4 BAB 2 Data dan Analisa 2.1 Sumber Data Berdasarkan hasil survey wawancara pada Februari lalu yang diadakan di seputar wilayah Jakarta yaitu mengenai pengalaman para ibu menyikat gigi bersama anak. Dari 25 ibu-ibu yang diwawancarai, 73% memiliki pandangan keliru mengenai gigi susu yang tidak perlu dirawat karena akan tanggal pada waktunya, sehingga mereka cenderung mengabaikan anaknya untuk rajin menyikat gigi minimal 2 kali sehari. Hal ini membuat anak-anak tidak peduli dengan kesehatan giginya dan selalu merasa kegiatan menyikat gigi tidak menyenangkan dan kurangnya pengetahuan cara menyikat gigi yang baik dan benar. Rasa kantuk di malam hari juga menyebabkan anak malas menyikat giginya sebelum tidur. Selain itu, survey kuesioner yang di sebar di tempat dokter gigi Adriani Lokanata yang bertempat di Pulau Pari 1, Permata Buana, Jakarta Barat, data menunjukkan orang tua yang biasa membawa anaknya untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi, 75% anaknya menderita karies gigi dan harus melakukan menambalan gigi, sekitar 76,2% orang tua beranggapan bahwa gigi susu tidak memerlukan perawatan karena akan tanggal pada waktunya, sedangkan 13,8% orang tua memiliki pengetahuan mengenai gigi susu namun cenderung mengabaikannya, sedangkan hanya 8% orang tua yang rajin memeriksakan gigi susu anaknya ke dokter gigi. “Penyebab masih tinggi prevalensi karies karena kebiasaan makan-makanan manis dan lengket yang dilakukan dalam kegiatan sehari-hari anak usia sekolah. Mereka makan saat sedang bermain, menonton televisi, belajar, dan sebelum tidur. Kondisi ini memperbesar kemungkinan tertinggalnya sisa makanan di dalam mulut, sehingga mempermudah pertumbuhan mikroorganisme penyebab karies”. (Adriani Lokanata, 2012).
Kuesioner Quantitatif (n=33 orang)
1. Apakah anda memiliki anak (umur 0-5 tahun)? ya tidak
2. Anak anda sering mengkonsumsi makanan manis? (seperti permen, coklat, gula-gula)
(25) -8
76% 24%
5
sering jarang tidak pernah
(20) (10) (03)
61% 30% 9%
3. Apakah pada gigi susu anak anda terdapat karies (lubang) gigi? ya tidak
(15) (18)
45% 55%
ya tidak
(25) (08)
76% 24%
4. Anak anda memiliki kebiasaan menyikat gigi 2x sehari?
5. Saya selalu memeriksakan gigi susu anak saya min enam bulan sekali ke dokter gigi. ya tidak
(05) (28)
15% 85%
ya tidak
(11) (22)
33% 67%
6. Jika gigi susu anak mengalami karies gigi (bolong), biasanya saya tidak menambalkannya ke dokter gigi karena pada akhirnya akan tanggal juga.
6
7. Apakah anda mengetahui bagaimana teknik menyikat gigi susu anak yang benar & tepat berdasarkan perbedaan range umur mereka? tahu tidak tahu
(09)
27%
(24)
73%
(09) (24)
27% 73%
8. Perawatan gigi susu sebenarnya tidak terlalu memegang peranan penting karena nantinya akan digantikan dengan gigi tetap. setuju tidak
Hasil dari tabel bagan di atas: a. 77% orang tua memiliki anak usia 0-5 tahun dan sisanya 24% menjawab tidak. b. Makanan manis merupakan makanan yang sering dikonsumsi oleh 61% anak mereka, sedangkan 30%nya jarang menkonsumsi, dan 9% lainnya tidak pernah mengkonsumsi makanan manis. c. Data menunjukkan 45% dari anak mereka menderita karies gigi berbanding 55% lainnya. d. 76% anak mereka memiliki kebiasaan menyikat gigi 2x sehari sedangkan 24% lainnya menjawab tidak. e. Pemeriksaan ke dokter gigi tidak dilakukan oleh 85% orang tua yang memiliki anak 0-5 tahun. Hanya sedikit yang menjawab ya, yaitu 15% sisanya. f. Sebanyak 67% penambalan gigi susu yang bolong tidak dilakukan berbanding 33% yang memeriksakan giginya ke dokter gigi dan melakukan penambalan. g. Teknik menyikat gigi susu anak yang benar & tepat telah diketahui oleh 27% koresponden namun 73% lainnya masi belum mengetahui. h. Pendapat mengenai perawatan gigi susu yang tidak memegang peranan penting tidak disetujui oleh 73% orang tua dan sisanya 27% menjawab setuju. Jadi, dari hasil kuesioner yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa 77 % orang tua yang mempunyai anak 0-5 tahun, 61% anaknya memiliki kebiasaan makan makanan manis. Meskipun 76% anak mereka memiliki kebiasaan menyikat gigi namun 45% dari anak mereka masih menderita karies gigi. Sebanyak 67% dari mereka tidak menambalkannya ke dokter gigi dan 73% dari mereka belum mengetahui teknik menyikat gigi yang benar bersadarkan perbedaan umur anak. Hasil lain menunjukkan 73% orangtua memiliki pengetahuan seputar gigi susu namun mereka cenderung mengabaikannya.
7
Bila anak malas menggosok gigi maka sisa makanan yang menempel di gigi akan berkembang menjadi bakteri yang akan menyebabkan kerusakan gigi. Oral hygiene (kebersihan mulut) anak umumnya lebih buruk dibandingkan dengan remaja. Frekuensi gosok gigi anak biasanya kurang sesuai dari anjuran, 1-2 kali per hari. Pemilihan jenis makanan bergula yang tidak terkontrol akan berdampak pada gigi. Mereka sering mengkonsumsi makanan bergula di luar jam makan dan tidak terpikirkan selesai makan segera membersihkan gigi. Makanan bergula lebih berbahaya dari makanan tinggi karbohidrat yang setiap hari dikonsumsi. Fenomena gigi berlubang dipengaruhi oleh frekuensi gosok gigi dan jenis makanan anak usia sekolah. dasar. Masyarakat Indonesia cenderung menyukai jenis makanan bergula, lengket, dan mudah hancur di mulut. Perawatan gigi yang tidak adekuat menyebabkan masalah pada gigi. Berdasarkan keterangan dari Drg. Adriani Lokanata, Gigi susu memiliki fungsi penting sebagai penunjuk jalan gigi tetap / permanen yang akan tumbuh dimana gigi permanen berada dibawah gigi susu. Setiap periode sudah tersusun untuk digantikan secara berurutan oleh gigi berikutnya. Sesuai urutannya pada gigi seri susu akan digantikan oleh gigi seri tetap/permanen, gigi geraham susu akan digantikan pula oleh gigi geraham permanen, sedangkan dibelakan gigi geraham susu yang terakhir sudah dikapling untuk tempat gigi geraham besar tetap yang pertama. jadi semua sudah terpola, kemana gigi permanen akan menempati posisinya masing-masing. Pencabutan gigi susu sebelum waktunya akan mengacaukan sistem keseimbangan susunan gigi didalam mulut. Pencabutan yang terlalu awal akan menyebabkan terjadinya pergeseran posisi gigi. Akibatnya, gigi tetap / permanen yang akan tumbuh tidak akan memperoleh ruang cukup dan akan tumbuh gigi tetap dengan susunan gigi berjejal. Kasus seperti ini bisa ditangani oleh dokter gigi bagian orthodonti. namun mengapa harus menunggu kalau perbaikan bisa dilakukan mulai dari sekarang dan yang paling penting adalah pencegahan lebih baik daripada mengobati. 2.1.1 Pengertian Gigi Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata. Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan. Akar dari gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang di gigi. Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit di tempatnya. Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi pada rahang atas dan rahang bawah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gigi merupakan tulang keras dan kecil-kecil berwarna putih yang tumbuh tersusun berakar di dalam gusi dan gunanya untuk mengunyah dan menggigit. 2.1.2 Bangunan Gigi Bangunan gigi / Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi. Lapisan ini terdiri atas:
8 • • • • • •
Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras. Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah. Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks. Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi. Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar gigi melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi. Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap melekat pada gusi. Terdiri atas: o Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi. o Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.
2.1.3 Gigi Susu & Pertumbuhannya 2.1.3.1 Pengertian Gigi Susu Gigi susu adalah guidance atau panduan bagi pertumbuhan gigi tetap. Gigi susu tidak tumbuh sekaligus namun secara bertahap menembus gusi selama 2 ½ tahun pertama sejak kelahiran. Biasanya yang tumbuh pertama kali adalah keempat gigi depan yaitu dua di rahang atas dan dua di rahang bawah. Sebagian besar anak-anak sudah lengkap semua giginya pada saat berusia 3 tahun. 2.1.3.2 Peran Gigi Susu Peran Gigi Susu adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengunyah guna membantu memudahkan pencernaan dan penyerapan zat gizi makanan. Hal ini sangat penting mengingat masa anak-anak adalah masa aktif pertumbuhan dan perkembangan. 2. Aktifitas mengunyah akan merangsang pertumbuhan tulang rahang. Para orangtua hendaklah 'memberi contoh dan mengajar anaknya cara mengunyah makanan yang benar yaitu dilakukan pada kedua sisi rahang (kanan dan kiri) untuk merangsang agar pertumbuhan tulang seimbang. Bila anak berkebiasaan mengunyah hanya dengan satu sisi rahang saja, sisi yang jarang terpakai tampak lebih kotor dibanding sisi yang sering dipakai mengunyah. 3. Mempertahankan ruangan dalam lengkung gigi sebagai persiapan pertumbuhan gigi permanen sekaligus menentukan arah pertumbuhan gigi pengganti. Sebagai contoh gigi geraham susu mempunyai dua akar; di antara dua akar gigi tersebut terletak benih gigi penggantinya. Arah pertumbuhan gigi pengganti akan sejalan dengan arah atau jalan tanggalnya gigi susu. Apabila gigi susu karena suatu sebab terpaksa dicabut sebelum waktunya, maka gigi yang terletak di depan ataupun di belakangnya akan bergeser ketempat bekas gigi yang dicabut. Ini mengakibatkan kekurangan ruang untukgigi permanennya kelak. Gigi pengganti akan kehilangan penuntun
9 arah. Dampaknya, gigi penggantinya tumbuh berjejal dan salah arah. 4. Berperan dalam pengucapan huruf-huruf tertentu. Kehilangan atau kerusakan parah pada gigi seri dapat menimbulkan kesulitan pengucapan huruf-huruf seperti; F, V, S, Z, Th. Namun dapat dikoreksi setelah gigi penggantinya muncul. 5. Estetika. Bila gigi susu terawat baik punya andil menjaga estetika; penampilan anak lebih lucu, lebih menarik, dan lebih sehat kalau mereka tersenyum dengan geligi yang utuh dan bersih. 2.1.3.3 Pertumbuhan Gigi Susu Setiap bayi memiliki proses pertumbuhan gigi yang berbeda-beda. Ada bayi yang giginya tumbuh ketika dilahirkan sementara ada anak yang belum tumbuh gigi sampai usia satu tahun. Namun perlu diingat bahwa hal ini sama sekali tak ada hubungannya dengan perkembangan mentalnya atau rendahnya intelegensi. Pada umumnya pertumbuhan gigi dimulai dengan munculnya dua gigi seri di bagian tengah sebelah bawah, disusul oleh gigi seri bagian tengah sebelah atas. Selanjutnya diikuti oleh gigi-gigi yang lain. Gigi susu anak akan lengkap berjumlah 20 buah biasanya sebelum anak berusia tiga tahun. Semua gigi susu ini pasti akan tanggal dan akan digantikan oleh gigi tetap. Dilihat dari bentuknya, gigi susu memiliki bentuk yang lebih kecil, berstruktur lebih tipis, lebih rentan terhadap karies gigi, dan berwarna lebih putih. Sedangkan dari fungsinya, gigi susu memiliki fungsi yang sama dengan gigi tetap, yaitu: untuk mengunyah makanan, berbicara, dan fungsi estetika (membentuk wajah). Selain fungsi-fungsi tersebut, ada fungsi lain yang dimiliki oleh gigi susu yaitu sebagai penuntun tumbuhnya gigi tetap. Gigi manusia terdiri dari gigi susu (sulung), gigi tetap dan gigi bungsu. 1. Gigi Susu Merupakan gigi yang tumbuh pertama kali di dalam rongga mulutdan suatu saat akan tanggal. Gigi susu berjumlah 20 buah terdiri dari8 gigi seri, 4 gigi taring dan 8 gigi geraham. Mulai tumbuh usia 6 bulan dan tumbuh sempurna usia 2 tahun. 2. Gigi Tetap Merupakan gigi yang tumbuh menggantikan gigi susu dan apabila tanggal tidak diganti oleh gigi yang lain (Pratnya Paramita, 2000).Gigi tetap berjumlah 32 buah terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8gigi geraham 1 dan 12 gigi geraham 2 yang mulai pertumbuhannya pada 6 – 7 tahun.
10
3. Gigi Bungsu Merupakan gigi yang tumbuh terakhir kali, yaitu gigi geraham ketiga. Biasanya gigi geraham ini tumbuh pada usia 15 tahun keatas. Tumbuhnya gigi geraham tergantung pada faktor usia dan proses perkembangan gigi anak yang bersangkutan. 2.1.3.4 Masalah & Penyakit Gigi Susu A. Caries Gigi Seorang anak membutuhkan gigi yang kuat dan sehat, di mana gigi tersebut tidak saja penting. Orang tua sangat perlu menyadari hal ini karena kebanyakan orang tua berpikir bahwa jika terjadi karies pada gigi susu tidak perlu ditambal karena nantinya akan digantikan oleh gigi permanennya. Padahal infeksi dari gigi susu yang karies dapat merusak gigi permanen yang sedang tumbuh di bawah akar gigi susu. B. Gingivitis Suatu inflamasi pada jaringan gusi, merupakan penyakit penyangga gigi yang paling ringan. Faktor-faktor penyebab : a. Faktor lokal adalah plag, impaksi makanan, karies dan tambalan yang berlebihan. b. Faktor Sistemik adalah penurunan daya tahan tubuh seseorang
11
2.1.3.4a
Gambar Pertumbuhan Gigi Susu
2.2 Pengertian Kesehatan Gigi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kesehatan adalah keadaan (hal) sehat atau keadaan (badan) Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Adanya gerakan yang bertujuan menggeser “paradigma sakit” ke “paradigma sehat” yang intinya merupakan pergeseran midset membudayakan healt setting. “Kesehatan gigi adalah kesehatan gigi dan mulut yang bersifat peningkatan pencegahan umum (Mass Prerevention); penyuluhan gigidan mulut, pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut perlindungan (toothburshing compaign, kumur-kumur flour, flouridasi air minum)”. (DepkesRI. 1990/1991. Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid IV. Jakarta) 2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi Susu Dalam hal ini banyak sekali yang mempengaruhi kesehatan gigi, antara lain : a. Gizi makanan Gizi pada makanan harus tercakup dalam empat sehat lima sempurna. b. Jenis makanan Makanan yang mudah lengket dan menempel digigitseperti permen dan coklat, makanan ini sangat disukai oleh anak-anak. Hal ini yang mengakibatkan gangguan. Makanan tadi mudahtertinggal dan melekat pada gigi dan bila terlalu sering dan lama akan berakibat tidak baik. Makanan yang manis dan lengket tersebut akan bereaksi di mulut dan asam yang merusak email gigi. c. Kebersihan Gigi Kebersihan gigi hendaknya dilakukan dengan berkumur-kumur dan menyikat setiap selesai makan atau sebelum tidur. d. Kepekaan Air Ludah
12 Pada orang-orang yang mempunyai air ludahyang sangat pekat dan sedikit akan lebih mudah giginya menjadi berlubang dibandingkan dengan air ludah yang encer dan banyak,sebab pada anak yang beair ludah pekat dan sedikit maka sisamakanan akan mudah menempel pada permukaan gigi. 2.2.2 Perawatan Gigi Susu Walaupun gigi susu hanya bersifat sementara, namun kebersihan dan kesehatannya tetap harus diperhatikan, terutama oleh para orang tua. 1. Membersihkan Gigi Orang tua sudah harus membersihkan gigi anak sedini mungkin, bahkan ketika masih berusia beberapa bulan saat gigi belum mulai muncul. Selain cara menyikat gigi yang benar, posisi orang tua dalam membantu anak menggosok gigi juga penting untuk diperhatikan.
Jangan gunakan pasta gigi sampai anak bisa belajar untuk meludahkan busanya (kira-kira 18 bulan), setelah itu gunakan sedikit saja (kira-kira sebesar kacang) namun tetap awasi penggunaannya. Bila memakan terlalu banyak pasta gigi maka akan membahayakan kesehatannya.
Sikat gigi (baik yang biasa maupun yang elektrik) sebaiknya diganti setiap bulan, atau segera setelah bulu sikatnya tampak mekar dan rusak. Mulailah menyikat gigi dari bagian geraham bagian luar kemudian bagian dalam, dengan gerakan ke depan dan belakang. Setelah itu sikat bagian atas gigi, bagian dalam kemudian gigi. Awasi aktivitas menyikat gigi sampai anak berusia tujuh atau delapan tahun karena biasanya anak tidak mengetahui cara menyikat gigi yang benar dan konsekuensinya bila tidak menyikat gigi dengan benar. Perawatan gigi yang benar dan sehat sebenarnya dimulai saat anak belum lahir. Bila sang ibu memiliki mulut yang penuh bakteri, maka sang ibu akan menulari bayinya yang belum lahir. Karena itu, ibu yang sedang mengandung sebaiknya juga menjaga kesehatan mulut dan giginya sendiri. 2. Menghilangkan kebiasaan buruk Kebiasaan buruk yang sering terjadi pada anak adalah sindroma susu botol. Sindroma ini adalah karies pada gigi susu anak yang biasanya menyerang gigigigi depan rahang atas, yang disebabkan oleh kebiasaan minum susu botol atau larutan gula pada waktu tidur. 3. Konsumsi makanan bermanfaat dan hindari yang merugikan gigi. Sayuran yang mempunyai banyak serat sangat bermanfaat bagi gigi, selain bergizi juga membantu pembersihan gigi. Keju, kacang-kacangan juga bermanfaat bagi gigi. Makanan dan minuman yang banyak mengandung mineral terutama kalsium, sangat bermanfaat bagi pertumbuhan gigi. Coklat dan makanan manis
13 lainnya dapat merugikan gigi, tapi hampir mustahil untuk melarang anak-anak untuk tidak mengkonsumsi makanan tersebut. 4. Pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Selain hal-hal di atas, pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali ke dokter gigi tetap diperlukan. Hal ini berguna untuk memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta mendeteksi kelainan gigi sejak dini. Orang tua diharapkan untuk berperan serta dalam memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak-anak di rumah. Keluhan-keluhan ataupun kelainan yang ditunjukan anak perlu mendapat perhatian. Sering kali anak belum dapat menjelaskan rasa sakit, tetapi ia menolak makan makanan yang keras atau mengunyah makanan pada satu sisi atau nafsu makannya hilang sama sekali. Hal ini perlu diperhatikan karena mungkin saja anak mengalami sakit gigi atau kelainan pada fungsi pengunyahannya. Kunjungan pertama ke dokter gigi sebaiknya mulai dilakukan pada saat anak berusia dua tahun dan dalam keadaan sehat, sehingga anak hanya diperiksa tanpa ada tindakan yang menyakitkan. 2.3 Data Penyelenggara Data penyelenggara dari Buku Panduan Menyikat Gigi Susu Anak ini adalah distributor tunggal MITRA BUKU, Jalan Wijiadhisoro No. 44, Tinalan Prenggan, Kotagede, Yogyakarta, 081804386858, dan penulis Abdul Ghofur, S.Kep., Ns., M.Pd. yang juga didukung oleh Dr. Adriani Lokanata sebagai narasumber dan dalam menggali informasi. 2.4 Pembanding 2.4.1 Kesehatan Gigi & Mulut
2.4. 1a
Gambar Buku Kesehatan Gigi & Mulut
Tebal: 190 halaman Ukuran: 15 x 23 cm
14 Buku SERBA SERBI KESEHATAN GIGI DAN MULUT yang diterbitkan oleh penerbit Bukune ini akan memberikan informasi yang spesial komplit mengenai gigi dan mulut untuk kamu anak-anak muda. Kita akan tahu kebiasaan buruk apa saja yg mungkin sering dilakukan yang berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut, informasi tentang berbagai perawatan gigi dan mulut, berbagai tips untuk mendapatkan senyum yang sehat dan indah, serta beragam informasi lainnya. Dikemas dalam bahasa yang ringan dan ilustrasi yang menarik, buku ini bisa jadi buku kesehatan gigi dan mulut yang cocok buat kalangan muda saat ini. 2.4.2 Menjadi Dokter Pribadi di Rumah Sendiri Buku ini ingin menggugah pembaca bahwa pembaca bisa merencanakan kesehatannya. Buku ini memberikan tips-tips pertolongan pertama termasukbagaimana mengelola kota P3K di rumah, menghadapi penyakit-penyakit yang umum dijumpai bahkan juga ada tips pertolongan pertama pada kecelakaan di rumah.
2.4. 2a Gambar Buku Menjadi Dokter Pribadi di Rumah Sendiri
2.4.3 Buku Pintar Mengasuh Batita
2.4. 3a Gambar Buku Pintar Mengasuh Balita
15 Buku Pintar Mengasuh Batita oleh dr. Suririnah. Panduan bagi orang tua untuk merawat dan membimbing anak 1-3 tahun secara sehat dan menyenangkan sehingga anak bertumbuh sehat dan cemerlang. 2.5 Khalayak Sasaran 2.5.1 Sasaran 2.5.1.1 Demografi − Anak-anak yang masih mempunyai gigi susu berumur 0-6 tahun. − Para orang tua yang peduli terhadap masalah kesehatan gigi susu anak anaknya. − Semua kalangan. 2.5.1.2 Geografi Berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya. 2.5.1.3 Psikografi Anak-anak yang belum memiliki kesadaran untuk merawat gigi susunya dan cenderung malas untuk menyikat gigi didukung oleh peran orang tua yang kurang dan memiliki anggapan yang keliru mengenai gigi susu. 2.5.2 Analisis S.W.O.T 2.5.2.1 Strength (Kekuatan) - Mampu memberikan informasi yang lengkap dan mudah dimengerti. - Harga murah dan menjangkau semua kalangan. 2.5.2.2 Weakness (Kelemahan) − Terlalu banyak teks. − Konten yang ada tidak dikemas secara menarik dari segi visual. − Layout dan permainan warna yang ada kurang menciptakan mood dalam membaca. 2.4.2.3 Opportunity (Kesempatan) Adanya kampanye-kampanye menyikat gigi yang bekerja sama dengan produk-produk perawatan gigi, seperti pepsodent, formula, dll. Banyaknya buku-buku yang membahas tentang perawatan gigi dan sejenisnya. Banyaknya iklan layanan masyarakat tentang pentingnya menyikat gigi baik itu di televisi maupun iklan di koran / majalah. 2.4.2.4 Threat (Ancaman) Banyaknya kegemaran anak-anak mengkonsumsi makanan yang manis dan tidak diimbangi dengan disiplin diri. Ketakutan anak-anak saat melakukan pemeriksaan di dokter gigi. Anak mengganggap kegiatan menggosok gigi tidak menyenangkan. Orang tua kesulitan menanamkan kebiasaan menyikat gigi pada anakanaknya.