BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1
Tinjauan Umum Berikut ini adalah data-data yang digunakan untuk menunjang riset tugas
akhir. Pengumpulan data riset didapatkan dari berbagai sumber, diantaranya: • Literatur • Wawancara • Observasi
2.1.1 Literatur Jumlah taksi dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Data terakhir Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyebutkan, jumlah taksi yang beroperasi mencapai 25.800 unit. Wilayah Jakarta merupakan pasar terbesar untuk layanan taksi di Indonesia, sebesar 67,1% dari jumlah taksi berizin yang beroperasi secara nasional pada tahun 2012. Kota-kota lain dengan armada taksi yang memiliki lebih dari 1.000 taksi termasuk Surabaya, Batam, Bali dan Bandung, yang bersama-sama berkontribusi sebesar 17,7% dari jumlah taksi berizin yang beroperasi di Indonesia. Riset ini juga menunjukkan persentase pengguna taksi dengan rentang usia 35-55 tahun mendominasi proporsi pengguna taksi sebanyak 21.3%, disusul segmen usia usia 25-34 tahun dengan 21.1%. Tampak juga bahwa taksi paling sering digunakan oleh konsumen dari kelas sosial A sebesar 31,1% dan B sebesar 23.5% serta kelas sosial ekonomi C sebesar 15.8%. Konsumen yang di survey di tahun 2012 ini juga menyatakan bahwa mereka adalah pengguna taksi merk Blue Bird Group sebesar 68,2%. Blue 5
6
Bird dirasakan konsumen merupakan taksi yang paling mudah didapatkan dan memberikan kenyamanan yang baik, terlihat dari meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap merk ini tahun 2012 menjadi sebesar 73%. Sebesar 8% disumbangkan taksi Express Group pada tahun 2011 dan mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 17,6% pada tahun 2012. Hal ini tidak lepas dari upaya Express Group dalam industry taksi dengan cara meningkatkan pelayanan yang baik dan perawatan berkala pada unit taksinya. Berdasarkan data dari tautan http://malesbanget.com/2015/02/macammacam-cerita-taksi-tiputipunasigoreng/ (yang diakses pada tanggal 2 Maret 2015), kisah seorang supir taksi dimana ia mendapatkan sepasang penumpang wanita dan pria yang bisa dikatakan cukup akrab berbicara saat di dalam taksi. Ketika sudah sampai tujuan, sang wanita turun dari taksi dengan dalih ingin menarik uang di ATM dan meninggalkan ‘teman’ lelakinya di dalam taksi. Ternyata, sang pria hanyalah seorang tukang nasi goreng yang dibawa oleh sang wanita guna memperdaya supir taksi. Alhasil sang supir taksi tersebut rugi argo Rp 100.000,Kisah lainnya yang juga didapatkan dari situs http://malesbanget.com diantaranya adalah pengemudi taksi yang digoda oleh ibu-ibu muda yang jarang bertemu dengan suaminya. Ibu muda tersebut meminta tolong sang supir untuk mengganti bohlam yang ada dirumahnya. Sesampainya dirumah, ibu muda tersebut mengganti pakaian seksi dan mencoba untuk memancing supir taksi tersebut. Ada juga kejadian dengan penumpang ayam kota (istilah supir taksi untuk mendeskripsikan PSK kelas atas) dimana ia menawarkan untuk membayar dengan ATM. Namun tidak disangka, ternyata ATM yang dimaksud bukanlah Anjungan Tunai Mandiri, melainkan Argo Tukar Mem*k (alat kelamin wanita) Kemudian dari tautan http://sosbud.kompasiana.com/2012/12/09/ aneka-kisah-supir-taksi-bluebird- 509562.html (yang diakses pada tanggal 3 Maret 2015) , berupa kumpulan kisah-kisah supir taksi saat di belakang roda kemudi.
7
Ada kisah tentang seorang supir taksi tampan yang memikat hati salah seorang penumpangnya. Penumpang ini, seorang janda, ternyata jatuh hati kepada sang supir. Dan setiap kali bepergian selalu naik taksi ini. Mungkin panggilannya dilakukan melalui handphone. Dan setiap kali membayar selalu berlebihan. Bahkan pernah supir ini konon memperoleh tip sebesar Rp 40.000,-. Tetapi ketika sang penumpang mengajak untuk menikah, sang supir kaget karena ia tidak tertarik sampai sejauh itu. Akhirnya untuk menghindari masalah, ia berhenti dari perusahaan taksi tersebut. Ada juga kisah nasib malang yang pernah dialami oleh seorang supir yang sudah 5 (lima) tahun membawa taksi. Ia dipecat karena ada penumpang yang mengadukan dirinya tidak mau mengembalikan ongkos taksi yang dibayarnya. Ia mengantar penumpang itu ke dalam sebuah kompleks perumahan pada waktu pagi hari. Ketika penumpang itu menyodorkan uang lima puluhan ribu, ia tidak bisa mengembalikan Rp 3.000,- karena ia baru keluar dari pool dan kebetulan tidak mempunyai uang pecahan ribuan. Sedangkan untuk menukar uang di pagi hari itu, tidak kelihatan ada warung atau orang lain yang dapat dimintai tolong. Akhirnya penumpang itu dengan berat hati menyerahkan uangnya. Ternyata ia tidak rela menyerahkan uang kembalian sebesar Rp 3.000,- tersebut dan mengadukannya ke perusahaan taksi tersebut dengan akibat sang supir dipecat. Salah satu buku yang diambil sebagai refrensi dalam tema ini berjudul “Mean Streets : Confessions of Nighttime Taxi Driver” karya Peter McSherry yang dipublikasikan pada September 2002. Dalam buku ini, Petenr McSherry menceritakan pengalamannya selama 30 tahun mengemudi taksi pada malam hari di kota terbesar di Kanada. Bertemu dengan pemabuk, berandalan, pekerja seks, mucikari, pecandu narkoba, bandit, politisi, selebritis, dan lainlain yang pernah ia alami. McSherry menyajikan buku ini dengan keterusterangam, humor, serta sinisme. Dalam buku bertema pintar di jalanan ini, pengarang buku menginformasikan kita mengenai dunia yang hanya bisa kita bayangkan apabila kita cukup berani melakukannya.
8
Gambar 2.1 Cover Buku Mean Streets
` Gambar 2.2 Isi Buku Mean Streets
9
Kemudian buku lainnya berjudul “7 Tenets of Taxi Terry” karangan Scott McKain. Buku ini lebih mengisahkan petualangan dari sisi penumpang, yaitu Scott McKain sendiri. Hal-hal yang dibahas dalam buku ini berupa 7 prinsip yang dianut Taxi Terry (Taksi premier asal Kolumbia). 7 Prinsip yang dianut
untuk
menciptakan
pengalaman
yang
baik
untuk
penumpang/pelanggannya. Prinsip pertama adalah “Set High Expectation and Then Exceed Them (Pasang ekspetasi yang tinggi, kemudian lebihi itu). Prinsip kedua adalah “Delivering What Helps The Customer Helps You (Sampaikan apa yang bisa dibantu untuk pelangganmu)”. Prinsip Ketiga adalah “Customers Are People, So Personalize Their Experience (Pelanggan adalah manusia, jadi rasakan pengalaman mereka)”. Prinsip keempat, “Think Logically and Then Act Creatively and Consistently (Berpikir dengan logis, kemudian lakukan dengan kreatif dan konsisten)”. Prinsip kelima, “Make Your Customer the Star of the Show (Buat pelangganmu menjadi bintang pertunjukkan)”. Prinsip keenam, “Help Your Customers Come Back
for
More (Bantu pelangganmu kembali lagi)”. Prinsip ketujuh, “Creating Joy for Your Customer Will Make your Work and Life More Joyful (Menyenangkan pelangganmu akan membuat kerja dan hidupmu lebih menyenangkan)”.
2.1.2 Wawancara Wawancara yang dilakukan penulis pada tanggal 17 Maret 2015 di kantor pusat Blue Bird bertujuan untuk mendapatkan data-data penunjang yang berkaitan dengan taksi sebagai transportasi, maupun sebagai profesi. Narasumber yang dibutuhkan adalah seorang petinggi atau orang yang memiliki jabatan di suatu perusahaan taksi. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan meliputi sistem kerja supir taksi, data-data berupa angka mengenai taksi di Jakarta (Indonesia), serta testimoni mengenai profesi supir taksi. Berdasarkan wawancara bersama dengan Bapak Teguh Wijayanto selaku Head of Public Relations di PT. Blue Bird Tbk, jumlah armada taksi Blue Bird sekitar 15.000 khusus di Jakarta. Usia pengemudi antara 21-58 tahun, apabila pengemudi berusia dibawah 21 tahun, maka mereka diwajibkan sudah berkeluarga dengan alasan secara kejiwaan sudah lebih
10
dewasa. Standar pelayanan taksi meliputi salam, pemilihan jalan, kemudian menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penumpang. Narasumber juga menjelaskan bahwa pesanan taksi tersibuk ada pada pukul 05.00-10.00 WIB, kemudian 12.00-14.00, dan pukul 15.00-19.00. Perbandingan unit kendaraan dan pengemudi taksi adalah 2:3, berarti setiap 2 unit kendaraan ada 3 pengemudi yang mengoperasikan unit tersebut. Kemudian, jam operasional taksi per pengemudinya sekitar 18 jam, dengan catatan mereka diberikan hak untuk beristirahat setelah mengemudi selama lebih dari 3 jam. Jatah libur yang mereka miliki adalah 3 hari kerja 1 hari libur, 2 hari kerja 1 hari libur, dan 1 hari kerja 1 hari libur. Khusus untuk taksi bandara, mereka diberikan hak untuk memilih sistem 1 hari kerja 1 hari libur dikarenakan untuk menjaga kondisi mereka yang notabene menyetir lebih jauh dan mengemudikannya di jalan tol. Untuk menjaga performa dari setiap supir taksi di Blue Bird, perusahaan menerapkan sistem mentoring dengan supir taksi yang sudah berpengalaman. Hal ini digunakan untuk menjaga mutu pelayanan dari Blue Bird.
2.1.3 Observasi Sebagai salah satu proses pengumpulan data, penulis terjun langsung ke lapangan untuk berbincang-bincang dengan beberapa supir taksi. Bincangbincang dimaksudkan untuk menggali peristiwa-peristiwa atau kejadian menarik yang terjadi selama pengalamannya menjadi supir taksi. Observasi yang dilakukan berupa naik taksi langsung, datang langsung ke titik-titik dimana banyak taksi yang berkumpul. Supir taksi pertama bernama Bapak Hary yang sudah menjalankan profesi sebagai supir taksi selama 1 tahun. Beliau sempat menuturkan bahwa supir taksi adalah pendengar setia. Ketika sekelompok individu masuk ke dalam taksinya, mereka mengobrol tanpa memperdulikan supir taksi yang mau tidak mau harus mendengarkannya. Pernah beliau menuturkan ada beberapa orang masuk ke dalam taksinya, dan membicarakan perselingkuhan yang tengah mereka lakukan. Sedangkan Pak Hary hanya bisa mendengarkan saja tanpa bisa melakukan apapun.
11
Kemudian supir taksi lainnya bernama Bapak Wahyudi, seorang supir taksi yang sudah menjalankan profesi selama 2 tahun. Beliau mengisahkan tentang penumpang yang memarahi dan menyalahkan mereka apabila kondisi jalanan sedang macet. Padahal ia sama sekali tidak mengetahui kondisi tersebut dan sama sekali diluar tanggung jawab mereka. Ada juga cerita dari supir taksi yang biasa bekerja di malam hari, yaitu pak Kholiq. Beliau menceritakan salah satu pengalamannya ketika mendapatkan pria ekspatriat mabuk yang tiba-tiba masuk ke dalam taksinya. Pria asing yang mabuk tersebut melakukan tersebut dijelaskan oleh Pak Kholiq sebagai contoh yang “bandel”. Bandel yang dimaksudkan seperti contohnya merokok di dalam taksi. Dikarenakan keterbatasan komunikasi 2 bahasa, sang supir hanya bisa memberikan isyarat tangan disertai dengan “yes” dan “no”. Tidak lama kemudian, sang turis asing ini muntah di dalam mobilnya dan mengakibatkan sang supir tidak bisa melanjutkan pekerjaannya hari itu. Turis tersebut akhirnya dimintakan uang claim sebesar Rp 100.000,00 oleh sang supir. Masih belum beranjak dari Pak Kholiq, ia juga menuturkan pernah mendapatkan tamu mistis yang tiba-tiba saja hilang di tengah jalan saat tengah berada di sekitaran Gading Serpong, Tangerang Selatan. Beliau menuturkan pada saat di jalan tersebut, ia diajak berkeliling oleh penumpang tersebut. Saat itu beliau merasakan adanya keanehan, yakni kondisi jalanan yang serasa seperti di masa lalu tidak seperti jalanan yang ia ketahui. Salah satunya yakni sumber penerangan yang ia yakini sebagai cahaya dari obor, bukan dari lampu listrik. Kisah lainnya dari Pak Muhadi yang juga pernah mendapatkan penumpang ekspatriat mabuk. Penumpang tersebut dikisahkan mabuk cukup parah hingga tidak mampu mengontrol dirinya secara pikiran. Setelah sampai di tempat tujuan, seperti yang sudah diduga oleh sang supir, penumpang tersebut tidak membayar argo taksinya. Namun setelah 2 hari kemudian, tamu tersebut menelpon ke sang supir yang sudah meninggalkan nomor handphone-nya dan kemudian membayar argo taksi tersebut.
12
Selain itu, kisah pertengkaran pasutri juga pernah menjadi pengalaman hidup Pak Muhadi. Awal mula ceritanya ketika sang istri dan melakukan order taksi untuk mencoba kabur dari suaminya, sang suami meminta supir taksi tersebut untuk diberitahukan kemana lokasi tujuan istrinya. Mendadak, sang suami memukul bagian kaca mobil taksi tersebut. Ternyata sang suami mencoba untuk menghentikan taksi agar tidak jalan dulu. Kisah rejeki dadakan yang merupakan bagian dari pengalaman Pak Herman juga patut dijadikan teladan untuk tetap menjadi pribadi yang sabar. Beliau menceritakan pengalamannya pada hari itu ia tidak mendapatkan penumpang satu-pun dari awal keluar pangkalan sekitar jam 5 pagi hingga jam 2 siang. Walaupun tidak mendapatkan penumpang, bapak berusia 30 tahun ini tetap senang karena bisa berkumpul dengan teman-temannya sesama supir taksi di pinggir jalan. Tiba-tiba ada seorang penumpang berusia sekitar 50 tahun yang keluar dari hotel dekat Pak Herman menunggu. Penumpang tersebut meminta diantarkan dari BSD menuju ke daerah Serang. Bagi supir taksi, itu merupakan argo yang panjang. Setelah sampai di lokasi, penumpang tersebut menawarkan agar Pak Herman mengantarkannya pulang lagi ke BSD dengan catatan menunggu sekitar 1 jam. Bagi Pak Herman, itu merupakan suatu keberuntungan dimana ia bisa menutupi target pendapatan hanya dari 1 penumpang saja. “Polisi” pun juga tidak luput dari bagian kejadian-kejadian menarik supir taksi yang ada di Jakarta. Pak Wawan yang saat itu mendapatkan operan dari rekan sesama supir taksi di perusahaan yang sama tidak menyangka akan tamu yang dibawanya. Tamu tersebut diindikasikan sebagai penipu oleh Pak Wawan. Modus yang digunakan adalah mengaku-ngaku sebagai anggota intel (polisi) yang sedang mengejar target ke daerah Cengkareng. Pria itu dideskripsikan sebagai sosok bertubuh tegak layaknya seorang polisi dan mengenakan atribut-atribut polisi. “Polisi” tersebut mencoba meminjam uang ke Pak Wawan sejumlah berapapun yang ada di dalam kantongnya. Dengan berpikir secara logis, tentu saja sang supir tidak menyerahkan uang yang ingin dipinjam tersebut.
13
Kisah lainnya datang dari dunia malam pertaksian kota Jakarta yang dialami oleh Dedi. Yaitu kisah dimana ia mendapatkan tamu yang berprofesi sebagai PSK dan minta diantarkan ke apartemennya di daerah Ancol. Di tengah perjalanan, sang tamu minta diantarkan ke 7/11 untuk mampir sejenak. Ketika keluar, wanita tersebut tiba-tiba saja menangis tersedu-sedu. Petugas parkir yang ada di sekitar menyuruh sang supir taksi untuk mendatangi wanita tersebut. Ketika ditanya oleh supir taksi tersebut, ternyata wanita tersebut menangis karena sedang menunggu supir taksi. Padahal, Dedi adalah supir yang sejak tadi mengantar tamu tersebut. Tidak sampai disitu saja, mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai di tempat tujuan. Sesampainya lokasi tujuan, wanita tersebut memberikan ciuman ke pipi sang pengemudi taksi tersebut.
2.2
Tinjauan Khusus 2.2.1 Landasan Teori Desain 2.2.1.1 Teori Layout Pada dasarnya, layout menurut Rustan (2014:0) dapat dijabarkan sebagai tataletak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Melayout adalah salah satu proses/tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjanya. Namun definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan bahwa melayout itu sama dengan mendesain. Masih menurut Rustan (2014:73), prinsip-prinsip layout dapat dianalogikan sebagai suatu formula untuk membuat suatu layout yang baik. Formula ini akan bekerja dan memberikan hasil yang maksimal bila diterapkan dengan seksama ditambah dengan latihan dan eksplorasi terus menerus.
14
Prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar desain grafis, antara lain : sequence / urutan, emphasis / penekanan, balance / keseimbangan, dan unity / kesatuan. Sequence/urutan, banyak juga yang menyebutnya dengan istilah hierarki/flow/aliran. Yaitu membuat prioritas dan mengurutkan dari yang harus dibaca pertama sampai ke yang boleh dibaca belakangan. Dengan adanya sequence akan membuat pembaca secara itinatus mengurutkan pandangan matanya sesuai dengan yang kita inginkan. Emphasis/penekanan dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain : a.
Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemenelemen layout lainnya pada halaman tersebut.
b.
Warna yang kontras/berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainnya.
c.
Peletakkan di posisi yang strategis atau yang menarik perhatian. Bila pada umumnya, kebiasaan orang membaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan, maka posisi yang paling pertama dilihat orang adalah kiri atas.
d.
Menggunakan
bentuk
atau
style
yang
berbeda
dengan
sekitarnya. Balance/keseimbangan adalah pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout. Pembagian berat yang merata bukan berarti seluruh bidang layout harus dipenuhi dengan elemen, tetapi lebih pada menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen-elemen yang dibutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang tepat. Tidak hanya pengaturan letak, tapi juga ukuran, arah, warna, dan atribut-atribut lainnya. Ada dua macam keseimbangan suatu layout, yaitu keseimbangan yang simetris (symetrical balance/formal
balance),
dan
keseimbangan
yang
tidak
simetris
(assymetrical balance/informal balance) Unity/kesatuan memiliki prinsip sama dengan kesatuan antara elemenelemen desain. Teks, gambar, warna, ukuran, posisi, style, dan lainnya.
15
Semua elemen harus saling berkaitan dan disusun secara tepat. Tidak hanya dalam hal penampilan, kesatuan di sini juga mencakup selarasnya elemenelemen yang terlihat secara fisik dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya. Teori tersebut digunakan karena dalam buku Saksi Mata Taksi menggunakan sequence, emphasis, balance, dan unity sebagai dasar pembentukan buku.
2.2.1.2 Grid System Menurut Ambrose dan Haris (2003:50) Baseline grid adalah fondasi dasar grafis dimana sebuah desain dibangun. Baseline grid memiliki dasar kegunaan yang sama seperti tiang fondasi dalam pembangunan gedung konstruksi,
yaitu
sebagai
sarana
pendukung
dan
panduan
untuk
memposisikan elemen-elemen grafis di tiap halaman dengan akurasi yang sulit dibedakan hanya dengan mata telanjang. Mendesain setiap halaman secara terpisah akan memakan waktu dan terkadang membutuhkan kesabaran. Grid dapat membantu proporsi halaman baik dalam bidang vertikal maupun horizontal, membuat proses desain menjadi lebih cepat dan mudah sekaligus membantu memastikan konsistensi visual dan menjelaskan bagaimana desain bekerja. Grid dapat bervariasi dalam setiap rancangan publikasi dengan maksud menyajikan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda. Teori tersebut digunakan karena dalam buku Saksi Mata Taksi menggunakan baseline grid modullar 4 kolom sebagai acuan perancangan dari tiap halamannya.
2.2.1.3 Teori Ilustrasi Menurut Kusrianto (2007:110), ilustrasi secara harafiah berarti gambar yang dipergunakan untuk menerangkan atau mengisi sesuatu. Dalam
16
desain grafis, ilustrasi merupakan subjek tersendiri yang memiliki alur sejarah serta perkembangan yang spesifik atas jenis kegiatan seni itu. Ilustrasi dapat dipergunakan untuk menampilkan banyak hal serta berfungsi sebagai gambaran tokoh atau karakter dalam cerita, juga menampilkan beberapa contoh item yang diterangkan dalam suatu buku teks. Menurut Rustan (2014:56), untuk menyajikan informasi yang lebih akurat, kadang pada situasi tertentu ilustrasi menjadi pilihat yang dapat diandalkan dibandingkan dengan teknik fotografi. Artworks adalah segala jenis karya seni, baik itu berupa ilustrasi, kartun, sketsa dan lain-lain yang dibuat secara manual maupun dengan komputer. Dalam kaitannya dengan proyek tugas akhir yang berjudul Saksi Mata Taksi, teori tersebut digunakan karena dalam buku ini menggunakan gayagaya ilustrasi yang bersifat artworks sebagai dasar perancangan buku.
2.2.1.4 Teori Tipografi Menurut Kusrianto (2007:190), tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Oleh karena itu, “menyusun” meliputi merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu efek tamppilan yang dikehendaki. Desain komunikasi visual tidak bisa lepas dari tipograi sebagai unsur pendukungnya. Perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh faktor budaya serta teknik pembuatan. Karakter tipografi yang ditimbulkan dari bentuk hurufnya bisa dipersepsikan berbeda. Rangkaian dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja bisa berarti suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Hal itu dikarenakan terdapatnya nilai fungsional dan nilai estetika
17
dalam suatu huruf. Pemilihan jenis huruf disesuaikan dengan citra yang ingin diungkapkan. Berdasarkan buku The Fundamentals of Creative Design (Ambrose dan Haris, 2003:97), jenis huruf script dirancang untuk mengimitasi/meniru tulisan tangan sehingga ketika dicetak, karakter karakter huruf tampil menyatu. Implementasi tulisan yang ditiru dapat berasal dari tulisan pena, kuas, ataupun tulisan tangan sebaiknya tidak semuanya tampil dalam huruf kapital. Font jenis script ini digunakan dalam karya Saksi Mata Taksi baik sebagai body copy maupun sebagai header. Dalam header, menggunakan tipografi berbasis decorative yang merupakan bagian dari jenis tipografi script. Selain itu, masih dalam buku yang sama The Fundamentals of Creative Design (Ambrose dan Haris, 2003:92), penggunaan tipografi sebagai gambar (simbol atau ikon) dapat berbicara lebih melalui representasi visual daripada hanya sekedar huruf. Huruf bisa memberikan arti yang signifikan apabila ditambahkan ke dalam gambar tersebut. Penggunaan huruf sebagai gambar diterapkan dalam buku “Saksi Mata Taksi”. Berdasarkan buku berjudul “Decorative Typography” (Gordon dan Dodd, 1990:56), hand-drawn typeface membawa rasa kebebasan dan keterlibatan personal. Karena itu, dalam buku “Saksi Mata Taksi” typeface yang banyak digunakan adalah Hand-Drawn Typeface yang merupakan bagian dari jenis tipografi Script agar tidak terlalu serius dan lebih santai.
2.2.1.5 Teori Warna Menurut buku Color Basic (Dameria,2007:7), warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu cahaya, objek, dan observer ( dapat berupa mata si penglihat ataupun alat ukur). Di dalam ruang yang gelap, si penglihat tidak dapat mengenali warna. Begitu juga apabila tidak ada objek yang penglihat dapat lihat maka warna menjadi tidak bisa dikenali.
18
Warna yang digunakan dalam buku “Saksi Mata Taksi” menggunakan warna primer kombinasi dari jingga, biru, hitam, abu - abu. Warna biru identik dengan terpercaya, dapat diandalkan dan berkomitmen. Warna dari lautan dan langit ini dirasa sebagai warna yang ada terus menerus dalam kehidupan sehari-hari manusia. Warna ini membuat tubuhuntuk beristirahat sejenak dan memicu tubuh untuk mengeluarkan zat yang menenangkan diri. Efek warna biru adalah menenangkan dan relaksasi, membantu intuisi atau naluri tubuh. Jingga adalah warna dekat dari merah, warna ini dapat mengesankan asosiasi yang kuat dari sisi negatif atau positif. Jingga adalah warna yang kontroversi. Warna jingga yang cerah mengesankan keceriaan dan warna jingga yang lebih gelap mengesankan kehangatan serta energi.Efek warna ini menstimulasi untuk beraktivitas, menggugah selera makan, dan memicu untuk bersosialisasi. Dalam buku Color Harmony (Chijiwa, 1987:26), kombinasi warna jingga dan biru menghasilkan kesan striking. Cara termudah untuk membuat warna striking adalah menggunakan warna merah sebagai salah satu warna. Sebagai tambahan, skema warna striking sebaiknya kombinasi kontras dari warna terang dan warna gelap. Sedangkan hitam melambangkan kekuasaan dan kekuatan karena hitam bisa membangkitkan kekuatan emosional, warna hitam pada kaos dapat membuat si pemakai terlihat lebih ramping dan lebih modern.. Abu-abu adalah warna intelek, pengetahuan dan kebijaksanaan, diyakini warna ini memberikan kesan abadi, klasik dan kesan mengkilap atau halus pada objek, selain itu warna ini juga mewakili kesan martabat, konservatif, abu adalah warna yang netral maka dari itu desainer sering menggunakan warna ini sebagai background.
2.3 S.W.O.T 2.3.1 Strength -
Melihat berbagai kisah-kisah kejadian di Jakarta
19
-
Konten yang disajikan tidak hanya sekedar teks seperti buku-buku yang sudah ada, namun juga menggunakan elemen-elemen visual
2.3.2 Weakness -
Terlalu banyak jumlah supir taksi dan kisah yang bisa dimasukkan sehingga hanya sebagian kisah saja yang dapat dimasukkan ke dalam buku
2.3.3 Opportunity -
Sangat sulit bahkan menemukan buku mengenai kisah-kisah supir taksi di Indonesia. Sehingga berpotensi menjadi buku yang pertama
-
Dapat menjadi media pembelajaran pengalaman dan komunikasi antara penumpang/pelanggan dan supir taksi/penyedia jasa
-
Menjadi sarana edukasi untuk mengerti berbagai karakter orang di Jakarta
-
Menjadi acuan untuk memahami situasi dan bagaimana untuk bertindak bijak
2.3.4 Threat -
Kurangnya minat membaca dan membeli buku di zaman sekarang
-
Ancaman dari buku berformat elektronik, sehingga membuat buku fisik terancam keberadaannya
20