BAB 2
DATA & ANALISA
2.1 Sumber Data Sumber data penulis peroleh dari Internet, Video, Media Cetak dan Wawancara. Semua sumber merupakan bahan-bahan untuk memperkuat data untuk cerita dan visual dalam pembuatan film animasi pendek ini. 2.1.1 Internet Pengambilan sumber data dari internet banyak diperoleh dari Website, E-Book, article, Video ( youtube.com, vimeo.com, disneyanimation.com ) dan Blog yang dapat dipercaya. 2.1.2 Media Cetak Pengambilan sumber data dari Media Cetak untuk memperkuat penulis menggunakan buku
konsep dan teori ,
MONKEY PORTRAITS ( Jill Greenberg ), THE
ANIMATORS SURVIVAL KIT ( Richard Williams ) 2.1.3 Video Sumber data yang diperlukan juga banyak diperoleh dari video-video, sebagai contoh: Tarzan, Tekkonkinkreet, Apres la pluie, dll 2.1.4 Wawancara Wawancara penulis lakukan dengan seorang pawang monyet yang sedang bekerja dipinggir jalan.
3
4
2.2 Data Umum
2.2.1 Sejarah Topeng Monyet Topeng monyet adalah kesenian tradisional yang dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Pertunjukan topeng monyet juga dapat dijumpai di India, Pakistan, Thailand, Vietnam, Cina, Jepang, dan Korea. Jenis kesenian ini melibatkan seorang pawang yang melatih monyetnya untuk melakukan berbagai aktivitas yang meniru tingkah laku manusia, misalnya mengenakan pakaian, berdandan dan pergi belanja. Monyet yang digunakan di Indonesia biasanya adalah spesies Macaca Fascicularis. Monyet yang melakukan atraksi-atraksi ini diiringi dengan musik yang dimainkan olah satu atau beberapa orang. Alat musik yang dimainkan biasanya berupa gendang kecil yang dimainkan dengan satu tangan sedangkan tangan yang lain memegang tali pengikat monyet. Pertunjukan ini dimainkan secara berkeliling dari satu tempat ke tempat lain di daerah kawasan permukiman. Penontonnya kebanyakan anak-anak. Karena itu, kedatangan rombongan topeng monyet selalu disambut gembira oleh anakanak. Kegembiraan anak-anak ini menjadi rezeki bagi rombongan topeng monyet. Uang saweran dari warga merupakan sumber nafkah mereka menghidupi keluarga.
Gambar 2.01 Topeng Monyet Sumber Gambar : antarafoto.com Wahyu Putro ( 2009) Foto Antara. Diakses mei 2013 dari ”http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1254223516/topeng-monyet”
5
2.2.2 Macaca Fascicularis
Dewasa ini terdapat lebih dari 30 marga monyet dan jumlah ini terbagi lagi kira-kira menjadi 130 jenis monyet yang ada, terdapat 19 jenis Macaca, dan salah satunya adalah Macaca fascicularis atau dalam bahasa Indonesia di sebut Monyet Ekor Panjang. Macaca fascicularis atau Monyet Ekor Panjang termasuk ke dalam ordo Primata dan masuk dalam famili Cercopithecidae, secara lengkap taksonomi Monyet Ekor Panjang ini menurut Napier (1967) adalah: Phylum
: Chordata
Subphylum
: Vertebrata
Classis
: Mammalia
Subclassis
: Eutheria
Ordo
: Primata
Family
: Cercopithecoidae
Subfamily
: Cercopithecinae
Genus
: Monyet Ekor Panjang
Spesies
: Macaca fascicularis (Napier, 1967)
Gambar 2.02 Macaca Fascicularis Sumber Gambar: Columbia.edu Introduced Species Summary Project. Diakses Juli 2013 dari “http://www.columbia.edu/itc/cerc/danoffburg/invasion_bio/inv_spp_summ/Macaca_fascicularis.htm”
6
2.2.2.1 Morfologi
Ciri-ciri umum monyet ekor panjang adalah sebagai berikut : panjang tubuh dewasa berkisar antara 400-500 mm, dengan panjang ekor berkisar 400-500 mm, panjang telapak kaki belakang berkisar antar 120-140 mm sedangkan tengkora knya memiliki ukuran sekitar 120 mm dengan panjang telinga 3-3,33 mm dan mempunyai berat tubuh 3-6,5 kg (Anonim, 1978)
Dalam hidupnya monyet ekor panjang ini melewati fase pergantian warna tubuh, yaitu fase bayi dengan warna tubuh oranye dan fase dewasa dengan warna tubuh yang coklat keabu-abuan dan kemerah-merahan. Rambut diatas kepala tumbuh ke arah belakang, kadang-kadang membentuk jambul dan rambut yang terdapat pada pipi menjurai di mukanya. Pada bagian mata selalu ada kulit yang tidak berbulu berbentuk seperti segitiga (Veer & Carter, 1978 dalam Setiana, 1994).
Perbedaan antara jantan dan betina, secara morfologis terletak pada perkembangan alat kelamin sekunder. Sedangkan kelompok umur pada monyet dibedakan berdasarkan ukuran tubuh dan aktifitas hariannya. Pada jantan dewasa (Adult male) mempunyai ukuran tubuh relatif besar sekitar 5-9 kg, tegap dan kuat serta lebih agresif dan lincah. Mempunyai bagian dada yang lebar mengecil pada bagian pinggang, bulu pada bagian muka lebih panjang daripada individu betina. Jantan dewasa memiliki penis yang kecil dengan scrotum yang berbentuk tombol bundar. Pada betina dewasa (adult female) memiliki ukuran tubuh 50-75% dari ukuran jantan dewasa yaitu sekitar 3-6 kg. Kelenjar mammae berkembang dengan baik serta prilaku yang lebih tenang. Individu pradewasa mempunyai ukuran tubuh yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan individu dewasa dengan warna tubuh yang lebih kecoklat-coklatan dan belum mempunyai rambut yang berbentuk jambul pada kepalanya. Individu yang tergolong anak (juvenil) mempunyai ukuran tubuh lebih kecil daripada individu pradewasa, sudah lepas dari induknya (bergerak secara independent), dan biasanya mempunyai tingkah laku bermain yang lebih menonjol dari individu kelompok umur lainnya. Sedangkan individu yang masih bayi berwarna oranye terlihat jelas berada di dalam gendongan betina dewasa ataupun
7
menggelantung pada perut (Napier & Napier, 1978).
Salah satu ciri khas monyet ini adalah bantalan keras dari kulit tebal pada pantat yang disesuaikan terhadap lamanya waktu tidur di dahan pohon. Bantalan yang disebut kapal pantat ini melekat langsung pada bagian bawah pinggul. Maka tidak ada urat syaraf atau pembuluh darah yang terhimpit, sehingga tungkai monyet ini tidak akan “kesemutan” bial berat badannya menekan bantalan tadi. (Eimerl & DeVore, 1978).
Cara bergerak Monyet Ekor Panjang pada umumnya adalah quadropedal (bergerak dengan menggunakan keempat anggota badan). Selain itu, pergerakan juga dilakukan dengan cara melompat, memanjat, bipedalisme (gerakan dengan menggunakan dua kaki), dan brakiasi (gerakan dengan dua tangan untuk menggantung). Bipedalisme biasa terjadi saat tangan memegang makanan, oleh karena itu Monyet Ekor Panjang dapat bergerak bebas di permukaan tanah maupun di pepohonan. Proporsi waktu yang digunakan untuk aktifitas di permukaan tanah dan pepohonan bervariasi.dalam dan antar kelompok. Selama pergerakan di cabangcabang pohon, tangan bersifat digitigrade (Napier & Napier, 1967). Eisenberg et al. (1979: 468) menyebutkan bahwa aktifitas harian Monyet Ekor Panjang sebagian besar dilkukan di permukaan tanah (semi terestrial).
2.2.2.2 Makanan
Macaca fascicularis atau Monyet Ekor Panjang mempunyai keanekaan makanan jauh lebih bayak daripada lutung. Hewan ini termasuk omnivora, yaitu pemakan segala. Induk Monyet Ekor Panjang yang sedang menyusui biasanya tidak mendapat banyak gangguan dari individu lain dalam mencari makan. Monyet Ekor Panjang dewasa memiliki jenis makanan yang bervariasi antara lain sepeti daun-daunan, bunga-bungaan, buah-buahan, hewan laut sperti kepiting, serangga dan juga sisa makanan dari berbagai jenis, seperti remahan roti, kue, nasi, dan lain-lain. Sisa-sisa makanan ini didapat pada saat banyak pengunjung yang mebuang atau memberikan makanan di sekitar Taman Wisata.
Keadaan lingkungan dimana terdapat keanekaan komunitas yang sangat berpengaruh
8
terhadap persediaan bahan makanan Monyet Ekor Panjang. Di hutan peralihan, hutan pantai dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun cukup banyak persediaan makanan bagi Monyet Ekor Panjang. Akan tetapi komposisinya tidak selamanya tetap, selalu berubah tergantung habitat dan diversitas tumbuhannya, satwa liar lain dan faktor abiotik seperti iklim, curah hujan, cuaca, suhu lingkungan, dan lain-lain mempengaruhi persediaan makanan.
Macaca Fascicularis. Diakses 25 Juni 2013 dari “http://20thcentury alghumayda.blogspot.com/2010/01/macaca-fascicularis.html”
2.2.3 Pengamen
Dalam sejarahnya, pengamen telah ada sejak abad pertengahan terutama di Eropa bahkan di kota lama London terdapat jalan bersejarah bagi pengamen yang berada di Islington, London. Pada saat itu musik di Eropa berkembang sejalan dengan penyebaran musik keagamaan yang kemudian dalam perkembangannya beberapa pengamen merupakan sebagai salah-satu landasan kebudayaan yang berpengaruh dalam kehidupan umat manusia.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia “ngamen” terdiri dari dua pengertian, pertama sebagai kegiatan keliling bermain musik dengan mengharapkan bayaran, kedua sebagai kegiatan pergi melaut mencari ikan. Dalam kamus online pengamen ditulis sebagai “beg while singing playing musical instruments or reciting prayers, atau be persistent (memaksa). Pengertian-pengertian yang diberikan dalam beberapa kamus pengertiannya hampir sama. Kegiatan bermain musik dari satu tempat ke tempat lain dengan mengharapkan imbalan sukarela atas pertunjukan yang mereka suguhkan. Namun karya yang mereka suguhkan berbeda-beda, baik dari segi bentuk dan kualitas maupun performanya. Pengamen: Dulu dan Sekarang. Diakses 25 Juni 2013 dari: “http://antonsaputrakelana.blogspot.com/2013/05/pengamen-dulu-dansekarang.html”
9
2.3 Data Pembanding
2.3.1 Presto
Presto adalah Film Animasi pendek, yang menceritakan seorang pesulap akan berpentas dengan kelinci yang tidak bersahabat sehingga terjadi perseteruan antar mereka didepan para penonton.
Gambar 2.03 Presto Sumber Gambar : pixarplanet.com Studio : Pixar Rilis : June 10, 2008 Durasi : 5 menit Pixar ( 2008 ) Presto, Short Movie, diakses July 2013 dari, http://www.pixarplanet.com
10
2.3.2 Apres La Pluie Apres La Pluie adalah sebuah film pendek buatan Gobelins yang mengisahkan seorang lelaki yang memancing digenangan air menggunakan pisang sebagai umpannya. Hingga akhirnya anak laki-laki tersebut mendapatkan ikan raksasa yang malah mengejar balik anak laki-laki tersebut.
Gambar 2.04 Apres La Pluie Sumber Gambar : digitalthink.fr Studio : Gobelins Rilis : November 2008 Durasi : 3 menit Digitalthink.fr ( 2008 ) Apres La Pluie, Short Movies, diakses mei 2013 dari, http://www.digitalthink.fr
11
2.3.3 Larva
Larva adalah program acara animasi anak yang mengisahkan tentang dua ekor larva yang tinggal di saluran air yang kotor. Film animasi tanpa dialog ini menampilkan cuplikan-cuplikan pendek dari para larva dengan tingkah-tingkah konyol mereka.
Gambar 2.05 Larva Sumber Gambar : hancinema.net
Studio : Mondo Rilis : 2009 Durasi : 2 menit
Mondo ( 2009 ) Larva, TV Short Movies, diakses mei 2013 dari, http://www.hancinema.net
12
2.3.4 Tarzan
Film Animasi yang menceritakan seorang pria yang dibesarkan oleh sekumpulan Gorilla, dimana ia harus memutuskan hidupnya kemana ketika ia disadarkan bahwa dirinya adalah manusia.
Gambar 2.06 Tarzan SumberGambar : imdb.com Studio : Walt Disney Rilis : June 18, 1999 Genre : Animation, Adventure, Drama, Family, Romance
Imdb( 1999 ) Tarzan, Movies, diakses mei 2013 dari, http://www.imdb.com
13
2.4 Target Audience 2.4.1 Target Primer
Demografi
: Laki - laki dan perempuan , 16 - 26 tahun, semua kalangan
Psikografi
: Menyukai film animasi dan menyukai binatang
Geografi
: Berada di kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dll
2.4.2 Target Sekunder
Demografi : Laki - laki dan perempuan , <16 atau 26 keatas, kalangan anak-anak dan orang orang tua.
Psikografi : Terbuka dengan hal baru Geografi : Selain kota besar
2.5 ANALISA S.W.O.T
2.5.1 Strength
Kekuatan dalam film animasi pendek ini adalah emosi yang timbul dan menyadarkan kepada penonton tentang arti sebuah persahabatan dari sebuah cerita yang divisualkan dalam media 2D.
2.5.2 Weakness
Kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang relative lama untuk membuat background yang menarik dan animasi 2D yang masih kasar.
2.5.3 Opportunities
Peluang dalam film animasi pendek ini cukup besar, karena belum pernah ada
14
sebelumnya film animasi lokal yang menyinggung topeng monyet. Penulis sendiri mengembangkannya dalam visual yang menarik dimana karakter pawang monyet diperankan oleh perempuan kecil yang lucu.
2.5.4 Threats
Keterbatasan waktu atau management waktu yang terbatas sehingga tidak menjadikan film animasi pendek ini maksimal.
2.5.5 Faktor pendukung :
1. Tingginya minat masyarakat saat ini terhadap tayangan animasi. 2. Tingginya minat anak terhadap binatang. 3. Banyaknya tutorial yang mendukung 4. Teknologi yang mendukung pembuuatan animasi 2D.
2.5.6 Faktor penghambat :
1. Keterbatasan waktu dalam pembuatan animasi 2D 2. Tidak semua kalangan dapat menikmati animasi karena tidak semua kalangan menyukai binatang 3. Pandangan umum bahwa animasi adalah tontonan anak-anak 4. Waktu yang lama dalam pembuatan animasi 2D