BAB 2 DATA & ANALISA
2.1 Sumber Data Sumber data yang didapat dalam perancangan komunikasi visual education animation ini, penulis dapatkan dengan memperoleh data-data sebagai refrensi visual yang sesuai dengan tema bersangkutan. Motode yang telah penulis lakukan diantaranya: 1. Literatur e-book Penulis mendapatkan informasi dari electronic book 2. Literatur internet Blogspot.com Trivia teeth Infographic – teeth health 3. Referensi video Sumber dari youtube dan vimeo
2.2 Analisa Kasus 2.2.1 Taksonomi Bloom Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari 3
4
tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
1.
Domain Kognitif
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama berupa adalah Pengetahuan dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6) a.
Pengetahuan (''Knowledge'')
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk. b.
Aplikasi (''Application'')
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram. c.
Sintesis (''Synthesis'')
Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
5
d.
Evaluasi (''Evaluation'')
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb e.
Analisis (''Analysis'')
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan
tingkat
keparahan
dari
setiap
penyebab,
dan
menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
2.
Domain Afektif
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol. a.
Penerimaan (''Receiving/Attending'')
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya. b.
Tanggapan (''Responding'')
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. c.
Penghargaan (''Valuing'')
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku. d.
Pengorganisasian (''Organization'')
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
6
e.
Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (''Characterization by a Value or
Value Complex'') Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.
3.
Domain Psikomotor
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom. a.
Persepsi (''Perception'') Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam
membantu gerakan. b.
Kesiapan (''Set'') Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan
gerakan. c.
Guided Response (Respon Terpimpin) Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks,
termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba. d.
Mekanisme (''Mechanism'') Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga
tampil dengan meyakinkan dan cakap. e.
Respon Tampak yang Kompleks (''Complex Overt Response'') Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari
pola-pola gerakan yang kompleks. f.
Penyesuaian (''Adaptation'') Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat
disesuaikan dalam berbagai situasi. g.
Penciptaan (''Origination'') Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi
atau permasalahan tertentu. (http://wahidatulmunawarah.blogspot.com/2012/05/taksonomi-bloom.html)
7
2.2.2 Definisi Gigi Mulut adalah pintu gerbang pertama dalam sistem pencernaan. makanan dan minuman yang masuk akan di proses terlebih dahulu didalam mulut dengan bantuan gigi, lidah dan saliva. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu. Tidak banyak orang menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan seseorang. (http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2011-2-00215-ds%20bab%201.pdf)
Di Indonesia, laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI menyatakan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah yang tertinggi meliputi 60% penduduk. Penyakit gigi yang banyak diderita masyarakat adalah karies dan penyakit periodontal. Sedangkan berdasarkan laporan Profil Kesehatan Gigi menunjukkan bahwa 62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaannya atau murid sekolah tidak masuk sekolah dengan alasan karena sakit gigi, dengan nilai rata-rata tidak masuk sekolah karena sakit gigi adalah 3,86 hari. Dalam hal ini, bisa dikatakan bahwa penyakit gigi dapat menurunkan produktifitas kerja. (repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19501/5/Chapter%20I.pdf)
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Gigi adalah tulang keras dan kecil-kecil berwarna putih yg tumbuh tersusun berakar di dalam gusi dan kegunaannya untuk mengunyah atau menggigit. Dalam rongga mulut, gigi merupakan salah satu alat bantu untuk menghaluskan makanan, gigi berperan sangat penting dalam proses pencernaan tahap awal. Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Gigi secara garis besar terdiri dari 2 bagian, yaitu mahkota dan akar, mahkota ada bagian gigi yang terlihat dalam mulut,
8
sedangkan akar adalah bagian yang tertanam dalam tulang rahang. Secara struktur, gigi memiliki struktur yang bervariasi serta memilik kegunaan atau fungsinya masing-masing. Gigi terdiri dari email, dentin dan sementum.
Berikut adalah anatomi gigi normal
Gambar 01.Anatomi Gigi Normal Sumber: sciencecrazy1.blogspot.com
Gambar 02. Infographic Fakta Gigi Sumber: visual.ly
9
Bagian-bagian gigi 1. mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi terdiri atas •
Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras
•
Tulang gigi (dentin), didalamnya terdapat saraf dan permbuluh darah
•
Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks
2. Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi 3. Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang akar gigi melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi, semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap melekat pada gusi. yang terdiri dari: •
Lapisan semen, yang merupakan pelindung akar gigi dalam
gusi •
Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi
(http://m.vemale.com/kesehatan/27104-sudah-benar-belum-carasikat-gigimu.html)
Gigi manusia dan pembagian umur Normalnya bayi yang baru lahir tidak mempunyai gigi. tetapi benih gigi sudah ada jauh sebelum bayi lahir. baru pada usia kurang lebih 6 bulan gigi pertama sulung tumbuh dan pada umur kurang lebih 2 tahun gigi lengkap tumbuh. Seorang anak mempunyai gigi sulung 20 gigi, 10 rahang atas dan 10 rahang bawah. Normalnya kita mempunyai 32 gigi tetap yang susunannya. 16 gigi rahang atas dan 16 gigi rahang bawah.
10
Bentuk gigi serta fungsinya: 1. Gigi seri Makanan yang besar tidak langsung dikunyah tetapi dipotong dulu hingga dapat masuk ke rongga mulut. makanan ini di potong oleh gigi seri. gigi seri bentuknya seperti pahat 2. Gigi taring Beberapa makanan harus dicabik-cabik dulu sesudah dipotong, gigi taring bentuknya lancip. 3. Gigi geraham Sebelum ditelan, makanan harus di giling/dihaluskan, fungsi dari gigi Geraham mempunyai permukaan yang berlekuk dan berbenjol-benjol 4. Erupsi gigi Erupsi gigi adalah proses perkembangan gigi yang bergerak dari posisi benih gigi menembus alveolar kedalam rongga mulut, dan beroklusi dengan gigi antagonisnya.
2.2.3 Kelainan Gigi Pada Anak Peran serta orang tua sangat diperlukan di dalam pembimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya karies pada anak. 1. Gigi berlubang Kelainan gigi pada anak yang umum terjadi adalah gigi berlubang. Umumnya, keluhan yang dialami anak saat berkunjung kedokter gigi ialah merasakan sakit disekitar gigi dan gusi, saat pemeriksaan dilakukan, ditemukan bahwa gigi anak mengalami kerusakan yang parah, lubang pada gigi sudah besar dan bengkak yang berefek pada gusi.
11
Proses terjadinya lubang pada gigi dipengaruhi oleh 4 faktor: 1. Kuman Normalnya, kuman juga diperlukan di dalam rongga mulut, tetapi apabila terdapat sisa makanan yang melekat terus di gigi, malah akan memperburuk keadaan gigi sehingga berlubang. 2. Sisa makanan Sisa makanan yang tidak dibersihkan akan membuat lapisan gigi semakin tipis karena asam dan menempel pada email gigi. Menyebabkan gigi cepat berlubang 3. Gigi Susunan gigi yang tidak teratur juga menjadi faktor penyebab gigi berlubang. 4. Waktu Waktu merupakan faktor terakhir dalam gigi berlubang, karena ketiga faktor gigi berlubang diatas, memerlukan proses dalam beberapa waktu yang bersamaan.
2. Plak Plak merupakan lapisan tipis, tidak berwarna, berlendir, yang mengandung bakteri, melekat pada permukaan gigi dan selalu terbentuk di dalam mulut Pembersihan yang kurang baik dapat menyebabkan plak makin melekat dan akan menjadi karang gigi setelah mengalami kalsifikasi (pengapuran). (Putri, Indah N. 2012. Thesis (http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2448/SKRI PSI%20INDAH%20NISITA%20PUTRI.docx?sequence=4.)
Mula-mula terbentuk lapisan sangat tipis. beberapa jam kemudian berkembang menjadi plak, yang akan semakin tebal. biasanya diistilahkan sebagai plak yang semakin matang. proses pematangan ini dibutuhkan waktu sekitar 24 jam. Menurut Trivia
12
teeth, sisa makanan yang terlalu manis dan terlalu asam, jika dalam 20 menit tidak segera dibersihkan, sisa makanan tersebut akan mengalami pengapuran dan berubah menjadi plak, akan susah dibersihkan. (http://www.mayoclinic.com/health/brushing-your-teeth/AN02098
3. Karies
Gambar 03. Proses karies pada gigi Sumber: kedokterangigi.net
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak berlubang.
struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi Jika
tidak
ditangani,
penyakit
ini
dapat
menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa karies gigi sudah ada sejak masa prasejarah. Sebuah tengkorak yang diperkirakan berasal dari satu juta tahun yang lalu dari masa neolitikum
memberi
petunjuk
adanya
karies.
Adanya
peningkatan prevalensi karies sejak masa neolitikum mungkin disebabkan banyaknya konsumsi makanan dari tumbuhan yang banyak mengandung karbohidrat. Sebuah gurdi atau bor dari kayu ditemukan pada masa neolitikum. gurdi tersebut diperkirakan
digunakan
sebagai
pelubang
gigi
untuk
13
mengeluarkan abses dari gigi. Perubahan kebudayaan berupa penemuan teknik pertanian di Asia Selatan dipercayai juga sebagai salah satu peningkat prevalensi karies. Sebuah teks dari Sumeria (5000 SM) menggambarkan sebuah "cacing gigi" sebagai penyebab karies. Bukti pada kepercayaan ini juga ditemukan pada India, Mesir, Jepang, dan Tiongkok. Banyak fosil tengkorak yang dapat menunjukkan adanya perawatan gigi yang primitif. Di Pakistan, sebuah gigi yang diperkirakan berasal dari 5500 SM hingga 7000 SM menunjukkan sebuah lubang yang mungkin disebabkan gurdi gigi. Karies juga dituliskan oleh Homer dan Guy de Chauliac dalam tulisan mereka. Papirus Ebers, sebuah tulisan Mesir kuno (1550 SM) menyebutkan sebuah penyakit gigi.[Selama pemerintahan dinasti Sargonid Assyria pada 668 SM hingga 626 SM, dituliskan bahwa dokter kerajaan memerlukan tindakan pencabutan gigi untuk mencegah penyebaran radang. Selama masa pendudukan bangsa Romawi di Eropa, proses pemasakan makanan menurunkan tingkat terjadinya karies. Pada masa peradaban Yunani dan Romawi dan Mesir, memiliki perawatan untuk meredakan rasa nyeri karena karies. Pada 1890-an, W.D. Miller memulai rangkaian penelitian untuk menyelediki perihal penyakit karies gigi. Ia menemukan bahwa ada bakteri yang hidup di rongga mulut dan mengeluarkan asam sehingga melarutkan struktur gigi ketika terdapat sisi karbohidrat. Penjelasan ini dikenal sebagai teori karies kemoparasitik. Penemuan Miller, bersamaan penelitian terhadap plak gigi oleh G.V. Black dan J.L. Williams,
membuat
sebuah
dasar
sebagai
patofisiologi karies yang diterima hingga kini.
penjelasan
14
Gambar 04. Karies pada gigi Sumber: kedokterangigi.net
Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari asma. Karies merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak. Antara 29% hingga 59% orang dewasa dengan usia lebih dari lima puluh tahun mengalami karies. (http://gilangnurcahyasuargani.blogspot.com/)
Faktor penyebab karies: 1. Gigi dan air ludah, bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyak banyak, dan kental akan mempercepat terjadinya karies 2.Makanan yang dikonsumsi juga menyebabkan karies pada gigi, makanan yang mudah lengket dan menempel di gigi seperti permen dan coklat memudahkan terjadinya karies. 3. Bakteri mempunyai peran dalam pembentukan karies, bakteri berasal dari jenis Streptococcus dan Lactobacillus
15
Gambar 05. Infographic penyakit yang disebabkan oleh penyakit gigi Sumber: dribbble.com
2.2.4 Merawat Gigi Berdasarkan Umur Anak Usia Sekolah (6 – 12 tahun) Motorik halus dan kasar semakin menuju ke arah kemajuan. Oleh karena itu anak lebih dapat diajarkan cara memelihara kesehatan gigi dan mulut secara lebih rinci, sehingga akan menimbulkan rasa tanggung jawab akan kebersihan dirinya sendiri. Beberapa teknik pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang harus diperhatikan pada usia ini adalah: 1. Penyikatan gigi dan pemakaian pasta gigi sudah sepenuhnya dilakukan oleh anak Adapun teknik penyikatan gigi yang dapat diterapkan pada anak usia ini adalah teknik roll. Penyikatan gigi dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pagi setelah makan dan malam sebelum tidur. 2. Pemakaian flossing pada gigi-gigi dengan kontak yang sangat rapat. Orang tua perlu mengajarkan cara penggunaan flossing, agar tidak terjadi luka / trauma pada gusi.
16
3. Pemberian sediaan fluor melalui aplikasi fluor dan obat kumur sudah dapat dilakukan bagi anak-anak yang telah memiliki kemampuan menelan yang baik. Obat kumur dianjurkan bagi anakanak karena pada masa ini resiko karies tinggi. . (e-book: Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini, oleh Eriska Riyanti, drg, Sp. KGA. )
Dari penjelasan di atas, cara merawat gigi secara umum bisa dilakukan sebagai berikut 1. Bersihkan gigi secara teratur. Gigi dibersihkan supaya tidak ada plak yang terbentuk pada gigi, yang bisa menjadi tempat tinggal bakteri pembentuk lubang gigi. 2. Bersihkan mulut secara menyeluruh. Menyikat gigi tidak hanya sekita gigi saja, tapi juga dengan membersihkan area mulut seperti gusi, lidah, pipi lidah . kegiatan ini membutuhkan peralatan berupa benang gigi atau obat 3. Kurangi makanan manis. Makanan manis dapat menjadi sumber makanan bagi bakteri pembentuk lubang gigi, dengan menghindari makanan manis, kemungkinan anak terkena penyakit gigi bisa ditekankan. Perbanyak makanan manis juga bisa membantu menjaga kesehatan gigi diusia dini. 4. Hindari kebiasaan buruk, seperti menggertakan gigi, menggit jari, ngedot dengan menggunakan jempol tangan, menggigit benda yang keras misalnya es batu, pensil, atau penggunaan tusuk gigi (http://www.floss.com/fh_cosmetic_badoralhabits.html) Tusuk gigi memiliki kegunaan seperti dental floss atau mouthwash, namun benda ini tidak ideal digunakan. Penggunaan yang terlalu sering dapat mengakibatkan enamel gigi rusak, sayatan pada gusi, dan yang terburuk gigi bisa tercongkel keluar dari gusi. (http://www.beembee.com/2012/toothpicks-some-facts)
17
Gambar 06. Infographic fakta tentang gigi II Sumber: parkridgedds.com
Gambar 07. Infographic fakta gigi III Sumber: www.behance.net
4. Kontrol rutin ke dokter gigi Ini adalah WAKTU. Dengan memeriksakan kesehatan gigi dan mulut secara teratur ke dokter gigi, waktu yang diperlukan untuk bakteri melakukan aksinya bisa dihentikan. Misalnya butuh sekitar 7 bulanan untuk pembentukan karang gigi, tetapi dengan mengontrol kesehatan gigi per 6 bulan, kita mendahului 1 bulan lebih cepat, dan memaksa bakteri untuk mengulang prosesnya dari awal lagi. menjaga
18
kesehatan gigi mulut anak, dan dengan menjaga dan mengajarkan perawatan gigi pada anak kita, gigi menjadi sehat dan mulut senantiasa fresh. (http://masdab.com/tips-menjaga-kesehatan-gigi-mulut-pada-anak/)
2.2.5 Tips dan Tata Cara Menggosok Gigi Tips yang dalam memilih sikat gigi yang baik dan sehat: 1. Sesuaikan ukuran sikat gigi dengan rongga mulut, terutama untuk menggosok bagian yang sulit di jangkau. Terutama bagi yang memiliki struktur gigi cukup kecil, disarankan gunakan sikat gigi berukuran kecil pula. Bentuk kepala sikat gigi yang berbentuk oval dapat melindungi gusi dari kemungkinan terluka. 2. Pilihlah bulu sikat gigi yang halus. Hal ini berguna untuk melindungi gusi dari kemungkinan terluka ketika menyikat gigi. 3. Sikat gigi dengan pegangan yang cukup lebar dapat membantu untuk menggenggam dengan lebih kuat dan mantap, sekalipun dalam keadaan basah. 4. Jika menggunakan jenis sikat gigi yang memiliki penutup kepala sikat, pastikan penutup sikat memiliki lubang ventilasi udara. Dengan demikian proses tumbuhnya bakteri akibat tingkat kelembaban yang tinggi di kepala sikat dapat terhindari. 5. Batas pemakaian sebuah sikat gigi adalah 3 bulan, jika digunakan lebih dari tempo yang ditentukan, maka berpotensi untuk melukai gusi ketika proses penyikatan berlangsung (http://www.1800dentist.com/how-to-pick-a-toothbrush/. 15-03-13. 21.47) Perlengkapan yang dibutuhkan saat berkumur: 1. Sikat gigi untuk anak, pilihlah sikat gigi yang berukuran kecil dengan tangkai yang mudah di genggam
19
2. Pasta gigi Tidak diwajibkan bagi bayi dan balita, salah satu bahan yang terdapat dalam pasta gigi adalah flouride yang mengandung bahan pelindung permukaan gigi umumnya kandungan flouride dalam pasta gigi cukup terbilang aman, tapi sebaiknya ilihklah pasta dengan kandungan flouride yang sedikit untuk menyikat gigi anak 3. Obat kumur 4. Dental floss Cara menyikat gigi yang baik dan benar
Gambar 08. Cara menyikat yang benar Sumber: kedokterangigi.net
Gambar 09. Arah yang benar saat menyikat gigi www.tumblr.com
Disalin dari modul UKGS untuk kader kesehatan Depkes: 1. Menyiapkan sikat gigi dan pasta yang mengandung flour. banyaknya pasta kurang lebih sebesar biji jagung. 2. Berkumur dengan air bersih sebelum menyikatnya.
20
3. Seluruh permukaan gigi disikat dengan gerakan maju mundur pendekpendek atau memutar selama kurang lebih 2 menit. (sedikitnya 8 kali gerakan setiap 3 permukaan gigi. 4. Sikat lebih seksama pada daerah pertemuan antara gigi dan gusi. 5. Sikat permukaan gusi, lidah dan langit-langit dengan lembut. 6. Posisi sikat gigi kurang lebih 45 derajat di daerah perbatasan antara gigi dan gusi sehingga gusi tidak terluka. 7. Berkumurlah setelah menyikat gigi, cukup sekali saja agar sisa flour masih melekat pada gigi.
Dalam menyimpan sikat gigi, sebaiknya disimpan ditempat terbuka dan terkena udara, agar bakteri tidak berkembang dengan cepat.
2.2.6 Psikologi Warna
Gambar 10. Color Skin Sumber: 1stwebdesigner.com
Menurut J. Linschoten dan Drs.Mansyur, secara psikologi warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda. warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata
ternyata
mampu
mempengaruhi
perilaku
seseorang,
mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya
21
seseorang pada suatu benda. Berikut contoh karakter warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang sebagai berikut : •
Hitam Sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi
lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi). Warna ini melambangkan kehidupan yang terhenti dan peranannya memberi kesan kehampaan, kematian, kegelapan, kebinasaan, kerosakkan dan kepunahan
•
Putih Sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya,
bersih, dan keamanan. Namun, warna ini juga dikaitkan dengan sesuatu yang dingin. •
Abu-abu Merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat
atau kehidupan spesifik. •
Merah Bersifat
menaklukkan,
ekspansif
(meluas),
dominan
(berkuasa), aktif dan vital (hidup), panas membara, peringatan, penyerangan, cinta. Warna ini melambangkan kekuatan kemauan atau cita-cita.
Sifatnya
:
Agresif,
Aktif,
Eksentrik.
Pengaruhnya,
berkemahuan keras, penuh gairah, dominasi. •
Kuning Warna ini melambangkan kegembiraan. Warna ini mempunyai
sifat : Leluasa dan santai, senang menunda-nunda masalah. Berubahubah tapi penuh harapan, mempunyai cita-cita setinggi langit dan semangatnya juga tinggi
22
•
Biru Warna ini melambangkan ketenangan yang sempurna.
Mempunyai kesan menenangkan pada tekanan darah, denyut nadi, dan tarikan nafas. Sementara semua menurun, mekanisme pertahanan tubuh membangun organisme. •
Hijau Mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan
ketenangan dan tempatmengumpulkan daya-daya baru, identik dengan pertumbuhan dalam lingkungan. Menurut J. L Morton, seseorang yang berkerja di lingkungan yang hijau, kemungkinan mengalami penyakit pada perutnya berkurang. •
Pink Warna yang identik dengan wanita, menarik/cantik, gulali.
Warna merah muda dipercaya memberikan rasa tenang, namun menurut penelitian warna pink yang digunakan di sebuah penjara menimbulkan efek gelisah bagi para tahannya. Teori mengenai warna pink dapat menimbulkan perasaan tenang terlihat hanya berlaku sementara dalam waktu yang singkat. •
Orange Merangsang pikiran untuk bersikap gembira, antusias dan
kehangatan. Karena warnanya yang cerah, warna ini disukai oleh anak-anak. Dalam terapi, warna orange ini digunakan untuk menstimulasi kekebalan tubuh, pengobatan. Namun tidak dianjurkan untuk orang yang mudah cemas •
Coklat Warna yang mengesankan hangat, identik dengan musim
gugur, kotor. Warna ini seringkali menunjukan ciri-ciri suka merebut, tidak suka memberi hati, kurang toleran, pesimis terhadap kesejahteraan dan kebahagian masa depan •
Ungu Warna yang identik dengan kesetiaan, kepuasan. Sifatnya sedikit
kurang teliti tetapi selalu penuh harapan.
23
Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 yaitu: •
Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.
Gambar 11. Color hue Sumber: group2project3.wikispaces.com
•
Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
Gambar 12. Value warna Sumber: painting.about.com
•
Saturation/Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
24
Gambar 13. Saturasi pada warna Sumber: southastrodel.com-
(www.ahlidesain.com)
2.4 Target Komunikasi 2.4.1 Target Target primer dalam animasi edukasi ini ialah anak-anak berumur 712 tahun, dengan fokus kisaran 8-10 tahun. Target sekunder adalah orang tua yang memiliki anak yang sedang dalam masa pertumbuhan yang sesuai dengan target primer.
2.4.2 Keadaan Sosial Target berada di antara golongan ekonomi kelas menengah ke atas, tidak membatasi gender.
2.4.3 Psikologis Target cenderung aktif, imajinatif, gemar mendengarkan cerita, membaca, berminat dengan gambar dan warna, dan menonton televisi.
25
2.5 Analisa S.W.O.T 2.5.1 Strength o Banyaknya orang tua yang bergaya hidup modern, kesulitan untuk mengajarkan anaknya cara menggosok gigi yang baik dan benar o Pembelajaran, agar anak tidak hanya membaca dari buku saja, tetapi dapat melihat langsung tata caranya bagaimana dan
diharapkan
anak-anak
bisa
langsung
mempraktekannya o Kurangnya sarana penyampaian pendidikan yang tepat, menarik, dan interaktif mengenai pentingnya kesehatan gigi 2.5.2 Weakness o Kurangnya perananan orang tua dalam membantu anak merawat giginya o Sudah tertanam dalam diri anak-anak bahwasannya apabila sakit gigi, selama tidak terganggu, mereka akan menutupinya dari orang tua. sehingga saat dibawa kerumah sakit, keadaan gigi sudah mulai rusak parah 2.5.3 Opportunity o Sekolah-sekolah mulai mengajak murid-muridnya untuk menggosok gigi dengan teratur o Sehubungan dengan TA, diharapkan dengan animasi edukasi ini anakanak tau bagaimana cara yang baik dalam memelihara gigi 2.5.4 Threat o Produsen makanan berlomba-lomba mengeluarkan produk makanan yang manis yang disukai oleh anak-anak. memungkinkan terjadinya kerusakan pada gigi o Animasi masih di pandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat
26
2.6 Data Pembanding 2.6.1 Data Pembanding Karakter Karakter yang akan digunakan dalam animasi edukasi ini mengambil contoh dari film serial animasi barat
a. Gravity falls
Gambar 14. dipper and mabel Sumber : glancojustticar.deviantart.com
Film ini sering muncul di Disney channel. Karakter ini bisa bersifat cerdik, pintar dan bersemangat. Bentuknya dari mabel sendiri unik, karena rambutrnya yang distorsi panjang dengan bandananya
b. Alice in wonderland
Gambar 15. Alice in wonderland Sumber: pinterest.com
27
Karakter ini sudah dikenal anak-anak. Karakter Alice ini sendiri juga menarik, karakter ini sering memakai dress, dengan rambutnya yang panjang dan bergelombang dan di beberap ilustrasinya, Alice menggunakan bandana atau pita bando.
c. Bubble Guppies
Gambar 16. Bubble Guppies Sumber: preschoolers.about.com
Bubble Guppies ini sendiri juga merupakan film animasi yang berbentuk edukasi. Dimana mereka memberikan informasi kepada anak-anak dengan cara bermain dan belajar. Karakternyapun unik, dengan kepala yang lebih distorsi dan badan yang kecil. Dari beberapa contoh karakter diatas, bisa diambil beberapa point: 1. tiap-tiap karakter tersebut mempunyai ciri khas sendiri. Dimana mereka
mempunyai ikon yang bisa
membuat anak-anak
mengingat tiap karakter, namun memiliki keterikatan bentuk yang agak mirip. Contohnya, tiap karakter punya distorsi dibeberapa bagian, seperti dibagian rambut, mata, atau pun kepala. 2. Penggunaan warnanya tidak terlalu keras. Dalam hal ini penggunaan warna sweet lebih ditonjolkan.
28
Film animasi yang diangkat untuk tugas akhir ini adalalah mengenai suatu cara yang nantinya diajarkan pada anak-anak. Dalam hal ini, penulis memperhatikan betul karakter yang akan digunakan, apakah bisa diterima oleh-anak-anak atau tidak. Kumpulan karakter diatas memberikan tempat dihati anak-anak, baik itu dalam bentuk looks ataupun pengguaan warnanya. Oleh karena itu, bentuk yang digunakan dalam film edukasi “Yuk! Merawat Gigi” ini sendiri akan disesuaikan dengan bentuk yang sudah ada, yang lebih bermain pada warna dan beberapa distorsi pada karakternya.
2.6.2 Data Pembanding Visual Berikut adalah data pembanding visual dalam pembuatan animasi edukasi “Yuk, merawat gigi”.
a. The water cycle
Gambar 17. The water cycle – for kids Sumber: youtube.com/watch?v=BnpiInXPTXI
29
b. The water cycle
Gambar 18. The water cycle – for kids Sumber: youtube.com/watch?v=BnpiInXPTXI
c.Our teeth – types and structure
Gambar 19. Our teeh – types and structure Sumber: youtube.com/watch?v=h8uftKDiFOY8
30
d. How to brush your teeth properly
Gambar 20. How to brush your teeth properly Sumber: youtube.com/watch?v=hDZXSMU21Ak
e. Brush Our Teeth - Nursery Rhymes
Gambar 21. Brush Our Teeth - Nursery Rhymes Sumber: youtube.com/watch?v=36ZrDm7P5hw
31
Gambar diatas merupakan beberapa contoh video animasi edukasi yang ada di dunia maya. Kesimpulan yang ditangkap penulis: 1. Dari keseluruhannya, animasi edukasi ini berkisar waktu antara 3,5 menit – 6 menit. Berisi tentang pembelajaran dengan target audience anak kecil. 2.
tokoh dalam animasi edukasi ini tidak pernah sendiri, selalu ada temannya. Dan kebanyakan terdiri dari cewek dan cowok.
3. Rata-rata film animasi yang berhubungan dengan merawat gigi, hanya seputar bagaimana cara menggosok gigi saja, dan lebih banyak bernyanyi. Sedikit yang membahas tentang perawatan, pencegahan, dan apa saja macam penyakit gigi itu sendiri. Tidak satu paket. 4. Film animasi edukasi yang ditemukan agak membosankan, alurnya terkesan lama dan di panjangkan. Ada beberapa film yang bisa ditemukan interaksinya, dan beberapa tidak.
2.7 Analisa Data Dari data-data yang telah dikumpulkan, penulis menganalisa beberapa point yang nantinya akan menjadi fondasi dalam pengerjaan tugas akhir ini.
1. Dari data taksonomi bloom, penulis berpegang pada landasan Domain Afektif yang disusun oleh Bloom bersama David Krathwol. Dimana point tersebut terdiri dari : a. Target diharapkan menyadari fenomena yang sering atau pernah terjadi di sekitarnya. b. Dalam film animasi edukasi ini, adanya reaksi atau tanggapan terhadap fenomena tersebut. Dan target diharapkan ikut berpartisipasi menanggapinya, dan memberikan reaksi terhadap fenomena itu.
32
c. penilaian dilakukan sepanjang film melalui karakter yang terdapat dalam film yang akan dibuat. Target akan ikut menilai apakan fenomena yang terjadi bisa diterima atau tidak. d. penilaian yang terdapat di dalam film dan interaksi yang dilakukan oleh target nantinya akan memberikan suatu penyelesaian dari fenomena atau konflik yang terdapat dalam film animasi edukasi ini. e. interaksi yang dilakukan didalam film animasi edukasi ini nantinya diharapkan bisa mengubah gaya hidup target dalam menanggapi fenomena ang terjadi di dunia nyata yang mana fenomena itu sering terjadi disekitarnya. 2. Dari data film animasi edukasi yang dikumpulkan, penulis juga menggambil beberapa point yang akan menjadi landasan untuk membuat film animasi edukasi ini. a. Pengenalan masalah di awal cerita. Sesuai landasan domain afektif diatas, target diberikan arahan terlebih dahulu, menyadari konflik yang ada di film tersebut. b. Adanya karakter. Karakter terdiri dari 2 orang karakter utama, dan 1 karakter pembantu, dimana karakter pembantu ini yang akan menjelaskan masalah terjadi. c. Narator. Narator berperan besar dalam menjelaskan masalah yang terjadi. Narator juga nantinya berinteraksi dengan target.