dengan tekanan ringan pun dia akan terbuang. Plak tidak akan hilang kalo sudah mengeras menjadi karang gigi (kalkulus). Karang gigi ini harus dibuang dengan prosedur skeling di dokter gigi, karena dengan penyikatan gigi yang kuat sekalipun karang gigi tidak akan bisa hilang. 3. Sikat gigi Anda minimal 2 menit. Tentunya menyikat gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif membersihkan plak. M enyikat gigi yang tepat paling tidak membutuhkan waktu minimal dua menit. Kebanyakan tidak ada orang yang menyikat gigi selama itu. Coba Anda hitung sendiri menggunakan stop watch berapa lama
11
Anda menyikat gigi. Agar lebih mudah, cobalah Anda menyikat gigi sambil mendengarkan lagu favorit Anda. Sikatlah gigi Anda sepanjang lagu itu yang rata-rata panjangnya berkisar 2 sampai 3 menit. 4. Sikat gigi Anda dengan urutan yang sama setiap harinya. Anda bebas memulai dari gigi bagian mana saja yang ingin pertama kali disikat. Hanya saja pastikanlah bahwa seluruh bagian gigi di dalam mulut Anda tidak ada ketinggalan. Agar lebih pasti, lakukanlah urutan yang sama setiap harinya. M isalnya dimulai dari permukaan bagian luar gigi di lengkung rahang atas sebelah kanan sampai ke lengkung sebelah kiri, dilanjutkan dengan permukaan bagian luar pada lengkung gigi di rahang bawah, lalu permukaan kunyah gigi pada rahang atas dan bawah, dan permukaan bagian dalam gigi rahang atas dan bawah. Apabila urutan ini Anda lakukan terus setiap hari dan menjadi suatu kebiasaan, Anda tidak perlu lagi berpikir bagian gigi mana yang masih belum tersikat. 5. Rutinlah mengganti sikat gigi. Apabila bulu sikat sudah mekar alias rusak ataupun sikat gigi sudah berusia 3 bulan, maka sikat gigi tersebut akan kehilangan kemampuannya untuk membersihkan gigi dengan baik. Gantilah sikat gigi Anda dengan yang baru apabila salah satu diantara dua hal ini terjadi.
12
Apabila bulu sikat Anda sudah rusak sebelum 3 bulan, bisa jadi itu merupakan tanda kalau Anda menyikat gigi terlalu keras. Selain itu, penggantian sikat gigi juga diperlukan setelah Anda menderita sakit. Karena sikat gigi bisa menjadi tempat menempelnya kuman penyakit dan hal ini beresiko membuat Anda menjadi terinfeksi lagi. 6. Menjaga kebersihan sikat gigi. Sikat gigi Anda bisa jadi tempat perkembang-biakan kuman dan jamur. Setiap habis menyikat gigi, selalu bersihkan sikat gigi dengan cara mengocoknya yang kencang di dalam air atau dibilas di bawah aliran air. Keringkan sikat gigi setiap habis digunakan dan simpanlah sikat gigi dengan posisi berdiri di tempatnya. Kalo Anda suka berpergian, jangan lupa juga bawa sikat gigi Anda dan pasanglah tutup kepala sikat yang terbuat dari plastik untuk melindungi bulu sikat agar tidak rusak ketika disimpan di dalam tas. 7. Jangan takut gusi berdarah. Gusi berdarah merupakan suatu tanda adanya peradangan pada gusi Anda. Namun, jangan lantas karena takut berdarah Anda tidak menyikat bagian gigi tersebut. Tetaplah sikat gigi tersebut dengan teknik yang benar dan dengan tekanan yang lembut. Apabila gusi Anda terus berdarah saat menyikat gigi, segera hubungi dokter gigi untuk mendapatkan penanganan. 8. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. Selain membantu untuk membersihkan gigi dengan lebih baik, pasta gigi yang mengandung fluoride berperan untuk melindungi gigi dari kerusakan.
13
Bahkan fluoride dapat memperbaiki kerusakan gigi sampai batas-batas tertentu dengan cara mengganti mineral-mineral gigi yang hilang akibat erosi dari asam. Tidak perlu banyak-banyak dalam menggunakan pasta gigi seperti di iklan, cukup gunakan pasta gigi dengan ukuran sebuah kacang polong. Karena yang terpenting adalah teknik menyikat gigi, bukan banyaknya pasta gigi yang Anda gunakan. (http://gigisehatbadansehat.blogspot.com/2009/02/menyikat-gigi-hal-yangperlu.html) Pola Menggosok Gigi : 1. Jika selama ini Anda dan keluarga menyikat gigi saat mandi pagi dan sore, ubahlah menjadi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Hal ini bisa dihindari dengan menggosok gigi menjelang tidur. Jangan lupa ajari si kecil untuk membiasakan menyikat gigi menjelang tidur. Jika Anda sudah terbiasa menyikat gigi saat mandi sore, tambahkan sekali lagi menjelang tidur malam. 2. Gosok gigi tidak perlu keras, yang penting merata ke seluruh permukaan gigi. 3. Tak perlu terpaku dengan pemilihan pasta gigi, yang lebih penting adalah bagaimana cara menyikat yang benar agar seluruh plak bisa hilang dari permukaan gigi. 4. Penggunaan obat di antara waktu-waktu menyikat gigi boleh dilakukan, karena obat kumur biasanya mengandung bahan antiseptik yang menekan pertumbuhan bakteri rongga mulut. 5. Pada saat gosok gigi sebaiknya dilakukan sambil bercermin.
14
6. Akan lebih bagus jika sebelum gosok gigi menggunakan disclosing solusion untuk melihat plak yang menempel di permukaan gigi. Bahan ini bisa didapatkan di apotek. (http://www.anakku.net/content/kapan-waktu-tepat-menyikat-gigi)
2.2.4 Kesehatan Gigi Anak – Anak Beberapa dari orang tua sangat memperdulikan kesehatan gigi dan mulut anak-anaknya, namun tidak sedikit juga orang tua yang acuh tak acuh terhadap kesehatan gigi dan mulut anak-anak mereka. Pemberian pasta gigi untuk balita tidak dianjurkan. M enggosok gigi balita sebaiknya tidak menggunakan pasta gigi cukup digosok dan diberi minum air (air yang sudah dimasak) karena balita belum bisa berkumur sehingga kurang tepat kalau diberikan pasta gigi. nah untuk anak umur 3 tahun keatas sebaiknya diajarkan berkumur, pada saat menggosok gigi, diberikan pasta gigi kira - kira 0,5 cm atau sebesar biji kacang polong, pada saat berkumur usahakan menggunakan air yang sudah dimasak disebabkan anak belum begitu mahir berkumur dikhawatirkan anak menelan air tersebut dan pasta gigi. Terlalu banyak menelan pasta gigi yang mengandung fluor akan mengganggu perkembangan gigi anak, oleh karena itu awasi dan temani anak pada saat menggosok gigi.
15
2.2.5 Pernyataan dari Berbagai Pihak 1. M enurut WHO pembusukan gigi masih menjadi masalah utama kesehatan di sebagian besar negara industri karena masalah tersebut menyerang 60%-90% anak-anak usia sekolah dan sebagian besar orang dewasa. 2. Sekitar 63% penduduk Indonesia menderita masalah pembusukan gigi serius, rata-rata 1,89 kebusukan gigi per orang (Sumber: Sesanas 1998 dan SKRT 1995) 3. Sekitar 1,3% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi setiap bulan yang mencapai rata-rata 3,86 sehari di sekolah dan kantor (Sumber: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Nasional, Depkes-RI; Persepsi dan M otivasi dari M asyarakat Peduli Gigi – Survei Ekonomi & Sosial Nasional, 1998). 4. M enurut Survey Kesehatan Rumah Tangga 2004, karies menjadi masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dengan prevalensi 90,05% 5. M enurut Survey kesehatan Nasional tahun 1998, mengenai perilaku masyarakat tentang perawatan kesehatan gigi dan mulut, bahwa 77.2 persen penduduk memang menyikat giginya. Tapi untuk menyikat gigi sesuai anjuran yaitu setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam, hanya 8,1 persen. 6. Hasil survey Habit & Attitude tahun 2004 di Indonesia menunjukkan bahwa perilaku menyikat gigi di malam hari sebelum tidur tercatat rendah. Di kelompok usia 5-10 tahun, hanya 13% anak yang memiliki kebiasaan menyikat gigi di malam hari sebelum tidur, dan di kelompok usia 11-15 tahun, hanya 22%
16
7. Menurut hasil survey British Dental Health Foundation menunjukkan dari 1000 orang tua, lebih dari seperlimanya membiarkan anaknya yang berusia di bawah lima tahun menggosok gigi sendiri tanpa pengawasan dan bimbingan. Sekitar 67% orang tua menganggap menggosok gigi selama satu menit saja sudah cukup, padahal waktu menggosok gigi yang disarankan adalah dua menit. 8. M enurut Departemen Kesehatan (Depkes) dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada Desember 2008, sekitar 71,1 persen penduduk usia 10 tahun ke atas yang telah menggosok gigi setiap hari menerapkan cara yang salah. Hasil riset juga menunjukkan hanya 7,3 persen penduduk yang dinilai telah
menggosok
gigi
dengan
benar.
Sekitar 72,1 persen penduduk Indonesia memunyai pengalaman gigi berlubang (karies) dan 46,5 persen di antaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. 9. M enurut Drg Zaura Rini M atram M DS praktisi kedokteran gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) menyebut 80 persen orang Indonesia mengidap penyakit gigi berlubang. Ini bukan sesuatu yang mengejutkan karena menurut Rini 77 persen orang Indonesia ternyata malas gosok gigi alias tak pernah gosok gigi. 10. M enurut Zaura Rini Anggraeni, Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), jumlah gigi berlubang rata-rata orang Indonesia jauh melebihi standar ketetapan World Health Organisation (WHO): tiga gigi berlubang per orang.
17
2.2.6 Hasil Survey : Tabel : Frekuensi Menggosok Gigi
Sumber Data
: www.pepsodentcare.com
Jumlah Voters
: 1199
Vote Pertama
: Rabu, 24 November 2004 16:00
Vote Terakhir
: Kamis, 05 March 2009 05:52
2.3 Mandatoris 2.3.1
Pepsodent Pepsodent adalah pasta gigi yang paling terkenal dan tertua di Indonesia,
sejak awal keberadaannya selalu memberikan lebih dari sekedar kemanjuran dasar. Pepsodent adalah pasta gigi pertama di Indonesia yang kembali meluncurkan pasta gigi berflorida pada tahun 1980-an dan satu-satunya pasta gigi di Indonesia yang secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat gigi secara benar melalui program sekolah dan layanan pemeriksaan gigi gratis. Sejak itu Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan dasar hingga pasta gigi dengan manfaat lengkap.
18
Pepsodent adalah satu-satunya merek pasta gigi di Indonesia yang benarbenar menjalankan misinya. Bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kesehatan Pemerintah Indonesia dan diakui oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), sejak tahun 1990an, Pepsodent telah menjalankan Program Sekolah yang hingga tahun 2006 telah menjangkau lebih dari 3,2 juta anak-anak berusia di bawah 12 tahun di seluruh Indonesia dan jumlah ini terus meningkat. Program ini meningkatkan kebiasaan menyikat gigi secara benar dan semenjak dini untuk mencegah masalah gigi khususnya gigi berlubang. Pepsodent memahami bahwa banyak bagian di Indonesia yang mengalami masalah gigi dan juga dihadapkan pada masalah rendahnya jumlah dokter gigi dan jumlah penduduk itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa program Pemeriksaan Gigi Gratis Pepsodent khusus dirancang untuk menjangkau orang-orang ini dengan memberikan perawatan dan pendidikan gigi gratis dengan cara yang menyenangkan dan memungkinkan untuk dilaksanakan dengan program ini, seluruh keluarga dapat memiliki kebiasaan kesehatan mulut dan gigi yang lebih baik. Ini juga merupakan usaha untuk mendorong rakyat Indonesia mengunjungi dokter gigi secara rutin sebagai bagian dari kebiasaan pencegahan gigi berlubang. Pepsodent adalah merek terkemuka di sebagian besar negara Asia dengan Indonesia dan India sebagai pasar terbesar. Pada tahun 2005 Pepsodent merupakan satu-satunya merek pasta gigi yang diakui oleh FDI, Federasi Gigi Dunia, di samping asosiasi dokter gigi di dalam negeri.
19
Aktivitas Pepsodent tahun 2008 1. Kampanye Senyum Indonesia Senyum Pepsodent (SISP) 2008 -
Pawai Kemerdekaan dan Periksa Gigi Gratis sebagai hasil pengumpulan foto Senyum Indonesia Senyum Pepsodent 2008 dengan tema ‘M erdekakan Senyum Indonesia’ dengan mengambil tempat dilapangan POLDA M etro Jaya, pada tanggal 24 Agustus 2008.
-
M engajak 1.000 anak panti asuhan dan murid sekolah dasar yang tersebar di JABODETABEK untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan gigi gratis. Pelayanan ini terbuka untuk umum dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat selama masa pameran foto senyum yang berlangsung selama 6 hari, mulai tanggal 19 hingga 24 Desember 2008.
-
Pameran 60.000 foto senyum bertema “Ayo Senyum Supaya Yang Lain Tersenyum” di Dunia Fantasi,Taman Impian Jaya Ancol, 24 Desember 2008.
2. M enyambut masa liburan sekolah tahun ajaran baru, Pepsodent meluncurkan Pepsodent Gigi Susu dan sikat gigi Junior dengan kemasan bergambar tokoh dalam film seri kartun Dora & Diego yang sangat digemari anak-anak.
PT Unilever Indonesia Graha Unilever Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 15 Jakarta 12930
20
2.3.2
PDGI PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) merupakan satu-satunya organisasi
profesi yang menghimpun dokter gigi di Indonesia. PDGI didirikan pada tanggal 22 Januari 1950 di Bandung, atau kini telah berusia lebih dari 50 tahun. Pengurus Besar PDGI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta dan saat ini memiliki 12 Pengurus Wilayah dan 119 Cabang PDGI di seluruh Indonesia. (terlampir) Pada Kongres PDGI XXI tahun 2002 dilaporkan bahwa jumlah total anggota PDGI yang tercatat di seluruh cabang adalah sebesar + 7000 anggota, atau merupakan 60% dari jumlah dokter gigi se-Indonesia. Belum semua lulusan dokter gigi terdaftar sebagai anggota PDGI, tetapi dengan akan diterapkannya sistem registrasi dokter gigi melalui Konsil Kedokteran Gigi Indonesia (KKGI) diharapkan jumlah anggota PDGI akan bertambah. Selama 36 tahun Pepsodent dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) telah membuktikan eksistensinya melalui hubungan kerja sama yang solid dengan penandatangan perjanjian kerja sama (M oU) baru untuk periode tiga tahun di Ballroom Hotel M ulia Senayan, Jakarta. Acara ini juga dihadiri oleh drg. Zaura Rini Matram MDS , ketua PB PDGI dan Joseph Bataona, Direktur Human Resources & Corporate Relations PT Unilever Indonesia Tbk. Inisiatif bersama ini menghasilkan kerja sama baru dalam program SD binaan, dimana Pepsodent dan 20 PDGI wilayah/cabang akan mengadopsi dua SD untuk dibina setiap tahunnya. Dengan harapan dalam tiga tahun masa kerja sama, akan terbentuk 60 PDGI wilayah/cabang yang memiliki 120 SD binaan.
21
Dalam rangkaian program SD binaan tersebut, Pepsodent berkontribusi menyediakan materi penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut serta bantuan produk. Pepsodent berharap dengan adanya program SD binaan maka derajat kesehatan anak-anak Indonesia akan lebih meningkat.
Sekretariat PDGI Jakarta Komp. M aisonette Kramat Jaya Baru B-15 Jl. Percetakan Negara II Jakarta Pusat 10560
2.4 Target Komunikasi Target yang dituju dalam kampanye ini adalah anak – anak usia 4 – 7 tahun, golongan A, B, dan C yang berdomisili di daerah Jakarta dan sekitarnya. Usia 4 tahun adalah dimulai nya anak- anak belajar membaca, dan usia dimulai nya anak – anak belajar. Jadi diharapkan kampanye ini akan menimbulkan minat anak – anak yang rasa ingin tahu nya sedang berkembang. Salah satu target lokasi untuk kampanye ini adalah melalui sekolah – sekolah (Pre School dan SD).
2.5 Analisa S WOT S trength : -
Banyak orang – orang yang tidak terbiasa menggosok gigi secara teratur.
-
Banyak anak – anak yang tidak diajarkan cara menggosok gigi oleh orang tua nya.
22
-
Banyak anak – anak yang mengalami kerusakan gigi, akibat jarang menggosok gigi.
Weakness : -
Orang tua belum menyadari pentingnya mengajarkan cara menggosok gigi pada anak – anak.
-
Anak – anak yang malas meluangkan waktu untuk menggosok gigi, karena lebih tertarik pada hal – hal lain yang lebih menyenangkan / menarik minat nya.
Opportunity : -
Beberapa produsen pasta gigi yang menghimbau tentang pentingnya menggosok gigi.
-
Beberapa sekolah mengajak murid – murid nya untuk belajar menggosok gigi.
-
Beberapa produsen sikat gigi mengeluarkan produk pasta gigi dengan rasa yang disukai anak – anak.
Threat : -
Banyak produk makanan dan minuman manis yang amat disukai anak – anak, yang dapat menambah potensi kerusakan gigi pada anak - anak.