BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini berasal dari berbagai sumber yaitu: 1. Literatur Pencarian bahan melalui buku – buku yang terkait dengan tema yang diangkat 2. Website Pencarian bahan melalui internet mengenai hal – hal yang berhubungan dengan tema yang diangkat 3. Wawancara Melalui wawancara dengan narasumber yang berkompeten di bidang yang terkait pada tema yang diangkat 4. Kuesioner Menyebarkan kuesioner melalui internet, agar mengetahui pandangan publik terhadap teknologi yang berkembang yang mengakibatkan tenggelamnya permainan-permainan tradisional 2.2 Definisi 2.2.1 Permainan tradisional Permainan tradisional sudah hampir terpinggirkan dan tergantikan dengan permainan modern. Hal ini terjadi terutama di kota-kota besar. Sebaiknya ada upaya dari orang-orang tua/dewasa yang pernah mengalami fase bermain permainan tradisional untuk memperkenalkan dan melestarikan kembali permainan tradisional, sebab permainan-permainan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa, fisik, dan mental anak. 1 2.2.2 Pengaruh dan manfaat permainan tradisional terhadap perkembangan jiwa anak a. Anak menjadi lebih kreatif Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan. Selain itu, permainan tradisional tidak memiliki aturan secara tertulis. Biasanya, aturan yang berlaku, selain aturan yang sudah umum digunakan, ditambah dengan aturan yang disesuaikan dengan kesepakatan para pemain. Di sini juga terlihat bahwa para pemain
1
http://www.anneahira.com/permainan/permainan-tradisional.htm Selasa 20 Maret 2012, 10:13PM
2
dituntut untuk kreatif menciptakan aturan-aturan yang sesuai dengan keadaan mereka. b. Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak Saat bermain, anak-anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa, dan bergerak. Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai terapi untuk anak-anak yang memerlukan kondisi tersebut c.
Mengembangkan kecerdasan majemuk anak Permainan tradisional seperti permainan Gagarudaan, Orayorayan, dan Pa Cici-Cici Putri mampu membantu anak untuk mengembangkan kecrdasan intelektualnya. Sebab, permainan tersebut akan menggali wawasan anak terhadap beragam pengetahuan.
d. Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak Hampir semua permainan tradisional dilakukan secara berkelompok. Dengan berkelompok anak akan : 1. Mengasah emosinya sehingga timbul toleransi dan empati terhadap orang lain. 2. Nyaman dan terbiasa dengan kelompok.Beberapa permainan tradisional yang dilakukan secara berkelompok di antaranya : 1. Bebentengan 2. Adang-adangan 3. Anjang-anjangan 4. Kasti e. Mengembangkan kecerdasan spasial anak Bermain peran dapat ditemukan dalam permainan tradisional Anjang-Anjangan. Permainan itu mendorong anak untuk mengenal konsep ruang dan berganti peran (teatrikal). f. Mengembangkan kecerdasan musical anak Nyanyian atau bunyi-bunyian sangat akrab pada permainan tradisional. Permainan-permainan yang dilakukan sambil bernyanyi di antaranya : 1. Ucang-Ucang Angge 2. Enjot-Enjotan 3. Calung 4. Ambil-Ambilan 5. Tari Tmpurung 6. Berbalas Pantun 7. Wayang 8. Pur-Pur Sadapur 9. Oray-Orayan 3
g. Mengembangkan kecerdasan spiritual anak2 1. Dalam permainn tradisional mengenal konsep menang dan kalah. Namun menang dan kalah ini tidak menjadikan para pemainnya bertengkar atau minder. Bahkan ada kecenderunagn, orang yang sudah bisa melakukan permainan mengajarkan tidak secara langsung kepada teman-temannya yang belum bisa. 2. Permainan tradisional dilakukan lintas usia, sehingga para pemain yang usianya masih belia ada yang menjaganya, yaitu para pemain yang lebih dewasa. 3. Para pemain yang belum bisa melakukan permainan dapat belajar secara tidak langsung kepada para pemain yang sudah bisa, walaupun usianya masih dibawahnya. 4. Permainan tradisional dapat dilakukan oleh para pemain dengan multi jenjang usia dan tidak lekang oleh waktu. 5. Tidak ada yang paling unggul. Karena setiap orang memiliki kelebihan masing-masing untuk setiap permainan yang berbeda. Hal tersebut maminimalisir permunculan ego di diri para pemainnya/anak-anak. 2.2.3 Penjelasan tentang beberapa permainan tradisional Inilah beberapa permainan tradisional di Indonesia, berikut penjelasan tentang permainan tersebut dan cara memainkannya yaitu : a. Permainan Bakiak Bakiak adalah alas kaki yang terbuat dari kayu dan biasanya menimbulkan suara yang nyaring ketika digunakan. Bakiak” sebenarnya permainan tradisional anak-anak di Sumatera Barat. Orang Minang kelahiran hingga pertengahan 1970-an biasa memainkannya dan ketika acara 17 Agustusan mengikuti perlombaan di desa atau kecamatan. Tapi anak-anak kelahiran setelah itu hampir tidak mengenal lagi, karena jarang digunakan. Dan permainan ini sering dimainkan di Taman Kanak-kanak, karena permainan ini menarik untuk anak usia dini terlebih orang tua juga menyukainya. Permainan ini melatih anak agar kompak dengan temannya serta melatih motorik anak. 3 2http://www.anneahira.com/permainan/permainantradisional.htm, 3
Selasa 20 Maret 2012, 11:03PM http://darunnajahkindergarten.com/2011/bakiak-lestarikan permainan-tradisional/ Selasa, 20 Maret 2012 11:13PM
4
b. Permainan Benteng Permainan Benteng adalah permainan tradisional yang dimainkan oleh dua grup, masing – masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing – masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai ‘benteng’. Tujuan utama permainan tradisional ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih ‘benteng‘ lawan dengan menyentu tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan ‘menawan’ seluruh anggota lawan dengan menyentuh badan mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi ‘penawan’ dan yang ‘tertawan’ ditentukan dari waktu terakhir saat si ‘penawan’ atau ‘tertawan’ menyentuh ‘benteng’ mereka masing – masing.4 c. Permainan Gasing Permainan tradisional Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbedabeda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.5 d. Permainan Kasti Permainan tradisional Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan.. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga softball atau baseball.6
4
http://www.neosavata.com/permainan-tradisional Selasa, 20 Maret 2012 12:02PM http://www.neosavata.com/permainan-tradisional Selasa, 20 Maret 2012 12:02PM 6 http://www.neosavata.com/permainan-tradisional Selasa, 20 Maret 2012 12:02PM 5
5
2.2.4 Beberapa permainan yang sering dimainkan anak perempuan Berikut adalah beberapa permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak perempuan : a. Permainan Congklak Permainan tradisional Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan permainan tradisional ini, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuhtumbuhan. Permainan tradisional congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batubatuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain. Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.7 b. Permainan Lompat karet Permainan lompat tali adalah permainan yang menyerupai tali yang disusun dari karet gelang, ini merupakan permainan yang terbilang sangat populer sekitar tahun 70-an sampai 80-an, menjadi favorit saat “keluar main” di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sederhana tapi bermanfaat, bisa dijadikan sarana bermain sekaligus olahraga. Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak terdapat di sekitar kita. Cara bermainnya bisa dilakukan perorangan atau kelompok, jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang atau apa pun yang memungkinkan lalu melompatinya. 7
http://www.neosavata.com/permainantradisional, Selasa, 20 Maret 2012 11:56PM
6
Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal tiga anak, dua anak akan memegang ujung tali; satu dibagian kiri, satu lagi dibagian kanan, sementara anak yang lainnya mendapat giliran untuk melompati tali. Tali direntangkan dengan ketinggian bergradasi, dari paling rendah hingga paling tinggi. Yang pandai melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai pemenang. Sementara yang kalah akan berganti posisi menjadi pemegang tali. Sebenarnya permainan lompat tali karet sudah bisa dimainkan semenjak anak usia TK ( sekitar 4 – 5 tahun ) karena motorik kasar mereka telah siap, apalagi bermain lompat tali dapat menjawab keingintahuan mereka akan rasanya melompat. Tapi umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah ( sekitar 6 tahun ). 8 c. Permainan Dampu Dampu atau juga disebut ciplak gunung, lempeng, éngklék, téklék, ingkling, sundamanda / sundah-mandah, jlong jling, atau taplak, adalah permainan anak tradisional yang populer di Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan. Permainan ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia. Di setiap daerahnya dikenal dengan nama yang berbeda. Terdapat dugaan bahwa nama permainan ini berasal dari “zondag-maandag” yang berasal dari Belanda dan menyebar ke Indonesia pada jaman penjajahan, walaupun dugaan tersebut belum mutlak kebenarannya. Dampu biasanya dimainkan oleh anak-anak, dengan dua sampai lima orang peserta. Di Jawa, permainan ini disebut engklek dan biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan. Permainan yang serupa dengan peraturan berbeda di Britania Raya disebut dengan hopscotch. Permainan hopscotch tersebut diduga sangat tua dan dimulai dari zaman Kekaisaran Romawi. Cara Bermain Dampu yang umum adalah dengan cara peserta permainan ini melompat menggunakan satu kaki disetiap petak-petak yang telah digambar sebelumnya di tanah. Untuk dapat bermain, setiap anak harus berbekal gacuk yang biasanya berupa sebentuk pecahan genting, 8
http://bayumuhammad.blogspot.com/2010/03/berbagai-macam manfaat-dari-permainan.html
7
yang juga disebut kreweng atau taplak, yang dalam permainan, gacuk ini ditempatkan di salah satu petak yang tergambar di tanah dengan cara dilempar, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak / ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.9 d. Permainan Bekel Bekel banyak dimainkan oleh anak perempuan. Permainan ini dapat dilakukan sendiri maupun berramairamai. Bekel terdiri dari sebuah bola yang terbuat dari karet, dan beberapa biji bekel yang terbuat dari logam (kuningan). Intinya adalah mengambil biji bekel secepat mungkin sebelum bola memantul 2 kali. Pada awalnya biji bekel diambil satu per satu. Kemudian diambil dua dua, dan seterusnya hingga pada akhirnya seluruh biji bekel harus diambil dalam sekali genggaman ketika bola bekel dilempar ke lantai dan memantul kembali. Setelah itu biji bekel harus di susun tegak satu per satu, dua dua dan seterusnya. Setelah itu biji bekel di susun miring ke kiri dan selanjutnya miring ke kanan. 10 2.3 Hasil Survey 2.3.1 Wawancara Dengan Psikolog Anak Nama Narasumber Pekerjaan Hari / Tanggal Wawancara Pukul Tempat Wawancara Pertanyaan dan Jawaban
: MEA RACHMIATI , S.Psi : Psikolog Anak : Rabu / 22 Februari 2012 : 11.00 – 12.30 : Gedung BNN Jakarta
:
1. bagaimana pendapat seorang psikolog anak tentang permainan masa kini ( yang kebanyakan media elektronik ) ? Adanya IT ( tehnik informatika ) dalam media elektronik ( ipad ,Itouch, dll ) dan permainan anak zaman sekarang membuat anak menjadi malas , berbeda dengan zaman dahulu dimana permainan
9
( Sumber : http://marimainan.com/ Selasa, 20 Maret 2012 12:05 PM ) (Sumber : http://budaya-indonesia.org/iaci/Bekel Selasa, 20 Maret 2012 12:08 )
10
8
tradisional sangat melatih saraf motorik anak, kreatifitas, dan sosial dan itu sangat baik untuk tumbuh kembang anak. 2. bagaimana pendapat psikolog anak tentang buku interaktif multimedia untuk anak ? Sangat menarik agar anak – anak dapat menyukai buku dan mengurangi bermain games pada media elektronik ,selain itu dengan tema permainan tradisional , dapat menambah pengetahuan bagi anak dan ketertarikan anak itu sendiri untuk bermain permainan tradisional tersebut . 3. bagaimana cara penyampaian yang baik terhadap anak-anak perempuan usia 5-7 tahun agar mereka tertarik dan tidak bosan ? Untuk cover harus dengan bentuk dan warna yang menarik, untuk font harus yang besar , tebal dan berwarna penuh , jangan terlalu banyak tulisan dan perbanyak gambar – gambar , lebih baik ada pergerakan dalam gambar agar anak lebih tertarik. 2.3.2
Kesimpulan hasil wawancara 2.3.2.1 Mengenai permainan tradisional Menurut psikolog anak, permainan tradisional sudah mulai tenggelam itu dikarenakan timbulnya media-media elektronik yang bermunculan sehingga membuat anak-anak lebih tertarik untuk memainkan permainan-permainan baru yang sedang bermunculan, selain itu peran orang tua juga dibutuhkn untuk membiasakan seorang anak bermain diluar bersama teman-temannya, jika para orang tua membiarkan anaknya bermain games saja di dalam rumah, maka anak itupun menjadi terbiasa dan melupakan permainan-permainan tradisional. 2.3.2.2 Mengenai penyampaian yang baik a. Pemilihan warna yang menarik Warna yang digunakan harus semenarik mungkin agar anak-anak tertarik dan tidak bosan dalam membaca buku tersebut, warna-warna yang disukai anak-anak adalh warna-warna yang terang, cerah dan berani, seperti warna kuning menyala, orange, merah muda dan sebagainya. b. Perbandingan gambar dan tulisan Dalam sebuah buku yang ditujukan kepada anak-anak, harus memiliki perbandingan gambar lebih banyak dibandingkan
9
tulisan, karena anak-anak perempuan berumur 5-7 tahun lebih cepat bosan, jika penempatan gambar lebih banyak akan mengurangi rasa bosan pada anak. Dan bisa membuat anak penasaran untuk membuka halaman berikutnya untuk melihat gambar apa kan ada di halaman berikutnya. c. Penggunaan kertas Penggunaan kertas yang baik untuk anak-anak adalah kertas yang tebal tiap lembarnya, sama penyebabnya, yaitu anakanak suka cepat bosan dan ingin cepat-cepat membuka halaman berikutnya, maka dari itu dengan menggunakan kertas yang tebal akan mengurangi kemungkinan rusaknya halaman pada buku, begitu juga jumlah lembaran pada buku, jika terlalu banyak lembarnya kemungkinan anak-anak tidak mau membuka buku tersebut.
2.4
Target Market Target market utama pada buku ini sanak perempuan berusia 5-7 tahun, edangkan target audiense pada buku ini ibu-ibu yang memiliki anak perempuan usia 5-7 tahun. Karena buku ini berbasis interaktif multimedia yang akan memberi pendidikan, motivasi dan kreativitas, maka dari itu saya akan mengemas dengan sentuhan ilustrasi, agar dapat menarik target utama tersebut supaya mereka tidak bosan dalam membacanya. 2.4.1
Profil Target A.
Demografi A.1 Target market utama Umur : 5-7 Tahun Jenis kelamin : Perempuan A.2 Target Audience Umur : 25-35 Tahun Jenis kelamin : Wanita Status sosial : Ibu rumah tangga
B.
Psikografi B.1 Target market utama Hobi : Bermain, membaca Sikap : Memiliki rasa ingin tahu yang besar, menyukai hal-hal baru yang menarik Minat : Mempelajari sesuatu dan hal-hal yang baru B.2 Target Audience Hobi : Membaca, Belanja, Nonton TV Sikap : Bertanggung jawab kepada keluarga, Aktif, 10
Minat C.
2.5
Geografi Tempat Kelas
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang cara mendidik anak dengan baik : Pengetahuan tentang anak, belanja
: Perkotaan : A&B
Analisa Produk Sebagai buku dengan target utama anak-anak perempuan, maka buku ini akan menerapkan penyampaian materi yang sesuai dengan hasil kuesioner terhadap target utama. Buku ini tidak hanya menggunakan body copy yang sesuai namun juga dengan ilustrasi menarik. Warna yang akan digunakan tidak hanya warna-warna yang memberi kesan happy dan colorfull , namun juga cheerful untuk menggambarkan ciri khas anak-anak yaitu ceria dan semangat. Judul Buku : “ LETS PLAY INDONESIAN TRADISIONAL GAMES ”
2.6
Analisa SWOT 2.6.1 Strength • Membuat agar anak lebih menyukai membaca buku dibandingkan bermain games, karena buku interaktif juga bisa lebih menarik dibandingkan games-games pada umumnya • Memotivasi anak agar tertarik memainkan permainan-permainan tradisional yang sudah mulai terlupakan • Dengan membaca buku interaktif, seorang anak dapat melatih kreatifitas dan merangsang sistem motorik pada anak 2.6.2 Weakness • Banyaknya media elektronik yang dipasarkan yang dapat menarik perhatian anak-anak untuk membeli dan memainkannya • Data dan informasi tentang permainan tradisional yang kurang lengkap • Kebanyakan orang tua masa kini mengambil cara mudah, yaitu contohnya memberikan alat-alat permainan elektronik dan tidak mencari tahu tentang buku-buku yang dapat membuat anak bermain sambil belajar 2.6.3 Oppotunities • Para orang tua mendapat cara lebih mudah dalam mendidik anak dengan buku-buku interaktif • Anak-anak dapat membaca buku tanpa merasa bosan
11
• •
Membuat anak lebih tertarik untuk mengenal dan memainkan permainan tradisional yang dijelaskan secara tidak langsung pada buku interaktif ini Anak-anak dapat melatih kreatifitas, belajar tentang permainan tradisional dan sekaligus bermain beberapa permainan tradisional
2.6.4 Threat • Anak-anak jadi meninggalkan permainan elektronik • Anak-anak menjadi lebih menyukai bermain permainan tradisional, beberapa permainan tradisional jumlah pemainnya banyak, sehingga bermain menjadi lebih seru dan dapat menyebabkan anak-anak lupa waktu • Anak-anak menjadi menyukai permainan tradisional, biasanya permainan tradisional bertempat di luar ruangan, sehingga dapat menyebabkan kecapean dan kelelahan.
12