BAB 2 DATA dan ANALISA 2.1 Sumber Data Halua Delima ini berdiri sejak tahun 2001, berawal dari sebuah usaha kecil rumahan yang membuat manisan khas melayu deli yang kemudian mengikuti berbagai macam pameran UKM, salah satunya di CIKAL sebuah Inkubator Bisnis yang ada di Universitas Sumatera Utara. Kak Ima sang pengusaha yang memiliki darah asli melayu deli sudah tertarik dan belajar membuat manisan khas melayu deli sejak duduk di bangku SMP. Halua Delima menjual segala jenis manisan khas melayu deli, terdapat 20 jenis ragam Halua Delima, diantaranya cabe, pare, pala, batang daun pepaya, bunga pepaya, labu siam, pepaya, wortel, kundur, jeruk kesturi, nanas, tomat, asam glugur, kolang-kaling, buah renda merah dan putih, kulit semangka dan masih banyak lagi. Halua Delima tersebut di jual berdasarkan berat per kilo, harga manisan per ons dijual dari Rp 8.000 hingga Rp 30.000. Selain di jual secara per kilo, Halua Delima juga menjual dalam bentuk kemasan vakum yang sudah berisi beraneka ragam Halua dengan berat bersih sekitar 500 gram di jual seharga 30.000 rupiah, selain itu Halua Delima juga menjual Haluanya dalam kemasan toples yang di jual seharga 60.000 per toples. Halua Delima memiliki showroom yang terdapat di Jalan Flamboyan Raya no. 109 Ling.III Tj. Selamat, Medan, Halua Delima cukup terkenal di Sumatera Utara, karena Halua Delima tidak memiliki kompetitor, sehingga ini menjadi peluang besar Halua Delima untuk dapat mengembangkan usahanya menjadi lebih baik lagi. Karena tidak memiliki kompetitor Halua Delima menjadi satu – satunya tujuan para turis lokal maupun turis luar.
2.2 Hasil Survey di Lapangan Metode Pengumpulan Data Mendapatkan data yang akurat diperlukan dalam penelitian untuk dapat mempelajari lebih dalam segala sesuatu yang akan ada didalam penelitian, yang kemudian diambil sebuah kesimpulan dan diselesaikan dengan sebuah solusi yang baik. Untuk itu penulis menggunakan cara deskriptif-survei. Deskriptif yaitu penelitian sebuah kelompok manusia, objek atau suatu kondisi, sistem dan tradisi di masa yang sedang berlangsung atau masa kini. Tujuannya agar penulis bisa mendapatkan sebuah gambaran, hasil dan fakta dari apa yang diperlukan dalam sebuah penelitian.
2
3 Penelitian secara deskriptif memiliki beberapa jenis metode, salah satunya adalah metode survei, dimana diadakannya sebuah penyelidikan untuk dapat memperoleh fakta – fakta melalui keadaan secara faktual. Metode survei mencari sebuah fakta dengan menggunakan populasi sebuah sampel untuk dapat menentukan korespondennya. Terdapat 3 cara pengumpulan data yang biasa digunakan dalam sebuah penelitian, yaitu dengan penelitian lapangan atau dengan cara menyebarkan kuisioner, selanjutnya dengan cara wawancara kepada narasumber atau koresponden yang berhubungan dengan penelitian, kemudian penelitian kepustakaan dengan cara mencari bahan – bahan pustaka yang berhubungan. Dari ketiga cara pengumpulan data tersebut penulis mengunakan 2 cara pengumpulan data, yaitu dengan cara wawancara dan penelitian kepustakaan. Sejarah Manisan Khas Melayu Deli Melayu Deli adalah orang Melayu yang menempati Deli, di Sumatera Timur, Indonesia. Dikenali juga sebagai Melayu Pesisir Sumatera Timur. Dinamakan Melayu Deli disebabkan tempat itu bernama Deli yaitu sebuah daerah yang terletak di antara Aceh dan Asahan. Kebiasaan orang Melayu Deli saat hari – hari besar atau hari – hari penting mereka akan bersama – sama berkumpul untuk merayakannya. Dalam perayaan tersebut terdapat sebuah hidangan khusus yang disiapkan untuk pada tamu undangan, yaitu Halua, halua merupakan manisan dari buah – buahan dan sayur – sayuran yang dibuat khusus untuk acara tersebut, seperti perkawinan atau lebaran. Ragam Manisan Khas Melayu Deli Halua saat ini sangat sulit di dapatkan karena semakin sedikitnya orang Melayu Deli yang dapat membuat manisan khas melayu deli tersebut. Tetapi tidak dengan Kakak kita satu ini, Kak Ima seorang pengusaha UKM manisan khas melayu deli. Kak Ima yang sudah menjalani usaha manisan khas melayu deli ini selama lebih dari 10 tahun ini sudah berkereasi dengan buah – buahan dan sayur – sayuran lainnya. Hingga saat ini kak Ima memiliki 20 jenis manisan khas melayu deli. Halua Delima, Kak Ima memberikan nama pada usahanya ini. Saat ini Halua Delima telah memiliki jangkauan pasar yang cukup luas. Halua Delima telah menembus pasar Nasional dan Internasional, salah satunya adalah Singapura, Malaysia, Korea dan Jepang. Bahkan konsumen lokal pun tidak mau ketinggalan, mereka khusus dating untuk memesan rangkaian Halua Delima untuk acara perkawinan diluar kota atau sekedar untuk hidangan saat lebaran tiba.
4 Hasil Wawancara Kak Ima, begitu panggilan akrab seorang wanita dengan kisaran usia 40 tahun ini, sebagai pemilik Halua Delima memiliki rasa ingin tahun dan kemauan yang keras dalam mengembangkan usahanya. Kak Ima rajin mengikuti berbagai pelatihan kewirausahaan dan pengembangan usaha. Selain itu Kak Ima pun selalu turut berpartisipasi dalam setiap pameran yang bertemakan Usaha Kecil baik di dalam kota maupun di luarkan, bahkan di luar negeri. Halua Delima, Halua itu artinya manisan. Dan Delima sendiri adalah singkatan dari Deli Khas Kak Ima. Halua sendiri mendapat posisi yang cukup penting dalam segala upacara adat Melayu, digunakan sebagai hantaran saat pelamaran, hidangan dalam pernikahan, ulang tahun. Sebagian besar pembeli Halua Delima membeli halua untuk dijadikan oleh – oleh untuk keluarga, sahabat dan rekan – rekan, selain itu juga untuk memeriahkan hidangan pada saat acara pernikahan ataupun hari besar agama islam. Pembeli halua delima tidak hanya dari Indonesia tetapi juga berasal dari Malaysia, Singapura bahkan Jepang, China dan Korea pun menjadi salah satu konsumen asing halua delima.
Proses pembuatan halua 1. Potong-potong atau ukir pepaya. Rendam dalam air yang ditambah air kapur sirih selama 3 jam. 2. Remas-remas paria dengan garam. Setelah lemas, bilas bersih. Sisihkan. 3. Remas-remas belimbing sayur dengan garam. Setelah lemas, bilas bersih. 4. Tusuki pepaya, paria, cabai merah, dam belimbing sayur dengan jarum. Celup semua buah di dalam air mendidih. Tiriskan. Dinginkan kemudian keringkan.
5 5. Rebus gula dan air sampai mendidih dan kental. Setelah dingin, bagi beberapa bagian dan siram ke masing-masing buah. Diamkan selama 1 malam. Tiriskan buah. 6. Rebus kembali air gulanya. Setelah dingin, masukkan buah. Ulangi proses ini berkali-kali kurang lebih 1 minggu sampai buah mengkilap. Tujuan Wawancara Tujuan melakukan wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat tentang segala hal yang berhubungan dengan Halua Delima. Selain itu, wawancara ini juga berguna bagi penulis untuk lebih memahami karakteristik pengudaha serta produk Halua Delima tersebut agar dapat memberikan yang terbaik dalam pengemasan dan pembuatan identitas yang baru. Penelitian Pustaka Selain melakukan wawancara, dalam pengumpulan data penulis juga melakukan penelitian pustaka untuk mendapatkan data melalui buku – buku teks maupun media cetak lainnya seperti koran maupun majalah, selain itu juga melalui internet dan mengikuti perkuliahan yang berhubungan dengan identitas serta kemasan. Buku • Corak Ragi Tenun Melayu, Adi Cita, Abdul Malik 2003 •
Jati Diri Melayu, Hasan Junus, 2001
Website • http://halibitonganomtatok.wordpress.com/2010/11/02/pandita-jwismar-saragih/ •
http://www.melayuonline.com
Metode Analisis Data Penganalisisan data penulis menggunakan jenis metode kualitatif kualitatif dengan menggunakan pendekatan rasional. Metode kualitatif adalah analisis data yang dihasilkan dari melakukan penelitian secara deskriptif, penelitian historis, wawancara dan penelitian kepustakaan. Setelah melakukan hal tersebut dapat dibuat sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemecahan masalah dan dasar – dasar solusi pada penelitian sebelumnya.
6
2.3 Analisa SWOT Strength (Kekuatan) • Pelopor dan satu – satunya toko yang menjual manisan khas melayu deli, Halua di Sumatera Utara, Medan. •
Memiliki beraneka ragam jenis Halua.
•
Memiliki proses yang baik dan higienis, tanpa bahan pengawet dan sari gula sehingga halua dapat bertahan selama 6 tahun.
Weakness (Kelemahan) •
Tidak memiliki identitas yang mudah diingat dan dikenali oleh para konsumen.
•
Kemasan yang sudah ada kurang menarik minat konsumen.
•
Halua yang di produksi menggandung air/basah.
Opportunity (Peluang) •
Sudah di kenal baik oleh para konsumen dan calon konsumennya baik dari lokal maupun internasional melalui media cetak maupun media digital.
Threat (Ancaman) •
Munculnya pesaing baru dengan konsep yang sama.
•
Kualitas halua yang baik, dan sudah menjangkau duni internasional membuat dunia internasional bisa mengemas ulang halua menjadi lebih baik dan menjual dengan harga tinggi.